Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN III

IDENTIFIKASI DAN SIFAT BEBERAPA SENYAWA


ORGANIK

I. Tujuan Percobaan
Melakukan identifikasi beberapa senyaa organic berdasarkan sifat sifat
kimiawi yang dimiliki.

II. Dasar Teori


Senyawa organik disebut juga karbon, karena unsur penyusun utamanya
adalah atom karbon di samping hidrogen, oksigen, dan nitrogen kemudian
baru disusul unsur lainnya.

Atom karbon mempunyai 4 elektron valensi, yaitu elektron pada kulit


atom terluarnya berjumlah 4. Untuk mencapai konfigurasi elektron yang
stabil, seperti halnya elektron yang dimiliki oleh gas mulia, maka atom C
dapat membentuk ikatan kovalen dengan atom atau unsur lain. Keempat
elektron valensi dari atom C dapat berlaku sebagai tangan yang dapat
mengikat atom C lainnya atau atom atau unsur yang bukan logam.

Meskipun senyawa organik hanya tersusun oleh beberapa unsur seperti


disebutkan di atas, tetapi jumlah senyawa organik banyak sekali, hal ini
disebabkan oleh:

a) Struktur atom C yang dapat membentuk ikatan kovalen


b) Kemampuan atom C yang dapat berikatan dengan atom C yang dapat
membentuk rantai C

Kecuali beberapa sifat fisika maupun sifat kimiawi yang begitu banyak
dimiliki, salah satu sifat kimiawi senyawa organik dalah reaksinya berjalan
antar molekul, sehingga reaksi yang terjadi biasanya berjalan lambat,
memerlukan pemanasan dan katalisator dan hasilnya kurang kuantitatif
dibandingkan dengan senyawa anorganik. Meskipun reaksinya antar
molekul, tetapi sangat ditentukan oleh adanya gugus fungsional yang
dimiliki dapat mengalami reaksi oksidasi, reduksi, hidrolisa, esterifikasi,
kondensasi, dehidrasi, dan sebagainya.
III. Alat dan Bahan
A. Alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Lampu spiritus
4. Penjepit tabung reaksi
B. Bahan :
1. Pereaksi Schiff 13. Larutan CaCl2
2. Formalin 14. Larutan Pb
Asetat
3. Glukosa 15. Aseton
4. Tollens A dan B 16. Sodium
Nitroprusid
5. Fehling A dan B 17. Ammonium
Klorida
6. Pereaksi benedict 18. Amonia
7. Gliserol encer 19. Vitamin C
8. Cu sulfat encer 20. Biru metilena
9. NaOH encer 21. Etanol
10. Sabun 22. H2SO4
11. PP dalam alcohol 23. Asam benzoat
12. Asam Asetat

IV. Prosedur Kerja


Percobaan untuk Aldehida Alifatis
A. Identifikasi aldehida alifatis
1. Tes Schiff :
a. Sediakan 2 tabung reaksi
b. Kemudian tabung I dimasukkan 5 tetes formalin ditambahkan
dengan 2 tetes pereaksi Schiff.
c. Tabung II dimasukkan 5 tetes glukosa ditambahkan dengan 2
tetes pereaksi Schiff.
d. Kocok dan amati warna pada kedua pereaksi.

B. Aldehida sebagai reduktor


1. Tes Tollens :
a. Sediakan 1 buah tabung reaksi
b. Campurkan masing-masing 3 tetes Tollens A dan 3 tetes
Tollens B
c. Tambahkan 6 tetes formalin
d. Kemudian dipanaskan
e. Amati apa yang terjadi
2. Pereaksi Fehling :
a. Masukkan ke dalam tabung reaksi 6 tetes formalin
ditambah dengan 3 tetes pereaksi fehling A dan 3 tetes
pereaksi fehling B
b. panaskan tabung reaksi
c. amati perubahan yang terjadi
3. Pereaksi Benedict :
a. Sediakan 2 tabung reaksi
b. pada tabung 1, masukkan 5 tetes larutan formalin
ditambah 5 tetes pereaksi benedict
c. pada tabung 2, masukkan 5 tetes formalin ditambah 2
tetes benedict
d. panaskan kedua tabung
e. amati perubahan yang terjadi

Percobaan untuk garam-garam asam lemak

1. Hidrolisa sabun :
a.Sediakan 1 tabung reaksi
b. Masukkan 5 tetes sabun cair
c.Tambahkan 5 tets larutan PP dalam alcohol
d. Amati perubahan yang terjadi
2. Garam-garam Ca dan Pb dari Asam-asam Lemak Suhu Tinggi
a.Sediakan kira-kira 6 mL larutan sabun dan netralkan dengan asam
asetat yang sangat encer.
b. Kemudian larutan dibagi 2 sama banyak.
c.Pada larutan 1 ditambah larutan kalsium klorida 6 mL dan larutan
2 ditambah Pb asetat 6 mL.

