Anda di halaman 1dari 13

1.1.

1 AKRILIK
1.1.1.1 Mekanisme Polimerasi, Komposisi, Sifat, Cara Manipulasi
Mekanisme Polimerasi
Polimerisasi Kondensasi : Reaksi ini berlangsung dengan mekanisme reaksi kimia antara 2
molekul sederhana atau lebih. Menghasilkan produk sampingan seperti air, asam halogen,
dan ammonia. Pembentukan produk sampingan ini adalah alasan polimerisasi ini disebut
polimerisasi kondensasi.
Dahulu, beberapa resin kondensasi telah digunakan dalam kedokteran gigi untuk membuat
basis gigi tiruan, sekarang polimerisasi kondensasi digunakan terutama untuk polimerisasi
bahan cetak polisulfida dan silicon kondensasi. Namun, karena polimerisasi ini menghasilkan
produk seperti air dan alcohol, produk sampingan ini mungkin menyerap dan mempengaruhi
kestabilan dimensi bahan cetak.
Poliurethan merupakan suatu polimer jenis ini. Bahan tersebut dapat dibentuk dengan
mereaksikan diol dengan suatu di-isosianat. Ikatan uretan (OCONH) diulangi sepanjang
rantai pada saat pertumbuhan dimer. Resin yang terpolimerisasi kondensasi adalah bahan
yang :
o Proses polimerisasinya disertai dengan penghilangan berulang dari molekul-molekul kecil
o Gugus fungsional yang berulang pada rantai polimer.
Pembentukan polimer dengan cara kondensasi berjalan lambat karena berlangsung dengan
cara bertahap dari monomer, dimmer, dst.

Polimerisasi Adisi : Kebanyakan resin terpolimeris asi dengan polimerisasi adisi. Tidak
seperti polimerisasi kondensasi, pada polimerisasi adisi tidak ada perubahan komposisi
karena monomer dan polimer memiliki rumus empiris yang sama. Syarat untuk
berpolimerisasi adisi adalah adanya gugus tidak jenuh yaitu suatu ikatan ganda.

Secara teoritis, I* merupakan radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu atom atau kelompok
atom yang memiliki elekktron ganjil tidak berpasangan. Radikal bebas mempunyai kemampuan
menarik electron karena mempunyai electron tidak berpasangan. Bila radikal bebas dan electron
tidak berpasangan keduanya akan menyerap satu dari electron dari ikatan ganda monomer dan
membentuk ikatan antara molekul radikal dan monomer. Elektron yang tersisa dari orbit
tidak jenuh kemudian bertindak sebagai pusat radikal bebas baru. Pertumbuhan rantai polimer
terhenti bila pusat reaktif dirusak. Proses polimerisasi adisi terjadi dengan cepat dan bersifat
eksotermal.

Tahap-tahap dalam polimerisasi adisi :


Ada 4 tahap dalam proses polimerisasi adisi,yaitu :
1. Induction
2. Propagation
3. Chain transfer
4. Termination

Induction

Dua proses yang mengontrol tahap induksi adalah :


1. Aktivasi
2. Inisiasi

Untuk memulai reaksi polimerisasi adisi memerlukan radikal bebas. Radikal bebas dapat
dihasilkan dengan mengaktifkan molekul monomer dengan menggunakan sinar ultraviolet,
panas, sinar tampak, atau energi yang ditransfer dari komposisi lain yang bertindak sebagai
radikal bebas. Agen kimia, panas, dan sinar tampak lebih sering digunakan dalam kedokteran
gigi.
Radikal yang bebas digunakan untuk memulai polimerasi bukan merupakan katalis. Karena
masuk ke dalam reaksi dan menjadi bagian akhir dari komposisi kimia lebih tepat disebut
inisiator karena digunakan untuk memulai suatu reaksi. Inisiator yang paling sering digunakan
adalah benzoil peroksida yang diaktivasi pada suhu 50-100 C untuk melepaskan dua radikal
bebas per molekul benzoil peroksida. (Aktivasi)
Inisiasi : waktu dimana molekul-molekul inisiator menjadi berenergi atau teraktivasi, membentuk
radikal yang bereaksi dengan molekul monomer. Tahap ini sangat dipengaruhi oleh kemurnian
monomer. Tahap ini sangat dipengaruhi oleh kemurnian monomer. Setiap ketidakmurnian yang
bias bereaksi dengan gugus teraktivasi dapat meningkatkan lamanya tahap ini dengan memakai
molekul inisiasi yang aktif.
Proses polimerisasi pada umumnya teraktivasi melalui 1 dari 3 sumber energi (panas, kimia, dan
sinar). Kebanyakan tes polimerisasi dengan aktivasi panas. Selama pemanasan, molekul benzoil
peroksida pecah jadi 2 radikal bebas yang mengawali polimerisasi.

