Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN KECANDUAN INTERNET DENGAN INTERNET

DENGAN INTERAKSI SOSIAL REMAJA DI KELURAHAN


PANDU

Di susun oleh Kelompok 2

Wita C. Anggun Kawulusan (1801018)

Winda Lia Tamarol (1801118)

Kartini Abd. Malik (1801021)

Riyandi Hamundu (1801024)

Hamzah Talipi (1801027)

Gloria Dina (1801030)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH MANADO 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Internet dan teknologi informasi membantu mengurangi aktivitas fisik, mengurangi


biaya keuangan, mengurangi polusi, menghemat lingkungan, waktu, uang, dan energi
individu sementara itu juga memudahkan berkomunikasi dengan orang lain,
meningkatkan jejaring sosial, hubungan baru, mempertahankan hubungan, pernikahan,
berbelanja , belajar, mengajar, pelatihan, pengawasan, berbagi informasi, melacak tempat
dan orang, kurator dan karier, dll. Yang merupakan kebutuhan dasar dari gaya hidup dan
gaya hidup individu (Gupta et al, 2018).

Internet adalah suatu jaringan komputer yang saling terhubung untuk keperluan
komunikasi dan informasi. Sebuah komputer d soalam satu jaringan internet dapat berada
di mana saja atau bahkan di seluruh Indonesia. Sering juga internet diartikan sebagai
jaringan komputer di seluruh dunia yang berisikan informasi dan sebagai sarana
komunikasi data yang berupa suara, gambar, video dan juga teks. Informasi ini dibuat
oleh penyelenggara atau pemilik jaringan komputer atau dibuat pemilik informasi yang
menitipkan informasinya kepad penyedia layanan internet. Dalam pencarian di Google
Indonesia, dengan memasukkan kata kunci “internet remaja” ditemukan sekitar 522.000
hasil dan sebagian besar merupakan berita bernada negatif seperti bahaya internet yang
dapat berupa pornografi, peretasan, peyadapan, transaksi narkoba, terorisme, penipuan,
dan lain sebagainya. Untuk kata kunci “media sosial remaja” ditemukan 127.000 hasil.
Hasilnya di dominasi oleh dampak-dampak yang dihasilkan dari penggunaan media sosial
pada kalangan remaja seperti mereka terperangkap pada aktivitas negatif diantaranya
games online, judi dansex onlinebahkan sampai ada yang menimbulkan kecelakaan dan
kematian (Sherlyanita & Rakhmawati, 2016)

Kecanduan internet dilaporkan lebih umum di negara-negara Asia dan terjadi pada
pria berusia 12-20 tahun. Beberapa bukti timbulnya kecanduan internet terjadi pada akhir
masa kanak-kanak / remaja awal. Para peneliti melakukan upaya untuk mengatakan pada
pihak berwenang dan publik di AS mengklaim bahwa kecanduan internet saat ini adalah
epidemi di Amerika Serikat (Ginige,2017).
Pengguna internet dikalangan remaja merupakan pengguna terbanyak di Indonesia.
Kondisi ini dapat dilihat dari hasil survey bahwa sebanyak 80% pengguna internet
didominasi oleh remaja usia 15-19 tahun. Hakikatnya internet diciptakan untuk
memudahkan kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan akan informasi. Namun
seiring dengan perubahan zaman, internet menjadi suatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan sehari-hari manusia, khususnya di kalangan remaja. Penggunaan
internet yang berlebihan pada remaja menjadikan remaja tersebut kecanduan internet
yang disebut Internet Addiction Disorder (IAD). Hal ini dapat mempengaruhi proses
interaksi sosial pada remaja. Interaksi sosial pada remaja saat ini lebih pasif karena
remaja saat ini lebih memilih untuk berinteraksi melalui dunia virtual dibandingkan
berinteraksi secara langsung. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan adiksi
internet dengan interaksi sosial remaja. Penelitian ini dilakukan dari Januari sampai Juli
2016. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional
study. Sampel berjumlah 229 siswa yang diambil secara simple random sampling.
Pengumpulan data adiksi internet dengan interaksi sosial dengan menggunakan kuesioner.
Penelitian ini diolah dengan menggunakan Uji Chi Square. Berdasarkan hasil penelitian,
terdapat hubungan yang bermakna p=0,001 antara adiksi internet dengan interaksi sosial
pada remaja. Disarankan kepada pihak sekolah untuk lebih melibatkan siswa dalam suatu
kegiatan di sekolah dalam bentuk kelompok kecil sehingga keterlibatan siswa dalam
kelompok menjadi lebih baik lagi. Kata Kunci : Adiksi Internet, Interaksi Sosial, Remaja
Daftar Pustaka : 41 (1996-2016)

