Anda di halaman 1dari 18

Critical Jurnal

Kelompok 5
Di susun oleh:
 Diva nabila putri (12140322015)
 Andika Wijaya Darma (12140314937)
 Thohira dwi andrisaputri (12140323776)

Mata kuliah : Etika filsafat komunikasi


Dosen Pengampu : INTAN KEMALA, S.Sos., M.Si.

next ->
JURNAL 1

Bentuk-Bentuk Etika Bermedia Sosial Generasi Milenial


Forms of Millennial Generation Etiquette in Social Media
Hasil dan Pembahasan Jurnal

A. Komunikasi di Media Sosial

Partisipan penelitian ini menggunakan minimal dua platform media sosial. Sebagai mahasiswa, mereka memiliki
grup WhatsApp atau Line dengan teman-teman kuliah. Selain itu, mereka memiliki grup WhatsApp atau Line
dengan keluarga, teman-teman sekolah, atau lainnya. Adapun Facebook dan Line digunakan untuk berbagi
pengalaman atau informasi dengan teman sejawat.

Dalam berkomunikasi, faktor siapa penutur, siapa petutur, apa pokok pembicaraan, di mana pembicaraan
berlangsung, dan dalam suasana apa turut memengaruhi pemilihan bahasa yang digunakan (Hymes, 1974). Dalam
grup WhatsApp dan Line perkuliahan, mahasiswa sebagai partisipan bergabung dengan dosen, maka topik
pembicaraan berlatar serius seputar perkuliahan. Hal itu berpengaruh pada bahasa yang digunakan, yaitu
cenderung formal karena adanya kesadaran partisipan akan kedudukan dosen yang lebih tinggi daripada mereka.

 
A. Bentuk-bentuk Etika dalam Berkomunikasi

Pemberlakuan UU ITE menjadi koridor bagi partisipan agar secara sadar dan bertanggung jawab
menggunakan media sosial dengan bijaksana. Caranya dimulai dari diri sendiri untuk memilih kata-kata yang
lebih bijak dan santun sebelum disebarluaskan (Hyun & Ru, 2021; Surniandari, 2018).

Dalam penelitian tersebut, partisipan menunjukkan etika komunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang santun, tidak menggunakan kata-kata negatif (seperti kata-kata kasar atau berbau pornografi), dan tidak
merasa tersinggung oleh orang lain. Pada platform yang terbuka dan di mana banyak orang tidak saling
mengenal, seperti Instagram dan Facebook, peserta sangat berhati-hati dalam memilih kata dan menyadari
efek dari berpartisipasi dalam percakapan.

 
Kesimpulan

Jurnal Penelitian yang berjudul Bentuk-Bentuk Etika Bermedia Sosial Generasi Milenial ini adalah sebuah penelitian
yang mana partisipasinya ialah mahasiswa terpelajar yang menyadari pentingnya etika dalam bermedia sosial. Mereka
cukup berhati-hati dalam berkomunikasi di media sosial, seperti di Facebook dan Twitter. Mereka menggunakan
bahasa Indonesia formal dan informal ketika berkomunikasi dengan dosen, sedangkan dengan sejawat, mereka
menggunakan bahasa sehari-hari bercampur bahasa Inggris dan bahasa alay.

Partisipan penelitian ini menjaga etika berkomunikasi dalam berbagai bentuk, yaitu tidak menyinggung perasaan
orang lain, membaca ulang pesan sebelum dikirim jika itu merupakan informasi yang penting, memilih waktu yang
tepat, memilih kata yang tepat, memperkenalkan diri, mengucapkan salam dan terima kasih, meminta izin,
menggunakan sapaan hormat, meminta dengan bentuk santun boleh, menggunakan prapermintaan, dan berusaha
mengendalikan emosi.
Dari hasil penelitian ini disarankan agar generasi milenial bukan hanya sebatas memahami tata cara berbahasa
(linguistic etiquete), melainkan juga menerapkan etika berbahasa di media sosial dengan cara yang santun, tidak
mengekspresikan kekesalan, kebencian, kemarahan, ketidakpuasan dengan kata-kata yang kasar atau kotor. Generasi
milenial patut menunjukkan kepribadian yang santun di ruang publik dengan memperhatikan koridor berkomunikasi
melalui penggunaan bahasa yang positif. Dengan adanya kontrol diri, hakikat media sosial sebagai media publik dapat
berperan positif dalam membangun relasi dan bertukar informasi yang sehat.

