Anda di halaman 1dari 21

PROCEEDING

SEMINAR
I{ITSIONAL
TREND
IMPIEMENTASI
HAI.AIDIINDOilESIA

UntagSurabaya,
GedungGrahaWiyata
Lt.9
27Novernber
2014

LEMBAGAPENELITIANDAN PENGABDTAN
KEPADAMASYARAKAT
UNIVERSITAS
17AGUSTUS1945SURABAYA
KATA PENGANTAR

Sejauhini, masyarakat
memahamiprodukyang clibcrilabelhalal sebataspaclaproduk-
prodtrkmakanandan minumansaja.Masyarakatmemahamiproclukhalalsebataspaclaprocluk
itu tidak mengandungdarah,babi, bangkaidan bahanbaku sembelihanyans ticlak disebut
namaAllah.
Dalam implementasinya,pengertianhalal mencakupberbagai aspek seperti aspek
permodalan,pengadaan
bahanbaku,prosesproduksi,pengemasan,
penyimpanan,
tran-sporlasi
dan pemasaran.Label halal tidak sematamenyatakanploduk itu boleh atau tidak boleh
dipakaiatau dikonsumsi,tetapimembawa
-juganilai baik dari suatuproduk bagi konsumen.
Dengandemikian,kata halal tidak dapatdipisahkandengankata toyyib (baik). penclekkata,
sebuahproduk yang telah diberi label halal mengindikasikanbahwa produk tersebutsangat
layak r-rntukdipakai atau dikonsumsi tidak hanya oleh kaum muslimin, namun untuk
masyarakatluas.Hal ini senafasdenganvisi IslamsebagaiRahmatanlil Alamin.
Buku Prosidingini berisikannaskah-naskah
hasil rrc-nelrrian
yang telah rJiseminarkan
padaSeminarNasionalbertema"Trend implcrnentasr
Halat di Indonesia".SeminarNasional
ini telah diselenggarakan
oleh LembagaPcnelitiandan PensabdianMasyarakat(LppM)
Universitasl7 Agr-rstus1945(Untag) Suraba..,,a
paciatanguall7 l'.lovember2014. Berbagai
aspektelah djkernukakandan dibahasCalamscrninarterscbur.Namun demikian.clarisekian
banyakaspekyang telah dibahas,tcrdapatkcsimpulanyang sangatmc,rai'ikuntuk diketahui
oleh masyarakat.'ferutamakalanganprodusenbahwa pernberianlabel halai pada sebuah
produk temyara tidak mempersempitpangsa pasar procluk, justnr sebaliknya dapat
mendorrgkrakpangsa pasar kepada nrlai yang lebih tinggi. Dengan demikian, trend
implementasi
halaldi di Indonesiasangatmenjanjikanterutamaclariaspekekonomi.

Surabava.27 Nopember2014

KetuaEditor,

Prof. Dr. Agus Sukristiyanto,MS.


SUSUNAN PENGURUSPROCEEDING

Ketua Editor:
Prof. Dr. Agus Sukristiyanto,
MS.

Anggota Editor:
Dr. Ir. MusliminAbdulrahim,MSIE.
Dr. Ir. Wardah,MP., MM.
lr. Asmungi,MT.
Muh. Jufri Ahmad,SFI.,MM., Mll.

Tata Usaha:
Supriyadi,
SH.,IVIH.
Pendi,SE.
SarnsulHatli

Alamat Kantor:
LPPM - UntagSurabaya
Jl. SemolowaruNo. 45 Surabaya
Telp.(03l) 59291 61, 59-l1800 Ps',v.2110
Fax:(03l) 5929167
e-mail: lopm(iALtn
tag-sb!'.ac.i d
DAFTAR ISI

SampulDalam lll

Kata Pengantar

SusunanPengurusProceeding... vll

Daftar Isi TX

Makalah Utama

PeranLPPOM MUI Dalam Melindungi KonsumenMuslim


Prof.Dr. H. Sugijanto,MS. Apt.
Direktur LPPOM MUI JawaTimur
ProspectiveHalal in The Future Trend and Human Life
AssociateProfessorDr. Winay Dahlan.
DirectorFounderof Halal Scienceccnter,chulalonekorn Univcrsitv.
Thailand
PentingnyaSertifikasiHalal Dalam Pemesaran
I
ll
J I LVr 9rlVl4 4U(rOtUt.
t9- 22
I i DirekturUSNUL Halal Food
ResponKonsumenTerhadapProduk Halal
) 4 || M. SaidSutomo :) J /-
..
I KctuaY ayasanl-cnrbaga
P crlin d u n g irrr
K o n s u mc n _

33-j4
i ___l

Makalah Penunjang

Ekspresi Lipid Ayam Broiler yang Mengkonsumsi pakan


FungsionalBerbasisHerbal Serbuk Daun Seligi
Dr. Ir. Wardah.MP.. MM '. Dr. Ir. TarangSopandi.Mp 2 dan
lr. HervMurnawan.MT l
l

' Dosen Tetap Fakultas Ekonomi, Anggota pusar Studi Teknologi 3s-44
Pangan,TanamanObatdan Halal Food LPPM, UNTAG Surabaya
'Dosen TetapFakultas MIPA, UniversitasPGRIAdi BuanaSurabaya
j
Dosen Tetap FakultasTeknik,UNTAG Surabaya
Evaluasi Manajemen Keuangan Keluarga Berdasarkan pola
Keuangan Keluarga Syariah untuk Meningkatkan Kesejahteraan
Keluarga
FatmaRohrnasari, ST.,MM ' 4 5 -5 4
SE..Ak.. MS."CA 2
Prof.Dr. Tri Ratnawati.
'MahasiswaProgramDoktorIlmu Ekonomr,FE- UNTAG Surabaya
'Dosen TetapProdi Akuntansi,FakultasEkonomiUNTAG Surabava
Memahami SistemPerekonomianIslam sebagaiDasar pengambilan I
Keputusan InvestasiSyariah
Dra.CholisHidayati,MM .55 70
i
DosenTetapProdiAkuntansi,FakultasEl<onomiUNTAG Surabaya
Dasar PemberlakuanYuridis nagi r,aneLisasi Harar e-roour.T-ungun I
SebagaiBentuk PerlindunganHukum Konsumen
Dr. Ari Purwadi,SH.,M. Hurn
DosenTetapFakultasHukum, UniversitasWiiaya KusumaSuraba
Analisis Jenis Kemasan terhadap Pen.iualanMakanan Berbasis
Bahan Baku Keju (Sujuu Stik Keju)
sl Dra. Yuliar Kartika Wijayanti, MM ' clanDra. Daisy Du-ijati, KRA 2
-' 8 3 -9 0
' Dosen Tetap FakultasEkonomi, TINTAG Surataya, Dor"n Tetap
PPNSSuraba
--l
j
Potensi Ko-Kultur Sacharomycescerevisiaedan candida tropicalis
untuk Produksi Bioetanol dari Materi Lignoselulosa
Dr. lr. TatangSopandi,MP I dan Dr. Ir. Wardah,tUp.,MM r
I
9 l -98 l
'Dosen TetapFakultasMIPA UniversitasPGRI Adi BuanaSurabaya
' DosenTetap P rodi Ekonomi Pembangunan, FE- UNTAG Suraba
PemanfaatanPestisidaHayati pada Tanaman Hortikultura
Ir. Rini RahayuSihmawati,MP., MM 99 108
Doqgllglup P.odi Ad-inistr. ga FISIP-UNT'AGSurabaya
Keputusan lrrvestasiPembiavaanAkad \Iudharabah (Studi Kasus
Di PTPN Tentang KeputusanInvestasiPembial'aanpeda Tanaman
Tebu Lahan Kering dengan Akad Nludharabah di kabupaten
Parnekasan) 109 141
Dr. Nashar.N{M..MSi
t_ff2g!94qqsS!si4l!sg.4€aas_l!aq(sl4tN) pamc-kasan i i
f-_fcroo vranuracturing
eroo*t ontum llendukunf
e.ogtrmlr"fi-i-- ]
| | Food
9 i Dr. Siti Mu.ianah,
MBA I t+S_ t-52 |
i Dosen
Dosen Tetap
Tetap Fakultas
FakultasEkonomi,
Ekonomi, Kctua
Kctua pusat
Pusat Studi
Studi Teknologi
Teknologi pangan.
Pangan,
I i I I
Ta.naman Obat danHalal Food LPPM, UNTAG Surabaya I I
tfriuU"fruh KJKS A,"";"h Unrrr,ah-[-
]
pe la k s a n a a n n v a
r n i d o n KSU A l Hambra : Dari A spek i ,r)r
." .. i
,l)d
' " esti k Ha r i P rastiwi.S E ..MM
I I I
DosenTetapProdiManajemen,FakultasEkonomiUNTAG Suraba
Determinasi Kesadaran Golongan Masyarakat Ekonomi Menengah
Dalam Mengkonsumsi Produk Makanan Halal Di Kecamatan
Rungkut dan Gunung Anyar Kota Surabaya ts9- 166
Dr. H. Zakaria,MS., N4M
DosenTetapFISIP-UNTAG Surabava
PerlakuanStenlesSteelUntuk Food Grade
Ir. Harjo Saputro 1 6 7-
DosenTetapProdiTeknik Mesin,FakultasTeknik UNTAG Suraba
Strategi PengembanganKewirausahaanBerbasis Syariah Dalam
MenghadapiMasyarakatEkonomi ASEAN
Dr. Wiwik Retnaningsih, MM dan Dra. EndahBudiarti,MSi
DosenTetapProdiManajemen,FakultasEkonorniUNTAG Surabaya
I Evaluasi Implementasi dan Kinerja Koperasi Simpan pin.iam
Syariah di Pamekasan
Sri FJandayani, SE.,MM
Dosen Tetap srAIN Pamekasan,Mahasiswa prograrn Doktor Ilmu
Ekonomi,FakultasEkonomiUNTAG Surabaya
183- 20 0
]

