Karsinoma Laring
Versi Dokumen
Lembar Pengesahan
(dr. Yoan Levia Magdi, Sp.T.H.T.B.K.L., (dr. Denny Satria Utama, Sp.T.H.T.B.K.L.,
Subsp.Rino.(K), FICS) Subsp.Onk.(K), M.Si.Med, FICS)
NIP.197603052010122001 Nip. 197811242010121001
oleh:
Tim Penyusun
Pengarah
Direktur Utama dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS
Plt. Direktur Pelayanan Medik, dr. Marta Hendry, Sp.U(K), MARS
Keperawatan & Penunjang
Tim Penyusun dan Telaah
Ketua Divisi dr. Denny Satria Utama, SpT.H.T.B.K.L., Subsp.Onk.
(K), Msi.Med, FICS
Daftar Isi
Lembar Pengesahan..................................................................................................................iii
Tim Penyusun...........................................................................................................................iv
Daftar Isi.....................................................................................................................................v
Daftar Singkatan.......................................................................................................................vi
Pendahuluan...............................................................................................................................7
Metode Penyusunan...................................................................................................................8
Isi................................................................................................................................................9
1. Definisi...........................................................................................................................9
2. Anamnesis......................................................................................................................3
3. Pemeriksaan fisik...........................................................................................................9
4. Pemeriksaan penunjang................................................................................................10
5. Kriteria diagnosis.........................................................................................................10
6. Diagnosis banding........................................................................................................12
7. Terapi...........................................................................................................................13
8. Edukasi.........................................................................................................................14
9. Lama Rawat..................................................................................................................15
10. Prognosis......................................................................................................................15
Kepustakaan.............................................................................................................................16
Daftar Singkatan
Pendahuluan
Laring memainkan peranan sentral dalam mengkoordinasikan fungsi saluran
pencernaan-pernafasan atas termasuk respirasi, berbicara dan menelan. Laring dibagi
menjadi supraglotis, glotis, dan subglotis. Laring adalah tempat tersering kedua untuk
kasus karsinoma sel skuamosa pada daerah kepala dan leher. Tumor ganas laring hingga
saat ini masih menjadi masalah di bidang Ilmu Telinga Hidung Tenggorok- Bedah Kepala
dan Leher. Tumor ganas laring merupakan 1-2% dari seluruh kejadian tumor ganas di
seluruh dunia. Kejadian tumor ganas laring berhubungan dengan kebiasaan merokok dan
konsumsi alkohol. Pada individu yang mengkonsumsi keduanya, faktor resikonya menjadi
sinergi dan kemungkinan terjadi kanker lebih tinggi.
Karsinoma sel skuamosa merupakan jenis tumor ganas laring primer yang paling
sering ditemukan, yaitu lebih dari 95% kasus. Sisanya tumor yang berasal dari kelenjar
ludah minor, neuroepithelial, tumor jaringan lunak dan jarang timbul dari tulang
kartilaginosa laring. Karsinoma sel skuamosa laring merupakan hasil dari interaksi banyak
faktor etiologi seperti konsumsi tembakau dan atau alkohol yang lama, bahan karsinogen
lingkungan, status sosial ekonomi, pekerjaan yang berbahaya, faktor makanan dan
kerentanan genetik. Terdapat beberapa modalitas terapi untuk menatalaksana kasus tumor
ganas laring tergantung stadiumnya yaitu laringektomi parsial/total, kemo-radiasi atau
terapi kombinasi.
Pasien karsinoma laring biasanya datang dalam stadium lanjut sehingga hasil
pengobatan yang diberikan kurang memuaskan, oleh karena itu perlu diagnosis dini untuk
penanggulangannya. Secara umum penatalaksanaan karsinoma laring meliputi
pembedahan, radiasi, sitostatika ataupun terapi kombinasi, tergantung stadium penyakit
dan keadaan umum penderita. Tujuan utama penatalaksanaan karsinoma laring adalah
mengeluarkan bagian laring yang terkena tumor dengan memperhatikan fungsi respirasi,
fonasi serta fungsi sfingter laring.
Metode Penyusunan
PPK ini disusun berdasarkan acuan pada Panduan Praktek Klinis, Panduan Praktek Klinis
Tindakan dan Clinical Pathway PERHATI-KL volume 1 dan 2 tahun 2015
Penyusunan PPK ini dilakukan dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia di
RSMH meliputi:
1. Alat medis (diagnostik dan terapeutik) dan kompetensi yang tersedia di RSMH
2. Ketersediaan dan restriksi obat di Formularium RSMH dan Formularium Nasional
3. Pagu pembiayaan BPJS untuk RSMH
PPK ini akan ditinjau kembali dan diperbaharui (jika diperlukan) sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun sejak disahkan, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran.
