Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom
hidrogen (H) dan atom karbon (C). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan
rantai tersebut. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita
temui senyawa hidrokarbon, misalnya pada prodak pembersih, prodak makanan kemasan dan lain-lain.

Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik
dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan
bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.

a) Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini
dinamakan alkana.
b) Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan lingkaran itu mungkin juga
mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik. Senyawa aromatik yaitu
senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzena.

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan laporan ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Alkana dan Benzena?
2. Bagaimana rumus molekul dan rumus stuktur senyawa turunan alkana dan senyawa turunan benzene tersebut
3. Bagaimana tata nama senyawa turunan Alkana dan senyawa turuna Benzena?
4. Apa saja senyawa turunan alkana dan senyawa turunan benzena yang terdapat pada prodak pembersih dilingkungan
sekitar?
5. Apa fungsi senyawa turunan alkana dan senyawa turunan benzena serta dampak negatifnya ?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari laporan ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tentang senyawa hidrokarbon.
2. Memaparkan rumus molekul dan rumus stuktur serta cara tata nama yang benar dari senyawa turunan alkana dan senyawa
turunan benzena
3. Mengetahui senyawa turunan alkana dan senyawa turunan benzena yang terdapat pada prodak pembersih
dilingkungan sekitar.
4. Mengetahui fungsi senyawa turunan alkana dan senyawa turunan benzena serta dampak negatifnya.

2
1.4. Manfaat Penelitian
Menganalisis secara kualitatif fungsi dan dampak senyawa turunan alkana dan senyawa turunan benzena terhadap manusia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Alkana

A. Pengenalan Alkana
Alkana adalah hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan tunggal. Ini adalah hidrokarbon jenuh, sehingga semua
karbon dalam molekul terikat hidrogen pada setiap lokasi yang tersedia. Rumus umum alkana CnH2n +2. Ini berarti untuk
setiap satu karbon dalam alkana, ada dua kali jumlah hidrogen, ditambah dua lagi.
Semua alkana memiliki diakhiri “-ana”. Awalan ditentukan oleh berapa banyak karbon dalam rantai utama. Beberapa
contoh alkana adalah propana (C3H8), metana (CH4) dan etana (C2H6). Awalan berikutnya adalah “pent-,” “terpendam,”
“heks-,” “hept-,” “Okt-,” “non-“ dan “Dek-.”
Mudah terbakar dari alkana membuat mereka bahan bakar bersih-pembakaran yang sangat baik. Produk limbah dari
pembakaran alkana termasuk air dan karbon dioksida. Alkana bentuk gas yang digunakan secara langsung sebagai bahan
bakar, dan alkana cair dapat bergabung membentuk sumber energi seperti bensin atau minyak tanah. Ada juga jenis alkana
padat dalam produk seperti petroleum jelly dan bahkan aspal.

4
Jika ujung hidrogen akan dihapus dari alkana, kelompok fungsional disebut menghasilkan gugus alkil. Gugus alkil ini
melekat pada hidrokarbon lain untuk menciptakan turunan alkana. Turunan alkana memiliki rumus yang sama seperti alkana
lainnya, tetapi mereka isomer struktural.
Isomer struktural memiliki elemen yang sama dalam proporsi yang sama, tetapi mereka ditata berbeda dalam ruang.
Kebanyakan turunan alkana tidak mudah terbakar seperti alkana biasa. Sebaliknya, mereka ditemukan dalam plastik, makeup
dan beberapa deterjen cair.
Ini menamai turunan alkana mengikuti sistem yang ditetapkan oleh International Union of Pure and Applied
Chemistry (IUPAC). Kata dasar adalah nama alkana yang ditunjukkan oleh jumlah karbon dalam rantai utama. Nama gugus
alkil diambil dari nama alkana biasa dengan jumlah yang sama karbon. Ini akhiran “-il” menggantikan akhiran yang khas “-
ana”.
Posisi kelompok alkil diberikan dengan nomor yang menunjukkan karbon itu melekat. Jika ada lebih dari satu gugus
alkil yang sama melekat pada hidrokarbon, awalan Yunani yang digunakan di sebagian besar ilmu, seperti “di-“, “tri-,”
“tetra-” dan sebagainya, yang digunakan untuk menunjukkan berapa banyak . Jika lebih dari satu gugus alkil yang terikat pada
rantai karbon yang sama, mereka tercantum dalam urutan abjad.