.f
anggu n g .l aw ab .t *-i oIogi s Pr oclusen B agi Per I i n tru nga n K o nsu mcn
D r . SukarnoHs..Msi ' dan Dra.Ra h ma wa No t i v a riaMM, r
'DosenTetapProdi MagisterAdministrasiFISIp UNTAG Surabayadan 201 208
'Dosen TetqpFIS]PUNTAG Surabaya
studi Kelayakan Pada PerencanaanUsaha cafe Kuriner di Kota
Surabaya
Dr. Ir. AchmadDaengs,GS, SE I , MM, Heri T. Prasetia, r,
SE dan
Diah Rani Nartasari,SE.,MM r
'Dosen TetapFakultasEkonomi,Universitas45 Surabaya,
l_

'Dosen TetapASMI Suraba


Pemahaman Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabava
Tentang Konsep Halal
Dra. Ec. Ratnaningsih Sri Yustini,MM. 225
Dra. Ec. ErmaYuliatv. MM.
DosenFak-ultas Ekonomi tlntae Surabava
Analisis Deskriptif Layanan Online pada Web Based Store denga
E-Scrvqual
I R \lah.iudin.SE.,MIVI 233 239
Dosen Tetap FakultasEkonomi. Universitas45 Surabava.Mahasisu,a
ProgramDoktor Ilmu Ekonomi UNTAG Surabaya

XI
DASAR KEBERLAKUAN YURIDIS BAGI LABELISASI HALAL
PRODUK PANGAN SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM KONSU}'IEN

ARI PURWADI
FakultasHukurnUniversitasWijaya KusumaSurabaya
aripurwadi.
fhuivks@gmail.com

Abstract
Arrangementshalal labeling of food products befbre the existenceof the Halal Product
SecurityAct has been regulated in the Footl Act. However, the cttntentsof di//brent nrrrns,
which is ntandatory-for the H(tlal Product SecuriN Act, whereasvoluntary./brthe Food Act.
Wile halal labeling regulatedin the ConsumerProtectionAct is labelcdof-hatalseller, then
the goods sold must be in accordancewith the speci/iedlabel. Thus, there is a conflict of
norms,that is betweenthe Halal Produc'tSectLrityAct and the Food Act and it.sregulationson
food labeling and advertising, ancl the Halal Product Securitv Act and the Consumer
ProtectionAct. To resolvethe conflict nornl, then the validity o.fthe.juridical basis the Ftalal
Product SecurityAct is Stufentheorieconcept,which is basedon the basic norm (Gnrndnorm)
as the highest norm, which as stated in the Preamble to the Constitutionof the Republic of
Indonesia1945and theprinciple of preference,that is: theprinciple of Lexposteriori derogat
legi priori and theprinciple of Lex superiori derogat legi inferiori.
Keyv,orcls
: Iabel, halal,.foodproduct.r.bu,sinasscs.

1. Pendahuluan
Dalam Islam umat muslim diivalibkanrnengkonsumsi makanan;rang halal, karena
:;etiapakananyang kita konsumsrakan mendarahdaging dalam tubuh dan menjadi sumber
energi yang Dentinguntuk kehidupan.Rasulullahs.a.w bersabda:"Tidaklah tumbuh daging
dari makanan hararn, kecuali neraka lebih utama untuknya." (HR At Tirmidzi).
Ketidakinginan masyarakat Muslim untuk mengkonsumsi produk-produk haram akan
meningkatkankejeliandalamprosesperniiihanproduk(high int,olvement), sehinggaakanada
produk yang dipilih untuk dikonsumsidan produk yang tersisih.Kehalalansebagaiparameter
utama dalam prosespemilihan produk. Ketentuan ini rnembuatketerbatasanpada prodr.rk-
produk makanan unfuk memasuki pasar umat Muslim. Memastikan makanan yang
dikonsumsi halal menjadi tanggung jawab bagi setiap muslim. Untukmempermudah
mengetahuimakananyang dikonsumsihalal khususnyamakanandalamkemasanmaka dapat
dilihat dari label halal yang tercantumpada kemasanmakanantersebut.Label pada produk
panganhal yang sangatpentinguntuk diperhatikan.
Masyarakatsaat ini mengkonsumsisuatu prodLrktidak lagi terlalu memperhatikan
kehalalansuatuproduk.Mereka kebanyakanhanyaberpikiransecarasempitbahwaproduk
yang secara langsungdiproduksi dari bahan baku yang tidak halal (alkohol atau babi
misalnya)adalahharam.Padahaluntuk memproduksisuatuproduk tidak hanyaberdasarkan
bahanbaku sajatapijuga mulai dari tatacaraproduksi,bahan-bahan tambahanataupununsur-
unsllr lainnya yang menyertaiproduksi produk tersebutjuga haruslahhalal. Padahaldalam
ajaransyariat Islam, tidak diperkenankanbagi kaum muslim untuk mengkonsumsiproduk-
produk tertentukarenasubstansiyang dikandungnyaatauprosesyang menyertainya.

