Dengan bentuk reaksi seperti tersebut di atas pula, maka asam dapat berada dalam
bentuk monoprotik, jika asam tersebut melepaskan satu proton, diprotik jika melepaskan dua
proton, dan poliprotik banyak proton dan pula basa bisa bersifat monoprotik, diprotik,
triprotik, dan poliprotik, jika mengikat satu, dua, tiga, dan banyak proton.
Menurut Bronsted dan Lowry, karbonat dan bikarbonat dapat digolongkan salah satu
basa yang dapat ditetapkan kadarnya secara asidimetri dengan larutan baku HCl. Penambahan
larutan HCl dalam larutan yang mengandung campuran on karbonat dan ion bikarbonat akan
mengubah ion karbonat tersebut menjadi asam karbonat, yang reaksinya dapat terjadi dalam 2
tahap sebagai berikut:
1. Tahap pertama, penambahan larutan HCl akan mengubah ion karbonat menjadi ion
bikarbonat pada pH kira-kira 8,2. Keadaan ini dapat diamati dengan menggunakan
bantuan indikator fenolftalein, yang mempunyai trayek pH 8,2 sampai dengan 10,5
dari larutan merah muda menjadi tak berwarna.
CO3- + H+ --------- HCO3-
2. Tahap kedua, setelah tahap pertama berlangsung sampai semua CO3- diubah menjadi
HCO3-, baik yang berasal dari CO3-, maupun dari HCO3 mula-mula, dengan
penambahan larutan HCl berikutnya akan diubah menjadi H2CO3.
HCO3- + H+ ---------- H2CO3
Kesempurnaan reaksi ini dapat diamati dengan bantuan indikator metil jingga yang
mempunyai trayek pH 3,1 sampai dengan 4,4 mampu mengubah warna larutan menjadi
jingga.
III. Percobaan 1
Tujuan : menentukan normalitas HCl
Alat dan Bahan:
1. Erlenmayer
2. Buret
3. Pipet tetes
4. Serbuk natrium bikarbonat 200 mg
5. Larutan HCl
6. Akuades
7. Indicator metil jingga
Cara Kerja:
Dasar perhitungan:
200 mg Na2CO3 1
N1 = --------------------- X ---------- X 0,1000
5,299 39,2
= 0,0963
200 mg Na2CO3 1
N2 = --------------------- X ---------- X 0,1000
5,299 39,8
= 0,0948
Nrata-rata = N1 + N2 / 2
= 0,0963 + 0,0948 / 2
= 0,0956
Dasar perhitungan:
Perhitungan:
200 mg Na2CO3 1
N1 = --------------------- X ---------- X 0,1000
5,299 31,9
= 0,1183 N
200 mg Na2CO3 1
N2 = --------------------- X ---------- X 0,1000
5,299 39,8
= 0,0948 N
IV.Percobaan 2
Tujuan : Menentukan kadar ion karbonat dan bikarbonat
Alat dan Bahan :
1. Larutan baku HCl
2. Larutan sampel 25 mL
3. Indikator fenolftalein
4. Indikator metil jingga
5. Pipet volumetri
6. Buret
7. Erlenmayer
Cara Kerja:
1. Masukkan HCl ke dalam buret
2. Masukkan larutan sampel ke dalam erlenmayer
3. Tambahkan indikator PP (fenolftalein) sebanyak 1 tetes
4. Titrasi larutan sampai warna merah muda berubah menjadi tak berwarna
5. Catat volume HCl yang digunakan
6. Kemudian tetesi larutan dengan indikator metil jingga sebanyak 2 tetes
7. Titrasi larutan dari warna kuning menjadi warna merah muda
8. Catat volume HCl yang digunakan
Dasar Perhitungan :
1. Jika volume HCl 1 sama dengan volume HCl 2, maka sampel hanya mengandung
karbonat (CO3-)
mL X N.HCl X 60
kadar karbonat sampel = ---------------------------- mg per mL
mL sampel
2. Jika volume HCl 1 lebih kecil daripada volume HCl 2, maka sampel mengandung
campuran karbonat (CO3-) dan bikarbonat (HCO3-). Kadar karbonat dihitung dengan
perhitungan 1 sedangkan kadar bikarbonat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(mL 2 mL 1). N HCl X 61
Kadar bikarbonat sampel= ------------------------------------ mg per mL
mL sampel
3. Jika volume HCl 1 lebih besar daripada volume HCl 2, maka dalam sampel
mengandung campuran karbonat dan hidroksida. Kadar karbonat dihitung dengan
rumus 1 dan kadar hidroksida dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(mL 1 mL 2). N HCl X 17
Kadar hidroksida sampel = ------------------------------------ mg per mL
mL sampel
Berdasarkan tabel di atas, volume HCl yang pertama lebih besar dibanding
volume HCl yang kedua, maka menggunakan dasar perhitungan yang ketiga.
