Anda di halaman 1dari 20

LP DAN ASKEP

DIABETES MILLITUS
(DM)

KELOMPOK 4
KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dio Juventa Manampiring 19142010230


Veren Monica Tombokan 19142010235
Vallentsia Mabuka 19142010234
Grasela Reppi 19142010232
Jeivi Lona Sangkong 19142010228
Ayu Puspa Tuwo 19142010238
Definisi

Diabetes millitus adalh sekelompok gangguan metabolisme
yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa dalam darah
(hiperglikemia) dan kekurangan dalam produksi atau aksi
insulin yang diproduksi oleh pankreas di dalam tubuh
Anatomi Fiaiologi

1. Kelenjar Pankreas
2. Mekanisme Kerja Insulin
3. Efek Insulin
Etilogi

 Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent Diabetes Melitus /IDDM )
Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh
penghancuran sel- sel beta pankreas disebabkan oleh :
1. Faktor Genetik
2. Faktor Imonologi
3. Faktor Lingkungan
 Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM )
Faktor-faktor risiko tertentu yang berhubungan yaitu :
1. Usia
2. Obesitas
3. Riwayat Keluarga
Klasifikasi

Diabetes mellitus dapat digolongkan dalam berbagai cara
tetapi satu bentuk klasifikasi adalah sebagai berikut :
• Diabetes tipe I (Tergsntung Insulin)
• Diabetes Idiopatik Tipe I
• Diabetes Tipe II (Tidal Tergntung Insulin)
• Diabetes Millitus Gastasional
Namun diabetes sebagian besar pada dasarnya
diklasifikasikan menjadi DUA tipe utama: Diabetes Tipe I
(IDDM) dan Diabetes Tipe II (NIDDM).
Manifiesta Klinis

a. Manifestasi klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin.
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis osmotic yang meningkatkan
pengeluaran urin (polyuria) dan timbul rasa haus (polydipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang di keluhkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi, peruritas vulva
b. Kriteria diagnosis DM:
1. Gejala klasik DM+glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,mmol/L)
2. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu
3. Gejala klasik DM+glukosa plasma ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L)
4. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200mg/dL (11,1mmol/L) TTGO dilakukan dengan
standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75gram glukosa
anhidrus dilarutkan kedalam air.
Patofisiologi

 Penyebab diabetes mellitus yang berbeda - beda, akhirnya akan mengarah kepada
defisiensi insulin.
 Defisiensi insulin, menyebabkan glikogen meningkat, sehingga terjadi proses pemecahan
gula baru (glukoneugenesis) yang menyebabkan metabolisme lemak meningkat.
 Kemudian terjadi proses pembentukan keton (ketogenesis).
 Terjadinya peningkatan keton didalam plasma akan menyebabkan ketonuria (keton dalam
urin) dan kadar natrium menurun serta pH serum menurun yang menyebabkan asidosis.
 Defisiensi insulin menyebabkan penggunaan glukosa oleh sel menjadi menurun, sehingga
kadar gula dalam plasma tinggi (Hiperglikemia).
 Jika hiperglikemia ini parah dan melebihi ambang ginjal maka akan timbul Glukosuria.
 Glukosuria ini akan menyebabkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran
kemih (poliuri) dan timbul rasa haus (polidipsi) sehingga terjadi dehidrasi.
 Glukosa yang hilang melalui urin dan resistensi insulin menyebabkan kurangnya glukosa
yang akan diubah menjadi energi sehingga menimbulkan rasa lapar yang meningkat
(polifagia) sebagai kompensasi terhadap kebutuhan energi.
 Penderita akan merasa mudah lelah dan mengantuk jika tidak ada kompensasi terhadap
kebutuhan energi tersebut.
Lanjut..

 Gangguan pembuluh darah akan menyebabkan
aliran darah ke retina menurun, sehingga suplai
makanan dan oksigen ke retina berkurang, akibatnya
pandangan menjadi kabur.
 Salah satu akibat utama dari perubahan
mikrovaskuler adalah perubahan pada struktur dan
fungsi ginjal, sehingga terjadi nefropati
Pathway

Komplikasi

1. Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena
penyakit jantung, stroke, aterosklerosis, dan tekanan darah
tinggi.
2. Kerusakan saraf at au neuropati
3. Kerusakan mata sala satunya bagian retina
4. Gangren
Penatalaksanaan

• Penurunan berat badan yang cepat
• Hiperglikemia berat disertai ketosis
• Ketoasidosis diabetik (KAD) atau Hiperglikemia hyperosmolar non
ketotik (HONK)
• Hiperglikemia dengan asidosis laktat
• Gagal dengan kombinasi obat hipoglikemik oral (OHO) dosis optimal
• Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA atau infark miokard
akut, stroke)
• Kehamilan dengan DM/diabetes mellitus gestasional yang tidak
terkendali dengan perencanaan makanan
• Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
• Kontraindikasi dan atau alergi terhadap obat hipoglikemik oral
(OHO)
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan Fisik
1. Inpeksi
2. Palpasi
• Pemeriksaan Vaskuler
1. Radiologi
2. Laboratorium
ASUHAN
KEPERAWATAN

Pengkajian
Indetitas Klien
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Terdahulu
Riwayat Penyalit Keluarga
Lanjut..

 Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola presepsi dan Pemeliharaan kesehatan
2. Pola aktivitas dan latihan kaji keluhan saat beraktivitas
3. Pola nutrisi dan metabolic
4. Pola eliminasi
5. Pola istirahat dan tidur
6. Pola kognitif presepsi
7. Pola sensori visual
8. Pola toleransi dan koping terhadap Stres
9. Pola presepsi diri/Konsep diri
Lanjut…

Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemia ditandai
d.d nadi perifer menurun / tidak teraba (D.0009)
2. Gangguan integritas kulit / jaringan b.d nekrosis luka
d.d kerusakan jaringan integritas kulit (D.0129)
3. Kerusakan integritas kulit d.d resiko infeksi (D.0142)
4. Kegagalan mekanisme regulasi d.d resiko hypovolemia
(D.0034)
5. Deficit nutrisi b.d peningkatan metabolism d.d berat
badan menurun 10% dibawah rentang ideal (D.0019)
No Diagnosa Luaran Intervensi
1. Perifer tidak efektif b.d hiperglikemia d.d Perfusi perifer (L.02011) Perawatan sirkulasi (I.02079)
nadi perifer menurun/ tidak teraba Kriteria Hasil: Observasi
(D.0009) • Denyut nadi meningkat • Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi
• Warna kulit pucat menurun perifer,pengisian kapiler)
• Pengisian kapiler membaik • Identifikiasi factor resiko gangguan
• Akral membaik sirkulasi (mis. Diabetes)
• Turgor kulit membaik
• Monitor panas, kemerahan,nyeri, atau
bengkak pada ekstremitas.
Terapeutik
• Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
• Hindari pengukuran darah pada
ekstremitas dengan keterbatasan
perfusi
• Hindari pemasangan tornikuet pada
area yang cedera
• Lakukan pencegahan infeksi
• Lakukan perawatan kaki dan mulut
• Lakukan hidrasi
Edukasi
• Anjurkan berhenti merokok
• Anjurkan berolahraga rutin
• anjurkan melakukan perawatan kulit
yang tepat (mis.Melembabkan kulit
kering pada kaki informasikan tanda
dan gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis. rasa sakit yang tidak
hilang,luka tidak sembuh)
No Diagnosa Luaran Intervensi
Gangguan integritas kulit / jaringan b.d Integritas kuit dan jaringan (L.14125) Perawatan integritas kulit
2. nekrosis luka d.d kerusakan jaringan Kriteria Hasil : (I.11354)
integritas kulit (D.0129) • Perfusi jaringan meningkat Observasi
• Elastisitas meningkat • Indentifikasi penyebab
  • Kerusakan jaringan menurun gangguan ntegritas kulit
• Kerusakan Terapeutik
• Lapisan kulit menurun • Ubah posisi tiap 2 jam jika
• Nyeri menurun tirah baring
• Perdarahan menurun • Gunakan produk berbahan
• Kemerahan,hematoma menurun petroleum atau minyak pada
• Nekrosis menurun kulit kering
• Suhu kulit membaik • Gunakan produk
berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit
sensitive
• Hindari produk berbahan
dasar alcohol pada kulit
kering
Edukasi
• Anjurkan menggukan
pelembab
• anjurkan minum air yang
cukup
• anjurkan meningkatkan
nutrisi
• anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
• anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrim
No Diagnosa Luaran Intervensi
3. Kerusakan integritas kulit d.d resiko Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan infeksi (I.14539)
infeksi (D.0142) Kriteria Hasil: Observasi
• Demam menurun
• Monitor tanda dan gejala
• Kemerahan menurun
• Nyeri menurun infeksi local dan sistemik
• Bengkak menurun Terapeutik
• Cairan berbau busuk menurun • Batasi jumlah pengunjung
• Kultur area luka membaik • Barbican perawatan kulit pada
area edema
• Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
• Pertahankan teknik aseptic
pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
• Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
• Ajarkan cara mencuci tangan
yang baik dan benar
• Ajarkan etika batuk
• Ajarkan cara memeriksa luka
atau luka operasi
• Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
• Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
No Diagnosa Luaran Intervensi
4. Kegagalan mekanisme regulasi d.d Status cairan (L.03028) Manjemen hypovolemia
resiko hypovolemia (D.0034) Kriteria hasil:
• output urin meningkat (I.0316)
• Intake cairan membaik Observasi
• Membrane mukosa membaik • Periksa tanda dan gejala
hypovolemia (mis.turgor
kulit menurun,membrane
mukosa kering)
• Monitor intake dan output
cairan
Terapeutik
• Hitung kebutuhan cairan
• Berikan asupan cairan oral
Edukasi
• Ajarkan memperbanyak
asupan cairan oral
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian cairan
IV isotonis (mis. NaCL,RL)
• Kolaborasi pemberian cairan
IV hipotonis (mis. glukosa
2,5%, NaCL 0,4%)
• Kolaborasi pemberian cairan
koloid (mis.
albumin,plasmanate)
NO Diagnosa Luaran Intervensi

5. Deficit nutrisi b.d peningkatan Status nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi (I.03119)
metabolism d.d berat badan Kriteria Hasil: Observasi
menurun 10% dibawah rentang • Beratbadan indeks masa tubuh
• Identifikasi status nutrisi
ideal (D.0019) membaik
• Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan
• Identifikasi makanan yang
disukai
• Identifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutrient
• Monitor asupan makanan
• Monitor berat badan
• Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
• Fasilitasi menentukan pedoman
diet
• Barbican makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
• Barbican makanan tinggi kalori
dan protein
Edukasi
• Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
• kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang
dibutuhkan,jika perlu

Anda mungkin juga menyukai