MAJALAH KEDOKTERAN
SRIWIJAYA
SRIWIJAYA
AnsgotaPen]'un'1ins
;::i?:,f*Tl##o'iiiiln'*
Prot dr. KHJ\4. Arslad, DAAK Sp.,And
Prot dr. A Kurdi S_varmuri, M.l,fedEd, SpOC(K)
Proi dr. Chai.il Anwar, DAP&E, Sp.Park phD
. prof dr. Aknal S1a'roni, DTM. SpPD-KTI
Prol dr. Ali Gh.onie, SpPD. t J(V
Prof dr. Theresia L To.uarl SpKK(K)
Prof dr. Hardi Da.ma$,arL DTM&FL MPH- FR RSTM
Prof dr. Tan Malaka. \4OH. PhD
Dr. dr. Yuwono- M. Biomed
dr. Mutiara Bucii Aztral. SU, M.Medsc
Daftar Isi
Afti*el Penelitian
Nilai Diagnosdk napiir' yea-rr rey untuk Diagnosis Kandidiasis vuhot -inl! pada \rianira pekerja
_ Seks,Kornenial di KJinik Graha Srisiyala palembang.
Rl,l. Swlvd Tjckvan. AthufThaha. .. I
Efek- Pemberian serbuk renpang (stichopus variegalus) Jangka panjang Tertradap
Kadar Grra
Darah Tikrs Putih Janran Galur Wistar Model Hiperglikemik
fitrioh. Theodonts. M.T. Kamaludlin .._.... .,......--._.....,.,... --
EGlrivitas serum ororog lfiramust-ular pada pasien unitaria Kronik di RSUp Dr. Mohammad
_ Hoesin Palembang
LL AthufThal@. kM. Su/ttlJi Tjckt'.m. _. ......-................. ll
Pengaruh Pernberian Erstrak pare (rvtomordico charanrid-L)'f efiadap Stru(tur Historogi prosrat
dan Vesjlrrla Seminalisfikus Janbn ffialtrr$ NotlegiL.us) Slratnsprague Dawle1.. ...:::
Meirinda Handaylni, Arsyad. Salni ....... .... .,
.._...... :..,...._... E
spesifikasi Pola Dermarogiifi Fenderita Retardasi Mental pada Si*a sLB ypAc palembane
Ritq Kustiati. Triwani, Hernan yasin,Joko Matuoto . 3.t
Sensitivitas dan Spesifisitas Metode pollmerase Chaid Reaction pad^ pemeiks.vtn Brug,a
Malayi dt De5.a Swgai Rergit l\4umi Kabrpate! Banj,,uasin
Rini Pratiwl Chairil Anwer, Mgs.lrsan Saleh, ?heodorus........._... ..... .. ...._.,......
4l
Efek Nefrotoprote.kif Teripang Emars (gichopus ,/a egatus) pada Tikus Janlan De$,asa Galu,
WiSar Yang Diinduksi Parasetamol Dosis Toksik.
lsmanlorc, Kamaludin. M.7., 1'heodorus. Sulastri, H... _._ _.....
5?
Penganrh Pemberian Jus Buah Tomat (Solq,ium Ly:opersicun) Terhadap Kad.at Antioksidan pada
Ibu Hamil Trimester Ketiga Pasca Senam Harnil
Abdul Kadir Hasqn. 59
Tinjouan Pustaka
t
I Abstrek
ljnilarb tronit (tti) rer+atan pern'aliir kulir otaia4idtrr Fng dapa.t mempengaruhi kualitas hidup pasien.
Anttstanin rnerurraran uanr4 rerapi scsagian i,sar p i.n ua*.n"-L;i- re5pon baik. lelgouaru,
b-t b"t),'.I' dikemba,-rgkan rnmun pengobatan lersebr{ fitasih rnenyebabkan efek samping dan membutuhkan biaya
5rs5t' Efekirilas s:erum ololog (So) sebagai pengobaa,r LIK dengar auroantibodi ieli aitaportan sebelumnja.
Membandingtan efektii"itas so intranuskrlar dangan loratadin orai l0 mg sebagai pengobatan
UK dan menilai
efehititas So dan loratadir sebagai pengobalan UK dwrgan hasil autologous sirum siiuor
l-4ssr; i*y
dan ASST G).
tlinj.t buta gand3.rnernbagr subJek secara acali ke dalam 2lelompok 34 subJel
:::liq:ri
So-d.ar 3l
mendapaikan pengobatan.
subiet mendapal loratadin selama 6 pekan periodc pngobalan- Seluruh subjek dilaltukan anamnesis:
penildan skor keparahan Uinis pra elsperimental afaft lain skor dur i, ,,.titu- distribusi. gatal,
angioedern, keiuhan
sistemik dan sko. tota! pemerikaan fuik dgr ASST, penilaran skor keparahan kiinis dinilai iup p"k" rringgu pekutt
z
pqtgamalan dan 5 Peln setelah pengobatao teraldrir Skor keparahan klinis masing-masing
kelomiik setelah
pagobatan rneryalami pnuunan bermatrra dibandingkan dengan ikor keparahan
klinis fra eks$"irtt.ntj (p=eo00).
Skor total keparahan kJinis lelompok SO lebih rendah bermakrna.dibandingkan dengan"kelomiok loratad; dlmulai
gf" ryh ke-{ hingga pekan temkhjr pengalaran (P<0,005). Derajat kesembuian kerompok so rebih tinggi
gjbo:djlqkan d:nca,' telompck lcn*adlr padapekan te ,r, -(r, -z da; - r r ip<e00s). Derajar kesernbuhan LIK Assr
a*)
datt AsS-r (-) diobat derrgal SO alau lordad.in adalah sebanding fesirnpulan; Serum otolog dapat dig"natan
ieuagar
alternatif pengobahn UX .
' Abstract
chronic uricria (CU) is a dinressing dermalosis bec-arse ofilJ negativ influence in quality oflife Antihistamine
are
rhe mainstay- of trearrneot blf most palients do not respord well- Nerv treatmenti being developed bd
most of
medicarion have side ellects and higher cost- Effectiveness of ariologous serum (AS) in Ct *ith
iutoantibodl.- r,vas
reported' To comP6re drc effddtive.ess ofAS than lontadin l0mg in th; Featment in CU
and &sses effectiveness ofAi "
:unl lo{atadirr ir dre t qtttNrli of CU witlr aulologous ser,urt slin test (ASST) (+) alld ASST restrlt. sOj.,,e
radomll derided into t$o tratment groups in this double-blind study: J4 subjects receiled AiG)and 3l receired
lort?.lrne l0 nrg for s( r.r,eeks pe.iod of treaknent ,Anamnesis: assessmenl of pre etperimenlal cinical ser.eritv score
consistcd of dLra-tiorl rtiqr- disrriburior itctl angiodern s).stenic syrnprom and tooi ,.-".
ASST prformed in all subjects. Clinical severity score obsen ed Every-rveek for up to o.eek"r*lJ.*-i-r;r"
7 of obsenation and "ra5
n'edrs alier lan recrnent Clinical severit-y score in bo$ aeahent groups srgnilicantly decreased
as compared to pre
erperinrental score (p=a),ixD). start fiom week-4 of obserrzrioa toiot ,i*" ,""r.it1 ,*." in as'grorp
n"s
significanlly lorver as compared lo loraladine (p<o,oo5). Improvemern ofAS group *,as higher than foraradii
at rveek-
4- -6 -7 ard -ll (p<0-005). The improvement of ASST (+) and ASST
1-j suU;eas rn-AS or loraradin group was
comtnrable. ( orrcJusion: Autologous serum can be used as an altemalive treatrnent in CU
12
f.