Isi
1. Definisi
Kanker laring adalah keganasan yang terjadi pada sel skuamosa laring. Kanker
laring merupakan keganasan yang sering terjadi pada saluran nafas dan masih merupakan
masalah karena penanggulannnya mencakup berbagai aspek. Klasifikasinya antara lain:
- Glotis (plika vokalis, komisura anterior dan posterior)
- Supraglotis (epiglotis, aritenoid, plika ariepiglotika, dan plika ventrikularis)
- Subglotis.
2. Anamnesis
Gejala tergantung pada ukuran dan lokasi tumor. Pada stadium lanjut gejala-gejala tersebut
dapat ditemukan secara bersamaan
a. Karsinoma supraglotis (ICD 10: C32.1)
- Rasa mengganjal
- Hot potatoes voices/muffle (ICD 10: R49.9)
- Disfagia (ICD 10: R13.19)
- Dipsneu (ICD10: J96.22)
- Otalgi (ICD10: H94.82)
- Metastasis KGB leher (ICD10: C76.0)
b. Karsinoma glotis (ICD10: C32.0)
- Suara serak (ICD 10: R49.8)
c. Karsinoma subglotis (ICD10: C32.2)
- Obstruksi saluran nafas atas (ICD10: J98.8)
d. Karsinoma Transglotis (ICD10: C32.8)
- Semua gejala-gejala diatas
3. Pemeriksaan fisik
Dari pemeriksaan fisik sering didapatkan tidak adanya tanda yang khas dari luar,
terutama pada stadium dini / permulaan, tetapi bila kanker sudah menjalar ke kelenjar
limfe leher, terlihat perubahan kontur leher, dan hilangnya krepitasi tulang rawan – tulang
rawan laring. Pemeriksaan untuk melihat kedalam laring dapat dilakukan dengan cara tak
langsung maupun langsung dengan menggunakan laringoskop unutk menilai lokasi
kanker, penyebaran kanker yang terlihat ( field of cancerisation ), dan kemudian
melakukan biopsi.
KGB leher dapat dikelompokkan dengan 2 cara: Lokasi anatomi dan “Surgical
level” untuk mempermudah, mengenal pola metastase dan melakukan diseksi leher. Pada
awal diseksi leher radikal dikenal hanya 5 surgical level, dan sejak tahun 2001 didapati 6
surgical level KGB leher. KGB leher level I berada pada region sub mentalis dan sub
mandibula. Level II, III & IV berada sepanjang vena yugularis interna, level V berada
pada segitiga leher belakang dan level VI berada pada daerah tiroid disebut juga “anterior
compartment”. 3,Dilakukan peemriksaan pada benjolan di leher yaitu pemeriksaan KGB
leher
4. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan radiologi (imaging):
a. Rontgen soft tissue leher AP dan lateral (ICD 9: 87.0)
b. CT-Scan laring dengan kontras (ICD 9: 87.44)
c. USG abdomen (ICD 9: 88.76)
2) Biopsi (ICD 9: 31.43):
- Direk laringoskopi (ICD 9: 31.42) dalam narkose umum atau
- Fleksibel laringoskopi (ICD 9: 31.42) dalam narkose lokal
3) Histopatologi (ICD 9: 91.79)
4) Apabila diperlukan terapi pembedahan, maka pemeriksaan penunjang persiapan
operasi:
a. Darah lengkap (ICD 9: 90.59), PT/APTT, SGOT, SGPT, ureum dan kreatinin,
dula darah sewaktu (ICD 9: 90.59)
b. Rontgen thoraks PA/AP (ICD 9: 87.41)
c. Elektrokardiografi (ICD 9: 89.52)
d. Konsul anestesi (ICD 9: 89.01)
e. Konsul IPD/Paru/Jantung bila diperlukan (ICD 9: 89.03)
f. Konsul rehabilitasi medik untuk terapi bicara (ICD 9: 89.06)
g. Konsul gizi (ICD 9: 89.06)
h. Bila akan dilakukan radioterapi, konsul gigi dan mulut (ICD (: 89.02)
5. Kriteria diagnosis
Klasifikasi dan stadium tumor berdasarkan UICC :
1. Tumor primer (T)
Supra glottis :
T is : tumor insitu
T 0 : tidak jelas adanya tumor primer l
T 1 : tumor terbatas di supra glotis dengan pergerakan normal
T 1a : tumor terbatas pada permukaan laring epiglotis, plika ariepiglotika, ventrikel
atau pita suara palsu satu sisi.
