Anda di halaman 1dari 31

Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

LAPORAN KEMAJUAN BELAJAR MANDIRI KETIGA


Nama : Faysal
NUPTK : 6449760661200002
No. Peserta PLPG : 17206018710058
Bidang Stusi Sertifikasi : Kimia
Sekolah Asal : SMAN 5 Kendari

A. RINGKASAN MATERI

BAB VI. SENYAWA KARBON, POLIMER, SENYAWA METABOLIT


SEKUNDER

6.1 Senyawa Karbon


6.1.1 Penggolongan Hidrokarbon
1. Berdasarkan jenis ikatan antar atomnya:
a. hidrokarbon jenuh: mengandung ikatan tunggal (–C – C–)
b. hidrokarbon takjenuh: mengandung ikatan rangkap (–C=C–) dan atau rangkap tiga
(C≡C–)
2. Berdasarkan bentuk rantai:

Alkana
Alifatik
(rantai terbuka) Alkena

Alkuna
Hidrokarbon

Alisiklik
Siklik
(rantai tertutup)
Aromatik

1. Alkana
Merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu senyawa hidrokarbon dengan
rantai terbuka dan semua ikatan karbon-karbonnya adalah ikatan tunggal. Terdapat juga
senyawa alkana rantai tertutup (siklik/ sikloalkana). Rumus umum kelompok senyawa alkana
adalah C2H2n+2

2. Alkena
Merupakan senyawa hidrokarbon alifatik takjenuh, yaitu senyawa hidrokarbon dengan
rantai terbuka dan terdapat satu ikatan rangkap pada ikatan karbon-karbonnya (–C=C–).
Alkena dengan dua buah ikatan rangkap disebut alkadiena, tiga buah ikatan rangkap disebut
alkatriena, dst. Terdapat juga senyawa alkena dengan rantai tertutup (siklik/ siklo alkena).
Rumus umum kelompok senyawa alkena adalah C2H2n.

1
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

3. Alkuna
Merupakan senyawa hidrokarbon alifatik takjenuh, yaitu senyawa hidrokarbon dengan
rantai terbuka dan terdapat satu buah ikatan rangkap tiga pada ikatan karbon-karbonnya.
Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap tiga disebut alkadiuna, sedangkan yang
mempunyai 1 ikatan karbon-karbon rangkap dan 1 ikatan karbon-karbon rangkap tiga disebut
alkenuna. Rumus umum kelompok senyawa alkuna adalah C2H2n-2.

4. Senyawa Alkana Rantai Siklik (tertutup/cincin)


Jika struktur senyawa alkana berbentuk cincin (tertutup/siklik), penamaannya diawali
dengan kata “siklo”, dan diikuti oleh nama alkana sesuai jumlah atom karbonnya.

Struktur

Jumlah atom C 3 4 5 6
Nama sikopropana siklobutana siklopentana sikloheksana

5. Alkena Rantai Siklik


Jika struktur senyawa alkena berbentuk cincin (tertutup/siklik), penamaannya diawali
dengan kata “siklo”, diikuti oleh nomor posisi ikatan rangkap dan nama alkena sesuai jumlah
atom karbonnya.

Struktur

Jumlah atom C 3 4 5 6
Nama Siklo-1-propena siklo-1-butena siklo-1-pentena siklo-1-heksena

6. Bezena (aromatik) dan turunannya


Benzena dengan rumus molekul C6H6 adalah salah satu kelompok senyawa
hidrokarbon siklik tak jenuh. Kelompok senyawa ini membentuk 3 ikatan sigma (δ) dan 1
ikatan pi (π) antaratom karbonnya yang merupakan ciri khas dari senyawa aromatik. Kekule
mengusulkan struktur lingkar enam dengan tiga ikatan rangkap yang berkonjugasi dan selalui
berpindah-pindah (beresonanasi)

H
H
H
C6 H6

H H
H
Cara penulisan struktur senyawa benzena

Pembentukan cincin benzena dapat digambarkan sebagai berikut. Setiap atom C


menggunakan dua orbital hibrida sp2 untuk membentuk ikatan dengan sesama atom C,
sedangkan satu orbital sp2 digunakan untuk mengikat atom hidrogen. Masing-masing atom C
masih mempunyai satu elektron bebas pada orbital p. Posisi orbital-orbital p itu tegak lurus
pada bidang segi 6. Dua orbital p yang berdekatan dapat bertumpang-tindih sisi dengan sisi

2
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

membentuk ikatan pi. Oleh karena jarak antar orbital p tersebut sutu terhadap yang lainnya
sama, maka tumpang-tindih dapat terjadi dengan orbital p di sebelah kiri atau kanan. Hal yang
sebenarnya terjadi adalah keenam orbital p itu saling tumpang-tindih, sehingga membentuk
awan elektron pada bagian atas dan bawah bidang segi 6 benzena. Jadi posisi elektron-elektron
p tidak tertentu antara dua atom C, melainkan terdelokalisasi seputar cincin. Hal inilah yang
menjadi ciri senyawa aromatik. Dengan demikian, benzena sangat stabil dan sukar mengalami
adhisi sebagaimana sifat senyawa hidrokarbon tidak jenuh lainnya (alkena dan alkuna).

a. Tata nama Benzena dan Turunananya


Dalam sistem IUPAC, cincin benzena dianggap sebagai induk. Gugus alkil (–R),
halogen (–X), atau nitro (–NO2) yang terikat pada cicin benzena dinamai dalam bentuk
awalan pada benzena. Namun demikian, banyak turunan benzena yang mempunyai nama
khusus yang lebih lazim digunakan.
Gugus bervalensi satu yang diturunkan dari benzena disebut gugus fenil atau aril
(C6H5–), sedangkan yang diturunkan dari toluena (C6H5–CH3) disebut gugus benzil (C6H5–
CH2–).
Jika terdapat dua subtituen, maka posisi subtituen dinyatakan dengan awalan:
1) o (orto), untuk posisi 1 dan 2
2) m (meta), untuk posisi 1 dan 3, dan
3) p (para), untuk posisi 1 dan 4
CH2

fenil benzil o (orto) m (meta) p (para)

Jika terdapat tiga subtituen atau lebih pada cincin benzina, maka dinyatakan
dengan angka sesuai dengan prioritas penomoran: –COOH; –SO3H; –CHO; –CN; –OH; –
NH2; –R; –NO2; –X.

NO2 CH3 CH=CH2

nitro benzena toluena stirena


OH OH CH3
O2 N NO2

Br fenol
o-bromofenol
NO2
2,4,6-trinitrotoluena (TNT)
NH2 COOH CHO

Anilina asam benzoat Benzaldehida


b. Sifat-sifat dan Reaksi Benzena
Sifat-sifat benzena diantaranya:

3
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

1) zat cair tidak berwarna, mudah menguap, dan bersifat racun


2) nonpolar atau tidak larut dalam air dan digunakan sebagai pelarut organik
3) kurang reaktif, tetapi mudah terbakar
4) mudah mengalami reaksi subtitusi dibandingkan reaksi adhisi
5) jenis pereaksi yang menyerang cincin bezena adalah pereaksi yang suka elektron
(elektrofil), seperti halogen (X2) dan HNO3.
Reaksi umum benzena adalah reaksi subtitusi pertama dan subtitusi kedua.
1) reaksi subtitusi pertama
 halogenasi: reaksi benzena dengan halogen menggunakan katalis FeCl3
 nitrasi: reaksi benzena dengan asam nitrat pekat halogen menggunakan katalis asam
sulfat pekat menghasilkan nitrobenzena
 sufonasi: reaksi benzena dengan asam sulfat pekat
 alkilasi: reaksi benzena dengan alkil halida menggunakan katalis AlCl3.
2) reaksi subtitusi kedua
Benzena dapat mengalami reaksi subtitusi kedua karena jauh lebih reaktif setelah
subtitusi pertama, namun sebagian kurang reaktif. Selain berpengaruh pada kereaktifan,
subtituen juga menentukan arah subtitusi berikutnya.
Pengarah orto-para umumnya bersifat mengaktifkan cicin benzena karena memiliki
pasangan elektron bebas, seperti: –NH2; –NHR; –NR2; –OH; –OR; –NHCOR; –C6H5; –
R; –X.
Pengarah meta umumnya bersifat mendeaktifkan cicin benzena, seperti: –COR; –
CO2R; –SO3H; –CHO; –CO2H; –CN; –NO2; –NR3+.

c. Kegunaan Benzena dan Turunannya


Kegunaan benzena dan turunannya diantaranya:
1) Benzena digunakan sebagai pelarut organik
2) Benzena merupakan bahan dasar membuat stirena, yaitu bahan untuk membuat karet
sintetis dan nilon-6,6.
3) Toluena digunakan sebagai pelarut dan bahan dasar membuat TNT (dinamit)
4) Fenol digunakan sebagai bahan antiseptik
5) Ester dari ssam salisilat dan asam asetat adalah obat dengan nama aspirin atau asetol
6) Asam benzoat digunakan sebagai bahan pengawet makanan
7) Anilina merupakan bahan dasar pembuatan zat warna diazo

6.1.2 Sifat-sifat Hidrokarbon


1. Sifat-sifat Fisik
a. titik didih dan titik leleh
Titik didih senyawa hidrokarbon dipengaruhi oleh masa atom relatif (Mr) dan bentuk
strukturnya. Semakin besar massa atom relatif (Mr) senyawa hidrokarbon, maka titik
didihnya semakin tinggi.
Pada senyawa alkana, semakin sedikit jumlah rantai cabang, maka titik didihnya
semakin tinggi.

b. kelarutan dalam air


Semakin panjang rantai karbon, maka kelarutan dalam air semakin rendah. Umumnya,
senyawa-senyawa hidrokarbon lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar.

c. wujud

4
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

Senyawa-senyawa hidrokarbon (alkana, alkena dan alkuna) dengan massa atom relatif
rendah (C1-C4) pada suhu kamar berwujud gas, sedangkan yang lainnya dapat
berwujud cair dan padat. Senyawa alkana yang mempunyai atom karbon lebih dari 17
berwujud padat. Contoh: Lilin (C20H42) dan tar (C28H58).

Tabel Wujud Senyawa Hidrokarbon C1-C10


Jenis Senyawa Jumlah Atom Karbon
hidrokarbon Alkana Alkena Alkuna
Gas C1-C4 C2-C4 C2-C4
Cair C5-C17 C5-C17 C5-C17
Padat C>17 C>17 C>17

2. Sifat-sifat Kimia
a. Reaksi-reaksi senyawa hidrokarbon
Senyawa-senyawa hidrokarbon memiliki tingkat reaktifitas yang berbeda-beda
tergantung dari jenis ikatan dan gugus yang terikat pada rantai karbonnya. Umumnya,
reaktifitas hidrokarbon semakin tinggi dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap.
Dengan demikian alkuna adalah hidrokarbon yang paling reaktif, selanjutnya alkena
dan yang kurang reaktif adalah alkana.

