Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH PROMOSI, ADVOKASI

DAN EDUKASI GIZI

Materi : Advokasi

Dosen Pengampu : Nuryanto, S.Gz.,M.Gizi

Disusun Oleh :

Mailina Prima Sahara

22030114120020

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS


KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
A. Latar Belakang
Status kesehatan masyarakat Indonesia harus mendapat perhatian
dari pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat karena status kesehatan
merupakan aalah satu indikator HDI (Human Development Index) atau
indeks pembangunan masyarakat (IPM). Upaya untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat tidak cukup hanya dengan meningkatkan anggaran
untuk pengobatan gratis saja, akan tetapi disertai dengan meningkatkan
anggaran untuk upaya promotif dan preventif. Hal tersebut dikarenakan
upaya pencegahan lebih murah, efektif dan efisien dalam meningkatkan
status kesehatan masyarakat dibandingkan dengan upaya pengobatan
dan rehabilitasi. Sehingga pemerintah pusat dan daerah dapat
memberikan dukungan melalui pembuatan kebijakan serta sumber daya
yang seimbang antara upaya promotif dan preventif dengan upaya kuratif
agar masyarakat lebih mandiri untuk hidup sehat.
Permasalahan kesehatan masyarakat Indonesia saat ini adalah masih
rendahya kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) yang merupakan salah satu faktor penyebab
utama permasalahan kesehatan masyarakat Indonesia. Salah satu upaya
untuk meningkatkan kemampuan massyarakat tersebut adalah dengan
adanya peraturan atau kebijakan publik mengenai kesehatan yang
ditetapkan oleh pemerintah dan diberlakukan secara konsisten dan
konsekuen. Sehingga para petugas kesehatan harus mengetahui
bagaimana strategi promosi kesehatan termasuk advokasi.

A. Pengertian Advokasi
Advokasi merupakan tindakan atau upaya untuk mempengaruhi dan
mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait seperti pembuat
kebijakan, tokoh masyarakat, penyandang dana, serta kelompok
masyarakat dan media massa yang berkaitan dengan kebijakan publik.
Advokasi sebenarnya juga penting bagi pembuat kebijakan karena
advokasi dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan isu-isu
yang ada dalam masyarakat, opini publik dapat menjadi masukan yang
membantu proses pembuatan peraturan.
Advokasi gizi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi sasarn
advokasi yang berkaitan dengan masalah gizi seperti anjuran
mengkonsumsi makanan yang beragam, anjuran untuk berolah raga ,
anjuran selalu memantau berat badan dan anjuran tentang perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).
Tujuan advokasi gizi antara lain untuk memperoleh dukungan dalam
upaya perbaikan gizi masyarakat berupa kebijakan tentang gizi, dana,
sarana dan prasarana. Salah satu contoh advokasi gizi yang berhasil
adalah adanya anggaran APBD untuk pembangunan rumah pemulihan gizi
dan pembangunan BPP GAKY.

B. Tujuan Advokasi
Tujuan utama advokasi adalah untuk mendorong dikeluarkannya
kebijakan-kebijakan publik oleh pemerintah. Sehingga tujuan advokasi
kesehatan yaitu dikeluarkannya kebijakan publik oleh pemerintah agar
dapat mendukung upaya kesehatan. Melalui pelaksanaan advokasi
kesehatan pemerintah menjadi paham mengenai masalah kesehatan
kemudian tertarik serta memberikan dukungan untuk mengatasi masalah
kesehatan tersebut.
Dukungan tersebut bisa dalam bentuk:
1. Komitmen politis (political commitment)
Komitmen politis merupakan komitmen pemerintah maupun
pihak terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat.
2. Dukungan kebijakan (policy support)
Dukungan kebijakan adlah dukungan nyata yang diberikan oleh
pemerintah serta para pimpinan institusi terkait untuk memberikan
dukungan dalam bentuk kebijakan publik untuk mengatasi
permasalahan kesehatan. Dukungan kebijakan tersebut dapat
berupa undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah,
surat keputusan dan surat edaran
3. Penerimaan Sosial (social acceptance)
Penerimaan sosial adalah diterimanya suatu program kesehatan
oleh masyarakat terutama tokoh Penerimaan sosial masyarakat.
Kebijakan publik yang berhubungan dengan kesehatan yang sudah
dikeluarkan oleh pemerintah kemudian disosialisasikan untuk
memperoleh dukungan masyarakat terutama dukungan tokoh
masyarakat. Selanjutnya dalam penerapan kebijakan public
tersebut perlu dibuat kebijalan operasional yang mengacu pada
kebijakan tersebut. Contoh nya perda mengenai kawasan tanpa
rokok (KTR) yang dikeluarkan oleh walikota semarang ditindak
lanjuti oleh perauran perusahaan tentang mewujudkan perusahaan
KTR serta KTR dalam kendaraan umum.
4. Dukungan sistem (system support)
Dukungan sistem merupakan adanya sistem atau organisasi
kerja yang memasukkan program kesehatan dalam program
kerjanya. Upaya mengatasi masalah kesehatan tidak dapat
dilakukan hanya dari sektor kesehatan saja melainkan dengan
berbagai sektor lain yang saling berhubungan seperti perbaikan gizi
masyarakat terkait dengan sektor peternakan mengenai flu burung
dll. Sehingga sektor kesehatan harus bekerjasama dengan lintas
sektor yang saling berhubungan.

