OLEH
BAB II
TINJAUANPUSTAKA
2.1Teoritis
2.1.1Definisi
Filariasis ialah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing
filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk pada kelenjar getah bening,
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan
dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat
kelamin baik perempuanmaupun laki-laki.(Witagama,dedi.2009)
2.1.2Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial : Wuchereria Bancrofti,
Brugia Malayi, Brugia Timori. cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam
tubuh manusia terutama dalam kelenjar getah bening dan darah. infeksi cacing
ini menyerang jaringan viscera, parasit ini termasuk kedalam superfamili
Filaroidea, family onchorcercidae.
Cacing ini dapat hidup dalam kelenjar getah bening manusia selama 4 - 6 tahun
dan dalam tubuh manusia cacing dewasa betina menghasilkan jutaan anak
cacing (microfilaria) yang beredar dalam darah terutama malam hari.
Ciri-ciri cacing dewasa atau makrofilaria :
a. Berbentuk silindris, halus seperti benang, putih dan hidup di dalam sisitem
limfe.
b. Ukuran 55 – 100 mm x 0,16 mm
c. Cacing jantan lebih kecil: 55 mm x 0,09 mm
d. Berkembang secara ovovivipar
Mikrofilaria :
a. Merupakan larva dari makrofilaria sekali keluar jumlahnya puluhan ribu
b. Mempunyai sarung. 200 – 600 X 8 um
Faktor yang mempengaruhi perkembangan makrofilaria:
a. Lingkungan fisik : Iklim, Geografis, Air dan lainnnya,
b. Lingkungan biologic : lingkungan Hayati yang mempengaruhi penularan;
hutan, reservoir, vector
c. Lingkungan sosial ekonomi budaya : Pengetahuan, sikap dan perilaku,
adat
d. Istiadat, Kebiasaan dsb,
e. Ekonomi: Cara Bertani, Mencari Rotan, Getah Dsb
2.1.3 Patofisiologi
Parasit
↓
Menuju pemb. Limfa
↓
Perubahan dari larva
Stadium3
↓
Parasit Dewasa
Berkembang biak ↓ Menyebabkan
antigen
↓ Meyebabkan dilatasi Parasit
Kumpulan Pemb. Limfa Mengangktifkan
Cacing filaria ↓ Mengaktifkan Sel T
Dewasa Penyebab Pembengkakan pemb. Limfa
Penyumbatan Pemb. Limfa
↓ Kerusakan struktur IgE berikatan
NYERI
↓ ↓
KERUSAKAN INTEGRITAS Mediator
Inflamasi
KULIT ↓
Kelenjar getah
bening
Adanya inflamasi pada kulit ↓
↓ HIPERTERMI
HARGA DIRI RENDAH
1. Masa prepaten
Merupakan masa antara masuknya larva infektif sampai terjadinya
mikrofilaremia yang memerlukan waktu kira-kira 3¬7 bulan. Hanya sebagian
tdari penduduk di daerah endemik yang menjadi mikrofilaremik, dan dari
kelompok mikrofilaremik inipun tidak semua kemudian menunjukkan gejala
klinis. Terlihat bahwa kelompok ini termasuk kelompok yang asimtomatik baik
mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik.
2. Masa inkubasi
Merupakan masa antara masuknya larva infektif hingga munculnya gejala klinis
yang biasanya berkisar antara 8-16 bulan.
3. Gejala klinik akut
Gejala klinik akut menunjukkan limfadenitis dan limfangitis yang disertai panas
dan malaise. Kelenjar yang terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala
klinis akut dapat mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik.
4. Gejala menahun
Gejala menahun terjadi 10-15 tahun setelah serangan akut pertama. Mikrofilaria
jarang ditemukan pada stadium ini, sedangkan limfadenitis masih dapat terjadi.
Gejala kronis ini menyebabkan terjadinya cacat yang mengganggu aktivitas
penderita serta membebani keluarganya.