Seminar 'TREND
Nasional II/PLEMENTASI
HALAL
Dl INDONESIA",
Surabava
27November |SSNr
2014. 2407-5019 7|
Denganadanyalabel halal ini konsumenmuslim dapatmemastikanprodukmana saja
yang boleh mereka konsurnsi,yaitu produk yang memiliki dan nencantumkanlabcl halal
pada kemasannya. KonsumenMuslirn berhati-hatidalarnmcmutuskanur-rtukmengkonsurnsi
atautidak produk-produktanpalabelhalal tersebutdan membeliproduk-produkyangberlabcl
halal atau tidak merupakanhak konsumen itn sendiri. Dari sisi konsumen tentu saja
mempunyaipersepsiyang berbedadalam memutuskanmembeli suatu procluk.Sebagian
mungkin tidak peduli dengankehalalansrratuprodr-rksedangkansebahagianlainnl'a misih
memegangteguhprinsipbahwasuatuprodukharusadalabelhalalnya.
Reberapawaktrt lalu, pemberitaandi berbagaimecliamassacli Inclonesia. baik itl
internet,tv, dan mediacetak,dihebohkandenganditemukannyakandunganbahanyang tidak
halalyaitu dagingbabi padasalahsatumakananolahan,bakso.Penemuankandunganbabi ini
tentu sangatmeresahkankita karena mal<ananini adalah salah satu makananyang cukup
sering kita makan. Pedagangbaksojuga dirugikan karenakepcrcayaanmasyarakit untuk
mengkonsumsiproduk merekajuga berkurang.Walaupun labelisasihalal saja tidak cukup
jika tanpapengawasandari pemerintah,tetapi labcl halal tetap danat lebih dapatdipcrcayi
terutamauntuk produk yang tidak diketahui kehalalannyamisalkanproduk makananatau
restoranasing yang sekarangsudahbanyak terdapatdi berbagaikota besar.Labelisasihalal
ini tentu harus dilakukan oleh pihak yang ber-wenang
dan berkompeten,karenabanyak kita
temukanproduk vang hanyabertuliskanhalal sajadan produscnbias sajamenuliskannyaa_{ar
produk mereka laku dan banyak dibeli oieh konsumenyang beragamaIslam. Mungkin saja
mereka yang memproduksi bukan orang Islam dan tidak mengerti mana yang halal din
haram,tetapidemi memperolehlebihbanyakpembelimerekamenuliskanlabelIlalal.
Sertifikasi halal sclama ini hanya dilakukan oleh produscnsecarasukarelayang
merasa bahr,vamereka perlu mencantumkanlabel halal pada produknya dan belum ada
kewajibandari pemerintahkepadaprodusenunhrk melakukansertifikasiini. pencantuman
label halal ini menunit beberapaprodusendapat meningkaikanpenjualanmereka. Banl'ak
produscn)'angmengatakan bahwabiayaserlifikasihalalinahaldandapatmeningkatkan harga
produk mereka. Di berbagaikota besar,misalkan cli Jakarta,banyak kita temukan berbagai
restoran asing yang tidak diketahui kehalalannyakarena tidak mencantumkanlabel halal
tetapi ternyatamasih banyakdikunjungi oleh oranglslam. Hendaknyakita berhati-hatikarcna
banirak makanan asing terutama dari negaranon Muslim yang menggunakanbahan yang
tidak halal. Beberaparestoran asing itu melakukan sertifikasi halal telhadapproduk yang
merekajual tetapi banyak lainnya yang t'idak ada serlifikasihalalnyapadahalmereka adalah
restoranyangcukupbesar,menjualmakanandenganhargamahaldantentunyamemiliki uang
untuk melakukansertifikasi.
Sertifikasihalal dan labelisasihalal merupakandua kegiatanyang berbedaterapi
mempunyaiketerkaitansatu sama lain. Sertifikasihalal dapat didefinisikansebagaisuaig
kegiatanpengujiansecarasistematikuntuk mengetahuiapakahsuatubarang
),angdiprodtrksi
suatuperusahaan telahmemenuhiketentuanhalal.Hasil dari kegiatansertifikasihalal aclalah
diterbitkannyasertifikathalal apabilaproduk yang dimaksudkantelah memenuhiketentuan
sebagaiproduk halal. Sertifikasihalal dilakukan oleh lembagayang mempunyaiotoritas
untuk melaksanakannya. Tujuan akhir dari Scrlifikasihalal dan labelisasihalal merupakan
dua kegiatanyang berbedatetapi mempunyaikcterkaitansatu sama lain. Sertifikasihalal
dapat didefinisikansebagaisuatu kcgiatanpengujiansecarasistematikuntuk mengetahui
apakah suatu barang yang diproduksi suatu perusahaantelah memenuhiketentuanhalal.
Labelisasihalal adalah pencantumantlrlisan atau pemyataanhalal pada kemasanprocluk
untukmenunjukkanbahwaprodukyangdimaksr-rd bcrstatussebagaiprodukhalal.

72 Seminar 'TREND
Nasional IMPLEMENTASI
HALAL
DllNDoNES|A",
Surabaya
2ZNovember
2014,
ISSN:2407
-s01g
Definisi halal sepertidalam Halal ConsumerMaqazine(2008) yang dipublikasikan
oleh the Islamic Food anr{ Nutrition C'otutr:iloj ,lnret'rca(IFANCA) clalarnbahasaArab
(sebagaimana tercantumdalam Kitab sLrciAl-Qur'an) aclalahsah menur-Lrt hr,rkurnatau
dirlinkan.Lawandari halal adalahharam,yang berartirnelarangatauterlarang.Kondisi halal
dan haramadalahbisa diterapkanbukan saja ke makanantetapijuga produk-lain.kebiasaan
dan aksi' iadi sebenamyapemerintahtelalr mcngaturtentangpencantlrmanprocllk halal.
Namun kelemahanmasih saja terjadi seperti lralnya terjaclipertentanganantaraUldalg-
Undang denganperaturanpelaksanayang di barvahnya.sehinggahal ini perlrr dilakukan
pembenahan. Selain itu, meskipuntelah ada aturan namun belum ada kewajibanatau pun
sanksibagi produsenyang belum mencantumkaniabel halal padaproduknya.Hanya sala ada
afuranatausanksibagi produsenyang telah mencantumkan labelhalal,namunternyatatidak
memiliki sertifikathalal.Labelmerupakansalahsatujalan bagi konsumenuntuk memperoleh
informasi dari suatuproduk, maka pada label itulah produsenharusmengupayakanpiioritas-
prioritas informasiyang akan dicantumkanpada labcl. Harapankonsumenadaiahagir setelah
mclihat label dapat mempersepsikanapakah produk tersebut sesuaidengan keipginan
dan
antan untuk dikonsumsi,dan juga tidak mclanggarnorrna maupun ajaran kepercayaan
(agama). seperti di negara-negaraberpcnduduk mayoritas muslim, membutuhkan
informasitentanghalal dan tidaknyaproduktersebutsebelumdikonsumsi. -.rlku
Label halal adalah
pencantumantulisan ataupernyataanhalal pada kernasanproduk untuk menunjukkan
bahwa
produkyang dimaksudberstatussebagaiproduk halal. Sebelumprodusenmemberikanlabel
halal padakemasanproduk makanannya,maka liarus mendapatkansertifikathalal dahulu dari
lembagayang berwenangdan hinggasaatini satu-satunya iembagayang cliakuioleh negara
dan betwenang mengeluarkan serlifikat halal bagi produk mat<ananyang rnemenuhi
persyaratanadalah LPPOM-VIUI, yang sebelumnya melakukan audit produk secara
menyeluruhdan hasilnya disosialisasikan melaiui fatwanya.Adapun fatwa produk halal
adalahfatwayang ditetapkanoleh Komisi FatrvaMUI mengenaiproclukmakanan,miuuman,
obat,kosmetikadan produk lainnyal.
Memang, pemerintah telah merespolr secara positif pentingnya sertit'ikasidan
pencantuman anda halal pada produk (labelisasihalal) melalui beberaparegulasi.
Akan
tetapi,regulasiini masih aja terkesansektoraldan parsial.Kesanitu misalnyaterlihatketika
mencetmati Undang-UndangNomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuanpokok
Peternakandan KesehatanHewan, Undang-UndangNomor 23 Tahun lgg2 tentang
Kesehatan, Undang-Undang Nomor 7 tahun1996tentangPangankhususnyapasal30 ayat(lj
dan (2), Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999tentangPerlindungan Konsumenpadapasalg
ayat (l) huruf h, PeraturanPemerintahNomor 69 TahLrn1999 tentang Labcl clan Iklan
Pangan,Instruksi PresidenRI Nomor 2 Tahun 1991 tentang Peningkatin pembinaan dan
PengawasanProduksi dan PeredaranMakanan Olahan, Piagam KerjasamaDepkes, Depag
dan MUI tentangPelaksanaan Pencantuman Label "Halal" padamakanan,dan tcesimpulan
Mudzakarah NasionaltentangAlkohol dalamproduk Makanan.
Akibat dari sistem pengaturansemacamini telah terjadi sistem pengaturanyang tidak
konsisten'tumpang tindih, dan tidak sistemik. Dengan demikian, peraturanpenindang-
undanganyangadabelum memberikankepastianhukumdanjaminanhirklm bagi umat Islam
untuk mengenalproduk yang halal. Padahal,bagi Negara yang berpendudukmayoritas
muslim, memberikan kepastian dan jaminan hokum tcrhadap kehalalan produk yang
dikonsnmsiatau digunakanmerupakansuatu hal yang mutlak diperlukan(conclitiosini qt,i
tton).

