Anda di halaman 1dari 6

KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIK SABUN CAIR

PENCUCI TANGAN HANDMADE BERBAHAN


AMPAS SISA KOPI ESPRESSO

Asri Widyasanti1), Arinda Nur Ariva2)


1) Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21, Jatinangor 40600
*E-mail: asriwidyasanti@gmail.com

Abstrak
Sisa ampas kopi selama ini masih terbatas pemanfaatannya. Biasanya sisa ampas dijadikan sebagai pupuk
penambah nutrisi pertumbuhan tanaman dengan media hidroponik, pengusir serangga, pewangi ruangan, dan
penghilang bau. Ternyata, ampas bubuk kopi masih bisa dimanfaatkan untuk merawat kulit. Salah satu upaya
meningkatkan nilai tambah ampas kopi sisa espresso yaitu dimanfaatkan menjadi bahan sabun pencuci
tangan handmade oleh masyarakat binaan CSR Indonesia Power Kamojang POMU. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui karakteristik fisika, kimia, dan organoleptik sabun pencuci tangan berbahan sisa
ampas kopi espresso. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan laboratorium dengan
analisis deskriptif. Pengamatan pada sabun cair antara lain sifat kimia, sifat fisik, dan uji organoleptik. Hasil
analisis menunjukkan bahwa formulasi sabun pencuci tangan ampas sisa kopi espresso memiliki pH 7,9 dan
bobot jenis 1,034. Hasil uji organoleptik tingkat kesukaan produk sabun cair cuci tangan ampas kopi yang
dihasilkan, masing-masing dengan skor untuk: warna = 2,83 (tidak suka-biasa), kekentalan = 2,83 (tidak suka-
biasa), aroma = 2,83 (tidak suka-biasa), kesan saat pemakaian/pembusaan = 3,25 (biasa-suka), dan kesan
setelah pemakaian (kesan kesat) = 3,08 (biasa-suka). Teknologi proses pembuatan sabun cair pencuci tangan
handmade dengan penambahan sisa ampas kopi espresso selanjutnya dapat terus dikembangkan sehingga
dapat diaplikasikan pada skala industri.

Kata kunci: Ampas Kopi, Espresso, Pencuci Tangan, Sabun Handmade

Abstract

The utilization of coffee residue is still limited. The remaining coffee pulp is typically used as fertilizer for plant
growth nutrition with hydroponic media, insect repellent, air freshener and deodorizing agent. Apparently,
coffee ground pulp can also be used for skin care. One of the attempts being made by the CSR Indonesia
Power Kamojang POMU group to increase the added value of espresso coffee residue is to be used as
handmade handwash soap. The goal of this research was to determine the physical, chemical, and
organoleptic properties of handwash soap made from espresso coffee residue.The method used in this study
was a laboratory experiment with descriptive analysis. Observations on liquid soap include chemical
properties, physical properties, and organoleptic tests. The results of the study showed esspresso coffee
residue handwash soap formulation had pH 7.9 and specific gravity 1.034. Organoleptic test results on
preference level for the resulting liquid soap for: color = 2.83 (dislike-netral), viscosity = 2.83 (dislike-netral),
aroma = 2, 83 (dislike-netral), impression when using / foaming = 3.25 (netral-like), and impression after use
(impression rough) = 3.08 (netral-like). With the addition of the remaining espresso coffee residue, the technical
process of manufacturing handwash soap continues to be improved so that it can be applied on an industrial
scale.

Keywords: Coffee Residue, Espresso, Handwash, Handmade soap

1. PENDAHULUAN
Kopi merupakan salah satu dari komoditas arabica). Rata-rata produksi kopi di Jawa Barat
ekspor terbesar di Indonesia. Jenis kopi yang pada tahun 2014-2018 mencapai 9,736 ton
terkenal di Indonesia adalah kopi robusta untuk kopi arabika dan 8,1 ton untuk kopi
(Coffea canephora) dan arabika (Coffea robusta (Dinas Perkebunan Jawa Barat, 2018).
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 4, No. 2, 2020
Widyasanti & Ariva. 2020

