PENDAHULUAN
Rochmadi, 2015
SINTESIS: REAKSI POLIMERISASI
Polimerisasi
Polimerisasi adisi Kondensasi = Step-
= Chain-Growth Growth
Polymerization Polymerization
Polimerisasi
Polimerisasi
Anionik dan
Radikal Bebas
Kationik
.
Polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi
disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti
dengan adisi dari monomer- monomer membentuk
ikatan tunggal
Polimerisasi
Adisi
Molekul polimer terbentuk oleh pengulangan
unit (monomer) tanpa adanya pemisahan
sebagian atom dari monomer untuk
membentuk hasil samping.
Polimerisasi Rumus molekul polimer adalah sama dengan
penjumlahan monomer
Adisi
John Wilwy &Sons, 2013, Handbook of Polymer Synthesis, Characterization,
and Processing
Tahap Inisiasi
Tahap Propagasi
Tahap Tahap Terminasi
Pembentukan Tahap
Pusat-Pusat Pembentukan Tahap
Polimerisasi Aktif rantai melalui deaktifasi
adisi pusat aktif
Adisi
monomer
Polimerisasi
Radikal Bebas
Aktivasi monomer menjadi monomer radikal yang
reaktif
Contoh :
2. Propagasi
Polimerisasi
Radikal Bebas
3. Terminasi
Rochmadi, 2015, Mengenal Polimer dan Polimerisasi
Inisiator berbentuk anion (ion
bermuatan negatif) .
Terdiri dari beberapa langkah .
Gugus yang aktif berbentuk anion.
Terjadi pada fase cair, umumnya dalam
Polimerisasi pelarut non-ionik.
Anionik
CONTOH :
https://www.chemguide.co.uk/organicprops/amides/polyamides.html
SINTESIS POLIAMIDA SKALA INDUSTRI
VIDEO
POLIAMIDA
MODIFIKASI POLIMER BAHAN
ALAM DAN KARAKTERISASINYA
Modifikasi Kopolimerisasi Pengendalian
Reaksi Pasca
polimer lebih dari satu arsitektur
polimerisasi
monomer molekul
bahan alam
Oleh : Zahrotunisa
• memberikan informasi yang
berhubungaan dengan
komposisi senyawa.
• mengetahui informasi mengetahui struktur
Penentuan berat molekul kopolimer seperti mikro (termasuk
dilakukan untuk penentuan rasio reaktivitas porositas dan bentuk
mengetahui sifat polimer. • informasi tentang adanya retakan) dari benda
monomer yang tidak reaktif padat
Komposisi &
Analisa permukaan
Penentuan Bobot Struktur
polimer dengan
Molekul (NMR/Spektro UV-
Karakterisasi Vis)
mikroskop elektron
Polimer
FTIR
FTIR memudahkan
penelitian dalam
menentukan reaksi-reaksi
polimer seperti degradasi
atau ikat silang.
Polimer yang paling sederhana ialah homopolimer yang kesatuan
berulangnya memiliki struktur yang sama. Jika dua macam atau lebih
monomer mempolimer bersama dan menghasilkan polimer yang
mengandung lebih dari satu macam kesatuan struktur, maka dapat
terbentuk kopolimer.
Kopolimerisasi
Arsitektur polimer sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat dan
perilakunya. Secara umum, polimer dapat dikelompokkan
menjadi empat jenis berdasarkan struktur molekulnya, yaitu:
Pengendalian
Arsitektur (1) polimer linear (linear polymer)
Molekul (2) polimer bercabang (branched polymer),
(3) polimer berkait (cross-linked polymer)
(4) polimer berjejaring (network polymer).
Reaksi paska polimerisasi merupakan reaksi yang baik untuk
meningkatkan sifat polimer.
Reaksi Pasca Reaksi-reaksi ini dapat terjadi pada gugus reaktif yang tersebar dalam
polimer rantai.
Polimerisasi Reaksi tersebut diantaranya adalah ekstensi rantai, crosslinking, serta
bentuk kopolimer blok dan cangkok.
Dalam reaksi paska ini polimer diubah menjadi polimer baru dengan
sifat dan karakteristik yang lebih baik
Polimer alam adalah jenis polimer yang bersumber dari bahan alam
atau makhluk hidup seperti tanaman atau hewan. Hal ini termasuk
polimer yang diproduksi melalui proses biologis seperti sintesis dan
fermentasi bakteri.
Seperti polimer sintesis, polimer alam juga diklasifikasikan
Klasifikasi berdasarkan metode formasi seperti adisi dan kondensasi. Namun
biasanya polimer bahan alam paling banyak dibuat dengan kondensasi.