rPembinaan
PanganHalal Dan penyelenggaraan
Haji DcpartemcnAgama.2003.

Seminar "TRENDIMPLEI/ENTASI
Nasional HALALDl INDONES|A',
Surabaya 73
27 November
2014,ISSN:Z4o7-s|1g
Dengan adanyaberbagaipcraturanpemndang-tindangan yaltg memiliki kctcrkaitan
dengan pengaturanproduk halal belLunmemberikankcpastiandan jaminan hLrkLrmbasi
masyarakat,maka pemerintahtelah menetapkanUndang-UndangNomor 33 Tahun 20lrl
tentangJaminanProduk Halal (tJU JPH). Dalam kaitan ini timbullahisu hukunr aclalah:
apakahyang menjadidasarkeberlakr,ran
yr-rridis
bagi kewajibanpencantlrmanlabcl halal parla
kemasan produkpangansebagaibentukperlindunganhukumbagi konsumenmuslirn?

2. Metode Penelitian
Dalam penelitianhukum normatifdigunakanpendekatan penrndang-undangan (stattfie
approach),karenayang akan ditelaahadalahbcrbagaiperaturanhukum di bidang labelisasi
produk halal yang menjadi fokus sekaligustema sentralsuatupenelitianini. Hal ini sejalan
denganpendapatJohny Ibrahim yang mengatakan"suatu penelitian hukum normatif tcntu
harus menggunakanpendekatanpemndang-undangan, karena yang akan diteliti adalah
berbagaiaturanhukum yang menjadi fokus sekaligustema sentralsuatupenelitian"2. Dan
pendapatPeter Mahmud Marzuki bahwa "pendekatanperundang-undangan akan dilakukan
denganmenelaahsemuaundang-undangdan regulasiyang bersangkutpaut denganisu hukum
yang sedangditangani"'.
Di sampingmenggunakanpendekatanperundang-undangan dalam penelitian ini juga
menggunakanpendekatankonseptnal(conseptualupproach),yaitu aCalahpendekatandengan
berusahamembangun suatu konsep argJumentasihukum akibat ierjadinya kcnflik norrna
pengaturanpencantutnanlabel halal dalam kemasan produk pangan sebagai bentuk
perlindunganhukum bagi konsumenmuslim. Hal ini sejalandenganpendapatArninuddin
Ilmar yang mengatakanbahrva "pendekatankonseptual,yaitu adaiah pendekatandengan
berusahamembangunsuatukonsepyang akan dijaclikanacuandi dalam penelitiandengan
beranjak dari pandangan-pandangan
dan doktrin-doktrin yang berkenrbangdalam ilrlu
hukum"'.

3. Hasi dan Pembahasan


Pada tanggal 20 April 1999 Pemerir.rtahIndrxesia telah mensahkan dan
mengttndangkan Undang-undangNornor 8 Tahr;n 1999 tentang PerlindunganKonsumen.
Undang-unclangPerlindungan Konsumcn ini diharapkan dapat rnendidik masyarakat
Indonesiauntuk lebih menyadariakan segalahak-hak clan kervajiban-kervajibannya yang
dimiliki terhac'lap
peiaku usaha. Sebagairnanatefiera cialam konsideransUrrclang-unclang
tentang Perlindr-urgan
Kousumen (UUPK), yarl-qnreii,v-atakan bahlva untrrk rneningkatkan
harkat dan martabatkonsllmen perlu rncningkatkankcsadaran.pcngctahuan.kcpcclulian.
ketnampuatt. dan kemandirian konsumen untuk melinclungi clilrnll. sr-rta
menumbuhk embangkansikappelakr.rusaha vangbertanggungjawab.
Apa yang cJirnaksud
denganperlindLrngan konsr-u.r.renl
UUPK tanrpaknyarnenrbcrikan
pengertiandengancukr,rpluas,yaitu: "scgala upayayang rncnjaminadanyakepastianhukLrm
untuk memberikanperlindungan kcpadakonsumcn"(PasalI angkaI uupK).

t JohnnyIbrahim,
publishing,Malang.
Johnnylbrahim,2006,Teori& MetodologiPenelituinHt&unrNornrall. Bayurnedia
h .302.
I
Peter Malrmrrd Marzuki, 2005. Pcnelitiuu flukunt, Kencana. Jakarta, h. 89.

