Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan pada Tuan H dengan Penyakit ISPA

Oleh
Nama : Chindy F. Rorong
Nim : 19142010222

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS


PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran


pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau
bakteri, virus, maupun reketsia atau tanpa disertai dengan radang parenkim paru.
ISPA adalah masuknya mikroorganisme (bakteri,virus,riketsia) ke dalam saluran
pernapasan yang menimbulkan hejala penyakit yang dapat berlangsung sampai 19
hari.

ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 19 hari.


Pang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai
gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus,ruang telinga
tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya
bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan
antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumonia bila infeksi paru ini
tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibatkan kematian.

ISPA merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang menyebar


melalui udara. Penyakit ini dapat menular pada apabila virus atau bakteri yang
terbawa dalam droplet terhirup oleh orang sehat. Droplet penderita dapat isebarkan
melalui batuk atau bersin. Proses terjadinya penyakit setelah agent penyakit
terhirup berlangsung dalam masa inkubasi selama 1 sampai 9 hari untuk
berkembang dan menimbulkan ISPA. Apabila udara mengandung zat-zat yang
tidak diperlukan manusia dalam jumlah yang membahayakan oleh karena itu
kualitas lingkungan udara dapat menentukan berbagai mafam transmisi penyakit
(Shibata et al dalam Nur,Sonia A.2017).
B. Anatomi Fisiologi.
Sistem pernapasan terutama berfungsi untuk pengambilan oksigen (M2).
Paru dihubungkan dengan lingkungan luarnya melaui serangkaian saluran,
berturut- turut, hidung,faring,laring,trakea dan bronkus, saluran- saluran itu relatif
kaku dan tetap terbuka, keseluruhannya merupakan bagian konduksi dari sistem
pernapasan, meskipun fungsi utama pernapasan utama adalah pertukaran oksigen
dan karbondioksida, masih ada fungsi tambahan lain, yaitu tempat menghasilkan
suara, meniup ( balon, kopi/ the panas,tangan,alat musik, dan lain sebagainnya).
Tertawa, menangis,bersin,batuk omostatik (PH darah)otot-otot pernapasan
membantu kompresi abdomen. Lingkungan adalah komponen dalam paradigm
keperawatan yang mempunyai implikasi sangat luas bagi kelangsungan. hidup
manusia, khususnya menyangkut status kesehatan seseorang. Lingkungan yang
dimaksud dapat berupa lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh, baik
sefara langsung maupun tidak langsung pada individu kelompok atau masyarakat,
sepertilingkungan yang bersifat biologis, psikologis, sofial,fultural, spiritual,
iklim,dan lain- lain.
Jika keseimbangan lingkungan ini tidak dijaga dengan baik maka dapat
menyebabkan berbagai mafam penyakit.
QHM menuturkan, ISPA merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada
pada anak di negara yang sedang berkembang. Infeksi saluran pernapasan akut ini
menyebabkan empat dari 15 juta perkiraan kematian pada anak berusia di bawah 5
tahun pada setiap tahunnya dan sebanyak dua pertiga dari kematian tersebut terjadi
pada bayi. Penyakit ISPA masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang utama.
1. Hidung/naso : nasal
Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2 saluran udara yang
pertama, mempunyai 2 lubang (kavumrasi) dipisahkan oleh sekat hidung
( septum nasi), terdapat bulu ‖ bulu yang berguna untuk menyaring udara debu,
dan kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.
2. Faring
Merupakan tempat persimpanan anatara jalan makan, yang berbentuk seperti
pipa yang memiliki otot, memanjang mulai dari dasar tengkorak sampai dengan
osofagus.
3. Laring
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan atau penghasil
suara yang dipakai berbifara dan beryanyi, terletak didepan bagian faring.
4. Trakea
Panjang tenggorokan kira- kira panjangnya 9 cm, trakea berupa cincin tulang
rawan yang diikat bersama oleh jaringan lingkaran fibrosa.

