Anda di halaman 1dari 3

Penelitian menurut penggunaanya

Jenis penelitian bila dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Penelitian Dasar atau Penelitian Murni


LIPI memberi definisi penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa
suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian tidak segera dipakai,
namun untuk waktu jangka panjang akan segera dipakai. Gay menyatakan bahwa
penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan
kegunaan yang langsung bersifat praktis. Senada dengan pendapat tersebut,
Suriasumantri berpendapat bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang
bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.

Contohnya : Salah satu kesenian menarik adalah seni musik yang dimiliki Indonesia
sebagai negeri yang kaya akan seni dan kreatifitas. Perkembangan dunia musik pun sudah
tidak kalah dengan perkembangan teknologi. Banyak masyarakat luas yang berlomba-
lomba membuat alat musik buatan mereka sendiri. Mulai dari aplikasi alat musik di
smartphone dan lain sebagainya. Surabaya menjadi salah satu kota dengan penduduk
terpadat se-Indonesia pada tahun 2015 sebesar 2.923.389 jiwa (Dinas Pendidikan dan
Pencatatan Sipil Kota Surabaya: 2015). Jumlah anak-anak yang terdata sebesar 2.310
anak. (Suyanto 2003:57). Mereka adalah anak-anak putus sekolah karena faktor ekonomi.
Sebagian besar dari mereka lebih memilih bekerja daripada sekolah, karena uang jauh
lebih penting daripada ilmu. Anak-anak jalanan mempergunakan waktunya untuk
bekerja, mengamen kesana-kemari. Padahal, membiarkan anak jalanan sebagai bagian
dari komunitas anak rawan yang bekerja, dalam rentang waktu yang cukup panjang di
jalanan dengan kondisi lingkungan yang keras, tanpa perlindungan memadai,
sesungguhnya adalah melanggar hak-hak dasar anak (Imam Zaini: 2008).
https://penelitianilmiah.com/contoh-penelitian-dasar/

2. Penelitian Terapan
Batasan yang diberikan LIPI bahwa setiap penelitian terapan adalah setiap penelitian
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis.
Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Senada dengan
pendapat tersebut, Gay berpendapat bahwa penelitian terapan adalah penelitian yang
dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu teori
yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Suriasumantri menyatakan
bahwa penelitian terapan bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan
praktis. Sehingga, hubungan penelitian murni dan penelitian terapan sangat erat, karena
penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu, setelah
ilmu tersebut digunakan untuk memecahkan masalah, maka penelitian tersebut akan
menjadi penelitian terapan.
Contohnya : peningkatan kualitas belajar mengajar siswa, pengaruh pemupukan terhadap
tanaman, pengaruh implementasi kurikulum MBS terhadap mutu pendidikan dan
sebagainya.

http://idtesis.com/jenis-jenis-penelitian/

Penelitian menurut kedalaman analisis data penelitian

Berdasarkan tingkat kedalaman analisis data penelitian, dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1) Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang menggambarkan karakteristik


populasi atau fenomena yang sedang diteliti. Sehingga metode penelitian satu ini fokus
utamanya adalah menjelaskan objek penelitiannya. Sehingga menjawab apa peristiwa atau
apa fenomena yang terjadi.

Metode penelitian ini kemudian berbeda dengan metode lain yang cenderung lebih fokus
pada pembahasan kenapa suatu peristiwa atau fenomena terjadi. Dimana peristiwa dan
fenomena yang dimaksudkan disini adalah objek penelitian. Hasil penelitiannya tentu saja
akan menggambarkan objek penelitian dengan detail.

Penelitian yang analisis datanya hanya sampai pada deskripsi variabel satu demi satu.
Deskripsi berarti pemberian secara sistematik dan faktual tentang sifat-sifat tertentu populasi
tertentu (Hadeli, 2006;11).

Contoh Penelitian Deskriptif

Secara sederhana penelitian dengan metode deskriptif memiliki tujuan untuk bisa
menggambarkan suatu fenomena sosial sebagai objek penelitian. Sehingga contoh dari
metode penelitian ini beragam sebagaimana beragamnya fenomena sosial yang ada di
sekitar kita. 

Karakter khas dari penelitian dengan metode penelitian ini adalah dimulai dengan
pertanyaan “apa”. Adapun beberapa contohnya adalah: 

1. Apa yang memotivasi A (informan) untuk memutuskan bergabung dalam komunitas B? 

2. Apa yang menjadi motivasi anak muda di era sekarang untuk bepergian sampai keluar
kota dan keluar negeri? 
3. Apa yang menjadi faktor pendorong munculnya wirausaha di kalangan pelajar dan
mahasiswa? 

4. Apa yang menjadi faktor penentu ketika seseorang memutuskan untuk menjadi seorang
vegetarian? 

5. Apa kira-kira dampak sosial teknologi nuklir di Indonesia? 

6. Apa yang bisa membantu masyarakat tetap tenang di masa pandemi? 

7. Apa yang dilakukan masyarakat yang terdampak pandemi dari segi ekonomi? 

8. Apa saja upaya yang dilakukan pemerintah untuk meminimalkan dampak pandemi? 

9. Apa saja dampak sosial dari penerapan kebijakan work from home? 

10. Apa yang mendorong masyarakat untuk merintis usaha di masa pandemi? 

2) Penelitian Eksplanatori

Penelitian yang analisis datanya sampai pada menentukan  hubungan variabel dengan variabel
lainnya. Penelitian Eksplanatori adalah metode yang dikembangkan untuk menyelidiki suatu
fenomena yang belum pernah diteliti sebelumnya atau belum dijelaskan dengan baik sebelumnya
dengan cara yang tepat. Tujuan utamanya adalah untuk memberi kita perincian tentang di mana
sejumlah kecil informasi dapat ditemukan.

Dengan metode ini, peneliti mendapatkan gambaran umum dan menggunakan penelitian sebagai
alat untuk membimbing mereka lebih cepat ke masalah yang mungkin akan dibahas di masa
depan. Tujuannya adalah untuk menemukan mengapa dan untuk apa suatu objek studi.

Penelitian Eksplanatori bertanggung jawab untuk menemukan mengapa suatu peristiwa melalui
pembentukan hubungan sebab-akibat. Dalam pengertian ini, studi eksplanatori dapat menangani
penentuan penyebab (penelitian pasca-fakta) dan efek (penelitian eksperimental) melalui
pengujian hipotesis. Hasil dan kesimpulannya merupakan tingkat pengetahuan terdalam, menurut
penulis Fidias G. Arias

Anda mungkin juga menyukai