B. Tata Nama Senyawa Turunan Alkana


a) Alkohol
Perhatikan rumus stuktur senyawa karbon berikut.

5
Rumus umum alkana adalah CnH2n+2, maka rumus umum alkohol (alkanol) adalah CnH2n+1OH atau CnH2n+2O

Ada dua cara dalam pemberian nama pada alcohol, yaitu :


1. Penamaan secara Trivial, yaitu dimulai dengan menyebut nama gugus alkil yang terikat pada gugus –OH
kemudian diikuti kata alkohol.

2. Penamaan secara sistem IUPAC, yaitu dengan mengganti akhiran a pada alkana dengan akhiran ol (alkana
menjadi alkanol)

6
3. Penamaan senyawa alcohol menurut IUPAC jika senyawa alcohol mempunyai gugus alkil.
 Menentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus – OH, selain itu
atom karbon lain sebagai cabang.
 Memberi nomor pada rantai induk yang dimulai dari salah satu ujung rantai, sehingga posisi gugus –
OH mendapat nomor terkecil. (Perhatikan tidak harus nomor satu!!!)
 Urutan penamaan :
- nomor atom C yang mengikat cabang
- nama cabang: CH3 (metal), C2H5 (etil)
- nama rantai induk (alkanol)

7
b) Eter
Eter atau alkoksi alkana merupakan turunan alkana yang mempunyai struktur berbeda dengan alkohol. Eter
mempunyai rumus umum R–O–R′. Dengan gugus fungsi –O– yang terikat pada dua gugus alkil. Gugus alkil yang
terikat dapat sama dan dapat berbeda.

Ada dua cara pemberian nama eter, yaitu :

8
1. Penamaan secara Trivial, yaitu dimulai dengan menyebut nama alkil yang terikat pada gugus –O– kemudian
diikuti oleh kata eter.
2. Penamaan berdasarkan IUPAC, yaitu dengan mengganti akhiran ana pada alkana asal dengan akhiran oksi.

c) Aldehid (Alkanal)
Aldehid atau alkanal adalah senyawa turunan alkana dengan gugus

9
1. Nama IUPAC
Nama aldehid sebagai turunan dari alkana diturunkan dari nama alkana dengan mengganti akhiran a dengan al.

Tata nama senyawa aldehid dengan rantai cabang sama seperti tata nama alkohol, tetapi posisi gugus fungsi –CHO
tidak perlu dinyatakan karena selalu menjadi atom karbon nomor satu

10
2. Nama Trivial
Contoh penamaan aldehid secara trivial seperti pada tabel 4.6.

11
2.2. Benzena

A. Pengenalan Benzena
Benzena, juga dikenal dengan rumus kimia C6H6, PhH, dan benzol, adalah senyawa kimia organik yang merupakan
cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena terdiri dari 6 atom karbon yang
membentuk cincin, dengan 1 atom hidrogen berikatan pada setiap 1 atom karbon.
Benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap. Benzena adalah salah
satu komponen dalam minyak bumi, dan merupakan salah satu bahan petrokimia yang paling dasar serta pelarut yang penting
dalam dunia industri. Karena memiliki bilangan oktan yang tinggi, maka benzena juga salah satu campuran penting pada
bensin. Benzena juga bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena
adalah kandungan alami dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang terdapat dalam minyak
bumi. Karena bersifat karsinogenik, maka pemakaiannya selain bidang non-industri menjadi sangat terbatas.

B. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena


a) Benzena Monosubstitusi
Benzena monosubstitusi adalah benzena dengan 1 substituen alkil.

