Anda di halaman 1dari 20

2014

Laporan
Laporan Hasil
Hasil Observasi
Observasi
Korosi
Korosi pada
pada Benda
Benda Logam
Logam
Guru
GuruPembimbing
Pembimbing::EkaEkaSari,
Sari,M.Pd
M.Pd
Nama
Nama ::Nabella
NabellaPrathiwi
Prathiwi
Kelas
Kelas ::XII
XIIIPA
IPA22

SMA NEGERI 1 LUBUKLINGGAU


TAHUN AJARAN 2014/2015  
Kata Pengantar
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga saya bisa
menyelesaikan laporan kimia tentang korosi. Tak lupa pula shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
sahabat, keluarganya, serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam proses pembuatan laporan ini, tidak selalu berjalan dengan lancar. Namun kendala-kendala tersebut alhamdulillah karena atas
izin Allah SWT dapat terselesaikan. Laporan kimia ini memuat tentang pembahasan benda-benda yang mengalami korosi di
lingkungan SMAN 1 Lubuklinggau. Sebelum laporan ini dibuat, saya beserta kelompok saya telah mensurvei benda-benda yang
mengalami korosi sebelumnya, sehingga data yang saya buat benar-benar rill dan tidak mengada-ngada.

Dalam penulisannya, banyak sumber-sumber yang saya pakai untuk menulis laporan ini. Jadi apabila ada kesalahan tulis maupun isi
yang tidak saya sengaja, saya mohon maaf karena tidak ada manusia yang sempurna.

Kemudian, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Eka Sari yang telah membimbing saya sehingga laporan ini bisa saya
selesaikan dengan lebih baik dari laporan saya sebelumnya. Dan atas bimbingan beliulah saya bisa lebih tahu tentang kekurangan-
kekurangan laporan yang telah saya buat, sehingga saya bisa menjadikannya pedoman dalam penulisan laporan atau makalah yang
akan saya buat di kemudian hari. Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman sekelompok saya, karena atas bantuan mereka
saya dapat menyelesaikan laporan saya, dengan melengkapi bahan-bahan yang mendukung kesempurnaan dari laporan ini.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya butuhkan
untuk penulisan laporan saya yang selanjutnya. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya.

Lubuklinggau, 06 Oktober 2014

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................

BAB 1 Pendahuluan…..............................................................................................

Tabel hasil penelitian korosi dilingkungan SMA Negeri 1


Lubuklinggau…………………………....................................................................

Pembahasan………………………………………………………………………...

Kesimpulan ..............................................................................................................

Daftar pustaka ..........................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A.Landasan Teori
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang
paling lazim adalah perkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi.
Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe 2O3.nH2O, suatu zat padat yang
berwarna coklat-merah.

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami
oksidasi.

Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)

atau

O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)


Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida
terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai
katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya.
Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida ataubesi sulfida, setelah diekstraksi dan
diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi
dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).

Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan.
Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat
kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta
garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.

Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam
atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta
persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-
bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan
tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara. Ammoniak dalam kegiatan industri umumnya
digunakan untuk sintesa bahan organik, sebagai bahan anti beku di dalam alat pendingin, juga sebagai bahan untuk pembuatan pupuk.
Bejana-bejana penyimpan ammoniak harus selalu diperiksa untuk mencegah terjadinya kebocoran dan pelepasan bahan ini ke udara.

Embun pagi saat ini umumnya mengandung aneka partikel aerosol, debu serta gas-gas asam seperti NOx dan SOx. Dalam batubara
terdapat belerang atau sulfur (S) yang apabila dibakar berubah menjadi oksida belerang. Masalah utama berkaitan dengan peningkatan
penggunaan batubara adalah dilepaskannya gas-gas polutan seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx). Walaupun
sebagian besar pusat tenaga listrik batubara telah menggunakan alat pembersih endapan (presipitator) untuk membersihkan partikel-
partikel kecil dari asap batubara, namun NOx dan SOx yang merupakan senyawa gas dengan bebasnya naik melewati cerobong dan
terlepas ke udara bebas. Di dalam udara, kedua gas tersebut dapat berubah menjadi asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4).
Oleh sebab itu, udara menjadi terlalu asam dan bersifat korosif dengan terlarutnya gas-gas asam tersebut di dalam udara. Udara yang
asam ini tentu dapat berinteraksi dengan apa saja, termasuk komponen-komponen renik di dalam peralatan elektronik. Jika hal itu
terjadi, maka proses korosi tidak dapat dihindari lagi.

