Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 1(1), 1-9

ARTIKEL PENELITIAN

Efek Analgetik Ekstrak Etanol Daun Tampa Badak (Voacanga


foetida (Bl.) K. Schum) Pada Mencit Putih (Mus musculus) Jantan
Analgesic activity of Ethanolic Extract of Voacanga foetida (Bl.) K. Schum) on
Male Mice (Mus musculus)

Adriani Susanty, Armon Fernando, Ivona Adelin

Keywords: ABSTRACT: A study on the analgesic activity ethanolic extract of Voacanga


analgesic, foetida leaves has been conducted on male mice by using Writhing test. The mice
voacanga foetida, were induced with 0.1 mL of glacial acetic acid 1%. The extract was administered
writhing test. orally in the doses of 250, 500, and 1000 mg/kg, suspended with NaCMC 1%,
while 65 mg/kg acetosal was used as positive control. The data was analyzed
with two way ANOVA. The study revealed that the extract exhibited analgesic
effect insignificantly different with acetosal at the doses of 250, 500, and 1000
mg/kg. This effect was different with negative control (p<0.05).

Kata kunci: ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian tentang uji efek analgetik ekstrak
analgesia, etanol daun tampa badak (Voacanga foetida (BI.) K. Schum) pada mencit
tampa badak, putih (Mus musculus) jantan, menggunakan Metoda Writhing Test.
Voacanga Sebagai kontrol positif digunakan asetosal 65 mg/kgBB yang diinduksi
foetida, writhing dengan asam asetat glasial 1% sebanyak 0,1 mL. Rute pemberian
test. ekstrak etanol daun tampa badak secara oral dengan dosis 250, 500
dan 1000 mg/kgBB, yang disuspensi dengan NaCMC 1%. Data yang
diperoleh diolah dengan menggunakan Analysis Of Varian (ANOVA) dua
arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun tampa
badak mempunyai efek sebagai analgetik yang sama dengan asetosal
(kontrol positif) pada dosis 250, 500 dan 1000 mg/kgBB dan berbeda
secara nyata dengan kontrol negatif (p<0,05).

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Korespondensi:
Adriani Susanty
(adrianisusanty@gmail.com)

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014 1
Efek Analgetik Ekstrak Etanol Daun Tampa Badak (Voacanga... | Susanty dkk.

PENDAHULUAN pada daun (6). Berdasarkan penelitian


yang dilakukan Kunesch (7), telah di isolasi
Tumbuhan tampa badak (Voacanga alkaloid daun tumbuhan tampa badak yaitu
foetida (Bl.) K. Schum) merupakan salah vobtusin, vobtusina lakton, desoksi vobtusin
satu tumbuhan yang telah dimanfaatkan lakton, voafolin, voafolidin, isovoafolin dan
oleh masyarakat Indonesia sebagai obat. isovoafolidina. Adapun khasiatnya sebagai
Air rebusan daun tumbuhan ini telah obat luka, gatal-gatal, bengkak (inflamasi),
digunakan masyarakat Lombok sebagai antifungi, antiamuba, antibakteri, obat
obat luka, nyeri, gatal-gatal dan bengkak penyakit kulit, pegal-pegal, sakit kepala dan
(inflamasi). Efek farmakologi dari tumbuhan sakit perut (1, 2). Di Madura, daun tampa
tampa badak diantaranya adalah sebagai badak dipanaskan di atas api dan diletakkan
antifungi, antiamuba dan antibakteri (1). pada kaki pegal-pegal yang kronis. Ekstrak
Sedangkan menurut penelitian Valkenburg tanaman ini digunakan oleh orang Afrika
and Bunyaprapatsara (2), tumbuhan ini untuk pengobatan untuk kusta, diare, kejang
digunakan sebagai obat penyakit kulit, pegal- dan kegilaan serta menyembuhkan kencing
pegal, sakit kepala dan sakit perut. nanah (8).
Uji efek antiinflamasi terhadap ekstrak
etanol daun tampa badak sudah pernah METODE PENELITIAN
diakukan pada tikus putih (Rattus norvegicus)
jantan pada dosis 250, 500 dan 1000 mg/ Alat dan Bahan
kgBB dengan persen inhibisi 48,20% Alat yang digunakan dalam penelitian
pada dosis 1000 mg/kgBB (3). Penelitian ini adalah timbangan hewan, timbangan
dilanjutkan menggunakan fraksi heksan dan digital, jaringan kawat, stopwatch, meja
etil asetat dengan dosis sama menunjukkan pengamatan, kandang metabolit, pipet tetes,
daya antiinflamasi yang sangat efektif gelas ukur, corong, botol maserasi, kertas
dengan persen inhibisi 86% pada jam ke-5 saring, pinset, mortir, stanfer, sonde oral, alat
pada dosis 250 mg/kgBB dan persen inhibisi suntik, beker glass, spatel, destilasi vakum
93,3% pada jam ke-6 pada dosis 500 dan dan rotary evaporator.
1000 mg/kgBB (4, 5). Oleh karena tumbuhan Bahan-bahan yang digunakan adalah
tampa badak mempunyai efek antiinflamasi daun tampa badak, NaCMC 1%, aquades,
baik ekstrak, frak heksan dan etil asetat, asetosal, asam asetat glasial 1%, etanol
maka perlu dilakukan uji analgetika dari 96%.
tumbuhan ini karena adanya korelasi antara
efek antiinflamasi dengan efek analgetik. Hewan Percobaan
Tumbuhan dari keluarga Apocynaceae Mencit putih (Mus musculus) jantan yang
menghasilkan alkaloid voakangin, voakamin sehat, sebanyak 25 ekor, umur 2-3 bulan
dan vobtusin pada kulit akar; voakangin, dengan berat 20-25 g. Selama pengamatan
voakamin, vobtusin dan 18-oksovobtusin tidak menunjukkan deviasi berat badan
pada kulit batang; akuamidin, vobtusin, dan (>10%) dan secara visual tidak menunjukkan
tabersonin pada buah; vobtusin, amatain, gejala yang tidak sehat.
dan 2-deoksivobtusin, dan 18-oksovobtusin