Sistem induksi tipe 2 diaktivkan secara kimia pada temperature mulut. Sistem ini terdiri dari
sedikitnya 2 reaktan yang jika dicampur, mengalami reaksi kimia yang menghasilkan radikal
bebas. Contoh : amin tersier sebagai activator dan benzoil peroksid, inisiator yang diaduk
bersamaan untuk mengawali proses polimerisasi. Bila kedua komponen ini diaduk, amin akan
mengkatalisasi pemecahan mol benzoil menjadi 2 radikal bebas.
Sistem induksi tipe 3 diaktifkan oleh sinar. Foton mengaktivasi inisiator untuk radikal bebas
yang dapat memulai proses polimerisasi. Dalam restorasi gigi denagn cahaya tampak,
camphorquinone dan dimetil aminoetil metakrilat (suatu amin menghasilkan radikal bebas ketika
teradiasi oleh sinar tampak. Reaksi ini membutuhkan cahaya dengan gelombang 470 nm.
Propagation
Hasil monomer radikal bebas kompleks bertindak sebagai pusat radikal bebas baru ketika
mencapai monomer lain untuk membentuk dimmer, yang juga menjadi radikal bebas. Spesies
reaktif ini, pada gilirannya, secara berturut-turut dapat menambahkan banyak molekul etilen
sehingga proses polimerisasi dapat berlanjut melalui propagasi pusat reaksi. Karena energi yang
diperlukan sedikit ketika pertumbuhan rantai dimulai, proses berlanjut dengan evolusi dari panas
dan menuju ke molekul besar polimer dalam hitungan detik.

Secara teori, reaksi rantai akan berlanjut sampai semua monomer telah diubah menjadi sebuah
polimer selama initial set dan final set. Proses berlanjut untuk menyelesaikan formasi dari
polimer yang diinginkan. Namun, reaksi polimerisasi tidak pernah cukup selesai.
Chain Transfer

Pada proses ini, radikal bebas aktif dari rantai tumbuh ditransfer ke molekul lain ( monomer atau
rantai polimer inaktif) dan radikal bebas baru untuk pertumbuhan lebih lanjut dibuat.
Termination
Walaupun rantai terminasi dapat dihasilkan dari transfer rantai, reaksi polimerisasi adisi
kebanyakan diterminasi penggandaan secara penggabungan langsung dua rantai akhir radikal
bebas baru atau dengan menukar atom hydrogen dari rantai tumbuh ke yang lain.
Terminasi oleh penggabungan langsung dapat diilustrasikan oleh reaksi adisi etilen. Lanjutan
dari reaksi propagasi jika rantai tumbuh dengan monomer M unit bertemu dengan pertumbuhan
rantai lain dengan unit N lalu :
Kedua molekul bersatu dan menonaktifkan dengan formasi dari ikiatan kovalen.
Inhibisi polimerisasi dan Adisi
Ketidakmurnian monomer menghambat reaksi polimerisasi. Ketidakmampuan monomer dapat
bereaksi dengan radiakl bebas akan menghambat reaksi polimerisasi.
Ketidakmurnian yang dapat bereaksi dengan inisiator teraktivasi atau dengan rantai yang sedang
tumbuh untuk mencegah pertumbuhan selanjutnya. Adanya hambatan tersebut mempengaruhi
lamanya periode induksi.
Adanya oksigen yang bereaksi dengan radikal bebas juga akan memperlambat polimerisasi.
Kecepatan reaksi akan berkurang bila polimerisasi berlangsung pada udara terbuka dibandingkan
dengan nilai lebih tinggi yang diperoleh jika reaksi berlangsung pada lingkungan tertutup (an
oxygen-deficient environment). Pengaruh oksigen pada polimerisasi diatur oleh banyak factor
seperti konsentrasi, temperature, dan intensitas cahaya.

