Anda di halaman 1dari 8

Materi HIV

Apa itu HIV?

Kepanjangan singkatan HIV adalah Human Immunodeficiency Virus atau Virus yang
melemahkan kekebalan tubuh manusia. Artinya virus ini menyerang dan menghancurkan sistem
kekebalan dalam tubuh manusia yang merupakan sistem pertahanan tubuh yang alami untuk
melawan segala jenis infeksi dan penyakit. Virus HIV termasuk golongan virus yang khusus.
Sekali saja virus itu masuk ke dalam tubuh manusia, dia akan hidup di sel darah putih,
memakannya sebagai makanan dan tempat reproduksinya. Dalam proses reproduksi ini, seluruh
sel darah putih kita terbunuh khususnya tipe sel darah putih yang berguna untuk melindungi
tubuh dari penyakit. Tipe sel darah putih itu disebut sel CD4. Orang yang sehat memiliki sekitar
450 hingga 1200 sel CD4 dalam setiap millimeter kubik darah.
Virus HIV dikenal pertama kali di Afrika pada abad ke-20 dan sudah tersebar ke seluruh
dunia melalui mobilitas manusia secara global. Virus HIV umumnya lamban dalam memberi
dampak pada kesehatan pengidap virus ini. Pada orang dewasa gejalanya baru tampak setelah 10
tahun. Sehingga pengidap HIV akan tampak seperti orang sehat. Kenyataan semu inilah pemicu
penyebaran virus tersebut ke seluruh dunia. Untungnya virus HIV tidak dapat bertahan di luar
tubuh manusia. Virus ini dapat menular ke orang lain hanya melalui cara-cara tertentu saja.
Walaupun demikian virus itu telah menyebar secara luar biasa.

Gambar virus HIV


Apa itu AIDS ?

AIDS merupakan kondisi pada pengidap HIV yang mengalami sakit serius karena sistem
kekebalan tubuhnya tidak dapat lagi berfungsi secara efektif untuk melawan penyakit.
Kepanjangan AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penderita AIDS dapat
meninggal karena berbagai penyakit,. Penderita AIDS hanya mempunyai sel CD4 kurang lebih
200 sel per millimeter kubik darah yang akan menyebabkan tubuh tidak cukup terlindungi dari
pberbagai penyakit. .

HIV di Indonesia
Berdasarkan Laporan Kementerian Kesehatan RI tentang perkembangan HIV di
Indonesia tahun 2011 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 21.031 kasus dengan rasio
kasus HIV antara laki-laki dan perempuan adalah 1:1. Persentase faktor risiko HIV tertinggi
adalah hubungan seks tidak aman pada heteroseksual (49,5%), penggunaan jarum suntik tidak
steril pada Pengguna Narkotika suntik (13,2%) dan Lelaki suka seks Lelaki (LSL) (5,7%).

Apa saja Gejala Penyakit HIV ?

Gejala yang dimaksud adalah adanya 2 gejala Mayor dan 1 gejala Minor
1. Gejala Mayor : Gejala mayor adalah gejala terinfeksinya seseorang oleh virus HIV
namun tidak khas, dikarenakan penderita penyakit lain juga memiliki gejala serupa. Sehingga
dibutuhkan paling sedikit 2 gejala ini untuk mulai mencurigai seseorang menderita virus HIV.
Gejala-gejala ini yaitu:
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia / HIV ensefalopati
2. Gejala Minor : Sementara gejala minor jauh lebih spesifik kearah infeksi HIV,
walaupun bisa juga diakibatkan penyakit lainnya. Satu gejala ini bila disertai 2 gejala
mayor sudah cukup untuk mencurigai seseorang sudah terinfeksi virus HIV. Gejala ini
dapat berupa:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes Zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidiasis orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo

Siapa saja kelompok yang beresiko tinggi dan rentan terkena HIV?

Golongan individu yang memiliki resiko tinggi untuk menularkan/tertular HIV disebut
kelompok perilaku berisiko tinggi. yaitu:
1. Pekerja seks perempuan dan laki-laki
2. Pelanggan pekerja seks
3. Penyalahgunaan narkoba suntik (penasun / IDU)
4. Waria pekerja seks dan pelanggannya
5. Lelaki suka lelaki (gay/homo)
6. Narapidana/warga binaan
Sementara sebagian orang yang karena aktivitas atau profesinya termasuk dalam
kelompok rentan, yaitu :
1. Orang dengan mobilitas tinggi (sipil maupun militer)
2. remaja perempuan
3. Anak jalanan
4. Ibu hamil
5. Penerima transfusi darah
6. Petugas pelayanan kesehatan

Dapatkah HIV dan AIDS diobati?

