perilaku pada individu dengan cara memodiIikasi pengetahuan, sikap, keyakinan, atau
perilaku seseorang. Namun, pendidikan sebaya juga dapat mempengaruhi perubahan di
tingkat kelompok atau masyarakat dengan memodiIikasi norma-norma dan merangsang
tindakan kolektiI yang mengarah pada perubahan program dan kebijakan yang ada dalam
masyarakat.
!endidikan sebaya telah dilaksanakan di 14 propinsi. Untuk alasan anggaran, maka
hal ini belum dilaksanakan di seluruh Indonesia walaupun panduan telah dikirim ke setiap
provinsi dan beberapa propinsi telah dilaksanakan dengan sumber daya mereka sendiri.
!endidik kelompok sebaya telah dilatih di Jakarta. !rogram ini saat ini terbatas untuk
sekolah menengah atas dan perguruan tinggi (UNESCO.
Model pembelajaran yang diterapkan dalam pendidikan sebaya adalah komunikasi,
inIormasi, dan edukasi (KIE. !endidikan sebaya diidentiIikasi sebagai sarana penting
menyebarkan inIormasi tentang HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi karena terkait
masalah seks sering sulit untuk membahas secara terbuka dan adanya hambatan untuk
menyampaikan secara Iormal pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah. !endidikan
sebaya dapat mengatasi beberapa kesulitan, dapat mentransIer pengetahuan dan
komunikasi dilakukan lebih bebas dan secara terbuka dalam kelompok sebaya (UNESCO.
Terdapat beberapa hambatan dalam menerapkan program kesehatan
reproduksi/pendidikan HIV/AIDS di sekolah, antara lain:
Sebuah hambatan yang kuat dari guru untuk mendiskusikan pertanyaan yang berkaitan
dengan kesehatan seksual. Misalnya, beberapa guru keberatan untuk mengekspos siswa
untuk gambar-gambar dari alat kelamin dan merasa tidak nyaman berbicara tentang
seks.
Guru tidak memiliki panduan tentang bagaimana memberikan pendidikan kesehatan
reproduksi. Tidak peduli seberapa baik suatu kurikulum kesehatan reproduksi, jika guru
yang mengajar tidak merasa nyaman maka tidak akan bermanIaat bagi siswa. Untuk
alasan ini, guru perlu diberikan pelatihan khusus di bidang kesehatan reproduksi.
Tekanan dari orang tua dan organisasi keagamaan untuk tidak memberikan pendidikan
kesehatan reproduksi. Hal ini menunjukkan tekanan ke arah kesenjangan generasi
(psikologis dan budaya antara yang muda dan orang tua, terutama di kalangan kelas
menengah.
Kenyataan tersebut membuat para remaja merasa tidak terpenuhi kebutuhannya dalam
lingkungan, yang ditandai oleh:
Menegaskan bahwa individu dikenal melalui model perilaku manusia yang secara
signiIikan mampu memunculkan perubahan perilaku pada individu tertentu yang
didasarkan pada sistem nilai dan interpretasi individu (Bandura, 1986 dikutip dari
UNAIDS, 1999.
2. Teori Aksi-Reaksi
Menyatakan bahwa salah satu unsur yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku
adalah persepsi individu terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat atau
keyakinan individu terhadap pentingnya perubahan perilaku tersebut. Dengan kata lain,
perubahan perilaku sangat dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap apa yang
dianggap benar dan apa yang dianggap salah dalam masyarakat (Fishbein & Ajzen,
1975 dikutip dari UNAIDS, 1999.
3. Teori DiIusi Inovasi
Menyatakan bahwa individu yang sesungguhnya adalah seorang individu yang dapat
menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dalam hal pengambilan keputusan dan
merupakan bagian dari populasi tertentu yang bertindak sebagai agen dalam perubahan
perilaku dengan menyebarkan inIormasi dan mempengaruhi norma yang ada dalam
kelompok masyarakat (Rogers, 1983 dikutip dari UNAIDS, 1999. !endidikan sebaya
menarik unsur-unsur dari masing-masing teori perilaku yang secara implisit
menegaskan bahwa anggota peer education dapat dipengaruhi dan dapat memunculkan
perubahan perilaku antara sesama rekannya.
4. Teori !endidikan !artisipatiI
Menurut Freire (1970 dikutip dari UNAIDS, 1999 pendidikan partisipatiI juga
berperan penting dalam perkembangan peer education. Model partisipasi pemerintah
atau model pemberdayaan pendidikan menyatakan bahwa ketidakberdayaan
masyarakat di tingkat sosial ekonomi mempengaruhi tingkat kesehatan kelompok.
Kemungkinan kelompok dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah akan miskin
kesehatan juga. !emberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui dialog dengan
masyarakat yang mungkin dapat mempengaruhi kelompok. Banyak pendukung yang
mengklaim bahwa proses horizontal antar sesama anggota kelompok merupakan
tindakan penentu dalam perubahan perilaku dalam peer education.
2.4. Temuan Peer Education dalam Penanggulangan AIDS