Resin Akrilik
Sejak pertengahan tahun 1940, sebagian besar landasan gigi tiruan, restorasi mahkota dan
jembatan, dan pelat alat ortodonti menggunakan akrilik resin. Akrilik resin berasal dari asam
acroloain atau gliserin aldehida.Nama sebenarnya yaitu polimetilmetakrilat, yang dibuat dari
minyak bumi, gas bumi dan arang batu. Bahan ini disediakan berupa cairan monomer(methyl
metha crilate). Polymethil methacrylate murni berupa padatan transparan yang tidak berwarna.
Untuk aplikasi pada kedokteran gigi, polimer ini bisa memberikan hampir banyak warna, efak
bayangan, dan derajat transparansi. Warnyanya memiliki karakteristik optik, dan mempunyai
ukuran yang stabil dibawah kondisi intraoral normal, dan sifat fisik nya terbukti adekuat untuk
aplikasi kedokteran gigi.
Salah satu keuntugan dari polymethil methacrylate adalah relatif mudah untuk di proses.
Keuntungan lainnya adalah estetik yang baik, peralatan yang sederhana dan harga murah.
Polymethil methacrylate sebagai landasan gigi tiruan umumnya dipasarkan dalam bentuk bubuk
dan cairan. Pada bentuk cairan biasanya mengandung banyak polymethil methacrylate yang tidak
terpolimerisasi dan dalam bentuk bubuk didominasi oleh polymethil methacrylate yang telah
terpolimerisasi ke dalam bentuk dan ukuran yang sangat kecil. Saat bentuk cairan dan bubuk
dicampurkan dalam porsi yang tepat, terbentuklah massa yang siap digunakan.
Adapun sifat-sifat dari resin akrilik adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mempunyai Kekerasan (hardness) yang kurang sehingga mudah terkikis .


Penghantaran panas rendah
Mengalami pengerutan/ penciutan (Pada waktu polimerisasi dan pendinginan)
Menyerap air 0.45 mg/cm2
Tidak larut pada pelarut asam & basa lemah dan pelarut organik
Adhesi akrilik terhadap logam rendah sehingga perlu ikatan mekanis (undercut)
Memiliki sifat estetika baik
Tidak berasa, tidak berbau, tidak menimbulkan gejala alergi

9. Bersifat cold flow yaitu tekanan yang terus menerus berubah bentuk
Bahan basis gigitiruan resin akrilik dibagi atas tiga macam yaitu:
1. Heat Cured Acrylic Resin(heat cured acrylic resin) adalah resin akrilik yang menggunakan
proses pemanasan untuk polimerisasi.
2. Resin akrilik swapolimerisasi (self cured acrylic resin) adalah resin akrilik yang menggunakan
akselerator kimia untuk polimerisasi yaitu dimetil-para-toluidin (CH 3C6H4N(CH3))2 . Bila
dibandingkan dengan heat cured acrylic resin bahan ini memiliki stabilitas warna yang kurang.
3. Resin akrilik polimerisasi sinar (light cured resin) adalah resin akrilik yang menggunakan
sinar tampak untuk polimerisasi. Penyinaran dilakukan selama 5 menit dengan gelombang
cahaya sebesar 400-500 nm sehingga memerlukan unit kuring khusus dengan menggunakan
empat buah lampu halogen tungtens/ultraviolet.

