ABSTRAK
Indonesia adalah negara yang kaya berbagai sumber daya alam sehingga dapat menunjang pertumbuhan
perekonomian. Sumber daya hayati Indonesia sangat melimpah seperti Sargassum sp yang merupakan
salah satu jenis Alga coklat (Phaeophyta). Alginat adalah komponen utama penyusun dinding sel, terdiri
atas garam-garam kalsium, magnesium, natrium dan kalium alginat. Tujuan penelitian ini adalah
mensintesa Natrium Alginat (Na-Alginat), mempelajari pengaruh konsentrasi NaOH, mengkarakterisasi
dan mengidentifikasi, serta mengaplikasikannya sebagai pengemulsi, pendispersi sehingga
mempengaruhi sifat antibakterial sabun padat dari Minyak Dedak Padi (Rice bran oil), MDP.
Metodologi penelitian yang dilakukan adalah mengekstraksi Alginat melalui jalur asam dengan variabel
konsentrasi NaOH 2%, 4%, 8%, 10%, dan 12%, pemecahan sel menggunakan HCl 1%, ekstraksi dengan
Na2CO3 4%, konversi menjadi asam alginat dengan penambahan HCl 10 %. Konversi Asam alginat
menjadi Na-Alginat dilakukan dengan penambahan NaOH. Penambahan IPA (Isopropil alkohol)
dilakukan untuk pemurnian. Karakterisasi produk meliputi kadar air, pH, dan identifikasi produk
dilakukan dengan menggunakan FTIR (Fourier Transform Infra Red). Selanjutnya dilakukan uji
aplikasi sehingga mempengaruhi sifat antibakterial pada sabun padat MDP. Hasil penelitian
menunjukan kondisi terbaik adalah pada penambahan konsentrasi NaOH 4% dengan rendemen sebesar
10,95%, pH produk berkisar 5-9, kadar air sebesar 3,3% - 36,67 %. Hasil analisis FTIR menunjukan
produk yang dihasilkan merupakan Na-Alginat dengan adanya 3 puncak spesifik, gugus COO asimetris,
gugus hidroksil OH, dan COO simetris. Hasil uji aplikasi penambahan Na-Alginat terhadap sifat
antibakterial sabun padat dari minyak dedak padi menunjukkan hasil yang tidak efektif menghambat
pertumbuhan bakteri.
Kata Kunci : Alga coklat, FTIR, Natrium alginat, Natrium hidroksida
ABSTRACT
Indonesia is a country with abundant natural resources that support its economic growth. One of the
natural resources of Indonesia is Sargassum sp, a genus of brown algae (Phaeophyta). Alginate is the
main constituent of the cell walls, is composed of calcium salts, magnesium, sodium, and potassium
alginate. The purposes of this study were to synthesize Sodium Alginate, to analyze the effect of NaOH
concentration, to characterize and identify, as well as to apply as emulsifier, dispersant therefore it
*Korespondensi Penulis:
Email : ilmuhammadham16@gmail.com
370
Setyoaji, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri
affect an antibacterial properties of Rice Bran Oil bar soap, RBO. As the research method, the
extraction of Alginate was conducted through the acid pathway with the concentration of NaOH varied
into 2%, 4%, 8%, 10%, and 12%, cell disruption with 1% of HCI, extraction with 4% of Na2CO3, and
conversion into alginic acid with the addition of 10% of HCI. The conversion of alginic acid into Sodium
Alginate was conducted by adding NaOH. The addition of isopropyl alcohol was done for the
purification. The product characterization was carried out on the pH and water content, while the
identification was performed by using FTIR. Then, an evaluation was done for the application of
antibacterial properties on RBO bar soap. The results of this study showed that the best condition was
indicated from the addition of 4% NaOH concentration with 10.95% yields, 5-9 pH level, as well as
3.3% - 36.67% water content. The result of FTIR analysis indicated that the product obtained was
Sodium Alginate with asymmetric group COO, hydroxyl group OH , and symmetric group COO. The
evaluation result of Sodium Alginate on the antibacterial properties of rice bran oil bar soap indicated
an ineffective result in inhibiting bacterial growth.