Percobaan untuk gilserol

1. Pembentukan persenyawaan Cu-komplek


a.Sediakan tabung reaksi
b. Masukkan 1 ml gliserol
c.Tambahkan 5 tetes Cu sulfat encer dan 5 tetes NaOH encer
d. Amati perubahan yang terjadi

Percobaan untuk Keton Alifatis

a. Identifikasi adanya Aseton (Propanon, Dimetil Keton)


1. Tes Rothera
a. Larutan aseton + sodium nitroposit + ammonium klorida +
ammonia.
b. Biarkan beberapa waktu dan amati.

Vitamin C sebagai Reduktor


1. Melarutkan Zat Warna Metilena
a.Mengambil vitamin c kira-kira 2 ml kemudian 2 tetes biru
metilena.
b. Kemudian dipanaskan dan diamati.
2. Tes Fehling
a.Larutan vitamin c 1 ml + 1 ml campuran Fehling A dan Fehling B
sama banyak.
b. Dipanaskan dan dicatat perubahan warnanya.
c.Melanjutkan dengan 2 ml vitamin c + 2 tetes Fehling A dan B.
amati dan dicatat perubahan yang terjadi.
3. Tes Benedict
a.Campurkan 5 tetes vit C dan 5 tetes pereaksi benedict
b. Campurkan 10 tetes pereaksi benedict dan 2 tetes vit C
c.Panaskan bersamaan, bandingkan hasil keduanya

Reaksi Esterifikasi

a. Campurkan 5 tetes asam aseton dengan 5 tetes etanol kemudian


asamkan dengan 3 tetes asam sulfat
b. Campurkan 5 tetes asam benzoate dengan 5 tetes etanol
kemudian asamkan dengan 3 tetes asam sulfat
c. Panaskan bersamaan, bau apa yang terbentuk dan lebih
menyengat mana antara kedua reaksi tersebut?

V. Tabel Hasil Pengamatan

No Percobaan Perlakuan Hasil


1 Aldehida Alifatis 1) 5 tetes glukosa + 5 tetes Berwarna kuning
*Tes Schiff
pereaksi Schiff
Berwarna ungu
2) 5 tetes formalin + 5 tetes
pereaksi Schiff
2 Aldehida sebagai
Reduktor
6 tetes formalin + 3 tetes Hitam, ada endapan
a. Tes Tollens
tollens A + 3 tetes tollens B
Membentuk cermin
Dipanaskan
perak
6 tetes formalin + 3 tetes
Berwarna biru
fehling A + 3 tetes fehling
B
b. Tes Fehling
Dipanaskan
5 tetes formalin + 5 tetes
benedict Biru kehijauan, ada
dipanaskan endapan kuning
5 tetes formalin + 2 tetes Berwarna biru
c. Tes Benedict
benedict
dipanaskan
1)
2) Berwarna hijau tua
Berwarna biru

Berwarna hijau muda


3 Gliserol
Pembentukan 5 tetes Gliserol + 5 tetes Larutan biru agak
persenyawaan Cu Cu sulfat + 5 tetes NaOH kehijauan
komplek
4 Garam-Garam Asam
Lemak
5 tetes sabun + 5 tetes PP Endapan merah muda,
Hidrolisa Sabun
dalam Alkohol larutan bening pink
Garam Ca dan Pb 1) 6 mL larutan sabun+6
mL asam asetat encer
2) Bagi 2 sama banyak, Keruh
bagian :
a. Ditambah Lebih keruh
kalsium klorida
6mL
b. Ditambah Pb
asetat 6 mL
5 Keton Alifatis
Tes Rothera 5 tetes larutan aseton + 5 Merah muda keunguan
tetes sodium nitroprusid +
5 tetes ammonium +
amonia
6 Vitamin C sebagai
Reduktor
2 ml vitamin c + 2 tetes
Melunturkan Zat Warna
biru metilena.
Metilena Biru kehijauan menjadi
Panaskan.
Vitamin c 1 ml + campuran kuning, warna biru
Tes Fehling luntur.
Fehling A dan B masing-
Tes Benedict Hijau tua menjadi hijau
masing 5 tetes. Panaskan.
Vitamin c 1 ml + 1 ml muda.
benedict.
Vitamin c 2 ml + 2 ml
benedict.
Panaskan bersama. Hijau tua menjadi
kekuningan.
Hijau tua menjadi hijau
kebiruan.
7 Esterifikasi 5 tetes larutan asam asetat Kedua tabung setelah
+ 5 tetes etanol + 5 tetes dipanaskan, memiliki
H2SO4 pekat bau yang menyengat,
5 tetes larutan asam
namun tabung yang
benzoat + 5 tetes etanol + 5
ditambah asam asetat
tetes H2SO4 pekat
lebih menyengat
Dipanaskan bersamaan