Pencegahan Korosi
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau memperlambat korosi:

1.Pengecetan
Jembatan pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink
(seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan
air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah)
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating.
Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat).
Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi
karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah (Eº Fe = -0,44 volt; Eº Sn = -0,44 volt). Oleh karena itu, besi yang dilapisi
dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi.
Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink)
Pipa besi, tiang telpon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi
sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial
reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai
katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah
digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6. Chromium Plating (pelapisan dengan kromium)
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil.
Chromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan
kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode)
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium itu akan berkarat
tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik,
batang magnesium harus diganti.
BAB II
HASIL SURVEI KOROSI DI LINGKUNGAN SMA NEGERI 1 LUBUKLINGGAU

Identifikasi Reaksi Yang Terjadi


No Foto & Nama Barang Penyebab Korosi Cara Mengatasi
Bahan Anoda dan Katoda
1. Pagar Fe Karena Hujan, Di Cat Anode: Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e- Ix2I
perubahan cuaca Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq) Ix1I
dan Bakteri.
Anode: 2Fe(s)  2Fe2+(aq) + 4e-
Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)
Redoks:2Fe(s) + O2(g) + H2O(l)  2Fe2+(aq) +
4OH-(aq)
2. Seng Zn Karena Hujan, Di Cat Anode: Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e- Ix2I
- -
perubahan cuaca Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e  4OH (aq) Ix1I
dan Bakteri.
Anode: 2Zn(s)  2Zn2+(aq) + 4e-
Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)
Redoks: 2Zn(s) + O2 (g) + 2H2O(l)  2Zn2+(aq)
+ 4OH-
3. Paku Fe Kelembapan Di Krom Anode: Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e- Ix2I
(Chromium Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq) Ix1I
Plating) Anode: 2Fe(s)  2Fe2+(aq) + 4e-
Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)
Redoks:2Fe(s) + O2(g) + H2O(l)  2Fe2+(aq) +
4OH-(aq)

Identifikasi Penyebab Korosi Reaksi Yang Terjadi


No Foto & Nama Barang Cara Mengatasi
Bahan Anoda dan Katoda
4. Gagang Pintu Cu-Zn Kelembapan Di Krom Anode: Cu(s)  Cu2+(aq) + 2e-
(Chromium Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e-
Plating) Katode: O2(g) + 2H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)
Redoks: Cu(s) + Zn(s) + O2(g) + 2H2O(l)
 Cu2+(aq) + Zn2+(aq) + 4OH-(aq)

5. Tiang Gawang Fe Karena Hujan, Di Cat Anode: Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e- Ix2I
perubahan cuaca Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq) Ix1I
dan Bakteri.
Anode: 2Fe(s)  2Fe2+(aq) + 4e-
Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)
Redoks:2Fe(s) + O2(g) + H2O(l)  2Fe2+(aq) +
4OH-(aq)
6. Trali Fe-Al Pengaruh Cuaca Di Cat Anode : Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e- |x4|
Al(s)  Al3+(aq) + 3e- |x4|
- -
Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e  4OH |x5|
(aq)

2+ -
Anode: 4Fe(s)  4Fe (aq) + 8e
4Al(s)  4Al3+(aq) + 12e-
Katode: 5O2(g) + 10H2O + 20e-  20OH-(aq)
Redoks: 4Fe(s) + 4Al(s) + 5O2(g) + 10H2O(l)
4Fe2+(aq) + 4Al3++ 20OH-(aq)
7. Tiang Basket Fe Karena Hujan, Di cat Anode: Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e- Ix2I
perubahan cuaca Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq) Ix1I
dan Bakteri.
Anode: 2Fe(s)  2Fe2+(aq) + 4e-
Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)
Redoks:2Fe(s) + O2(g) + H2O(l)  2Fe2+(aq) +
4OH-(aq)
8. Rantai Fe-Cu Karena Hujan, Di Krom Anode: Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e-
perubahan cuaca (Chromium Cu(s)  Cu2+(aq) + 2e-
dan kelembapan. Plating) Katode: O2(g) + 2H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)
Redoks: Fe(s) + Cu(s) + O2(g) + 2H2O(l)
Fe2+(aq) + Cu2+(aq) + 4OH-(aq)