2.1.4 Komplikasi
a. Cacat menetap pada bagian tubuh yang terkena
b. Elephantiasis tungkai
c. Limfedema : Infeksi Wuchereria mengenai kaki dan lengan, skrotum,
penis,vulva vagina dan payudara,
d. Hidrokel (40-50% kasus), adenolimfangitis pada saluran limfe testis
berulang:
pecahnya tunika vaginalisHidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan
di antaralapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal,
cairan yang berada di dalam rongga itu memang adadan berada dalam
keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.
e. Kiluria : kencing seperti susu karena bocornya atau pecahnya saluran limfe
oleh cacing dewasa yang menyebabkan masuknya cairan limfe ke dalam saluran
kemih.
b. Diagnosis Parasitologik
Diagnosis parasitologik ditegakkan dengan ditemukannya mikrofilaria pada
pemeriksaan darah kapiler jari pada malam hari. Pemeriksaan dapat dilakukan
siang hari, 30 menit setelah diberi DEC 100 mg. Dari mikrofilaria secara
morfologis dapat ditentukan species cacing filaria.
c. Radiodiagnosis
Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) pada skrotum dan kelenjar
limfe inguinal penderita akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-
gerak (filarial dance sign).
Pemeriksaan limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang
dilabel dengan radioaktif akan menunjukkan adanya abnormalitas sistem
limfatik, sekalipun pada penderita yang mikrofilaremia asimtomatik.
d. Diagnosis Immunologi
Pada keadaan amikrofilaremia seperti pada keadaan prepaten, inkubasi,
amikrofilaremia dengan gejala menahun, occult filariasis, maka deteksi antibodi
dan/atau antigen dengan cara immunodiagnosis diharapkan dapat menunjang
diagnosis.
Adanya antibodi tidak menunjukkan korelasi positif dengan mikrofilaremia,
tidak membedakan infeksi dini dan infeksi lama. Deteksi antigen merupakan
deteksi metabolit, ekskresi dan sekresi parasit tersebut, sehingga lebih mendekati
diagnosis parasitologik. Gib 13, antibodi monoklonal terhadap O. gibsoni
menunjukkan korelasi yang cukup baik dengan mikrofilaremia W. bancrofti di
Papua New Guinea.
2.1.6 Penatalaksanaan
Dietilkarbamasin sitrat (DEC) merupakan obat filariasis yang ampuh, baik untuk
filariasis bancrofti maupun brugia, bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal.
Obat ini ampuh, aman dan murah, tidak ada resistensi obat, tetapi memberikan
reaksi samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara. Reaksi sistemik
dengan atau tanpa demam, berupa sakit kepala, sakit pada berbagai bagian
tubuh, persendian, pusing, anoreksia, kelemahan, hematuria transien, alergi,
muntah dan serangan asma. Reaksi lokal dengan atau tanpa demam, berupa
limfadenitis, abses, ulserasi, limfedema transien, hidrokel, funikulitis dan
epididimitis. Reaksi samping sistemik terjadi beberapa jam setelah dosis
pertama, hilang spontan setelah 2-5 hari dan lebih sering terjadi pada penderita
mikrofilaremik. Reaksi samping lokal terjadi beberapa hari setelah pemberian
dosis pertama, hilang spontan setelah beberapa hari sampai beberapa minggu
dan sering ditemukan pada penderita dengan gejala klinis. Reaksi sampingan ini
dapat diatasi dengan obat simtomatik.
b. Aktifitas / Istirahat
Gejala : Mudah lelah, intoleransi aktivitas, perubahan pola tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktivitas
( Perubahan TD, frekuensi jantung)
c. Sirkulasi
Tanda : Perubahan TD, menurunnya volume nadi perifer, perpanjangan
pengisian kapiler.
d. Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan perubahan fisik, mengkuatirkan
penampilan, putus asa, dan sebagainya.
Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.
e. Integumen
Tanda : Kering, gatal, lesi, bernanah, bengkak, turgor jelek.
f. Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, permeabilitas cairan
Tanda : Turgor kulit buruk, edema.
g. Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
h. Neurosensoris
Gejala : Pusing, perubahan status mental, kerusakan status indera peraba,
kelemahan otot.
Tanda : Ansietas, refleks tidak normal.
i. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala.