2 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014
Efek Analgetik Ekstrak Etanol Daun Tampa Badak (Voacanga... | Susanty dkk.

Cara Kerja ditimbang terlebih dahulu berdasarkan dosis


dan kosentrasi yang dipakai. Kemudian
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Tampa ekstrak di suspensikan dengan NaCMC
Badak 1% dalam aquadest, mula-mula NaCMC
Sampel daun tampa badak dicuci bersih ditaburkan diatas air panas di dalam lumpang,
sehingga kotoran yang melekat pada daun air yang digunakan 20 kalinya. Biarkan 15
tampa badak tidak ada lagi. Kemudian menit hingga NaCMC mengembang lalu
dipotong kecil-kecil lebih kurang 5 cm. digerus, kemudian dimasukkan ekstrak
Daun tampa badak yang sudah bersih sedikit demi sedikit ke dalam lumpang sambil
dikeringanginkan di udara terbuka tanpa digerus homogen dan dicukupkan dengan
terkena sinar matahari langsung. Setelah aquadest sampai 10 mL di dalam vial.
dikeringanginkan didapat daun tampa badak Volume pemberian zat uji 1% dari berat
sebanyak 1 kg dari 2 kg daun tampa badak hewan dengan menggunakan rumus (10):
segar. Sampel kering dimaserasi dengan
Berat badan (kg) x Dosis (mg/kgBB
etanol 96% sampai sampel terendam VAO (mL) =
Kosentrasi (mg/mL)
seluruhnya dalam wadah kaca berwarna
gelap selama 5 hari dengan sesekali diaduk.
Setelah 5 hari sari etanol 96% kemudian Keterangan :
dikumpulkan dan ditambahkan etanol 96% VAO: Volume Administrasi Obat (mL)
dalam jumlah tertentu pada ampas kemudian
ekstraksi dilanjutkan selama 5 hari. Ekstrak Pengujian Efek Analgetik Ekstrak Etanol
etanol 96% dikumpulkan kembali dan proses Daun Tampa Badak
ekstraksi dilanjutkan satu kali dengan cara Hewan percobaan diaklimatisasi selama
yang sama. Sari etanol 96% yang jernih 7 hari sebelum dilakukan perlakuan. Hewan
dipekatkan dengan destilasi vakum dan percobaan dipuasakan sehari sebelum
dilanjutkan dengan rotary evaporator sampai percobaan tetapi tetap diberi minum. Mencit
didapatkan ekstrak kental. dipisahkan menjadi 5 kelompok masing-
masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit
Penyiapan Hewan Percobaan putih jantan. Pembuatan suspensi sediaan
Hewan percobaan tersebut diaklimatisasi uji ekstrak etanol daun tampa badak dan
selama 7 hari sebelum dilakukan perlakuan. asetosal serta larutan NaCMC.
Hewan dinyatakan sehat apabila selama Hewan dikelompokkan menjadi 5
pengamatan tidak menunjukan deviasi kelompok Pemberian sedian uji terhadap
berat badan (>10%) dan secara visual tidak masing-masing kelompok hewan uji: kontrol
menunjukan gejala yang tidak sehat. Hewan negatif larutan NaCMC 1% dari berat badan
dikelompokan menjadi 5 kelompok yang secara oral; kontrol positif yang diberikan
masing-masing terdiri dari 5 ekor mencit (9). suspensi asetosal dengan dosis 65 mg/
kgBB; kemudian kelompok yang menerima
Pembuatan Suspensi Ekstrak Daun Tampa ekstrak etanol daun tampa badak dengan
Badak dosis 250; 500; dan 1000 mg/kgBB secara
Berat ekstrak yang akan disuspensikan oral. Zat uji diberikan secara oral dengan

