Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendisripsikan dampak perilaku
remaja yang mengalami kecanduan internet terhadap interaksi sosial di lingkungan kos.
Penelitian ini menggunakan pendekatakan kualitatif. Informan dalam penelitian ini dipilih
secara proportional purposive random sampling, subjek penelitian ini adalah mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 6 subjek terdiri dari 3 subjek berjenis
kelamin laki-laki dan 3 subjek berjenis kelamin perempuan. Teknik pengumpulan data yang
di gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Hasil penelitian
menggambarkan bahwa kecanduan internet memberikan dampak yang positif maupun
dampak negatif bagi interaksi sosial pada remaja. Di lihat dari dampak positifnya,
kecanduan internet mampu memberikan banyak kemudahan bagi remaja seperti
mempermudah saling berkomunikasi atau bertukar kabar ketika jarak mereka jauh,
mempermudah dalam menyelesaikan tugas dan mempermudah dalam memperoleh banyak
informasi terbaru. Di lihat dari dampak negatifnya, remaja cenderung masih
mengedepankan aktivitas untuk mengakses internet dan lebih memilih untuk menunda
aktivitas yang berhubungan dengan interaksi sosial secara langsung. Kecanduan internet
selain berdampak pada interaksi sosial, ternyata juga memiliki dampak positif dan dampak
negatif pada aspek lain seperti dampak klinis, akademis, agama, dan ekonomi.
1. PENDAHULUAN
Dewasa ini gadget addiction atau internet addiction merupakan sebuah ancaman
bagi dunia dengan kemudahan akses internet (Fackler, 2007). Ahli sepakat bahwa hal
tersebut layak untuk mendapatkan perhatian serius mengingat penggunaan internet
berlebih dalam jangka panjang dapat mengakibatkan adanya gangguan mental seperti
gangguan anti sosial, gangguan kecemasan, dan gangguan stress pada penderitanya
Kemajuan teknologi yang seiring berjalannya waktu semakin canggih
membuat para remaja memanfaatkan fasilitas internet dengan berbagai pemenuhan
kebutuhan. Berkat teknologi baru seperti internet segala kebutuhan manusia dapat
dipenuhi. Mulai dari kebutuhan untuk bersosialisasi, mengakses informasi sampai kepada
pemenuhan kebutuhan hiburan. Kehadiran internet lebih dimanfaatkan sebagai media
sosial oleh masyarakat karena dengan media sosial masyarakat bisa dengan bebas berbagi
informasi dan berkomunikasi dengan orang banyak tanpa perlu memikirkan hambatan
dalam hal biaya, jarak dan waktu.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,
menurut Herdiansyah (2015) penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian ilmiah yang bertujuan
untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara ilmiah dengan
mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peniliti dengan
fenomena yang diteliti. 5 Teknik pemilihan informan yang digunakan pada penelitian ini
adalah Proportional Purposive Sampling, dimana pengambilan sampel didasarkan pada
kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti. Pemilihan informan tersebut berdasarkan ciri-ciri
yaitu merupakan remaja akhir yang berusia 18 tahun sampai 21 tahun, remaja yang
memiliki smartphone atau PC yang tersambung oleh konektivitas internet, remaja yang
mengakses internet dalam sehari minimal 1,5 jam, dan remaja yang sedang kos.
Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai
dengan fokus penelitian maka yang dijadikan teknik untuk pengumpulan data adalah
wawancara suatu interaksi yang melibatkan komunikasi dua arah diantara kedua kubu dan
adanya tujuan yang akan dicapai melalui komunikasi tersebut (Herdiansyah, 2015). Selain
itu dalam penelitian ini peneliti juga akan melakukan teknik pengumpulan data berupa
observasi dengan tujuan untuk menunjang dan melengkapi hasil wawancara yang telah
dilakukan. Observasi adalah suatu informasi yang didapatkan dengan menunjukkan
gambaran realistik atau kejadian yang ada di lapangan (Rahmat, 2009).
