Anda di halaman 1dari 25

KIMIA ORGANIK

AGROTEKNOLOGI & AGRIBISNIS


 APA ITU KIMIA ORGANIK?
Kimia Organik secara umum diketahui sebagai salah satu bidang dalam Kimia yang
mempelajari senyawa karbon dengan cakupan bidang yang lebih luas dan lebih lebar
dari cakupan unsur lainnya. Ruang lingkupnya mencapai semua materi kehidupan
termasuk zat non-hidup yang diproduksi melalui siklus kehidupan. Selain itu, Kimia
Organik juga mencakup sejumlah besar senyawa yang tidak terkait dengan
kehidupan yang telah dikembangkan oleh ahli kimia di laboratorium dengan metode-
metode yang dibuat.
 ALKANA ALKENA ALKUNA
Salah satu keunikan dari atom karbon adalah kemampuannya untuk bisa berikatan
dengan atom karbon yang lain membentuk rantai karbon. Bentuk rantai karbon yang
paling sederhana adalah Hidrokarbon, yang hanya tersusun oleh 2 unsur, karbon dan
hidrogen. 
Senyawa hidrokarbon sendiri memiliki klasifikasinya masing-masing berdasarkan
macam-macam faktor. Salah satunya adalah hidrokarbon alifatik, yang akan terbagi
lagi menjadi 3 jenis ikatan. Ikatan alkana, ikatan alkena, dan ikatan alkuna.
 ALKANA
Alkana adalah rantai karbon yang paling sederhana, dengan rumus umum: 
CnH2n+2
Alkana merupakan sebuah senyawa hidrokarbon jenuh, karena memiliki ikatan
tunggal. Salah satu contoh senyawa paling sederhana dari alkana adalah metana.
Metana hanya memiliki satu atom karbon yang mengikat empat atom H.
Alkana yang memiliki 3 atom karbon atau lebih, dapat disusun dengan banyak cara,
membentuk isomer struktur yang berbeda. Isomer paling sederhana adalah ketika
atom karbonnya terpasang pada rantai tunggal tanpa ada cabang. Isomer ini bernama
n-isomer (n = “normal”). 
No Nama Rumus Beberapa kegunaan dari Alkana adalah:
1 Metana CH4 Sebagai bahan bakar.
2 Etana C2H6 Dapat digunakan sebagai pelarut.
3 Propana C3H8 Sebagai salah satu sumber hidrogen.
4 Butana C4H10 Pelumas.
5 Pentana C5H12 Dan lain-lain
6 Heksana C6H14
7 Heptana C7H16
8 Oktana C8H18
9 Nonana C9H20
10 Dekana C10H22
11 Oktadekana C11H36
 ALKENA
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang tidak jenuh, dan memiliki ikatan rangkap
dua (–C=C–). Rumus umum yang digunakan untuk menyatakan Alkena adalah:
C2H2n
Nama lain dari Alkena adalah Olefin. Bentuk Alkena yang paling sederhana yaitu
Etena, yang memiliki rumus C2H4. Alkena lebih reaktif bila dibandingkan dengan
Alkana. Namun, relatif lebih stabil dibandingkan dengan Alkuna.
Alkena memiliki kegunaan di berbagai bidang, seperti:
Bisa menjadi obat bius bila dicampurkan dengan kandungan O2.
Mematangkan buah-buahan.
Bahan baku dari industri plastik, karet sintetis, dan juga alkohol.
 ALKUNA
Alkuna juga termasuk dalam senyawa hidrokarbon tak jenuh. Namun Alkuna
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap tiga antara atom karbon. Alkuna memiliki
rumus umum:
 CnH2n-2
Alkuna juga disebut sebagai Asetilena. Alkuna adalah senyawa yang lebih reaktif
dibandingkan dengan Alkana dan juga Alkena. Alkena memiliki sifat semikonduktor,
karena adanya pembentukan polimer yang bernama Polyethylene yang memiliki sifat
tersebut.
Selain Alkana dan Alkena, Alkuna juga memiliki banyak kegunaan, seperti:
Bisa digunakan dalam proses mengelas besi dan juga baja.
Dapat digunakan sebagai penerangan.
Merupakan sebuah Sintesis dari senyawa lain nya.