Keywords : Brown algae, FTIR, Sodium Alginate, Sodium Hydroxyde
371
Vol. 7, No. 3, September 2019 Pembuatan Natrium Alginat dari Alga Coklat …
padi adalah hasil samping penggilingan padi. optimum dalam menghambat pertumbuhan
Di dalam dedak padi terkandung minyak bakteri. Kekuatan zat antibakteri tergantung
dedak padi, dimana terkandung di dalamnya terhadap ukuran zona hambat yang
asam lemak dengan ikatan C jenuh dan tidak dihasilkan. Semakin lebar ukuran zona
jenuh, sehingga bisa digunakan sebagai hambat maka semakin kuat zat antibakteri
bahan baku oleokimia dengan berbagai tersebut. Klasifikasi kekuatan zat antibakteri
macam proses, seperti produk metil ester, berdasarkan ukuran zona hambat : > 20 mm
epoksi minyak (Nugrahania, et.al., 2017), (sangat kuat); 10-20 mm (kuat); 5-10 mm
hasil pembukaan cincin oksiran dari epoksi (sedang); <5 mm (lemah) (Prasetyo, 2016).
minyak dedak padi (Nugrahanib, et.al., 2017) Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
disamping itu di dalam ekstrak minyak dedak mensintesa Natrium Alginat (Na-Alginat),
padi terkandung pula berbagai bahan aktif, mempelajari pengaruh konsentrasi NaOH
diantaranya penol yang mempunyai terhadap Na-Alginat, mengkarakterisasi dan
kemampuan sebagai antioksidan (Arab, et. mengidentifikasi Na-Alginat, serta
al., 2011) dan penghambatan terhadap bakteri mengaplikasikannya sebagai bahan aditif
(Wanna, et al., 2016). Pertumbuhan bakteri pengemulsi, pendispersi yang mempengaruhi
yang sifatnya merugikan dapat dikendalikan sifat antibakterial sabun padat dari Minyak
dan dihambat oleh suatu senyawa antibakteri. Dedak Padi (Rice bran oil).
Tujuan pemberian senyawa antibakteri
adalah untuk mencegah penyebaran penyakit, Bahan dan Metodologi
mencegah terjadinya infeksi, serta dapat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
mencegah terjadinya pembusukan dan adalah Sargassum sp, Aquadest, Na2CO3,
perusakan bahan yang disebabkan oleh HCl, NaOCl, NaOH, IPA (Isopropil
mikroorganisme (Simon, 2012). Mekanisme Alkohol), Minyak Dedak padi, Minyak
penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri Kelapa sawit, Asam stearat, etanol, gula, Na-
oleh senyawa antibakteri dapat berupa Alginat, BHT, EDTA.
perusakan dinding sel dengan cara Metodologi penelitian yang dilakukan adalah
menghambat pembentukannya atau sebagai berikut :
mengubahnya setelah selesai terbentuk,
Proses Pembuatan Na-Alginat
perubahan permeabilitas membran Menurut (Subaryono. 2015) Proses
sitoplasma sehingga menyebabkan keluarnya pembuatan Na-Alginat terdiri dari tahapan
bahan makanan dari dalam sel, perubahan sebagai berikut Rumput laut (Sargassum sp.)
molekul protein dan asam nukleat, kering ditimbang 2 kg dan dicuci dan
penghambatan kerja enzim, dan direndam di dalam HCl 1 % selama satu jam
penghambatan sintesis asam nukleat dan dengan perbandingan rumput laut dan air
protein (Prasetyo, 2016). Aktivitas
1:30 (b/v). Ekstraksi menggunakan larutan
antibakteri dari suatu zat dapat ditetapkan Na2CO3 divariasikan dari 2%, 4%, 7,5%, 8%,
antara lain dengan cara mengukur diameter dan 10% melalui dua tahap. Tahap pertama
daya hambat bakteri di sekitar area yang adalah ekstraksi rumput laut selama 60 menit,
mengandung zat antibakteri. Metode ini suhu 50-70oC kemudian dilakukan
disebut dengan metode difusi. Metode ini penggilingan. Tahap kedua yaitu proses
digunakan untuk mengukur kepekaan bakteri ekstraksi dengan kondisi yang sama.