Tabel Jenis Reaksi Senyawa Hidrokarbon


Jenis
Jenis Reaksi Keterangan Senyawa Ilustrasi/contoh
Hidrokarbon
Reaksi antara suatu zat dengan
oksigen. Pada senyawa Alkana,
Pembakaran
hidrokarbon, reaksi Alkena, CxHy + O2  CO2 + H2O
(oksidasi)
pembakaran menghasilkan Alkuna
oksida karbon dan air
Subtitusi Reaksi penggantian atom H R H +X X R X +H X
oleh atom/gugus lainnya Alkana
(pergantian) alkana halogen haloalkana asam halida
Reaksi penjenuhan ikatan
Adhisi rangkap menjadi ikatan
Alkena, C C + XY C C
(penambahan/ tunggal, atau dari ikatan
Alkuna
penjenuhan) rangkap 3 menjadi ikatan
X Y
rangkap atau ikatan tunggal
Reaksi penguraian senyawa
atau reaksi pembentukan C C C C + XY
Eliminasi Alkana
ikatan rangkap, kebalikan dari
X Y
reaksi adisi
Reaksi pemecahan molekul
Perekahan C14H30  C7H16 + C7H14
besar alkana menjadi molekul- Alkana
(cracking) tetradekana heptana heptena
molekul yang lebih sederhana
Polimerisasi etena menjadi polietena
(plastik)
Polimerisasi Reaksi pembentukan polimer Alkena
nCH2=CH2  -CH2-CH2-CH2-CH2-  (-
CH2-CH2-)n

Reaksi adhisi senyawa hidrokarbon atau senyawa karbon khususnya alkena dan alkuna
berlaku aturan Markovnikov.

Atom hidrogen akan terikat pada atom karbon yang jumlah ikatan
hidrogennya lebih banyak.

5
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

CH3 CH3

CH3 C CH CH3 + H Cl CH3 C CH CH3

Cl H
2-metil-2-butena 2-kloro-2-metil butena

6.1.3 Isomer Hidrokarbon


Isomer berasal dari bahasa Yunani dari kata “iso”, artinya “sama” dan “meros” artinya
“bangun”. Isomer adalah senyawa-senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus molekul sama,
tetapi memiliki struktur atau orientasi ruang yang berbeda.

Kerangka (rantai) Alkana

Struktur Posisi (tempat) Alkuna

Fungsi
Isomer
Alkena
Geometris
Ruang

Optik

a. Isomer rangka/rantai adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi
memiliki kerangka atom karbon (rantai) yang berbeda.
b. Isomer posisi/letak adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi
memiliki posisi ikatan rangkap atau rangkap tiga yang berbeda.
c. Isomer fungsi adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi
memiliki gugus fungsi yang berbeda. Contoh: alkohol dengan eter; aldehid dengan keton;
asam karboksilat dengan ester.
d. Isomer geometris adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi
memilki konfigurasi (orientasi gugus-gugus dalam ruang) yang berbeda.
e. Isomer optik adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki
orientasi terhadap bidang optik yang berbeda. Pada senyawa-senyawa yang memiliki atom
karbon kiral yaitu atom karbon yang mengikat 4 atom yang berbeda.

1. Isomer pada Alkana

Alkana hanya memiliki isomer kerangka, dan dimulai dari alkana dengan jumlah atom
karbon 4 (butana).

Tabel Isomer Kerangka Senyawa Alkana dengan Jumlah Atom C4-C6


Jlh. atom Rumus Jumlah
Rumus Bangun Isomer Nama Isomer
C Kimia Isomer
4 C4H10 2 CH3-CH2-CH2-CH3 n-butana
CH3 CH CH3 2-metil propana
CH3
5 C5H12 3 CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 n-pentana
CH3 CH CH2 CH3 2-metil butana
CH3

6
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

Jlh. atom Rumus Jumlah


Rumus Bangun Isomer Nama Isomer
C Kimia Isomer
CH 3 2,2-dimetil propana
CH3 C CH3

CH3
6 C6H14 5 CH3-CH2-CH2-CH2- CH2-CH3 n-heksana
CH3 CH CH 2 CH2 CH 3 2-metil pentana
CH3
CH 3 CH 2 CH CH 2 CH3 3-metil pentana
CH 3
CH3 CH CH CH3 2,3-dimetil butana
CH3 CH3
CH3 2,2-dimetil butana
CH3 C CH2 CH3

CH3

Semakin panjang rantai C, semakin banyak jumlah isomer yang terbentuk. Sebagai
gambaran, jumlah isomer senyawa alkana C10H22 = 75 isomer, C15H32 = 4.347 isomer, dan
C20H42 = 366.319 isomer.

2. Isomer pada Alkena


Isomer pada alkena terdiri dari isomer struktur, yaitu isomer kerangka dan posisi serta
isomer ruang berupa isomer geometris.

a. Isomer kerangka
Seperti halnya alkana, isomer kerangka pada alkena disebabkan oleh perbedaan kerangka
karbon pada senyawa dengan rumus molekul sama. Selain itu, isomer kerangka pada
alkena harus memiliki nomor ikatan rangkap yang sama.

Contoh:
CH3 CH3

CH3 CH CH CH CH3 CH3 CH2 C CH CH3


(4-metil, 2-pentena) (3-metil, 2-pentena)

Perhatikan bahwa kedua senyawa alkena tersebut memiliki rumus molekul yang sama
(C6H12), dan posisi ikatan rangkap yang sama (C2), tetapi memiliki kerangka karbon yang
berbeda. Jika kita menggeser cabang metil (alkil) pada senyawa (4-metil, 2-pentena) dari
atom C4 ke atom C3, maka kita akan mendapatkan isomernya yaitu senyawa (3-metil, 2-
pentena).

CH3 CH3

CH3 CH CH CH CH3 CH3 CH2 C CH CH3


5 4 3 2 1
5 4 3 2 1
Perhatikan bahwa posisi ikatan rangkap pada kedua senyawa sama-sama berada pada atom C2.

b. Isomer Posisi
Isomer yang disebabkan oleh perbedaan posisi ikatan rangkap pada rantai karbon. Pada
senyawa alkena, isomer ini dimulai dari alkena dengan jumlah atom karbon 4.

7
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

Contoh:
CH3 CH3

CH3 CH CH CH CH3 CH3 CH CH2 CH CH2


5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

4-metil-2-pentena 4-metil-1-pentena

c. Isomer Geometris
Isomer yang disebabkan oleh perbedaan letak geometris dari gugus yang terikat pada rantai
atom C yang berikatan rangkap. Isomer ini hanya terdapat pada senyawa alkena. Isomer
geometris terdiri dari:
 Isomer cis; yaitu posisi gugus saling sejajar pada bidang kerangka atom karbon yang
memiliki ikatan rangkap
 Isomer trans, yaitu posisi gugus saling bersilangan pada bidang kerangka atom karbon
yang memiliki ikatan rangkap

Contoh:
sejajar bersebrangan

H H H CH 2 CH3
C C
C C
CH3 CH2 CH2 CH3 H
CH3 CH2

sejajar
bersebrangan

H 3 4 H 5 6
H 3 4 CH 2 CH 3
1 2 C C 5 6
C C
CH 3 CH 2 CH2 CH 3
CH3 CH2 H
1 2
cis-3-heksena trans-3-heksena

3. Isomer pada Alkuna


Pada alkuna, terdapat dua jenis isomer yaitu isomer kerangka dan isomer posisi.
a. Isomer kerangka
Seperti halnya alkana dan alekna, isomer kerangka pada alkuna disebabkan oleh perbedaan
kerangka karbon pada senyawa dengan rumus molekul sama. Sama seperti alkena, isomer
kerangka pada alkuna harus memiliki nomor ikatan rangkap tiga yang sama.

Contoh:
CH 3 CH 3

CH 3 CH CH 2 C CH CH 3 CH 2 CH C CH
(4-metil-1-pentuna) (3-metil-1-pentuna)

Perhatikan bahwa kedua senyawa alkuna tersebut memiliki rumus molekul yang sama
(C6H10), dan posisi ikatan rangkap yang sama (C1), tetapi memiliki kerangka karbon yang
berbeda. Jika kita menggeser cabang metil (alkil) pada senyawa (4-metil, 1-pentuna) dari
atom C4 ke atom C3, maka kita akan mendapatkan isomernya yaitu senyawa (3-metil, 1-
pentuna).

8
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

CH3 CH3

CH3 CH CH2 C CH CH3 CH2 CH C CH


5 4 3 2 1

(4-metil-1-pentuna) (3-metil-1-pentuna)

b. Isomer posisi
Seperti halnya alkena, isomer posisi pada alkuna disebabkan oleh perbedaan posisi ikatan
rangkap tiga pada rantai karbon. Pada senyawa alkuna, isomer ini dimulai dari alkuna
dengan jumlah atom karbon 4.

1 2 3 4 1 2 3 4
CH3 C C CH3 CH3 CH2 C CH
(1-butuna) (2-butuna)

6.1.3 Senyawa Turunan Alkana


1. Gugus Fungsi
Gugus fungsi adalah atom atau gugus atom yang paling menentukan sifat suatu
senyawa. Gugus fungsi merupakan ciri khas dari suatu homolog dan merupakan pusat
reakstivitas molekul. Beberapa golongan senyawa karbon merupakan turunan dari alkana,
dimana satu atau lebih atom hidrogennya digantikan oleh gugus fungsi tertentu sehingga nama
senyawa/kelompok senyawanya tetap diturunkan dari alkana. Berikut tabel yang menyajikan
gugus fungsi beberapa senyawa karbon.

Tabel penggolongan senyawa turunan alkana


Nama Golongan
Gugus Fungsi Struktur Rumus Umum
Senyawa
Alkohol (alkanol) Hidroksil: – OH R – OH CnH2n+2O
Eter (alkoksialkana) Eter: – O – R–O–R CnH2n+2O
(alkil alkil eter)
Aldehida (alkanal) O O CnH2nO
Karbonil: C R C H
Keton (alkanon) O CnH2nO
Alkil alkil keton
R C R'
Asam karboksilat O O CnH2nO2
(asam alkanoat)
Karboksil: C OH H C OR'
Ester (alkil alkanoat) O O CnH2nO2

C OR' R C OR'
Ester:
Haloalkana Haloalkana: – X R–X CnH2n+1X
(alkil halida)
Amida O O

C NH2 R C NH2

Selain sembilan kelompok senyawa turunan alkana diatas, dikenal juga kelompok
senyawa benzena (aromatik = C6H6) dan amina (berasal dari NH3).