Alkana Alkena Alkuna adalah bagian dari pembagian senyawa hidrokarbon alifatik
berdasarkan jenis ikatannya. Alkana memiliki ikatan tunggal, Alkena memiliki ikatan
ikatan rangkap dua, dan Alkuna dengan tiga rangkap ikatan. Ketiganya memiliki
banyak kegunaan di berbagai macam industri.
 GUGUS FUNGSI
Dalam kimia organik, gugus fungsi adalah substituen atau bagian spesifik dalam
molekul yang bertanggung jawab terhadap karakteristik reaksi kimia dari molekul-
molekul tersebut. Gugus fungsi yang sama akan mengalami reaksi kimia yang sama
atau serupa tanpa menghiraukan ukuran molekulnya.
Gugus fungsi adalah kelompok dari satu atau lebih atom-atom dari sifat-sifat kimia
yang khas, tidak peduli apa yang melekat pada mereka. Atom-atom gugus fungsi
tersebut saling terkait satu sama lain dan dengan molekul lainnya melalui ikatan
kovalen. Untuk satuan berulang polimer, gugus fungsi melekat pada inti atom karbon
nonpolar mereka dan dengan demikian menambah karakter kimia pada rantai
karbon. Gugus fungsi juga dapat bermuatan, misalnya dalam garam karboksilat (–
COO−), yang mengubah molekul menjadi ion poliatomik atau ion kompleks. Gugus
fungsi yang mengikat atom pusat dalam kompleks koordinasi
disebut ligan. Pengompleksan dan solvasi juga disebabkan oleh interaksi spesifik
dari gugus fungsi. Dalam aturan umum "like dissolve like", adalah bersamanya atau
saling berinteraksinya gugus fungsi yang menghasilkan kelarutan. Sebagai contoh,
gula larut dalam air karena keduanya berbagi gugus fungsi hidroksil (–OH) dan
hidroksil berinteraksi kuat satu sama lain. Ditambah lagi, ketika gugus fungsi
lebih elektronegatif daripada atom yang mereka lekati, gugus fungsi akan
menjadi polar, dan molekul-molekul nonpolar yang mengandung gugus-gugus
fungsi ini menjadi polar dan menjadi larut dalam beberapa lingkungan berair.
Menggabungkan nama-nama gugus fungsi dengan nama-nama alkana induk
menghasilkan apa yang disebut sebagai tata nama sistematis untuk penamaan
senyawa organik. Dalam tata nama tradisional, atom karbon pertama setelah karbon
yang menempel pada gugus fungsi disebut karbon alfa; yang kedua, karbon beta,
ketiga, karbon gamma, dan seterusnya. Jika terdapat gugus fungsi lain pada karbon,
ia dapat dinamai dengan huruf Yunani, misalnya, gamma-amina dalam asam gamma-
aminobutirat berada pada karbon ketiga dari rantai karbon yang melekat pada gugus
asam karboksilat. Konvensi IUPAC mengatur pelabelan numerik dari posisi ini.
Dalam berbagai nama tradisional, berbagai kualifikasi digunakan untuk memberi
label isomer.
Berikut adalah daftar dari beberapa gugus fungsi yang sering dijumpai. Di dalam
penulisan rumus, simbol R dan R' selalu menyatakan hidrogen yang terikat atau
suatu rantai samping hidrokarbon berapa pun panjangnya, tetapi terkadang bisa
merujuk pada gugus atom.
 TATANAMA ORGANIK
Tata nama organik atau lengkapnya tata nama IUPAC untuk kimia organik adalah
suatu cara sistematika untuk memberi nama senyawa organik yang
direkomendasikan oleh International Union of Pure and Applied Chemistry
(IUPAC).
Tatanama IUPAC menggunakan sejumlah awalan, akhiran, dan sisipan untuk
mendeskripsikan jenis dan posisi gugus fungsi pada suatu senyawa.
Pada kebanyakan senyawa, penamaan dapat dimulai dengan menentukan rantai
hidrokarbon Ingold Prelog jika ambiguitas masih saja ada pada struktur rantai
hidrokarbon induk. Nama dari rantai induk dimodifikasi dengan akhiran gugus
fungsi yang memiliki prioritas tertinggi, sedangkan gugus fungsi sisanya
diindikasikan dengan awalan yang dinomori dan disusun secara alfabetis.
Dalam kebanyakan kasus, penamaan yang tidak mengikuti kaidah penamaan yang
baik dan benar bisa menghasilkan nama yang masih bisa dimengerti strukturnya —
tentu saja penamaan yang baik dan benar direkomendasikan untuk menghindari
ambiguitas.
Sebagai contoh nama senyawa induk dan mengidentifikasi gugus fungsi pada
molekul tersebut. Penomoran alkana induk dilakukan dengan menggunakan kaidah
prioritas Cahn.
NH2CH2CH2OH
jika mengikuti aturan kaidah prioritas Cahn Ingold Prelog adalah 2-aminoetanol.
Namun nama 2-hidroksietanaamina juga secara jelas merujuk pada senyawa yang
sama.
Nama senyawa tersebut dikonstruksi dengan cara sebagai berikut:
Terdapat dua karbon pada rantai induk, maka diberi nama dasar "et"
Karbon-karbon pada senyawa tersebut berikatan tunggal, maka diberi akhiran "an".
Terdapat dua gugus fungsi pada senyawa tersebut, yakni alkohol (OH) dan amina
(NH2). Alkohol memiliki nomor atom dan prioritas yang lebih tinggi dari amina, dan
akhiran dari alkohol adalah "ol", maka akhiran majemuk yang terbentuk adalah
"anol".
Gugus amina tidak berada pada satu karbon yang sama dengan gugus OH (karbon
nomor 1), namun melekat pada karbon nomor 2, oleh karena itu ia diidentifikasikan
dengan awalan "2-amino".
Setelah awalan, nama dasar, dan akhirannya digabung, kita mendapat "2-
aminoetanol".
 REAKSI GUGUS FUNGSI
Suatu reaksi terjadi karena satu molekul atau lebih memiliki energi yang cukup
(energi aktivasi) untuk memutuskan Ikatan. Dalam reaksi organik, biasanya disertai
dengan pembentukan atau pemutusan suatu ikatan kovalen. Konsep pemutusan
ikatan biasanya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pemecahan ikatan secara
homolisis dan secara heterolisis. Masing-masing pemecahan tersebut mempunyai
proses dan produk yang berbeda.
1. PEMUTUSAN HETEROLITIK
Pemutusan heterolitik adalah suatu pemutusan yang menghasilkan ion-ion.
Pemecahan/pemutusan heterolisis yaitu pembelahan ikatan kovalen dengan salah
satu pecahan mengambil kedua elektron (sepasang), sedangkan yang lainnya tidak
medapatkan elektron. Hasilnya adalah dua buah partikel yang bermuatan. Hasil
pemecahan heterolisis adalah dua buah ion, yaitu anion (bermuatan negatif) dan
kation (bermuatan positif).
Contoh:
2. PEMUTUSAN HOMOLITIK
Pemutusan homolitik adalah suatu pemutusan yang menghasilkan radikal bebas.
Pemecahan/pemutusan homolisis yaitu pembelahan ikatan kovalen antara dua atom
terjadi dengan cara yang memungkinkan setiap atom mempertahankan satu elektron
masing-masing. Pemecahan ini simetris dan mengarah pada pembentukan atom atau
kelompok atom yang memiliki elektron tidak berpasangan, yang disebut radikal
bebas. Radikal bebas yang dilambangkan dengan menempatkan titik di atas lambang
atom atau kelompok atom.
Contoh :
Ada 2 hal yang diperhatikan pada suatu reaksi :
•Apa yang terjadi pada gugus fungsional.
•Sifat pereaksi yang menyerang.