9. Drum Fe-Zn Karena Hujan, Di Cat Anode: Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e-


perubahan cuaca Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e-
dan Bakteri. Katode: O2(g) + 2H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)

Redoks: Fe(s) + Zn(s) + O2(g) + 2H2O(l)


Fe2+(aq) + Zn2+(aq) + 4OH-(aq)

10. Engsel Pintu Cu-Zn Pengaruh Cuaca Di Krom Anode: Cu(s)  Cu2+(aq) + 2e-
dan Kelembapan (Chromium Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e-
Plating) Katode: O2(g) + 2H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)
Redoks: Cu(s) + Zn(s) + O2(g) + 2H2O(l)
 Cu2+(aq) + Zn2+(aq) + 4OH-(aq)

11. Gerobak Sampah Fe Karena Hujan, Di Cat Anode: Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e- Ix2I
perubahan cuaca Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq) Ix1I
dan Bakteri. Anode: 2Fe(s)  2Fe2+(aq) + 4e-
Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)
Redoks:2Fe(s) + O2(g) + H2O(l)  2Fe2+(aq) +
4OH-(aq)

12. Angkong Fe Karena Hujan, Di Cat Anode: Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e- Ix2I
perubahan cuaca Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq) Ix1I
dan Bakteri. Anode: 2Fe(s)  2Fe2+(aq) + 4e-
Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)
Redoks:2Fe(s) + O2(g) + H2O(l)  2Fe2+(aq) +
4OH-(aq)

Identifikasi Penyebab Korosi Reaksi Yang Terjadi


No Foto & Nama Barang Cara Mengatasi
Bahan Anoda dan Katoda
13. Plat Ekskul Zn Karena Hujan, Di Cat Anode: Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e- Ix2I
perubahan cuaca Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq) Ix1I
dan Bakteri.
Anode: 2Zn(s)  2Zn2+(aq) + 4e-
Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)
Redoks: 2Zn(s) + O2 (g) + 2H2O(l)  2Zn2+(aq)
+ 4OH-

14. Tiang bendera Fe Karena Hujan, Di Cat Anode: Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e- Ix2I
perubahan cuaca Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq) Ix1I
dan Bakteri.
Anode: 2Fe(s)  2Fe2+(aq) + 4e-
Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)
Redoks:2Fe(s) + O2(g) + H2O(l)  2Fe2+(aq) +
4OH-(aq)

15. Kran air Fe Karena Hujan, Di Krom Anode: Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e- Ix2I
perubahan cuaca (Chromium Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq) Ix1I
dan Bakteri. Plating)
Anode: 2Fe(s)  2Fe2+(aq) + 4e-
Katode: O2(g) + H2O(l) + 4e-  4OH-(aq)
Redoks:2Fe(s) + O2(g) + H2O(l)  2Fe2+(aq) +
4OH-(aq)