Ampas kopi merupakan produk adalah mengetahui karakteristik fisika, kimia,


samping dari proses penyeduhan kopi asli dan organoleptik sabun pencuci tangan
dengan metode espresso (menggunakan berbahan sisa ampas kopi espresso.
mesin) dan metode brewing (cara manual).
Perkembangan industri kopi yang pesat dan 2. BAHAN DAN METODE
menjamurnya berbagai coffee shop semakin Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni
meningkat pula jumlah limbah kopi seperti hingga Agustus 2020 bertempat di
ampas kopi yang terbuang. Tercatat 90% Laboratorium Pasca Panen dan Teknologi
ampas kopi terbuang tanpa dimanfaatkan Proses Universitas Padjadjaran.
kembali. Ampas dapat menjadi sumber Bahan
pembuangan sampah sehingga menciptakan Alat yang digunakan adalah slowcooker,
gas metana. Beberapa cara pemanfaatan spatula silikon, timbangan analitik, beaker
ampas kopi adalah biobriket, biopelet, pupuk glass 100 ml dan 1000 ml, batang pengaduk,
tanaman, pembersih alat-alat dapur yang pipet tetes, piknometer, pH meter, gelas piala,
kotor, penghilang bau, perawat warna kayu pengaduk magnetik.
yang kusam, pengharum ruangan, dan produk Bahan yang digunakan adalah minyak
kecantikan. kelapa dengan nama dagang Barco dan
Sabun merupakan sediaan pembersih kulit ampas sisa kopi espresso yang didapat dari
yang dibuat dari proses saponifikasi atua Kamojang, Garut. Bahan-bahan kimia yang
netralisasi dari lemak, minyal, wax, resin, atau digunakan diantaranya KOH 30%, gliserin,
asam dengan basa organik atau anorganik akuades, propilena glikol dan fragrance oil kopi
tanpa menimbulkan iritasi pada kulit (BSN, dan sabun handmade kopi merk X.
1996). Sabun berkualitas baik dipengaruhi oleh Metode
bahan baku yang digunakan. Ampas kopi Berikut merupakan formulasi pembuatan
dapat diolah menjadi bahan baku pembuatan sabun handwash ampas kopi seperti pada
sabun pencuci tangan handmade, sehingga Tabel 1.
nilai tambah ampas kopi menjadi meningkat.
Ampas dipilih menjadi bahan aktif dalam Tabel 1. Formulasi pembuatan sabun pencuci
formulasi sabun pencuci tangan, hal ini tangan ampas kopi esspresso untuk
dikarenakan dalam ampas masih terdapat sediaan 500 g sabun
kandungan senyawa bioaktif berupa senyawa Bahan (g) Fungsi
fenolik yaitu asam klorogenat dan kafein Surfaktan,
pengemulsi
(Andline et al., 2013) yang baik untuk kulit. Infused Oil Ampas
150 dengan
Ampas kopi juga berpotensi sebagai Kopi
bahan aktif
antibakteri alami dan antijamur (Sousa et.al., tambahan
2015). Penelitian yang telah dilakukan Kalium Hidroksida Alkali Bebas
105
(KOH) 30% (Basa)
terhadap aktivitas antibakteri ekstrak kopi Gliserin 20,5 Humektan
robusta terhadap E. Coli (Tanauma et. al.,
Propilena Glikol 45
2016) dengan konsentrasi 100% menghasilkan Humektan
diameter zona hambat sebesar 27 mm, S. Aquadest 279,5 Pelarut
Fragrance Oil kopi 0,2 Pewangi
Aureus (Yaqin dan Nurmiawati, 2015) dengan
konsentrasi minimal sebesar 12,5% dan daya Tahapan Penelitian
hambat yang paling efektif adalah dengan Penelitian ini terdiri dari empat tahap,
konsentrasi 100%, dan Porphyromonas tahapan pertama yaitu persiapan bahan baku
gingivalis (Chamidah, 2012) pada konsentrasi yaitu pembuatan larutan KOH 30%. Tahapan
100%, 50%, dan 25%. Berdasar hal yang kedua adalah pembuatan infused oil teh putih
diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini dengan metode heat infusions. Tahapan ketiga
106
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 4, No. 2, 2020
Widyasanti & Ariva. 2020