5. Paru-paru
Merupakan sebuah alat yang sebagian besar teridiri dari gelembung-gelembung
(alveoli). Aelembung alveoli ini terdiri dari sel epitel dan sel endotel.
Pernapasaan paru-paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondiokasida
yang terjadi pada paru-paru atau pernapasan eksternal, oksigen di ambil oleh sel
darah merah dibawa ke jantung disampaikan ke seluruh tubuh.
Fisiologi sistem pernapasan adalah fungsi utama respirasi adalah
memperoleh oksigen untuk digunakan oleh sel tubuh dan mengeluarkan karbon
dioksida yang diproduksi oleh sel. Paru memiliki peran utama dalam proses
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida antara udara dan darah. Anatomi jalan
nafas, mekanik otot pernafasan dan kerangka fostae,sifat alami alveolus
kapiler,sirkulasi pulmonal, metabolism jaringan dan fontrol neuromusfular
terhadap venilasi merupakan faktor-fakor yang mempengaruhi pertukaran gas.
Udara memasuki paru saat tekanan dalam rongga thoraks lebih rendah
dibandingkan tekanan atmosfer. Saat respirasi,tekanan negatif di dalam rongga
thoraks terjadi akibat kontraksi dan gerakan diafragma kearah bawah.
1. Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer kedalam
alveoli atau alveoli keatmosfer, dalam proses ventilasi ini terdapat beberapa hal
yang mempengaruhi diantaranya adalah perbedaan tekanan antar atmosfer
dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah.
2. Difusi Gas
Merupakan pertukaran antara oksigen alveoli dengan kapiler paru dan CM2
kapiler yang dapat mempengaruhi, diantaranya pertama luasnya permukaan
oaru. Kedua, tebal membaran respirasi/premeabilitas yang terdiri dari epitel
alveoli dan intestinal keduanya.
3. Transportasi Gas
Merupakan transportasi antara M2 kapiler kejaringan tubuh dan CM2 jaringan
tubuh kapiler. Proses transpotasi, M2 akan berkaitan dengan Hb membentuk
oksihemoglobin, dan larutan dalam plasma.

C. Etiologi
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri,virus, dan jamur. Gakteri
penyebabnya antara lain dari genus streptokokus,stafilokokus,
pnemokokus,hemofilus, dan virus penyebab antara lain golongan
mikovirus,adenovirus. Gakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab
ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan strepkokus serta virus influenza yang di
udara bebaskan masuk dan menempel pada saluran pernapasan bagian atas yaitu
tenggorokan danb hidung. Giasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-
anak usia dibawah 2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna.
Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan resiko serangan
ISPA. Geberapa faktor lain yang diperkirakan berkonttribusi terhadap kejadian
ISPA pada anak adalahnya rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan
buruknya sanitasi lingkungan.

D. Klasifikasi
Program pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
1. Pneumonia berat: ditandai sefara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
kedalam (fhest indrawing).
2. Pneumonia : ditandai sefar klinis oleh adannya napas cepat
3. Bukan pneumonia : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disetai
demam,tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas fepat.
Rinofaringitis, faringitis, dan tonsilitas tergolong bukan pneumonia.
Gerdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.
E. Patofisiolgi

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah


tercemar,bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan,oleh karena itu
maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Gorne Disease. Penularan melalui
udara dimaksudkan adalah fara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan
penderita maupun dengan benda terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui
udara dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit
yang sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang
mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab.
Walaupun saluran pernapasan atas (akut) secara langsung dari lingkungan,
namun infeksi relatif jarang terjadi berkembang menjadi infeksi saluran
pernapasan bawah yang mengenai bronfhus dan alveoli.
Terdapat beberpa mekanisme protektif di sepanjang saluran pernapasan
untuk menfegah infeksi, refleksi batuk mengeluarkan benda asing dan
mikroorganisme, dan membuang mufus yang tertimbun, terdapat lapisan
mukosilalis yang terdiri dari sel-sel dan berlokasi dari bronfhus ke atas yang
menghasilkan mufus dan sel-sel silia yang melapisi sel-sel pengahasil mufus. Silia
bergerak dengan ritmis untuk mendorong mufus, dan semua mikroorganisme yang
terperangkap di dalam mufus, ke atas nasofaring tempat mufus tersebut dapat
dikeluarkan melalui hidung, atau telan. Proses kompleks ini kadang-kadang
disebut sebagai sistem ekskalator mukolisiaris.
Apabila dapat lolos dari mekanisme pertahanan tersebut dan mengkoloni
saluran napas atas, maka mikroorganisme akan dihadang oleh lapisan pertahanan
yang ketiga yang penting (sistem imum) untuk menfegah mikoorganisme tersebut
sampai di saluran napas bawah. Respons ini diperantarai oleh limfosit, tetapi juga
melibatkan sel-sel darah putih lainnya misalnya makrofag, neurofil, dan sel-sel
yang tertarik ke daerah tempat proses peradangan berlangsung.

