Oleh
Nama : Chindy F. Rorong
Nim : 19142010222
A. Definisi
5. Paru-paru
Merupakan sebuah alat yang sebagian besar teridiri dari gelembung-gelembung
(alveoli). Aelembung alveoli ini terdiri dari sel epitel dan sel endotel.
Pernapasaan paru-paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondiokasida
yang terjadi pada paru-paru atau pernapasan eksternal, oksigen di ambil oleh sel
darah merah dibawa ke jantung disampaikan ke seluruh tubuh.
Fisiologi sistem pernapasan adalah fungsi utama respirasi adalah
memperoleh oksigen untuk digunakan oleh sel tubuh dan mengeluarkan karbon
dioksida yang diproduksi oleh sel. Paru memiliki peran utama dalam proses
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida antara udara dan darah. Anatomi jalan
nafas, mekanik otot pernafasan dan kerangka fostae,sifat alami alveolus
kapiler,sirkulasi pulmonal, metabolism jaringan dan fontrol neuromusfular
terhadap venilasi merupakan faktor-fakor yang mempengaruhi pertukaran gas.
Udara memasuki paru saat tekanan dalam rongga thoraks lebih rendah
dibandingkan tekanan atmosfer. Saat respirasi,tekanan negatif di dalam rongga
thoraks terjadi akibat kontraksi dan gerakan diafragma kearah bawah.
1. Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer kedalam
alveoli atau alveoli keatmosfer, dalam proses ventilasi ini terdapat beberapa hal
yang mempengaruhi diantaranya adalah perbedaan tekanan antar atmosfer
dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah.
2. Difusi Gas
Merupakan pertukaran antara oksigen alveoli dengan kapiler paru dan CM2
kapiler yang dapat mempengaruhi, diantaranya pertama luasnya permukaan
oaru. Kedua, tebal membaran respirasi/premeabilitas yang terdiri dari epitel
alveoli dan intestinal keduanya.
3. Transportasi Gas
Merupakan transportasi antara M2 kapiler kejaringan tubuh dan CM2 jaringan
tubuh kapiler. Proses transpotasi, M2 akan berkaitan dengan Hb membentuk
oksihemoglobin, dan larutan dalam plasma.
C. Etiologi
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri,virus, dan jamur. Gakteri
penyebabnya antara lain dari genus streptokokus,stafilokokus,
pnemokokus,hemofilus, dan virus penyebab antara lain golongan
mikovirus,adenovirus. Gakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab
ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan strepkokus serta virus influenza yang di
udara bebaskan masuk dan menempel pada saluran pernapasan bagian atas yaitu
tenggorokan danb hidung. Giasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-
anak usia dibawah 2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna.
Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan resiko serangan
ISPA. Geberapa faktor lain yang diperkirakan berkonttribusi terhadap kejadian
ISPA pada anak adalahnya rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan
buruknya sanitasi lingkungan.
D. Klasifikasi
Program pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
1. Pneumonia berat: ditandai sefara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
kedalam (fhest indrawing).
2. Pneumonia : ditandai sefar klinis oleh adannya napas cepat
3. Bukan pneumonia : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disetai
demam,tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas fepat.
Rinofaringitis, faringitis, dan tonsilitas tergolong bukan pneumonia.
Gerdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.
E. Patofisiolgi
F. Manifestasi Klinis
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam adanya
obstruksi hidung dengan sefret yang enfer sampai dengan membantu saluran
pernapasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau.
Tanda dan gejala
1. Pilek biasa
2. Keluar sekret fair dan jernih dari hidung
3. Kadang bersin-bersin
4. Sakit tenggorokan
5. Gatuk
6. Sakit kepala
7. Sekret menjadi kental
8. Demam
9. Nause
10. Muntah
11. Anoreksia
Penyakit ISPA adalah yang sangat menular, hal ini timbul karena
menururnnya sistem kekebalan atau daya tahan tubuh, misalnya karena kelelahan
atau stress. Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal
dalam hidung, yang kemudian diikuti bersin terus-menerus, hidung tersumbat
dengan ingus enfer serta demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung
tampak merah dan membengkak. Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi
kental dan sumbatan di hidung bertambah. Gila tidak terdapat
komplikasi,gejalanya akan berkurang sesudah 3-5 hari. Komplikasi yang mungkin
terjadi adalah sinusitis, faringitis,infeksi telinga tengah, infeksi saluran tuba
eustafhi, hingga bronkhitis dan pneumonia (radang paru).
Pada umunyan suatu penyakit saluran pernapsan dimulai dengan keluhan-
keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalan penyakit mungkin gejala-
gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan
kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Gila sudah dalam kegagalan
pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun
demikian mortalitas masih tinggi,maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak
menjadi lebih berat dan yang sudah berat fepat-fepat ditolong dengan tepat agar
tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda
laboratorius.
Tanda-tanda Klinis
1. Pada sistem respiratorik adalah : tafhypnea,napas tak teratur (apnea), retraksi
dinding thorak, napas fuping hidung, fyanosis, suara napas lemah atau hilang,
gunting expiratoir dan wheezing.
2. Pada sistem fardial adalah : tafhyfardia, bradyfardia, hypotensi dan fardiaf
arrest.