;i
,llKS, Th. 1i, n"o. I. Jannn 20I j
pertarna Obal ]ang dipilih adalai kortikosteroid oral. hidup, memerlukan pngobatan jangka lam4 $'alitu
epinefrin dan leukotrie& Penggunaan obat lersebut remisi penl'atit singka! dan memerlukan biaJ'a bssar-
dalam jangka panjang tidak dianjurkan mengingat efek Sebagian besar pasien UK tidali memberikan respon
samping dapat terjacii t.:5'] baik rerhadap loraradin sebagai pengobaran lini pertama_
Lqratadin memiliki angka kesembuhan 8l%. namun
Pengobatan hni ketrga adalah imunoterapi antara lain masih terjadi kekambuhan s,alau Cosis ditingkatkan
siklosporin- plasmaiereis dan imunoglobulin irtravena serta meoimbulkar efek samping. Pasien ttK tang tidak
O\4G). dibenka.r pada wtika.ra brar ].'ang tidali memberikan respon baik
dengan obat tersebut
-. mernberikan respon tertradap pengobaan konserv--'atif Obat memerlukan pengobaranlini ke-2 dan lini ke-3. namr.rlr
Iersebut memberikar hasil baik pada pasien UKA, masih menimbulkan efek samping kekambuhaa
namun trdali drrekomendasikan sebagai pengobata.n membutuhkan bia.va besar dan masih mernedukatr
tunggal, seiaii itu bial.a dan *ekambuhan masih penelitian dengan kontrol. Berdasarkan hasil penditian
d-rpenimbangkan sehingga membutuhlan penelitian Bajaj dl,k mengerni efekivitas SO pada pasien UK
lebih lanjut r'3 e 2e-ri serta belum ada prFlitian 1-ang nrernbendingan di*rir.itas
SO int-arnusktar dagn lora.&in sebagai pengobarat
Arfohernolerapi salah safu bnlut imunoterapi merupalen LIK maLa peneliti ingin me.gdahui efel,tiritas, l.altu
pargobd2n lansfusi &Jah Pengobalan translirsi darah penl'embuhaa lama remisi dan biaya i,ngobatan SO
yang popular sebelum dilemulian antibiotik merupalian intrarnuskuliir-
prosedu: terapeLrtil 1,ang telah ditenma sebagar pengobaran
berbagai panvaLit 3a{ Metoda desrs;tisasi autohernoterapi
2. Metode Penelitian
telal dilakr.rkan oleh Ra\aul tahun 1913. Pengobaran ini
dieuruLan sebagar terapr pen\alil pruriginosa sertl Penelitian ini addah uji ktinjk acak t.t(ontol buta garda
berlepuh dan telalr direkomendasikan sebagar terapi
pen,vakit urti karia.-'+* lvlekanisme autohemoterapi pada
(rundamizeri contollal dodrle blid ffiA dengan desarn
paralI. Penelitian dilaliukan di Potiklinik Rarvat Jalan
unikaria belum diketahui pasti Ravaut r.envala-kan IKKK Divisi Alergo-Imunologi RSUP tv{FI Palembang
pembenan te.api Iersebut bergurra mengembalikan Pe4elitian dilaksanakan bulan November 20ll sampai
keseimbangan imunologik 1-ang terganggu dengan dengan Mei 2012- Populasi penelitian ini adalah seluruh
menekan realsi abnormal sehingga kondisi lubuh pasien [IK yang terobar ke Polikliaik Rarval Jalan
kembali pada keadaan sensitivitas normal. 35-37
IKKK Divisi Alergo-Imunologi RSLIP MH PalcrnbaDg
ienia,rg $alitu penelitian. Sampel penelitraa adala,\
Slaubach dlli melaliulian penelitian uji ktinik seluruh pasien UK vang memenuhi kiteria penerimaan
autohernoerapi menggr-u'rakan autologotts whole blo<xl
Polililinik Rarvat Jalan IKXK Divisi
-vang berobat ke
(AWB) jntramuskuiar dengan kontrol plasebo pada,56
Alergolmunologi RSUP MH Palembang sebanl'a.k 6-s
orang pasien L[( dengan ASST positif (+) dan ASST sampel pada lelompoh SO sebanyali 34 sampel dar
negarif (-) Injeki AWB intramuskular dilat-ukan setiap
kelompok loratadin seban)'ak 3l sampel. Seluruh pasien
gdian selanra ddapon pekan seclra signifitan mentnr*all
memenuhi lciteria penelitian diambil secara bturutan
ahifilas UK rrnnunurlial lErggura,il aliihistatnin dari sebagi subjek penditiat sdrirgga juinlah sarrpl t{pq!.dii
nsnperbaiN kualites hiCup ff/o pasim LIt( ASST (+).3t (@ntec'utiw sampliq). l.llElisz dala matggrnalan
analisis deskiptif da-tr analisis infereruial (uji (lu'
Sampar saar iru penelitirn autohemoterapi menggunakan :'qunre, uii-t).
sentrn. ololog (SO)..sJbqgai ferapi LJK masih sedikir_
salah satunva dilak..rlian Balaj dkk. Penelitran uji klinik
3. Hasil
menggunakan SO intramusl-ular larg disaring dari
A\\'ts tersebul nremberikan hasil baik- didapatka.r Perbandingafl Skor Keparahan Klinis Kelompok So
penurunan skor tolal keparahan Uinis pada kelompok
Dengan l,oratadin
ASST (+) sebesar 65%- sedangkan keiompok ASST
(-) sebesar 5396 saal pensamatan alhir pengobatan L Perbandingan skor keparahan klinis pekr k-2
Pada penelitiar tersebur ridak didapatkal perbedaan
kelompok SO dengan ioratadin
skor totai keparahan klinis berma(na pada kedua
kelomDol pene,itian Menurui Bajal dkk. SO banvalr
Satu pekan setelah pe[gobatarr aiau pad! pekar, k!-2
nrembenta,r keuntungan <iiba-ndingkau dengan AWB
pegamatan, kedua lelompot mengalami pnurtnEn
arnra lain: Jarum \ang digunakan lebih halus sehingga
rerata skor kqrarahan lilinis. Berdasarkan uji stali$i(
Lurarg menrakitkar bagi pasien dan tjdak harus segera
didapatkan pcrbdaan bermalna pada rerau skor durasi
drrqeLsikan sepeni -LWB roruk mencegah petggumpalan
utika dan skor uaifa Rlfda slior durasi wtiAa kelornptrf
dan lahor auloreahlfpaling barl al di dalam serumr8
SO adalah 1,62 i 0.551 sedan*an kelompok loratadilr
sebesar 1,32 * 0.175 dengan nilai p = 0,025 dan rerala
Btldasa-rkal u.aiall dr atas. rnasalalt pada peneliiian llx
urtika kelompok serum otoiog dan loraladin secaJa
aCalah bahrra UK menimbultan ga-ngguan kualitas a
berurutan adalah 2.41 1,048 dan I.94 + 0.680 dengan
13
trlKS TIL 15. No- I. Jamun 2013
nilai p = O-Oi5 lld rersebut mentrnjukkan bahNa kelonrpok loraadin desgan rerda 0.42 + O765' nilai p
pagobda Ldoapok lq'atadin kbih baili pada panurunao pada perbedaan tersebut adalah 0,049. Perbedaan rerara
skq Ctrei rrdia da skor utika pada pekan ke -2 skor keparahan klinis kelompok SO dibandingkan loratadin
rn-oardirgfa &ar keiospok SO- Namun brdasatian pada pekan ke-3 disajikan pada Tabel 2.