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014 3
Efek Analgetik Ekstrak Etanol Daun Tampa Badak (Voacanga... | Susanty dkk.

volume 1% dari berat badan mencit. berwarna gelap dengan sesekali diaduk
Setelah 30 menit, setiap kelompok sebanyak 3 kali pengulangan dengan tujuan
diberikan asam asetat glasial 1% sebanyak hasil ekstrak didapat maksimal. Ekstraksi
0,1 mL secara Ip. Diamati dan dicatat jumlah sampel dilakukan dengan proses maserasi.
geliatan yang ditunjukkan oleh tiap mencit Maserasi merupakan metoda ekstraksi yang
tiap 10 menit selama 180 menit. Nilai persen dipilih karena pengerjaannya yang mudah,
proteksi nyeri pada masing-masing kelompok tidak memerlukan peralatan khusus dan
dosis dihitung dengan menggunakan rumus untuk menghindari kemungkinan adanya
(11): penguraian zat aktif yang terkandung
didalam sampel oleh pengaruh suhu karena
(eksperimen x 100)
% Proteksi = {100 - Kontrol Negatif %} tidak ada proses pemanasan.
Maserat yang telah dihasilkan kemudian
Keterangan: dipekatkan dengan menggunakan alat
Eksperimen: jumlah geliat kumulatif destilasi vacum bertujuan untuk memisahkan
kelompok percobaan tiap individu pelarut dengan ekstrak sehingga ketika
Kontrol: jumlah geliat kumulatif kelompok di rotary evaporator pelarut menjadi lebih
kontrol negatif rata-rata sedikit. Setelah itu di rotary evaporator
hingga diperoleh ekstrak yang sangat
Analisa Data kental. Sehingga didapatkan berat ekstrak
Data yang diperoleh dari hasil kental sebanyak 62,9207 gram, dengan %
pengamatan diolah menggunakan metode rendemen (3,14%).
statistik Analisa Varian (ANOVA) dua arah Metode ini digunakan dengan tujuan
dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey. agar ekstrak yang akan dipekatkan tidak
rusak karena pemanasan pada suhu tinggi.
Disamping itu penggunaan alat ini dapat
HASIL DAN DISKUSI mengantisipasi kerusakan ekstrak karena
suhu tinggi dengan cara melengkapi tabung
Hasil vakum dan disertai dengan labu yang
Setelah dilakukan uji efek analgetik berputar, dengan labu putar pemanasan
dari ekstrak etanol daun tampa badak pada dapat tersebar secara merata. Proses
mencit putih jantan didapat hasil sebagai penguapan dipercepat dengan kondisi
berikut: tekanan udara tinggi yang diciptakan oleh
1. Berat ekstrak daun tampa badak dari 2 tabung vakum yang dilengkapi dengan
kg sampel sebanyak 62,9207 gram. kondensor untuk mencairkan pelarut yang
2. Data jumlah geliatan seperti tercantum telah menguap, sehingga diperoleh ekstrak
dalam Tabel 1. daun tampa badak yang siap diuji pada
hewan percobaan.
Diskusi Hewan percobaan yang dipilih adalah
Sampel dimaserasi dengan pelarut mencit putih jantan. Hal ini berdasarkan
etanol 96% selama 5 hari sampai sampel pertimbangan susunan anatomi fisiologi
terendam seluruhnya dalam wadah kaca mencit memiliki kemiripan dengan manusia,

4 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014
Efek Analgetik Ekstrak Etanol Daun Tampa Badak (Voacanga... | Susanty dkk.