3. Pada sistem ferebral, gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,bingung,papil
bendang,kejang dan koma.
Tanda-tanda laboratoris
1. Hypoxemia
2. Hyprfapina dan
3. Afydosis (metabolif dana tau respiratorik)
G. Komplikasi
ISPA (saluran pernapasan akut sebenarnya merupakan self limited disease
yang sembuh senidiri dalam 5 » 6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain, tetapi
penyakit ISPA yang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang baik
dapat menimbulkan penyakit seperti : semusitis paranosal, penutuban tuba
eustachi, lanyingitis, trafheitis, bronfhitis, dan brhonfo pneumonia dan berlanjut
pada kematian adanya sepsis yang meluas (Qhaley and Qong,2000).
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi (foto torak) adalah untuk mengetahui penyebab dan
mendiagnosa sefara tepat
2. Pemeriksaan RSV adalah untuk mendiagnosis RSV (respiratori sinisial virus).
3. Aas darah arteri yaitu untuk mengkaji perubahan pada sistem saluran
pernapasan kandungan oksigen dalam darah.
4. Jumlah sel darah putih normal atau meningkat
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Tn. H
b. Jenis kelamin : Laki-Laki
c. Usia : 72 Tahun
d. Status perkawinan : Kawin
e. Agama : Kristen Protestan
f. Suku bangsa : Indonesia
g. Pendidikan Terakhir : SD
h. Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
i. Pekerjaan : -
j. Alamat : Puruk, 7 Oktober 1950
k. Diagnosa medis : ISPA
2. PENANGGUNG JAWAB
a. Nama : Ny. A
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Usia : 30 Tahun
d. Hubungan dengan pasien : Anak
e. Pendidikan Terakhir : SMA
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Alamat : Sangga Buana 2 No.67b
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang : Pasien mengatakan batuk dan demam kurang
lebih 3 hari Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Pasien
mengatakan tidak tau tentang penyakit yang diderita nya.
b. Riwayat kesehatan masa lalu : 1 tahun yang lalu pasien tidak pernah
mengalami sakit yang parah hanya pusing dan sakit perut biasa.
c. Riwayat kesehatan keluarga : Pasien Mengatakan Keluarganyan Tidak ada
yang menderita penyakit seperti yang dia alami
4. DATA FISIOLOGIS-PSIKOLOGIS-PERILAKU-
RELASIONALLINGKUNGAN
a. Data Fisiologis
1) Respirasi : 21x/menit
2) Nutrisi dan Cairan :
- Sebelum MRS : Pasien Mengatakan Minum air 1,5-2 Liter/hari dan
makan 3x/hari
- Sesudah MRS : Pasien Mengatakan Minum air 1,5-2 Liter/hari dan
makan 3x/hari
3) Eliminasi :
- Sebelum MRS : Pasien mengatakan BAB 2x sehari
- Sesudah MRS : Pasien Mengatakan BAB 2X Sehari
4) Aktivitas dan istirahat :
- Sebelum MRS : Pasien Mengatakan tidur 6-7 jam/hari
- Sesudah MRS Pasien Mengatakan tidur 6-7 jam/hari
5) Reproduksi dan seksualitas : Normal
b. Data Psikologis
1) Konsep Diri : Gambaran diri : Pasien mengenal dirinya,
2) Ideal diri : pasien ingin cepat sembuh dari penyakit yang diderita,
3) Identitas diri : Pasien adalah seorang laki-laki,
4) Harga diri : Pasien sangat diperhatikan oleh keluarganya dan merasa
dihargai.
5) Peran : Pasien kepala rumah tangga,
6) Emosi :Stabil, Adaptasi: Baik,
7) Mekanisme Pertahanan Diri :Meluapkan emosi dengan aktivitas
seperti membersihkan pekarangan rumah
c. Data Prilaku
1) Kebersihan diri : Badan kurang bersih dan kurang rapi
5. PENGKAJIAN FISIK
a. Umum Keadaan
1) Kesadaran : Compos menthis
2) TB/BB : 150 cm, 48 kg
3) Warna kulit : sawo matang
4) Nadi : 94 x/menit
5) Suhu : 39 oC
6) Respirasi : 21 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher : Normal
2) Mata : Tn.Z mengatakan pandangan kabur
3) Hidung : Normal
4) Telinga : Fungsi pendengaran pasien berkurang karena faktor usia
5) Mulut : Normal
6) Thorak : Normal
7) Abdomen : Normal
8) Genitourinaria : Normal
9) Muskuloskeletal : Normal
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7. THERAPY MEDIC
8. ANALISA DATA
ketika perawat
5. menjelaskan tentang
Defisit Pengetahuan
penyakitnya
6. Klien tampak tidak bisa
menjelaskan tentang
penyakitnya itu, ketika
disuruh menjelaskan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan napas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam jalan
napas dibuktikan dengan Pasien mengatakan batuk sejak 3 hari lalu
2. Hipertermia berhubungan dengan Peningkatan laju metabolisme di buktikan
dengan pasien mengatakan mengatakan dirinya demam sejak 3 hari yang lalu
3. Defisit pengetahuan berhungan dengan klien menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah
RENCANA TINDAKAN
- Mengajarkan Teknik
batuk efektif
Hasil: klien tampak
mengikuti.