h6il arElbis perberkt rcr'aa skor tota.l pada kedua
kelompok tidak ditapalkan bermalina (p = 0,160), 3. Perbandingan reraia skor keparahan klinis pekan ke'
mern-urjr-dJran bdn*z secara teslrruhan terdapal pnurunan 4 kelompok SO dengan loratadin
Hinis larg sebading @a kedua
uji iraifi'pabadingan skor kpamhan Hampir wlunrh peftedaan rerala skor keparahan klinis
klinis pe*an ke-2 ditan5illun padaTabel L pada kedua kelompok didapatkan bermakna pada pelia,-t
l++, kecuai pada skor drasi urtika (p{.128) Perbedaan
2. Perbandingan rerara skor keparalun klinis pekan ke- rqata skor keparahan Hinis disqiikan pada Tabel 3.
. TaDcl t- Perbrndjdg?n rerata skor ke?ar.h{o klini$ pckan ke 2 kelortrpok SO dDgan loratadi
n
.
SO loraiadin ( P
(n=3+) (n=31)
-Sko. d*asirtlil? l5r*0..5i1 l'3, * q't?5- Z-lot 0.05
SkorMika 2,41 + l'0{8 1.9't +-0'6E0 2'l5l 0'0-35
Slior dislribusi 2.7{ a 1,2i3 239 x 0-'16l l':iio 0'182
Skor Salal 1,65 5 0'925 l.'17 +0'69 0'390 0'69E
Skorangjoedem 0.00 i 0.m0 0'00 + 0'000
Skor kelul|an sislemik o,32 L0'168 0,58 + 0'807 -l'il6 0.193
Skor lotai 3,9'l + 3'162 8.00 + l-98i l-421 0,160
Tabel 2. Perbanditrgan rerala skor keparah.ln klinis pekan ke'3 kelompokSO dcDgan loratadio'
Tabet 3. Perbandingan rcrata skor kcparahat ktinis pkan ke3 kelornpok SO dengan loratadirL
Kelompok Kelompok
Skor ketrlrahan klinis SO loraudin
(n=j-t) (n=l l)
Skor durasi urtilia 1.03 + 0.627 l-19 + 0-J02 -l-243 0.218
Skor unila 1.35 a 0.917 1.97 + 0.65'l -3.079 q(n3
Skor distribusi 1,62 r l.l8l 2-,r5 a 0.E19 -2,a16 0.1)05
Skor galal l- 12 + 0-769 1.58 + 0.672 -2.573 0,Or2
. Skor aDgioedem ' 0.00 + 0.000 0.00 * o.(xx)
' Skor keluhrn sistenik 0-01 + 0.171 0-i2,r 0,651 -2.527 0-0IJ
Skcr lol.d i-06 3 3.12-1 ?.12: l-991 -3.632 0,00r
14
MKS, Th. 45, No. I, Jamnn 2013
a- Perbandingan rrah skor keparahan klinis pekan-5 Z74l dibandingtan dengan 6,55 *
1.74E. PerbarxliEgzn
kelompok SO dangan loratadin rerata skor keparaftan klinis pekan lie-6 kedua kIonlpok
penelitian disajikan pada Tabel 5.
Hasil pada petan ke-5 yang disajikan pada Tabel 4.
masih menunjukkan bahrva rerala skor keparahan ktinis 6. Perbandingan rerata skor keparaha'r klinis pekan-7
kdompok SO lebih rendah bermakra bandingkan derrgan kelompok SO dengan loratadin
kdompot hraadin kearali pada skor durasi urtika dan
skor unika Pekan ke-7 merupaliai pnilaian ulama pada penelitian
ini, seluruh skor keparahan klinis unikarid-kelompof S
5. Perbandingan rerata skor keparahan klinis pekan-6 dibandingkan dargan kelompok loraradin didaparkan
kelomlnk SO dengan loratadin perbedaan bernakn ttasil uji saistik disajikan pada
Tabel 6. menunjukkan bahua rerata skor total pekan ke.
Pada pekan ke6 terdapat perbedaan bermakna pada 7 kelompok SO lebih rendah bermalcra dibandingkan
seluruh skor keparahan klinis unikaria kelompok SO dengan skor total kelompok loraradirl 1.aitu 2,91+ 1610
dibandingkan dengan kelompok loratadin. Hasil uji dibandingkan dengan 6-53 ! 1,748 deigan nilat
staistik menunjukkan bahwa rerala skor total pekan ke- Fq000.
6 kelompok SO lebih rendah bermalina dibandingkan
dengan skor total kelompok loratadin, yaitu 3,06 a
Tabl {: Perbandingan rerata skor kepaialdn klinis pekan ke-5 kelompok S0 dengan loraladie
Kelonpok Kelompok
Skor keparalun klinis SO loratadin r p
(n=34) (n--31)
Sko! durasi urtika l.12 + 0,686 l.l0 + 0,396 0,148 0,8E3
Skor utt'ka l,4l + 0.988 I,68 + 0,6i3 -t,266 0.210
Skor distribusi 1,65 * 0,88.1 2,16 + C.860 -2,37i 0,02t
Skor gaLd 0,97 + 0,521 t,52 * 0,626 -3.6i I 0,G)0
Skor argioedera 0,(X) r 0.000 0,00 r 0,000
Skcn kcluhan sistemik o-00 + 0-000 0.52 + 0.81I -i.713 0,000
Skor toral s-t2 t 2.6!9 6,97 + 2..213 -3.02.{ 0,00J
Tabcl 5. Perbatrdingan rcrata skor keparahar klinrs pel(anj kelootpok SO dengan loratadin
Kelompok Kelompok
Skor kepaohan klinis so loratadin
(n=3't) (n=3 I )
Skor durasi urtika 0.62 * 0-5il 1,00 + 0.000 -i_859 0,000
Skor unika q9l a 0_866 l.7l + 0,643 -1-t86 0,000
0.82 l.0.791 2.26 + 0.733 -'1.354 0.000
Skor gatal 0-71 ,t 0.676 i
t.23 0,497 J.505 o,:*
Skor angioederb 0,00 r 0.000 0,00 + 0,000
Skor keluhan sinemik 0.00 + 0-000 0.35 { 0,5-5 t -3.160 0,000
Skor lotal i
3,06 2.111 6.55 4 1.7J6 -6.053 0.000
Tabel 6. Peftandingan remra skor liepara,han klinis pekan-7 kelompok SO dengan lo.atadin.