C. Sasaran Advokasi
1. Pelaku advokasi
Pelaku advokasi merupakan individu atau kelompok yang
mempunyai kemampuan untuk melakukan advokasi serta mempunyai
hubungan atau pengaruh terdekat dan terkuat dengan sasaran
advokasi yaitu penentu/ pengambil kebijakan. Sasaran advokasi yang
merupakan pelaku advokasi antara lain pejabat yang berwenang,
perguruan tinggi, pakar, media massa, organisasi profesi, kelompok /
asosiasi peduli kesehatan, LSM, tokoh masyarakat dll.
2. Pemerintah/ Pejabat publik / pembuat kebijakan publik
Merupakan sasaran advokasi yang mempunyai kewenangan untuk
memberikan dukungan kebijakan dan sumber daya dalam
pengembangan program kesehatan masyarakat. Termasuk dalam
sasarn ini adalah penyusun draf kebijakan maupun sumber daya
dibidang kesehatan.
Sasaran penentu atau pembuat kebijakan yaitu pejabat atau
pimpinan dari unsur:
a. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,
desa/kelurahan, DPR/DPRD, BPD
b. Pimpinan lintas sektor yang berkaitan dengan program
kesehatan.
c. Pimpinan atau pengurus organisasi kemasyarakatan atau LSM
yang potensial mendukung program kesehatan.
d. Penanggungjawab program dari lintas sektor yang
mempengaruhi keberhasilan upaya mengatasi masalah
kesehatan
e. Penyandang dana dan pimpinan dunia usaha/swasta yang
potensial mendukung program kesehatan.
D. Jenis Advokasi
Fungsi mengetahui jenis advokasi yaitu agar dapat menentukan bahan
advokasi yang sesuai dengan tujuan sehingga tujuan advokasi akan lebih
sesuai dengan harapan atau tujuan yang diinginkan.
Berikut merupakan jenis advokasi :
1. Advokasi reaktif
Advokasi reaktif terjadi apabila sasaran advokasi sudah merasakan
adanya masalah penting yang harus diatasi.
2. Advokasi proaktif
Advokasi proaktif terkadi apabila masalah telah terjadi namun
sasaran advokasi belum memahami bahwa hal tersebut merupakan
suatu masalah dan belum muncul kepedulian. Sehingga petugas
advokasi harus melakukan kegiatan advokasi secara proaktif.

E. Metode dan Teknik Advokasi


1. Lobi
Lobi adalah berbincang-bincang secara informal para pengambil
keputusan dan pembuat kebijakan untuk menginformasikan isu-isu
strategis yang menjadi permasalahan dimasyarakat. Pada tahap
pertama lobi para tim advokasi menyampaikan seriusnya masalah
kesehatan yang dihadapi disuatu wilayah dan dampaknya terhadap
kehidupan masyarakat. Kemudia disampaikan alternatif terbaik untuk
mengendalikan msalaha tersebut. Dalam lobi yang paling baik adalah
melakui komunikasi interpersonal. Aspek lain yang perlu dipersiapkan
adalah data dan argumaen yang kuat untuk meyakinkan para pembuat
kebijakan tersebut bahwa seriusnya permasalahan kesehaytan dan
pentingnya peranan pembuat kebijakan etrsebut dalam mengatasi
masalah yang ada.
2. Dialog
Dialog lebih tepat digunakan sebagai metode advokasi melaui
pendekatan kelompok. Namun sebaiknya pelaksanaan dialog
sebaiknya didukung oleh media massa, sehingga dialog tersebut dapat
dijangkau secara luas.
3. Negosiasi
Negosiasi merupakan metode advokasi yang bertujuan untuk
menghasilkan kesepakatan. Dalam hal ini pihak yang bernegosiasi
menyadari bahwa masing-masing pihak mempunyai kepentingan yang
sama tentang upaya mengatasi permasalahan kesehatan, sekaligus
menyatukan upaya mencapai kepentingan tersebut. Cara melakukan
negosiasi antara lain dengan cara kompromi, akomodasi dan kolaborasi.
Dalam negosiasi diperlukan kemampuan untuk melakukan tawar
menawar dengan alternative yang cukup terbuka. Oleh karena itu tim
advokasi harus mempelajari kepentingan sasaran advokasi sebelum
melakukan negosiasi. Tim advokasi harus fokus dalam inti
permasalahan.
4. Presentasi
Presentasi merupakan metode advokasi yang sering digunakan.
Materi paparan adalah isu strategis tentang masalah kesehatan yang
disampaikan dengan bahasa yang baik, efektif, tidak berbeli-belit,
dapat dimengerti dan dipahami dengan jelas. Dalam teknik presentasi
sebaiknya menggunakan berbagai alat bantu penyajian yang menarik
seperti LCD dan film dokumentasi untuk mempermudah pemahaman
serta meningkatkan ketertarikan sasaran advokasi. Selain itu juga
diperlukan persiapan yang terencana, didukung data lengkap dan
tampilan slide yang menarik.
5. Penggunaan Media Massa
Media massa dapat memberikan informasi kepada banyak orang
pada banyak tenpat yang berbda dalam waktu yang hampir
bersamaan. Peranan media massa sangat besar dalam menentukan
keberhasilan advokasi kesehatan, bauk dalam bentuk opini,
menyamakan persepsi maupoun dalam memberikan tekanan.

