penelitian
menunjukkan
bahwa
secara
parsial
maupun
simultan
atau
memberikan
PENDAHULUAN
kontribusi
sebesar
84,25%
terhadap
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga memiliki peran penting dalam
menunjang perekonomian nasional. Hal ini dapat kita lihat pada saat krisis ekonomi
global yang terjadi pada tahun 2008. Banyak negara-negara maju mendapatkan imbas
yang cukup besar dan menyebabkan banyak perusahaan mengalami kebangkrutan.
Namun Indonesia tidak mendapatkan imbas yang begitu besar, dikarenakan Indonesia
mempunyai pengalaman dalam menghadapi krisis ekonomi tahun 1997 dan sektor
pada saat itu, Sektor UMKM mampu bertahan
Indonesia. Keberadaan usaha kecil harus tetap dipertahankan dan dikembangkan agar
dapat terus berperan dalam meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat terutama
masyarakat pedesaan. Hal tersebut diperjelas oleh Mudrajad Kuncoro (2007 : 363),
bahwa:
Usaha kecil akan menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah
angkatan kerja, pengangguran, jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi
pendapatan dan pembangunan ekonomi pedesaan. Jelas bahwa usaha kecil perlu
dikembangkan dan mendapat perhatian karena tidak hanya memberikan penghasilan
bagi sebagian besar angkatan
kerja
Indonesia,
tetapi
juga
merupakan
ujung
UMKM
dan
memperlancar
perekonomian
negara.
Banyak
bidang usaha yang menghasilkan keuntungan dan income keluarga sekaligus dapat
menyerap
tenaga
kerja.
Salah
pedagang
yang terdapat
di pasar
pananjung hingga saat ini berjumlah 649 kios dan diantaranya ada pedagang sembako
yang berjumlah 44 orang dan sisanya terdiri dari pedagang Pakaian, Sepatu, Sayuran,
buah-buahan, toko besi, toko emas, gerabah dan masih banyak lagi Pedagang- pedagang
lain yang berjualan dengan produk yang berbeda.
bahan
kebutuhan
pokok
sesuai
dengan
pasir, garam yang mengadung yodium, minyak goreng dan margarin, minyak tanah dan
gas elpiji. Pendapatan pedagang sembako di Pasar Batuphat berfluktustif dan beberapa
mengalami penurunan, seperti pada tabel berikut:
Tabel 1
Perkembangan Pendapatan Pedagang Sembako di Pasar Batuphat Kecamatan
Muara Satu Periode Agustus 2011 - Januari 2012 (dalam ribu rupiah)
Bulan
Rata-rata Pendapatan
Persentase (%)
Agustus
88.350
September
79.020
-10,56%
Oktober
76.500
-3,18%
November
77.728
1,60%
Desember
80.640
3,74%
Januari
75.430
-6,46%
kewirauahaan,
dan persaingan
terhadap
pendapatan dilandasi oleh pendapat Schumpeter ( Suryana, (2006), Case and Fair
(2007) dan Puji Astuti (2005).
Schumpeter
menyatakan bahwa Keuntungan atau pendapatan bisa tercipta dari penemuan yang
dilakukan para wirausaha. Penemuan dari para wirausaha dapat menciptakan
keuntungan melalui penemuan cara-cara baru dalam memberi pelayanan terbaik kepada
pelanggan Case and Fair (2007) dan Puji Astuti (200) menyatakan tentang faktorfaktor yang mempengaruhi pendapatan yaitu kesempatan kerja yang tersedia,
kecakapan
dan keahlian,
keuletan
dipergunakan.Pada penelitian
menyatakan bahwa
bekerja,
sebelumnya,
banyak
Fitra
Dila
sedikitnya
Lestari
modal
yang
(2011)
yang
signifikan terhadap pendapatan pedagang baju pantai, RM seafood, pedagang ikan asin
2
dan pedagang souvenir; penelitian Sri Haryani (2010). Menyatakan bahwa harga jual
tidak signifikan
sedangkan
diferensiasi
Pananjung,
maka
dalam
penelitian
ini
pendapatan pedagang.
Dalam hal ini pendapatan yang dimaksud adalah total penerimaan.
