Anda di halaman 1dari 3

Jurnal

Teknologi Proses
Media Publikasi Karya Ilmiah
Teknik Kimia

5(1) Januari 2006 : 31 33


ISSN 1412-7814

Teknik Polimerisasi
Siswarni M.Z. dan Indra Surya
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Medan 20155

Abstrak
Polimer yang diperoleh melalui polimerisasi monomer-monomernya baik secara mekanisme addisi
maupun kondensasi, dapat diproduksi secara homogen dan heterogen. Sistem homogen dapat
dilaksanakan secara polimerisasi massa dan larutan, sedangkan sistem heterogen dilaksanakan secara
emulsi dan suspensi
Kata kunci: polimerisasi massa, polimerisasi larutan, polimerisasi emulsi, polimerisasi suspensi.

Pendahuluan
Pada dasarnya ada 2 (dua) sistem yang
digunakan untuk memproduksi polimer,
yaitu sistem homogen dan heterogen. Sistem
homogen
dapat
dilaksanakan
secara
polimerisasi massa dan larutan, sedangkan
sistem heterogen dilaksanakan secara emulsi
dan suspensi.

Teknik Polimerisasi
A. Sistem Homogen, dilakukan secara :
(1) Polimerisasi
Polymerisation)

Massa

(Bulk

Teknis Polimerisasi :
Teknik polimerisasi ini bertujuan untuk
pembuatan polimer kondensasi, reaksinya
sedikit eksotermis, viskositas campuran
rendah sehingga dapat diaduk, panas
dapat berpindah melalui pengeluaran
gelembung
Khusus untuk polimerisasi massa pada
monomer vinil sulit dilakukan karena
reaksi sangat eksotermis, masalah pada

perpindahan panas, dan viskositas


bertambah pada awal reaksi
Sistem ini jarang digunakan secara
komersil untuk pembuatan polimer vinil,
kecuali
untuk
membuat
polimetil
metakrilat tuang (cast PMMA).
(2) Polimerisasi Larutan (Solution
Polymerisation)
Teknis Polimerisasi :
Polimerisasi monomer vinil berlangsung
di dalam larutan untuk memudahkan
perpindahan panas (misalnya dengan
merefluks
pelarut)
dan
kontrol.
Bagaimanapun, perlu dipilih pelarut yang
benar sehingga tidak terjadi chain transfer
dan polimer yang dihasilkan digunakan
dalam larutan.
Contoh polimerisasi larutan: konversi
polivinil asetat menjadi polivinil alkohol,
ester akrilik.
B. Sistem Heterogen, dilakukan secara :
(1) Polimerisasi Emulsi (Emulsion
Polymerization)

33

Siswarni M.Z. dan Indra Surya / Jurnal Teknologi Proses 5(1) Januari 2006 : 31 33

Jenis polimerisasi ini dapat menghasilkan


polimer dengan berat molekul tinggi dalam
laju yang tinggi.
Teknis Polimerisasi :
Sistem merupakan dua fase cairan yang
tidak saling melarut (aqueous dan
nonaqueous)
Fase kontinu aqueous adalah inisiator,
sedangkan fase diskontinu nonaqueous
adalah monomer dan polimer
Contoh
polimerisasi
emulsi
adalah
pembuatan karet SBR, dengan formulasi
sbb.:
Komponen
Butadiena
Stirena
Air
Sabun
Dodesil merkaptan
Potasium persulfat

Bagian per berat

75,0
25,0
180,0
5,0
0,5
0,3

Kondisi Pemrosesan :
Emulsifier adalah sabun asam lemak
Agen chain transfer adalah merkaptan
Inisiator adalah persulfat yang larut
dalam air
Peran sabun adalah membentuk micelles
(kumpulan dari 50 100 molekul sabun).
Bagian monomer masuk ke dalam
micelles, tetapi lebih banyak dijumpai
dalam bentuk tetesan dengan ukuran
diameter 1 mikrometer atau lebih.
Polimer terbentuk dalam micelles sabun.
Micelles tumbuh dengan adanya adisi
monomer dari fase aqueous dan dari
tetesan monomer.
Laju polimerisasi bertambah dengan
bertambahnya konsentrasi sabun.
Bagian monomer masuk ke dalam
micelles, tetapi lebih banyak dijumpai
dalam bentuk tetesan dengan ukuran
diameter 1 mikrometer atau lebih.
Polimer terbentuk dalam micelles sabun.
Micelles tumbuh dengan adanya adisi
monomer dari fase aqueous dan dari
tetesan monomer.