9
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

a. Alkohol dan eter


Alkohol dan eter dengan rantai C yang sama mempunyai rumus molekul sama, tetapi
gugus fungsional berbeda, sehingga alkohol dan eter berisomer fungsi dengan rumus umum
CnH2n+2O. Perbedaan sifat alkohol dan eter serta contoh isomernya disajikan pada tabel
berikut.

No. Alkohol Eter


1. Mudah larut dalam air Sukar larut dalam air
2. Titik didih tinggi Titik didih rendah
3. Bereaksi dengan Na Tidak bereaksi dengan Na
4. Bereaksi dengan PX3 Tidak bereaksi dengan PX3

Rumus molekul alkohol eter


C2H6O etanol metoksimetana
C3H8O propanol metoksietana

Alkohol (alkanol)
Alkohol dapat dipandang sebagai turunan alkana, dimana 1 atom H pada alkana
digantikan oleh gugus hidroksil (-OH), sehingga nama IUPAC alkohol diturunkan dari nama
alkana dengan mengganti akhiran a dengan ol. Nama lazim alkohol adalah alkil alkohol.
CH4 = metana CH3-OH = metanol metil alkohol
C2H6 = etana C2H5-OH = etanol etil alkohol
Berdasarkan jumlah gugus hidroksilnya, alkohol dikelompokkan menjadi:
1) monoalkohol, jika hanya memiliki satu gugus fungsi hidroksil
2) polialkohol, jika memiliki lebih dari satu gugus fungsi hidroksil. Contoh: etilen glikol
(etanadiol) HO-CH2-CH2-OH, digunakan sebagai campuran air radiator kendaraan
bermotor agar tidak membeku di bawah nol atau sebagai bahan serat sintetik poliester
(tetoron).
Berdasarkan letak gugus hidroksilnya, alkohol dikelompokkan menjadi:
1) alkohol primer, jika gugus hidroksil terikat pada atom C primer: R – OH
2) alkohol sekunder, jika gugus hidroksil terikat pada atom C sekunder
3) alkohol tersier, jika gugus hidroksil terikat pada atom C tersier:
R
R R C OH

R CH OH R
alkohol sekunder alkohol tersier
Alkohol primer, sekunder dan tersier dapat dibedakan menggunakan reaksi oksidasi
dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan KMnO4, H2CrO4, K2Cr2O7 atau O2).
Alkohol primer teroksidasi menjadi aldehid dan selanjutnya teroksidasi menjadi asam
karboksilat. Alkohol sekunder teroksidasi menjadi keton, sementara alkohol tersier tidak tidak
teroksidasi.
Sifat-sifat alkohol:
1) Semua alkohol berwujud cair pada suhu ruang dan memiliki titik didih tinggi, memiliki titik
uap cukup tinggi sehingga mudah terbakar
2) Larut dalam air
3) Bereaksi dengan logam natrium membentuk garam natrium alkoksida dan melepas H2
4) Bereaksi dengan PX3 membentuk alkil halida dan asam fosfit
5) Jika dipanaskan dengan H2SO4 pekat, maka terjadi reaksi dehidrasi (atom H dan gugus OH
dilepas sebagai molekul air)
- pada suhu 1300C - 1400C menghasilkan ester

10
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

- pada suhu 1700C - 1800C menghasilkan alkena


6) Bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester

Eter (alkoksialkana)
Eter dianggap sebagai turunan alkohol dimana atom H dari gugus hidroksil digantikan
oleh gugus alkil (R). Nama IUPAC eter adalah alkoksialkana, dalam hal ini satu atom hidrogen
alkana digantikan oleh gugus alkoksi (-OR). Sedangkan nama lazimnya adalah alkil alkil eter.

CH3-CH3 = etana CH3-O-CH3 = metoksimetana = dimetil eter


CH3-CH2-CH3 = propana CH3-CH2-O-CH3 = metoksietana = etil metil eter

Sifat-sifat eter:
1) Berbau menusuk dan digunakan sebagai obat bius
2) Memiliki titik didih rendah sehingga mudah menguap dan terbakar
3) Sukar larut dalam air karena memiliki kepolaran yang rendah
4) Sukar bereaksi sehingga digunakan sebagai pelarut organik
5) Bereaksi dengan asam halida kuat, dimana gugus alkil panjang membentuk alkohol dan gugus
alkil pendek membentuk alkil halida

b. Aldehida dan keton O


Aldehida dan keton memiliki gugus fungsi yang sama yaitu karbonil (– C –), namun
satu atom H pada C gugus fungsi pada aldehida (– CHO) digantikan oleh gugus alkil (R)
sebagai keton (–CO-R). Aldehida dan keton dengan rantai C yang sama mempunyai rumus
molekul sama, tetapi gugus fungsional berbeda, sehingga alkohol dan eter berisomer fungsi
dengan rumus umum CnH2nO. Perbedaan sifat aldehida dan keton serta contoh isomernya
disajikan pada tabel berikut.

No. Aldehida Keton


1. Reaksi dengan H2 menghasilkan alkohol primer Reaksi dengan H2 menghasilkan alkohol
sekunder
2. Mereduksi pereaksi Fehling dan Tollens Tidak mereduksi pereaksi Fehling dan Tollens
3. Paling sederhana dimulai dari C-1 Paling sederhana dimulai dari C-3
4. Reaksi dengan alkohol menghasilkan hemiasetal dan Reaksi dengan alkohol menghasilkan hemiketal
asetal dan ketal

Rumus molekul Aldehida Keton


C3H6O propanal propanon
C4H8O butanal butanon

Aldehid (alkanal)
Nama IUPAC aldehida diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan menggantikan
akhiran a dengan al. Atom C gugus fungsi aldehid selalu menempati nomor satu, sehingga
posisi gugus fungsi tidak perlu dinyatakan. Aldehid paling sederhana mengandung satu atom C
sebagai metanal (formaldehida). Nama lazim aldehida diturunkan dari nama lazim asam
karboksilat yang sesuai dengan menggantikan akhiran at menjadi aldehida.

Jumlah
Alkana Aldehida Asam Karboksilat Aldehida
atom C
1 metana metanal asam format formaldehida
2 etana etanal asam asetat asetaldehida
3 propana propanal asam propionat propionaldehida
4 butana butanal asam butirat butiraldehida

11
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

Sifat-sifat aldehida:
1) Bersifat polar, sehingga mudah larut dalam air. Larutan metanal 40-45% dalam air disebut
formalin, digunakan sebagai zat pengawet.
2) Dapat direduksi oleh gas hidrogen menghasilkan alkohol primer
3) Dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat
4) Mereduksi larutang Fehling menghasilkan endapan merah (Cu2O)
5) Mereduksi larutan Tollens menghasilkan endapan cermin perak (Ag)
6) Reaksi aldehid dengan alkohol menghasilkan hemiasetal, semendara itu dengan alkohol
berlebih menghasilkan asetal

Keton (alkanon)
Nama IUPAC keton diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan menggantikan
akhiran a dengan an. Atom C gugus fungsi keton selalu menempati bagian tengah diantara dua
gugus alkil, sehingga posisi gugus fungsi perlu dinyatakan. Keton paling sederhana
mengandung 3 atom C sebagai proanon (aseton).
Sifat-sifat keton:
1) Keton rantai pendek cukup mudah larut dalam air.
2) Banyak senyawa keton yang berbau harum sehingga digunakan sebagai bahan campuran
parfum
3) Keton dapat direduksi dengan gas hidrogen menghasilkan alkohol sekunder
4) Keton tidak dapat mereduksi peraksi Fehling dan Tollens karena tidak memiliki atom
Hidrogen bebas pada atom C gugus fungsinya.

c. Asam karboksilat dan ester


Asam karboksilat dan ester dengan rantai C yang sama mempunyai rumus molekul
sama, tetapi gugus fungsional berbeda, sehingga asam karboksilat dan ester berisomer fungsi
dengan rumus umum CnH2n+2O2. Asam kerboksilat paling sederhana memiliki atom C satu
sebagai asam metanoat, sementara ester paling sederhana memiliki atom C dua sebagai metil
metanoat (metil formiat). Perbedaan sifat Asam karboksilat dan ester serta contoh isomernya
disajikan pada tabel berikut.

No. Asam karboksilat Ester


1. Bersifat asam lemah sehingga dapat Bereaksi dengan basa menghasilkan
bereaksi dengan basa menghasilkan garam karboksilat dan alkohol
garam (penetralan) (sponifikasi)
2. Bereaksi dengan alkohol menghasilkan Mengalami hidrolisis menghasilkan
ester (esterifikasi) asam karboksilat dan air
3. Suku terendah dimulai dari C = 1 Suku terendah dimulai dari C = 2

Rumus molekul Asam Ester


karboksilat
C2H6O etanol metoksimetana
C3H8O propanol metoksietana

Asam karboksilat (asam alkanoat)


Asam karboksilat disebut juga asam organik karena kelompok senyawa ini diperoleh
dari hasil metabolisme makhluk hidup. Nama IUPAC kelompok senyawa asam karboksilat
diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan menambahkan awalan kata asam dan
mengganti akhiran a dengan oat sebagai ciri gugus fungsi karboksil (-COOH). Karena
kelompok senyawa asam karboksilat merupakan senyawa asam organik, maka nama

12
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

trivial/lazimnya disebutkan berdasarkan asal perolehannya. Suku terendah dimulai dari C = 1


sebagai asam metanoat atau asam format (HCOOH).

Jumlah
Alkana Rumus Molekul Nama IUPAC Nama Lazim Sumber
Atom C
1 matana HCOOH Asam Asam format formica =
matenoat semut
2 etana CH3COOH Asam etanoat Asam asetat acetum = cuka
3 propana CH3CH2COOH Asam Asam Protopion =
propanoat propionat lemak pertama
4 butana CH3(CH2)2COOH Asam Asam butirat Butyrum =
butanoat mentega
5 pentana CH3(CH2)3COOH Asam Asam valerat Valere =
pentanoat tanaman valere

Selain asam-asam sederhana di atas, ditemukan dari penguraian lemak (asam lemak),
seperti asam palmitat/ asam heksadekanoat (palem), asam stearat/ asam oktadekanoat (stear =
lemak), asam oleat (oleum) dll. Asam oleat memiliki ikatan rangkap (– CH = CH –) dalam
rantai alkilnya sehingga atom hidrogennya lebih sedikit dibandingkan dengan asam stearat.
Asam karboksilat dengan dua gugus fungsi karboksil disebut asam alkanadioat,
dengan tiga gugus fungsi karboksil disebut asam alkantrioat, dan seterusnya.

