Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

PENETUAN BERAT MOLEKUL POLIMER


Dosen Pengampu :
Yahmin, S.Pd., M.Si., Dr., H.
Sumari, Drs., M.Si.
Disusun oleh :
Kelompok 3 Offering I 2013
Shindy Tirta Ayu P.
NIM 130332615139
Septia Aditama K.
NIM 130332603261
**Siti Nuril Aini
NIM 130332603265

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

September 2015
1. Judul Percobaan
Penentuan berat molekul polimer
2. Tujuan Percobaan
Menentukan berat molekul polimer secara viskosimetri.
3. Dasar Teori
Polimer adalah molekul besar yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia
yang kecil dan sederhana. Kesatuan kesatuan berulang ini ekivalen dengan monomer.

Jika pengulangan kesatuan berulang itu berstruktur linear (seperti rantai) maka molekul
molekul polimer sering kali digambarkan sebagai molekul rantai atau rantai polimer.
Rantai polimer juga dapat bercabang. Beberapa rantai linear atau bercabang dapat
bergabung melalui sambungan silang membentuk polimer bersambung silang. Jika
sambungan silang terjadi ke berbagai arah maka terbentuk polimer sambung silang tiga
dimensi yang sering disebut dengan polimer jaringan (Tissue Polymer).
Berat Molekul (BM) merupakan salah satu faktor yang menentukan sifat polimer.
Faktor penting lainnya yang juga menentukan sifat polimer adalah susunan rantai didalam
polimer dan derajat kekristalannya (derajat kekristalan renda maka akan bersifat kenyal dan
berdaya regang besar, begitu sebaliknya).
Polimer dapat diklasifikasikan menurut asal atau sumbernya, strukturnya, sifat
termalnya, komposisi dan kristalinitasnya. Menurut sumbernya, polimer dibedakan dalam
dua jenis yaitu polimer sintetik / buatan dan polimer alam. Contoh dari polimer sintetik
adalah Polietilen (PE), Polimetil Metakrilat (PMAA), Polivinil Klorida (PVC) dan
Polistirena (PS), sedangkan contoh dari polimer alam adalah polisakarida,protein, pati,
lignin dan selulosa. Menurut sifat termalnya, polimer memiliki dua tipe yaitu polimer
termoplastik dan polimer termosetting. Termoplastik mempunyai sifat melunak pada
pemanasan, misalnya nylon, polipropilen, polistiren (PS), dan polyester, sedangkan
termosetting mempunyai sifat kaku dan tidak melunak pada pemanasan, misalanya melamin,
formaldehid dan bakelit. Bila ditinjau dari komposisinya, polimer dibedakan menjadi dua
kelompok besar yaitu homopolimer (polimer yang tersusun dari satu jenis polimer) dan
kopolimer (polimer yang tersusun dari dua buah atua lebih monomer yang berbeda)
(Billmeyer, 1984). Viskositas suatu cairan polimer berbeda sifatnya dengan cairan biasa
(isotrop).
Viskositas adalah ukuran ketahanan suatu fluida terhadap gaya geser yang
diberikan. Dalam prakteknya koefisien viskositas [ ] ditentukan dengan penentuan laju
aliran lewat pipa.

Viskosimeter Brookfield
Berat molekul polimer dapat dihubungkan dengan viskositas larutan
polimer.
Hubungan tersebut dapat digambarkan oleh persamaan berikut:

keterangan:
[] = viskositas intrinsik
sp = viskositas spesifik

= 0 - 1 atau
=

t
t0

= viskositas larutan polimer


0 = viskositas pelarut murni
t = waktu alir larutan polimer antara 2 tanda pada viskosimeter
t0 = waktu alir pelarut murni antara 2 tanda pada viskosimeter.
A & K = tetapan, yang harganya tergantung jenis polimer dan
pelarutnya.
M = berat molekul polimer.
Dengan cara mengalurkan grafik antara sp/C versus C diperoleh
intercept [].
Kemudian dengan memasukan nilai viskositas intrinsik ke dalam
persamaan (1) di atas,
berat molekul polimer dapat ditentukan.

4. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan
Labu ukur (250ml, 100 ml, 25 ml)
Pipet (5 ml, 10 ml)
Viskosimeter Brookfield
Gelas kimia
Bahan yang digunakan
Polimer (polistirena)
Aquadest
5. Langkah Kerja
Penentuan berat molekul PVOH dilakukan dengan menggunakan alat viskosimeter
Brokkfield, pertama ditimbang 2.5 gram polivinil alkohol menggunakan timbangan digital
kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia untuk dilarutkan dengan aquades sedikit demi
sedikit sambil diaduk. Kemudian larutan tersebut dipanaskan sampai larut, lalu dimasukkan
dalam labu ukur 250 mL dan ditambah aquades hingga garis batas labu takar, lalu ditutup
dan dikocok hingga larutan tercampur secara homogen. Larutan ini berkonsentrasi sebesar
1C. Kemudian dibuat larutan dengan konsentrasi sebesar 0.125 C, 0.25C, 0.5C dengan cara
pengenceran dari larutan 1C tersebut. Untuk larutan dengan konsentrasi sebesar 0.5C, dibuat
dengan cara, diambil 125 mL larutan dengan konsentrasi sebesar 1C dengan pipet volume
lalu diletakkan di labu ukur 250 mL kemudian diberi aquades hingga mencapai batas labu
takar lalu ditutup dan dikocok hingga homogen. Untuk konsentrasi 0.25C dilakukan dengan
cara, diencerkan larutan sisa pengenceran pada konsentrasi 0.5C tadi sebanyak 62.5mL, lalu
ditambahkan aquades hingga batas labu takar, ditutup dan dikocok hingga homogen. Untuk
larutan yang berkonsentrasi 0.125C dilakukan pengenceran dengan cara yang sama dengan
larutan konsentrasi 0.25C, larutan sisa yang diambil sebanyak 31.25mL, lalu ditambahkan
aquades, ditutup dan dikocok hingga homogen. Untuk larutan dengan konsentrasi sebesar

1C dibuat kembali seperti langkah awal. Dilakukan pengukuran viskositas di viskosimeter


Brookfield dengan cara larutan dengan konsentrasi terendah dimasukkan sebanyak 200 mL
pada sample container dan diukur viskositasnya dengan memperhatikan kecepatan dari
spindle sampai diperoleh nilai yang konstan dengan pengukuran sebanyak 3 kali. Larutan
yang diukur konsentrasinya meliputi konsentrasi 0C, 0.125 C, 0.25C, 0.5C, dan 1C dimulai
dari konsentrasi terendah ke konsentrasi tinggi. Untuk larutan dengan konsentrasi 0C sampel
yang digunakan adalah aquades.

6. Analisis Prosedur
Pada percobaan pengukuran melalui viskosimeter Brookfield harus dilakukan
berulang kali agar didapatkan hasil konstan. Spindle yang telah digunakan harus dibersihkan
terlebih dahulu dengan menggunakan tissu atau lap. Pengukuran sampel dilakukan dari
sampel yang berkonsentrasi rendah lalu ke tinggi. Tempat sample container dicuci dengan
larutan yang akan diuji, agar sample container mengandung sampel dengan konsentrasi yang
sama. Jika dalam sample container terdapat sedikit larutan yang diukur sebelumnya, maka
akan membuat nilai viskositasnya berubah. Untuk itu, pembilasan wadah sampel dan
pengeringan spindel perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kekeliruan data hasil
pengukuran.

7. Data Hasil Pengamatan


Konsentrasi
Larutan
0C
0,125C
0,25C
0,5C
C

8. Pembahasan

1
1
2
2,4
2,5
3,0

Viskositas
2
0,8
2,1
2,3
3,0
3,1

Viskositas
3
0,9
2,2
2,5
3,0
3,2

Rata-rata
0,9
2,1
2,4
2,8
3,1

Pada percobaan ini, penentuan berat molekul polimer dilakukan


menggunakan viskosimeter Brookfield. Sampel yang digunakan yaitu polivinil alkohol
(PVOH) dan didasarkan pada kekentalan larutan. Berat molekul PVOH yang diperoleh
nantinya merupakan berat molekul rata-rata. Viskositas larutan PVOH dihitung
menggunakan variasi konsentrasi larutan sebesar 0.125 C, 0.25C, 0.5C, dan 1C. Sebagai
larutan pembanding, digunakan aquades. Proses pelarutan serbuk PVOH dilakukan melalui
pemanasan untuk mempercepat pelarutannya. Kemudian dilakukan pengenceran.
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa semakin besar
konsentrasi dari larutan PVOH maka viskositas yang dihasilkan semakin besar pula. Dalam
larutan PVOH, dengan bertambahnya konsentrasi berarti semakin besar pula kekentalan
larutan PVOH, sehingga kecepatan berputar dari spindle akan semakin lambat.
Untuk menentukan berat molekul polivinil alkohol (PVOH) dilakukan dengan cara,
yaitu pertama, dibuat kurva hubungan antara

/C dengan C.

/C sebagai sumbu y

sp

dan konsentrasi larutan PVOH (C) sebagai sumbu x. Dimana

sp

/C merupakan viskositas

sp

tereduksi. Dari grafik tersebut, dapat ditentukan regresi linearnya. Kedua, dihitung
viskositas intrinsik yang didapatkan dari nilai intercept pada persamaan regresi linear.
Selanjutnya, yaitu dihitung berat molekul polimer PVOH dengan memasukkan nilai ke
dalam persamaan [ =

KM a , dimana pada polimer PVOH nilai K = 15.6 x 102

dan a = 0.76. Dari perhitungan tersebut, didapatkan berat molekul dari PVOH yakni sebesar
46.272 g/mol .