Sampai saat ini belum ada pengobatan untuk penyakit HIV dan AIDS namun sekarang
ini banyak pengobatan yang dapat memperlambat jatuhnya penderita dalam fase AIDS. Obat ini
disebut dengan antiretroviral yang dapat menekan laju perkembangan virus HIV dalam tubuh
seseorang hingga hampir ke tingkat yang tidak terdeteksi lagi. Obat tersebut mencegah
perkembangan reproduksi virus HIV dan penghancuran sistem kekebalan tubuh. Namun obat
anti-HIV ini bersifat sangat toksik dan tidak menyenangkan untuk dikonsumsi dan dapat
menimbulkan efek samping yang serius. Walaupun obat tersebut mampu memperpanjang hidup
pasien untuk beberapa tahun bahkan juga sampai puluhan tahun Di sisi lain terapi antiretroviral
(ART) biayanya sangat mahal dan tidak cukup tersedia di banyak negara, khususnya di negara
berkembang.
Bagaimana cara penularan HIV?

Di ambil gambarnya aja.:


Keterangan :
1. Hubungan seks yang tidak aman : berhubungan seks dengan penderita HIV tanpa
menggunakan kondom
2. Melalui ibu kepada anaknya: wanita yang menderita HIV 20 % - 45 % akan
menularkan virus HIV kepada anaknya pada saat kehamilan, kelahiran atau ketika
menyusui.

3. Penyalahgunaan narkoba dengan jarum suntik


4. Bekerja di tenpat pelayanan kesehatan
5. Transfusi darah dengan jarus suntik dan alat transfuse yang tidak steril.

HIV tidak menular melalui :


Tulisannya di pisah ya? Jangan seperti itu hehe

Bagaimana cara mengurangi resiko terinfeksi virus HIV?


1. Pencegahan Penularan melalui Kontak Seksual

2. Pencegahan Penularan melalui Darah


1) memastikan darah yang digunakan untuk transfusi tidak tercemar HIV. Perlu
dianjurkan pada seseorang yang HIV positif agar tidak menjadi donor darah.
2) Penggunaan produk darah dan plasma harus dipastikan tidak tercemar HIV.
3) Penggunaan alat-alat seperti jarum, jarum suntik, alat cukur dan alat tusuk untuk
tindik harus steril dengan cara pemanasan atau menggunakan larutan desinfektan
3. Pencegahan Penularan Dari Ibu kepada Anak
Janin dari orang tua terinfeksi HIV berisiko tertular HIV sekitar 25%. Risiko akan
semakin besar bila orang tua telah berada dalam tahap AIDS, oleh karena itu orang tua
yang sudah terinfeksi HIV dianjurkan untuk mempertimbangkan kembali tentang
rencana kehamilan. Risiko bayi terinfeksi HIV melalui ASI kecil, sehingga tetap
dianjurkan bagi si ibu untuk memberikan ASI pada bayinya. Jika ibu berniat
memberikan ASI, maka:
1) Berikan ASI ekslusif selama 6 bulan menggunakan cangkir atau sendok.
2) Setelah 6 bulan, hentikan ASI dan berikan makanan tambahan.
3) Bayi akan mendapat (Anti Retroviral) ARV profilaksis sesuai dengan petunjuk dokter

Apa saja dampak HIV?

Penderita HIV yang telah menyadari kondisinya akan merahasiakan keadaannya, menarik
diri dan terisolasi yang akan berakibat buruk terhadap kesehatannya. Selain itu perasaan malu
yang dialaminya dapat menyebabkan penderita menjadi depresi, menyendiri atau melakukan
bunuh diri. Selain itu, Keluarga penderita HIV akan menyisihkan penghasilannya untuk
pengobatan yang nantinya akan sangat mempengaruhi penghasilan keluarga. Sebagai akibatnya,
anak-anak terutama anak perempuan dalam keluarga penderita HIV akan meninggalkan sekolah
agar dapat membantu pekerjaaan rumah tangga atau mencari tambahan keuangan keluarga. Studi
di Kamboja menunjukkan bahwa sebanyak 2 hingga 5 anak penderita HIV harus keluar dari
sekolah untuk mulai bekerja mencari nafkah. Banyak anak juga harus mengakhiri sekolahnya
tanpa kebutuhan dasar yang cukup, seperti kecukupan akan makanan, sehingga mereka mulai
kekurangan gizi. Anak-anak yang kekurangan gizi umumnya memiliki masalah kesehatan, dan
mereka yang kondisi fisiknya lemah akan mengalami kesulitan belajar.

Anda mungkin juga menyukai