Mengapa tulisan /artikel yang dibuat dengan susah payah dan dengan harapan tinggi
diterbitkan ternyata ditolak dan tidak diterbitkan?
Celakanya , redaksi kadang tidak memberitahukan atau memberi catatan mengapa sebuah
tulisan/ artikel tidak diterbitkan. Hanya Koran-koran tertentu saja, seperti Kompas yang
memberi catatan.
Sebagai catatan , semua materi yang saya sampaikan ini berdasar pada pengalaman dan
pengetahuan saya sebagai penulis artikel opini produktif saja, tidak berdasar pada teori
menulis yang banyak kita dapati dari buku-buku teori menulis.
Oleh karena itu, jika ada yang perlu penjelasan atau uraian lebih detail, saya persilakan
untuk bertanya atau memberikan komentar dan saya akan menjelaskan sesuai
pengalaman dan pengetahuan saya menulis artikel, sampai clear, atau bahkan sampai
artikel itu diterbitkan Koran.
Pengalaman saya sebagai penulis artikel/opini, setidaknya ada empat hal suatu artikel
opini layak terbit (Saya selalu mengatakan, “Kalau artikel opini yang saya kirim ini tidak
diterbitkan, Koran bersangkutan akan rugi sendiri”).
Pernyataan saya ini bukan tanpa sebab atau mengada ada, sebab artikel-artikel yang saya
tulis sudah memenuhi syarat sebuah artikel yang layak diterbitkan
Selain itu, dan ini yang paling penting dari semua yang penting: secara bisnis media
(baca: Koran/surat kabar) membutuhkan informasi (berita,dll) termasuk artikel opini
yang
Hidup-matinya bisnis media sangat ditentukan oleh empat hal itu. Karena itu juga, saya
sangat percaya , keputusan sebuah artikel opini diterbitkan atau ditolak didasarkan oleh
empat hal tersebut.
Dengan kata lain, tidak ada kolusi , titipan atau apapun namanya yang bisa
mempengaruhi terbitnya sebuah artikel opini, selain empat hal diatas.
Kalau mengabaikan empat hal itu, saya jamin bisnis media pasti mati dengan sendirinya,
karena akan ditinggalkan para pelanggannya/pembacanya. Mengapa?
Pembaca di manapun di belahan dunia, pasti akan selalu mencari informasi yang paling
baru yang paling cepat didapatkan, yang paling kredibel informasinya.
Oleh karena itu, setiap menulis artikel saya selalu dan selalu berpatokan pada 4 hal itu.
Aktualitas tema bisa harian, bisa mingguan, tapi tetap tema yang actual. Karena itu,
begitu suatu tema yang sedang saya tulis sudah tidak actual atau basi , langsung mencari
lagi atau ganti dengan tema yang actual.
Biasanya, saya memberikan gagasan /ide dan hal baru mulai dari pembahasan dan di
konklusi sebuah artikel. Banyak yang heran dan bertanya. “Memang bisa memberikan
gagasan/ide baru dalam banyak bidang ilmu/tema sementara kita bukan siapa-siapa..
Paling kita ahli dalam satu atau dua ilmu/tema ?”.
Pertanyaan itu selalu saya jawab bisa dan benar. Bisa, kita bisa memberikan gagasan /ide
baru dalam banyak bidang ilmu/tema. Benar, kita hanya ahli dalam satu-dua ilmu/tema
saja. Tapi jawaban itu masih saya tambahkan lagi bahwa,
“ Walaupun kita bukan ahli kesehatan, tapi kita bisa menulis artikel kesehatan atau medis
sebaik ahli kesehatan atau malah arikel kita lebih baik dari ahli kesehatan.
Walaupun kita bukan pakar politik atau politikus, tapi kita bisa menulis artikel tentang
politik sebaik pakar politik/politikus sekalipun, dan walaupun-walaupun lainnya”.
Mengapa saya bisa memberikan gagasan/ide dan hal-hal baru dalam berbagai tema itu
karena saya selalu menggunakan referensi-referenci terpercaya yang kredibel.
Banyak artikel opini bagus tapi terpaksa dikembalikan atauurung diterbitkan karena
redaksi ragu terhadap kompetensi penulisnya.Kalau anak-anak sekarang mungkin
bilang, “Emang siapa Elo?”.
