-1-
Penuntun Praktikum Fisika
BAB I
TEORI PENGUKURAN DAN KESALAHAN
A. PENDAHULUAN
Di dalam bidang ilmu dan teknologi, pengukuran mengenai besaran fisis sangat
1. Adanya nilai skala terkecil (nst) yang ditimbulkan oleh keterbatasan alat
ukur tersebut. Secara fisik jarak antara dua goresan yang berdekatan dalam
suatu alat ukur jarang kurang dari 1 mm. Hal ini disebabkan karena mata
tepat).
sesuatu nilai yang tidak nol atau jarum tidak mau kembali ke titik nol
secara tepat).
listrik.
-2-
Penuntun Praktikum Fisika
d. Background, landasan bergetar dll.
1. Pengukuran tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja (apapun
X = X ± ΔX (1.1)
Dimana X = besaran nilai fisis yang diukur
dengan menggunakan mistar yang memiliki skala terkecil mm. hasilnya ditulis
sebagai:
Ini berarti, pengamat menduga panjang balok itu sekitar 6,15 cm, yaitu antara
6,10 cm sampai 6,20 cm (tidak dapat diketahui tepatnya). Dengan kata lain
pengamat berkeyakinan benar, bahwa panjang balok tidak kurang dari 6,10 cm
dan tidak lebih dari 6,20 cm. Sekali lagi perlu diingat, bahwa penentuan besar
kesalahan nst pada contoh di atas tidaklah mutlak melainkan kebiasan saja.
Dalam kasus pengukuran yang lain dapat saja harga kesalahan diambil 1/3, 1/4,
2 3
Hasil pengukuran dapat dinyatakan sbb:
Kuat arus = (2,66 ± 0,02) mA atau kuat arus (2,66 ± 0,03) mA.
Angka perkiraan
Ini berarti pengukuran berada diantara 2,64 sampai 2,68 mA atau 2,63 sampai
2,69 mA. Ketidakpastian sebesar ± 0,02 atau ± 0,03 diambil dari 1/5 atau 1/4
(bukan 1/2 nst), karena jarak antara dua goresan yang berdekatan cukup jauh
2. Pengukuran berulang
informasi yang lebih banyak tentang nilai benar dari suatu besaran fisis. Makin
banyak suatu nilai dihasilkan dalam pengukuran berulang, makin yakun kita
-4-
Penuntun Praktikum Fisika
Pengukuran berulang menghasilkan sampel dari populasi X, yaitu x 1, x2, ...., xm.
Nilai ‘terbaik’ pengganti nilai benar X dari pengukuran di atas, dipakai nilai
2
in1 (X X )
SX X i (1.3)
n(n 1)
No. D D2 No. D D2
1 11,7 136,89 6 12,0 144,00
2 11,8 139,24 7 12,0 144,00
3 11,9 141,61 8 12,0 144,00
4 12,0 144,00 9 12,3 151,29
5 12,0 144,00 10 12,3 151,29
ΔD = 0,00596....