Total penerimaan
adalah jumlah
oleh perusahaan
dari
penjualan produknya. Oleh karena itu, total penerimaan sama dengan harga per
unit (P) dikali kuantitas barang yang terjual (Q). Jika ditulis dalam rumus adalah
seperti ini: TR = P x Q. (Case and Fair,
2007 : 205), dengan demikian pendapatan adalah perolehan hasil penjualan yang
belum dikurangi dengan harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya sewa dan
biaya lainnya. definisi modal adalah Modal adalah barang yang diproduksi oleh
sistem ekonomi yang
digunakan sebagai input untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan serta tidak hanya
terbatas pada uang atau asset keuangan seperti obligasi dan saham, tetapi barang-barang fisik
seperti pabrik, peralatan, persediaan dan asset tidak berwujud. . ( Case and Fair, 2007 : 317);
perilaku kewirausahaan tunjukkan oleh 1) hasrat akan tanggung jawab yaitu memiliki rasa
tanggung jawab pribadi terhadap usaha yang dilakukannya serta bertanggung jawab atas
kepuasan konsumen. 2) lebih menyukai risiko menengah. Para wirausaha bukanlah orang
yang mengambil resiko dengan membabi buta, melainkan orang yang mengambil risiko yang
diperhitungkan. 3) meyakini kemampuannya untuk sukses. Para wirausaha percaya pada
kemampuan diri sendiri dan cenderung optimis terhadap peluang kesuksesan.4) hasrat untuk
mendapatkan umpan balik yang sifatnya segera. Wirausaha menyukai tantangan dalam
menjalankan perusahaan dan terus menerus mencari umpan balik.5)tingkat energi yang
tinggi. Wirausaha memiliki semangat dan kerja keras untuk membangun usahanya serta
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. 6)orientasi masa depan.
Wirausaha memiliki perspektif dan memiliki pandangan jauh ke depan serta memiliki
kemampuan mencari peluang. 7)keterampilan mengorganisasi yaitu memiliki keterampilan
dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah. 8)menilai prestasi
lebih tinggi daripada uang. Prestasi tampak sebagai motivasi utama para wirausahawan dan
uang hanyalah cara sederhana untuk menghitung pencapaian tujuan atau simbol prestasi.
(Zimmerer (2008 : 7). Adapun persaingan yang terjadi di Pasar Pananjung adalah Persaingan
pada struktur pasar monopolistic competition, yang ditandai dengan 1) terdapat banyak
penjual, 2) keluar dan masuk ke dalam pasar atau industri relatif mudah dan 3) barangnya
berbeda corak.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat model kerangka pemikiran sebagai
berikut:
Modal
(X1)
Perilaku
Kewirausahaan
(X2)
Pendapatan
(Y)
Persaingan
(X3)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik.
Penelitain ini merupakan penelitian populasi (sensus) terhadap 44 pedagang sembako Pasar
Pananjung Kecamatan Pangandaran yang berjumlah 44 orang yang sudah memiliki toko atau
tempat usaha yang tetap tidak berpindah- pindah. Sumber data dalam penelitian ini yaitu
berasal dari data yang langsung diperoleh dari pedagang sembako di Pasar Pananjung sebagai
responden melalui kuisioner atau angket. uji validitas ini digunakan teknik korelasi Product
Moment. uji reliabilitas, dengan menggunakan rumus alpha. Dalam penelitian ini,
method). Dalam penelitian ini, analisis data akan menggunakan analisis regresi linier
berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui variabel-variabel
yang dapat mempengaruhi pendapatan. Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan
menggunakan program komputer Econometric Views (EViews) versi 7.0. Uji yang dilakukan
meliputi uji asumsi klasik (multikoliniearity, heteroscedasticity, auto korelasi) dan uji
hipotesis satu pihak (one tail) uji t untuk pengujian hipotesis parsial dan uji F ntuk pengujian
hipotesis secara simultan.