Kefornpok Lelompok
Skor kepdahan klinG SO lomtadin
(n=l{) (rFli)
Sko. dumsi unila 0.62i 0.i51 t_o+a 0-000 -3.859 0.000
Skor urtita 0-7 0,769 i-6.1{.0.608 -4.9li 0,000
Skor disrlrusi 0.E5a 0.E57 2.1 0.654 -7,034 0_000
Skor g?tal 0-6{+ 0_597 l- t9+ 0.101 -{,2E7 0.000
Skor a-lgroedem 0.00 + 0.000 0.00 + 0.000
Sko. kelulan sinemik 0.00 + 0.000 0.35+ 0,550 -3,760 0,000
Skor total 2.9t+ 2.610 6.i8+ t.56:l 4 434 0.000
l5
MKS, Th. 45. No. l..lumari 2013
7- Perbandirga! rerala slor leParahan klinis pekan ke- tesembuhan pekan ke-.1 kedua kelompok disajikan pada
I I kelompok SO dengan loratadin Tabel l0
Penilaian pekan ke-t I adalah penilaian rerata skor klinis .1. Perbandingan derajat kesembuhan pekan ke-5
selelah 5 pekan pengobatan terakhir. Pada pekan ke-l I, kelompok SO dengan loratadin
masih didaparkan perbedaan bermakna selun-rh skor
klinis pada kedua kelompok penelitian. Hasil rerata skor Pada kelompok SO dtdapPtkan 28 (al.l%) subjek
keparahan lilinis kelompok SO masih lebih rendah mengalarni temisi sempuma- sedangkan pada kelompot
bermalaatibandingkan-=dengankeFompokloratadin. loraladin terjadi peningkatan jumlah subjek mengalarni
Perbedaan reraE skor klinis pekan kell kedua remisi laitu 21 (32-30/') subjek Perbedaan derajar
kdonpok penelitian ditampilkar pada Tabel 7- kesembuhan pekan ke5 kedua kelompok ridak
didapalkan bermalna dengan menggunalan uji C-ht-
Perbatrdingar Derajat Kesmbuhan Kelompok So SEmre. Hrsil analisis perbandingan derajat kesembuhan
Ile.gaE Loratadin pekan ke-5 kedua kelompok disajikar pada Tabel I I
l. Perbandingan derajat kesembuhan pekan ke-2 5. Petbattditgd rfer-aja *esernh$an peias fe{'
kelompok SO dorgan loraradin kelompok SO tuSa lraldin
Derajal kesembuhan pada penelitiar ini dibagi menjadi Pada pdit(t ke5, kedua kelo@pof tqdaPa psdrfeta
3 kaleori yairu remisi sempuma bila skor tolal < 8- jumlah zu[eh nagalad rsnisi seoporna Kdoflpot
perbaikan bila skor total 8-2'l dan tidat ada SO didapatan ll (5O-t9/") stlief- sdangt-'fdooryot
-
perbaikan/buruk bila skor total > 24 dengan pembagian ioratadin sebar+z! 2l (15-J%) $Uef dari 6i elief
berdasarkan h&rtil. Dari 65 subjek yar,g diteliti. ll direliti Pada uji sari*ik menggunalian uji Chi-sqr/wc-
(16,97o) subjek kelompok SO mengatami remisi terdapat perbedaan bermatla derajat kesembuhan pekan
sempuma pada pekan ke-2, sedangkan kelompok ke6 antara kedua kelompoli Hasil aralisis
Ioraladin sebanyak 12 (l8,5yo) subje-r: Perbedaan deraj* kesembuhan pdian ke6 kedua kelompok disajikan
derajat kesembulran pekar ke-2 dengan menggunakan pada Tabel 12.
uji Chi-\qturc tidak didapatkan bermakna pada kedua
kelompok Hasil aoalisis perbandingan derajat 6. Perbandinga.r de.ajal kesembuhan pe(zr tB-7
kesembuhan pekaa ke-Z pada kedua kelompok disajikan lelompck SO dengan loraradin
pada Tabel 8.
Jurnlah sublek rernisi sempuna sdelah I pekao pengobaan
2. Perbandingan derajat kesembuhan pekan ke-3 terathir pala kelonp<*i SO ad.dah 33 (50-8%) subjeL
kelompok SO dengan loratadin sedangkan telompok loratadin seban) al 23 (35'496)
sublek Pada uji naigit dengan marggunalan uji O/a-
Dari 65 subjek yang diieliti, terjadi peningkaran jurilah Sqwre lerdapar perbedaan bermakna derajal
subjek mengalami remisi sempuma pada pekan ke-3 kisembuhan pekai ke-7 pada kedua kelompok. Hasil
dibandingkan dengan pekan ke-Z. Pada kelompok SO aoalisis perbandingan derajat kesembuhan pekan ke-7
didapatkan 22 (33.8o/ol subjel mengalami rerrusi kedua kelompok disajikan pada Tabel l3
sempuma pada pekan ke-3- sedangkan kelompok
loialadin sebantal 17 -'(2@yO subjek. - Dengan 7. Perbandingan dera-ial kesembuhan peka4. ke-lL--. .
l6
I{rc nL $. No. I,.lumutri 2013
Trb.l 7- Perbarllitrgan rerara skor tepdraiai llinis petan le-t I kclompok SO deagan torxadjn
Kelorngok Kdonlpok
Stor kep3ralan klinis SO lorrdin
(n=34) (rF3l )
Tabel 10. Perbandingan derajat kesembuhan pekan ke-4 kelompok SO dengan loraudin.
Tabel ll. Pe{baldingan deralat kesembuhan pelian ke-.5 kelompok SO den.qan loratadin.
t7
MKS, Th. 15. No. l.Jamnri20l3
Tabd 12. Perbardiogan derajat kesembuhar pelian ke-6 kelompol SO dangan loratadin-
Tabel 13. Psbandingan derajat kesembuhan pekan ke-7 kelornpok SO dangan loraradin
Tabel 14. Perbandrngan deraJat kesernbuhan pekar ke-l I kelompok S0 dengan loraladrn.
Perbandingan Der4jat K.esembuhan LIL Dengan Hasil Perbardingar Derajat Kesembuhan Uk Dengan tlasil
Asst (+) Dan Asst (-) Kdompok So (, Kr{ompok lrratadin
Asst (+) Dan Asst
I Perbandingan derajat kesembuhan UK dengan hasil I Perbandingan derq.ial tesembuhan UK dengan hasil
ASST (+) dengan .dSST C) kelorpok SO pada pekan ASST (+) dengat ASST (-) kelornpoli lorar,rdin pada
ke-7 pekan ke 7
r.. ' Jurnlah subjek kelornpok-S0 dengan hasil ASST (+) Junrlah su$ek kelompok loratadin dengan hasil ASST
).ang mengalami rernisi sanpurna adalah 19 subjek (r) adalah 16 subjek ll {35-5"/.) subjek diantaranta
sedangkan 14 subjek dargan hasil ASST (-). Has analisis mengalarni remisi srnptErr4 sedangkan l2 (38.7'l.) dari
disajikar pada Tabel 15. tidak menunjulikan perbedaan 15 subjek dengan hasil ASST (-) mengalami remisi
bermalaa derajat kesembuha.r subjek dengar hasil sempuma Ha-sil aralisis disa;ikan pada Tabel 17. ridak
ASST berbeda pada pekan ke-7. nilai p ada.lah 0,41 I menunlutkan perbedaan bermakna de.ajat kesembuhan
pada subjek dengan hasil ASST berbeda pada pekan ke
2 Perbandingan derajat kesembuhar UK dengan hasil 7. nilai p adalah 0-685.
ASST (+) dengan ASST 1-) kelompok SO pada
pekan ke l I 2 Perbandingan derajat kesembuhan UK dengan hnsil
ASST (+) dsrgan ASST (-) kelompok loratadin pada
PaJa pekan k+ll- prbrdaan der4ar kesernbulran $rbJek pekall ke- I I
dengan ASST (+) dan ASST (-) kdornpok SO tidaL
drdapalkan bermalna Delapanbelas (52.9%) subjek tlasil ar,alisis drvliLan @a Tabel 18. tidali menunjulka'r
dengan ASST 1+1 mengal6rru rernisi sernpuina- sedangkan perMaan bomalrla dr'a;al kesembuhan pada subjek
ASST t) seban:at l1 (1l2oq subjek perbandingan dengan hasJl .4SST berbeda pada pekan le-l l, nilai p
der4tat kesembuh@ pada ASST (+) dan ASST (-) kelompok adalah 0-916
SO pada pelan ke-l I disajikan pada Tabel i6.