D = (12,00 ± 0,06) mm
standar relatif atau disebut juga koefesien keragaman (C), yaitu perbandingan
s
C (kali 100 %) (1.4)
x
Suatu nilai hasil pengukuran biasanya terdiri dari beberapa angka, misalnya
-5-
Penuntun Praktikum Fisika
sedangkan angka 4 merupakan angka taksiran. Ketiga angka (7, 3 dan 4) dalam
bilangan ini disebut angka yang dapat dipercaya. Jadi angka yang dapat
dipercaya dari suatu bilangan hasil pengukuran terdiri dari angka-angka yang
Jika dijumpai bilangan yang sangat besar atau bilangan yang sangat kecil
Contoh 5 :
D. Perambatan Kesalahan
Banyak besaran-besaran fisika yang tidak dapat diukur secara langsung. Lebih
sering kita dapati bahwa besaran-besaran itu merupakan fungsi dari besaran-
Contoh 6 : kita hendak mengukur massa jenis suatu benda padat. Karena alat
ukur mengukur massa jenis benda padat ( ) secara langsung tidak ada, maka
m
V
-6-
Penuntun Praktikum Fisika
Misalkan besaran fisis Z (yang tidak dapat diukur secara langsung) merupakan
fungsi dari besaran X dan Y (yang dapat diukur secara langsung). Maka secara
diffrensial ΔZ:
z z
Z
x X y Y (1.6)
Y x
Dalam penerapannya persamaan (1.6) harus dimodifikasi lagi sesuai dengan
cara pengambilan data mentah. Dalam hal ini dapat dibedakan 3 kasus, yaitu :
z z
Z X X (1.7)
x Y
X0Y0 X0Y0
Contoh :
D D (1, 07 0, 01) cm
(5, 35 0, 05) cm
volume silinder dapat dihitung melalui persamaan
2
D
V 4, 8107 cm3
4
Ketidakpastian harga volume dapat dihitung sebagai berikut :
v v
V D
D
2
H D HD
V D
2 4
=0,08992+0,1617=0,2516
Maka volume silinder beserta ketidakpastiannya dapat dilaporkan sebagai ;
V±V=(4,8±0,3) cm3
-7-
Penuntun Praktikum Fisika
a. jika x dan y masing-masing diukur berulang kali, maka
2 2
Z 2 Z 2
Z=S = SX SY (1.8)
Z X X X X0Y0
0Y0
Contoh :
D SD (1,070 0,005) cm
S (5,35 0,02) cm
Dari perhitungan volume didapatkan V = 4,8107 cm3
2 2
V Z 2
S = S 2 S
V D D
2
D D 2
2
SV = S 2
S 2
= 0,048
2
D
4
Maka volume silinder beserta ketidak pastiannya dapat dilaporkan sebagai :
maka :
2 2 2
Z 2 Z 2
Z=S = X SY (1.9)
Z X0Y0 3
X Y X0Y0
Contoh :
-8-
Penuntun Praktikum Fisika
2 2 2
V 2 V
S = D S2
V D 3
2 2 2
V 2 V
S = D S 2 0, 0626
V D 3
Maka volume silinder beserta ketidak pastiannya dapat dilaporkan sebagai
berikut :
3
V±S =(4,81±0,06) cm
V
c. Pembuatan grafik dan metode kuadrat terkecil
Hasil percobaan bila disajikan dalam angka-angka saja akan menjemukan dan
tidak dapat memberikan informasi yang lebih banyak. Untuk itu hendaknya
variable yang diukur. Misalnya pada percobaan gerak lurus beraturan, kita
sebuah garis lurus. Persamaan garis lurus terbaik yang mewakili hasil
in1 (x x)(y y)
b i i
2
(x x)
i
dengan
a y bx
d. Ketelitian dan Ketepatan
-9-
Penuntun Praktikum Fisika
sistematik percobaan tersebut kecil. Secara matematik ketelitian dan ketepatan
x
ketelitian 1-
100%
x
H x
ketepatan 1- 100%
x
dimana:
H = nilai seharusnya
x = harga rata-rata hasil percobaan
Hasil percobaan yang baik harus sama-sama memiliki ketelitian dan ketepatan
yang tinggi.
E. TUJUAN PERCOBAAN
3. Penggaris 1 buah
5. Neraca 1 buah
-10-
Penuntun Praktikum Fisika
G. PROSEDUR PERCOBAAN
Penggaris
1. Mengukur P, l, dan t dari balok tembaga atau balok almunium yang telah
disediakan.
Jangka Sorong
1. Mengukur P, l, dan t dari balok tembaga atau balok almunium yang telah
disediakan.
Mikrometer Skrup
1. Mengukur diameter dari bola besi atau bola kelereng yang telah disediakan.
Neraca Analog
Neraca Digital
-11-
Penuntun Praktikum Fisika
Tabel Percobaan
-12-
Penuntun Praktikum Fisika