terhadap suatu senyawa antibakteri. Semakin Selanjutnya proses penyaringan
besar aktivitas antibakteri maka diamteter menggunakan alat vibrator screen (150
daya hambat semakin besar. Berdasarkan mesh). Larutan NaOCl ditambahkan ke dalam
pengujian tersebut akan dicari konsentrasi filtrat sebanyak 4 % dari jumlah filtrat yang
372
Setyoaji, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri
dihasilkan, diaduk sehingga warna pucat dan Media TSA, Larutan Media Trypticase Soy
didiamkan satu jam. Asam alginat terbentuk Agar (TSA); Pembuatan Media Agar Miring;
karena penambahan larutan HCl 10 % ke Inokulasi Bakteri Staphylococcus aureusdan
dalam filtrat sehingga pH sebesar 3 dan Eschericia coli; Uji Daya Hambat
didiamkan selama satu jam. Asam alginat Antibakteri Pada Produk Sabun padat dari
terbentuk disaring dan dicuci dengan alat minyak dedak padi; Pertumbuhan bakteri
vibrator screen dan dibilas dengan air. Proses pada media agar diamati lalu diukur diameter
pengendapan asam alginat menggunakan daya hambat di area cakram dengan
NaOH 10 % yang ditambahkan pada gel asam menggunakan jangka sorong.
alginat kemudian diaduk hingga homogen
dan mencapai pH netral (6-7). Larutan alginat HASIL DAN PEMBAHASAN
dimasukkan ke dalam IPA (isopropil alkohol)
sambil diaduk hingga terbentuk serat natrium Proses pembuatan Natrium alginat
alginat. Serat tersebut diambil lalu dapat dilihat pada Gambar 1
dikeringkan di dalam alat pengering yang
selanjutnya digiling dan diayak hingga
menjadi tepung natrium alginat berukuran
100 mesh dan 80 mesh.
Karakterisasi dan Identifikasi Natrium
Alginat
Analisis terhadap Natrium alginat
meliputi Kadar Air dan pH. Sedangkan
identifikasi struktur menggunakan FTIR Gambar 1.
(Fourier transform infra red) a. Perendaman Rumput laut dengan HCl.
b. Konversi hasil Ekstraksi menjadi Asam
Proses Pembuatan Sabun Minyak Dedak Alginat.
Padi dengan Penambahan Natrium alginat c. Konversi Asam Alginat menjadi Na-
Asam stearat dilarutkan ke dalam Alginat.
minyak dedak padi, minyak kelapa sawit, dan d. Penyaringan Na-Alginat yang telah
BHT pada 60 – 80 °C, tambahkan NaOH 30% dimurnikan.
sehingga homogen. Selanjutnya tambahkan e. Penepungan dan Pengeringan Na-Alginat.
gula, EDTA (yang telah dilarutkan dalam f. Sample Produk Na-Alginat.
air), Natrium alginat ditambahkan hingga
homogen. Tambahkan etanol pada suhu 60 – Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap
80 °C sehingga transparan dan parfum pada Rendemen Na-Alginat
suhu 50-60C. Campuran dituang dalam Pada penelitian ini proses yang
cetakan, didiamkan sampai mengeras. digunakan adalah proses ekstraki asam
Preparasi Uji Hambat Pertumbuhan dengan langkah mengubah hasil ekstraksi
Bakteri Sabun Minyak dedak padi dengan menjadi asam alginat lalu diendapkan dengan
penambahan Natrium alginat NaOH sehingga terbentuk Na-Alginat.