HOOC – COOH asam 1,2-etanadioat = asam oksalat (dari tumbuhan oksalis)


COOH COOH COOH
Asam 2 hidroksi-1,2,3 propanatrioat = Asam sitrat (jeruk)
H2C C CH2

OH
Sifat-sifat asam kaboksilat:
1) asam lemah, sebab hanya sebagian kecil yang terionisasi dalam air sehingga memiliki
tetapan kesetimbangan asam (Ka). Semakin pendek rantai karbonnya, kekuatan asamnya
semakin bertambah. Ka HCOOH = 1,0 x 10-4; Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5.
2) Bereaksi dengan basa menghasilkan garam (reaksi penetralan)
CH3COOH (aq) + NaOH (aq)  CH3COONa (aq) + H2O (l)
3) Bereaksi dengan alkohol membentuk ester (esterifikasi)
CH3COOH + CH3OH  CH3COOCH3 + H2O
4) Larut dengan baik dalam air. Semakin panjang rantai karbonnya kelarutannya semakin
berkurang.

Ester
Nama ester diturunkan dari alkil alkanoat. Gugus alkil adalah gugus karbon yang terikat
pada atom O (R’), sedangkan gugus alkanoat adalah gugus R-COO-. Atom karbon gugus
fungsi masuk ke dalam bagian alkanoat. Nama lazim ester diturunkan dari asam karboksilat
yang sesuai dengan gugus alkanoat. Suku terendah dimulai dari C = 2 sebagai metil metanoat
(metil format, HCOOCH3).

Jumlah
Asam karboksilat Rumus Molekul Nama IUPAC Nama Lazim
Atom C
2 Asam etanoat HCOOCH3 metil metanoat metil format
3 Asam propanoat CH3COOCH3 metil etanoat metil asetat
4 Asam butanoat CH3COOCH2CH3 Butyrum = mentega etil asetat

13
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

Sifat-sifat ester:
1) semua zat pengharum (esen) yang ada pada tumbuhan adalah ester.
Buah Ester Rumus molekul
pisang amil asetat CH3COOC5H11
apel amil valerat C4H9COOC5H11
jambu amil butirat C3H7COO C5H11
nenas butil butirat C3H7COO C4H9
mangga propil butirat C3H7COO C3H7

2) gliserida adalah ester dari gliserol (polialkohol) dan asam karboksilat jenuh atau disebut
lemak. Minyak nabati menganduk gliserol dari asam lemak tidak jenuh disebut minyak.
O
H 2C O C R
H 2C OH O O
HC OH + 3R C OH HC O C R + 3 H 2O
O
H 2C OH
H 2C O C R
gliseol asam karboksilat trigliserida

3) ester mengalami hidrolisis menghasilkan asam karboksilat dan alkohol


CH3COOCH2CH3 + H2O  CH3COOH + CH3CH2OH
4) bereaksi dengan basa, menghasilkan garam karboksilat dan alkohol
CH3COOCH2CH3 + NaOH  CH3COONa + CH3CH2OH
5) Jika ester yang direaksikan dengan basa adalah lemak, maka garam yang terbentuk disebut
sabun (saponifikasi).

d. Haloalkana
Haloalkana adalah senyawa turunan alkana dimana satu atau lebih atom hidrogennya
digantikan oleh atom halogen (F, Cl, Br, I). Nama IUPAC haloalkana diturunkan dari alkana
yang sesuai dengan nama halogen dan posisinya sebagai nama depan (fluoro, kloro, bromo,
iodo). Jika terdapat lebih dari satu atom halogen, maka panomoran didasarkan prioritas
kereaktifan (F – Cl – Br – I), tetapi penulisannya berdasarkan urutan abjad.

CH3–CHCl–CH2–CH3 2-kloro butana


CH2Br–CHBr–CH2Cl 2,3-dibromo-1-kloropropana

Haloalkena adalah senyawa turunan alkena dimana satu atau lebih atom hidrogennya
digantikan oleh atom halogen.

CH2 = CHCl kloroetana


CHCl = CHCl 1,2-dikloroetana

Haloalkana mempunyai kegunaan praktis dalam berbagai bidang:


1) sebagai anestesi: Dulunya kloroform, CHCl3 digunakan sebagai anestesi namun karena
menyebabkan kerusakan hati maka digantikan dengan kloroetana, C2H5Cl.
2) sebagai antiseptik: Iodoform, CHI3
3) sebagai pelarut: tetraklorometana, CCl4
4) sebagai pemadam api: CCl4 dan CBrClF2 (BCF)
5) sebagai pendingin: klorofluorokarbon (CFC) atau dikenal sebagai freon
6) sebagai insektisida: diklorodifeniltrikloroetana (DDT)

14
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

Reaksi-reaksi senyawa haloalkana meliputi:


1) subtitusi dengan gugus –OH jika direaksikan dengan suatu basa kuat
CH2CH2-Cl + NaOH  CH2CH2-OH + NaCl
2) eliminasi HX jika dipanaskan dengan suatu alkoksida
Reaksi eliminasi HX berlaku aturan Zaytzeff:

atom hidrogen akan dilepas dari atom karbon yang mengikat atom hidrogen paling sedikit

Cl

CH3 CH CH2 CH3 + CH3 OK CH3 CH CH CH3 + CH3 OH + KCl

2. Keisomeran Optis
Pada bagian senyawa hidrokarbon telah dirangkum isomer kerangka, posisi, dan
geometris. Pada bagian turunan senyawa alkana juga telah dirangkum isomer gugus fungsi,
masing-masing: alkohol dengan eter, aldehid dengan keton, asam karboksilat dan ester. Pada
bagian ini hanya dirangkum isomer optis.
Isomer optis adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi
memiliki sifat memutar bidang polarisasi berbeda. Ada yang memutar ke kanan (serah jarum
jam) (+) atau d (dekstro) dan ada yang memutar ke kiri (berlawanan jarum jam) (–) atau l
(levo). Senyawa-senyawa yang dapat memutar bidang polarisasi disebut senyawa optis aktif.
Keisomeran optis disebabkan adanya atom karbon asimetrik dalam molekul, yaitu
atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda. Senyawa yang memiliki atom C asimetrik
bersifat kiral (khiral = tangan kita), yaitu mempunyai bentuk yang sama namun tidak
setangkup (tidak bisa saling menindih).
Keisomeran optis terjadi akibat adanya atom karbon asimetrik dalam molekul, yaitu
atom karbon yang mengikat empat gugus fungsi yang berbeda dan bersifat kiral (khiral =
tangan kita). Artinya, kedua molekul tersebut memiliki bentuk yang sama tetapi tidak
setangkup (tidak bisa saling menindih) atau molekul satu merupakan bayangan cermin dari
molekul lainnya.
Atom C kiral (C*) pada molekul 2-butanol mengikat 4 gugus, yaitu: –OH, C2H5–, CH3–
dan H–.

(–) 2-butanol (+) 2-butanol

Senyawa yang menandung n atom C asimetris memiliki jumlah isomer optis sebanyak
2n. Pada molekul asam 1,2-dihidroksi butanoat terdapat 2 atom C asimetris, sehingga memiliki
isomer optis sebanyak 22 = 4.

H H
*
CH3 C C* COOH asam 1,2-dihidroksi butanoat

OH OH

15
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

Dua isomer yang merupakan bayangan cermin satu dengan yang lainnya disebut
enansiomer. Isomer-isomer yang bukan enansiomer disebut diastereoisomer. Dua enensiomer
mempunyai sudut putar yang sama namun arah yang berbeda. Dua distereoisomer mempunyai
sudut putaran yang berbeda. Campuran ekuimolar dua enensiomer tidak memutar bidang
polarisasi disebut campuran rasemat dan bersifat optis tak aktif.

COOH COOH COOH COOH

H C OH HO C H H C OH HO C H

H C OH HO C H HO C H H C OH

CH3 CH3 CH3 CH3


(I) (II) (III) (IV)

(I) dan (II); (III) dan (IV) = enansiomer; (I) dan (III); (II) dan (IV) = diastereoisomer

Konfigurasi molekul sangat berperan dalam reaksi-reaksi biokimia, karena molekul


yang terlibat bersifat kiral. Dalam dunia farmasi sering ditemui suatu senyawa molekul dapat
digunakan sebagai obat, sedangkan enensiomernya bersifat racun.

3. Amina dan Amida


Amida adalah kelompok senyawa yang diturunkan dari asam karboksilat dengan gugus
hidroksil digantikan gugus amin (–NH2). Pemanasan garam amonium dari asam karboksilat
menyebabkan lepasnya molekul air dan terbentuk aminda. Tata nama amida diturunkan dari
nama lazim asam karboksilat yang sesuai dengan menghilangkan kata asam dan akhiran at
diganti kata amida. Amida merupakan salah satu kelompok senyawa yang berperan dalam
metabolisme dan biokimia karena merupakan struktur asal dari asam amino yang membentuk
protein melalui ikatan-ikatan peptida.
O O O

R C NH2 H3 C C OH H3 C C NH2
rumus umum amida
asam asetat asetamida
Amina adalah senyawa organik turunan dari amonia dengan satu atau lebih gugus
organik (R) yang mensubtitusi atom H. Penggolongannya amina sederhana didasarkan pada
jumlah atom H yang terikat pada atom nitrogen. Amina primer mempunyai dua atom H, amina
sekunder mempunyai 1 atom H dan amina tersier tidak memiliki atom H. Amina sederhana
biasanya dinamai dengan gugus alkil yang diikuti dengan akhiran amina. Subtituen pada
nitrogen kadang-kadang didahului dengan awalan N.

amonia
.. amina primer
.. amina sekunder
.. amina tersier
..
H NH2 R NH2 R NH R N R

R R
CH3 CH2 NH2 CH3NCH2 CH3 CH3 NCH2 CH2 CH3

H CH2 CH3
etilamina etimetilamina etil metil propil amina

16
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

6.2 Polimer
Polimer adalah makromolekul yang dibangun oleh unit-unit molekul sederhana yang
disebut monomer. Polimer berasal dari gabungan kata: poly (banyak) dan meros (bagian).
Makromolekul adalah suatu sistem himpunan dari molekul atau kumpulan molekul kecil
hingga membentuk molekul dengan jumlah yang banyak dan bentuk yang besar.