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa internet memberikan dampak yang
positif maupun dampak negatif bagi interaksi sosial khususnya di lingkungan kos. Di lihat
dari dampak postifnya, dari kehadiran internet remaja merasakan adanya kemudahan untuk
berkomunikasi seperti untuk saling bertukar kabar di saat mereka sedang tidak berada di
kos, mencari informasi terbaru dengan mudah dan cepat, untuk saling bertukar kabar
mengenai informasi tentang tugas kuliah, mempermudah untuk mencari solusi dari masalah
yang sedang di hadapi, dan menambah atau memperluas jaringan pertemanan. Dilihat dari
dampak negatifnya, remaja cenderung masih mengedepankan aktivitas untuk mengakses
internet dan lebih memilih untuk menunda aktivitas yang berhubungan dengan interaksi
sosial secara langsung bersama dengan teman kos. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa kehadiran internet selain berdampak pada interaksi sosial di
lingkungan kos ternyata juga memiliki dampak positif dan dampak negaif lainnya seperti
dampak klinis, akademis, agama dan ekonomi. Salah satu komunikasi tidak langsung yang
sedang populer yang 8 menjadi aplikasi favorit di kalangan remaja adalah aplikasi
instagram. Di lihat dari gender-nya, dampak positif maupun dampak negatif bagi interaksi
sosial pada remaja laki-laki maupun perempuan di peroleh hasil yang tidak jauh berbeda
dari kedua gender tersebut.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka saran yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Bagi Subjek
Subjek diharapkan mampu menggunakan dan memanfaatkan kehadiran internet
dengan lebih bijaksana seperti hanya mengakses konten positif di internet dengan
mengunjungi link jurnal ilmiah, mengunjungi situs-situs yang menyediakan informasi terkini,
untuk menyelesaikan tugas dan tentunya harus membatasi penggunaan internet sesuai
dengan kebutuhan saja agar terhindar dari hal-hal yang negatif dari kehadiran internet.
b. Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tema yang sama diharapkan
untuk lebih memperdalam dampak positif dan dampak negatif dari kehadiran internet yang
di alami oleh remaja secara luas lagi dan menambah kriteria subjek penelitian. Peneliti
selanjutnya diharapkan dapat menambah pertemuan dan menambah durasi wawancara
dengan subjek penelitian, karena dalam penelitian ini peneliti hanya melakukan satu kali
pertemuan wawancara yang berdurasi kurang lebih satu jam dan di harapakan bagi peneliti
selanjutnya agar lebih teliti lagi dalam membuat kategorisasi tema beserta kesimpulannya.
Munculnya kerajaan baru, komunitas tertentu, disertai tokoh utama yang dinilai
punya kelebihan khusus, bukan hal yang baru di Indonesia. Sejarah membuktikan, bahkan
sejak penjajahan Belanda, tokoh semacam ini datang silih berganti.Pada tahun 1997, Arief
Kusno Saputro, seorang pria di Malang mengaku dirinya sebagai titisan Soekarno sang
proklamator. Lengkap dengan penampilan yang dimirip-miripkan.Pendukungnya bahkan
membentuk Brigade X Pengawal Revolusi. Dia kemudian dipenjarakan oleh pemerintah
Orde Baru dan bebas pada 1999.
Beberapa tahun kemudian, dia diketahui hidup bersama ratusan pengikut di lereng
Gunung Merapi, Magelang, Jawa Tengah. Sekitar tahun 2005, pria yang sama pindah ke
Yogyakarta, dan kerap mengadakan parade di jalan-jalan kota bersama sekitar seribu
pendukungnya dengan seragam mirip militer. Pendukungnya punya keyakinan yang sama,
bahwa Arief Kusno adalah Soekarno dan memiliki harta melimpah di Bank Swiss.
Munculnya pemimpin kharismatik dan pengikut setia juga terjadi dalam kasus
Kerajaan Ubur-Ubur di Banten pada 2008, Satria Piningit Weteng Buwono di Jakarta sekitar
2002-2008, dan Kerajaan Jipang di Blora, Jawa Tengah, 2014 sampai sekarang. Sekitar 4
tahun lalu muncul Dimas Kanjeng di Jawa Timur yang memiliki ribuan pengikut dan
dianggap bisa menggandakan uang. Lalu, muncul Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo
dan Sunda Empire di Bandung, yang menjadi heboh hingga saat ini.
Dalam berbagai versi, kemunculan tokoh dan pengikut setianya di Indonesia, khususnya
Jawa, sebenarnya telah terjadi selama ratusan tahun dan terus berulang. Budayawan muda
Irfan Afifi menyebut ini bagian dari gejala Milenarianisme, apa pula yang menyebut
Mahdiisme.
Mimpi datangnya Ratu Adil, atau konsep lain sejenis, hidup selama ratusan tahun
karena masyarakat selalu menghadapi kondisi yang tidak ideal. Di masa penjajahan,
kepercayaan ini kuat karena meyakini Ratu Adil akan datang membebaskan bangsa.
Setelah merdeka, sosok Ratu Adil didambakan karena selalu ada keinginan hidup di negara
yang adil, makmur, dan ideal.Kelompok-kelompok yang kini muncul, sebenarnya adalah
pertemuan dari mereka yang ingin merasa nyaman dengan sejarah dalam kesamaan trah
sosial atau asal-usul. Upaya mereka mencari legitimasi sejarah harus diberi tempat, meski
substansinya perlu direspons, misalnya Sunda Empire yang berbagai klaimnya sangat
bertentangan dengan sejarah yang ada.