74 Seminar
Nasional"TREND
IMPLEI\4ENTASI
HALALDl INDONESIA'.
Surabava
2ZNovember
2014.
ISSN:2401-s|1g
Adanya UUPK dan pelaksanaannyamenimbulkan kcpastian hukum. I)engan
dernikian, kepastianhukurn di sini clinraksr-rdkanbahu,'apt'rtlrna^ adanvii :rturar.rJ-allg
tncrnbuatbaik pclakuusahamaupurll<onsunrrn nrcngcliiirui
pcrbuatran apa _vansl-rolchal;iir
tidak boleh dilakukan;clan kedua berupakearnauanhukLunbagi pclaku usahantauprnl
konsumeuclari tindakan keservenangan pernerintahcleuganlrlan-vaaturan itu baik pelaku
LrsahamaLrpun konsumendapatmeneetahui apa sa.javrng bolch dibcbankanatalldilakrrkan
oleh pemcrintahterha<iap baik pelaku us:ih:rmaupLlnkorrsrrnrcni. Kcprrstiarr hukLrmitr.r
rneliputi segala upaya untuk tnemberdayakankonslrnrenrnemperolehatau menentukan
pilihannyaatasbarangdaniataujasa keb'.rtLrhannya
sertarnempertahankarn ataumcntbelahak-
haknyaapabtladirugikanoleh pelaku usaha penyedra kebutuhankonsurnentersebut.l)engan
adanyaUUPK besertaperangkathukum lainn-va, konsunrenmemiliki hak dan posisiyang
berimbang, sehingga memberikan harapan agar pelaku usaha tidak lagi bertindak
sewenangwcnang yangsclalunremgikankonsumen.
UUPK merupakan "umhrella provi,sion". f)i kcmudian hari masih terbuka
kcmr.rngkinanterbentuknyaUndang-undangbaru yane pacladasarnvalnemuat kctcntuan-
ketentuanyang melindruigi konsumcn,mcskipun sccara Lurlumdikatakanbahrva UUPK
merupakanpayungyang mencobamengintegrasikan dan memperkuatpcnegakanhukum di
perlindun
biclang gan konsnmen.
Dalam Pasal 8 ayat (1) huruf h UUPK disebutkanbahwa pelaku usaha dilarang
memproduksi dan/atau memperdagangkanbarang dan/atau jasa yang tidak mengikuti
ketentuanberproduksisecarahalal,sebagaimanapen)yataan"halal"yang dicantumkandalam
label. Sanksibagi pelakuusahayang rnelanggarketentuandaiamPasal8 UU Perlindungan
KonsumenberdasarkanPasal 62 ayat (l) UUPK adalah dipidanadenganpidarrapenjara
palinglama 5 (lima) TahunataupidanadendapalingbanyakRp 2.000.000.000,00 (duamiliar
rupiah).
Dari ketentuantersebut,pelaku usaha (orang, atau badan yaltg menyelenggarakan
kegiatanusahadalam bidang ekonomi) akan dipidana,bila ia mencantumkanlabel halal
namun pada nyatanyaproduk yang diproduksi dan dr-jualtersebutsesungguhnyatidak halal.
Namun,apakahseluruhpelakuusahaakandipidanajika tidak nrencantumkan labelhalal.Dari
bunyi pengaturandalam UUPK di atasjelas kiranya bahwajika penjual mencantumkanlabel
halal, maka barangyang dijual harus sesuaidenganlabel yang dicantumkan.Namun UUPK
tidak mengaturmengenaiapakahbarang ;rang diperjualbelikanharus mencantumkaniabel
halalatautidak. UUPK tidak memaksakan kewajibanpencantuman labelhalal,namunpada.
Undang-Undang Nomor l8 Tahun 2012 tentangPangan(UU Pangan)dan Peraturan
PemerintahNo. 69 Tahun 1999 tentangLabel dan Iklan Pangan(PP No. 69 Tahun 1999)
ditegaskanmenjadi kewajiban untuk mencantumkanlabel halal bagi pelaku usahayang
menyatakanbahwa produknya halal bagi kaum Muslim (b1la tidak dinyatakan maka tidak
jawab dari pernyataankehalalanproduk). Pasal30 tIU Pangan
w'ajib,hanyabentuk tanggr.rng
menyebutkanbahwa setiaporang yang memproduksiataLlmemasukkanke dalam wilayah
Indonesia,panganyang dikemasuntuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada,di
dalam, dan atau di kemasanpangan.Dan label tersebutsetidaknyaharus dicantumkan
keteranganhalal.Selanjutnya,padaPasall0 PPNo. 69 Tahun 1999 mcngaturlebih lanjut

'Aminuddin llmar,2009, KonstruksiTeori dan MetodeKojion Ilnu Hukun, HasanuddinUnivcrsity Press.Makassar,h. 137.
s
PetcrMahmud Marzuki. 2008,PensantctrIlnnt Hukturt,Kcncana.Jakana.h. 137.

Seminar 'TREND
Nasional IMPLEI\4ENTASI
HALALDl INDONESIA',
Surabava
27November
2014|SSN:2407
-5019 75
mengenaikewajibanprodusenproduk panganuntuk mencantumkanlabel halal padamakanan
yang dikemas,sebagaiberikut:
Pa sa l 0 ayat(l)
Setiap orang yang memproduksi atau memasukkanpanganyang dikemas ke dalarn
wilayah Indonesiauntuk diperdagangkandan menyatakanbahwa pangan tcr.scbut
haial bagi umat Islam, bertanggungjawab atas kebenaranpeniyataanterscbutclan
wajib mencantumkanketeranganatautulisanhalal padalabel.

Penjelasan
Pasall0 ayat(l)
Pencantumanketeranganhalal atau tulisan "halal" pada label pallgan merupakan
kewajiban apabilapihak yang memproduksidan atau memasukkanpangankc dalam
wilayah Indonesiamenyatakan(mengklaim)bahwaproduknyahalal bagi umat Islam.
Penggunaanbahasa atau huruf selain bahasa Indonesia dan huruf latin, harus
digunakanbersamaan denganpadanannyadalambahasaIirdonesiadan huruf latin.
Keterangantentang kehalalanpangan tersebutmempunyaiarti yang sangatpenting
dan dimaksudkanuntuk melindungi masyarakatyang beragamaIslam agar terhindai
dari mengonsumsipanganyang tidak halal (haram).Kebenaransuatupernyataanhalal
pada label pangan tidak hanya dibuktikan dari segi bahan baku, bahan tambahan
pangan,atau bahan bantu yang digunakandalam memproduksipangan,tetapi lrarus
pula dapatdibuktikan daiamprosesproduksinya.
PasalI I
(l) Untuk mendukungkebenaranpernyataan halal sebagaimana
dimaksuddalampasall0
ayat (l), setiap orang yang memproduksiatau memasnkkanpanganyang clikenraske
dalam wilayah Indonesiauntuk diperdagangkan, wajib memeriksakanterlebih dahultr
pangan tersebut pada lembaga pemeriksa yang telah diakreditasi sesuai denqan
ketenttranperaturan
perundang-undangan
yang berlaku.
(2) Pemeriksaansebagaimana dimaksudpada ayat(1) dilaksanakanberdasarkanpedoman
dan tata carayangditctapkanoleh Menteri Agama denganmemperhatikan
pertimbangandan saranlembagakeagamaanyang memiliki kompetensidi bidang
tersebut.
Penjelasan
Pasal11:
(1)Pencantuman tulisanhalal padadasarnyabersifatsukarela.Namun setiaporang yang
memproduksidan atau memasukkanpangan ke dalam wilayah Indonesiauntuk
diperdagangkan menyatakannya sebagaiproduk yang halal,sesuaiketentuania wilib
mencantumkan tulisan halal pada labelproduknya.Untuk menghindarkan timbulnya
keraguan di kalangan umat Islam terhadap kebenaranpernyataanhalal tadi. dan
dengandemikian untuk kepentingankelangsungan atau kemajuanusahanya,sudah
pada tempatnyabila panganyang dinyatakannyasebagaihalal tersebutdipcriksakan
terlebih dahulu pada lembaga yang telah diakreditasioleh Komite Akrcditasi
Nasional (KAN). Pemeriksaan tersebut dirnaksudkan unfuk memberikan
ketenteramandan keyakinan umat Islam bahwa pangan yang akan clikonsumsi
memang aman dari segi agarna.Lembagakeagamaanyang dimaksudkanadalah

76 Seminar "TREND
Nasional IMPLEMENTASI
HALAL
DlINDONESIA",
Surabaya
2ZNovember
2014,
ISSN:2407-SOjg
Majelis Ulama Indonesia.Pedomanini bersifat umum, dan antara lain meliputi
persyaratan
bahan,prosesatauproduknya.

