PENDAHULUAN
PRAKTEK PROFESI
NERS KONSEP LANSIA
Oleh:
LOLA RESKA KURNIA
190510225
A. Pengertian
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Nugroho, 2000). Menurut Mary Ann Christ et al. (1993), penuaan merupakan proses yang
secara berangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan
di dalam yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan sel, akibat
interaksi sel dengan lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan
degeneratif.
2. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b) Kesehatan umum
c) Tingkat pendidikan
d) Keturunan
e) Lingkungan
Kenangan (memori) ada 2 :
a) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu
b) kenangan jangka pendek : 0-10 menit, kenangan buruk
Intelegentia Question :
a) Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal
b) Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi perubahan
pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.
3. Perubahan Perubahan Psikososial
a) Pensiun : nilai seorang di ukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan
peranan dalam pekerjaan
b) Merasakan atau sadar akan kematian
c) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih
sempit.
4. Perubahan Perubahan Psikososial
a) Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan
peranan dalam pekerjaan
b) Merasakan atau sadar akan kematian
c) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih
sempit.
Pada lansia banyak dijumpai penyakit jantung koroner yang disebut jantung iskemi.
Perubahan-perubahan yang dapat dijumpai pada penderita jantung iskemi adalah pada
pembuluh darah jantung akibat arteriosklerosis serta faktor pencetusnya bisa karena
banyak merokok, kadar kolesterol tinggi, penderita diabetes mellitus dan berat badan
berlebihan serta kurang berolah raga. Masalah lain pada lansia adalah hipertensi yang
sering ditemukan dan menjadi faktor utama penyebab stroke dan penyakit jantung
koroner.
7. Penyakit-penyakit lain.
Penyakit saraf yang terpenting adalah akibat kerusakan pembuluh darah otak yang
dapat mengakibatkan perdarahan otak atau menimbulkan kepikunan (senilis).
F. Pohon Masalah
G. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit nutrisi (D.0019) berhubungan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat
anoreksia
2. Resiko infeksi (D.0142) berhubungan dengan penurunan asupan kalori dan protein
3. Gangguan mobilitasi fisik (D.0054) berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,
intoleransi aktifitas.
4. Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi sendi
5. Resiko cedera (D.0136) berhubungan dengan otot hilang kekuatannya, rasa nyeri sendi
H. Rencana Asuhan Keperawatan
No DX Tujuan Intervensi
1. Defisit nutrisi Status nutrisi membaik Manajemen nutrisi (I.03119)
(D.0019) (L.03030) Observasi
1. Identifikasi
2. Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang
disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori
dan jenis nutrient
5. Identifikasi perlunya
penggunaan selang nasogastrik
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
9. Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
10. Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
11. Fasilitasi menentukan pedoman
diet
Edukasi
12. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
13. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
14. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. pereda
nyeri, antiemetik), jika perlu
15. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk mennetukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
2. Resiko cedera Tingkat cedera Manajemen keselamatan lingkungan
(D.0136) menurun (L.14136) (I.14513)
dengan kriteria hasil : Observasi
1. Kejadian 1. Identifikasi kebutuhan
cedera keselamatan (mis, kondisi fisik,
menurun fungsi kognitif dan riwayat
2. Ketegangan perilaku)
otot menurun 2. Monitor perubahan status
keselamatan lingkungan
Terapeutik
3. Hilangkan bahaya keselamatan
lingkungan (mis, kondisi fisik,
biologi, dan kimia), jika
memungkinkan
4. Modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bahaya dan risiko
5. Sediakan alat bantu keamanan
lingkungan (mis, commodo chair
dan pegangan tangan)
6. Gunakan perangkat pelindung
7. Hubungi pihak berwenang sesuai
masalah komunitas
8. Fasilitasi relokasi ke lingkungan
yang aman
9. Lakukan program skrining
bahaya lingkungan
Edukasi
10. Ajarkan individu, keluarga dan
kelompok risiko tinggi bahaya
lingkungan
3. Gangguan Mobilitas fisik Teknik Latihan Penguatan Sendi
mobilitas fisik (L.05042) (I.05185)
(D.0054) Kemampuan dalam Observasi
gerakan fisik dari satu 1. Identifikasi keterbatasan fungsi
atau lebih ekstremitas dan gerak sendi
secara mandiri 2. Monitor lokasi dan sifat
meningkat, ditandai ketidaknyamanan atau rasa sakit
dengan: selama gerakan/aktivitas
1. Pergerakan Terapeutik
ekstremitas 3. Lakukan pengendalian nyeri
meningkat sebelum memluia latihan
2. Nyeri menurun 4. Berikan posisi tubuuh optimal
3. Kaku sendi untuk gerakan sendi pasif atau
menurun aktif
4. Gerakan terbatas 5. Fasilitasi menyusun jadwal
menurun latihan rentang gerak aktif
5. Kelemahan fisik maupun pasif
menurun 6. Fasilitasi gerak sendi teratur
dalam batas-batas rasa sakit,
ketahanan, dan mobilitas sendi
7. Berikan penguatan positif untuk
melakukan latihan bersama
Edukasi
8. Jelaskan kepada pasien/keluarga
tujuan dan rencanakan latihan
bersama
9. Anjurkan duduk di tempat tidur,
di sisi tempat tidur (menjuntai),
atau di kursi, sesuai toleransi
10. Ajarkan melakukan latihan
rentang gerak aktif dan pasif
secara sistematis
11. Anjurkan memvisualisasikan
gerak tubuh sebelum memulai
gerakan
12. Anjurkan ambulasi, sesuai
toleransi
Kolaborasi
13. Kolaborasi dengan fisioterapi
dalam mengembangkan dan
melaksanakan program latihan
2. Psikologis-sosial
a) Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu.
b) Isolasi sosial berhubungan dengan perasan curiga.
c) Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.
d) Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.
e) Koping yang tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan menghilangkan
perasaan secara tepat.
f) Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.
3. Spiritual
a) Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan.
b) Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan tak siap dengan kematian.
d) Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidak mampuan ibadah secara tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Moorhead, Sue. 2008. Nursing outcomes Classifications (NOC). Fourth Edition. USA