3 jenis pereaksi, yaitu :


Pereaksi nukleofil : pereaksi yang bermuatan negatif, basa Lewis dan reduktor
(melepaskan elektron).
Contoh: H2O, NH3
Pereaksi elektrofil : pereaksi yang bermuatan positif, asam Lewis dan sebagai
oksidator (penerima elektron).
Contoh: H2O, HNO3 / H2SO4
Pereaksi radikal bebas : pereaksi yg memiliki satu elektron tak berpasangan.
Contoh: Cl dan Br
A. REAKSI SUBSTITUSI
Substitusi nukleofil: reaksi penggantian suatu gugus dengan gugus lain, dimana
gugus pengganti merupakan pereaksi nukleofil.
Contoh:
X : unsur halogen.
Substitusi elektrofil: gugus pengganti merupakan pereaksi elektrofil.
Contoh:
Substitusi radikal bebas: gugus pengganti berupa pereaksi radikal bebas.
Contoh:
B. REAKSI ADISI
Adisi Nukleofil: reaksi penambahan suatu gugus ke suatu ikatan rangkap dan
hasilkan ikatan tunggal,dimana gugus yang menyerang pertama kali berupa pereaksi
nukleofil.
Contoh:

Adisi Elektrofil: gugus penyerang berupa pereaksi elektrofil.


Contoh: AB + C = C → A – C – C – B H H + CH2 = CH2 → CH3 – CH3
Adisi Radikal Bebas: gugus penyerang merupakan radikal bebas.
Contoh: CH4 + Cl . → . CH3 + HCl
C. REAKSI ELIMINASI
Reaksi Eliminasi adalah reaksi penggantian ikatan, dari ikatan tunggal menjadi
rangkap.
Contoh: X – C – C – Y → C = C + X – Y
D. REAKSI REDUKSI &
OKSIDASI
Reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan kenaikan
elektron. Dapat dikatakan bahwa reduksi adalah reaksi dimana suatu zat kehilangan
oksigen.
Oksidasi adalah reaksi yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi dan
penurunan elektron. Dapat dikatakan bahwa oksidasi adalah reaksi dimana suatu zat
mengikat oksigen.
Contoh:

Penjelasan reaksi oksidasi dan reduksi pada contoh di atas. Besi (III) oksida (FE2O3)
mengalami reduksi karena kehilangan atom oksigen dan berubah menjadi besi (2Fe).
Adapun karbon monoksida (3CO) mengalami reaksi oksidasi karena mengikat atom
oksigen dan berubah menjadi karbon dioksida (3CO2).
E. REAKSI POLIMERASI
Reaksi Polimerasi adalah perubahan monomer menjadi polimer oleh cahaya, radikal
bebas, kation atau anion.
Contoh:

Anda mungkin juga menyukai