adalah pembuatan sabun cair dimana


formulasi pembuatan sabun cair tersebut telah 3. Pembuatan Sabun Cair
ditentukan terlebih dahulu sehingga dapat Pembuatan sabun cair berbahan baku
menghasilkan karakteristik sabun cair yang minyak kelapa ini dilakukan dengan
sesuai dengan SNI. Tahapan keempat adalah menggunakan metode hot process soap
analisa pengujian mutu sabun cair yang making. Pembuatan sabun cair berbahan baku
dihasilkan sesuai dengan syarat mutu pada infused oil ampas kopi dapat dilihat dalam
SNI diantaranya sifat fisika berupa bobot jenis diagram alir proses pembuatan sabun pencuci
mengacu pada SNI sabun mandi cair SNI , uji tangan ampas kopi pada Gambar 2
sifat kimia berupa nilai pH (Sabun Pencuci
Tangan SNI 2588-2017), selain itu, dilakukan Mulai
juga pengujian organoleptik.
1. Persiapan bahan baku Infused Oil Ampas kopi
Persiapan bahan baku dalam pembuatan 150 g

sabun cair adalah menyiapkan bahan-bahan KOH 30% (b/v) Pencampuran dan Pemanasan I
105 g T = 90℃ , t = 3 jam Pasta
kimia yang digunakan dalam pembuatan sabun Sabun
cair dan pembuatan larutan KOH dengan Pasta
konsentrasi 30% (b/v) dari bentuk kristal Propilena Glikol 45
Sabun
padatannya. g Pencampuran dan Pemanasan II
Gliserin 20,5 g T = 75℃ , t = 2,5 jam Dilusi
2. Pembuatan Infused Oil Ampas Kopi
Akuades 279,5 g
Pembuatan infused oil ampas kopi
Pencampuran III
dilakukan dengan metode heat infusions FO kopi 0,2 g
T = 40℃ , t = 30
dengan menggunakan minyak kelapa. menit
Ekstraksi dengan metode infus dengan
Analisis: Sabun Cair
Sabun
perbandingan ampas kopi dan minyak kelapa 1. Uji pH, bobot
jenis Cair
yang digunakan dengan perbandingan 1: 15 2. Uji
Organoleptik Pengemasan
(b/b) dari berat minyak kelapa mengacu pada
(Widagyo et.al., 2013) Pembuatan infused oil
Selesai
ampas kopi dapat dilihat dalam diagram alir
proses pembuatan infused oil ampas kopi pada
Gambar 1. Gambar 2. Diagram alir proses pembuatan
Mulai sabun pencuci tangan ampas kopi

Ampas Kopi 4. Pengujian Mutu


Espresso Minyak Kelapa 200g
13,3 g
Pengujian mutu sabun cair meliputi uji sifat
fisik sabun berupa nilai bobot jenis (SNI 06-
Pencampuran dan Pemanasan
4085-1996 tentang sabun cair) , uji sifat kimia
sabun berupa nilai pH (SNI 2588-2017 tentang
Penyaringan Ampas sabun pencuci tangan) dan pengujian
organoleptik sabun cair meliputi warna, aroma,
Infused Oil Ampas
kekentalan, kesan saat pemakaian, dan kesan
Kopi setelah pemakaian dan kesukaan secara
umum.
Selesai
Analisis Data
Parameter yang diamati meliputi rendemen,
Gambar 1. Diagram alir pembuatan infused oil
nilai pH, bobot jenis, dan uji sensoris terhadap
ampas kopi
warna, aroma, kekentalan, serta kesan saat
107
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 4, No. 2, 2020
Widyasanti & Ariva. 2020