F. Manifestasi Klinis
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam adanya
obstruksi hidung dengan sefret yang enfer sampai dengan membantu saluran
pernapasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau.
Tanda dan gejala
1. Pilek biasa
2. Keluar sekret fair dan jernih dari hidung
3. Kadang bersin-bersin
4. Sakit tenggorokan
5. Gatuk
6. Sakit kepala
7. Sekret menjadi kental
8. Demam
9. Nause
10. Muntah
11. Anoreksia
Penyakit ISPA adalah yang sangat menular, hal ini timbul karena
menururnnya sistem kekebalan atau daya tahan tubuh, misalnya karena kelelahan
atau stress. Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering dan gatal
dalam hidung, yang kemudian diikuti bersin terus-menerus, hidung tersumbat
dengan ingus enfer serta demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung
tampak merah dan membengkak. Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi
kental dan sumbatan di hidung bertambah. Gila tidak terdapat
komplikasi,gejalanya akan berkurang sesudah 3-5 hari. Komplikasi yang mungkin
terjadi adalah sinusitis, faringitis,infeksi telinga tengah, infeksi saluran tuba
eustafhi, hingga bronkhitis dan pneumonia (radang paru).
Pada umunyan suatu penyakit saluran pernapsan dimulai dengan keluhan-
keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalan penyakit mungkin gejala-
gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan
kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Gila sudah dalam kegagalan
pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun
demikian mortalitas masih tinggi,maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak
menjadi lebih berat dan yang sudah berat fepat-fepat ditolong dengan tepat agar
tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda
laboratorius.
Tanda-tanda Klinis
1. Pada sistem respiratorik adalah : tafhypnea,napas tak teratur (apnea), retraksi
dinding thorak, napas fuping hidung, fyanosis, suara napas lemah atau hilang,
gunting expiratoir dan wheezing.
2. Pada sistem fardial adalah : tafhyfardia, bradyfardia, hypotensi dan fardiaf
arrest.
3. Pada sistem ferebral, gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,bingung,papil
bendang,kejang dan koma.

Tanda-tanda laboratoris

1. Hypoxemia
2. Hyprfapina dan
3. Afydosis (metabolif dana tau respiratorik)
G. Komplikasi
ISPA (saluran pernapasan akut sebenarnya merupakan self limited disease
yang sembuh senidiri dalam 5 » 6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain, tetapi
penyakit ISPA yang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang baik
dapat menimbulkan penyakit seperti : semusitis paranosal, penutuban tuba
eustachi, lanyingitis, trafheitis, bronfhitis, dan brhonfo pneumonia dan berlanjut
pada kematian adanya sepsis yang meluas (Qhaley and Qong,2000).

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi (foto torak) adalah untuk mengetahui penyebab dan
mendiagnosa sefara tepat
2. Pemeriksaan RSV adalah untuk mendiagnosis RSV (respiratori sinisial virus).
3. Aas darah arteri yaitu untuk mengkaji perubahan pada sistem saluran
pernapasan kandungan oksigen dalam darah.
4. Jumlah sel darah putih normal atau meningkat

I. Manajemen Asuhan Keperawatan


Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memeberikan asuhan
keperawatan sefara professional. Manajemen pada proses keperwatan menfakup
manajemen pada berbagai tahap dalam keperawatan.

ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Tn. H
b. Jenis kelamin : Laki-Laki
c. Usia : 72 Tahun
d. Status perkawinan : Kawin
e. Agama : Kristen Protestan
f. Suku bangsa : Indonesia
g. Pendidikan Terakhir : SD
h. Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
i. Pekerjaan : -
j. Alamat : Puruk, 7 Oktober 1950
k. Diagnosa medis : ISPA

2. PENANGGUNG JAWAB

a. Nama : Ny. A
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Usia : 30 Tahun
d. Hubungan dengan pasien : Anak
e. Pendidikan Terakhir : SMA
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Alamat : Sangga Buana 2 No.67b
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang : Pasien mengatakan batuk dan demam kurang
lebih 3 hari Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Pasien
mengatakan tidak tau tentang penyakit yang diderita nya.