Rumus :

12
Penamaan benzena monosubstitusi menurut IUPAC adalah dengan menyebutkan nama alkil disertai akhiran benzena.

Contoh:

b) Benzena Disubstitusi
Benzena disubstitusi merupakan benzena dengan 2 substituen alkil. Apabila benzena mengikat 2 substituen, maka
kemungkinan memiliki 3 isomer struktur, antara lain: Posisi 1,2 disebut posisi ortho Posisi 1,3 disebut posisi meta.

13
Penentuan nama benzena disubstitusi antara lain:
 Menentukan posisi substituen (posisi 1,2/1,3/1,4).
 Menentukan nama substituen dalam urutan alfabetnya.
 Menambahkan akhiran benzena.

Contoh :

Jika salah satu diantara 2 substituen yang terikat pada cincin benzena memberikan nama khusus (seperti tercantum
dalam label nama trivial) maka senyawanya diberi nama sebagai turunan dari nama trivial tsb.

Contoh :

14
c) Benzena Polisubstitusi
Benzena polisubstitusi adalah benzena yang terdiri dari 3/lebih substituen. Rumus yang mungkin terjadi:

Adapun tatanama benzena polisubstitusi adalah :


 Menyebutkan semua substituen yang terikat beserta nomornya (urutan penomoran substituen sesuai alphabet
dan dari angka yang terkecil).
 Menambahkan kata “benzena” sebagai akhiran.

Contoh penamaan senyawa benzena polisubstitusi :

15
Jika salah satu dari 3 substituen memberikan nama khusus (trivial), maka senyawa benzena polisubstitusi diberi nama
sebagai turunan dari nama khusus tsb.

Contoh :

Beberapa nama trivial benzena monosubstitusi antara lain:

16
2.3. Senyawa Turanan Alkana dan Benzena di Lingkungan Sekitar

Di lingkungan sekitar terdapat banyak sekali senyawa turunan alkana dan senyawa turunan benzena. Misalnya pada produk
pembersih, yang banyak sekali fungsinya namun juga ada dampak negative dari senyawa-senyawa tersebut. Perhatikan tabel berikut!

No Senyawa Turunan
Nama Produk Bahan Aktif Fungsi Dalam Produk Dampak Negatif
. Alkana dan Benzena
Super Pel
Sodium Lauryl SLES adalah surfaktan Telah dibuktikan
Ether Sulfate yang biasa digunakan bahwa SLES dapat
(SLES) karena memiliki sifat menyebabkan iritasi
pembersih dan pada mata atau kulit
pengemulsi. Sifat dari pada eksperimen
1
surfaktan ini mirip dengan hewan dan
dengan sabun beberapa test pada
manusa.

2 Clear Dimethiconol, Sebagai DMDM Hydantoin,


DMDM

17
Hydantoin. pelembab dan dapat menyebabkan
berfungsi radang kulit, luka bakar,
melembutkan iritasi, dan pengeluaran

Dimethiconol. kutikula rambut air mata.

serta sebagai
pengawet Dimethiconol, dapat

shampo. menyebabkan iritasi


pada mata dan kulit.

DMDM Hydantoin
Detergent C
Surfaktan Fungsi surfaktan anionik Surfaktan anionik
Anionik adalah sebagai zat bersifat racun. Hal ini
pembasah yang akan dapat menimbulkan
3
menyusup ke dalam masalah keracunan
ikatan antara kotoran pada biota air dan
dan serat kain. penurunan kualitas air

4 Surf
Alkyl Benzene Karena sifatnya yang ABS ini tidak dapat

18
Sulfonat menurunkan tegangan dipecahkan oleh
permukaan, sehingga mikroorganisme
dapat digunakan sebagai sehingga berbahaya
bahan pembasah bagi persediaan suplai
(wetting agent), bahan air tanah. Selain itu,
pengemulsi (emulsion busa dari ABS ini
agent) dan sebagai menutupi permukaan
bahan pelarut air sungai sehingga
(solubilizing agent). sinar matahari tidak
mksks bisa masuk pada dasar
sungai yang dapat
menyebabkan biota
sungai menjadi mati
dan sungai menjadi
tercemar.