HASIL PENEITIAN
Hasil penelitian terhadap 44 pedagang sembako Pasar Pananjung Pangandaran,
meliputi pendapatan yang diperoleh perbulan rata-rata selama 3 bulan, moda yang telah
digunakan selama 3 bulan, perilaku kewirausahaan pedagang dan persaingan yang terjadi
diantara pedagang sembako di Pasar Pananjung. Berdasarkan penelitian pendapatan pedagang
sembako berkisar pada Rp15.000.000,00 sampai dengan Rp149.000.000,00 perbulan., secara
lebih lengkap hal ini dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2
Klasifikasi Rata-rata Pendapatan Perbulan Dalam Rentang Waktu Tiga Bulan
Pendapatan
F
%
15.000.000-59.000.000
25
56,82
(Rendah)
60.000.000-104.000.000
13
29,55
(Sedang)
105.000.000-149.000.000
6
13,63
(Tinggi)
Total
44
100
Sumber: Data Hasil Penelitian (Diolah)
25
20
15
Klasifikasi Pendapatan
Responden
10
5
0
Rendah
g
Sedang
Tinggi
Gambar 2
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pendapatan
antara Rp. 15.0000.000,00-59.000.000,00 sebanyak 25 orang atau sekitar 56,82%
dikategorikan ke dalam pendapatan rendah. Kemudian responden yang berpendapatan
menengah sebanyak 13 orang atau sekitar 29,55% dan yang berpendapatan tinggi sebanyak 6
orang atau sekitar 13,63%.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata modal perbulan dalam rentang
waktu tiga bulan yang terendah yaitu sebesar Rp. 37.000.000,00 dan modal tertinggi atau
terbesar yaitu sebesar Rp. 253.200.000,00. Pada penelitian ini modal diklasifikasikan dalam
tiga kriteria atau kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi dengan rentang Rp. 72.000.000,00
yang diperoleh dari hasil perhitungan modal terbesar modal terkecil / banyaknya kelas
interval atau (253.000.000,00 37.000.000,00)/3. Untuk lebih jelasnya klasifikasi rata-rata
modal perbulan yang dimiliki oleh pedagang sembako di Pasar Pananjung dapat dilihat pada
tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3
Klasifikasi Rata-rata Modal Perbulan Dalam Rentang Waktu Tiga Bulan
Modal
F
%
37.000.000-109.000.000
28
63,64
(Rendah)
110.000.00010
22,73
182.000.000
(Sedang)
183.000.0006
13,63
255.000.000
(Tinggi)
Total
44
100
Sumber: Data Hasil Penelitian (Diolah)
30
20
Klasifikasi Modal
Responden
10
0
Rendah
a
Tinggi
Sedang
Gambar 3
Klasifikasi Rata-rata Modal Perbulan Responden
Modal usaha yang dimiliki pedagang sembako seperti terlihat pada tabel 4.10 di atas
diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu modal dengan kategori rendah berkisar Rp.
37.000.000,00-109.000.000,00, modal dengan kategori sedang berkisar Rp. 110.000.000,00182.000.000,00 dan modal dengan kategori tinggi berkisar Rp. 183.000.000,00255.000.000,00. Pada tabel 4.10 di atas dapat terlihat bahwa pedagang yang memiliki modal
yang tergolong rendah sebanyak 28 orang (63,64%). Sedangkan yang tergolong memiliki
modal sedang sebanyak 10 orang (22,73%) dan yang memiliki modal tinggi sebanyak 6 orang
(13,63%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pedagang sembako di Pasar
Pananjung memiliki modal yang rendah atau termasuk ke dalam kategori pedagang dengan
modal rendah.
Perilaku kewirausahaan diindikasi dengan tingkat kreatifitas, inovasi, hasrat untuk
bertanggung jawab, respon terhadap resiko, menyakini kesuksesan, tingkat energi dan tingkat
orientasi masa depan. Dari tujuh indikator perilaku tersebut, dari hasil penelitian, pedagang
memiliki skor yang relatif tinggi berturut-turut pada hasrat akan tanggung jawab, keyakinan
untuk kesuksesan, dan energy yang tinggi. Hasrat akan tanggung jawab ditunjukkan dengan
selalu datang ke toko dan melayani pembeli secara langsung, tidak memberi wewenang
kepada karyawan untuk mengelola usaha dan menanggapi keluhan pembeli dengan baik.