VI. Diskusi Soal dan Pembahasan


A. Percobaan untuk Aldehid Alifatis
1. Tes Schiff
a. Warna yang timbul pada kedua tabung setelah ditambah 2
tetes pereaksi Schiff adalah warna ungu untuk larutan
formalin dan warna kuning pada larutan glukosa.
b. Reaksi kimia:

c. Formalin adalah nama dagang untuk campuran


formaldehida, methanol dan air. Fungsi dalam berbagai
bidang :
- Kedokteran : pengawet mayat, mengeringkan
kulit, antiseptic bedah.
- Peternakan : desinfektan.
- Teknik : membuat bahan peledak, pembuatan
plastic thermosetting.
d. Aldehid alifatis
e. Cara membedakan asetaldehid dan glukosa adalah
menggunakan tes Schiff. Glukosa tidak akan berubah
warna apabila direaksikan dengan pereaksi Schiff, tetapi
asetaldehid akan berubah warna menjadi ungu.

2. Tes Tollens
a. campuran formalin dan tollens A dan B menghasilkan
warna hitam dan ada endapan. Setelah dipanaskan
terbentuk endapan hitam atau terbentuk cermin perak.
b. Reaksi dan percobaan tes tollens

H C = O + Ag (NH3)2 OH H COONH4 + Ag + H2O

c. Pereaksi Tollens adalah suatu larutan basa yang berisi


ion kompleks perak-amonia. Cara membuatnya adalah
dengan cara menetesi larutan perak nitrat dengan
ammonia sedikit demi sedikit sehingga endapan yang
mula-mula terbentuk larut kembali.

3. Pereaksi Fehling
a. Sebelum dipanaskan campuran berwarna biru, setelah
dipanaskan biru kehijauan dan ada endapan kuning.
b. Isi larutan fehling A adalah larutan Kuprisulfat sedangkan
isi larutan fehling B adalah larutan NaOH dan Kna tostrat
yang disebut Rochelle atau garam Saignette. Baru
dicampur setelah akan dipanaskan agar larutan aldehid
tereduksi menjadi asam karboksilat dn benedict Cu2O
sehingga terjadi endapan kuning.
c. Tulislah reaksinya percobaan yang dilakukan
H-C=O + Cu2+ + NaOH H-COONa + Cu2O + H+
H
4. Pereaksi Benedict
a. Sebelum dipanaskan larutan berwarna biru, setelah
dipanaskan larutan berwarna hijau tua
b. Sebelum dipanaskan larutan berwarna biru, setelah
dipanaskan larutan berwarna hijau muda. Perbedaan
disebabkan karen perbedaan jumlah tetes benedict pada
kedua tabung
c. Reaksi :
H-C=O + Cu2+ + H2O H-COOH + Cu2O + H+
H
d. Isi larutan benedict adalah larutan kuprisulfat, Na
karbonat, dan Na sitrat. Warna pereaksi benedict adalh
biru. Warna tersebut disebabkan oleh perbedaan jumlah
masing-masing larutan dalam pereaksi benedict.

B. Percobaan untuk Gliserol


1. Pembentukan persenyawaan Cu-komplek
a. Reaksi :
C-H8O3 + CuSO4 + NaOH ( C3H5O3 CuNa)2
b. Tidak terjadi endapan biru dari Cu hidroksida karena ada
gliserol CuSO4 encer tidak bereaksi dengan NaOH, ion Cu
dan ion Na mensubstitusi 2 atom H dan Gliserol.