Tanda : Bengkak, penurunan rentang gerak.
j. Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, panas dan perih, luka, penyakit defisiensi imun,
demamberulang,berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit, pelebaran kelenjar limfe.
k. Seksualitas
Gejala : Menurunnya libido
Tanda : Pembengkakan daerah skrotalis
l. Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian.
Tanda : Perubahan interaksi, harga diri rendah, menarik diri.
m. Pemeriksaan diagnostic
Menggunakan sediaan darah malam, diagnosis praktis juga dapat menggunakan
ELISA dan rapid test dengan teknik imunokromatografik assay. Jika pasien
sudah terdeteksi kuat telah mengalami filariasis limfatik, penggunaan USG
Doppler diperlukan untuk mendeteksi pengerakan cacing dewasa di tali sperma
pria atau kelenjer mamae wanita.
2.2.3 Intervensi
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar
getah bening
No.
Intervensi
Rasional
2.Gunakan pelindungan kaki, bantalan busa atau air pada waktu berada di tempat
tidur dan pada waktu duduk dikursi
Rasional : Tingkatkan sirkulasi darah pada permukaan kulit untuk mengurangi
panas atau kelembaban
2.3.1 Pengkajian
Unit : perawatan penyakit dalam
Tanggal masuk : 13 maret 2011
Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. A
b. Alamat ruma :Lrg. Mawar
c. Hubungan dengan klien : suami
2. Data medik
Diagnosa Medik
Saat masuk : Filariasis
Saat pengkajian : Filariasis
4. Riwayat kesehatan saat ini : Klien merasakan nyeri, panas, dan sakit yang
menjalar dari pangkal kaki kearah ujung kaki dengan skala nyeri , nyeri terasa
berulang-ulang
8. Kebiasaan Sehari-hari
1. Nutrisi-Cairan
a. Keadaan sejak sakit
a) Nafsu makan : baik
b) Frekuensi makan : 3x/sehari
c) Jumlah makan yang masuk : satu piring
d) Diet : tidak ada
e) Ketaatan terhadap diet tertentu : tidak ada
f) Mual/enek : tidak ada
g) Muntah : tidak ada
h) Nyeri ulu hati : tidak ada
i) Jumlah minum/24 jam : 600 ml/24 jam
j) Jenis minum : susu formula, air putih
k) Keluhan makan dan minum : tidak ada
2. Eliminasi
a. Keadaan sejak sakit
a) Frekuensi BAB/24 jak : 1x/24 jam
b) Waktu BAB : pagi
c) Warna feses : kuning
d) Konsistensi : semi solid
e) Bentuk feses : lunak
f) Penggunaaan pencahar : tidak ada
g) Keluhan BAB : tidak ada
h) Frekuensi BAK/24 jam : 4-6x/24 jam
i) Warna urine : kuning
j) Volume urine : 200-300 ml
k) Bau urine : khas
l) Melena : tidak ada
m) Konstipasi : tidak ada
n) Kolostomi : tidak ada
o) Sering menahan BAK : tidak
p) Keluhan BAK : tidak ada
3. Tidur istirahat
a. keadaan sejak sakit
1) Tidur siang : tidak ada
2) Bila ya berapa jam :-
3) Tidur malam : 4 jam
4) Kebisaan sebelum tidur : minum susu
5) Keluhan tidur : sering terbangun(nyeri)
6) Ekspresi wajah mengantuk : ada
7) Banyak menguap : ada
4. Data Psikologis
1. Persepsi tentang penyakit : tidak mengetahui penyakit
2. Suasana hati : sedih
3. Daya konsentrasi : kurang
4. Koping : baik
5. Konsep diri : baik
6. Data sosial
1. tempat tinggal : Lrg. mawar
2. hubungan dengan keluarga : baik
3. hubungan dengan klien : baik
4. hubungan dengan perawat : baik.
7. Data spritual
1. Agama yang dianut : islam
2. Apakah agama sangat penting : ya
3. Kegiatan keagamaan selama dirawat : berdoa
4. Apakah berdoa untuk kesembuhan : ya
8. Pemeriksaan fisik
1. Keadan sakit : klien tampak sakit pada kaki
Alasan : klien masih dapat berinteraksi dengan baik,hanya terkadang tampak
meringis saat nyeri pada kakinya kembali dirasakan.
