Anda di halaman 1dari 3

3.2.

Sintesis Polistirena

Polistiren disintesis melalui polimerisasi dari monomer (stiren). Polimerisasi ini


merupakan polimerisasi radikal dengan pusat aktif berupa radikal bebas. Polistirena
dapat dibuat dengan cara polimerisasi larutan, emulsi, suspensi dan polimerisasi ruah.
Reaksi pembentukan polistirena dapat dilihat pada Gambar 3.3. Polistirena dengan
struktur ataktik dapat dibuat dengan polimerisasi radikal bebas menggunakan inisiator
senyawa peroksida seperti benzoil peroksida (BPO). Polimerisasi dengan
menggunakan katalis Ziegler-Natta akan menghasilkan polistirena dengan struktur
isotaktik. Mekanisme reaksi pembentukan polistirena dengan inisiator BPO adalah
sebagai berikut :

1. Tahap Inisiasi

Tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan adisi molekul monomer
pada salah satu radikal bebas yang terbentuk. Tahap ini melibatkan adanya
pembentukan radikal bebas. Dekomposisi secara termal senyawa peroksida dapat
menghasilkan radikal bebas, yakni radikal benzoiloksi seperti reaksi berikut :

2. Tahap propagasi

Tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal monomer yang
terbentuk dalam tahap inisiasi. Setelah radikal bebas terbentuk (R*) maka akan
bereaksi dengan monomer menghasilkan spesi pusat aktif. Selanjutnya penambahan
monomer (M) akan terjadi pada spesi pusat aktif secara bertahap. Reaksi sederhana
dapat dituliskan sebagai berikut RMi* + M →RMi + 1*atau

3. Tahap terminasi
Terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan
radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator. Pada tahap terminasi ini spesi
pusat aktif akan habis bereaksi sehingga perpanjangan rantai akan terhenti.

Gambar 2.9 Polimerisasi polistirena

Gambar 3.3 Polimerisasi Polistirena


BAB 4
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Polistirena adalah sebuah aromatik polimer yang tersusun dari monomer-


monomer stirena. Polistirena dibuat melalui proses polimerisasi adisi dengan cara
suspensi dengan 3 tahap mekanisme reaksi yaitu tahap inisiasi, tahap propagasi dan
tahap terminasi dan menggunakan katalis Ziegler-Natta maka menghasilkan polistirena
dengan struktur isotaktik . Sifat polistirena antara lain rapuh, transparan, kaku dan getas
dan memiliki kestabilan dimensional yang baik, mempunyai ketahanan yang baik
terhadap panas, memiliki temperatur transisi gelas berkisar 100 oC dan titik lelehnya

230 – 240oC, dll. Salah satu contoh aplikasi polistirena yaitu pemanfaatan polistirena
bekas sebagai bahan aditif dalam pembuatan aspal polimer. Sifat fisis polistirena yang
tahan terhadap air, kaku dan keras sehingga perlu ditambahkan sebagai bahan aditif
dalam pembuatan aspal polimer.

Anda mungkin juga menyukai