6.2.1 Penggolongan Polimer


Reaksi pembentukan polimer dari monomernya disebut reaksi polimerisasi. Secara
umum, reaksi pembentukan polimer dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) polimerisasi adhisi
dan polimerisasi kondensasi. Polimer adhisi adalah polimer yang terbentuk dari monomer-
monomer yang memiliki ikatan rangkap berdasarkan reaksi adhisi. Polimer konsendasi adalah
polimer yang terbentuk dari monomer-monomer yang memiliki setidaknya dua gugus aktif
sehingga melapaskan molekul kecil seperti H2O dan CH3OH.
Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer sintesis.
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam, sedangkan polimer sintesis adalah polimer
yang dibuat di pabrik dan tidak terdapat di alam.
Berdasarkan monomernya, polimer dibedakan menjadi homopolimer dan kopolimer.
Homopolimer terbentuk dari satu jenis monomer, sedangkan kopolimer terbentuk dari dua
jenis atau lebih monomer.
Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dibedakan menajdi polimer termoplastik
dan polimer termosetting.
1. Polimer termoplastik adalah polimer yang lunak jika dipanaskan. Polimer jenis ini dapat
dibentuk ulang. Polimer termoplastik terdiri dari molekul-molekul rantai lurus atau
bercabang. Contohnya: polietilena, PVC, dan polipropilena.
2. Polimer termosetting adalah polimer yang tidak melunak jika dipanaskan, akibatnya tidak
bisa dibentuk ulang. Polimer termosetting terdiri atas ikatan silang antarrantai, sehingga
terbentuk bahan yang keras dan lebih kaku. Contoh: bakelit, yaitu plastik yang digunakan
untuk peralatan listrik.

Sifat
Polimer Monomer Polimerisasi Sumber Contoh
Panas
Protein Asam amino kondensasi Termosetting Alami Wol, sutera
(monopolimer)
Amilum Glukosa kondensasi Termosetting Alami Beras, gandum
(monopolimer)
Selulosa Glukosa kondensasi Termosetting Alami kayu
(monopolimer)
Asam nukleat Nukleotida kondensasi Termosetting Alami DNA, RNA
(monopolimer)
Karet alam Isoprena Adhisi Termosetting Alami Getah pohon
(monopolimer) karet
Polietilena Etena Adhisi Termoplastik Sintesis Plastik
(monopolimer)
PVC Vinilklorida Adhisi Termoplastik Sintesis Pipa
(monopolimer)
Polipropilena Propena Adhisi Termoplastik Sintesis Botol plastik
(monopolimer)
Teflon Tetrafluoroetilena Adhisi Termosetting Sintesis Panci anti
(monopolimer) lengket
Nilon 6,6 Asam tereflatat dan Kondensasi Termosetting Sintesis Parasut, jas
heksametilendiamina hujan
(kopolimer)

17
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

6.2.3 Biomolekul
Pada umumnya biomolekul merupakan molekul-molekul raksasa dalam bentuk primer
yang disusun oleh monomer yang lebih kecil dan sederhana. Biomolekul dapat digolongkan dalam
4 golongan, yakni protein, karbohidrat, lipida dan asam nukleat.

1. Protein
Protein merupakan polimer alam dengan unit penyusun (monomer) berupa asam
amino yang terikat melalui ikatan peptida (-CO-NH-), yaitu suatu ikatan yang mengaitkan
dua molekul asam amino. Asam amino adalah suatu golongan senyawa karbon yang setidaknya
mengandung satu gugus karboksil (–COOH), dan satu gugus amino (–NH2). Fungsi biologi
protein adalah pembangun, pengatur, pertahanan dan sumber energi.
H+
H O

NH2 C C OH H O H O
+ -
R NH2 C C OH NH3 C C O

Struktur umum R R
asam amino
Ion zwitter

Gugus –R pada asam amino adalah gugus pembeda antara satu asam amino dengan
asam amino lainnya, karena dapat berperan menentukan struktur, kelarutan, serta fungsi
biologis dari protein. Misalnya, bersifat hidrofil, hidrofob, asam, basa, mengandung belerang
atau mengandung cincin aromatik. Semua asam amino bersifat optis aktif karena memiliki
atom C asimetris, kecuali glisin.
Asam amino dengan gugus karboksil bersifat asam, sementara gugus amino bersifat
basa, jadi asam amino bersifat amfoter sehingga dapat mengalami reaksi asam-basa
intramolekulnya membentuk suatu ion dipolar yang disebut ion zwitter. pH pada saat asam
amino tidak bermuatan disebut titik isoelektrik.
Asam amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh disebut asam amino esensial,
sementara asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh disebut asam amino nonesensial.
Contoh asam amino nonesensial adalah valin, leusin, dan isoleusin.
Protein memiliki empat tingkatan struktur, yaitu struktur primer, sekunder, tersier, dan
kuarterner. Menurut fungsinya, protein berperan di antaranya sebagai struktural, transpor,
regulator, antibodi, dan sebagainya.

2. Karbohidrat
Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang dianggap berasal dari hidrat karbon.
Namun pada akhirnya disadari bahwa karbohidrat bukanlah hidrat karbon. Nama lain
karbohidrat adalaha sakarida, dari bahasa Arab “sakkar” yang artinya “gula”. Karbohidrat
sederhana memiliki rasa yang manis, sehingga berhubungan dengan gula. Karbohidrat
berperan sebagai sumber energi yang utama dan sebagai komponen penyusun dinding sel
tumbuhan.
Berdasarkan gugus fungsinya, karbohidrat merupakan suatu polihidroksialdehidan
atau polihidroksiketon. Penggolongan karbohidrat biasanya berdasarkan reaksi hidrolisis
adalah: monosakarida, disakarida dan polisakarida.
1) Monosakarida adalah karbohidrat sederhana, tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat
lebih sederhana. Monosakarida dapat digolongkan berdasarkan jumlah atom karbonnya,
yaitu triosa, tetrosa, pentosa dan ketosa.

18
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

Jumlah atom C Gugus Fungsi Contoh Rumus molekul


3 aldosa Gliseraldehida C3H6O3
5 aldosa Ribosa C5H11O5
5 aldosa 2-deoksiribosa C5H11O4
6 aldosa Glukosa C6H12O6
6 aldosa Galaktosa C6H12O6
6 ketosa Fruktosa C6H12O6

2) Disakarida adalah karbohidrat yang terbentuk dari dua unit monosakarida melalui ikatan
gliokosida, yaitu melibatkan dua gugus –OH dengan melepaskan molekul air.
Gugus Fungsi Monosakarida Sumber Jenis
Sukrosa Glukosa + Fruktosa Gula pasir Bukan gula pereduksi
Maltosa Glukosa + Glukosa Makanan bayi Gula pereduksi
Laktosa Glukosa + Galaktosa Susu sapi Gula pereduksi

3) Polisakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari banyak molekul monosakarida.


Polisakarida yang terpenting adalah amilum, glikogen dan selulosa yang merupakan
polimer dari D-glukosa. Semua polisakarida sukar larut dalam air dan tidak mereduksi
pereaksi Fehling, Benedic atau Tollens.

Berikut disajikan tabel ringkasan uji-uji karbohidrat.

Tabel Ringkasan Uji-uji Karbohidrat


Karbo-
Jenis/ hidrolisis Fehling Seliwanoff Molisch Benedic Tollens I2
hidrat
Maltosa Disakarida Merah Tidak ada Merah- Merah Cermin Tidak ada
(Glukosa + Glukosa) bata reaksi ungu bata perak reaksi
Laktosa Disakarida Merah Tidak ada Merah- Merah Cermin Tidak ada
(Glukosa + bata reaksi ungu bata perak reaksi
Galaktosa)
Sukrosa Disakarida Tidak ada Merah Merah- Tidak ada Tidak ada Tidak ada
(Glukosa + Fruktosa) reaksi ungu reaksi reaksi reaksi
Fruktosa Monosakarida Merah Merah Merah- Merah Cermin Tidak ada
bata ungu bata perak reaksi
Glukosa Monosakarida Merah Tidak ada Merah- Merah Cermin Tidak ada
bata reaksi ungu bata perak reaksi
Galaktosa Monosakarida Merah Tidak ada Merah- Merah Cermin Tidak ada
bata reaksi ungu bata perak reaksi
Glikogen Polisakarida Merah Tidak ada Merah- Merah Tidak ada Cokelat
(poli-glukosa) bata reaksi ungu bata reaksi
Amilum Polisakarida Tidak ada Tidak ada Merah- Tidak ada Tidak ada biru-ungu
(Poli-α-D-glukosa) reaksi reaksi ungu reaksi reaksi
Selulosa Polisakarida Tidak ada Tidak ada Merah- Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Poli-β-D-glukosa reaksi reaksi ungu reaksi reaksi reaksi

3. Lipida
Lipid merupakan substansi biologi yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut-
pelarut organik yang kurang polar, seperti kloroform dan eter. Lipid yang penting adalah lemak,
fosfolipid, dan steroid.

Lemak dan Minyak


Lemak dan minyak merupakan suatu trigliserida, yaitu triester gliserol dan asam lemak
rantai panjang. Lemak berasal dari hewan yang pada suhu kamar berupa padatan karena
mengandung asam lemak jenuh, seperti: asam stearat, dan asam palmitat. Sementara minyak

19
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

berasal dari tumbuhan yang pada suhu kamar berupa cairan karena banyak mengandung asam
lemak tidak jenuh, seperti: asam oleat dan asam linoleat.
Reaksi-reaksi umum dari lemak dan minyak adalah reaksi hidrolisis, reaksi penyabunan
dan reaksi hidrogenasi minyak. Identifikasi lemak dapat ditentukan menggunakan Lemak tak
jenuh diperlukan oleh tubuh untuk menjaga kesehatan, sedangkan lemak jenuh perlu dihindari
sebab dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang berpotensi penyakit jantung.
Metode kuantitatif digunakan untuk identifikasi dan analisis lemak, seperti bilangan asam,
bilangan ester, bilangan penyabunan, dan bilangan iodin.

Fosfolipid
Fosfolipid juga merupakan ester dari gliserol, tetapi hanya dua gugus –OH dari gliserol
yang digantikan gugus asil (asam karboksilat), sedangkan gugus –OH yang ketiga digantikan
oleh asam fosfat yang selanjutnya terikat pada alkohol yang mengandung nitrogen. Fosfolipid
bersifat amfifilik, karena terdiri dari ekor yang hidrofob dan kepala yang hidrofil. Fosfolipid
merupakan pengemulsi yang baik, karena dapat tertarik ke dalam air, sekaligus tertarik pada
minyak.
Fosfolipid merupakan komponen utama membran sel sebagai fosfatidilkolin,
fosfatidilatanolamin, dan fosfatidilserin. Dalam jasad hidup, lisetin berfungsi sebagai
pengangkut (transportasi) lemak dalam aliran darah atau dari satu jaringan ke jaringan lain.
Dalam industri, lisetin dibuat dari kacang kedelai dan digunakan sebagai pengemulsi susu.