Sebagaipelaksanaandari PP No. 69 Tahin 1999, Nlentcri Agama mengeluarkan


Keputusan Menteri Agama Nomor 518 Tahun 2001 tentane Pedornandan Tatacara
Pemeriksaandan PenetapanPanganHalal, KeputusanMcntcli Agama Nonror 5 19 Tahun
2001 tentangLembagaPelaksanaPemeriksaanPanganHalal. yaitu adalah Majelis Ulama
Indonesia(MUI) melaluiLembagaPengkajianPanganObat-obatandan Kosmetika(LPPOM)
MUI, dan KeputusanMenteri Agama Nomor 525 Tahun 2001 tentangPenunjr-rkan Peruri
sebagaiPelaksanaPencetakLabelHalal.
Namun demikian, kesemuaperaturandi atas belum dapat memberikankepastian
hukum dan jaminan hukum kepadaumat Islam untuk mengenalpangandan produk lainnya
yang halal. Terjadi pula ketidaksinkronan antara Undang-undang dcngan Peraturan
Pemerintahsebagaimana yangterjadi padaantaraUU Nomor 7 Tahun PangandenganPP No.
69 Tahun 1999tentangLabel dan Iklan Pangan.Meskipunperaturantentangproduk halal ini
telah diatur oleh UU Pangan,timbul inisiatif pemerintahuntuk rnemunculkanRancangan
Undang-Undang(RUU) tentangJaminanProduk Halal yang disusundengandalih bertujuan
melindungi masyarakat dari mengonsumsi makanan, minuman, obat, kosmetika, dan
menggunakanproduk lainnya yang tidak halal sehinggadipandangperlu untuk menetapkan
lfU tentangJaminanProduk Halal. UU dimaksudadalahUndang-UndangNomor 33 Tahun
2014 tentangJaminanProdukHalal (UU JPI{).
UU JPFI ini mewajibkankepadapelaku usahauntuk: a. rnendaftarkanProduk untuk
memperolehSertifikatHalal dan Nomor RegistrasiHalai; b. memberikaninfomrasi secara
benar,jelas, dan jujur dalam memperolehScrtifikat Halal dan Nomor RegistrasiHalal; c.
mencantumkan labelhalal terhadapPro<iukyang telah mcndapatScrtifikatHalal dan Nomor
RegistrasiHalal; d. memperbaruiSertifikatHalal dan Nomor RegistrasiHalal jika jangka
waktu masaberlakuNomor RegistrasiHalal telahberakhir;dan e. menjagakehalalanProduk
yang telah memperolehSertifikatHalal dan Nomor RegistrasiHalal.
Pelakuusahadimaksudmeliputi: a. PelakuUsahamikro; b. PelakuUsahakecil; c.
PelakuUsahamenengah;dan d. PelakuUsahabesar.Pelaku Usahayang tidak melakukan
kewajibantersebut
dikenaisanksiadministratifbcrupa:a. pcringatanterlulis;ataub. denda.
Berkaitan denganmenjagakehalalanProduk yang telah memperolehSertifikat l-Ialal
dan Nomor RegistrasiHalal, maka PelakuUsahayang tidak menjagakehalalanProdukyang
telah bersertifrkathalal menghadapiancamanpidana
dengan:
a. Pidanapenjarapalinglama I (satu)tahunataudendapalingbanyakRp 5.000.000,00
(lima
juta rupiah),bagiPelakuUsahamikro;
b. Pidanapenjarapaling lama 1 (satu)tahun 6 (enam)bulan atau dendapaling banyakRp
10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah),bagiPelakuUsahakecil;
c. Pidanapenjarapalinglama3 (tiga)tahundan/ataudendapalingbanyakRp 250.000.000,00
(duaratuslima puluhjuta rupiah),PelakuUsahamenengah;dan
d. Pidanapenjarapaling lama 5 (lima) tahun darVataudenda Rp 5.000.000.000,00
(lima
milyar rupiah),PelakuUsahabesar;
Persoalannyaketika terdapatUU Kcschatan. UU Pangan, UUPK. serta berbagai
peraturanpelaksanaan
lainnya,makakeberadaan
UU iPH apakahberpotensitrunpangtindih,

Seminar "TREND
Nasional IMPLEI/ENTASI
HALAL
Dl INDONESIA',
Surabaya
27November
2014,ISSN:
2407-5019 77
ataubahkanbertentangan denganundang-undang lain yang sudahada.Contohnyadalam UtJ
Pangansertifikasihalal bersifatsukarela.tetapiUU JPH untuk mewajibkan
sertifikasihalal
bagi setiap produk. Kontradiksi setnacatnini tentu akan menrmbulkan
kerunrtan dalanr
pelaksanaan.
Hubunganantaranonna yangmengatllrpembuatannormalain dan nonna lain
tcrscbut
dapatdisebutsebagaihubungansuperclansub-ordinasiclalamkonteksspasial.
Nonla yang
nrenentukanpembuatannonna lain adalah superior, sedangkannorrna yang
dibr,at aclalah
inferior. Tata hukum, khususnyasebagaipersonifikasinegaribukan merupatJn
sisternn()nna
yang dikordinasikansatu dengan lainnya, tetapi ,r.,.tu hirarki
clari norma-nonna yang
memiliki level berbeda.Kesatuannorrnaini disusunoleh fakta bahwapembuatan
nonna, yang
lebih rendah,ditentukanoleh norrnalain, yang lebih tinggi. Pembuatonyung
ditentukanoleh
norrna lebih tinggi menjadi alasanutama validitas teseluruhantata hukum
lung
kesatuan.Hukum yang lebih rendahharusberdasar,bersumber,dan tidak b;leh -",rbentuk
beftentangan
dengan hukum yang lebih tinggi. Sifat bertentangandari hukum yang
lebih rendah
mengakibatkanbatalnya daya laku h.ukumitu6. Peraturanperundung-rniurrlun
yang secara
hierarki berada di atas dianggap sebagai yang bena, ,"hiuggu peiaturan"yang
beracladi
bawahnyatidak boleh bertentangant.Oleh G.V/, Patondikatakanbahwa "the
valiclityof each
norm dependingon its being laid down in accordancewith a superior rtorm
until we reach the
initial hypothesiswhichjurisprudencecan onlv acceptand caniot hopeto prove,,8.
Hukum sebagaisuatusistemnorrna,yang dibuat menurutnorrnayang lebih
tinggi dan
tertinggi yaitu Grundnormoatau norrna dasar.Menurut Hans Kelsen, udu
dua alarn yuridis
yang berbeda,yaitu pertama, ada hai yang di luar y-rridis (disebut "metayuriclzscft,')
dan
keciua,yuridisyang diletakkandalamlingkungankaedah-kaedah hukumposliiryang terbaras
harryapadatiga maaamtingkatankaedahl0.Kaedahpertamaialah kaedah
duru, (Grtutclrtoltr)
sebagaikaedahyang tertinggi, kaedahyang paling dasar.Kedua adalah
kaedahsubstantif
(Sachnonn)sebagai.kagdah tingkat tcngah.retiga udutuhkaedahkasus(Kasusrtorm)sebagai
kaedahyangadapadatingkatyangpaling bawahri.
Norma dasarini harusdibersihkandari anasir-anasiryang bersifatmetayuridis,
maka
harus diletakkandi luar kajian hukum. Dengan rnenggunakankonsep Stufentheor.ie,
Kelsen
mengkonstruksiaturan-aturanyang tertib yuridis O"ngun ditentukan jenjang
perundang-
undangansecarahierarki. mulai dari yang abstrak lgnminorm) sampaikepada
yang konkret
dari ststemperundang-undangan. Dan sistem p"-ndung-undangan it, yurrg dibangtrnlarus
konsisten,koherendan koresponden.Peraturanhukum klseluruhannyaoitunlnkan
dari nonna
dasar yang berada dipuncak piramida, dan semakin ke bawah semakin
beragam dan
menyebar.Norma dasarteratasadalahabstrakdan makin ke bawahsemakin
konkret.Dalam

Putra,2003,HukunrsebaguiSuatusistem.cet. ItI. MandarMaju, tsandung,


;,t*ilXtl:1'jll ]:u;Ytuta h. 120.
K..1:"^"2008,Dasar-dqsarHukum Nornutif , Nusa Media, Bandung.h. 332.
,:r::j :.."r
c w' Paton.1972,A Textbookof Jurispruderce,oxford University Press,h.
t1. nia.,h. 12, paton menyatakan
,,
bahwayang dimaksuddengan"the initial hv,tothesi.s" adalah,,Grutrclnornt,
'Lihat TeguhPrasetyodan Abdul
Halim Barkatullah,2011,Itmu fluktm & Fitsrfitt Hukum (Studipentikiron
Ahli Hukum SepanjangZaman), Cet.lV, pustakapelajar.yogyakarta, h. 109
dikatakanbahwa:Grundnorm ibaratbahanbakaryang seluruhsisternhukum.
Grundnorm memiliki fungsi sebagai dasar mengapa -cnggerukkon
hukum itu ditaati dan mempertanggunglawabkan
pelaksanaan hukum.
"' Mohammad Koesnoe, 2010, Desar dart Metotle llnru l\t*utn Positif, Cet. I, Airlangga University press.
. Surabaya, h.40.
" Ibid.