b. Riwayat kesehatan masa lalu : 1 tahun yang lalu pasien tidak pernah
mengalami sakit yang parah hanya pusing dan sakit perut biasa.
c. Riwayat kesehatan keluarga : Pasien Mengatakan Keluarganyan Tidak ada
yang menderita penyakit seperti yang dia alami
4. DATA FISIOLOGIS-PSIKOLOGIS-PERILAKU-
RELASIONALLINGKUNGAN
a. Data Fisiologis
1) Respirasi : 21x/menit
2) Nutrisi dan Cairan :
- Sebelum MRS : Pasien Mengatakan Minum air 1,5-2 Liter/hari dan
makan 3x/hari
- Sesudah MRS : Pasien Mengatakan Minum air 1,5-2 Liter/hari dan
makan 3x/hari
3) Eliminasi :
- Sebelum MRS : Pasien mengatakan BAB 2x sehari
- Sesudah MRS : Pasien Mengatakan BAB 2X Sehari
4) Aktivitas dan istirahat :
- Sebelum MRS : Pasien Mengatakan tidur 6-7 jam/hari
- Sesudah MRS Pasien Mengatakan tidur 6-7 jam/hari
5) Reproduksi dan seksualitas : Normal
b. Data Psikologis
1) Konsep Diri : Gambaran diri : Pasien mengenal dirinya,
2) Ideal diri : pasien ingin cepat sembuh dari penyakit yang diderita,
3) Identitas diri : Pasien adalah seorang laki-laki,
4) Harga diri : Pasien sangat diperhatikan oleh keluarganya dan merasa
dihargai.
5) Peran : Pasien kepala rumah tangga,
6) Emosi :Stabil, Adaptasi: Baik,
7) Mekanisme Pertahanan Diri :Meluapkan emosi dengan aktivitas
seperti membersihkan pekarangan rumah
c. Data Prilaku
1) Kebersihan diri : Badan kurang bersih dan kurang rapi
5. PENGKAJIAN FISIK
a. Umum Keadaan
1) Kesadaran : Compos menthis
2) TB/BB : 150 cm, 48 kg
3) Warna kulit : sawo matang
4) Nadi : 94 x/menit
5) Suhu : 39 oC
6) Respirasi : 21 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher : Normal
2) Mata : Tn.Z mengatakan pandangan kabur
3) Hidung : Normal
4) Telinga : Fungsi pendengaran pasien berkurang karena faktor usia
5) Mulut : Normal
6) Thorak : Normal
7) Abdomen : Normal
8) Genitourinaria : Normal
9) Muskuloskeletal : Normal
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7. THERAPY MEDIC

8. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Pasien mengatakan Benda asing Bersihan jalan
batuk berdahak sejak 3 hari dalam napas tidak fektif
yang lalu. jalan napas
DO :
1. Pasien tampak gelisah Sekresi yang
2. Pasien tampak batuk tertahan
berdahak
3. Warna sputum putih Bersihan jalan
4. Ada bunyi napas napas
tambahan tidak fektif
5. TTV :
TD : 120/ 80mmHg
RR: 21 x/menit
Nadi : 94 x/menit,
Suhu : 390C
2. DS : pasien mengatakan dirinya Peningkatan laju Hipertermia
demam sejak 3 hari yang lalu di Metabolisme
rumah pasien.
DO : Dehidrasi
1. klien tampak lemah
2. Mukosa bibir kering proses penyakit
Mata yang terlihat
cekung ke dalam hipertermi

3. Kulit klien teraba panas


4. TTV :
TD : 120/ 80mmHg
RR: 21 x/menit
Nadi : 94 x/menit,
Suhu : 39,0 0C

3. DS : pasien menanyakan Keterbatasan Defisit


tentang penyakitnya yang kognitif Pengetahuan
dideritanya
DO : Kurangterpapar
1. Klien tampak masih Informasi
bingung
2. Klien masih banyak Kurang mampu
bertanya tentang Mengingat
penyakit yang diderita
3. klien menunjukkan
persepsi yang keliru Ketidaktahuan

terhadap masalah menemukan

4. Klien tampak bingung sumber informasi

ketika perawat
5. menjelaskan tentang
Defisit Pengetahuan
penyakitnya
6. Klien tampak tidak bisa
menjelaskan tentang
penyakitnya itu, ketika
disuruh menjelaskan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan napas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam jalan
napas dibuktikan dengan Pasien mengatakan batuk sejak 3 hari lalu
2. Hipertermia berhubungan dengan Peningkatan laju metabolisme di buktikan
dengan pasien mengatakan mengatakan dirinya demam sejak 3 hari yang lalu
3. Defisit pengetahuan berhungan dengan klien menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah

RENCANA TINDAKAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi


(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Bersihan napas tidak Bersihan Jalan Napas Manajemen jalan napas

efektif berhubungan (L.01001) (I.01011)


Setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan benda asing dalam
keperawatan selama 3x24 -Monitor pola napas
jalan napas dibuktikan
jam diharapkan -Monitor Bunyi napas
dengan Pasien
- Frekuensi Napas Membaik -Monitor Sputum
mengatakan batuk sejak 3
- Pola Napas Membaik Terapeutik
hari lalu - Priduksi Sputum Menurun -Posisikan Semi-Fowler atau
(D.0001) Fowler
-Berikan Minuman hangat
Edukasi
- Ajarkan Teknik batuk
efektif

Hipertermia berhubungan Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia


dengan Peningkatan laju Setelah dilakukan tindakan (l.15506)

metabolisme di buktikan keperawatan selama 3x24 Observasi


jam diharapkan - Monitor Suhu Tubuh
dengan pasien mengatakan
- Suhu tubuh Membaik Terapeutik
mengatakan dirinya
- Suhu Kulit Membaik - Longgarkan Pakaian
demam sejak 3 hari yang
- Sediakan Lingkungan Yang
lalu Dingin
(D.0130) Edukasi
-Anjurkan Tirah Baring

Defisit pengetahuan Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan


berhungan dengan klien (L.12111) (l.12383)

menunjukkan persepsi - pertanyaan yang di alami Observasi


- Observasi Kesiapan dan
yang keliru terhadap menurun
Kemampuan Menerima
masalah - Persepsi Yang Keliru
informasi
(D.0111) terhadap Masalah
Terapeutik
- Kemampuan
- Sediakan Materi dan Media
Menjelaskan Pengetahuan Pendidikan Kesehatan
Tentang Topik - Memeberikan Kesempatan
Untuk Bertanya
Edukasi
- Ajarkan Perilaku Bersih
dan sehat

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Dx Kep Implementasi Evaluasi (SOAP) TTD/Nama


1 Bersihan napas -Memonitor pola S: Klien mengatakan
tidak efektif napas masih batuk flu, ada
Hasil: frekuensi dahak dan bernapas
berhubungan
napas klien
dengan benda tidak leluasa
22x/menit
asing dalam
jalan napas 0:
-Memonitor Bunyi
dibuktikan - Klien tampak batuk
napas
dengan Pasien Hasil: asukultasi berdahak

mengatakan bunyi napas klien -RR 22x/m


batuk sejak 3 ronchi. -N: 84x/m
hari lalu -Suara nafas ronchi
-Memposisikan Semi-
(D.0001)
Fowler atau Fowler A: Masalah
Hasil: klien tampak
ketidakefektifan
rileks.
bersihan jalan nafas
klien belum teratasi.
-Memberikan
Minuman hangat
P: Lanjutkan
Hasil: klien tampak
meminum air hangat.
intervensi:

- Mengajarkan Teknik
batuk efektif
Hasil: klien tampak
mengikuti.

2 Hipertermia - Memonitor Suhu S: Klien mengatakan


berhubungan Tubuh masih Merasa Demam
dengan Hasil SB : 39 oC
- Menganjurkan untuk 0:
Peningkatan
melonggarkan pakaian
laju - Tampak murung
bagian atas
metabolisme di suhu
Hasil : Pasien
buktikan -SB 39 derajat Celcius
tampak memakai
dengan pasien pakaian longgar
mengatakan A: Masalah belum
- Menyediakan
mengatakan Lingkungan Yang teratasi.

dirinya demam Dingin


sejak 3 hari Hasil : di ruang P: Lanjutkan

yang lalu rawat pasien tampak intervensi:


(D.0130) dingin
-Menganjurkan Tirah
Baring
Hasil : pasien tampak
rileks

3 Defisit -Mengobservasi S: Klien mengatakan


pengetahuan Kesiapan dan masih Belum
berhungan Kemampuan Mengerti
Menerima informasi
dengan klien
Terapeutik
menunjukkan 0:
Hasil : pasien tampak
persepsi yang - Pasien tampak
siap dan mampu
keliru bingung
menerima informasi
terhadap - Pasien masih banyak
- Menyediakan Materi
masalah dan Media Pendidikan
bertanya tentang
(D.0111) Kesehatan penyakitnya
Hhasil : media yang
digunakan leaflet A: Masalah belum
- Memeberikan teratasi.
Kesempatan Untuk
Bertanya P: Lanjutkan
Hasil : pasien tampak intervensi:
aktif bertanya pada
perawat
- Mengajarkan
Perilaku Bersih dan
sehat
Hasil : pasien
tampak mengikuti

Anda mungkin juga menyukai