Steroid
Steroid bukan golongan ester, tetapi mempunyai kesamaan dengan fosfolipid yaitu
bersifat amfifilik. Semua steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon
yang membentuk empat cincin. Perbedaan steroid satu dengan yang lainnya terletak pada jenis
gugus samping atau posisi gugus samping atau pada posisi ikatan rangkap.
Steroid yang paling banyak terdapat pada tubuh manusia adalah kolesterol. Zat ini
merupakan bahan baku untuk pembuatan garam-garam empedu, salah satu dari empat vitamin
D, dan beberapa hormon. Garam-garam empedu mengemulsikan lemak dalam pecernaan
makanan sehingga mempermudah proses pencernaan dan penyerapan. Contoh steroid sebagai
hormon adalah estrogen dan testosteron.

4. Asam nukleat
Asam nukleat merupakan polimer dari monomer nukleotida yang merupakan
biomolekul dengan berperan dalam penurunan sifat-sifat genetik dan sintesis protein. Dua
molekul nukleotida dapat saling berikatan melalui gugus fosfat dengan melepaskan molekul
air. Suatu nukleotida terdiri dari tiga jenis senyawa, yaitu basa nitrogen, gula pentosa, dan
asam fosfat. Terdapat dua jenis asam nukleat, yaitu asam dioksiribonukleat (DNA) dan asam
ribonukleat (RNA). DNA terdapat dalam inti sel, yaitu kromosom, sedangkan RNA terdapat
di luar inti sel, yaitu dalam sitoplasma.
DNA terdiri dari dioksiribisa dan basa nitrogen: adenin, timin, guanin dan sitosin.
Sementara RNA terdiri dari ribosa dan basa nitrogen: adenin, guanin, urasil, dan sitosin.
Molekul DNA terdiri dari dua rantai polimer yang melengkung membentuk heliks ganda
(double helix) yang dikukuhkan oleh ikatan-ikatan hidrogen.
DNA menyimpan kode genetik, yaitu relasi antara urut-urutan nukleotida dalam DNA
dengan urut-urutan asam amino dalam protein. Rangkaian nukleotida dalam DNA yang
menentukan pembentukan satu jenis protein disebut gen.
RNA berperan dalam sintesis protein. RNA duta membawa cetak biru dari DNA ke
ribosom, dan RNA transfer membawa asam amino yang sesuai untuk sintesis protein.

20
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

6.3 Senyawa Metabolik Sekunder


Metabolik sekunder adalah hasil metabolisme yang disintesis oleh beberapa organisme
tertentu yang tidak merupakan kebutuhan pokok untuk hidup dan tumbuh. Meskipun demikian,
metabolik sekunder dapat berfungsi sebagai nutrein darurat untuk pertahanan hidup. Dengan
kata lain, metabolisme sekunder merupakan senyawa yang dihasilkan organisme untuk
aktivitas tertentu dan sifatnya tidak esensial untuk kehidupannya.
Senyawa metabolik sekunder yang umum terdapat pada tanaman adalah: alkaloid,
flavonoid, steroid, saponin, terpenoid dan tannin.
1. Alkaloid
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa yang tersebar luas hampir pada semua jenis
tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya
bersifat basa dan membentuk cincin heterosiklik.
Alkaloid dapat ditemukan pada biji, daun, ranting dan kulit kayu dari tumbuh-
tumbuhan. Kadar alkaloid dari tumbuhan dapat mencapai 10 – 15%. Alkaloid kebanyakan
bersifat racun, tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Alkaloid merupakan
senyawa tanpa warna, seringkali bersifat optik aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya
sedikit yang berupa cairan (misalnya nikotin) pada suhu kamar.
Suatu cara mengklasifikasikan alkaloid adalah didasarkan pada jenis cincin heterosiklik
nitrogen yang terikat. Menurut klasifikasi ini alkaloid dibedakan menjadi; pirolidin (1),
piperidin (2), isoquinolin (3), quinolin (4) dan indol (5).

N
N N N N
H H H
(1) (2) (3) (4) (5)

Gambar Klasifikasi alkaloid berdasarkan jenis cincin heterosilik nitrogen

Alkaloid pada umumnya berbentuk kristal yang tidak berwarna, ada juga yang
berbentuk cair seperti koniina, nikotin dan higrun. Beberapa alkaloid mempunyai warna seperti
berberina, piperina (kuning) dan garam sanguinarin (merah bata).
Hampir semua alkaloid dapat membentuk garam seperti garam sulfat, garam oksalat,
garam peklorat, dan garam halogen. Alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan biasanya dalam
bentuk garam sitrat, garam oksalat, dan juga garam dari asam-asam organik. Garam alkaloid
dan alkaloid kuarter sangat larut dalam air. Garam ini pada umumnya tidak larut dalam pelarut
organik, oleh sebab itu prosedur awal isolasi alkaloid adalah membebaskan garam alkaloid
dengan penambahan NH4OH.
Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa ini mudah terdekomposisi terutama oleh
panas, sinar dan oksigen membentuk N-oksida. Jaringan yang masih mengandung lemak, maka
dilakukan ekstraksi pendahuluan menggunakan petroleum eter.
2. Terpenoid
Semua terpenoid berasal dari molekul isoprena, CH2 = C (CH3) – CH = CH2 dan
kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan dua atau lebih satuan C 5 ini. Walaupun
demikian, secara biosintesis senyawa yang sebenarnya berperan adalah isopentil pirofosfat
yang terbentuk dari asetat melalui asam mevalonat. Isopentil piropospat terdapat dalam sel
hidup dan berkesetimbangan dengan isomernya, yaitu dimetilalil piropospat.
Berdasarkan kenyataan ini, terpenoid dikelompokkan dalam 5 bagian:
a. Monoterpen terdiri dari dua unit C5 atau 10 atom karbon.
b. Siskuiterpen terdiri dari tiga unit C5 atau 15 atom karbon.

21
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

c. Diterpen terdiri dari empat unit C5 atau 20 atom karbon.


d. Triterpen terdiri dari enam unit C5 atau 30 atom karbon.
e. Tetraterpen terdiri dari delapan unit C5 atau 40 atom karbon.

Gambar Struktur Senyawa-Senyawa yang Berperan dalam Biosintesis Terpenoid

Secara kimia, terpenoid umumnya larut dalam lemak dan terdapat di dalam sitoplasma
sel tumbuhan. Biasanya diekstraksi memakai Petroleum eter, eter atau kloroform dan dapat
dipisahkan secara kromatografi pada silika gel dengan pelarut ini.
Terpenoid dapat dengan mudah dikenal karena rasanya yang pahit, contohnya adalah
limonin. Terpenoid dapat dipilah menjadi tiga golongan senyawa, yaitu: triterpen, saponin dan
steroid.
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
isopren dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skulen. Senyawa
ini berstruktur siklik yang nisbi rumit, kebanyakan berupa alkohol, aldehid, atau asam
karboksilat.
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol . Saponin merupakan senyawa aktif
permukaaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya
membentuk busa dan menghemolisis sel darah .
Pembentukan busa yang mantap sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau waktu
memekatkan ekstrak tumbuhan merupakan bukti terpercaya akan adanya saponin. Uji
sederhana yang dilakukan adalah dengan mengocok ekstrak alkohol – air dari tumbuhan dalam
tabung reaksi dan diperhatikan apakah terbentuk busa yang mantap pada permukaan cairan.
Steroid adalah terpenoid yang kerangka dasarnya terbentuk dari sistem cincin
siklopentana prehidrofenantrena. Steroid merupakan golongan senyawa metabolik sekunder
yang banyak dimanfaatkan sebagai obat. Hormon steroid pada umumnya diperoleh dari
senyawa-senyawa steroid alam terutama dalam tumbuhan.
3. Flavonoid
Flavonoid adalah kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam terutama
pada jaringan tumbuhan tinggi. Senyawa ini merupakan produk metabolik sekunder yang
terjadi dari sel dan terakumulasi dari tubuh tumbuhan sebagai zat racun. Hal ini terjadi karena
tumbuhan tidak mempunyai kelenjar pembuangan sehingga zat-zat racun terdeferensi pada
seluruh bagian tumbuhan, yaitu daun, bunga, akar kulit dan biji.
Senyawa flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon dalam inti dasarnya yang
tersusun dalam konfigurasi C6 – C3 – C6. Susunan tersebut dapat menghasilkan tiga struktur
yaitu: 1,3-diaril propana (flavonoid), 1,2-diaril propana (isoflavonoid), 1,1-diaril propana
(neoflavonoid).

22
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

Gambar Struktur dasar Flavonoid

Flavonoid mempunyai gugus hidroksil yang tak tersulih, atau suatu gula, sehingga
merupakan senyawa polar, maka umumnya flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti
etanol, metanol, butanol dan air.
Flavonoid umumnya terdapat pada tumbuhan, terikat pada gula sebagai glukosida dan
aglikon flavonoid. Gula yang terikat berupa gula sederhana, seperti glukosa, fruktosa dan
galaktosa. Ikatan glukosida umumnya terjadi pada posisi C-4, C-5, atau C-8. Uji warna yang
penting dalam larutan alkohol ialah direduksi dengan serbuk Mg dan HCl pekat. Diantara
flavonoid hanya flavon yang menghasilkan warna merah ceri kuat.
4. Tannin
Secara kimia terdapat dua jenis tannin, yaitu: (1) tannin terkondensasi atau flavolan
(flavon) dan (2) tannin yang terhidrolisis.
a. tannin terkondensasi atau flavolan
Tersebar luas dalam tumbuhan angiospermae, terutama pada tumbuh-tumbuhan
berkayu. Nama lainnya adalah proantosianidin karena bila direaksikan dengan asam panas,
beberapa ikatan karbon-karbon penghubung satuan terputus dan dibebaskanlah monomer
antosianidin. Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin karena bila direaksikan dengan
asam akan menghasilkan sianidin. Proantosianidin dapat dideteksi langsung dengan
mencelupkan jaringan tumbuhan ke dalam HCl 2M mendidih selama setengah jam yang akan
menghasilkan warna merah yang dapat diekstraksi dengan amil atau butil alkohol. Bila
digunakan jaringan kering, hasil tannin agak berkurang karena terjadinya pelekatan tannin pada
tempatnya di dalam sel.

b. tannin yang terhidrolisis


Terbatas pada tumbuhan berkeping dua. Terutama terdiri atas dua kelas, yang paling
sederhana adalah depsida galoilglukosa. Pada senyawa ini glukosa dikelilingi oleh lima gugus
ester galoil atau lebih. Pada jenis kedua, inti molekul berupa senyawa dimer asam galat, yaitu
asam heksahidroksidifenat yang berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis menghasilkan
asam angelat. Cara deteksi tannin terhidrolisis adalah dengan mengidentifikasi asam galat/
asam elagat dalam ekstrak eter atau etil asetat yang dipekatkan.