F. Tahapan Advokasi
Dukungan dari pihak-pihak tertentu yang diupayakan melalui advokasi
biasanya tidak diperoleh dalam waktu singkat sehingga advokasi harus
dilakukan secara terencana, cermat dan tepat. Tahapan- tahapan yang
terjadi pada sasaran advokasi antara lain:
1. Mengetahui dan menyadari adanya suatu masalah
2. Mulai tertarik untuk menyelesaikan masalah tersebut
3. Perduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan
beberapa alternatif pemecahan masalah
4. Sepakat untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan memilih salah
satu alternative pemecahan masalah.
5. Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
G. Bahan-bahan Advokasi
Sebelum melakukan advokasi harus menyiapkan bahan-bahan secara
matang. Seperti :
1. Bahan advokasi harus sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi
2. Memuat rumusan masalah dan alternative pemecahan masalah
3. Memuat peran sasaran advokasi dalam pemecahan masalah
4. Berdasarkan pada fakta
5. Bahan advokasi menarik dan jelas
6. Sesuai dengan waktu yang tersedia

H. Strategi Advokasi
Terdapat beberapa tahapan kegiatan dalam menyusun strategi advokasi
yaitu:
1. Membentuk kelompok kerja
2. Melakukan identifikasi sasaran advokasi
3. Mengembangkan tujuan advokasi
4. Menentukan rencana atau kegiatan advokasi
5. Menentukan indikator baik input, proses maupun output legiatan
advokasi.
6. Menentukan dana serta sumber dana lainnya yang dibutuhkan untuk
kegiatan advokasi dan pengembangan kegiatan yang diperlukan.
Selanjutnya terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun strategi advokasi yaitu :
1. Credible
Credible artinya program yang diajukan harus dapat meyakinkan
para pembuat kebijakan oleh karena itu harus didukung dengan data
dari sumber yang dapat dipercaya.
2. Feasible
Feasible artinya program tersebut secara teknik, politik, maupun
ekonomi layak untuk dilaksanakan. Secara teknik dapat dilaksanakan
karena tersedia petugas yang mempunyai kemampuan yang memadai,
tidak membawa dampak politik yang meresahkan warga dan dana yang
terjangkau.

3. Relevant
Relevant artinya program tersebut dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat dsn benar-benar memecahkan masalah yang dirasakan
masyarakat serta terdapat hubungan dengan program yang dilakukan
oleh lintas program maupun lintas sektor.
4. Urgent
Urgent artinya program tersebut mempunyai urgensi yang tinggi
sehingga harus segera dilaksanakan dan apabila tidak dilaksanakan
akan menimbulkan masalah yang lebih besar.
5. High Priority
High Priority artinya program yang diajukan harus mempunyai
prioritas yang tinggi sehingga diperlukan analisis yang cermat, baik
terhadap masalah nya sendiri maupun terhadap alternatif pemecahan
masalah atau program yang diajukan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sulistiono dan sulistyowati, lily. Kurilkulum dan Modul Pelatihan Teknis


Tentang Pengelolaan Advokasi Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI Pusat
promosi Kesehatan dan Pusat pendidikan dan latihan Apparatur. Jakarta.
2013

Anda mungkin juga menyukai