dan setelah pemakaian. Uji sensoris dilakukan adalah 1,0349 dan bobot jenis sabun kopi
dengan uji skoring untuk pembedadaan komersil adalah 1,2656. Jika dibandingkan
menggunakan 25 panelis tidak terlatih. dengan nilai standar, sabun pencuci tangan
. ampas kopi sudah memenuhi standar,
3. HASIL DAN PEMBAHASAN sedangkan sabun kopi komersil memiliki nilai
pH Sabun Cair bobot jenis di atas nilai standar. Faktor yang
Derajat keasaman atau pH merupakan mempengaruhi nilai bobot jenis adalah
parameter kimiawi untuk mengetahui sabun kekentalan, semakin kental suatu zat maka
cair yang dihasilkan bersifat asam atau basa. nilai bobot jenis akan semakin besar.
pH merupakan parameter penting pada produk Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
kosmetika, karena nilai pH dapat sabun pencuci tangan ampas kopi memiliki
mempengaruhi daya absorpsi kulit. Uji pH kekentalan yang rendah sedangkan sabun kopi
merupakan salah satu syarat mutu sabun cair. komersil memiliki kekentalan yang tinggi.
Hal tersebut karena sabun cair kontak
Uji Organoleptik
langsung dengan kulit dan dapat menimbulkan
Pengujian organoleptik dilakukan dengan
masalah apabila pH-nya tidak sesuai dengan
mengamati warna, aroma, kekentalan, kesan
pH kulit. Menurut Badan Standardisasi
saat pemakaian, dan kesan setelah pemakaian
Nasional (BSN, 2017), nilai pH untuk sabun
menggunakan indera penglihatan, penciuman,
cair pembersih tangan adalah pada rentang 4-
dan indera peraba. Uji ini menilai kesukaan
10.
panelis terhadap sabun pencuci tangan ampas
Berdasarkan hasil pengukuran dari kedua
kopi dan sabun kopi komersil. Tabel 2
sampel memenuhi syarat SNI untuk sabun cair
menunjukkan rekap hasil pengujian
pencuci tangan. Sabun pencuci tangan ampas
organoleptic pada 25 orang panelis tidak
kopi memiliki pH sebesar 7,9 dan sabun kopi
terlatih.
komersil memiliki pH sebesar 8,2. Sabun cair
pencuci tangan memiliki kecenderungan
Tabel 2. Rekapitulasi skor uji organoleptik
bersifat basa karena berbahan dasar KOH
Parameter Sabun Sabun Keterangan
yang bersifat basa kuat. Nilai pH sabun Pencuci Kopi
pencuci tangan ampas kopi lebih rendah Tangan Komersil
dibandingkan dengan nilai pH sabun kopi Ampas
Kopi
komersil karena ampas kopi memiliki sifat
asam sehingga menurunkan nilai pH sabun Warna 2,96 2,44 Tidak suka-
Biasa
cair pencuci tangan.

Bobot Jenis Aroma 3,2 3,24 Biasa-Suka


Bobot jenis merupakan perbandingan
Kekentalan 2,92 3,32 Tidak Suka-
bobot suatu zat di udara pada suhu 25 °C Suka
terhadap bobot air dengan volume dan suhu
yang sama (Voight, 1994). Nilai bobot jenis Kesan saat 3,36 3,2 Biasa-Suka
pada sabun cair menunjukkan kemampuan pemakaian
suatu zat bercampur dengan zat lainnya.
Berdasarkan SNI 06-4085-1996 tentang
Sabun Cair, rentang standar bobot jenis sabun Kesan 3,32 3,36 Biasa-Suka
setelah
cair adalah sekitar 1,01-1,10. pemakaian
Hasil pengukuran bobot jenis kedua
sampel tersebut diketahui nilai bobot jenis Keterangan skala uji organoleptik: 1 = Sangat tidak suka,
untuk sabun cair pencuci tangan ampas kopi 2 = Tidak suka, 3 = Biasa, 4 = Suka, 5 = Sangat suka
108
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 4, No. 2, 2020
Widyasanti & Ariva. 2020