23
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

B. MATERI YANG SULIT DIPAHAMI


Semua materi dapat saya pahami, namun beberapa materi yang berkaitan dengan
reaksi-reaksi senyawa organik membutuhkan ketekunan membaca, analisis dan pemahaman
khusus karena sangat kompleks. Selain itu, materi Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Kimia
Unsur merupakan materi yang tidak pernah dibahas di tingkat SMA sehingga membutuhkan
waktu untuk memahami kembali materi tersebut.

C. MATERI ESENSIAL APA SAJA YANG TIDAK ADA DALAM


SUMBER BELAJAR
Materi yang esensial tetapi tidak dijelaskan dalam sumber belajar adalah:
Bab 4. Kimia Larutan dan Koloid
Tidak menjelaskan tentang:
1. Sifat koligatif larutan elektrolit
2. Konsep reaksi dalam larutan elektrolit (reaksi ion)
3. Indikator asam-basa alami
4. Sistem konsentrasi secara spesifik (Molaritas, molalitas, normalitas, frormalitas,
farksi mol, dan kadar)

Bab 5. Redoks dan Elektrokimia, Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Kimia Unsur
Tidak menjelaskan tentang:
1. Aturan penentuan bilangan oksidasi
2. Penyetaraan Redoks
3. Deret keaktivan logam pada sel volta
4. Reaksi-reaksi pada sel elektrolisis

Bab 6. Senyawa Karbon, Polimer, Senyawa Metabolit Sekunder


Tidak menjelaskan tentang:
1. Aturan-aturan tata nama senyawa karbon
2. Keistimawaan senyawa karbon
3. Fraksi-fraksi minyak bumi
4. Uji-uji karbohidrat dan protein
5. Sifat-sifat asam amino
6. Kelompok Lipid (Lemak, minyak, fosfolipid dan steroid)

D. MATERI APA SAJA YANG TIDAK ESENSIAL NAMUN ADA


DALAM SUMBER BELAJAR
Menurut saya, semua materi pada sumber belajar sangat esensial hanya terdapat
beberapa materi yang masih kurang penjelasan dan beberapa materi tidak dijelaskan.
Beberapa materi yang disajikan pada sumber belajar dapat melengkapi pemahaman dan
referensi saya, misalnya: Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Kimia Unsur, serta Konsep Larutan Non
ideal sebagai penyimpangan hukum Raoult.
Beberapa materi yang disajikan pada sumber belajar jarang dibahas dalam pengajaran
kimia untuk siswa SMA dan sebagian hanya merupakan materi pengayaan. Materi yang tidak
dibahas ditingkatan SMA adalah: 1) Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Kimia Unsur; 2) Konsep
Larutan Non ideal sebagai penyimpangan hukum Raoult; dan 3) Senyawa Metabolik Sekunder.
Sementara itu, materi yang dijadikan pengayaan di SMA adalah Asam nukleat. Namun demikian,
materi ini juga sangat esensial bagi guru kimia.

24
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

E. SOAL URAIAN
SOAL URAIAN LATIHAN BAB IV
1. Berikut ini adalah bagan sel Galvani yang terdiri dari elektroda Zn dan Mg.
v

Mg Zn

MgSO4 ZnSO4

Apabila diketahui reaksi setengah sel dari diagram di atas adalah:


Mg2+ + 2e  Mg E = - 2,37 V
Zn2+ + 2e  Zn E = - 0,76 V
Maka, tentukanlah elektroda positip dan negatif, serta berikan penjelasan anda...

Jawab
Pada sel Galvani, katoda adalah elektroda positif dan mengalami reaksi reduksi, ditandai dengan harga
potensial reduksi standar (E0) lebih positif. Sementara anoda adalah elektroda negatif atau mengalami
reaksi oksidasi, ditandai dengan harga potensial reduksi standar (E0) lebih negatif.
Pada sel Galvani, terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik ditandai dengan harga
potensial sel yang positif atau reaksi spontan. Dengan demikian, agar bernilai positif, maka logam
magnesium mengalami oksidasi dan bertidak sebagai elektroda negatif (anoda), sementara itu logam
Zink mengalami reduksi dan bertindak sebagai elektroda positif (katoda).

Reaksi pada Anoda ( - )/ Oksidasi : Mg  Mg2+ + 2e E = + 2,37 V


Reaksi pada Katoda ( + )/ Reduski : Zn2+ + 2e  Zn E = – 0,76 V +
Reaksi sel : Mg + Zn2+  Mg2+ + Zn E0 sel = + 1,61 V

2. Apabila diketahui potensial sel beberapa reaksi redoks berikut:


Na/Na+//Hg2+/Hg E = +3,36 volt
Pb/Pb2+//Hg2+/Hg E = +0,78 volt
Na/Na+//Ni2+/Ni E = +2,46 volt
Maka potensial sel untuk reaksi: Ni/Ni2+//Pb2+/Pb adalah ....
Jawab
Na/Na+//Hg2+/Hg E = +3,36 volt (tetap)
Pb/Pb2+//Hg2+/Hg E = +0,78 volt (dibalik), menjadi: Hg/Hg2+//Pb2+/Pb E = -0,78 V
Na/Na+//Ni2+/Ni E = +2,46 volt (dibalik), menjadi: Ni/Ni2+//Na+/Na E = -2,46 V
Persamaan reaksi sel menjadi:
Na/Na+//Hg2+/Hg E = +3,36 volt
2+ 2+
Hg/Hg //Pb /Pb E = -0,78 volt
2+ +
Ni/Ni //Na /Na E = -2,46 volt +
2+ 2+ 0
Ni/Ni //Pb /Pb E sel = + 0,12 volt
Jadi, potensial sel untuk reaksi: Ni/Ni2+//Pb2+/Pb = + 0,12 volt

25
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

3. Grafik berikut ini menunjukkan perubahan massa anoda dan katoda pada selang waktu
tertentu dalam reaksi elektrolisis larutan FeSO4 dengan elektroda grafit. Apabila diketahui,
massa atom relatif besi adalah 56, maka muatan listrik yang diperlukan adalah ….
coulomb.

massa (G)

5,28
katoda

5,25
anoda
4,25

0 Waktu
Massa yang mengendap di katoda = (5,28 – 5,25) gram = 0,03 gram
Reaksi elektrolisis larutan FeSO4 dengan elektroda grafit.
Dalam larutan, FeSO4 mengalami reaksi ionisasi:
FeSO4 (aq)  Fe2+ (aq) + SO42- (aq)
Di katoda (kutub positif) ion Fe2+ mengalami reduksi menjadi menjadi logam Fe, dengan
reaksi:
Fe2+ (aq) + 2e  Fe (s)
Di anoda (kutub negatif) ion SO42- tidak mengalami oksidasi, sebagai gantinya, air yang
mengalami oksidasi sebagai berikut:
2H2O (l)  4H+ (aq) + O2 (g) + 4e
Jadi, m assa yang mengendap di katoda = (5,28 – 5,25) gram = 0,03 gram adalah massa Fe.
Ar i.t i.t
massa yang mengendap (W)  x , dimana ( )  arus listrik dalam coloumb ,
e 96.500 96500
e = biloks Fe = 2
i.t W.e
 ( )( )
96500 Ar

i.t  (0,03g) . (2 elektron) 


 ( )  
96500  56 g/mol 

= 0,01 mol elektron


Karena, 1 mol elektron = 96500 Coloumb, maka 0,01 mol elektron;
0,01 mol elektron
 x (96.500 C)
1 mol elektron

= 965 Coloumb
Jadi, muatan listrik yang diperlukan adalah 965 Coloumb.

26
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

4. Jika arus listrik 1930 C dilewatkan ke dalam leburan suatu zat elektrolit dan mengendapkan
1,5 gram unsur X pada katoda. Jika Ar X = 150, 1 F = 96500 C, maka garam klorida dari X
adalah ....

Jawab
Ar i.t
W x
e 96.500
Ar i.t
e  x
W 96.500
150 g/mol 1.930 C
 x
1,5 gram 96.500 C
= 2 ekuivalen
Karena e = 2, maka unsur X melepas 2 elektron (2+) atau membentuk
ion X2+. Jadi, garam klorida = XCl2

SOAL URAIAN LATIHAN SOAL BAB V


1. Seorang praktikan sedang melakukan reaksi asam basa, jika sebanyak 50 mL larutan HCl
0,1M direaksikan dengan 20 mL larutan NaOH 0,1 M, maka hitunglah harga pH larutan
campuran tersebut, serta tergolong asam, basa, atau netral, jelaskan.
HCl + NaOH  NaCl + H2O
Mol HCl = 50 mL x 0,1 M = 5 mmol
Mol NaOH = 20 mL x 0,1 M = 2 mmol
HCl (aq) + NaOH (aq)  NaCl (aq) + H2O (l)
Mol awal : 5 mmol 2 mmol – –
Mol bereaksi : –2 mmol –2 mmol +2 mmol +2 mmol
Mol akhir : 3 mmol – 2 mmol 2 mmol
Karena yang tersisa adalah asam kuat (HCl), garam dan air maka larutan bersifat asam.
Jadi, pH larutan ditentukan oleh konsentrasi HCl.
[HCl] setelah reaksi = (2 mmol)/ (70 ml) = 0,0286 mol/L
HCl dalam larutan terionisasi sempurna menjadi:
HCl (aq)  H+ (aq) + Cl–, dimana valensi asam (a) = 1
[H+] = a x M
= 1 x 0,0286M = 0,0286M = 2,86 x 10–2 M
pH = – log [H+]
= – log (2,86 x 10–2)
= 2 – log 2,86
Dengan demikian, pH campuran = 2 – log 2,86 dan bersifat asam.

27
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

2. Pada kehidupan sehari-hari dikenal cara-cara uji sifat-sifat suatu Koloid, mohon jelaskan
bahwa santan termasuk koloid.