Heat Cured Acrylic Resin


Heat Cured Acrylic Resin merupakan bahan basis gigi tiruan polimer yang paling banyak
digunakan saat ini.Heat Cured Acrylic Resin adalah salah satu bahan basis gigi tiruan resin
akrilik yang proses polimerisasinya dengan pengaplikasian panas. Energi termal yang diperlukan
untuk polimerisasi bahan tersebut dengan menggunakan pemanasan air di dalam waterbath dan
dapat juga menggunakan pemanasan oven gelombang mikro. Komposisi Heat Cured Acrylic
Resintersedia dalam bentuk bubuk dan cairan. Unsur-unsur yang terkandung dalam Heat Cured
Acrylic Resinantara lain:
a. Bubuk

Polimer : butiran atau granul polimetil metakrilat


Inisiator : benzoyl peroxide Pigmen/pewarna : garam cadmium atau besi, atau pigmen
organik
b. Cairan Monomer : metil metakrilat
Cross-linking agent : ethyleneglycol dimethylacrylate
Inhibitor : hydroquinone

cairan

bubuk

Jernih dan tidak berwarna

Mudah dikerjakan dan dapat dicetak.

Mengandung co-polimer seperti stirene,

Katalisator mempertinggi kecepatan

vinil acetat dan etil metakrilat.

polimerisasi

Mudah terpolimerisasi oleh cahaya atau

Platicizer akrilik mudah dikerjakan

panas.

Manipulasi
Pencampuran bubuk dan cairan dengan perbandingan volume 3 : 1 atau perbandingan
berat 2 : 1. Bubuk dan cairan dengan perbandingan yang benar dicampur di dalam tempat yang
tertutup lalu dibiarkan hingga mencapai dough stage. Pada saat pencampuran ada empat stages
yang terjadi yaitu:

1. Sandy stage adalah terbentuknya campuran yang menyerupai pasir basah.


2. Sticky stage adalah saat bahan akan merekat ketika bubuk mulai larut dalam cairan dan
berserat ketika ditarik.
3. Dough stage adalah stage dengan konsistensi adonan mudah diangkat dan tidak merekat lagi,
serta merupakan waktu yang tepat memasukkan adonan ke dalam mould dan kebanyakan dicapai
dalam waktu 10 menit.
4. Rubber hard adalah berwujud seperti karet dan tidak dapat dibentuk lagi dengan kompresi
konvensional. Setelah adonan resin akrilik mencapai dough stage, adonan diisikan dalam mould
gips. Setelah pengisian adonan dilakukan tekanan pres pertama sebesar 1000 psi untuk mencapai
mould terisi dengan padat dan kelebihan resin dibuang kemudian dilakukan tekanan pres terakhir
mencapai 2200 psi lalu kuvet dikunci. Selanjutnya kuvet dibiarkan pada temperatur kamar
kemudian kuvet dipanaskan pada suhu 70C selama 90 menit dan dilanjutkan dengan suhu 100C
selama 30 menit sesuai rekomendasi Japan Industrial Standard (JIS).
Keuntungan
Keuntungan bahan basis gigitiruan Heat Cured Acrylic Resinadalah sebagai berikut:
1. Harga relatif murah
2. Proses pembuatan mudah
3. Tidak larut dalam cairan mulut
4. Estetik sangat baik
5. Warna stabil

6. Mudah direparasi
7. Mudah dipoles
Kerugian
Kerugian bahan basis gigitiruan Heat Cured Acrylic Resinadalah sebagai berikut:
1. Kekuatan terhadap benturan rendah
2. Kekuatan fleksural rendah
3. Tidak tahan abrasi
4. Konduktivitas termal rendah
5. Monomer bebas dapat menimbulkan reaksi sensitif

Sifat-sifat mekanis
Sifat-sifat mekanis adalah respons yang terukur, baik elastis maupun plastis, dari bahan bila
terkena gaya atau distribusi tekanan. Sifat mekanis bahan basis gigitiruan terdiri atas:
a. Retak: pada permukaan resin akrilik dapat terjadi retak karena adanya tekanan tarik yang
menyebabkan terpisahnya molekul-molekul polimer.
b. Fraktur: gigitiruan dapat mengalami fraktur yang disebabkan karena benturan (impact)
misalnya terjatuh pada permukaan yang kasar, fatique yang terjadi karena gigitiruan mengalami
pembengkokan yang berulang-ulang selama pemakaian dan tekanan pada basis gigitiruan selama
proses pengunyahan (transversal/fleksural).