l8
MKS, Th. 45, No. l,Jamnri 2At3
Tebel li Prbandiogar derajar kesembulun UK dengan tusil ASSI (+) dengar ASST G) kelompok SO pada pekan ke-7-
Tat l 16- Peda*tingrr derajar kesembuirn uK dengn hzsrr ASST (+) dengan Assr (, kelompok g) pada pekan ke I L
Derajat ASST (-) Jumlah
kesembulun n (Y") o (V") s (%t
sempurll, 1,000
perbaikan I (2.9%) | (2,9%) 2 (s,gyo
Juj"la! tr 6r%t ;- x i lo0"/")
T'bl 17. Perbandi!an-delajat kesembuJEn UK dengan hasil ASST (+) dengan ASST G) kelompok lomradin pada pkan ke-7
D.raJat-@
kese&buban n (Y") n (Y", n (Yo)
Remrsi | | ai6.s%l t2 (3s.7.A 23 (-t\z"A-
sempuma 0,685
Perbaikan 5 (r6.t%) 3 i9,7./o). 8 (2i,896)
Julnlah r5 (J8.47o) J I ( 100./0)
Tabel 18. Perbandingan derajat kesernbuhan UK dengan hasil ASST (+) dengan ASST (, kelornpok loraradin pada pekrn ke-t I
t9
fflfr. ae $, No- I..lomari 2013
E betei-4a oiit. F.!.ps sEflrifi6i sda6 15 1;E il pada pekan ke-2. }[sani! mcnilili peran pnling
tdrrn n-lur;e-r ciran serurn, sdi[gga ditambd ian dalam merimbulkan urtikaria Lordadin meruPalian
sztor serrifigasi sdarna 5 sampai l0 rnerfl Padr salah satu AHI generasi ke-2 lang bdierja rneagrrangi
h$r-dea s&eh 5 rni darah vsra belum cuh:p lmruk gata! ukurarL jwDlah dan durdsi urtita tiaja AHI ehadap
mendailta 2 nrl serrsn, sehingg jurnlah darah y'ang lesi u'tikaria adalah nrernperganfii allitilrs Hl terhadap
dianbil seban1zf 6 sarrpai 8 nrl. Pada penelitian Bajaj serabut aferen saraf C sehingga mengurangi gatal, selain
dfit se3rnlah 2 nri sqrrn didapatkan dai 5 ml da-air itu bdisja terhadq refieb alscr krlit sdringga mn$rdtgi
Serwn dirnsahkan de.ne&r nrelalrukan sentrifirgasi da-dt {itsn danjuga bkeqa letEdap odotel kapiler sehingga
subjek pada 200o'rpm selama l0 menil,3E namw tidak mengurangi eksravasasi dan pembentukan ra-tika-26
dijelaskan secara rerperinci jenis tabungyang Loratadin memiliki a*itan kerja cepal ]-aitu dalam I
digunalia[ apatah spesimen tersebut juga digumpalkan jam saelai pemberian durasi kerja vang relatif lama
pada suhu kamar dan bagaimana serum yang dihasilkan. (sampai 24 jam) 3qo Kemungkinan dengan alasan
le.sebut loratadin lebih unggul dibanding:lian SO yang
Perbedaan skor keparahan klinis pra ekperimental nrerupalan metoda pengobdan desentisisasi mernqiulian
dqrgan sko. keparahan klinis tiap pekan pengamalan pemberian dois benrlang sehingga meDcapai lolersbilibs
pada kelompok SO dan loraradin adalah bermakM- dringinlian
Rerata skor keparahan klinis tiap pekan pengamatan
lebih rendah dibandingkan dengan pra eksperimental Pada penilaian pekan ke-3, perbedaan rerata skor total
dangan nilai p pada seluruh pekan pengamaran adalah keparahan klinis kedua kelompok tidak didapalkan
O000. Berdasarkan hal tersebut, baik SO ataupun bermalina yaitu 6,82 t 3,M0 dibandingkan dengan 7,48
loratadin efektif dalam ha.l penurunan skor keparahan t 2.143 dengan nilai p:0.312, nilai tersbut
klinis unikaria- menandakan bahua penurunan rerata skor total pada
pekan ke-3 kedua pengobatan tersebut sebandilg,
Pada penelitian ini, penilaian skor keParahan klinis narnun didapatkan perbedaan bermakna hanya pada skor
kedua kelompok dilal:ukan pada tiap Pekan kunjungan keluhan sistemik dimana SO lebih rendah dibandingkan
perrgobatan yaitu pada pekan ke-2 saelah pengobarim dengan Joratadin.
pekan prtama hingga pekan ke-'l alau I Pekan setelah
pengobatan terakhir dan pada pekan ke l I atau 5 pekan Penilaian pekan ke-4 hampir didapdkan perbedaan
setelah pengobalan terakhir. Injeksi dilafukan I kali tiap bermakna seluruh skor keparahan pada kedua kelompok
pekar dengan alasan bahwa peningkatan malxofag penelitian. dengan rerata skor total keparahan klinis
akibat penluntikan serum sebesar 5-22olo alian rnenurun kelompok SO lebih rendah dibandingkan dengan
setelah 5 sampai 7 hari, oleh karena itu penyuntikan loratadin (5,06 + 3,123 dibandingkai dengan 7,42 +
harus diuiang tiap pekan. Penilaian skor keparahan l,9l l, nilai p=0,001), dapat disimpulkan bah'r'a serelah
urtikaria .l,ang dilahrLan liap pekan pada penelilian ini 3 pekan pengobatan, SO lebih baik dalam hal penurunan
adalah untuk melliat tend pnttlu{ul skor keparahan skor total keparahan klinis pada penelitian ini. namun
klinis secara sekama. sehingga dapat jelas dikahhui pada penunman skor durasi urtika kedua pengobatan
kelebihar dan kekurangan nusirg-rnasing pengobata.rt tersebut rnasih sebartding.