C. Percobaan untuk garam-garam asam lemak


1. hidrolisa sabun
a. Reaksi :
C17H35COOK + H2O C17H35COOK + KOH
b. Timbul warna merah karena larutan fenaftalein dalam
dalam basa akan menunjukkan warna merah.
2. Garam garam Ca dan Pb dari asam asam lemak suhu
tinggi
a. Reaksi percobaan :
O

C17H35-C-O
\
2C17H35-COONa + CaCl2 Ca + 2 NaCl
/
C17H35-C-O

O
O

C17H35-C-O
\
2C17H35-COONa + Pb (CH3COO)2 Pb + 2CH3COONa
/
C17H35-C-O

O
b. Reaksi percobaan apabila sabun yang dipakai adalah
potassium oleat atau sodium oleat :

C17H35-C-O
\
2C17H35-COOK + CaCl2 Ca + 2 KCl
/
C17H35-C-O

O
O

C17H35-C-O
\
2C17H35-COOK + Pb (CH3COO)2 Pb + 2CH3COOK
/
C17H35-C-O

O
D. Percobaan untuk Keton Alifatis
1. Identifikasi adanya aseton (propanon, dimetil keton)
a. Asetaldehid dapat dibedakan dengan propanon yaitu
dengan cara percobaan Rothera, warna merah muda
keunguan yang terbentuk dapat membedakan asetaldehid
dengan propanon.

E. Vitamin C sebagai Reduktor


1. Melunturkan Zat Warna Metilena
Warna biru yang terdapat dalam larutan vitamin C + biru metilena
luntur setelah dipanaskan.
2. Tes Fehling
a. Isi dari fehling A adalah larutan Kuprisulfat. Isi dari
fehling B adalah larutan NaOH dan Kna tartrat yang
disebut garam Rochelle atau garam Saignette.
b. Percobaan dengan sedikit vitamin C dan banyak pereaksi
fehling masih tetap berwarna biru karena sedikit
mereduksi fehling.
3. Tes Benedict
a. Pada reaksi 1 mL vitamin C + 1 mL benedict, warna
senyawa yang terbentuk adalah hijau tua dan setelah
dipanaskan warnanya menjadi hijau kekuningan.
Sedangkan pada reaksi 2 mL benedict + 2 tetes vitamin C
menghasilkan warna biru sedikit kehijauan, dan setelah
dipanaskan menjadi warna hijau kebiruan.
b. Isi larutan benedict adalah larutan kuprisulfat, Na
karbonat, dan Na sitrat. Warna pereaksi benedict adalh
biru. Warna tersebut disebabkan oleh perbedaan jumlah
masing-masing larutan dalam pereaksi benedict.
Kegunaan dalam klinis yaitu untuk memeriksa kandungan
gula dalam urine.

F. Reaksi Esterefikasi
1. Pada percobaan asam asetat dengan etanol yang
diasamkan dengan asam sulfat pekat terbentuk aroma wangi.
2. Pada percobaan asam benzoate dengan etanol yang
diasamkan dengan asam sulfat pekat terbentuk aroma wangi yang
lebih menyengat.

VII. Kesimpulan
Identifikasi senyawa organic dapat dilakukan dengan :
1. Aldehida Alifatis, dapat diidentifikasi menggunakan
pereaksi Schiff, Tollens, Benedict, dan Fehling.
2. Gliserol dapat diidenifikasi menggunakan Cu sulfat +
NaOH encer
3. Garam garam asam lemak ( sabun ) dapat diidentifikasi
menggunakan PP dalam alcohol, Pb asetat, dan Cacl.
4. Keton Alifatis dapat diidentifikasi menggunakan tes
Rothera.
5. Vitamin C dapat diidentifikasi menggunakan Metilena,
Tes Fehling, dan Benedict.
6. Esther dapat disintesa dengan asam yang direaksikan
dengan alcohol memakai katalis asam sulfat atau asam klorida.
VIII. Daftar Pustaka
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Program S1 Ilmu Gizi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang.
Semarang, 1 Oktober 2014

(Winda Anggreni Ginting) (Laelatul Fitriyah) (Rifial Ramadhan Manik)


NIM: 22030114120007 NIM: 22030114120008 NIM: 22030114120009

(Titin Dwi Agus Cahyani) (Yusida Agustina) (Anandita Mega Kumala)


NIM: 22030114120010 NIM: 22030114120011 NIM: 22030114120012

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PROGRAM STUDI ILMU GIZI

PERCOBAAN III

IDENTIFIKASI DAN SIFAT BEBERAPA SENYAWA ORGANIK


Disusun oleh:

Kelompok A2

1. Winda Anggreni Ginting (22030114120007)


2. Laelatul Fitriyah (22030114120008)
3. Rifial Ramadhan Manik (22030114120009)
4. Titin Dwi Agus Cahyani (22030114120010)
5. Yusida Agustina (22030114120011)
6. Anandita Mega Kumala (22030114120012)

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM KIMIA KEDOKTERAN

2014

Anda mungkin juga menyukai