Anda di halaman 1dari 32

Argentometri

 Argentometri adalah suatu cara penetapan kadar titrasi,


berdasarkan reaksi pengendapan dan menggunakan
larutan baku AgNO3
 Argentometri digunakan untuk penetapan kadar ion
halida / untuk penetapan kadar Ag itu sendiri
Macam-macam argentometri
 Cara Mohr
 Cara Volhard
 Cara Fajans
METODE MOHR

Digunakan untuk penentuan kadar Cl/Br.


sebagai indikator ditambahkan larutan Kalium Kromat
titik akhir titrasi tercapai saat terbentuk presipitat merah
Ag2CrO4
MCl + AgNO3  AgCl(s) + MNO3
K2CrO4 + 2 AgNO3  Ag2CrO4 (s) + 2 KNO3
Dasar metode ini adalah presipitasi bertingkat AgCl dan
Ag2CrO4. AgCl mengendap lebih dulu karena AgCl lebih
sukar larut dalam air, titrasi harus netral atau sedikit
alkalis.
Jika asam, Ag2CrO4 larut sehingga titik akhir titrasi tdk
tampak, jika pH10, AgNO3 akan bereaksi dengan basa
akibatnya titik akhir titrasi akan salah.
Metode Mohr

 Indikator

1-2 ml larutan K2CrO4 5% per 100 ml larutan uji, atau


larutan K2CrO4 10%
* Jika terlalu besar
 titik akhir terjadi sebelum titik ekivalen
Jika terlalu kecil
 titik akhir lambat tercapai
Reaksi
- saat titrasi berlangsung

Ag+ + Cl-  AgCl 


(AgNO3)

- saat titik akhir tercapai


2 Ag+ + CrO42-  Ag2CrO4 

pH titrasi
Disarankan pada pH netral atau mendekati netral
( sekitar 8 )
 pH titrasi

 * Jika keasaman meningkat,


  kelarutan endapan Ag2CrO4 meningkat


 sehingga ion indikator kromat dikonversi menjadi
 bikromat sehingga dibutuhkan indikator yang lebih
 banyak untuk membentuk endapan Ag2CrO4.
 Akibatnya, titik akhir titrasi menjadi lambat tercapai.

 2 CrO42- + 2 H+  2 HCrO4-

 

 Cr2O72- + H2O
 pH titrasi

 * Sebaliknya,

 Pembentukan endapan perak hidroksida atau


 perak karbonat pada pH sangat basa dihindari

 Ag+ + OH-  AgOH

 

 Ag2O + H2O

 Jika larutan uji,


 - terlalu basa
  dinetralkan dengan HNO3 encer (1:20)

 - terlalu asam
  dinetralkan dengan boraks bebas klorida,
 CaCO3 bebas klorida, Na- atau KHCO3, atau
 MgO; atau menggunakan bufer asetat
 Dianjurkan : boraks atau bikarbonat
METODA VOLHARD

Metoda ini merupakan titrasi kembali (titrasi indirect), larutan


halogenida ditambahkan larutan AgNO3 berlebihan sisa AgNO3
dititrasi kembali dengan larutan KSCN atau NH4SCN dalam
lingkungan asam. Indikator yang digunakan larutan ion Fe3+,
titik akhir titrasi jika mulai terbentuk warna merah.

NaCl + AgNO3  AgCl(s) + NaNO3


KSCN + AgNO3  AgSCN(s) + KNO3
3 KSCN + Fe3+  Fe(SCN)3 + 3 K+
merah
Dilakukan dalam suasana asam karena untuk mencegah
hidrolisis ion ferri menghasilkan Fe(OH)3 yang berwarna merah
coklat (TAT sukar diamati)
 Titrasi dilakukan secara tidak langsung
 Larutan standar AgNO3 berlebih ditambahkan
 ke dalam larutan uji dalam medium asam
(biasanya
 HNO3). Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan
amonium
 tiosianat
METODE FAJANS