2. Tanda tanda vital :
a. Kesadaran
1) Kualitatif : kompos mentis
2) Kuantitatif : Glaslow coma scale
Respon motorik ( M ) :6
Respon verbal ( V ) :5
Respon eyes ( E ) :4
Jumlah : : 15
Kesimpulan : Composmentis
b. Nadi
Frekuensi : 110 x/menit
Irama : Teratur
c. Suhu :38,50C daerah Axila
3. Kepala
a. Bentuk kepala : simetris asimetris
b. Cephalon hematome : tidak ada
c. Warna rambut : hitam
d. Keadaan rambut : baik
e. Kulit kepala : kotor dan bau
f. Lesi : bersih ketombe
g. Bengkak/benjolan : tidak ada
h. Nyeri/pusing : tidak ada
i. Keluhan lain : tidak ada
4. Mata/Penglihatan
a. Ketajaman penglihatan : baik
b. Alis : tebal dan lebat
c. Simetris : ya
d. Sclera : putih dan jernih kebiruan kuning/ikterik
e. Pupil : baik
f. Konjungtiva : an anemis
g. Bola mata : baik
h. Gerakan bola mata : baik
i. Lapang pandang : baik
j. Kornea dan iris : baik
k. Peradangan : tidak ada
l. Keluhan penglihatan : tidak ada
5. Hidung/penciuman
a. Ukuran : kecil
b. Bentuk : mancung
c. Kesimetrisan : simestris
d. Warna : kemerahan
e. Fungsi penciuman : baik
f. Perdarahan : tidak ada
6. Telinga pendengaran
a. Warna : merah muda
b. Lesi : tidak ada
c. Cerumen : dalam batas normal
d. Membran timpani : baik
e. Fungsi pendengaran : baik
f. Nyeri : tidak ada
7. Pengecapan
a. Warna lidah : merah muda
b. Kelembapan lidah : lembab
c. Keadaan lidah : normal
d. Caries : tidak ada
e. Keadaan gusi : normal
f. Fungsi pengunyah : belum sempurna
g. Fungsi mengecap : normal
h. Fungsi bicara : normal
i. Bau mulut : normal
j. Reflek menelan : baik
8. Dada/pernafasan
a. bentuk : simetris
b. suara nafas : tidak ada bunyi tambahan
c. perkusi dada : bronkovesikuler
d. ekspansi paru : baik
e. batuk : tidak ada
f. sputum : tidak ada
g. nyeri dada : tidak ada
h. pergerakan ronggga dada : retraksi
9. kardiovaskuler
a. Ukuran jantung : normal
b. Bunyi jantung I : normal (lup)
c. Bunyi jantung II : normal (dup)
d. Bunyi jantung tambahan : tidak ada
e. Nyeri dada : tidak ada
f. Palpitasi : tidak ada
g. Edema : tidak ada
h. Jari-jari tabuh : tidak ada
10. Abdomen/pencernaan
a. bising usus : 10X/menit
b. keadaan hepar : normal
c. keadaan limfa : normal
d. nyeri tekan : tidak ada
e. benjolan-benjolan : tidak ada
f. ascietas : tidak ada
11. Muskuloskeletal
a. Kekuatan otot :2
b. Tonus otot : buruk
c. Kaku sendi : ada
d. Atropi : tidak ada
e. Trauma/lesi : tidak ada
f. Nyeri : panas dan sakit pada bagian pangkal sampai
ujung kaki
g. Kecacatan/deformitas : tidak ada
h. Eksermitas atas : baik
i. Ekstermitas bawah : kaki klien tampak besar sebelah, nyeri tekan
(+), non piting edema (+), klien mengatakan panas dan sakit yang menjalar dari
pangkal hingga ujung kaki. Klien tampak meringis ketika berjalan, nyeri
bertambah saat kaki klien bergerak.
i. Interpretasi laboratorium
Nilai Normal Kasus Keterangan
Hb 12-16 g/dl 10,8 g/dl ↓
Ht 37-47 % 36,80 % ↓
Leukosit 5.000-10.000/mm³ 12.000/mm³ naik
Trombosit 150-450 x 103/mm³ 423.000/mm³ Normal
Data Subjektif / DS :
• Klien mengatakan terasa panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki ke
arah ujung kaki.