Berdasarkan hasil pengamatan panelis, menunjukkan sabun pencuci tangan ampas


warna dari sabun pencuci tangan ampas kopi memiliki tingkat kesukaan yang hampir
memiliki skor lebih tinggi dari sabun kopi sama dalam warna, aroma, kekentalan, kesan
komersil. Artinya, warna dari sabun pencuci
saat pemakaian dan kesan setelah pemakaian.
tangan ampas kopi disukai oleh panelis. Hal ini
dikarenakan warna dari sabun pencuci tangan Respon kesukaan panelis secara umum pada
berwarna coklat terang sedangkan sabun kopi sabun pencuci tangan ampas kopi (2,80) lebih
komersil berwarna coklat gelap sehingga besar dibandingkan sabun kopi komersial
panelis lebih menyukai warna dari sabun (2,72). Hal tersebut menunjukkan formulasi
pencuci tangan ampas kopi. Skor untuk sabun pencuci tangan ampas kopi lebih disukai
parameter aroma, antara sabun pencuci panelis dan berpotensi untuk dikembangkan
tangan ampas kopi dengan sabun kopi
menjadi produk dengan nilai tambah tinggi.
komersil berdekatan, dan skor tertinggi ada
pada sabun kopi komersil karena aroma dari
sabun kopi komersil sangat khas kopi DAFTAR PUSTAKA
sedangkan untuk sabun cuci tangan ampas Andline, A.A. 2013. Antimicrobial and
kopi memiliki aroma khas kopi tidak sekuat
Antioxidant Activities of
sabun kopi komersil. Kekentalan sabun kopi
komersil memperoleh skor tertinggi karena MicrowaveAssisted Extracts From
sabun kopi komersil sangat kental dibuktikan Coffee Ground Residue in Chiang Rai
dengan tingginya nilai bobot jenis pada sabun Province, Thailand. Skripsi. Tidak
kopi komersil. Kesan saat pemakaian untuk dipublikasikan. Institut Pertanian Bogor,
sabun pencuci tangan ampas kopi memiliki Bogor.
skor lebih tinggi karena kekentalan sabun yang Badan Standarisasi Nasional. 1996. Standar
ringan dan pembusaan saat pemakaian disukai
oleh panelis. Kesan setelah pemakaian pada Mutu Sabun Mandi Cair. SNI 06-4085-
kedua sampel sabun tidak jauh berbeda, hal ini 1996. Dewan Standarisasi Nasional.
menunjukkan bahwa kedua sabun tersebut Jakarta.
menghasilkan kesan kesat yang disukai oleh Badan Standarisasi Nasional. 2017. Standar
panelis. Berdasarkan hasil pengamatan Mutu Sabun Pencuci Tangan. SNI 2588-
keseluruhan parameter diperoleh nilai 2017. Dewan Standarisasi Nasional.
kesukaan secara keseluruhan dengan skor
Jakarta
tertinggi pada sabun pencuci tangan, yaitu
dengan skor 2,8 dan sabun kopi komersil Chamidah, S. 2012. Daya Antibakteri Ekstrak
memperoleh skor 2,72. Hasil pengujian Biji Kopi Robusta (Coffea canephora)
organoleptik ini menunjukkan bahwa sabun Terhadap Pertumbuhan Porphyromonas
pencuci tangan ampas kopi disukai oleh gingivalis [Skripsi]. Fakultas Kedokteran
panelis. Gigi Universitas Jember. Jember.
4. SIMPULAN Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. 2018.
Statistik Perkebunan Jawa Barat: Angka
Proses pembuatan sabun pencuci tangan
Sementara 2018. Bandung: Dinas
ampas kopi sisa espresso dilakukan dengan
Perkebunan Provinsi Jawa Barat
metode hot process soap making pada suhu
Hizkia Alesta Tanauma, Gayatri Citraningtyas,
70˚C – 80˚C. Hasil analisis sifat fisikokimia
Widya Astuty Lolo. 2016. Aktivitas
sabun pencuci tangan ampas kopi
Antibakteri Ekstrak Biji Kopi Robusta
menunjukkan sabun memiliki sifat kimia dan
(Coffea Canephora) Terhadap Bakteri
sifat fisik yang sesuai dengan standar mutu
Escherichia Coli. PHARMACON : Jurnal
sabun cair SNI 06-4085-1996 dan standar
Ilmiah Farmasi UNSRAT. 5( 4): 243-251
mutu sabun pencuci tangan SNI 2588-2017.
Sousa, C., Gabriel, C., Cerqueira, F., Manso,
Hasil analisis sifat kimia dan fisik adalah bobot
M., and Vinha, A. 2015. Coffee industrial
jenis pada suhu 25˚C yaitu 1,034 dan nilai pH
waste as a natural source of bioactive
7,9. Hasil pengujian organoleptik
109
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 4, No. 2, 2020
Widyasanti & Ariva. 2020

compounds with antibacterial and


antifungal activities. Formatex: 131-36.
Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Widagyo, D.R., Budiman, V.A., Aylianawati,
Indraswati, N. 2013. Ekstraksi Kafein dari
Serbuk Kopi Java Robusta dengan
Pelarut Minyak Jagung. Jurnal Widya
Teknik, 12(1): 1-10
Yaqin, M.A., M. Nurmilawati. 2015.Pengaruh
Ekstrak Kopi Robusta (Coffea robusta)
sebagai Penghambat Pertumbuhan.
Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi
FKIP UN

110

Anda mungkin juga menyukai