Seperti metode Mohr, tetapi digunakan indikator


Fluorescein, Eosin, dichlorofluorescein.
Titik akhir titrasi adalah perubahan warna dari kuning-
hijau menjadi merah
 Bilangan ekivalen
Bilangan ekivalen suatu zat pada titrasi argentometri
adalah banyaknya mol zat itu yang setara dengan 1 mol
Ag+
 KCl + AgNO3  AgCl + KNO3
 CaCl2 + AgNO3  2AgCl + Ca(NO3)2
1. Sebanyak 0,25 gram Kalii Chloridum yang ditimbang
seksama dilarutkan dalam 50 mL air kemudian ditirasi
dengan menggunakan indikator K. Bromat memerlukan
33,20 mL AgNO3 0,1 N. Hitung berapa persen kadar KCl
dalam sampel
 KCl + AgNO3  AgCl + KNO3
 1 grol AgNo3 setara dengan 1 grol KCl setara 1 grion Ag+
 Valensi KCL = 1

 MR KCL 74,5
2. Sebanyak 0,200 gram NH4Cl ditmbang seksama dilarutkan
dalam 35 mL air ditambah 15 mL HNO3 encer p, 5 mL
Nitrobenzin dan 50 mL AgNO3 0,1 N. Dikocok kuat-kuat
kemudian dititrasi menggunakan indikator besi (III)
ammonium sulfat hingga warna coklat kemerahan mantap,
memerlukan 15 mL NH4CNS 0,1 N. Berapa % kadar NH4Cl
tersebut? (BM= 53,5)

NH4Cl + AgNO3  AgCl + NH4NO3


NH4CNS + AgNO3  AgCNS + NH4NO3
3NH4CNS + Fe3+  Fe(CNS)3 + 3 NH4+
1 grol NH4cl setara dengan AgNo3 setara dengan 1 grion Ag+
Valensi NH4Cl 1
3. Sebanyak 0,1000 gram klorobutamolum yang ditimbang
seksama dilarutkan dalam 20 mL etanol, ditambah 10 mL
NH4OH dipanaskan selama 15 mnit. Setelah dingin ditambah
dengan 20 mL HNO3 dan 25 mL AgNO3 0,1 N campur
kemudian dikocok dengan 3 mL nitrobenzen hingga
endapan menggumpal kemudian dititrasi menggunakan
indikator besi amonium sulfat hingga warna coklat
memerlukan 10 mL NH4CNS 0,1 N. Berapa kadar
klorobutamolum tersebut? (BM= 186,5 g/mol)
CHCL3 + AgNO3+ H2O 3 AgCl +HNO3+CO
Kelebihan AgNo3
AgNO3+ NH4CNS AgCNS + NH4NO3
1 grol klorbutanol setara 3 grion AgNO3 setara 3 grion Ag+
Valensi klorbutanol 3
4. Sebanyak 0,3000 g KI yang ditimbang seksama dilarutkan
dalam 25 mL air ditambah 1,5 mL CH3COOH encer
kemudian dititrasi menggunakan 2 tetes Eosin Lp hingga
warna endapan yang terbentuk berubah merah.
Diketahui AgNO3 0,1 N yang diperlukan sebanyak 18 mL.
Berapa % kadar KI (BM= 166 g/mol) tersebut?

KI + CH3COOH  HI + CH3COOK
HI + AgNO3  AgI + KNO3
1 grol KI setara 1grol AgNo3 setara 1grion Ag+

Valensi KI = 1
5. Sebanyak 0,5000 gram Iodoform yang ditmbang seksama
dilarutkan dalam 50 mL etanol ditambah 50 mL AgNO3 0,1 N
dan 10 mL HNO3, dididihkan selama 10 menit. Setelah
dingin dititrasi dengan menggunakan indikator Besi (III)
Amonium Sulfat memerlukan 12 mL NH4CNS 0,1 N. Berapa
persen kemurnian iodoform (BM=394 g/mol) tersebut?

CHI3 +3 AgNO3  3AgI + CHNO3


NH4CNS + AgNO3  AgCNS + NH4NO3
NH4CNS + Fe3+  Fe(CNS)3 + 3NH4
1 grol CH3I3 setara 3 grol AgNo3 setara 3 grion Ag+
Valensi =3
 6. sebanyak 0,400 gram gameksanum yang ditimbang
seksama ditambah 20 mL etanol dipanaskan hingga
larut. Dinginkan, lalu ditambahkan dengan 10 mL KOH
dalam etanol dan digoyang perlahan. Selanjutnya
dinetralkan dengan 10 mL HNO3 dan ditambahkan 50 mL
AgNO3 0,1 N, disaring lalu sisanya dicuci dengan air.
Filtrat dititrasi dengan FeNH4(SO4)2 memerlukan 9 mL
NH4CNS 0,1 N. Berapa persen kemurnian gameksanum
tersebut (BM= 291 g/mol)