9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk mengetahui berat molekul suatu polimer dapat diketahui dengan metode
viskosimetri.

2. untuk mengetahui berat molekul dari polimer PVOH, dapat dihitung dengan persamaan [

KM a , dimana nilai [

didapatkan dari intercept grafik hubungan antara

viskositas reduksi vs C.

3. Berat molekul polimer PVOH hasil perhitungan adalah sebesar 46.272 g/mol
10.

Daftar Rujukan

kikiworo.2010.Laporan kimia fisik penentuan berat molekul polimer.Online


(http://www.slideshare.net/kikiworo/laporan-kimia-fisik-penentuan-berat-molekul-polimer)
diakses 23 September 2015 pukul 17.30 WIB
Tamimah, nimatut, dkk.2012.Laporan Eksperimen Lanjut Penentua Berat Molekul Mn
Polimer Metode Viskositas. Online (https://entgla.wordpress.com/2012/06/03/laporaneksperimen-lanjut-penentuan-berat-molekul-mn-polimer-metode-viskositas/) diakses 23
September 2015 pukul 17.15 WIB

11. Jawaban Pertanyaan


1. Bagaimanakah struktur kimia polivinil alkohol ?
2. Berdasarkan berat molekulnya, dihitung berapa jumlah satuan monomer yang ada dalam
polimer tersebut!
Jawaban :

1.

2. Jumlah satuan monomer =


Jumlah satuan monomer =

M Polivinil alkohol
M Vinil alkohol
46.272 g /mol
27 g /mol

= 1.71 satuan

12. Lampiran
Konsentrasi
Larutan
0C
0,125C
0,25C
0,5C
C
1.

1
1
2
2,4
2,5
3,0

Viskositas
2
0,8
2,1
2,3
3,0
3,1

Menentukan viskositas tiap larutan PVOH


Diketahui :

Viskositas
3
0,9
2,2
2,5
3,0
3,2

Rata-rata
0,9
2,1
2,4
2,8
3,1

o = viskositas murni aquades (100.9 x

104

kg

m1 s1

mm1 s1 pada suhu 20o C).

Maka :

2.

2.1
x [100.9 x 104 g mm1 s1 ]
0.9

2.4
4
1 1
x [100.9 x 104 g mm1 s1 ]
= 269.1 x 10 g mm s
0.9

2.8
4
1 1
x [100.9 x 104 g mm1 s1 ]
= 313.9 x 10 g mm s
0.9

3.1
4
1 1
x [100.9 x 104 g mm1 s1 ]
= 347.5 x 10 g mm s
0.9

4
1 1
= 135.4 x 10 g mm s

Menentukan viskositas spesifik tiap larutan PVOH


o
sp
=
o
sp 1
sp 2
sp 3
sp 4

3.

polimer

= aquades x [o ]

1o
o

2o
o

3o
o

4o
o

=
=
=
=

( 135.4 x 104 )( 100.9 x 104 )


(100.9 x 104)

( 269.1 x 104 ) (100.9 x 104)


4

(100.9 x 10 )

( 313.9 x 104 ) (100.9 x 104)


(100.9 x 104 )

( 347.5 x 104 ) (100.9 x 104)


4

(100.9 x 10 )

Menentukan viskositas reduksi tiap larutan PVOH


sp

= C
1

sp 1
C

0.34

= 0.125 = 2.72

= 0.34
= 1.66
= 2.1
= 2.44

atau 100.9 x

104

2
3
4

4.

sp 2
C

sp 3
C

sp 4
C

1.66
0.25

2.1
0.5

2.44
1

= 6.64
= 4.20
= 2.44

Menentukan viskositas intrinsik larutan PVOH

konsentrasi

rata-rata

0,9

0C
0.125 C

2,1

126.1
4
x 10

2,4

159.9
x 104

2,8

0.5 C

0.34

2.72

1.66

6.64

2.1

4.20

2.44

2.44

167.9
x 104

3,1

sp

100.9 x
104

0.25 C

193.2
4
x 10

Dapat dibuat grafik hubungan antara viskositas reduksi terhadap konsentrasi larutan PVOH
seperti berikut

Hubungan antara Viskositas Reduksi terhadap Konsentrasi Larutan PVOH


7
6
5
4
viskositas reduksi 3 f(x) = 0.86x + 2.88
2 R = 0.02
1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
C

y=mx+n
y = 0.864 x + 2.876
n = = 2.876
2
dengan = 2.876, K = 15.6 x 10
dan a = 0.76

maka [ =
Ma =

[ ]
K

Ma =

[ ]
K

0.76

KM a

2.876
15.6 x 102

M 0.76 = 18.435
M =0.76 18.435
M

= 46.272 g/mol

Linear ()

pemanasan larutan
viskositas

pengocokan

pengukuran

Anda mungkin juga menyukai