mudah ditangani, mudah didapat, mudah apakah zat uji bisa berefek sama dengan
dalam pemeliharaan, dapat beradaptasi obat analgetik yang digunakan sebagai
dengan baik dengan laboratorium dan kontrol positif yang terdiri dari 5 ekor mencit
harganya pun relatif lebih murah. Untuk putih jantan, kelompok ke tiga, ke empat dan
menghindari terjadinya variasi pada hasil ke lima adalah kelompok zat uji yang diberi
pengamatan digunakan hewan dengan jenis ekstrak etanol daun tampa badak dengan
kelamin sama yaitu mencit putih jantan. dosis 250, 500 dan 1000 mg/kgBB yang
Metoda uji analgetik yang digunakan adalah terdiri dari 5 ekor mencit.
Writhing Test karena metoda ini cukup Ekstrak daun tampa badak sebelum
sensitif, sederhana dan baik untuk golonggan diuji pada hewan percobaan terlebih dahulu
analgetik lemah atau analgetik non-narkotik ekstrak disuspensikan dalam NaCMC 1%.
(11). Sediaan dibuat dalam bentuk suspensi
Sebelum perlakuan hewan uji terlebih karena ekstrak tidak larut sempurna dalam
dahulu diaklimatisasi selama 7 hari, selama air. Penggunaan NaCMC ini adalah karena
aklimatisasi hewan uji diberi makanan dapat menghasilkan suspensi yang stabil,
dan minuman seperti biasanya. Hewan kejernihannya tinggi dan bersifat inert
uji dinyatakan sehat apabila selama sehingga tidak mempengaruhi zat berkhasiat.
pengamatan tidak menunjukkan deviasi Suspensi ekstrak daun tampa badak
berat badan (>10%) dan secara visual tidak diberikan secara oral agar dapat langsung
menunjukkan gejala yang tidak sehat (9). sampai di saluran cerna dan segera
Mempunyai berat badan yang kurang lebih diabsorpsi. Jalur pemakaian obat secara
sama dan dibagi dalam lima kelompok. oral merupakan jalur pemakaian obat yang
Dengan cara ini diharapkan pembagiannya umum digunakan, mudah diberikan dan
akan merata dan data yang dihasilkan akan aman. Pada uji analgetik penginduksinya
mendekati sama (lebih homogen). Sehari yaitu asam asetat glasial, karena mempunyai
sebelum pengujian hewan uji dipuasakan nilai bobot molekul yang sama dengan asam
selama 24 jam, tetapi tetap diberi minum hal asetat. Asam asetat glasial mempunyai
ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan BM 60,05 dengan rumus molekul C2H402
adanya efek analgetik dari makanan yang mempunyai waktu paruh 2-3 jam (9,12).
diberikan pada hewan uji. Asetosal merupakan golongan salisilat
Pada penelitian ini dilakukan uji efek yang mempunyai aktifitas analgetik-
analgetik terhadap hewan uji, hewan uji antipiretik dan antiinflamasi yang sangat
yang digunakan adalah mencit putih jantan, luas digunakan dan mempunyai efek yang
yang terbagi menjadi 5 kelompok. Kelompok sangat kuat dibandingkan analgetik perifer
pertama adalah kelompok kontrol negatif lainnya, digolongkan dalam obat bebas
yang tidak diberi obat berfungsi untuk serta menjadi standar untuk pembanding
mengetahui apakah pensuspensi yang dan evaluasi obat. Mekanisme kerja dengan
digunakan mempunyai efek terhadap hewan menghambat enzim siklooksigenase
uji yang terdiri dari 5 ekor mencit putih sehingga prostaglandin (PGE2, PGF2,
jantan. Kelompok ke dua adalah kelompok PGL2), tromboksan A2 terhambat.
kontrol positif berfungsi sebagai pembanding Penghambatan produksi prostaglandin yang

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014 5
Efek Analgetik Ekstrak Etanol Daun Tampa Badak (Voacanga... | Susanty dkk.