Kompetensi ini akan merujuk kepada tanggungjawab ilmiah seorang penulis atas tema
artikel yang ditulisnya.
Dengan kata lain , kalau yang menulis tidak memiliki kompetensi dibidangnya, maka
artikel tersebut sangat diragukan keilmiahannya.
Untuk ini nanti saya juga akan uraikan Bagaimana Membuat Profile yang Menarik.
Sehingga saya bisa berkompeten dan absah sebagai penulis sebuah tema
artikel.Tentang ini menjadi penting karena saya selaku penulis, tapi saya bukan ahlinya.
Karena saya menulis artikel opini dengan banyak tema.
Keempat, kecepatan.
Kecepatan di sini yang saya maksudkan adalah kecepatan artikel opini yang kita tulis
sampai di tangan redaktur opini ataudesk yang bertanggung jawab rubrik opini.
Dalam banyak pengalaman saya menulis artikel opini, kecepatan artikel untuk secepatnya
sampai di tangan redaktur selalu saya usahakan secara maksimal.
Saya antarkan langsung ke secretariat redaksi atau kadang saya titipkan kepada teman-
teman yang bekerja di Koran tersebut (Dalam kesempatan ini aku ingin mengucapkan
terima kasih kepada Kang Achmad Setiyatjidan Kang Enton Supriatnayang kerap saya
titipi untuk Pikiran Rakyat Bandung, dan Almarhum Julianto Soesap Albanydi
Bisnis Indonesia-Jakarta).
Yang saya sampaikan ini proses pengiriman yang terjadi 20an tahun lalu. Saat ini
kecepatan sebuah artikel sampai di tangan redaktur opini sudah bukan masalah lagi.
Kita bisa sekali klik dalam hitungan detik artikel kita sudah sampai.
Secara garis besar itulah yang paling menentukan sebuah artikel diterbitkan. Sekarang
saya akan uraikan bagaimana membuat artikel Koran yang layak terbit semoga
bermanfaat.
-------0000000000000000000----
MENENTUKAN TEMA YANG AKTUAL
Pada bagian sebelumnya , saya sudah menjelaskan mengenai artikel opini yang layak
terbit di media . Jadi pada pada kesempatan ini saya akan langsung menguraikan langkah-
langkah bagaimana menulis artikel yang layak terbit.
Sebagai informasi, semua materi yang berikut berdasarkan pengalaman dan pengetahuan
saya sebagai penulis artikel dan tidak berdasarkan teori tulis menulis yang banyak kita
jumpai di buku-buku.
Setidaknya ada beberapa langkah yang diperlukan untuk membuat tulisan artikel yang
layak terbit, yaitu :
Langkah kedua,menentukan sudut pandang (angle) atau perspektif, dan membuat judul
yang menarik,
-------0000000000000000000-------
Langkah awalyang harus dilakukan ketika kita akan menulis artikeladalah menentukan
temayang aktual dan menarik. Untuk diingat , selalu dan selalu kalau menentukan tema
harus yang actual dan paling aktual.
Pengertian dari aktual/paling actual di sini adalah tema yang sedang, atau akan menjadi
perhatian utama pembaca koran/masyarakat .
Jadi kalau kita mengetahui, kita sedang menulis temaartikelyang tidak aktual Saran saya
: Segera tinggalkan menulis alias jangan meneruskannya untuk menulis tema
tersebut, karena sudah pasti tidak akan diterbitkan Koran, dan segera
mengganti dengan tema lainnya yang aktual.
Beginicara menentukan tema yang aktual atau tema yang sedang aktual.
Kita bisa melihat apakah suatu temasedangactual atau tidak actual-lagi (out of
date).,berikut langkahnya :
Amati berita headline/ halaman depan koran-koran utama (minimal 4 koran) yang
memiliki reputasi baikdan kredibel (tidak partisan), setiap hari selama4 hari atau paling
lamaseminggu.
CARI BERITA yang dimuat berulang-ulang selama 3-4 hari dan dimuat hampir semua
koranutama. Bagi yang sudah biasa, 3 hari secaraterus menerus/kontinyu juga sudah
cukup untuk menemukan kesamaantopicberita yang dimuat diantara koran-koranatau
media elektronik dan TV.
