SISTEM DISPERSI
Disusun Oleh :
1. Vifin Zakiahtin Nafsih 22030114120004
2. Mailins Prima Sahara 22030114120020
3. Intan Puji Lestari
22030114120052
4. Ikha Khamidah
22030114120058
5. Ryta Ristantia N
22030114130098
A. Latar Belakang
Akhir-Akhir ini
tinggi lemak dan kalori. Lemak yang terdapat dalam banyak produk
makanan yang dikonsumsi biasanya dalam bentuk emulsi yang terdiri
dari butiran lemak yang tersebar dalam media air contohnya saus ,
makanan penutup , minuman , dan sup Lemak mempunyai peran ganda
dalam menentukan keseluruhan sifat dalam produk makanan yang
berbasis emulsi. Lemak mempengaruhi penampilan produk karena
kemampuannya dalam penyebaran gelombang cahaya., dan reologi
karena kemampuannya dalam mengubah riwayat aliran, sifat rasa karena
kemampuannya dalam mengubah penyaluran dan pelepasan molekul
aroma, serta dapat dirasakan rasa mulut melalui interaksinya dengan
rongga mulut. Oleh karena itu pengurangan kandungan lemak dalam
produk makanan berbasis emulsi biasanya mempunyai efek merugikan
pada alat sensori keinginan dan karakteristik fisikokimia.
Biasanya produk yang berbasis emulsi terdiri dari campuran partikel
koloid yang berbeda. Sebagai contoh yaitu banyak saus dan makanan
penutup yang mengandung campuran lemak dan pati yang keduanya
berkontribusi terhadap
ini
sering
digunakan
karena
banyak
digunakan
untuk
hubungan
silang
(fosfor
oxytrichloride)
dan
diganti
Pengukuran
keringanan
dilakukan
menggunakan
Selain itu Distribusi ukuran partikel dari semua sistem (suspensi pati,
emulsi dan dispersi koloid) diukur dengan menggunakan alat difraksi.
Sampel diencerkan dengan menambahkan aliquot kecil ke dalam ruang
pengukuran yang berisi air sampai alat menunjukkan tingkat pengaburan
yang optimum. Distribusi ukuran partikel dihitung dari pengukuran pola
hamburan cahaya dengan menggunakan teori Mie. Data ukuran partikel
yang mengandung granula pati harus diperlakukan sebagai perkiraan,
karena granula pati adalah partikel yang sebenarnya mempunyai indeks
bias yang tergantung pada tingkat pembengkakan. Muatan listrik dari
sampel yang dipilih diukur dengan menggunakan alat elektroforesis
partikel. Sampel diencerkan 20 kali lipat menggunakan air suling sebelum
dianalisis untuk mencegah efek dari interaksi partikel .
Sementara Viskositas geser dari semua sistem (suspensi pati, emulsi,
dan beberapa dispersi koloid) diukur dengan menggunakan Rheometer
geser dinamis. Semua pengukuran dilakukan dengan menggunakan
jangka geser dari 0,1 sampai 100 detik pada suhu 270C, dan hasil akhir
dilaporkan saat 20 detik. laju geser ini digunakan karena memberikan
pengukuran yang tepat dalam kisaran karena biasanya digunakan untuk
mensimulasikan kondisi. Perlu dicatat bahwa pengukuran dilakukan pada
sampel
tepung
viskositas
pemanas
bahan,
yang
karena
hanya
granula
pati
memberikan
mentah
indikasi
rentan
kasar
terhadap
C.
dispersi koloid
pembengkakkan yang cenderung jauh lebih besar dari tetesan lemak oleh
karena itu cahaya yang terpencar kembali menjadi kurang kuat.(ii)
Granula pati yang mengalami pembengkakan mengandung jumlah air
yang cukup sehingga indeks bias mungkin lebih mirip dengan fase air
yang akan mengurangi efisiensi
suspensi
pati
yang
dipanaskan
lebih
kecil
jika
rendah.
Suspensi
yang
mengandung
5,0%
pati
yang
kandungan
minyak
yang
berbeda.
surfaktan pada rasio minyak disiapkan kemudian pH, ukuran partikel, sifat
optik, dan viskositas geser yang diukur. PH emulsi menurun dengan
meningkatnya
konsentrasi surfaktan, yang dapat dikaitkan dengan keasaman surfaktan
anionik (DATEM) yang digunakan. Secara umum, emulsi yang dihasilkan
dalam penelitian ini memiliki ukuran partikel monomodal distribusi. Emulsi
disusun berdasarkan kandungan surfaktan yang lebih tinggi hingga yang
memiliki ukuran yang kecil yaitu penurunan rata-rata ukuran tetesan
dengan meningkatnya SOR, karena akan ada surfaktan yang lebih untuk
menutupi permukaan tetesan lemak yang dibuat dalam campuran. Dalam
keadaan tetesan ukuran dibatasi oleh jumlah surfaktan, diameter droplet
minimum yang dapat dihasilkan terkait dengan konsentrasi surfaktan .
Ukuran tetesan minimum berbanding terbalik dengan perbandingan
surfaktan minyak. Dalam penelitian ini dalam keadaan homogenisasi
relatif menengah dalam kajian ini yang dapat menghitung penelitian ini.
Ini artinya jumlah surfaktan yang signifikanditambahkan ke dalam emulsi
dengan SOR 1-5 tidak dapat terlihat pada permukaan air minyak. Pada
surfaktan yang ditetapkan ke dalam perbandingan minyak, kami tidak
meneliti pengaruh besar kandungan lemak dalam hal ini diameter droplet
dalam emulsi
Proses pemanasan emulsi bertujuan untuk mengubah karakteristik
elektrik dari tetesan lemak, yang menunjukkan bahwa pemanasan
mengakibatkan perubahan alami atau konsentrasi yang diserap oleh
permukaan tetesan lemak. Perubahan ini bisa terjadi karena perubahan
permukaan aktif karena adanya kompetisi penyerapan diantara DATEM
dan campuran mono digliserida. Atau
oleh
pembengkakan
granula
pati
yng
terjadi
selama
adanya
peningkatan
yang
signifikan
terhadap
aliran
(yaitu,
tegangan
geser
yang
diperlukan
untuk
partikel
yang
sedikit
lebih
besar.
Efek
ini
mungkin
dalam
menafsirkan
pola
hamburan
dari
sistem
partikel
sejumlah
alasan
potensial
yang
akan
menjelaskan
pengaruh
dan
mengurangi
ukuran
tetesan
lemak
yang
dapat
menentukan
D. Kesimpulan
Dispersi koloid dari campuran granula pati dan lemak yang digunakan
sebagai model untuk mewakili produk makanan komersial seperti Saus,
Makanan penutup dan Sup. Sistem dispersi koloid yang dibuat dengan
mencampurkan pati pemanas yang dimodifikasi
tartaric
acid
ester
of
monodiglycerides
(DATEM)
dan