berdasarkan perubahan skor keparahan klinis. Penilaian
rerhadap pnurunar skor keparahan ini berbeda dengan Pada pekan ke-5 rerala skor total keparahan klinis
penilaian ;-ang dilakutan Staubach dkk. yang rnenilai kelompok SO masih djdapatkan lebih rendal bermaha
'pa<ia pekan ierakhiri pngobatan dan 4 pekan setelah dibandingkan dengan loratadi4 kecuali pada rerala skor
pergobatansa dan Baj{ dftk menilai pada pekan durasi unika dan urtika rvalaupun skor kelompok SO
lerathir pengobalan dan 12 pekan setelah pengobatan38 lebih rendah dibandingkan dengan loratadin
Pada pekan ke-2. masing-masing lielompok pengobalal Pada pekan teralihir pngob3lan (pekan ke-6) dan I
menga.lami penurunan skor keparahan k[nis. Perbedaan pekzn saelah pngobdan lsrkhir (Pdian ke-7)- psbedaan
rerala skor tolal keparahan tidak didapatkan bermalina nnsing-masing terata skor keparahan klinis kedua
pada ketv keloDpok petelilia, (p=0,160) sehiDgga kelornpok didapa ian berrn:-kna (50,000) hal tetsebul
dapat disimpulkan bahwa SO sama efelrif dangan menunjulikan bahrra SO lebih baik dtbardingfan
lordadin. Namun, pada rcftla skor durasi urtika dar dengin lorabdin dalatn hal pelurunan skor dur-asi utita
stor urtilia didapaftian perbedaaa berrnakna- Rerata skor slor r.rrtila skor distribusi slor gaal- slior kellilaD slgetnil
d'j-asi urtika kelompok SO adalalr 1,62 t 0-551 dan skor total tepa'dun Un;s. Ftasil dari pendirian
kelonpol loratadrt sbesar 1.32 ! \)-475 Staubadr-dtk. dan B"Juj dlik. juga rneodapatfan
dengan uilai p : 0.025 dao rerda urtila keiompok SO pnunrnar skor tolal leparab:n afnir pengobatan
!3
dat loraladin scara beryrutan adalah 2,41 I 1,048 dan
l-94 + 0'680 dengar nilai p = 0,035 Ha1 tersebut Pada penelitran ini. dari petan ke2 sampai le-7
menunjuklran bahrva loratadin lebih baik dibandingkan psngamataq ridal didapatka keluhan angioedern pada
SO pada penurunan skot durasi urtika dan skor unika seluruh subjek panelitian sehingga kematnaan
20
ilLS. 7h. 15, No. I , Jamuri 2013
perbdaan slor argioedern f'd" nrasing-nrasing l-dornfro( I-ordadin merupalcan salah satu AHI generasi ire 2
tiia* dapd dirulai. liejadiar angioedan diperkiralcan !'ang men+alian pilihan raarna pqgobatan urtilia.ia
harF 1096 redadi pada seumur hidup pasien IIK_.! hal Loraadin bdierja m{grrrangi rasa eaal nrempersir4}:a
rersebut mungliin menja<ii aiasan bahrva angioedem durasi mika saa mengurai junlah uaika sdau ridak
tidak didaparkan pada subjek penetitian ini- menghilanglan scara tolal.tJ6 Bebenpa penditian
menujukkan hasil ffia mengnai manfaat loratadin
Penilaran plian ke-l I atau 5 pekan setelah pengobatan sebagai pagobclar tJK Gtrerra m*nbodingkan lo'nadrn
tera-\ha F& penslitiar ini, bertujuan unruti memastika.B dergan cairizin paaa UK oaa+aOrm bah$a loratadin
lebih jelas pf,baikan arau remisi l ang bertahan lama lebih efel-tifdibandingkan dengan cetirizin dergan eHi
Setelah 5 pekan bebas pengobatan masih didapatkan samping yang lebih liecil-4'? Pada rF,l,eli1'ian Anura&a
perbedaan bermakna seiuruh skor keparahan klinis pada dkk lzng mqrilai efikasi dar keanarar loraradin
kedua keiompok penelitian Hasil .erata skor keparahan dibandingkan dargan lev-oceririzin pada UKI mendapalan
flms kelompok SO masih iebih rendah bermakna bahwa penurunan s*or total ketarahar kdornpok loraadin
dibandurglian dargan keiompok loral2din Hasil pnelitian lebih rendah dibardingtan dargan levocetiriz.in. dengan
ini sama dengan hasil psrelitian Staubach dkk da-tr Bajaj efek simpang berupa mergantulq salit leprl4 iritasi
dkli lang mordapatl n ranisi panjang dangan lambung srta mulut kering ban_vak dilaporkan pada
adohemoteapi pada Fnelitia-r dilah-rka-rr 8
pasin menerima lorddjn.!3 Beberaga kepustakaan
menyatakan bah$? AHI kurang memberik-an respon
Penilaian derajat kesembuhan juga dilakulian pada tiap baik sebagai lerapi UI(r2t23 kareoa saar ini pada
pekan pengobdan,,l pekan dan 5 pelar sdelah pengobatan sebian pasien UK telah ditemukan altoantibodi
tqalhir Per$edaan daaja kesernbuhan pekal ke-2 dan fiutgsional nieqbabkm degranulasi sel rnast ala!
Le-3 tidali berbeda bermatna pada kedua kelornpok basofi l!'15,185-28 sehingga menjadi a.lasan pasien tersebut
penelitia4 sedangkan pada pekaa ke-4 lebih banyak memiliki tanda dan keluhan lebih brar. ridali
zubjek kelompok SO (28 subje$ dagan derajal rnemberikan remisi panjang sehingga menyebabkan
kesembuban remisi sempurna dibandingkan dengan pnunman kualitas hidup. r9, t?:u:14 Pasien UK yang
lordadin (15 sublek) dangan nilai p{,00). Pada penilaian tidak berespon baik rerhadap AH I mearerlukan
pelan ke5, kembali tidak terdapal perbedaan bermakna penambahar dosis opt;mum dan AHI sedatif.27J5 hal
derajat kesembuhan pada kedua kelornpok naraun tersebut dapal nre*ringlalkan efe,t' sedasi daD
jurnlah subjek dengan remisi sempuma lebih banyal antikolinergik pada pasien UK dengan keluhan penlalit
pada kelompok SO. Pada pekan ke-6 dan ke-7 terdapat. timbul hampA tiap hari.rt6 Pasien LIK -r.ang tidak
kembali perbedaan bermakna derajar keparahan L-edua memberikan respon baik terhadap AH l:onvensionaj
kelompok (50,01I pada rnasing-masing pekan) dengan dapar dibe.ikan pemberian pengobatan lini ke-Z arau ke-
junrlah subjek mengalami remisi sempuma lebih banyak 3 seperti kortikosteroid- antileukotrieq siklosponn
pada kelornpok SO (33 (50,8olo)) dibandingkan dengan sulfasalazirL dapsor\ colchicine. mofetil mikofenolat.