Dari pengamatan itu, kita akan menemukan1,2 atau 3 atau bahkan 4 berita utama yang
dimuat berulang-ulang dan ditulis dengan berbagai sudut pandang.
Kalau sekarang ini kira-kira tema apa yang sedang actual, atau akan akan actual dalam
seminggu ini? Silahkan mencoba
Proses ini jika dilakukan secara kontinyu, akan menjadikan kita terbiasa ”peka” terhadap
tema atau isu pokok yang diberitakan media.Karena itu, pada suatu saat, kita tidak lagi
membutuhkan waktu5-7hari berturut-turut, tapi melihat sekilas saja, kita sudah bisa
menentukan suatu tema akan aktual dan berdampak besaryang menjadi perhatian utama
masyarakat .
Berikut langkah-langkahnya,:
Lihat kalender selama setahun, dan catat hari-hari besar/agenda besar nasional dan
internasional. Misalnya tanggal 21 April Hari Kartini, tanggal 10 November Hari
Pahlawan, tanggal 22 Desember Hari Ibu,Ada juga hari buruh, hari pendidikan dll..
Catat juga dalam agenda kita, acara-acara besar (events) yang akan datang dan akan
berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kondisi nasional.
Cirinya diselenggarakan oleh komunitas yang besar bersifat nasional/ internacional ,
seperti ormas atau comunitas bisnis/KADIN, dll.
Itulah tema-tema yang materinya bisa kita siapkan dengan baik, dengan waktu
yangsangat cukup.
Catatan:tema yang akan actual ini lebih mudah bagi penulis pemula, karena bisa
mempersiapkan referensi dan kajiannya jauh-jauh hari.
Tema yang tiba-tiba actual tidak bisa kita rencanakan sebelumnya, atau kita tidak bisa
mem plot seperti kita menentukan jenis tema actual dan tema yang akan actual.
Tema yang tiba-tiba actual datangnya mendadak tanpa diduga, memiliki nilai berita
tinggi dan menjadi perhatian masyarakat luas. Misalnya, “gempa bumi ”, atau tokoh
besar wafat mendadak, “Gus Dur Wafat”,Gunung Sinabung meletus, Gunung Kelud
meletusdan lain-lain.
Tema yang tiba-tiba actual ini bisa ditulis oleh penulis yang sudah mapan, atau penulis
yang berpengalaman atau mengikuti isu /tema ini secara intensif. Juga penulis yang
memiliki kompetensi tinggi terhadap tema ini.
Itu langkah-langkah menentukan tema artikel yang biasa saya lakukan, yang kemudian
menjadi artikel opini yang saya tulis. Dengan cara dan langkah-langkah demikian, saya
menemukan banyak sekali tema artikel yang bisa di tulis , terkadang malah kita
kewalahan menuliskannya.
Masalahnya kemudian dari tema itu “tentang APA-nya “ yang akan kita tulis.. Langkah
selanjutnya ini tentang menentukan sudut pandang (angle), sehingga ketika menulis kita
tidak terlalu melebar, juga tidak terlalu sempit tentang tema tersebut…
-------0000000000000000000-------
Langkah berikut setelah kita sudah menentukan tema yang actual dan menarik
adalahmenentukan sudut pandang/perspektif/angle(atau padanan kata lainnya yang
berarti sudut pandang )dari tema yang dipilih.
Sebagai catatan, penentuan sudut pandang dipengaruhi oleh tingkat kompetensi kita dan
atau banyaknya referensi/ rujukan-rujukan yang kita punyai atau kita dapatkan.
Mungkin ada yang bertanya , “Mengapa kita mesti dan harusmenentukan sudut pandang
dari tema yang sudah kita pilih dan kita tentukan?”.
Penentuan sudut pandang dilakukan agar ,: (1) Kita fokus pada satuatau
duaide/gagasanatau permasalahansaja dan tidak melebar ke mana-mana.(2) Karena, tema
yang kita pilih masih terlalu luasatau terlalu sempit, yang akibatnya akanbisa
membingungkan kita dalam mengulas/membahas /menulisnya.