Energi yang tinggi ditunjukkan dengan rutin membuka toko sebelum jam 06.30, rajin dan
gesit dalam melayani pembeli. Sebaliknya, pedagang mendapatkan skor yang relatif rendah
pada inovasi dan orientasi masa depan. Inovasi yang dimaksud adalah usaha-usaha
pengembangan metode penjualan yang berbeda dari sebelumnya. Inovasi ini meliputi apakah
melayani delivery order, system belanja berkupon atau penyajian barang dagangan dalam
lemari pendingin. Selain itu, pedagang tidak melakukan upaya lain untuk menaikkan
oendapatannya pada masa yang akan datang dan tidak menyusun perencanaan penjualan agar
penjualan mengalami peningkatan.
Persaingan dalam hal ini diukur berdasarkan ciri-ciri pasar persaingan monopolistik
yaitu dilihat dari aspek jumlah pedagang (pedagang sebagai pesaing), produk yang dimiliki,
harga, hambatan masuk yang dialami pedagang dan promosi.Hasil penelitian yang diperoleh,
persaingan secara umum berada pada kategori sedang, persaingan di Pasar Pananjung banyak
disebabkan oleh kemudahan berdagang di pasar, atau hambatan masuk rendah; dan harga
produk yang sama dengan pedagang lain dan barang yang cebderung homogeny. Hal ini
disebabkan karena karakteristik barang yang diperjualbelikan adalah barang kebutuhan pokok
yang cenderung inelastic, maka harga cenderung sama dengan pedagang lain dan sering kali
diadakan operasi pasar untuk menghindari fluktuasi harga, dan kenaikan pendapatan hanya
dapat dinaikkan dengan menaikkan unit penjualan.
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis parametrik dengan analisis regresi linier
berganda yang memiliki kegunaan untuk mengetahui derajat hubungan antara satu atau
beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat. Untuk perhitungan koefisisen regresi
berganda ini dilakukan dengan bantuan program Eviews 7.0 dan diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4
Hasil Regresi
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 01/28/13 Time: 20:40
Sample: 1 44
Included observations: 44
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
X1
X2
X3
-1.703594
0.660424
1.273796
1.005052
1.361805
0.084497
0.299084
0.263141
-1.250982
7.815921
4.258993
3.819438
0.2182
0.0000
0.0001
0.0005
Berdasarkan hasil tabel 4.18 Di atas, maka model persamaan regresi linier berganda
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = -1,70359371355 + 0,66042421277 X1 + 1,27379643773 X2 + 1,00505162616 X3
pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung Kec. Pangandaran. Uji t dilakukan dengan
kriteria sebagai berikut:
Tabel 6
Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Variabel
t hitung
t tabel
Keputusan
Keterangan
X1
7,815
1,684
H0 ditolak, Ha diterima
Signifikan
H0 ditolak, Ha diterima
X2
4,258
1,684
Signifikan
X3
3,819
1,684
H0 ditolak, Ha diterima
Signifikan
Sumber : Hasil Perhitungan Eviews 7.0
Dalam pengujian hipotesis melalui uji t ini, penulis menggunakan tingkat signifikasi 5 % atau
0,05 ( = 5 %) dengan degree of freedom (df) = n-k = 44 4 = 40. Dalam pengujian hipotesis
melalui uji t ini, penulis menggunakan tingkat signifikasi 5 % atau 0,05 ( = 5 %) dengan
degree of freedom (df) = n-k = 44 4 = 40. Dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah
jumlah variabel bebas ditambah konstanta sehingga jumlahnya 4 (tiga variabel bebas +
konstanta). Maka dengan df = 40 dan = 5 % maka di diperoleh t tabel sebesar
1,684.Berdasarkan tabel 6 di atas, maka :
Secara parsial terdapat pengaruh modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan
terhadap pendapatan.
Modal dalam penelitian ini terdiri dari modal tetap berupa bangunan toko, gudang,
kendaraan, etalase, mesin/alat timbangan dan lemari pendingin serta modal yang
perputarannya atau habis dalam waktu kurang dari satu tahun seperti uang kas dan persediaan
barang dagangan. Selain itu penelitian ini menunjukkan bahwa ketika modal yang dimiliki
pedagang sembako rendah maka pendapatan yang diperoleh pun rendah. Hal tersebut
semakin memperjelas bahwa modal dalam penelitian ini berpengaruh terhadap pendapatan
usaha pedagang sembako. Hal ini sesuai juga dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
terhadap pedagang sembako di pasar Pananjung, bahwa perilaku kewirausahaan berpengaruh
signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap pendapatan. Artinya ketika perilaku
kewirausahaan seorang pedagang meningkat atau tinggi maka pendapatannya pun akan
meningkat. Pada penelitian ini, perilaku kewirausahaan diukur berdasarkan ciri-ciri perilaku
kewirausahaan menurut Zimmerer yaitu kreativitas, inovasi, hasrat akan tanggung jawab,
lebih menyukai resiko menengah, meyakini kemampuannya untuk sukses, tingkat energi
yang tinggi dan orientasi masa depan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa perilaku
kewirausahaan yang dimiliki oleh pedagang sembako mayoritas berada pada kategori sedang.