loraladin (23 (35,4y,J)), hel ini menr.rnjuklian bahu,a anti-IEE monoclo@l anribod)t, ara]Jpr[.t plarnrferesis
derajat kesembuhan SO lebih tinggi dibandingkan da.n ryIG namun pemilihan obat tersebut trrlu
dengan loraladin. dipertimbangkan karena efek sanping masih mrmglin
terjadi, temungkinan ke(ambuha[ biaya mahal. dan
Pada penilaian derajat keparahan pekan ke.ll. subjek manfaat beberapa obal tersebut masih membutuh(zn
lelompok SO lebih baa.r a-[i mengalami remisi sempuma parelitian uji klinik dangan kortrol.r-'.Jg
(33 (49,2%) subjek)-d.ibandirkan dengatr tora(adiq (23
(12.3%) subjel,) dengar nilai p:0,00O. Hasil tersebut Mekanisme pasti SO sebrg ; prengobalan UK masih
menunjuklian bahB? setelah 5 Fekan bebas pengobalan belum diketahui. Pada pasien UKA ditemulian faltor
;umiali subjek kelompok SO 1'ang mengalami remisi daiam senmr mqt',,ebabkan degranulasi sel mast arau
sempuma lebih banyaft dibandingkan dengan loratadin. basofil sebingga menumbullian rcspn *,heol dan Jlarc
jika serum disuntikkan intradermal. Faltor dalam senrm
Perbedaan derajat kesembuhan subjek ASST positif tersebu adajah altoantibodi lirngsional IgG anti IgE
dan negarif )ang diobati dengan SO pada pekan ke.7 dan IgG anti FcRlL Li Subaipe autoantibodi fimgsional
ke-l I tidak didapatkar bermakna Sen-rm otolog efeltif tersebut adalah IgGl dan IgG3 s.r7 Pada pe.nelitian io-r-
sefugar pcngobaar pasien tIK dengrn ,ASST (+) dan G) terjadi penururun skor kepdahan klinis kemungkrnan
Llas tersebtd sama dergan iusil didapalkflt pcnelitian aliibat prcvokasi berulang dengan hiflamine releetittg
Baja1 dkk. bahrva SO menurudian skor keparahan tIK lactor dt dalam sirhrlasi. Serum lang disunllrn le
dan memberikan rvalllu remisi panjang pada pasien jaringm diarggnp sebagar benda asing oleh tubull Saat
ASST (+) dan G) r Hasil pengobalan dcngan loraradin serum masuL te datan jarin-qan (otot) ftElia slstem
p:da subjek ASST (-l-) dun C) tidal, drdapatliar pqbedaan renl-ulo endoteliai at r alitif dar meninglalkan jutr a.h
b*nulrla pada derqiai kesembuhar. maltofag 5-22T. selanjuinF alan menurun dalam
rvaktu 5-7 hari.ie Peran matrofag adajai sebagai fagosn
antara lain lnencema alau mengeliminasi fibrin- protein
21
tlKS. Th. 15. No. I,Jaruari 2013
abnomal sptu agen infeki. bahan alergi[ obat dan uji tlinik Touby 62% dari 100 pasien UK beral
mdabolit )"iog nrrupafan faltor perrcetrs UIC selain p'd' peng!+naliaD sitlosporia
rnemberilian hasil baik
itu rnakofag juga berperan sebagai APC yang akao jangka lama naaun 20 pasier dikeluarkan dari
man-vebabkan sel T nreangsang sei B melepaskan pnelitiaq sedangkan efek samping terjadi pada 18
antibodi antiidioripe.'n Antibodi antiidioripe rersebur pasien,ts
trsebut atan meoefralisir antibodi patogerr sehingga
mencegah akivasi dan deg.anulasi sel r.rast arau 5. Kesimpulan
basofilr-" Pada pasieo UK selain indbodi fungsiooa!
Etrfi FcRlq. dan anti IgE terdapar fatlor lain dalam l. Penelitian yang dilahrkan untuk mengelahui
serum vang dapat melepaslan histamin anlara lai', mast efektivitm SO intramusiular dibandingkan dengan
c!:ll-srytilic :.30-kDa fusmmine .ekasing .factor d& oral loraladin l0 mg pada pasien LIL di RSTJP MH
srtokin 1'ang ciiproduksi sel mononulJear darah tepi Palembang mendapatkar bahru SO lebih elelitrf
\arg d.tral menginduki pelepasan histamin basofil dan dibardingkan dengan loratadin l0 mg sebagai
mqnodulasi sekesi sitokin basofil, eosinofil dan sel T-{ pngobatan {JK di RSUP MH Pajembang dan SO
Saal ini, melaui pemerikaan *,estern blot atau enzyote dapal dignnakan sebagai alteroarifttrapi UK dsngan
linked immunosorbent assay (ELISA) ditemukan alasan sebeai brikut:
autosntibodi non fungsional dalam serum sebagian kecil a) Pau-nuran rera,a skcr }.r1a-:har Hinis kdcmpok
pasien UKI yaitu subtipe IgG2 dan IgG4 yang tidat SO ng dinilai pada b4 Fkar pengamatan lebih
dapat menga(rifliar komplemera.rcr2 Pada penelitian rendah dibandingliut dengan rerala slor
ini SO efelrif sebagai terapi UK dengan ASST (+) dan kaparal n klinis pra ekperimental
C). dapai dianikan bahwt SO tidah hanya mempenganr.\i Pnuruoan rcrata slior tepar-dhan Uitris .ldgan
b)
adoantibodi fingsional, namunjuga terhadap autoantibodi pengobatan SO lebih baik dibandingkan dengar
non fungsional serta fakor'lain di dalam senan yang oral loratadin l0 mg
memicu pelepasan histamin sehingga menimbulkan c) Derajat Lesembuhan dengan remisi sempuma
urtikaria. lebih banyat pada subjek ya.rg diterapi <iengan
'SO diba-ndingkan dengan loratadin. Sejumlah 33
Pada penelitian ini tidal, didapatkan efek samping (50,87o) subjek kelompok SO mengalarni remisi
pergobatan SO araupun loratadin ke.cuali nyeri pada sempuma dibandingkan dengan 2j (35,1%)
lokasi pnFrtikan l.ang hilang dalam 24 jarrL Hasil subjek kelompok loratadin dengan nilai p=0,008
tersebut serupa dengan penelitian Bajaj dkk 33
pada pekan terakhir pengobalan
Penluntikan AqrB yang dilaliukan pada penelitian d) Pada penilaian derajat kesembuhan setelah 5
Staubach dkli. didapatkar efek samping berupa memar pekan bebas pengobatan didapatkan sejurnlai 32
dan infeki pada lokasi injeksi.:a (a9-27.) subjel yang diterapi SO masih rneflgalarni
remisi se,mpuna dibandingkan dengan 8 (12,37o)
Rriteria eGkif pada penelinan ini adalah rerdeat $Uk dengao lo-api lordadin doan nilai p=0,fin
p{nurunan skor Leparahan klinis- pedngkaran derqiar
kesembuhan sena wal-tu remisi yang panjang. Dengan 2. Serurn otolog efeltif sebagai pengobatan pasien
tercapainla kriteria efellif lersebut secara lidali uK baik dengar basil ASST (+) ASST (-).
langstrng mempengaruhi peningkatan kualitas pasien Sejuml& t9 (519lo) subjel 'raupun
ASST (+) ]a
Ul( Selain efelri{ faltor bial-a juga turut merdu}ung mangalami rcrnisi sanpurna pada alhir pengrobdan
pacagaian obar ideal sebarding dsrgan 14 (44.1%) suudi ASST {-)
dengan nilai p=0.411. Selain itu, SO juga
Sebagian besar pasien UK teruta'na dengan hasil ASST memberikan wallu remisi lama baik pada subjek
(+) tidak rnendapatka-n manfaat terhadap pemberian ASST (r) maupun ASST G) (p:0,8;e).