Laju polimerisasi bertambah dengan


bertambahnya konsentrasi sabun.

(2) Polimerisasi
Suspensi
Polymerization)

(Suspension

Teknis Polimerisasi :
Polimerisasi berlangsung dalam sistem
aqueous dengan monomer sebagai fase
terdispersi, menghasilkan polimer yang
berada pada fase solid terdispersi.
Inisiator terlarut dalam fase monomer
Dispersi monomer menjadi tetesan
dipertahankan
dengan
kombinasi
pengadukan dan penggunaan stabilisator
yang larut dalam air (misalnya metil
selulosa, gelatin, sodium poliakrilat).
Polimer dibebaskan dari stabilisator
dengan pencucian dan dilanjutkan dengan
pengeringan
Metode polimerisasi ini digunakan secara
komersil untuk menghasilkan polimer
vinil yang keras dan glassy, seperti
polistirena, polimetil metakrilat, polivinil
klorida, dan poliakrilonitril.
Contoh polimerisasi suspensi adalah
pembuatan PMMA, dengan formulasi
sbb.:
TABEL 1: Komposisi
Pembuatan PMMA
Komposisi
Metil metakrilat
Inisiator peroksida
Air
Stabilisator

Bahan-Bahan

untuk

Bagian per berat


100
0,5
350
0,01 1

34

Siswarni M.Z. dan Indra Surya / Jurnal Teknologi Proses 5(1) Januari 2006 : 31 33

TABEL 2: Daftar Polimer Umum yang Dihasilkan dengan Berbagai Teknik Polimerisasi
Polimer
Teknik Polimerisasi
Polikaporamida (nylon 6 )
Polietilen terephtalat
Polietilen (low density)
Polietilen (high density)
Polipropilen
Poliisopren
Polivinil asetat
Kopolimer Stirena-butadiena
Polivinil klorida
Polisulfida
Polimetil metakrilat
Polistirena

Bulk
Bulk
Bulk
Larutan
Larutan
Larutan
Emulsi
Emulsi
Emulsi, suspensi
Suspensi
Suspensi, bulk
Suspensi, bulk

Produksi Polietilena
Low-Density
Teknik Bulk

Polyethylene

(LDPE)

Etilen mengandung sedikit oksigen


diumpankan ke reaktor tipe menara pada
1500 atm dan 190 C. Polimerisasi
berlangsung pada kondisi isotermal dan
konversi 10 15 %. Etilen yang tidak
bereaksi
dipisahkan
dengan
recycle.
Polietilen yang melebur didinginkan di
bawah titik lebur kristalnya.
High-Density Polyethylene
Teknik Larutan

(HDPE)

Polimerisasi koordinasi digunakan dan


sistem katalisnya adalah alkil aluminium dan
titanium
tetraklorida
dalam
heptana.
Monomer dipolimerisasi pada temperatur
5075 C dan panas polimerisasi dihilangkan
dengan
pendinginan.
Polimer
yang
dihasilkan berbentuk bubuk atau granul. Pada
waktu reaksi selesai, katalis dihilangkan
dengan penambahan air atau alkohol.
Linear Low-Density Polyethylene (LLDPE)
Teknik Bulk
LLDPE merupakan salah satu jenis
plastik baru yang produksinya meningkat
paling cepat. LLDPE merupakan kopolimer

etilen dengan -olefin, seperti butena,


heksena dan oktena. Polimer terdiri dari
cabang rantai
pendek dan densitasnya hampir sama dengan
polietilen cabang konvensional. LLDPE
memiliki laju lebur dan sifat-sifat fisika
lainnya yang baik. Pada umumnya digunakan
untuk membuat plastik sampah.

Daftar Pustaka
Billmeyer, F. W., Jr. 1971. Textbook of Polymer
Science. A Wiley Interscience Publication,
John Wiley & Sons, New York.
Cotter, R.J., and Matzner, M. 1972. RingForming Polymerization In Organic
Chemistry, Vol. 13-B, I, II, Academic
Press, New York.
Flory,

P.J. 1937. Mechanism of Vynil


Polimerization. J. Am. Chem. Soc. 59, 241
253.

Platzer, N. A. J. 1969. Addition and Condensation


Polymerization Processes In Advances in
Chemistry, Vol. 91, American Chemical
Society, Washington, D. C.

Anda mungkin juga menyukai