Kelebihan Jurnal

Menurut saya kelebihan dari jurnal penelitian yang berjudul Bentuk-Bentuk Etika Bermedia Sosial Generasi Milenial
ini cukup menarik. Dari metode penelitiannya pun banyak responden yang lebih mengutamakan etika dalam ber sosial
media seperti saat chat dengan dosen ataupun dengan orang yang lebih tua. Dan di jurnal inipun juga jelas diperlihatkan
contoh contoh dalam bentuk gambar yang bisa dilihat bagaimana bentuk ketikan dari beberapa chat yang baik atau
buruk agar mempermudah pembaca mendalami isi dari pembahasan jurnal tersebut. Lalu tidak hanya itu, penulis juga
menyediakan gambar dari hasil kuisioner responden.

 
Kekurangan Jurnal

Beberapa kekurangan dari jurnal ini yaitu ada beberapa format penulisan yang tidak biasa sehingga menyebabkan
pembaca sulit dalam menemukan beberapa data. Lalu susunan penulisan yang membuat pembaca bingung membaca
lanjutan isinya apakah dari bawah atau menyamping karna terhalang oleh gambar yang tersedia. Terdapat juga
beberapa bahasa yang tidak semestinya dituliskan dengan jelas di jurnal ini dikarnakan jurnal ini bisa dibaca oleh
khalayak umum.

 
JURNAL 2

Kualitas Komunikasi Keluarga Tenaga Kesehatan di Masa Pandemic COVID-19


Hasil dan Pembahasan Jurnal

A. Komunikasi keluarga di masa pandemic covid-19

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif petugas kesehatan masih menjalankan profesinya di masa pandemi
COVID-19 dan bagaimana kualitas komunikasi keluarga kesehatan di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan melakukan pengumpulan data wawancara secara daring
melalui Zoom. Dari penelitian ini diketahui bahwa motif petugas kesehatan masih menjalankan profesinya di masa
pandemi Covid19 karena itu adalah bagian dari profesi yang harus dijalankan karena sejak awal mereka untuk bekerja
sebagai petugas kesehatan. Menurut mereka, di masa pandemi COVID19 ini jika petugas kesehatan tidak melaksanakan
kewajibannya dengan sungguh maka pandemi ini tidak akan pernah berakhir. Hambatan komunikasi yang terjadi akibat
kesulitan bertemu dengan anggota keluarga terganti dengan kehadiran teknologi komunikasi, bahkan hal tersebut
berpengaruh kepada kualitas komunikasi berupa kedekatan dan dukungan di antara anggota keluarga tersebut.
Gugus tugas percepatan penyelesaian COVID-19 menyatakan bahwa 76.981 orang dinyatakan positif Corona -istilah
popular COVID-19 sedangkan mereka yang dikabarkan sembuh dari covid-19 adalah 36.656 orang dinyatakan
meninggal. Secara khusus terkait petugas Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang jawa timur menyatakan
11 dokter dinyatakan meninggal akibat covid-19,

Kondisi pandemi COVID-19 yang memiliki tingkat penyebaran sangat cepat dan masif mendorong pembuat
kebijakan mengambil langkah antisipasi dengan menyediakan penginapan bagi petugas kesehatan. Langkah ini
dilakukan agar petugas kesehatan tidak khawatir bahwa dirinya akan membawa virus tersebut kepada keluarga dan
orang terdekatnya. Meskipun telah dilakukan langkah antisipasi tersebut, masih ada petugas kesehatan mengeluhkan
tentang perilaku
tetangga yang ketakutan saat bertemu mereka dan keluarganya. Bahkan, ada kasus pengusiran petugas kesehatan dari
tempat ia tinggal karena masyarakat merasa khawatir petugas tersebut dapat menularkan dan membawa virus
COVID-19 ke lingkungan yang mereka tempati.

 
Virus COVID-19 telah mengubah perilaku sosial masyarakat, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Morris,
dkk. di temukan bahwa telah terjadi perubahan sikap sosial dalam memperlakukan mereka yang sakit, meninggal dan
berduka.

Salah satu strategi komunikasi yang dipilih guna menghadapi COVID-19 adalah bagaimana membangun sebuah
ketahanan fisik dan mental agar selalu tetap optimis dalam menghadapi pandemic.

