BELAJAR ONLINE
Disusun Oleh:
Jawab:
Abstrak
Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis penelitian di kalangan akademis tentang etika
komunikasi antara mahasiswa dan dosen dalam pembelajaran online ini, hubungan antara
dosen dan mahasiswa dalam konsep mempermudah proses pengajaran dan pembelajaran
maupun bimbingan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan
fenomenologis mahasiswa di lingkungan rumah. Informan utama adalah teman-teman
mahasiswa yang sedang berkuliah. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa komunikasi antara
mahasiswa dan dosen pada sistem belajar online ini mengalami perubahan yang signifikan
antara perilaku dan bahasa yang mengakibatkan budaya yang sering tidak sesuai dengan
identitas akademik yang mengutamakan etika dan sopan santun, sehingga tidak untuk
terjebak dalam berita hoaks di bidang politik dan sosial, oleh karena itu di dunia akademis
perlu ada aturan dan contoh dalam komunikasi antara guru dan siswa, sehingga konsep
pendidikan, identitas dan karakter bangsa Indonesia dipertahankan dengan santun dan juga
menawarkan nilai-nilai filosofis bangsa sebagai generasi penerus menghadapi era milenial,
agar mereka tidak terjebak oleh sisi negatif digitalisasi di dunia akademis.
Kata Kunci: Etika, Komunikasi, Mahasiswa, Belajar Online
Abstract
This writing aims to analyze research among academics on the ethics of communication
between students and lecturers in this online learning, the relationship between lecturers and
students in the concept of facilitating the teaching and learning process, and guidance. The
research method used is qualitative with a phenomenological approach to students in the
home environment. The primary informants are friends of students who are in college. The
study results concluded communication between students and lecturers in this online
learning system experienced a significant change between behavior and language, resulting
in a culture that was often not following academic identity that prioritized ethics and
manners so as not to get caught up in hoax news in the political fields. Therefore, the literary
world needs rules and examples in communication between teachers and students. The
concept of education, identity, and character of the Indonesian nation is maintained politely
and also offers the nation's philosophical values as the next generation to face the millennial
era so that they do not trap by the negative side of derivation in academia.
Keyword: Ethics, Communication, Student, Online Learning
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan media bagi semua makhluk hidup, dalam hal ini manusia adalah
makhluk sempurna yang benar, oleh karena itu diperlukan kesepakatan dan pemahaman
untuk menjaga hati satu sama lain agar makna pesan yang disampaikan dapat sesuai dengan
yang diharapkan tanpa menimbulkan salah paham, sehingga diperlukan istilah etika. Etika
adalah konsep hubungan sosial antara individu dan lingkungannya di komunitas yang
beradab dan maju. Menurut Munir (2009, 169) dalam Hanum (2013) menjelaskan bahwa
pembelajaran online atau disebut juga e-learning dipahami sebagai upaya untuk
mentransformasikan proses pembelajaran di sekolah atau universitas dalam bentuk digital
yang dihubungkan dengan teknologi internet. Tulisan ini akan melakukan analisis penelitian
di kalangan akademis yaitu, hubungan antara mahasiswa dan dosen dalam konsep
mempermudah proses belajar mengajar dan bimbingan, perlu adanya komunikasi yang santun
agar apa yang diharapkan sesuai dengan etika normatif akademik.
Untuk itu, beberapa perguruan tinggi terkemuka di Indonesia merasa perlu
menghimbau agar tata cara komunikasi yang baik antara mahasiswa dan dosen dengan
smartphone atau perangkat elektronik lainnya. Seperti dilansir portal berita Kumparan
tentang publikasi pemberitahuan komunikasi untuk mahasiswa dan dosen Universitas
Indonesia melalui instagram fia.ui, diundangkannya peraturan dan imbauan tersebut didorong
oleh keluhan dari para guru tentang banyaknya komunikasi siswa melalui telepon, SMS,
email, pesan instan seperti Whatsapp, Line, dll yang tidak etis.
Siminto (2014) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pelanggaran etika
kesopanan mahasiswa, salah satunya dapat dilihat dengan tidak adanya sapaan ketika
mahasiswa mengirim pesan teks, tanpa identitas pengirim, isi pesan yang menekankan atau
memihak kebutuhan pribadi siswa yang bersangkutan dan tidak memperhitungkan situasi
atau kondisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam komunikasi, mahasiswa tidak
dididik dengan tidak menyapa, tidak mencantumkan identitas pengirim, isi pesan teks
menunjukkan penekanan dan tidak memperhitungkan situasi dan kondisi dosen.
Seseorang dianggap memiliki perilaku etis dan komunikasi yang baik jika memahami
dan mengetahui konsekuensi atau pesan yang akan mereka sampaikan sebelum memutuskan
untuk mengirim pesan kepada seseorang. Berdasarkan uraian pendahuluan, dalam tulisan ini
akan menjelaskan bagaimana keterampilan mahasiswa berkomunikasi dengan dosen melalui
perangkat elektronik, internet atau telepon dalam pesan teks, aplikasi perpesanan yang
terhubung ke media smartphone, seperti WhatsApp, SMS atau aplikasi perpesanan lainnya. ,
terutama memperhatikan kompetensi komunikatif yang memanifestasikan dirinya antara
mahasiswa dan dosen dalam etika yang benar dalam transmisi pesan melalui WhatsApp, serta
dalam percakapan suara.