78 seminar
Nasional'TREND
IMPLEMENTASI
HALAL
DlINDONES|A',
surabaya
27November
2014,
ISSN:z40t-5019
prosesitu, apa yang semulaberupasesuatllyang "seharusnya"berLrbah nienjadisr-suatu yaug
"dapat" dilakukan''.Norma dasar(.Gnnrlnornr)menrpakanindLrkyang rrielahirkanpcratlrralr
lrukr.rmdalarn suatutatanansistetnhukurn tertentu.Jadi antarernorntil dasar( (]rttndnorni
yang adapadatatahukum masing-masing Negarabcrbeda-bcda't.
Dengan demikian, Hans Kelsen mcngenalkanbahwa nonlra hukurn pada dasarnya
bcrhicrarkidi mananorrnayanglebih rcndahbersumbcrpadanonnayang Iebihtinggi. Sctiap
norrna memperolehvaliditasnyadari noffna lain yang lcbih tinggi, bcgitLrsctcrrr'nyasampai
mcncapainorrnatertinggi.Norma tertinggitcrsebutoleh Kelsendiscbutdengan,qntndnorm.
Sebagainorrna tertinggi maka grundnorm tidak memperolehvalidrtasnyadari norma lain
yang lebih tinggi
karena dialah yang tertinggi. Grundnorm memperoleh validitasnya karena memang
dipostulasikanvalid. Dengan demikian setiap nonna dapat dinyatakanvalid jika bersumber
dari grundnorm yang dipostulasikanvalid. Berdasarkanhierarkhinya,sumberhukum tertinggi
yang mendasarilahirnya suatu peraturanpemndangundangan dalam suatu negara menurut
Kelsen adalahkonstitusi.Kelsen menyebutnyasebagai...the highest level within natianal
lawta. Grundnorm-nya Hans Kelsen iOuton UUD"1945, yang" merupakan hukum yang
tertinggi dalam hielarki perundang-undangan. Hal ini didasarkan tata urutan peraturan
perundang-undangan sebagaimanayang diatur dalamPasalT ayat(l) Urrdang-UndangNornor
12 Tahun 2011 tentangPembentukanPerafuranPerundang-undangan, yaitu:
(1) JenisdanhierarkiPeraturan
Pemndang-undangan
terdiri atas:
a. Undang-Undang DasarNegaraR.epublikIndonesiaTahun 1945;
b. KetetapanMajelis Permusyawaratan
Rakyat;
c. Undang-Undang/PeraturanPernerintahPengganti{Jndang-Undang.
d. PeraturanPemerintah;
e. PeraturanPresiden;
f" PeraturanDaerahProvinsi;dan
g. PerafuranDaerahKabupaten/Kota.
Dengan demikian, keberadaanUU JPH dengan mewajibkan pelaku usaha untuk
melaksanakanserlifikasihalal tentu tidak perlu dipertentangkan
denganperaturanyang sudah
ada yang mengaturtentang labelisasiproduk halal. Hal ini disebabkanmenurut konsep
Stufentheorie,sebenamyasudahbersumberpadakaedahdasar(Gntnclnorm)sebagaikaedah
yang tertinggi, yaitu sebagaimanayang tercantumdalam PembukaanUndang Dasar Negara
Republik IndonesiaTahun 1945 (UUD 1945) bahwa Negara berkcwajibanmelindungi
segenapbangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untr"rkniewujudkan
kesejahteraan umum. Landasanini juga dipertegasdalam Pasal29 Undang-UndangDasar
NegaraRepublik IndonesiaTahun 1945yakni pada ayat(2) yang menyatakanbahwa Negara
menjamin kemerdekaantiaptiap pendudukuntuk memeluk agamanyamasing-masingdan
untuk beribadatmenurutagamanyadan kepercayaannyaitu. Demikianjuga, dalam Bab XA
tentangHak Asasi ManusiapadaPasal28 E ayat (1) dinyatakanbahwa"setiap orangbebas
memelukagamadanberibadatmenurutagamanya, ...".

t2
Ihid.
rrAchrnad
Ali, I 996, Menguak Tahir Ilukun (suatuktiiun /ilosolis clan sosiologis)
, Cct. I, ChaclraPratarla,Jakarta,h. 2 84.
'o Jimly Asshiddiqie,2006, Teori lIans Kelsen TentangIltrkun. SekretariatJendraldan KepaniteraanMahkamah Konstitusi
RI. Jakarta,h. I I 1.

Seminar "TREND
Nasional IMPLEMENTASI
HALAL
Dl INDONESIA'.
Surabava
27November
2014. 2407-5019
ISSN: 79
Dalam kaitannya dengan negara Indonesia sebagai negara hukumls, hal ini tentlnya
merupakansalahsatukewajibanyang harusdilaksanakan.Mengingatperlindunganterhadap
hak-hakasasimanusiamerupakansalahsatusyaratregarahukum.

P.engakttan
dan perlindunganhak-hak dasar manusia dalam konstitusi suatu Neganr
sejalandenganhasil penelitianK. C Wheare"'yongmenunjukkanbahwadaii sebagianb-csur-
konstitusinegara-negara
di dunia,hampirsemuanya memuattentangperlindungarhak asasi
manusia. Kewajiban perlindunganterhadap hak asasi manusia tidak tcrbatas r,clalui
penormaanmelalui UUD 1945. Penomaannyalebih lanjut melalui peraturanpcrunrliing-
undanganyang lebih rendahdari UUD 1945untuk mengaturmengenaimekanismepenerapan
atau penegakannyamenjadi sangatpenting agar ada acuanyang jelas dan tegasbagi aparat
penyelenggara(organ)negara.Dengankata lain, secaraasasdan kaidah,rnaki hak-hakdasar
manusia sebaiknyadiatur pada UUD 1945, sedangkanpengaturanlebih lanjut mengenai
lembaga dan proses penegakanhak-hak dasar bersangkutanperlu didelegaiikan kepada
perundang-undanganyang lebih rendah, seperti Ketetapan MPR, undang-undangdan
peraturanpemerintah.