Keuntungan mengunakan teknologi di Kesehatan

Penggunaan teknologi komunikasi dapat menjadi solusi guna mendekatkan setiap anggota keluarga yang terpisah jarak
oleh kebijakan physical distancing. seperti mereka yang terpisah dengan anggota keluarga karena kewajiban guna tetap
beraktivitas dan menyelesaikan masalah pandemi COVID-19 di luar rumah seperti tenaga medis. Guna tetap dapat
berhubungan dengan anggota keluarga, petugas kesehatan dapat menggunakan smartphone untuk saling berkabar dan
mengetahui kondisi masing-masing anggota keluarga. Akan tetapi, pertanyaan berikutnya adalah apakah penggunaan
teknologi komunikasi dapat menggantikan komunikasi antar pribadi yang terjadi secara tatap muka, bagaimana proses
komunikasinya, dan bagaimana kualitas komunikasi yang didapat dari komunikasi berjarak.
METODE PENELITIAN

Metode penelitian digunakan pada penelitian komunikasi keluarga tenaga medis di masa pandemic Covid-19 ini
mengunakan metode kualitatif. Metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
menekankan kualitas data dan ketajaman data yang digunakan, dengan pendekatan studi kasus. Menurut Stake, Studi
Kasus merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki suatu program, peristiwa, aktivitas,
proses, atau sekelompok individu secara cermat. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas; dan peneliti
mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan
waktu yang telah ditentukan.

Hasil Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan studi literatur. Karena kondisi pandemi COVID-
19 yang tidak memungkinkan peneliti melakukan wawancara secara langsung maka wawancara dilakukan secara
daring melalui aplikasi Zoom.us. Data yang ada dipilah dan disusun kembali untuk di tuliskan kembali dan dilakukan
triangulasi data kepada sumber data dan teori komunikasi keluarga.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Komunikasi keluarga sebagai sebuah pengorganisasian pesan yang bertujuan untuk membangun pengertian bersama di
antara para pelaku komunikasi. Komunikasi yang terjalin secara harmonis di antara anak dan orang tua akan
membantu tumbuh kembang psikologis anak. Pada masa Pandemi COVID-19, komunikasi keluarga menjadi sebuah
kegiatan yang lebih sering dilakukan mengingat rumah menjadi sebuah tempat guna beraktivitas baik sekolah, bekerja
dan beribadah, sesuai dengan anjuran pemerintah Republik Indonesia. Situasi ini tentunya berbeda dengan keluarga
petugas kesehatan yang saat ini menjadi bagian dari tim penyelesaian pandemi COVID-19 di Indonesia. Mereka tetap
harus menjalankan kewajibannya untuk bekerja di rumah sakit dan anggota keluarga yang tidak berkepentingan tetap
berada di rumah.
Kesimpulan

Komunikasi keluarga sebagai sebuah proses komunikasi menjadi lebih bermakna dengan keberadaan virus COVID-
19. Anjuran Pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan aktivitas pendidikan dan keagamaan di rumah saja
memberikan makna baru bagi keluarga tenaga kesehatan. Anggota keluarga yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan
tetap harus bekerja dan membantu pemerintah guna menyelesaikan masalah kesehatan di masa pandemi COVID-19.

Kehadiran teknologi komunikasi menjadi solusi atas hambatan komunikasi yang terjadi di anggota keluarga tenaga
kesehatan. Kehadiran teknologi komunikasi memudahkan setiap anggota keluarga kesehatan untuk berbagi kabar dan
informasi
terkini yang terjadi pada anggota keluarganya. Kualitas komunikasi keluarga kesehatan tidak selalu terletak pada
jumlah kebersamaan secara fisik, kehadiran aplikasi dan simbol yang ada pada smartphone mampu menggambarkan
emosi dari setiap penggunanya. Berpelukan, bersentuhan melalui jabat tangan yang harus di hindari di masa COVID-
19 terwakili dengan kecanggihan teknologi yang ada pada smartphone. Untuk sesaat ruang virtual mampu
menghadirkan rasa dan emosi yang dapat mendukung kualitas komunikasi yang terjadi di dalam keluarga.
Kelebihan

Menurut saya kelebihan dari jurnal penelitian yang Kualitas Komunikasi Keluarga Tenaga Kesehatan di Masa Pandemic
COVID-19, dimasa pandemic ini komunikasi hadir menbangun srategi komunikasi yang di pilih guna menghadapi
Covid-19, dari situ kita sudah bisa menyimpulkan bagaimana car akita membangun sebuah ketahanan fisik dan mental
agar selalu tetap optimis dalam menghadapi pandemic ini, karna ada teknologi informasi dan komunikasi ini lah dapat
menjadi solusi untuk mendekatkan setiap angota keluarga kita yang terpisah jarak oleh kebijakan physical distancing,
seperti mereka yang terpisah dengan anggota keluarganya.