Sifat- Sifat Fisik


Sifat- Sifat Fisik basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas :
1. Pengerutan Kepadatan massa bahan akan berubah dari 0,94 menjadi 1,19g/cm3 ketika
monomer metilmetakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli(metilmetakrilat). Perubahan
menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21%. Akibatnya, pengerutan volumetrik yang
ditunjukkan oleh massa terpolimerisasi sekitar 6-7% sesuai dengan nilai yang diamati dalam
penelitian laboratorium dan klinis.
2. Perubahan Dimensi Proses akrilik yang baik akan menghasilkan stabilitas dimensi yang baik.
Teknik injection moulding menunjukkan stabilitas dimensi yang baik dibandingkan dengan
teknik compression moulding. Garfunkel dan Anderson dkk (1988) menyatakan bahwa dari hasil
penelitian menunjukkan perubahan dimensi pada injection moulding lebih rendah dibandingkan
dengan compression moulding.
3. Konduktivitas Termal Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenai seberapa
baik panas dihantarkan melalui suatu bahan. Basis resin memiliki konduktivitas termal yang
rendah yaitu 0,0006 (C/cm).
4. Solubilitas Meskipun basis gigi tiruan resin larut dalam berbagai pelarut, basis resin umumnya
tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.
5. Penyerapan Air Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan
dalam jangka waktu tertentu. Resin akrilik menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan pada
lingkungan basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek yang nyata pada sifat
mekanik, fisik dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air sebesar 0,69 mg/cm2 . Umumnya

mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Difusi adalah berpindahnya suatu substansi
melalui rongga yang menyebabkan ekspansi pada resin atau melalui substansi yang dapat
mempengaruhi kekuatan rantai polimer. Umumnya, basis gigi tiruan memerlukan periode 17 hari
untuk menjadi jenuh dengan air.
6. Porositas Adanya gelembung permukaan dan di bawah permukaan dapat mempengaruhi sifat
fisik, estetika dan kebersihan basis gigi tiruan. Porositas cenderung terjadi pada bagian basis gigi
tiruan yang lebih tebal. Porositas disebabkan oleh penguapan monomer yang tidak bereaksi dan
berat molekul primer yang rendah, disertai temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih
bahan tersebut. Timbulnya porositas dapat diminimalkan dengan adonan resin akrilik yang
homogen, perbandingan polimer dan monomer yang tepat, proses pengadukan yang terkontrol
dengan baik serta waktu pengisian bahan ke mould yang tepat.
Macam-macam porositas menurut Philips :
a. Shrinkage porosity : Kelihatan seperti gelembung yang tidak beraturan dan bisa terdapat
diseluruh massa resin akrilik, didalam ataupun dipermukaan gigi tiruan. Hal ini disebabkan
karena mould yang tidak terisi adonan dengan penuh atau apabila pada proses curing adonan
tidak menerima tekanan yang cukup.
b. Gaseus porosity/ Internal porosity : Gelembung kecil halus yang biasanya terdapat pada
bagian yang tebal dan bagian yang jauh dari sumber panas, disebabkan karena massa akrilik
yang belum berpolimerisasi. Secara tiba-tiba dimasukkan dalam air mendidih dan suhu bisa naik
sampai 100,30 C (titik didih monomer) dan menyebabkan monomer yang menguap tidak bisa
keluar udaranya sehingga terjadi pembentukan gelembung.

7. Stabilitas Warna Resin akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik.
Yulin Lai, dkk (2003) mempelajari stabilitas warna dan ketahanan terhadap stain dari nilon,
silikon serta dua jenis resin akrilik dan menemukan bahwa resin akrilik menunjukkan nilai
diskolorisasi yang paling rendah setelah direndam dalam larutan kopi.

Anda mungkin juga menyukai