T 1b : tumor telah mengenai epiglotis dan meluas ke rongga ventrikel atau pita
suara palsu T 2 : tumor telah meluas ke glotis tanpa fiksasi
T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dan / atau adanya infiltrasi ke
dalam.
T 4 : tumor dengan penyebaran langsung sampai ke luar laring.
Glotis :
T is : tumor insitu
T 0 : tak jelas adanya tumor primer
T 1 : tumor terbatas pada pita suara (termasuk komisura anterior dan posterior)
dengan pergerakan normal
T 1a : tumor terbatas pada satu pita suara asli
T 1b : tumor mengenai kedua pita suara
T 2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan daerah supra glotis maupun
subglotis dengan pergerakan pita suara normal atau terganggu.
T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dari satu atau ke dua pita suara
T 4 : tumor dengan perluasan ke luar laring
Sub glotis :
T is : tumor insitu
T 0 : tak jelas adanya tumor primer
T 1 : tumor terbatas pada subglotis
T 1a : tumor terbatas pada satu sisi
T 1b : tumor telah mengenai kedua sisi
T 2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan pada satu atau kedua pita suara asli
dengan pergerakan normal atau terganggu
T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi satu atau kedua pita suara
T 4 : tumor dengan kerusakan tulang rawan dan/atau meluas keluar laring.
4. Stadium
Stadium I : T1 N0 M0
Stadium II : T2 N0 M0
Stadium III : T3 N0 M0
T1, T2, T3, N1, M0
Stadium IV : T4, N0, M0
Setiap T, N2, M0, setiap T, setiap N , M1
6. Diagnosis banding
a. Tumor jinak laring
1) Papiloma (J38.3)
2) Kista (J38.3)
3) Polip (J38.1)
4) Nodul plika vocalis (J38.3)
b. Penyakit granuloma (J38.7)
Tuberkulosis laring (J39.8)
7. Terapi
a. Pembedahan
Stadium I :
Radiasi (ICD 9: 92.29), bila gagal dilanjutkan dengan
Hemilaryngectomy (ICD 9: 30.1)
Partial laringektomi (ICD 9: 30.2)
- epiglottidectomy (ICD 9: 30.21)
- vocal cordectomy (ICD 9: 30.22)
- other partial laryngectomy (ICD 9: 30.29)
total laringektomi (ICD 9: 30.3)
radical laryngectomy (ICD 9: 30.4)
Stadium II :
Parsial laringektomi/total laringektomi
Stadium III :
Dengan/tanpa N1: total laringektomi dengan/tanpa diseksi leher (ICD 9: 40.40),
diikuti radiasi
Radical neck dissection, not otherwise specified (ICD 9: 40.40)
Radical neck dissection, unilateral (ICD 9: 40.41)
Radical neck dissection, bilateral (ICD 9: 40.42)
Stadium IV :
Tanpa pembesaran kelenjar atau metastasis: total laringektomi dan diseksi leher
diikuti radiasi
Stadium IV (lainnya):
Radioterapi dan kemoterapi (ICD 9: 99.25)
1) Pemasangan nasogastric tube (ICD 9: 97.01)
2) Membuat stoma permanen (ICD 9: 31.2)
8. Edukasi
. a. Edukasi/informasi medis :
Edukasi tentang diagnosis
Edukasi tentang risiko/komplikasi
Edukasi tentang prognosis
Edukasi tentang terapi
Edukasi tentang faktor risiko
7. Lama Rawat
Lama rawat pasien dengan Ca Laring adalah 5 hari
9. Prognosis
Karsinoma laring merupakan tumor dengan prognosis paling baik diantara tumor-
tumor di daerah traktus aero-digestivus, bila ditatalaksana dengan cepat, tepat, dan radikal.
Tergantung dari stadium tumor, pilihan pengobatan, lokasi tumor dan kecakapan tenaga
ahli. Secara umum dikatakan five years survival pada karsinoma laring stadium I 90 – 98%
stadium II 75 – 85%, stadium III 60 – 70% dan stadium IV 40 – 50%. Adanya metastase
ke kelenjar limfe regional akan menurunkan 5 year survival rate sebesar 50%.
KEPUSTAKAAN