Polimer Alam Polimer yang terdapat di alam dibagi menjadi 6 macam :
Activated
Konjugasi Eter Direct Crosslink
Crosslink
Modifikasi
polimer Enzimatik Keterikatan Rantai Interaksi Ionik
polisakarida
Hydrogen Bounding
Polimer polisakarida merupakan homopolimer glukosa / amino glukosa
yang dihubungkan dengan ikatan asetat.
Berdasarkan fungsinya, polimer polisakarida dibagi menjadi :
- Storage Polysaccharide
- Structural Polysaccharide
- Gel Forming Polysaccharide Gambar: Struktur Polisakarida
POLISAKARIDA
Struktur dan fungsi
pada polimer
polisakarida
ditentukan oleh
monomer dan posisi
ikatan glikosidik
https://celluloseether.com/properties-of-cmc-carboxymethylcellulose/
Roy, Dipasree & Rohera, Bhagwan. (2002). Comparative evaluation of rate of hydration and matrix erosion of HEC and HPC and study of drug
release from their matrices. European journal of pharmaceutical sciences. https://doi.org/10.1016/S0928-0987(02)00103-3.
Cellulose
to hidroksietil selulosa dibentuk
dengan mereaksikan alkali
Hydroxyethylcellulose selulosa dengan etilena
(hec) oksida
• HEC seringkali digunakan sebagai matriks pembawa zat aktif pada suatu sediaan.
• Matriks HEC jauh lebih tinggi dibandingkan dengan matriks HPC.
• Matriks HEC juga erosi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan matriks HPC.
• Pelepasan obat dari matriks HEC terjadi oleh transportasi non-Fickian, yaitu,
kombinasi difusi obat dan pembengkakan polimer
HEC larut dalam air panas atau dingin, tidak mengendap, dan
memungkinkannya memiliki berbagai karakteristik kelarutan dan
viskositas, serta gelasi non-termal.
Karena sifat HEC yang non-ionik, HEC dapat digunakan
berdampingan dengan berbagai polimer, surfaktan, dan garam
yang larut dalam air lainnya,
Karakterisasi Kapasitas retensi airnya dua kali lipat dari Na-CMC, dan memiliki
sifat pengatur aliran yang lebih baik
Penggunaan HEC dalam sistem koloid dapat meningkatkan
stabilitas viskositas dan dapat mencegah dari jamur
Sifat Fisika dan Kimia
Gooch, J. W. (2011). Natural Polymers. In Encyclopedic Dictionary of Polymers. https://doi.org/10.1007/978-1-4419-6247-8_7797
hidroksipropil
methylselulosa dibentuk
Cellulose dengan mereaksikan
propylene glycol ether
to dengan methyl chloride
Hydroxypropyl
methylcellulose
(HPMC)
Dalam kosmetik, peran hydroxypropyl methylcellulose memiliki kinerja:
• penahanan air yang tinggi
• membantu menghindari terbentuknya kerak dan penggumpalan
• meningkatkan ketahanan terhadap penyusutan, retak dan aliran vertikal
https://celluloseether.com/properties-of-hpmc-hydroxypropyl-methyl-cellulose/
Chitosan
Tingkat deasetilasi didefinisikan
sebagai persentase unit
glukosamin yang ada dalam
rantai kopolimer.
• Kitosan diperoleh melalui deasetilasi kitin parsial atau total dan dapat
Di bawah pH asam, gugus amino diklasifikasikan sebagai kopolimer 2-amino-2-deoksi-β-d-glukopiranosa
dalam rantai kitosan menjadi (glukosamin) dan 2-asetamin-2-deoksi-β-d- glucopyranose (N-
terprotonasi dan polimer larut acetylglucosamine).
dalam media berair. • Chitosan memiliki sifat yang mudah larut dalam media asam, kelarutannya
terkait dengan tingkat asetilasi, berat molekul, dan distribusi gugus asetil dan
amino di sepanjang rantai.
Karakterisasi
Gooch, J. W. (2011). Natural Polymers. In Encyclopedic Dictionary of Polymers. https://doi.org/10.1007/978-1-4419-6247-8_7797
Silk
gelatin Protein
Wheat
PROTEIN Silk
Sericin gluten
PROTEIN
collagen Zein
Protein terdiri dari gugus asam amino dan atau kelompok lain, yang
tergabung dengan ikatan amida, juga dikenal sebagai ikatan peptida.
Protein dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk, ukuran, kelarutan,
komposisi, dan fungsinya.
LIGNIN lignin adalah polimer aromatik yang paling melimpah di alam dan
merupakan polimer kedua yang paling melimpah berikutnya.
Lignin berasal dari kata latin lignum, yang berarti kayu yang merupakan
heteropolimer dengan struktur compleks yang bervariasi dan agak rumit.