5 Rinso Matic

19
Total Surfactan sebagai zat pembasah Dapat menyebabkan
yang akan menyusup ke iritasi pada tangan dan
dalam ikatan antara kaustik. Karena
kotoran dan serat kain. diketahui lebih bersifat
Hal ini akan membuat alkalis. Tingkat
kotoran menggulung, keasamannya (pH)
lama kelamaan menjadi antara 10 -12.
besar, kemudian lepas
ke dalam air cucian
dalam bentuk butiran.
Daia
Linear Alkil memiliki kemampuan LAS bersifat racun.
Benzena yang unik untuk Hal ini dapat
Sulfonat (LAS) mengangkat kotoran, menimbulkan masalah
6
baik yang larut dalam keracunan pada biota
air maupun yang tak air dan penurunan
larut dalam air. kualitas air

7 Attack
Linear Alkil memiliki kemampuan LAS bersifat racun.

20
Benzena yang unik untuk Hal ini dapat
Sulfonat (LAS) mengangkat kotoran, menimbulkan masalah
baik yang larut dalam keracunan pada biota
air maupun yang tak air dan penurunan
larut dalam air. kualitas air

Hinginis
Sodium Pembentuk busa yang Dapat menyebabkan
Dodecylbenzene baik dan pelembut permukaan kulit kasar,
Sulfonate pakaian yang baik. hilangnya kelembaban
alami yang ada pada
8 permukan kulit dan
meningkatkan
permeabilitas
permukaan luar.

9 Sleek
Citric Acid, D- untuk meningkatkan Citric Acid,

21
Panthenol. keasaman larutan sampo penggunaan jangka
serta meningkatkan waktu lama
kadar air rambut dan menimbuklkan iritasi
Citric Acid meningkatkanelastisitas pada kulit kepala

D-Panthenol,
Penggunaan
berlebihan dapat
menimbulkan iritasi
D-Panthenol yang hebat
B29
Dimethicone Dimethicone, sebagai Dimeticone,
pelembab dan mencegah pemaikaian terlalu
10 timbulnya ketombe banyak dapat
menyebabkan kulit
kepala menjadi sedikit
berminyak
BAB III

PENUTUP

22
3.1. Simpulan

Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa :

Alkana dan benzena adalah senyawa hidrokarbon yang terdiri dari senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen
(H) dan atom karbon (C). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai
tersebut. Penamaan alkana dan benzena ada dua cara yaitu dengan system trivial dan system IUPAC. Senyawa turunan alkana dan
senyawa turunan benzena antara lain : LAS, SLES, dan Surfaktan. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa turunan
alkana dan senyawa turunan benzena, misalnya pada produk pembersih. Digunakan sebagai produk pembersih dikarenakan memiliki
kemampuan untuk mengangkat kotoran, baik, akan tetapi juga memiliki dampak negatife bagi kesehatan dan lingkungan.

3.2. Saran

Berdasarkan pemaparan makalah ini, maka saya memutuskan untuk memberi saran kepada pihak yang bersangkutan :

23
1. Pembaca
Dengan membaca makalah ini hendaknya pembaca lebih selektif dalam menggunakan suatu produk. Karena
tidak semua produk itu baik untuk kita tapi juga banyak dampak negative dikarenakan kandungan kimia yang
ada

2. Sekolah
Hendaknya tugas ini dilanjutkan ke adik - adik kelas. Karena banyak pengetahuan yang kita ambil.

.DAFTAR PUSTAKA

Pusat Perbelanjaan JM kota Lubuklinggau

24
Sumber Internet :
www.google.com
www.wikipedia.com

Sumber Buku :

Purba, Michael. 2007 Kimia. Erlangga: Jakarta.

Parlan, Wahyudi. 2005. Kimia Organik I, UM Press: Malang.

25
26

Anda mungkin juga menyukai