Berdasarkan penelitian, dapat diketahui bahwa pedagang sembako bertanggung jawab
dalam menjalankan usahanya. Berdasarkan hasil penelitian juga didapati bahwa pedagang
sembako di pasar Pananjung belum sepenuhnya berorientasi pada masa depan. Alasan lain
yaitu adanya keyakinan yang tinggi yang dimiliki oleh pedagang sembako bahwa dia dapat
sukses dengan menjalankan usahanya pada saat ini . Sangat meyakini kemampuannya untuk
sukses akan membuat pedagang bertahan dalam keadaan apa pun. Pedagang tidak akan
mudah menyerah dalam menjalankan usahanya. Keyakinan untuk sukses dapat dilihat dari
pedagang sembako yang terus menjalankan usahanya ketika mengalami kerugian. Kerugian
yang dialami tidak lantas membuatnya patah semangat atau bermalas-malasan dalam
menjalankan usaha. Begitu pun ketika terjadi persaingan pedagang tidak merasa pesimis
justru pedagang terpacu untuk lebih unggul dari yang lain dan memenangkan persaingan
karena dia merasa sangat yakin atas kemampuannya untuk sukses. Hal tersebut tentunya baik
untuk meningkatkan pendapatan.
Memiliki tingkat energi yang tinggi juga merupakan salah satu alasan kenapa
persaingan berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung.
Tingkat energi yang tinggi pada pedagang sembako dapat dilihat dari kebiasaan pedagang
yang membuka toko lebih pagi dibandingkan dengan pedagang lain atau pun menutup toko
malam hari di atas jam 18.00, kemudian tidak bermalas-malsan dalam menjalankan usaha dan
melayani pembeli dengan gesit dan cekatan. Membuka toko dengan jam kerja yang lebih
lama dibandingkan pesaing atau pedagang lain akan mendatangkan peluang lebih besar untuk
mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi. Tidak bermalas-malasan dalam menjalankan
usaha dan melayani pembeli dengan gesit dan cekatan akan menciptakan pelayanan yang baik
terhadap pembeli. Sehingga pembeli akan merasa nyaman berbelanja ditempat tersebut
meskipun ada pedagang lain yang tokonya jauh lebih besar. Pada akhirnya pendapatan dapat
meningkat meskipun adanya persaingan.
Penjelasan di atas merupakan alasan yang dilihat dari segi perilaku kewirausahaan
yang dimiliki pedagang sembako. Alasan kedua selain melihat dari perilaku kewirausahaan
yang dimiliki pedagang sembako juga dilihat dari promosi yang dilakukan pedagang untuk
meningkatkan penjualannya. Para pedagang sembako di Pasar Pananjung kebanyakan
melakukan promosi untuk menghadapi persaingan. Promosi yang dilakukan adalah dengan
memberikan potongan harga kepada konsumen yang membeli barang dalam jumlah yang
banyak. variabel modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan signifikan dan berpengaruh
secara positif terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan
Pangandaran. Dengan kata lain ketika modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan
semakin tinggi maka pendapatan pun akan semakin tinggi, begitupun sebaliknya ketika
modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan semakin rendah maka pendapatan yang
diperoleh pun akan rendah. Hasil penelilitian juga menunjukkan bahwa besarnya pengaruh
variabel bebas (X1, X2, dan X3) terhadap variabel terikat (Y) yaitu sebesar 84,25%. Artinya
pendapatan dipengaruhi oleh modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan secara bersamasama sebesar 84,25% dan sisanya sebesar 15,75% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dikaji dalam penelitian ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh ketiga variabel bebas
yaitu modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan memiliki pengaruh yang besar terhadap
naik turunnya pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menarik
kesimpulan tentang pengaruh modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan terhadap
pendapatan usaha melalui suatu kasus pada pedagang sembako di pasar Pananjung
Kecamatan Pangandaran. Adapun kesimpulannya sebagai berikut:
1. Modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung.
2. Modal berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pendapatan usaha pedagang
sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran. Artinya semakin besar atau
meningkatnya modal yang dimiliki maka pendapatan yang diperoleh akan semakin
meningkat dan sebaliknya jika modal yang dimiliki kecil atau mnurun maka pendapatan
yang diperoleh pun akan menurun.
3. Perilaku kewirausahaan berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pendapatan
usaha pedagang sembako di Pasar pananjung Kecamatan Pangandaran. Artinya ketika
perilaku kewirausahaan yang dimiliki pedagang semakin meningkat maka pendapatan
akan meningkat dan begitu pun sebaliknya.
4. Persaingan berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pendapatan. Artinya
semakin ketatnya persaingan akan membuat pedagang semakin terpacu untuk lebih
unggul dari yang lain sehingga pendapatan semakin meningkat dan begitu pun
sebaliknya.
Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis uraikan diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan pendapatan maka para pedagang harus meningkatkan modalnya
terutama modal lancar, yaitu uang kas dan persediaan barang dagangan yang habis dalam
satu kali putaran produksi atau kurang dari satu tahun. Modal dalam sebuah usaha baik itu
modal yang terdiri dari modal lancar dan tetap haruslah tetap ada dan bahkan meningkat
agar pedagang sembako mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi.
2. Pedagang haruslah meningkatkan perilaku kewirausahaannya dengan cara memperluas
wawasan dengan mencari informasi dari berbagai sumber baik dari buku, televisi, internet
atau sumber-sumber lainnya serta apabila ada kesempatan para pedagang diharapkan
dapat mengikuti berbagai pelatihan yang berhubungan dengan dunia usaha guna
memperluas wawasan. Dengan meningkatnya perilaku kewirausahaan akan tercipta
inovasi-inovasi dan kreatifitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan. Serta
pedagang akan cepat tanggap dalam menghadapi kondisi lingkungan usaha yang selalu
berubah setiap saat.
3. Sebagai upaya untuk menghadapi persaingan antar pedagang yang semakin ketat, maka
para pedagang harus lebih memotivasi diri sendiri untuk terus terpacu lagi untuk lebih
unggul dari pedagang lain dalam segala hal. Pedagang haruslah menerapkan strategi
persaingan yang tepat agar dapat bertahan dalam menghadapi persaingan dan
memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.
4. Untuk mendukung peningkatan wawasan atau pengetahuan para pedagang tentang dunia
usaha, sebaiknya pemerintah daerah setempat melalui instansi terkait dapat ikut berperan
serta dalam membantu para pedagang dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan atau
seminar tentang wirausaha bagi para pedagang atau wirausaha
DAFTAR PUSTAKA
Asmie Poniwati. (2008). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan
Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Yogyakarta. Jurnal Neo-Bis. 2, (2), 197-210.
Case and Fair. (2007). Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta : Erlangga.
Fitra Dila Lestari. (2011). Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Dan Persaingan Terhadap
Pendapatan Pedagang Di Daerah Wisata Pantai Pangandaran (Suatu Kasus Pada
Pedagang Di Sepanjang Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis). Skripsi Upi tidak
dipublikasikan.
Mudrajad Kuncoro. (2007). Ekonomika Industri Indonesia Menuju Negara Industri Baru
2030. Yogyakarta : CV. ANDI.
Samuelson, P.A. & W.D.Nordhaus. (1996). Mikro Ekonomi Edisi Keempatbelas. Jakarta :
Erlangga.
Sadono Sukirno. (2005). Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Sri Haryani. (2010). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pada Industri
Paving Blok Nanjung. Skripsi Upi tidak dipublikasikan.
Tulus Tambunan. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.
Zimmerer, Thomas W. (2008). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta :
Salemba Empat.
Keputusan Menteri Industri dan Perdagangan No. 115/MPP/KEP/2/1998 tanggal 27 Februari
1998