Tabel 1. Data Jumlah Geliatan Hewan Percobaan Selang Waktu 10 Menit Selama 180 Menit
Pengamatan

Jumlah Geliatan dalam Waktu (Menit)

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180


Kontrol (-) 18,8 19,8 20 18 17 12 9 8 7 4,6 4,3 3,8 5,2 3,2 3 1,8 1,2 0,2
Kontrol (+) 2,6 2,4 2,2 1,8 1,4 1,2 0,8 0,6 0,4 0,6 0,4 0,4 0,2 0 0 0 0 0
Dosis250 6,8 6 5,4 5 3,4 1,8 1 0,6 0,8 0,6 0,2 0,4 0,4 0,2 0 0 0 0
Dosis 500 6,4 6,4 5,4 4,6 2,2 1,6 1,2 1,2 0,8 0,2 0,2 0,2 0,2 0 0 0 0 0
Dosis 1000 5,8 4,6 3 1,6 1,4 1 1 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 0 0 0 0 0

Gambar 2. Grafik persen proteksi nyeri yang diberikan tiap-tiap perlakuan


selama 180 menit pengamatan

merupakan salah satu senyawa yang dapat mengalami nyeri.


meningkatkan kesensitifan nosireseptor, Pada kontrol positif persen proteksi
dapat menurunkan jumlah impuls nyeri yang rata-rata maksimal terjadi pada menit ke-
diterima oleh sistem saraf pusat (13,14). 140 sebesar 100%, pada dosis 250 persen
Penentuan aktivitas analgetik dilakukan proteksi rata-rata maksimal terjadi pada menit
berdasarkan pengamatan jumlah geliatan ke-150 sebesar 100%, dosis 500 persen
yang terjadi pada hewan percobaan. proteksi rata-rata maksimal terjadi pada menit
Pemberian asam asetat glasial pada hewan ke-140 sebesar 100% dan dosis 1000 mg/
percobaan bertujuan untuk merangsang kgBB persen proteksi maksimal terjadi pada
nyeri pada hewan tersebut sehingga akan menit ke-130 sebesar 100%. Hal ini
menyebabkan terjadinya geliatan yang disebabkan asam asetat glasial mulai
merupakan pertanda hewan tersebut berkurang dari waktu ke waktu pengamatan,

6 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014
Efek Analgetik Ekstrak Etanol Daun Tampa Badak (Voacanga... | Susanty dkk.

Tabel 2. Persentase proteksi per waktu

Jumlah Geliatan dalam Waktu (Menit)

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180


Kontrol (-) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kontrol (+) 86,2 87,8 89,1 90 91,7 90,0 91,1 92,5 94,3 87,0 91,7 89,5 96,2 100 100 100 100 100
Dosis250 63,8 69,7 73,3 72,2 80,0 85,0 88,9 92,5 88,6 87,0 95,8 89,5 92,3 93,8 100 100 100 100
Dosis 500 66,0 67,7 72,9 4,5 87,1 86,7 86,7 85,0 88,6 95,7 95,8 94,7 96,2 100 100 100 100 100
Dosis 1000 69,2 76,8 85,2 91,1 91,8 91,7 88,9 87,6 88,6 87,0 91,7 94,7 100 100 100 100 100 100

Gambar 2. Grafik persen proteksi nyeri yang diberikan tiap-tiap perlakuan


selama 180 menit pengamatan

seperti terlihat pada grafik persen proteksi rendah biasanya meningkat dan berbanding
nyeri yang diberikan tiap-tiap perlakuan langsung dengan meningkatnya dosis, jadi
selama-180 menit pengamatan. ada hubungan antaradosis dan efek yaitu
Hal ini disebabkan semakin besar berbanding lurus (15). Data persentase
jumlah ekstrak etanol dan tampa badak yang inhibisi dapat dilihat pada Tabel 2.
digunakan maka semakin besar jumlah zat Dari uji statistika menggunakan analisa
aktif yang terkandung di dalamnya, sehingga varian dua arah yang dilanjutkan dengan Uji
kemampuan persentase proteksi terhadap Lanjut Tukey terhadap data yang diperoleh
nyeri yang dihasilkan tiap-tiap perlakuan menunjukkan kontrol negatif berbeda nyata
semakin besar. Semakin kecil jumlah geliatan dengan zat uji dan asetosal p<0,05. Pada
semakin besar pula persen proteksi yang dosis 250 memberikan efek analgetik terlihat
dihasilkan. Pada hewan atau pada pasien, dari statistik berbeda nyata dengan kontrol
respons terhadap dosis suatu obat yang negatif p<0,05, pada dosis 500 memberikan

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014 7
Efek Analgetik Ekstrak Etanol Daun Tampa Badak (Voacanga... | Susanty dkk.