Perhitungan :
(38,1 mL 11,7 mL). 0,0956 N HCl X 17
Kadar hidroksida sampel 1 = ----------------------------------------------------- mg per mL
25,0 mL
= 1,7162 mg per mL
(38,3 mL 11,5 mL). 0,0956 N HCl X 17
Kadar hidroksida sampel 2 = ----------------------------------------------------- mg per mL
25,0 mL
= 1,7422 mg per mL
Kadar rata-rata = (1,7162 + 1,7422) / 2
= 1,7292 mg per mL
Hasil 2 : penetapan kadar karbonat dan bikarbonat
N Sampel (mL) Indikator PP HCl (mL) Indikator HCl (mL)
o Metil Jingga
1 25,0 1 tetes 37,7 2 tetes 11,8
2 25,0 1 tetes 37,6 2 tetes 12,3
Dasar Perhitungan :
1. Jika volume HCl 1 sama dengan volume HCl 2, maka sampel hanya mengandung
karbonat (CO3-)
mL X N.HCl X 60
kadar karbonat sampel = ---------------------------- mg per mL
mL sampel
2. Jika volume HCl 1 lebih kecil daripada volume HCl 2, maka sampel mengandung
campuran karbonat (CO3-) dan bikarbonat (HCO3-). Kadar karbonat dihitung dengan
perhitungan 1 sedangkan kadar bikarbonat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(mL 2 mL 1). N HCl X 61
Kadar bikarbonat sampel= ------------------------------------ mg per mL
mL sampel
3. Jika volume HCl 1 lebih besar daripada volume HCl 2, maka dalam sampel
mengandung campuran karbonat dan hidroksida. Kadar karbonat dihitung dengan
rumus 1 dan kadar hidroksida dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(mL 1 mL 2). N HCl X 17
Kadar hidroksida sampel = ------------------------------------ mg per mL
mL sampel
Berdasarkan tabel di atas, volume HCl yang pertama lebih besar dibanding
volume HCl yang kedua, maka menggunakan dasar perhitungan yang ketiga.
Perhitungan :
(37,7 mL 11,8 mL). 0,1066 N HCl X 17
Kadar hidroksida sampel 1 = ----------------------------------------------------- mg per mL
25,0 mL
= 1,8775 mg per mL
(37,6 mL 12,3 mL). 0,1066 N HCl X 17
Kadar hidroksida sampel 2 = ----------------------------------------------------- mg per mL
25,0 mL
= 1,8339 mg per mL
Kadar rata-rata = (1,8775 + 1,8339) / 2
= 1,8557 mg per mL
V. Kesimpulan
1. Untuk mengetahui kadar karbonat dan bikarbonat dilakukan titrasi
2. Saat proses titrasi mencapai titik ekuivalen, terjadi perubahan warna pada titran
3. Kadar karbonat kurang dari kadar hidroksida pada larutan sampel
VI. Daftar Pustaka
Gunardi.Damin Sumardjo.2009. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Universitas
Diponegoro: Semarang
PERCOBAAN IV
Kelompok A2
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM KIMIA KEDOKTERAN
2014