• Klien mengatakan kaki nya yang sakit tampak lebih besar dari yang satu
nya
• Klien mengatakan nyeri bertambah jika kaki yang sakit dibawa bergerak
• Klien mengatakan demam berulang selama 4 hari
• Demam hilang bila beristirahat dan muncul ketika kembali bekerja berat.
• klien mengatakan kakinya yang sakit tampak besar sebelah
• Klien selalu bertanya kepada perawat tentang penyakit yang dideritanya.
Data objektif / DO :
• Klien tampak meringis ketika berjalan.
• Skala nyeri 7
• nyeri tekan (+)
• non pitting oedema (+)
• Nadi: 110 x/i, RR 24x/i, TD 130/60 mmHgSuhu 38,5°c
• Obstruksi kelenjar getah bening pada daerah tungkai
• Data yang di dapat ukuran tungkai kaki klien 30cm.
• Wajah klien tampak memerah
• Kulit klien teraba hangat Adanya Inflamasi pada kelenjar getah bening
• Kaki klien tampak lebih besar dari yang satunya.
• Adanya pembengkakan pada kelenjar limfe di daerah tungkai (inguinal)
• Hb 10,8 gr/dl, Leukosit 9.500/ Hitung jenis: eosinofil 20%, basofil 4%,
netrofil batang 40%, netrofil segmen 20%, limfosit 15%, monosit 1%.
• Dari pemeriksaan darah jari kaki ditemukan parasit mikrofilaria inti tubuh
teratur, ujung ekor runcing dan tidak berinti dan selubung tubuh transparan.
• kaki klien tampak besar sebelah Pemajanan penularan melalui vektor
• Klien tampak cemas.
Problem :
Nyeri
2. Syimptom
DS:
• Klien mengatakan demam berulang selama 4 hari
• Demam hilang bila beristirahat dan muncul ketika kembali bekerja berat.
• Klien mengatakan terasa panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki ke
arah ujung kaki.
DO:
• Suhu 38,5°c
• RR 24x/i
• N 110x/
• TD 130/60 mmHg
• Wajah klien tampak memerah
• Kulit klien teraba hangat
• Hb 10,8 gr/dl, Leukosit 9.500/ Hitung jenis: eosinofil 20%, basofil 4%,
netrofil batang 40%, netrofil segmen 20%, limfosit 15%, monosit 1%.
IgE berikatan dengan parasite
↓
Mediator inflamasi
↓
Adanya inflamasi pada kelenjar getah bening
↓
↓
Hipertermi
Hipertermi
DS:
• Klien mengatakan terasa panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki ke
ujung kaki
• Klien mengatakan nyeri bertambah jika kaki yang sakit dibawa bergerak.
DO:
• Kaki klien tampak lebih besar dari yang satunya.
• Klien tampak meringis saat berjalan.
• N 110x/i
• RR 24x/i
• Data yang di dapat ukuran tungkai kaki klien 30cm.
Etiologi :
Parasit dewasa
↓
Berkembang biak
↓
Kumpulan cacing Filaria dewasa
↓
Gangguan mobilitas Fisik
Problem :Gangguan mobilitas fisik
3. Symptom
DS:
• Klien mengatakan kaki nya yang sakit tampak lebih besar dari yang satu
nya
• klien mengatakan kakinya yang sakit tampak besar sebelah
DO:
• Kulit klien teraba hangat Adanya Inflamasi pada kelenjar getah bening
• Kaki klien tampak lebih besar dari yang satunya.
• Adanya pembengkakan pada kelenjar limfe di daerah tungkai (inguinal)
• Dari pemeriksaan darah jari kaki ditemukan parasit mikrofilaria inti tubuh
teratur, ujung ekor runcing dan tidak berinti dan selubung tubuh transparan.