Tabel 3. Hasil uji lanjutan Tukey terhadap efek analgetik ekstrak etanol daun
tampa badak terhadap homogenitas variabel dosis

Kelompok

Subset

Perlakuan N 1 2 3

Tukey HSDa,,b Kontrol (-) 36 .0000


250.00 36 86.4633
500.00 36 88.7914
1000.00 36 89.4644
Kontrol (+) 36 92.2158
Sig. 1.000 .095 .151

efek analgetik terlihat dari statistik berbeda KESIMPULAN


nyata dengan kontrol negatif p<0,05 dan
pada dosis 1000 mg/kgBB terlihat dari Berdasarkan hasil penelitian yang telah
data statistik berbeda nyata dengan kontrol dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak
negatif p<0,05. Tetapi, dosis 1000 mg/kgBB etanol daun tampa badak (Voacanga foetida
mempunyai efek analgetik yang paling kuat (BI.) K. Schum) yang diujikan pada mencit
dibandingkan dengan dosis 250 dan 500 putih (Mus musculus) jantan pada dosis
mg/kgBB, perlakuan dengan dosis 1000 mg/ 250, 500 dan 1000 mg/kgBB memiliki efek
kgBB tidak berbeda nyata dengan asetosal sebagai analgetik. Hal ini terlihat bahwa
p>0,05. ekstrak etanol daun tampa badak pada dosis
250, 500 dan 1000 mg/kgBB berbeda nyata
dengan kontrol negatif p<0,05 seperti terlihat
pada tabel di atas ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Le Grand, A. (1989). [Anti-infective Academic Press.


phytotherapies of the tree-savannah, 3. Pratama, M. (2009). Efek antiinflamasi
Senegal (occidental Africa). III: A review ekstrak etanol daun tampa badak
of phytochemical substances and the (Voacanga foetida (Bl.) K. Schum) pada
antimicrobial activity of 43 species]. tikus putih jantan (Rattus norvegicus)
Journal of ethnopharmacology, 25(3), (Karya tulis ilmiah), Sekolah Tinggi Ilmu
315-338. Farmasi Riau.
2. Valkenburg Van J. L. & Bunyaprapatsara. 4. Suryati. (2010). Uji efek antiinflamasi
(2008). Medicinal and poisonous plants. fraksi heksan daun tampa badak

8 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014
Efek Analgetik Ekstrak Etanol Daun Tampa Badak (Voacanga... | Susanty dkk.

(Voacanga foetida) pada tikus putih 9. Anonim, (1979). Farmakope Indonesia,


jantan (Rattus norvegicus) (Karya tulis Edisi III, Departemen Kesehatan
ilmiah). Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Republik Indonesia, Direktorat Jenderal
Riau. Pengawasan Obat dan Makanan,
5. Lovena, T. N. (2010). Uji efek Jakarta.
antiinflamasi fraksi etil asetat daun 10. Thompson, E. B. (1985). Drugs
tampa badak (Voacanga foetida (Bl.) bioscreening fundamental of drug,
K. Schum) pada tikus putih jantan evaluation technique in pharmacology.
(Rattus norvegicus) (Karya tulis ilmiah). New York: Granceway P u b l i s i n g
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau. Company.
6. Bingtao Li, Antony J. M., Leeuwenberg 11. Turner, R. A. (1965). Screening
& David J. Middleton. Apocynaceae, methods in pharmacology. New York
in Flora of China Vol. 16 Page 143. and London: Academic Press,
Published by Science Press (Beijing) 12. Martindale. (2002). The complete drug
and Missouri Botanical Garden Press reference, (thirty third edition). London:
7. Kunesch, N., Das, B. C., & Poisson, J. The Pharmaceutical Press.
(1970). Alcaloides des Voacanga. XI. 13. Ganiswarna, S. G. (2007). Farmakologi
Structure des bases bis-indoliques des dan terapi (edisi V). Jakarta: Gaya
feuilles du Voacanga africana Stapf. Baru.
Soc Chim France Bull. 14. Wilmana, P. F. (2005). Analgesik-
8. Macabeo, A. P. G., Alejandro, G. J. D., Antipiretik Analgetik Antiinflamasi Non
Hallare, A. V., Vidar, W. S., & Villaflores, Steroid dan Obat Pirai, Farmakologi dan
O. B. (2009). Phytochemical survey Terapi (edisi IV). Jakarta: Universitas
and pharmacological activities of the Indonesia.
indole alkaloids in the genus Voacanga 15. Harmita & Radji. M. (2008). Buku
Thouars (Apocynaceae)-an update. ajar analisis hayati (edisi 3). Jakarta:
Pharmacognosy Reviews, 3(5), 132- Penerbit Buku Kedokteran EGC.
142.

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (ISSN: 2407-7062) | Vol. 01 No. 01 | November 2014 9

Anda mungkin juga menyukai