 1 mol gameksanum ~ 3 mol AgNO3


Kompleksometri
 Adalah titrasi yang digunakan untuk menetapkan kadar
zat-zat yang dapat membentuk senyawa kompleks
dengan suatu kompleksan

 Yang dapat ditetapkan dengan kompleksometri adalah


Ca, Mg, Zn, Pb, Bi dan Al
 Kompleksan yang sering digunakan adalah EDTA
 Larutan baku yang digunakan dinatrium edetat
 Indikator yang digunakan :
Eriokrom hitam
EBT 1 %
Murexid
Jingga pirokatekol
Jingga xylenol
As. Kalikon karbonat
Biru hidroksi naftol
 EDTA
 Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

 M2+ + Na2[H2Y]  Na2[MY] + 2 H+


 Al(NO3)3 + Na2[H2Y]  Na[AlY] + 2HNO3 + NaNO3
 M4+ + Na2[H2Y]  [MY] + 2 H+ + 2 Na+
 Mn+ + Na2[H2Y]  [MY] (n-4)+ + 2 H+ + 2 Na+
 Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

 M2+ + Na2[H2Y]  Na2[MY] + 2 H+


 Al(NO3)3 + Na2[H2Y]  Na[AlY] + 2HNO3 + NaNO3
 M4+ + Na2[H2Y]  [MY] + 2 H+ + 2 Na+
 Mn+ + Na2[H2Y]  [MY] (n-4)+ + 2 H+ + 2 Na+
Jenis Titrasi Kompleksometri:
 Titrasi langsung
 Titrasi kembali
 Titrasi subtitusi
 Titrasi tidak langsung
 Titrasi alkalimetri
 Larutan baku dinyatakan dalam Molar
 1 mol kation (valensi berapa saja) ~ 1 mol EDTA
 Pembuatan larutan titer EDTA menurut FI:
 1 L larutan EDTA 0,05 M dibuat dengan melarutkan 18,16
mg Na2EDTA

 Larutan EDTA dibakukan dengan menggunakan CaCO3


Contoh soal

 1. sebanyak 200 mg CaCO3 (BM 100 g/mol) disuspensikan


dengan air, kemudian ditambah dengan HCl encer lalu
dititrasi dengan larutan EDTA menggunakan indikator
biru hidroksinaftol memerlukan 40 mL. Berapa molaritas
EDTA?

 CaCO3 + 2 HCl  CaCl2 + H2O + CO2


 CaCl2 + Na2[H2Y]  Na2[CaY] + 2HCl
 2. untuk standarisasi larutan Na2EDTA menurut FI III
ternyata 200 mg CaCO3 dapat dititrasi dengan 40,20 mL
larutan Na2EDTA tersebut. Hitung molaritas Na2EDTA
 (BM CaCO3 = 100 g/mol)
 2. sebanyak 200 mg CaCl2, dilarutkan dalam air,
ditambahkan 15 mL NaOH kemudian dititrasi dengan
Na2EDTA 0,05M menggunakan biruhidroksinaftol
memerlukan 17 mL. Berapa persen kadar CaCl2. 6H2O
(BM= 219 g/mol)
 4. sebanyak 800 mg Dermatol ditimbang seksama,
dipijarkan pada suhu tidak lebih dari 500 °C. Sisa yang
diperoleh dilarutkan dalam 3 mL HNO3 dengan
pemanasan hati-hati dan diencerkan dengan air hingga
200 mL. Dititrasi dengan EDTA 0,05 M memerlukan 38
mL dengan indikator jingga silinol hingga warna merah
menjadi kuning. Berapa persen kadar Bi (BM 209)dalam
dermatol tersebut?
 400mg Aluminium hidoksida colloidale yang ditimbang
seksama dilarutkan dalam camp HCl air dgn pemanasan
diatas penangas air, setelah dingin diencerkan dengan
air, ad 100 ml.lalu disaring. Sebanyak 20 ml filtrat di+40
ml EDTA 0.05M, kmd dinetralkan dengan NaOH setetes
demi setetes, Akhirnya kelebihan EDTA dititrasi kembali
dg Pb(NO3)2 0.05Mmenggunakan ind sereniol
jingga,memerlukan 26 ml Pb(NO3)2 0.05M. Brp persen
kadar Al2O3 ( BM 102 gr/mol) dalam Aluminium
hidoksida colloidale?

Anda mungkin juga menyukai