METODE PENELITIAN
Penelitian tentang etika komunikasi mahasiswa dengan dosen dalam kegiatan belajar
mengajar di kampus dan dalam konteks akademik ini merupakan penelitian yang
menggunakan metodologi kualitatif. Pendekatan kualitatif yang sangat sesuau adalah
pendekatan kualitatif dengan jenis fenomenologi. Prosedur pengambilan responden dilakukan
dengan teknik snowball sampling, yaitu peneliti dapat berinteraksi dengan sejumlah calon
partisipan. Dalam penelitian ini jumlah responden yang tersedia berjumlah beberapa orang
mahasiswa sebagai informan utama. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain
wawancara mendalam (depth interview) dan observasi di Komplek Mabad 25 No.U310
RT/RW 09/05 Rempoa Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah suatu studi tentang segala sesuatu yang terjadi pada saat
individu-individu berinteraksi dalam kelompok kecil dan bukan deskripsi mengenai
bagaimana seharusnya komunikasi terjadi, serta bukan pula sejumlah nasehat tentang cara-
cara bagaimana yang harus ditempuh (Alvin A., 2006, p.6). Komunikasi kelompok (group
communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan
sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Menurut Shaw (1976, p. 182)
komunikasi kelompok adalah sekumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain,
memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan,
mengambil peranan, terikat satu sama lain, dan berkomunikasi tatap muka. Komunikasi
kelompok dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (Sendjaja, 2008, p. 33)
1. Komunikasi Kelompok Kecil (micro group)- kelompok komunikasi yang
dalam situasi terdapat kesempatan untuk memberi tanggapan secara verbal
atau dalam komunikator dapat melakukan komunikasi antar pribadi dengan
salah seorang anggota kelompok, seperti yang terjadi pada acara diskusi,
kelompok belajar, seminar, dan lain-lain. Umpan balik yang diterima dalam
komunikasi kelompok kecil ini biasanya bersifat rasional, serta diantara
anggota yang terkait dapat menjaga perasaan masing-masing dan norma-
norma yang ada. Dengan kata lain, anatara komunikator dengan setiap
komunikan dapat terjadi dialog atau tanya jawab. Komunikan dapat
menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti dan dapat
menyanggal jika tidak setuju dan lain sebagainya.
2. Komunikasi Kelompok Besar- sekumpulan orang yang sangat banyak dan
komunikasi antar pribadi (kontak pribadi) jauh lebih kurang atau susah untuk
dilaksanakan, karena terlalu banyaknya orang yang berkumpul seperti halnya
yang terjadi pada acara tabligh akbar, kampanye, dan lainlain. Anggota
kelompok besar apabila memberitakan tanggapan kepada komunikator,
biasanya bersifat emosional, yang tidak dapat mengontrol emosinya. Lebih-
lebih jika komunikan heterogen, beragam dalam usia, pekerjaan, tingkat,
pendidikan, agama, pengalaman, dan sebagainya. Kelompok yang baik adalah
kelompok yang dapat mengatur sirkulasi tatap muka yang intensif di antara
anggota kelompok, serta tatap muka itu pula akan JURNAL E-KOMUNIKASI
VOL 3. NO.2 TAHUN 2015 Jurnal e-Komunikasi Hal. 4 mengatur sirkulasi
komunikasi makna di anatara mereka, sehingga mampu melahirkan sentimen-
sentimen kelompok serta kerinduaan di anatara mereka.
KESIMPULAN
Komunikasi pada revolusi 4.0 telah melihat perubahan yang signifikan antara perilaku
dan bahasa yang telah melahirkan budaya yang seringkali tidak sesuai dengan identitas
akademik yang menawarkan etika dan sopan santun, tidak terbawa oleh berita hoax baik
dalam politik dan bidang sosial, oleh karena itu dalam dunia akademik perlu ada aturan dan
contoh komunikasi antara dosen dan mahasiswa, agar konsep pendidikan, jati diri dan
karakter bangsa Indonesia tetap terjaga dengan santun dan juga menawarkan nilai-nilai
Filsafat bangsa sebagai generasi penerus menghadapi era milenial, agar tidak terjebak pada
sisi negatif digitalisasi di dunia akademis.
Harapannya, mahasiswa mampu menjawab tantangan hoax di kalangan milenial.
Sangatlah penting bahwa siswa yang berkomunikasi dengan dosennya mencantumkan
identitasnya, seperti nama, kelas (silabus) dan tujuan bertemu atau menghubungi gurunya.
Untuk menciptakan komunikasi yang kompeten, motivasi, pengetahuan dan keterampilan
adalah komponen yang dapat menganalisis apakah komunikator kompeten atau tidak dalam
situasi apa pun.
DAFTAR PUSTAKA
Morreale, S. P., Spitzberg, B. H., Barge, J. K., Wood, J. T., & Tracy, S. J. (2004).
Introduction to human communication. USA: Wardsworth Thomson.
Scott, C. L. (2015). The futures of learning 2: What kind of learning for the 21st
century. Education Research and Foresight Working Papers, 3.