• kaki klien tampak besar sebelah Pemajanan penularan melalui vektor
Etiologi :
Parasite dewasa
↓
Menyebabkan dilatasi pembuluh limfa
↓
Pembengkakan pemb. Limfa
↓
Kerusakan struktur
↓
Kerusakan Integritas Kulit
4. Symptom
DS:
• Klien selalu bertanya kepada perawat tentang penyakit yang dideritanya.
DO:
• Klien tampak cemas.
Inefektif Informasi
Kurangnya pengetahuan
2. Hipertermi b.d Adanya Inflamasi pada kelenjar getah bening d.d Klien
mengatakan demam berulang selama 4 hari, demam hilang bila beristirahat dan
muncul ketika kembali bekerja berat, klien mengatakan terasa panas dan sakit
menjalar dari pangkal kaki ke arah ujung kaki, Suhu 38,5°c, RR 24x/I, N 110x/I,
TD 130/60 mmHg, wajah klien tampak memerah, kulit klien teraba hangat.Hb
10,8 gr/dl, Leukosit 9.500/ Hitung jenis: eosinofil 20%, basofil 4%, netrofil
batang 40%, netrofil segmen 20%, limfosit 15%, monosit 1%.
Namun pada kasus Ny. S yang dibahs kelompok, diagnosa yang dapat diangkat
berupa :
1. Nyeri b.d cacing Firaria penyebab penyumbatan pemb. Limfa d.d Klien
mengatakan terasa panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki ke arah ujung
kaki, klien mengatakan kaki nya yang sakit tampak lebih besar dari yang satu
nya, klien mengatakan nyeri bertambah jika kaki yang sakit dibawa bergerak,
klien tampak meringis ketika berjalan, Skala nyeri 7, nyeri tekan (+), non pitting
oedema (+), N: 110 x/i, RR 24x/i, TD 130/60 mmHg, Suhu 38,5°c, Leukosit
9500/mm³.
2. Hipertermi b.d Adanya Inflamasi pada kelenjar getah bening d.d Klien
mengatakan demam berulang selama 4 hari, demam hilang bila beristirahat dan
muncul ketika kembali bekerja berat, klien mengatakan terasa panas dan sakit
menjalar dari pangkal kaki ke arah ujung kaki, Suhu 38,5°c, RR 24x/I, N 110x/I,
TD 130/60 mmHg, wajah klien tampak memerah, kulit klien teraba hangat.Hb
10,8 gr/dl, Leukosit 9.500/ Hitung jenis: eosinofil 20%, basofil 4%, netrofil
batang 40%, netrofil segmen 20%, limfosit 15%, monosit 1%.
Dari kasus yang kita dapatkan diatas dapat dipastikan bahwa Ny. S mengalami
fialriasis. Dan setelah dilakukan intervensi didapati keadaan klien tampak mulai
membaik, masalah teratasi sebagian dan beberapa intervensi masih harus
dilanjutkan.
4.2 Saran
Demikianlah makalah ini yang penulis susun dengan penuh keikhlasan.
Diharapkan dengan adanya makalah opini mahasiswa dapat menambah
wawasan mengenai penyakit Filariasis. Selain itu mahasiswa juga mampu
memahami secara teoritis mengenai penyakit ini serta mampu membuat asuhan
keperawtan tentang kasus Filariasis.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah referensi akademik untuk
melengkapi bahan pembelajaran dan motivasi mahasiswa untuk mengetahui
lebih banyak lagi tentang penyakit Filariasis.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk dapat memperbaiki
penulisan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
• http://v3aza.blogspot.com/2011/05/askep-filariasis.html
• http://yaya-ryuta.blogspot.com/2011/04/makalah-asuhan-keperawatan-
pada-klien.html
• Widoyono. Penyakit TropisEpidemiologi, penularan pencegahan dan
pemberantasannya.Edisi kedua.Jakarta: Penerbit Erlangga.
• Muttaqin,Arif dan Kumala Sari.2010.Asuhan Keperawatan Gangguan
Sistem Integumen. Jakarta:Salemba Medika.