Pembahasan
 Pagar besi banyak dijumpai dimana-mana. Pagar besi banyak digunakan oleh masyarakat karena pagar tersebut apabila
digunakan akan terlihat kokoh untuk menjaga rumah dari tindakan orang-orang yang ingin berbuat tidak baik pada rumah kita,
selain itu adanya pagar juga dapat mempercantik rumah. Pagar biasanya terbuat dari besi. Seperti yang kita ketahui bahwa besi
bisa dengan mudah mengalami perkaratan. Pnybab prkaratannya adalah Kelembapan udarayang ada disekitarnya, adanya O 2
dan H2O yang ada disekitar lingkungan, adanya zat terlarut pembentuk asam (CO 2, SO2 ). Cara mengatasinya yaitu dengan cara
pengecatan. cat pada besi dapat menghindarkan besi dari kontak langsung dengan air dan oksigen. Hal tersebut dapat
menghambat laju korosi dan mrupakan langkah ang paling efektif untuk mencegah proses terjadinya korosi.
 Seng biasanya digunakan untuk atap rumah. Oleh karena itu, seng akan mengalami kontak langsung dengan air. Korosi pada
seng juga didukung karena perubahan cuaca yang sangat ekstrim, sehingga seng semakin cept bereaksi dngan oksigen dan air
yang menyebabkan seng tersebut mudah berkarat. Cara paling efektif dalam mengatasi korosi pada seng adalah dengan cara
mengecat seng tersebut, sehingga terhindar dari kontak langsung dengan air.
 Paku dan baut biasanya merupakan benda dalam kehidupan sehari-hari yang mudah berkarat. Cara mengatasi karat pada paku
biasanya paku tersebut dilapisi dengan timah (tin platting), atau bisa dilapisi dengan kromium(chroem platting)
 Gagang pintu biasanya benda yang mudah berkalat. Cara mengatasinya bisa dilapisi dengan timah, alumunium ,kromium, dan
bisa dilakukan pemilokan pada gagang pintu
 Tiang gawang bisa mengalami perkaratan karena mengalami kontak langsung dengan oksigen dan air. Cara mengatasinya
dengan cara pengecatan atau bisa juga dipiloks.
 Banyak trali di rumah-rumah yang mengalami korosi. Hal tersebut terjadi karena trali trkena air saat terjadi hujan. Cara
mengatasinya dengan dilapisi timah (tin platting) dan dilapisi dengan kromium (crhoem platting)
 Seperti halnya dengan tiang gawang, tiang basket juga sangat rawan terkena korosi karena terjadi kontak langsung dengan air
dan oksigen yang mempercepat terjadinya korosi pada besi. Cara mengatasinya dengan cara di cat.
 Rantai pintu terbuat dari besi dan tembaga. Rantai sangat mudah terjadi proses perkaratan, cara mengatasinya bisa dengan cara
Di cat, kerena cat menghindarkan kontak dengan udara dan air, dan dilapisi dengan lapisan kromium (chroem)
 Drum terbuat dari seng dan besi. Drum biasanya diletakkan diluar ruangan. Hal itu bisa menyebabkan drum terkena air dan
oksigen, yang menyebabkan perkaratan pada drum tersebut. Cara mengatasinya bisa dengan cara dicat, dan di lapisi dengan
kromium (dicrhoem).
 Engsel pintu sangat mudah terkena karat. Cara mngatasinya bisa dilakukan dengan dilapisi oli maupun dilapisi dengan timah
(tin platting), atau bisa dilapisi dengan kromium.
 Kotak sampah yang terbuat dari besi sangat mudah terkena karat. Hal itu disebabkan oleh kelembapan udara, adanya O 2 dan
H2O yang ada disekitar lingkungan, adanya zat terlarut pembentuk asam (CO 2, SO2 ). Cara mengatasinya bisa dilakukan
dengan cara di cat, kerena cat menghindarkan kontak dengan udara dan air, dan dilapisi dengan lapisan kromium (chroem).
 Angkong terbuat dari besi. Angkong biasanya berada pada lingkungan yang terbuka. Oleh karena itu angkong sangat mudah
terjadi korosi. Cara mengatasinya yaitu dengan cara pengecatan. cat pada besi dapat menghindarkan besi dari kontak langsung
dengan air dan oksigen. Hal tersebut dapat menghambat laju korosi dan mrupakan langkah ang paling efektif untuk mencegah
proses terjadinya korosi.
 Plat ekskul terbuat dari seng. Karena berada di udara terbuka plat ekskul akan sangat mudah terjadi proses korosi. Oleh karena
itu, seng akan mengalami kontak langsung dengan air. Korosi pada seng juga didukung karena perubahan cuaca yang sangat
ekstrim, sehingga seng semakin cept bereaksi dngan oksigen dan air yang menyebabkan seng tersebut mudah berkarat. Cara
paling efektif dalam mengatasi korosi pada seng adalah dengan cara mengecat seng tersebut, sehingga terhindar dari kontak
langsung dengan air.
 Tiang bendera terbuat dari besi. Seperti yang kita ketahui bahwa besi bisa dengan mudah mengalami perkaratan. Pnybab
prkaratannya adalah Kelembapan udarayang ada disekitarnya, adanya O2 dan H2O yang ada disekitar lingkungan, adanya zat
terlarut pembentuk asam (CO2, SO2 ). Cara mengatasinya yaitu dengan cara pengecatan. cat pada besi dapat menghindarkan
besi dari kontak langsung dengan air dan oksigen. Hal tersebut dapat menghambat laju korosi dan mrupakan langkah ang
paling efektif untuk mencegah proses terjadinya korosi.
 Kran air terbuat dari tembaga dan seng. Kran air selalu terjadi kontak dengan air. Hal tersebut yang mmbuat kran air yang
terbuat dari logam mudah berkarat hal tersebut bisa diatasi dengan teknik Tin platting ( pelapisan dengan timah) dan dilapisi
dengan kromium atau chroem platting