pengobatan lini
pertamal18:126 Ferrer manyatalian
bahrva wrtii merxapar hasil diingn*en pembrian AHI Daftar Acuan
dapat tinglatian rnergadi,l kali tipa dalarn sehari.!5 Selain
efek samping hal tersebut mungkin akar meningkatkan
L Soter NA" Kaplan A? Lirticarja and Angioedem
1umiah biay..a lang dikeluarkan juga Pasien yang tidal ln: Wolff I(" Goldsmitir L, Kats S, Gilchrest B-
memjlili respon bark terhadap pengobata-r lini pe(ama Paller A, Lelfl D. Editors. Fitzpatnc-ti's
memerlukan pengobatan lini ke-2 seperti kortikosteroid
Dermalology in General medicine 76ed Nerv
alarpm anl eulotnrl na,.nun elel sanping panggurean York: Mc. Graw-Hill Company: 2008.p I129-38
obalrs:bd dalarn \raltu lama masih dipertimbangkerr6s 2. Odom RB, James WWD. Berger TG. Andreu's-
: Brdasarkar hasil penelitian Nopriyati yang
Diseases Of Tbe Skin Clinical Dermarologl lOs
rrran ghubungkan hasi AS ST d engan k'eparahan klinis,
I;
ed. Philadelphia: WB Saund{s: 2006. p.l4}56
merl aalian bahNa pada uK dengan ASST (+) dapat 3 Granan CEFI, Black AK. Urticaia and
dibenkan rmunosupresan Iaitu siklosporin sebagai manoc}losis. In: Champion R{ Burton lL- Burfts
pqgobata. tJl{ reka.lsitran lersebul.18 Pada panelitian Dd Breathnach SM, eds. RooVWilkinson/Ebling
22
MKS, Th. 15, No. l,Januari 2()13
erat
Te{book of Dermarology. 7tb ed. Oxford: 20. lekyan S. Pre].alerlsi unikaria di kota Pa.lembaag
xh Blackrvell Science Ltd; 20M. p.47. 1-27 tahuo ?fi)7. Br*ala llmu Keseharan Kulit da.n
&ri
4. Thaha MA. Nilai diagnostik modifikasi autologous Kelamin FK LNAIR 2008; 20: l{
It serum shn resr pada unikaria otoimun [Disenasi 2l- Dara kunjungan pasien rawat jalan Poliklinik llrnu
Progam Pascasarjanal. Surabal,a: Universitas Kesebatar Kulit dar Ketamin RSUP Dr.
Airlangga 2008 Mohammad Hoesin Palembang
5. GraIan CEH, Black AN. Urticaria and 22. Sabroe RA Seed PT, Francis DM, Barr RM- Blrck
Argioedern ln: Bolognia JL- Jorizzo Jl, Callen JP, Al(Greales M\V. Ckonic idiopharic urticaria:
Hom TD, Mancini AJ. eds. Dermatologr'- 26 ed. comparison of the chnical fefi.re of paticnrs .r$idr
'It!
Toronto: Mosby: 2008. p. 261-76 and rvirhout anri- FceRl or antil-eE autoarf,iMies-
6 Graflan CEIL Sabroe RA, Greaves MW. Chronic J Am Acad Dennatol 199):40: 443-50
IH unicaria- J. Am Acad Dermatol 2@2:,46 615-56 23. O Donnell BF, t arvlor R Simpson J- Morgan M-
rf 7. Granan CEtl Porvell S. Humphrel s F. Greaves MW- The impact of chronic unicaria on
lar Management and diagnosric guidelines for the quality oflife. BJD 1997; 136: l9'r-201
;o rfiicaria and angio-oedema BJD ZNll, 144 7O8- 21. DeLong L K. a al. Allrl.'ual direcl stld ;rdirqt
3n
14 health care costs of chronjc idiopathic urticaria.
rk
3 Uthman IUAE. Current concepts in the Arch Dermalol 2003; l4-1(l): 35-9
pathogenesis and rnanagement of urticaria and 25. Motala C. New developments in the inverstigarion
ih
angioedema Bahrain Medical Bulletin 2005;27( and management of chronic urticaria. CME 2005;
)r 2): I-6 23(9) 4J0-8
Po$'ell RL et al. BSACI guidelines for the 26. Jauregui I. el al. Antrhistarnines in rhe treatment of
n manement of chronic urticaria and angio- chronic urticaria, J Investig Allergol Clin lmm'-rnol
n
ocdema. Clin Exp Allet 2(W,37 . 631-50 2N7; t7(2): 41-52
10. Leaoff A. Ckonic urticaria, HK Pracl 1999: 2ll 27- lnunadaL Palit. AutoirnmuDe urricaria- IJDVL
265-77 2U)a; 74(2): 89-91
ll. Charleswonh EN. Ckonic urticaria: backgound, 28., Sheikh J. Adlancs in the treahnent of ckonic
evaluation, and treatment. Curr Allergr and urticana- knrn Aller Clin North AJn 2OO1;24(2):
Asrkna Report 20Ol : l: 342-7 3t7 -34
12. Hernino ln et a.l. Pathophl siologl- of unicaria. 29. Yad,av S, Bajaj AK Maragement of diflicult
Clin Rev in Alier & Immunol 2006: 30: 3-l I urticaria. lndian J Dermatol 2009: 54(3). 2'15-9
13 Hide Ir{, Francis DM, Grartan CEH el al. 30. Thomas J- Pandhi Rt! Oberoi C, Bandopad. A
Autoantibodies against the high affinirl lgE multicentric trial of loratadile and cetirizine in
rceptor as a cause of histamine releasc in chronic unicaria. UDVL 1998 64: 12-6
urticaria- N Engl J Med 1993 328: 1599-1604 31. Pons-Guiraud A, Nekam Ii Laiovsg J, Costa A"
14 tuboldi P, Asero Tedeschi A Gerosa I,t.
& Piacentini A- Emedastine dfumarate versus
Meroni PL. Chronic urticaria: nerv immunologic loratadine in chronic idiopathic urficaria a
aspects. IMAJ 2002; 4(suppl): 872-3 randoniz-ed, double-blind, controllel Eu.ropean
15. Sharma YK Gera MV, Tirvari VD Chronic multicentre clinical trial. Eur J dermatol 2006:
urticaria Erpanding the autoimmune t6<6\. u944
kaleidoscope. MiAFI 2004: 60: 372-8 32. The Diagnosis ard Management of Urticaria: A
-,.,, *l;,,- -lf. Bernslein JA- Chronic urtiaaria An evolving ston' Practic Par-arnetff - Part II: Chronic-ur,cBria,l,-..... ,-:
n"[A.! 2005.7 774-'l Angioedema Arn Allergl'2000- 85; S52l-,t4
t7 Sabroe Rd Granan CEFL Frsncis DM- Barr RM, 33. Greaves M- Trelrnent of autoimmune chronic
Black Ali Greaves MW. The autologous se.ur! urricana Clin Irnmmol 2003; 3(5): 363-8
skin lest: a screening tesr for autoantibodies in 34. Staubach P. Autologor.rs uhole blood irjections ro
ckonic idiopathic unicaria BJD 1999 140. 416 pafients rvith chronic urticaria and a positire
52 autologous serum skin test: A PlaceMonkolled
Nop.iYati. Hubungan autologous serum shn tet! Trial. Dermarologv 2(x)6; 212: 150-9
konik idiopatik
dengan keparahan klinis urtikaria 35. Aboud A, Al Hawsa$i A, Al Aboud, Ramesh V
diRSUP Dr. Moh Hoesin Palembang [Tesis and Jain N Blood transfusion and dermatolog).
Program Pendidikan Doker Spesiaiis I llmu Acia De.rnatolen AP A 2N6: 15( l):21-4
Kesehatan Kulit dan Kelaminl Palembang: 36. Jones JW, Alden HS. Autohemotherapy in
Falultas Kedolreran Uru\'ersitas Sn\'!ava 2007 dermatofogy. Southem Med J 1937.30 (7):'135-7
t9 Yadar S. Upadhyal A- Bajaj AK Chronic 37. Frandsen VA and Samsoe-Jensen T Investigaiion
urtica-ria: a,'r overiie!\. lndia.rr J Dennaloi 2006: into the eli'ea ot' adohernolherapy. Acta
51(3): l7l-7 Allergologica 1955, 8. 2G30
23
MKS, TrL 15,I\b- I. Joui 2013
24