Jawab
Sistem koloid merupakan sistem dua fasa karena terdapat permukaan yang memisahkan
partikel atau fasa terdispersi dan medium pendispersi. Sistem koloid berada di antara sistem
larutan sejati dan suspensi. Ukuran partikel koloid lebih kurang 5 nm hingga 200 nm dan
hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. Tampak homogen, tetapi bersifat heterogen
jika dilihat dengan mikroskop ultra dan pada umumnya stabil. Namun, kestabilan sistem
koloid lebih lemah dibandingkan larutan sejati walaupun lebih baik dari suspensi.
Santan merupakan suatu sistem emulsi minyak dalam air dimana butir-butir minyak yang
merupakan fasa terdispersi akan tersebar dalam air sebagai fasa pendispersi. Emulsi adalah
cairan yang terbentuk dari campuran dua zat, di mana zat yang satu terdapat dalam keadaan
terpisah secara halus atau merata di dalam zat lain. Air dan minyak merupakan dua fasa
yang tidak saling melarutkan. Adanya protein dalam santan berfungsi untuk mengstabilkan
emulsi minyak/air melalui ikatan lipo-protein yang disebut emulgator. Globula-globula
minyak dalam santan akan dikelilingi oleh lapisan protein yang memiliki dua permukaan
aktif yaitu satu bagian permukaan yang bersifat polar berikatan dengan molekul air yang
bersifat polar, sedangkan satu bagian bersifat non polar yang berikatan dengan minyak yang
bersifat non polar sehingga akan terbentuk suatu lapisan tipis. Lapisan tipis ini akan
menyelubungi tetes-tetes minyak sebagai fasa terdispersi dalam air sebagai fasa pendispersi
sehingga menyebabkan emulsi menjadi lebih stabil.
Emulsi tersebut tidak akan pernah pecah karena masih ada tegangan permukaan protein-air
yang lebih kecil dari pada protein-minyak. Dengan demikian, air merupakan fasa kontinu,
sedangkan minyak merupakan fasa diskuontinu. Emulsi akan rusak karena pemanasan,
penambahan elektrolit, pemberian mikroba tertentu, pengasaman, penambahan minyak
kelapa (pancingan) maupun perlakuan-perlakuan lainnya yang mampu mempengaruhi sifat
fisika maupun kimia lipoprotein, sehingga fungsi lipoprotein sebagai penstabil emulsi
menjadi non aktif.
3. Sepuluh gram cuplikan yang mengandung KOH dilarutkan dalam 250 mL air. Sebanyak 20
mL larutan tersebut dapat dititrasi dengan 20 mL larutan H2SO4 0,1 M. Kadar KOH dalam
cuplikan tersebut adalah ....(Mr KOH = 56)

Jawab
Asam sulfat adalah asam kuat yang terionisasi sempurna dalam air dengan reaksi:
H2SO4 (aq)  2H+ (aq) + SO42– (aq), dimana valensi asam = 2 (H+ = 2 mol)

Kalium hidroksida adalah basa kuat yang terionisasi sempurna dalam air dengan reaksi:
KOH (aq)  K+ (aq) + OH – (aq), dimana valensi basa = 1 (OH– = 1 mol)

Berdasarkan valensi maka untuk menetralkan 2 mol asam diperlukan 1 mol basa.

N H2SO4 = M x valensi asam = 0,1 M x 2 = 0,2 N


 (N x V) H2SO4 = (N x V) KOH
 (0,2 x 20) = (N x 20) KOH
 N KOH = 0,2 N
N KOH
[KOH] 
valensi KOH
0,2 N
  0,2 M = 0,2 mol/L = 0,2 mmol/mL
1

28
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

Mol KOH yang dinetralkan dalam 20 mL cuplikan setelah pengenceran adalah:


=MxV
= (0,2 mmol/mL) x (20 mL)
= 4 mmol = 0,004 mol

Mol KOH yang terdapat dalam 250 mL cuplikan adalah:


250 mL
 x 0,004 mol  0,05 mol
20 mL
massa KOH dalam cuplikan = mol x Mr KOH
= 0,05 mol x 56 g/mol
= 2,8 gram
2,8 gram
% KOH dalam cuplikan  x 100%
10 gram
= 28%

Jadi kadar KOH dalam 10 gram cuplikan = 28%.


4. Berapa massa (gram) NaOH harus dimasukkan ke dalam 200 mL larutan CH3COOH 0.05
M agar diperoleh larutan penyangga dengan pH = 4, jika diketahui Ar Na = 23, O= 16, H =
1, Ka CH3COOH = 1. 10-5?

Jawab
Larutan penyangga asam adalah campuran asam lemah dengan garam yang mengandung
basa konyugasinya. CH3COOH = asam lemah yang mengandung basa konyugasi CH3COO-
dari garam CH3COONa yang terbentuk.
mol asam
pH = -log Ka – log
mol basa konjugasi
mol asam
[H+] = Ka x
mol basa konjugasi
[H+] = inv.log 4
= 0,0001 = 1 x 10 – 4 M
Mol CH3COOH = 0,05 mol/L x 200 mL
= 10 mmol = 0,01 mol = 1 x 10 – 2 mol
Ka x mol asam
Mol basa konjugasi =
H 

(1 x 10 -5 ) x (1 x 10 -2 )
=
(1 x 10 - 4 )
= 1 x 10 -3 mol
Persamaan reaksi: CH3COOH (aq) + NaOH (aq)  CH3COONa (aq) + H2O (l)
mol CH3COOH ~ mol NaOH ~ mol CH3COONa ~ mol H2O = 1 x 10 -3
mol
massa NaOH = (1 x 10 -3 mol) x (40 g/mol)
= 0,04 gram
Jadi massa NaOH yang dibutuhkan untuk menghasilkan larutan penyangga
asam (CH3COOH – CH3COO –) dengan pH = 4 adalah sebanyak 0,04 gram.

29
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

SOAL LATIHAN URAIAN BAB VI KIMIA


1. Jika koloid langsung dielektroforesis, mengapa sumber arus yang dipelukan lebih besar
dibandingkan jika larutan yang dielektrolisis dulu baru ditetesi koloid? Jelaskan.

Jawab
Sifat koloid terpenting adalah muatan sejenis partikel koloid (positif atau negatif). Maka
terdapat gaya tolak menolak antar partikel koloid. Partikel koloid tidak dapat bergabung
sehingga memberikan kestabilan pada sistem koloid. Sistem koloid secara keseluruhan
bersifat netral. Muatan koloid terjadi akibat partikel koloid menyerap ion.
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut elektrofesis. Partikel koloid yang
bermuatan negatif akan menuju ke anoda (elektroda positif) dan sebaliknya partikel koloid
yang bermuatan posistif akan menuju katoda.
Elektroforesis dilakukan secara langsung pada koloid sehingga membutuhkan energi listrik
yang besar untuk memisahkan muatan-muatan koloid. Sementara itu, jika larutan terlebih
dahulu dielektrolisis, kemudian ditetesi koloid maka membutuhkan energi listrik yang
relatif kecil. Hal ini terjadi karena proses elektrolisis memungkinkan larutan langsung
terpisah menjadi ion positif dan ion negatif. Ketika ditetesi koloid, maka koloid mempunyai
kemampuan menyerap ion-ion pada permukaannya, sebab zat-zat dalam bentuk koloidal
memiliki permukaan yang sangat luas.

2. Pada suatu percobaan koloid, siswa menemukan antara lemak dan air dalam susu tidak
memisah, mengapa hal tersebut terjadi. Jelaskan.

Jawab
Susu adalah koloid jenis emulsi, dimana lemak terdispersi dalam air. Lemak dan air dalam
susu tidak memisah karena terdapat kasein sebagai penstabil (emulgator). Kasein adalah
jenis protein yang dapat mengikat lemak dan air.
Emulsi akan rusak karena pemanasan, penambahan elektrolit, pemberian mikroba tertentu,
pengasaman, dan perlakuan-perlakuan lainnya yang mampu mempengaruhi sifat fisika
maupun kimia lipoprotein, sehingga fungsi lipoprotein sebagai penstabil emulsi menjadi
non aktif. Sehingga susu yang dibiarkan selama beberapa hari akan rusak dimana lemak dan
minyak akan terpisah akibat mikroba yang dapat merusak potein sebagai penstabil dalam
susu.

3. Jelaskan perbedaan antara Liofil dan Liofob dalam sistem Koloid

Jawab
a. Koloid Liofob adalah koloid yang tidak mengadsorpsi cairan (Yunani: Lyo = cairan
Phobia = benci). Contoh : sol sulfida dan sol logam
b. Koloid Liofil adalah koloid yang dapat mengadsorpsi cairan (Yunani: Philia = senang)
Jika mendium pendispersinya air = hidrofil. Contoh: kanji, protein, agar-agar

30
Tugas Belajar Mandiri 3_Kimia_Faysal_SMAN 5 Kendari_6449760661200002_17206018710058

4. Sebutkan perbedaan antara larutan, campuran, dan koloid, serta berikan contohnya.

Jawab
Tabel perbedaan perbandingan sifat larutan, koloid dan suspensi
No. Sifat Larutan koloid suspensi
1 Bentuk Homogen, tidak dapat Tampak homogen, tetapi Heterogen
campuran jika dibedakan walaupun bersifat heterogen jika
dilihat dengan menggunakan dilihat dengan mikroskop
mikroskop mikroskop ultra ultra
Ukuran –7 –7
2 < 10 cm 10 sampai 10 – 5 cm > 10 – 5 cm
diameter
3 Fasa Satu Dua Dua
4 Kestabilan Stabil Pada umumnya stabil Tidak stabil
5 Penyaringan Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring, Dapat disaring
kecuali dengan penyaring
ultra
6 Contoh Larutan gula, spirtus, Sabun, susu, karet busa, Kopi dengan air, air
udara bersih, air laut kabut, parfum, batu apung dengan pasir, lumpur

5. Sebutkan tiga cara pembuatan koloid yang dapat dilakukan di laboratorium kimia.

Jawab
Pembuatan koloid dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) cara kondensasi, dan (2) cara
dispersi. Kedua cara ini dapat dilakukan di laboratorium kimia
1) Cara kondensasi adalah pengubahan pertikel larutan senjati menjadi partikel kolid
dengan cara fisis (penurunan kelarutan) dan cara kimia (reaksi)
c. cara fisis : pendinginan, penggantian pelarut, pengembunan uap
d. cara kimia:
 reaksi pengendapan : AgNO3 (ag) + NaCl (ag) → AgCl s) + NaNO3 (ag)
 reaksi hidrolisis : FeCl3 (ag) + 3H2O → Fe(OH)3 (s) + 3HCl(aq)
 reaksi redoks : pembuatan sol emas
2AuCl(aq) + 3HCHO(l) + 3H2O → 2Au (s) + 6HCl(aq) + 3HCOOH (ag)
2) Cara dispersi adalah pengubahan partikel suspensi menjadi partikel koloid
a. cara mekanik: melakukan penggerusan (penggilingan) zat padat hingga halus
kemudian dimasukan dalam medium pendispersi. Contoh pembuatan sol belerang.
b. cara peptisasi: partikel endapan dipecah dan dihaluskan menjadi partikel koloid
dengan menambahkan suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis. Contoh, sol
Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan FeCl3.
c. cara busur bredig (cara elektrodispesi): membuat sol logam. Dua elektroda berupa
kawat logam dicelupkan ke dalam air, kemudian diberi loncatan listrik. Sebagian
logam akan mendebu ke dalam air dalam bentuk partikel koloid.

31

Anda mungkin juga menyukai