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan yang berjudul “Laporan Observasi (survei) Korosi pada Logam”. Telah diterima dan disahkan oleh
:
Guru Pembimbing : Eka Sari M,Pd
NIP :

Lubuklinggau, Oktober 2014


GURU PEMBIMBING

EKA SARI M,Pd

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Korosi atau yang biasa disebut dngan perkaratan merupakan peristiwa perusakan logam akibat terjadinya reaksi kimia dengan lingkungan yang
menghasilkan produk yang tidak diinginkan. Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia)
yang melibatkan adanya aliran listrik. Proses korosi dapat berdampak buruk bagi benda yang mngalami korosi tersebut. Logam yang mngalami
korosi lama-kelamaan akan rapuh, kemudian akan menjadi hancur dan rusak. Berbagai cara dilakukan oleh manusia untuk mencegah proses
korosi pada benda-benda logam yang ada di sekitar lingkungan masyarakat. Diantaranya adalah

Pemakaian logam alloy dengan cara: pembentukan lapisan pelindung, menaikkan tegangan elektrode.

Pemakaian lapisan pelindung dengan cara: pengecatan, pelapisan senyawa organik (pelumas), pelapisan dengan gelas, pelapisan dengan logam,
dilapisi logam yang lebih mulia, dilapisi logam yang lebih mudah teroksidasi, menanam batang-batang logam yang lebih aktif dekat logam besi
dan dihubungkan,dicampur dengan logam lain

Elektrokimiawi dengan cara eliminasi perbedaan tegangan: menaikkan kemurnian logam, mencegah kontak dengan logam, memakai inhibitor,
Isolasi logam dari larutan, dan lain-lain.

Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan.  Contoh nyata adalah keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai
konstruksi dari besi lainnya.Siapa di antara kita tidak kecewa  bila bodi mobil kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena korosi.  Pasti tidak
ada.  Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi itu, sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi.

Dari Observasi yang kami lakukan tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adanya kontak antara udara dan air.Agar tidak
terjadi korosi pada besi jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga besi
dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang  dapat membuatnya
berkarat.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Korosi Adalah:
A) Air
B) Oksigen
Faktor-Faktor Yang Dapat Mempercepat Terjadinya Korosi: Cara Mengatasi Korosi Adalah:
A)Faktor Gas Terlarut. A) Sacrificial Protection (Pengorbanan Anode)
B)Faktor Temperatur B) Cromium Plating (Pelapisan Dengan Kromium)
C)Faktor pH C) Galvanisasi (Pelapisan Dengan Zink)
D)Faktor Bakteri Pereduksi atau Sulfat Reducing Bacteria D) Tin Plating (Pelapisan Dengan Timah)
(SRB) E) Dibalut Dengan Plastic
E)Faktor Padatan Terlarut F) Melumuri Dengan Oli Atau Minyak
G) Dicat

Daftar pustaka
www.google.com
http://wikipedia.prosesterjadinyakorosi.com

buku yudhistira ktsp 2006

buku erlangga bab tentang sel elektrokimia

www.rystdhuy.pencegahankorosi .com

Anda mungkin juga menyukai