Kcwajiban penorrnaanscpertidi atassejalandenganamanatayat (5) pasal 28 I UUD


1945 AmandemenKedua yang menetapkan"LJntuk menegakkandan melindungi hak asasi
manusiasesuaidenganprinsip negarahukum yang demokratis,maka pelaksanaanhak asasi
manusiadijamin, diatur, dan dituangkandalamperaturanperundang-undangan"
Dalam menghadapikonflik antar norma hukum (antinomi hukum), maka berlakulah
asas-asas
penyelesaian yaitu:
konflik (asaspreferensi),
l. Lex superiori derogat legi infbriori, yaitu peraturanperunciang-undangan
yang lebih tinggi
akanmelumpuhkanperaturanperundang-undangan yarebihrenclah;
2. Lex specialisderogat legi generuli,yaitu peraturanyang khususakan melumpuhkan
peraturanyangumum sifatnyaatauperaturanyang khususlahyang harusdidahulukan;
3- Lexposteriori derogat legi priori, yaitu peraturanvang baru mengalahkanatau
melumpuhkanperaturanyang lamaI 7.
Kalau terjadi konflik norrna,yaitu antaraUU Pangandan UU JPH atau antaraUUPK dan UU
JPH maka digunakanasaspreferensihukum, maka dipergunakanasaspreferensihukum. yaitu
Lex posteriori d"erog,ttrlegi
priori (perundangundanganyalg b.arumengalahkanperundang-
undanganyang lama)'o.Dengandemikian,yang mempunyai"kekuatan bErlakunya^adalah
U"U
JPH Halal yang mewajibkansertifikasihalal bagi setiapproduk. Demikianjuga kalau ada
konflik norna antaraUU danPeraturanPemerintahatau peraturanpelaksanaan
lainnya

' Konscpnegarahukum yangtumbuhdi dunia Baratmcngalamimoclifikasi


disesuaikan
dengancila hukum oan crrancqara
Indonesiayang berdasarkanPancasilasebagaimanadapat disimak pada alinea keempaipcmbukaan
UUD 19.15rlans
sampaisekarangdisepakatitidak diamandemen dan lebih dipertegaspadaPasalI ayat (3) penrbahanKetigaUUn iO+i
yang padahakikatnyamenetapkan "NegaraIndonesiaialahNcgaraHukum (rech3sraat)berdasarkan pancasila".Lihat
Sjachran Basah' 1985, Eksistensidun Tolok Llkur Badan Perudilun Aclninistrasi di Inclonesiu,Alumni.
C'cr. kc-1.
Bandung'h. ll: dan Padmo Wahjono, 1983, SistenHukum NusionrtlDalunt Negaru Hukum puncasilu,
Cct. Ke-1.
Rajawali,Jakarta,h. 2.
rt'
K.c. wheare,1915, Modern constitutionrtl,oxlbrd uni'ersity press.Loncion,h. 33.

't SudiknoMertokusumo,2002,ilIengenalHukum (SutrtuPengantar). Cet.Ketiga.Liberty, yogyakarta, h. g5-g7.


'8 PhilipusM. Ha<ijondan Tatiek Sri biatmiati, 20t)8,Argr,^"ittctsi Hrtkutn,GajatrIt,tadaUniversitypress.yosvakarta. h. I I

Seminar "TREND
Nasional IN4PLEMENTASI
HALALDlINDONESIA',
Surabaya
2ZNovember
20i4,|SSN:
2407-5019
dipergunakanasaspreferensihukum, yatnr Lex superinri derogut legi inlerioli (pemndang-
undanganyang lebih tinggi tingkatamyamengalahkanpcrunclang-undairgan dibau'ahnya)"'.
Dengandetnikian,UU JPH men-qesampingkan berlakunval)l) No. (r9 fahun 1999 tcntang
Label dan Iklan Pangan.
Penggunaaan asasLex specialisclarctgcrt
legi gencrali bisa saja clilakukanclcngan
argumentasibahwa kalau secarakhususberkaitandenganprodLrkpangan.schinggayang
berlakuadalahUU Pangansebagailex speciahs-nya. Dengandemikian,UU JPI{ scbagai/ex
generali-nyabisa dikcsampingkan.Namun. karcna UU JPII ruang lingkr-rppcngaturannya
meliputi makanan,minuman,obat. kosmetik,produk kimia. produk biologi dan produk
rekayasagenetik, maka lebih tepat kalau menggunakanasasLex posteriori derogat legi
priori.

4. Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka dapat disimpr-rlkan,bahwa meskipr-rntelah ada pcraturan
perundangan-uudangan yang rnengatur soal label halal Llntrrk produk pangan sebelum
terbitnyaUU JPH, maka de.sarkeberlakuanyuridis UU JPH bukan berdasarkanatasasasZe.r
specialis derogat legi generali. Namun, dasar keberlakuanyuridis UU JPH terletak pada
PembukaanUUD 1945 sebagaiGrundnorm dan asaspref-erensi,yaitu: asasle-r posteriori
derogat legi priori dan asasLex ntperiori derogat legi in/briori.

Daftar Pustaka
Ali, Achmad, 1996, Mengttak Tubir Hukum (suutu kajiutt /ilosofis tlun .so.siologis),
Cet. I,
ChadraPratama,Jakarta.
Asshiddiqie, Jimly. 2006, Tectri Hcnts Kelsen T'entangHukum, Sekretanai Jendral dan
KepaniteraanN4ahkamah KonstitusiRI, Jakarta.
flirsah. Sjachran , l!)8-1"llksi,strn,;idsn 'fltlr:k Ljkttr lluitut l'),:t'udlltiti.lt,ititit:
j.;tttr.,;idi
lndrn*:-uitt,
Alurnni,f,'r:i.kc- l, llan.!rll:g.
Hadjon, Philipus M. dan Tatiek Sri Djatmiati, 2008, ArguntentasiHuktutt. Galah Mada
University Press,Yogyakarla.
Ibrahim, Johnny 2006, Teori & Metodctlt;gi Penelitain Hukutn Normutil'. Bayuntcdia
Publishing,Malang.
Ilmar, Aminuddin, Aminuddin 2009. Kon.EtruksiTeori dan Metode Kaiian llnru Hukwn.
HasanuddinUniversity Press,Makassar.
Kelsen,Hans , 2008,Dasar-dasarHukumNonnatif, Nusa Media. Bandung.
Koesnoe, Mohammad, 2010, Dasar dcn Metode llmu Huktnn Positif, Cet. I, Airlangga
University Press,Surabaya.

'oIbid.

Seminar 'TREND
Nasional IMPLEtuIENTASI
HALALDl INDONESIA',
Surabaya
27November
2014. -5019
ISSN:2407 8I
Marzuki,PeterMahmud,2005,PenelitianHukum.Kencana.Jakarla
, 2008,PengantarIlmu Httkunr,Kencana,.lakarta.
S u c i i k rx > 2 (J tJ 2 ,j ' { t:s t{ t:tt* l l lt.ti tutt 1)i tti Ltu} :)c;t;uttl i tt.;. (.et. K cti ga. l -rbr' r1.,.
l '1 e i' t i; liLt s t t t r - lo.
Yog-vakarta.
oxford Universitypress.
Paton,G.w., 1972,A Textbookof'Jurisprttdence,
Prasetyo,
Teguhdan Abdul Halim Barkatullah,201I,IhnuHukum & FilsafatHukum (Studi
PemikiranAhli lIukum Sepatjang Zantan),Cet. IV, PustakaPelajar,Yogyakarta.
Rasjidi, Lili dan I.B. Wyasa Putra, 2003, Hukum SebagaiSuatu Sistetn,Cet. III, Mandar
Maju, Bandung.
Wahjono, Padmo, 1983,SrsramHukum l{asional Dalam Negara FIuktm Pancasila,Cet. Ke-
1, Rajawali,Jakarta.
wheare,K.c., 1975.Modern constittttional,oxford Universitypress.London.

82 Seminar
Nasional'TREND
IMPLEMENTASI
HALAL
DlINDONESIA',
Surabaya
27November
2014,
ISSN:2407-s|jg

Anda mungkin juga menyukai