Preparasi Uji Hambat Pertumbuhan Tabel 1 menunjukkan dengan semakin
Bakteri Sabun Minyak dedak padi dengan tingginya Konsentrasi NaOH, maka
penambahan Natrium alginat, terdiri dari Rendemen Natrium alginat semakin tinggi,
tahapan : Sterilisasi Alat dan Bahan; hal ini disebabkan karna pada proses
Pembuatan Larutan Fisiologis; Pembuatan pengndapan asam alginat menjadi Na-
Larutan Standard Mc Farland 1; Pembuatan Alginat semakin tinggi konsentrasi NaOH
373
Vol. 7, No. 3, September 2019 Pembuatan Natrium Alginat dari Alga Coklat …
8
6
y = -0.0011x4 + 0.0631x3 - 1.0411x2 + 5.9929x
4 R² = 0.9946
2
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Konsentrasi NaOH (%)
374
Setyoaji, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri
dan yang terkecil pada 8% Na2CO3, yaitu Tujuan dari analisa ini adalah untuk
pada sebesar 3,3%. Menurut Jian et al. (2014) mengetahui gugus fungsi yang terkandung
dan (Zailanie et al. 2001), pengendapan pada produk Na-Alginat hasil penelitian dan
menggunakan isopropil alkohol lebih efektif dibandingkan dengan produk Na-Alginat
jika dibandingkan dengan etanol, karena komersial menggunakan alat FTIR. Menurut
isopropil alkohol memiliki atom karbon yang Juet al. (2002), natrium alginat memiliki 3
mengikat gugus hidroksil (-OH) yang puncak spesifik, yaitu ikatan hidroksil pada
berikatan dengan dua karbon yang lainnya. daerah serapan sekitar 3500 cm-1, COO-
Isopropil alkohol bersifat polar dan mampu asimetris pada daerah serapan sekitar 1620
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul cm-1 dan COO- simetris pada daerah serapan
air. Gugus (-OH) pada isopropil alkohol sekitar 1410 cm-1 (Maharani A, dkk, 2017).
mudah menarik molekul air dalam alginat dan Menurut Bahar et al. (2012), sidik jari khas
mengakibatkan berbobot molekul tinggi, guluronat ditunjukkan pada daerah serapan
mengendap sehingga meningkatkan 890–900 cm-1 sedangkan sidik jari
viskositas alginat. Konsentrasi isopropil manuronat terdapat pada daerah serapan 810–
alkohol semakin tinggi maka viskositas 850 cm-1. Hasil gelombang yang dihasilkan
semakin tinggi karena penarikan kadar air disaljikan pada gambar berikut.
menjadi lebih efektif. Dari referensi gambar hasil pembacaan
FTIR dapat disimpulkan dan ditentukan hasil
Identifikasi Produk Natrium Alginat dari pembacaan FTIR produk pada Gambar 4.
100
80
2932.403 131.886
3328.143 405.234
3193.665 88.012
1297.603 58.615
1123.206 57.268
60
808.498 82.206
946.284 124.254
1405.838 696.829
1082.289 127.832
Na-Alginat
1590.794 2241.244
40
1023.746 877.999
20
2638.21 -0.00
%Transmittance
2929.46 11.42
0
1405.99 0.89
1348.61 -0.00
880.94 31.38
1220.94 82.82
1636.50 -0.00
1734.67 -0.00
788.08 33.07
928.04 62.39
3385.89 0.74
Na-Alginat
1101.57 50.59
948.24 37.15
-20
(NaOH
1031.46 260.84
4%)
-40
-60
-80
1145.75 1.41
Na-Alginat
1332.74 8.11
879.17 29.77
1122.77 34.48
3428.38 4.41
948.88 68.63
1597.69 143.17
812.68 32.80
719.61 20.34
1458.18 68.42
779.96 18.07
1082.86 85.19
1407.01 249.59
847.57 144.83
(NaOH
1025.77 189.34
-100
8%)
-120
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600
Wavenumber
375
Vol. 7, No. 3, September 2019 Pembuatan Natrium Alginat dari Alga Coklat …
376
Setyoaji, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri
377
Vol. 7, No. 3, September 2019 Pembuatan Natrium Alginat dari Alga Coklat …
378
Setyoaji, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri
379