Kekurangan

Beberapa kekurangan dari jurnal ini yaitu ada beberapa format penulisan yang tidak biasa sehingga menyebabkan
pembaca sulit dalam menemukan beberapa data yang beberapa harus di sajikan secara lengkap dan memberikan solusi
dan motivasi yang baertema nya disini saya simpulkan berjuang melawan virus mewabah ini (Covid-19.
JURNAL 3

Etika Komunikasi (Menanamkan Pemahaman Etika Komunikasi Kepada Mahasiswa)

Pada bagian hasil penelitian, penulis membagi sub pokok hasil penelitianmenjadi beberapa pokok yaitu :

1.Pengertian etika
Penulis memberikan penjelasan yang lebih luas dan mendalam dari pada definisi.
Terminologi “etika” secara etimologis berasal dari Yunani, “ethos”, yang berarti “custom” atau kebiasaan yang
berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku manusia, juga dapat berarti “karakter” manusia (keseluruhan
cetusan perilaku manusia dalam perbuatannya).
2.Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah interkasi antara dua makhluk hidup atau lebih, sehingga peserta komunikasi ini mungkin
termasuk hewan, tanaman atau bahkan jin. Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai berbagi pengalaman.
Komunikasi adalah Upaya untuk membuat pendapat/ide, menyatakan perasaan, agar diketahui atau dipahami oleh
orang lain dan Kemampuan untuk menyampaikan informasi/pesan dari Komunikator ke Komunikan melalui
saluran/media dengan harapan mendapatkan umpan balik. Unsur-unsur yang ada dalam Komunikasi adalah
Komunikator, Pesan, Channel/Media, Komunikan
3. Etika Komunikasi
etika adalah nilai atau norma yang merupakan hasil dari kesepakatan manusia yang dijadikan pandangan
dan pedoman dalam bertingkah laku, maka dari itu etika komunikasi adalah hal yang penting untuk
dipahami dan diketahui didalam menjalani kehidupan kita sebagai makhluk bersosial.
Etika juga sering disamakan dengan moralitas. Namun yang membedakan etika dan moralitas adalah
nilai-nilai perilaku orang atau masyarakat yang dapat ditemukan dalam kehidupan nyata manusia sehari-
hari. Sedangkan etika mencakup persoalan-persoalan tentang hakikat kewajiban moral, prinsip-prinsip
moral dasar apa yang harus manusia ikuti dan apa yang baik bagi manusia.
4.Pemahaman Etika Komunikasi kepada Mahasiswa
Menurut penulis etika komunikasi yang terjadi di lingkungan kampus adalah etika Komunikasi yang terjadi
 
Antara mahasiswa kepada civitas akademik dan sebaliknya, dalam hal ini diharapkan Dosen berperan
 
Penting dalam menanamkan arti penting dan manfaat dari etika komunikasi. Dimana dosen untuk menjadikan
Mahasiswa yang lebih baik. Baik secara intelektual ataupun tingkah laku seperti kesopanan contoh: dosen
membimbing mahasiswa untuk menghormati dan menghargai dosen serta civitas akademik di lingkungan kampus.
Dosen dapat mengajarkan dan membimbing mental mahasiswa agar menjadi manusia mengerti bahwa dirinya adalah
hamba Allah SWT dengan memberikan bimbingan karakter kepada mahasiswa agar selalu di jalan yang diridhoi Allah
SWT
 
5. Kekuatan Penelitian
6. Teori dan analisis yang digunakan tepat
7. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami maksud dan tujuannya oleh pembaca. Analisisnya sangat rinci dan
mudah dipahami.
 
5. Kelemahan Penelitian
6. Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari jurnal ini.
5. Kekuatan Penelitian
6. Teori dan analisis yang digunakan tepat
7. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami maksud dan tujuannya oleh pembaca. Analisisnya
sangat rinci dan mudah dipahami.
 
5. Kelemahan Penelitian
6. Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari jurnal ini.
7. Penulis kurang detail dalam memberikan hasil yang didapat dalam melakukan penelitian.

5. Kekuatan Penelitian
6. Teori dan analisis yang digunakan tepat
7. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami maksud dan tujuannya oleh pembaca. Analisisnya
sangat rinci dan mudah dipahami.
 
5. Kelemahan Penelitian
6. Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari jurnal ini.
7. Penulis kurang detail dalam memberikan hasil yang didapat dalam melakukan penelitian.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai