Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keramik-gelas ditemukan entah bagaimana dengan tidak sengaja pada tahun 1953.
Sejak saat itu, banyak terbit makalah dan paten yang terkait dengan keramik-gleas dari
berbagi insititut riset, universitas dan perusahaan dari seluruh dunia.Keramik-gelas (juga
dikenal sebagai citrocerams, pyrocerams, vitroceramicos, vitroceramiques dan sittal)
diproduksi dengan kristalisasi terkontrol dari beberapa jenis gelas yang umumnya terbentuk
karena adanya tambahan nukleasi.Ini bertolak belakang dengan kristalisasi permukaan
spontan, yang normalnya tidak diinginkan dalam produksi gelas.Mereka selalu mengandung
residu fase gelas dan satu atau lebih fase kristalin yang tertanam di dalamnya. Kristanilitas
bervariasi antara 0,5 dan 99,5 %, sebagian besar diantar 30 dan 70%. Keramisasi yang
terkontrol emberikan hasil susunan material dengan kombinasi sifat yang menarik dan
kadang2 tidak biasa.
Tidak seperti keramik sintered, keramik gelas bebas dari porositas. Namun, dalam
beberapa kasus gelembng atau pori terbentuk dari tahap terakhir kritalisasi.
Keramik-gelas mempunyai, pada prinsipnya, beberapa keuntungan
- Dapat diproduksi massal dengan berbagai teknik pembentukan gelas
- Memungkinkan untuk mendesain nanostruktur atau mikrostrukturnya untuk
aplikasi yang diinginkan
- Porositas yang sangat rendah atau bahkan tidak ada sama sekali
- Dimungkinkan untuk dikombinasikan dengan berbagai sifat yang diinginkan
Satu contoh dari keuntungan keempat adalah mengkombinasikan koefisiesn ekspansi
termal yang sangat rendah dengan transparansi dalam rentang panjang gelombang visible
untuk peralatan masak.Lainnya adalah mengkombinasikan kekuatan sangat tinggi dan
ketangguhan dengan kemampuan tembus cahaya, boikompatibilitas, keawetan kimia dan
kekerasan yang rendah untuk aplikasi dental.
(Zanotto, Edgar Dutra. 2010)
1.2 Tujuan dan Manfaat
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai apa itu keramik-gelas dan
sejarahnya, bagaimana cara memproduksinya dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini dapat memberikan penjelasan mengenai
keramik-gelas bagi para mahasiswa, khususnya mahasiswa Teknik Kimia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah Keramik-Gelas


keramik-gelas adalah material polikristalin halus yang terbentuk ketika gelas (kaca)
dari komposisi yang sesuai diolah dengan panas dan mengalami controlled crystallization ke
energi yang lebih rendah, kondisi kristalin (crystalline state). Sangat penting untuk
mengembangkan poin-poin dari pernyataan ini pada keramik-gelas. Pertama-tama, hanya
komposisi gelas yang specific yang merupakan (precursors) yang cocok untuk keramik-gelas:
beberapa gelas terlalu stabil dan sulit dikristalkan, seperti jendela kaca biasa, sementara jenis
gelas yang lain mempunyai perilaku yang tidak dapat dikontrol yang menyebabkan hasil
mikrostruktur yang tidak diinginkan. Kedua, perlakuan pemanasan sangat penting untuk
(attainment) dari produk yang bisa diterima dan diproduksi uang.
Biasanya, keramikgelas tidak seluruhnya kristalin; biasanya mikrostrukturnya adalah
50 volume % sampai 95volume% kristalin sedang sisanya adalah residu gelas. Satu atau
lebih fase kristalin mungkin terbentuk selama heat treatment dan komposisi mereka biasanya
berbeda dari (precursor) (induk/inang) gelas, ia mengikuti komposisi dari residu gelas yang
juga berbeda dari parent glass. Sifat mekanis dari keramik-gelas adalah superior dari parent
glass-nya. Sebagai tambahan, keramik-gelas mungkin menunjukkan sifat lain yang berguna
untuk aplikasi yang khusus, seperti yang diberikan oleh koefisien ekspansi termal yang
sangat kecil sekali dari beberapa komposisi dalam Li2O-Al2O3-SiO2 yang cocok untuk
aplikasi yang tahan terhadap kejutan panas.
(Boccaccini, tanpa tahun)
2.2 Struktur Keramik-Gelas
Kaca-keramik adalah bahan keramik yang dibentuk melalui pembentukan inti yang
dikontrol dan kristalisasi dari kaca. Kaca meleleh, direkayasa untuk bentuk, dan panasnya
dikonversi ke keramik agar didominasi oleh kristal. Dasar dari penngontrololan internal
kristalisasi terletak pada pembentukan inti yang efisien, yang memungkinkan pengembangan
biji-bijian yang halus, secara acak berorientasi umumnya tanpa void, microcracks, atau
porositas lainnya. Oleh karena itu proses kaca-keramik pada dasarnya adalah proses termal
yang sederhana, seperti digambarkan dalam gambar berikut ini :
Dari kaca menjadi kaca keramik : (a)Inti Formasi (b)Kristal Pertumbuhan pada Inti
(c)Kaca-Keramik Microstructure

http://wiley-vch.e-bookshelf.de/products/reading-epub/product-id/629509/title/Glass
%2BCeramic%2BTechnology.html
Berikut ini adalah gambar microstructure gelas-keramik

http://pubs.rsc.org/en/content/articlelanding/2010/jm/b914924d#!divAbstract
2.3 Sifat Fisis dan Kimia Keramik-Gelas
Berikut ini beberapa jenis gelas-keramik berdasarkan sifat fisis dan kimianya:
1. Zerodur
Zerodur adalah keramik kaca yang diproduksi oleh Schott menggunakan proses
yang dikenal sebagai kristalisasi volume dikendalikan. Struktur berisi 7-78% dari
tinggi kuarsa mikro-crystallites 30-50 nm dalam ukuran. Hal ini menyebabkan
produksi bahan yang sangat seragam, isotropis dan homogen bahkan di blok besar.
Ekspansi termal bahan keramik kaca ini lebih rendah daripada ULE , merekam nilai
0 0.10 x 10-6/K. Sifat fisik dan kimia lain diringkas dalam tabel 2 di bawah ini :
Property*

Value

Mechanical
Density

2.53 gm/cc

Hardness

620 Knoop

Modulus of Elasticity

13 x 106 psi

Poisson's Ratio

0.243

Electrical
Dielectric Constant

7.4 (@ 1 MHz)

Volume Resistivity

2x1013 ohm-cm

Thermal
Coefficient of Thermal Expansion

0.00 +/- 0.1 x 10-6/C

Thermal Conductivity

1.43 W/mK

Specific Heat

0.80 cal/g C

Maximum Working Temperature

600 C

Optical
Index of Refraction

1.54

Transmission Band

0.3 - 2.5 Wavelength (microns)

2. Macor
MACOR adalah Machinable kaca keramik putih, tidak berbau, bahan porselenseperti (dalam penampilan) terdiri dari sekitar 55% fluorophlogopite Mika dan 45%
borosilicate glas. Manfaat utama disediakan Macor adalah bahwa struktur bahan
meskipun iscomposed keramik kaca piring interlocking seperti Mika kristal dalam
matriks kaca (Lihat gambar 2 di bawah ini) yang, tidak seperti keramik kaca lainnya
dapat menjadi mesin dengan menggunakan alat-alat kerja logam yang konvensional.
Bahan yang dihasilkan selama proses adalah serbuk halus kaca dan kristal. Sifat fisik
dan kimia lain diringkas dalam tabel 3 di bawah ini :
Property*

Value

Mechanical
Density

2.52 gm/cc

Hardness

250 Knoop

Modulus of Elasticity

9.7 x 106 psi

Flexural Strength

15 kpsi

Compressive Strength

50 kpsi

Fracture Toughness

1.53 MPa m1/2

Electrical
Dielectric Strength

785 ac V/mil

Dielectric Constant

6.03 (@ 1 MHz)

Volume Resistivity

> 1014 ohm-cm

Thermal
Coefficient of Thermal Expansion

9.4 x 10-6/C

Thermal Conductivity

1.46 W/mK

Specific Heat

0.19 cal/g C

Maximum Working Temperature

1000 C

http://www.azom.com/article.aspx?ArticleID=5911
2.4 Proses Produksi Keramik-Gelas
Kaca-keramik sebagian besar diproduksi dalam dua langkah: Pertama, gelas dibentuk
oleh proses manufaktur kaca. Gelas didinginkan dan kemudian dipanaskan pada langkah
kedua. Dalam perlakuan panas ini kaca sebagian mengkristal. Dalam kebanyakan kasus agen
nukleasi ditambahkan ke komposisi dasar kaca-keramik. Agen nukleasi ini membantu dan
mengontrol proses kristalisasi. Karena biasanya tidak ada penekanan dan sintering, kacakeramik tidak memiliki pori-pori seperti sintered keramik. Berbagai macam sistem kacakeramik ada, misalnya, Li2O x Al2O3 x nSiO2-System (LAS-System), MgO x Al2O3 x
nSiO2-System (MAS-System), ZnO x Al2O3 x nSiO2-System (ZAS -Sistem).
2.4.1 Proses Kristalisasi Gelas
Kristalisasi, atau devitrification dari gelas untuk membenuk keramik-gelas adalah
transformasi heterogen dan terdiri dari dua tahap, yang bernama nucleation stage dan growth
stage. Dalam nucleation stage yang kecil, volume stabil dari fase produk (kristalin) terbentuk,
dan biasanya pada preferred sites dari parent glass. Preferred sites adalah interface dari parent
glass atau permukaan bebas. Selanjutnya, biasanya adalah hasil yang tidak diharapkan dari
mikrostruktur keramik-gelas yang sering terdiri dari kristal yang terorientasi yang
(detrimental) pada sifat mekanisnya. Tetapi, beberapa struktur terorientasi menguntungkan,
seperti keramik-gelas untuk peralatan piezoelectric dan pyroelectric dan gelas-keramik untuk
mesin. Dalam banyak kasus internal nucleation, juga dikenal sebagai bulk nucleation,
diperlukan dan komposisi parent glass dipilih yang mengandung spesies yang meningkatkan

proses nukleasi ini. Spesies ini adalah agen penuklat umum dan bisa merupakan logam
(seperti Au, Ag, Pt dan Pd) atau bukan logam (seperti TiO2, P2O5 dan fluoride).Kecepatan
dari nucleation sangat tergantung dengan suhu sepeti pada gambar 1a.
Sesudah inti yang stabil terbentuk, tahap pertumbuhan Kristal (commences).
Pertumbuhan merangsang pergerakan dari atom/ molekul dari gelas, melintasi interface
gelas-kristal, dan menuju ke kristalnya. Gaya penggerak dari perbedaan volume atau energi
kimia bebas, (Gv, diantara fase gelas dan kristalin. Perpindahan dari atom/molekul melintasi
interface diaktifkan secara thermal dengan asosiasi energi aktifasi G a. Persamaan,
mengandung Gvdan Ga, telah dikembangkan untuk kecepatan pertumbuhan yang
tergantung temperature dan bentuk dari kurva yang dihasilkan diberikan dari gambar 1a.
(Boccaccini, tanpa tahun)
2.4.2 Jalur Proses Produksi Keramik-Gelas
1. Metode Konvensional (Dua Tahap)
Metode konvensional untuk memproduksi keramik-gelas adalah untuk men-devitrify
gelas dengan perlakuan panas dua tahap (gambar 1b). tahap pertama adalah perlakuan panas
yang rendah pada suhu yang memberikan kecepatan nucleation tinggi (sekitar TN pada
gambar 1a) lalu membentuk inti dengan densitas tinggi melalui bagian dalam gelas. Densitas
yang tinggi dari inti penting , karena ia menuntun pada mikrostruktur yang diinginkan yang
terdiri dari banyak Kristal-kristal kecil. Tahap kedua adalah perlakuan panas pada suhu
sekitas TG untuk membuat pertumbuhan inti pada kecepatan yang diharapkan.
Parent glass mungkin bisa membuat kristalisasi memiliki metode pembentukan
tradisional yang mudah seperti casting dan forming atau metode yang lebih khusus seperti
ekstrusi.Produksi gelas dan selanjutnya perlakuan panas pada umumnya membutuhkan
banyak energi dan oleh karena itu mahal.
2. Metode konvensional yang dimodifikasi (satu tahap)
karena perlakuan panas dua tahap adalah konsekuensi dari overlap yang terbatas dari
kurva nucleation dan kecepatan pertumbuhan. Jika ada singgugan yang lebih luas dari kurvakurva kecepatan maka nucleation dan pertumbuhan dapat dilakukan pada satu tahap
perlakuan panas pada suhu TNG yang ditunjuggakn pada gambar 2.Kurva kecepatan, pada
bagian kurva kecepatan nucleation, sensitif terhadap komposisi dan dengan memaksimalkan
gelas komposisinya, dalam beberapa kasus, mungkin untuk mendapatkan overlap yang
diperlukan.
Dengan pemilihan agen pe-nukleasi yang bijaksana, dapat diperoleh sisem keramikgelas yang dikenal sebagai Silceram.
3. Metode petrurgic
Diketahui bahwa Silceram membuat sedikit perbedaan yang mana gelas
dipanaskan sampai TNG dari suhu ruang atau lelehan gelas didinginkan sampai TNG. Hal ini

mengembangkan produksi dari beberapa keramik-geas dengan mengontrol, biasanya dengan


pendinginan yang sangat lambat dari parent glass dari kondisi lelehan tanpa menahan suhu
intermediet. Dengan metode ini, berdasarkan literature terbaru sebagai metode petrurgic,
nukaltion dan pertumubuhan Kristal dapat terjadi pada saat pendinginan. Metode
konvensional yang dimodifikasi (satu tahap) dan metode petrurgic lebih ekonomis dibanding
metode konvensional (dua tahap)
3. Metode Tepung
Pembentukan dengan pemadatan secara dingin diikuti dengan perlakuan pemanasan
suhu tinggi untuk men-sinter padatan adalah jalur yang umum untuk produksi keramik dan
telah diterapkan juga untuk produksi keramik-gelas.Selama ada pembatasan ukuran dan
bentuk dari komponen yang bisa di padatkan dengan dingin, dan juga biaya untuk membuat
tepung, metode ini hanya digunakan jika keuntungan yang jelas bisa teridentifikasi. Dalam
banyak kasus, ada keuntungan kecil dalam memadatkan dan sintering tepung keramik-gelas
karena suhu sintering yang tinggi dibutuhkan dan sifat dari produk akhir tidak berbeda jauh
dari keramik gelas yang diproduksi dengan jalur yang lain. Lebih menyenangkan untuk mensinter tepung parent glass, yang disinter dengan viscous flow mechanism pada suhu yang
lebih rendah. Penting untuk mempertimbangkan kecepaan dari viscous flow sintering dan
kristalisasi dan interaksi dari proses-proses tersebut. Jika kristalisasi terlalu cepat, dan
menghasilkan derajat kritalinitas yang tinggi akan menghambat sintering pada suhu rendah,
yang menyebabkan porositas yang tidak bisa diterima. Dengan laju yang bisa dierima, sangat
mungkin dalam beberapa kasus untuk memproduksi keramik-gelas yang padat dengan proses
sintering yang kedua proses densification dan kristaisasi dapat terjadi dengan cepat pada
temperature yang sama. Yang penting dari teknologi proses ini adalah sebanding dengan
kompleksitas kinetiknya secara teori yang telah dibahas dalam literature. Pengoptimalan dari
komposisi dan suhu sintering dapat membuat perbedadan mikrostruktur dan bahkan
perbedaan fase kristalin, dibandingkan dengan fase kristalin dari metode konvensional, dan
juga perbedaan sifat dari produknya. Tekanan yang dibutuhkan dalam metode densification
seperti hot pressing dan HIPping dapat juga berhasil diaplikasikan untuk produksi keramikgelas dari tepung.

Gambar 1. Kurva hubungan temperature dan laju nucleation and growth dan terhadap waktu
(Boccaccini, tanpa tahun)
2.5 Aplikasi (Kegunaan) Keramik-Gelas
2.6 Perbedaan Keramik-Gelas Dengan Keramik Biasa Dan Gelas (Kaca) Biasa
a) Perbedaan Keramik-Gelas dengan Keramik Biasa
Perbedaan utama dari gelas-keramik dan keramik biasa adalah bahan dasar
pembuatannya. Biasanya keramik di buat dari tanah liat yang di bentuk dan di bakar
hingga hilang sifat plastisynya dan kandungan airnya, sedangkan gelas-keramik di
buat dari bahan yang sama untuk membuat gelas kaca tetapi ditambahkan agen
nukelasi untuk mengontrol proses pengkristalan. Selain itu perbedaannya terlihat dari
daya tahan terhadap panas dan daya hantar listriknya. Gelas keramik memiliki daya
tahan terhadap panas lebih baik terhadap keramik biasa. Selain itu gelas keramik
merupakan isolator yang baik sehingga biasa di gunakan untuk lapisan busi dan
peralatan rumah tangga yang berhubungan dengan panas.
b) Perbedaan Keramik-Gelas dengan Keramik biasa
Gelas-Keramik dan Gelas biasa di buat dari bahan yang sama yaitu pasir
kuasa/silica. Perbedaannya terletak pada proses pembuatannya. Pembuatan gelas
biasanya dengan cara pemanasan suhu tinggi untuk membentuknya, setelah di bentuk
gelas di dinginkan agar mengeras. Sedangkan pada Gelas-Keramik hampir sama
dengan proses pembuatan gelas, perbedaannya terletak ketika selesai dibentuk gelas
tidak langsung didinginkan tetapi ditambahkan agen nukleosasi agar structure atom
pada gelas terkristalisasi minimal 50%. Hal ini lah yang menyebabkan GelasKeramik tidak mudah pecah dan lebih tahan panas terhadap gelas biasa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Boccaccini, A.R, R.D Rawlings dan J.P Wu. Tanpa tahun.GLASS-CERAMICS: THEIR
PRODUCTION FROM WASTES. A REVIEW.London : Imperial College London,
United Kingdom. Diunduh dari
https://spiral.imperial.ac.uk/bitstream/10044/1/34/1/Glass-ceramics%20their
%20production.pdf tanggal 24 September 2014
Zanotto, Edgar Dutra. 2010. A Bright Future for Glass-Ceramics. 2010. American
Ceramics Society Bulletin Oct-Nov 2010. Diunduh dari http://ceramics.org/wpcontent/uploads/2010/09/bulletin_oct-nov2010.pdf tanggal 24 September 2014

Anda mungkin juga menyukai