Menurut WHO (2018), remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) tentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah
(Kemenkes RI, 2012). Perbedaan definisi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada
kesepakatan universal mengenai batasan kelompok usia remaja. Namun begitu, masa
remaja itu diasosiasikan dengan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini
merupakan periode persiapan menuju masa dewasa yang akan melewati beberapa tahapan
perkembangan penting dalam hidup. Selain kematangan fisik dan seksual, remaja juga
mengalami tahapan menuju kemandirian sosial dan ekonomi, membangun identitas,
akuisi kemampuan (skill) untuk kehidupan masa dewasa serta kemampuan bernegosiasi
(abstract reasoning WHO, 2015).
Berdasarkan model interaksi manusia Imogene M. King, Theory of the Goal
Attainment terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting
Systems Dynamic Interacting Systems yang di dalamnya mliputi personal systems
(individual), interpersonal system (kelompok) dan social systems (keluarga, sekolah,
masyarakat dan lain-lain). Elemen utama dalam Theory of the Goal Attainment adalah
interpersonal systems di mana pada sistem ini terjadi interaksi antarmanusia. Dalam
proses ini interaksi akan menimbulkan reaksi dari orang yang saling berinteraksi.
Keberlanjutan interaksi antarmanusia bergantung pada perkembangan rekasi masing-
msing individu. Jika interaksi berlanjut maka akan terjadi transaksi (Alligood, 2018).
Interaksi remaja dengan orangtua, teman sebaya, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat sangat penting bagi perkembangan sosial mereka. Remaja yang kecanduan
internet berisiko untuk mengalami gangguan psikososial, kecemasan sosial dan fobia
sosial (Kowert dan Oldmeadow, 2013; Dreier et al., 2016; Prizant-Passal, Shechner dan
Aderka, 2016).

Kecanduan terhadap internet merupakan masalah yang sedang berkembang karena


bisa menyebabkan masalah emosi dan fisik, merusak hubungan pribadi, dan menurunkan
kinerja saat bekerja atau belajar. Namun, jika mengalami masalah tersebut, Anda bisa
mengatasinya dengan membatasi penggunaan internet, mengisi waktu dengan aktivitas
alternatif, dan mencari dukungan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah ada hubungan antara kecanduan internet dengan interaksi sosial pada remaja
di kelurahan Pandu ?
1.3. 1 Tujuan Umum
Menjelaskan hubungan antara kecanduan internet dengan interaksi sosial remaja.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi tingkat kecanduan internet pada remaja
2) Mengidentifikasi interaksi sosial remaja dengan orangtua
3) Mengidentifikasi interaksi sosial remaja dengan teman sebaya.
4) Mengidentifikasi interaksi sosial remaja dengan lingkungan sekolah.
5) Mengidentifikasi interaksi sosial remaja dengan lingkungan masyarakat.
6) Menganalisis hubungan antara kecanduan internet terhadap interaksi
7) sosial remaja dengan orangtua.
8) Menganalisis hubungan antara kecanduan internet terhadap interaksi
9) sosial remaja dengan teman sebaya.
10) Menganalisis hubungan antara kecanduan internet terhadap interaksi
11) sosial remaja dengan lingkungan sekolah.
12) Menganalisis hubungan antara kecanduan internet terhadap interaksi
13) sosial remaja dengan lingkungan masyarakat.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoriti
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk bidang ilmu keperawatan, khususnya ilmu
keperawatan jiwa dan anak yang dapat memberikan suatu informasi tentang
kecanduan internet serta pengaruhnya terhadap perkembangan remaja.
1.4.2 Manfaat Praktis
1) Bagi responden
Setelah penelitian ini dilakukan, responden diharapkan dapat memperoleh informasi
dan memahami tentang kecanduan internet, serta dapat mencegah mereka terlarut
dalam kecanduannya.
2) Bagi sekolah
Adanya hubungan antara kecanduan internet dengan interaksi sosial pada remaja
dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan kebijakan tentang penggunaan internet
pada area sekolah.
3) Bagi peneliti
Peneliti dapat mengetahui hubungan dari kecanduan internet dengan interaksi sosial
remaja.

Anda mungkin juga menyukai