Contohnya:
Tematentang: “Bencana banjir”. Kalau tidak ditentukan sudut pandangnya , lalu kita
mau menulis /membahas tentang apa daritema “bencana banjir” tersebut?!.
Pasti membuat kita bingung, melebar pembahasanya ke- mana-mana dan bisa
jadiberputar-putarketika kita membahas atau menuliskannya.
Ingat,dua hal yang menentukan ketika kita menentukan sudut pandang, yaitu kompetensi
kita dan referensi yang kita miliki.
Jadi kalautentang tema ”bencana banjir”, kita bisa menentukansalah satu sudut
pandangnya misalnya: Menggugat manajemen bencana banjir yang terus berulang .
Langkah kedua,jika kita sudah menentukan sudut pandang yang kita akan tulis,
berikutnya adalah menentukan apakah sudut pandang itu terlalu sempit (terbatas
bahasannya) atau malah terlalu luas, yang didalamnya masih banyak tema, namun tidak
saling mendukung sehingga masih menyulitkan kita dalammembahas.
Untuk mengetahui apakah sudut pandang dari tema yang kita akan tulis terlalu terbatas
atau terlalu luas, bisa dilakukan dengancara:Sejauhmana sumber-
sumber/referensi/rujukan yang diperlukan dapat diperoleh. Semakin banyak rujukan akan
semakin mudah kita fokus dalam menentukan sudut pandang..
Referensi sangat penting, karena tanpa referensi yang memadai, kita akan kesulitan untuk
menulis apapun, termasuk menulis tema yang kita memiliki kompetensi didalamnya.
Mungkin kalau kita memiliki kompetensi didalamnya , sekali dua kali kita bisa menulis
berkualitas, tapi saya pastikan kita akan mati kutu pada tulisan-tulisan berikutnya.
Kalaupun pada akhirnya bisa menulis, saya jamin artikel itu tidak berkualitas dan tidak
layak terbit.
Silahkan mencoba , kalau ada masalah dalam menentukan sudut pandang ini , kita bisa
mendiskusikan sekarang atau pada kesempatan berikutnya setelah paparan ini.
CATATAN: biasakanlah dalam menentukan sudut pandang harus dari persepktif yang
menarik, aktual dan mengandung hal atau ide baru yang belum pernah diulas/diterbitkan
sebelumnya oleh siapapun.
Kalau sudah basi, saran saya segera tinggalkan, dan ganti dengan yang baru..
-------0000000000000000000-------
Dalam banyak kesempatan tatap muka dengan para penulis pemula yang berminat
menulis artikel, sering muncul pertanyaan dan pernyataan kurang lebih begini, “Saya
bukan ahli kesehatan. Apakah saya boleh dan bisa menulis artikel tentang kesehatan?”
Jawabannya: Boleh dan bisa, bahkan mungkin sajatulisan/artikel nyabisa lebih baik
daritulisan/artikelseorangahli kesehatan. Masa shi?!
Langkah berikut ini akan menjawab keraguansebagian besar penulis pemula, yang kerap
menghadapi hambatan dalam menulis, deadlock,berputar-putar dan tidak tahu lagi apa
yang harus dituliskannya, alias mampat.
Boleh dikatakan, penulis hebat sekalipun, harus melalui langkah ini untuk karya-
karyanya. Karena, tanpa menggunakan referensi mustahil ia tahu segalanya.
Kalau ini terjadi, penulisan artikel biasanya mentok, deadlock/mandeg, karena materi
yang terbatas. Jika dipaksakan terus menulis, akan berputer-puterterus tidak ada
ujungnyadan tidak tahu apa yang ditulisnya.
4).Memperkaya kosa kata atau padanan kata yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan
bobot/kualitas dan estetika bahasa artikel.
1)Pastikan materi/isi referensi/rujukan yang dipilih sesuai atau memiliki relevansi dengan
tema dan sudut pandang/perspektif/angletema yang sudah ditentukan/dipilih.
Pilih 4-5 referensi/rujukan yang TIDAK SEJENIS, tapi masih memiliki relevansi dengan
tema dan sudut pandang yang sudah ditentukan.
Misalnya, kalau referensi/rujukan tentang kesehatan, maka referensi yang dipilih harus
dterbitkan atau ditulis oleh orang atau lembaga yang memiliki kompetensi dan ahli
(expert) di bidang kesehatan.
3)Ditulis dan atau diterbitkan oleh lembaga yang memiliki kompetensi dan reputasinya
terpercaya. Misalnya, kalau tema tentang hukum, maka referensi/rujukan yang dipilih
harus ditulis atau diterbitkan oleh lembaga-lembagayang berkaitan dengan hukum.
Demikian pula, kalau temanya tentang kebudayaan, maka pilihlah referensi/rujukan yang
ditulis atau diterbitkan oleh ahli budaya/ahli kebudayaan, dll.
Beberapa perpustakaan diJakarta memiliki koleksi yang cukup lengkap antara lain
Perpustakaan ICMI/CIDES,PerpustakaanNasional,Perpustakaan LIPI, Perpustakaan
Pasca Sarjana UI, Perpustakaan UI, Perpustakaan LPEM UI, Perpustakaan PPM,
Perpustakaan BPS.
Dibandung beberapa perpustakaan seperti Unpad, ITB, Musium AA, dll juga relative
lengkap. Mohon ditambahkan bagi yang memiliki informasi perpustakaan yang bisa
diakses public di Bandung..
Ingat, meskipun melalui internet, tetap harus mencari referensi yang reputable.
-------0000000000000000000------
MENGGUNAKAN REFERENSI-REFERENSI
Setelah kita mengetahui dan memahami betapa pentingnya sebuah referensi dalam
penulisan artikel opini, sekarang kita lanjutkan dengan bagaimana kita menggunakan
referensi-referensi yang sudah kita dapatkan.
Sehingga kalau kita menulis benar-benar jujur . Jujur menyebutkan referensi yang kita
gunakan. Jujur mengakui bahwa gagasan yang kita tulis adalah gagasan orang lain.
Yang harus kita tuliskan adalah referensi atau buku X-sebutlah demikian, itu membahas
atau bercerita tentang apa? Buatlah dan sampaikan dengan kalimat kita sendiri.
Kalau film umumnya berdurasi antara 1,5 jam-2 jam,kitapasti tidak bercerita sepanjang
durasi filmyang kita tontotnkan?
PastikitaHANYA BERCERITA singkat tentang film itu, dengan beberapa highlight yang
penting-penting dan MENGESANKAN (IMPRESIF) saja bukan?
Langkah Kedua, Catatlah namapenulis, judul karya tulis/buku,judul artikel ,tahun terbit
dan penerbitnya ya. Karena materi-materiyang di pakai WAJIBdanHARUSdicantumkan
sumbernya.
Misalnya, kalau kita menggunakan referensi dari buku terbitan Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) tahun 2009 sebagai sumber artikel kita, maka kita bisa menulis demikian ,…”
Dalam perspektif Ikatan Dokter Indonesia(2009:27), penurunan angka harapan hidup ibu
dan anak disebabkan oleh peningkatan penderita gizi buruk…dst…”.
Juga jangan sekali-kali membajak atau memanipulasi ide atau gagasan , pernyataan orang
lain sebagai gagasan/ide kita. Itu plagiat.
Itu sama saja dengan bunuh diri. Itu kejahatan yang tidak bisa dimaafkan.
Karena hakekat dari karya ilmiah adalah menghargai atau mengakui gagasan/ide/karya
orang lain.
Dengan banyaknya referensi yang kita buat dan kita gunakan, saya menjamin danyakin,
kita tidak akan mampat atau mentok atau berputar-putar lagi!.
Mencatat idiom atau kata-katakhas setiap referensi juga akan memperkaya kosa kata kita,
karena setiap bidang ilmu atau tema memiliki idiom/kata-kata khas yang tidak bisa
diterjemahkan atau didefinisikan secara pas dan tepat dengan ruh, spirit & makna kata
khas dimaksud.
Ini juga akan membantu kita dalam menulis artikel opini yang efektif, tidak panjang-lebar
yang tidak perlu, tidak bertele-tele.
(Media yang kredibel dan berkualitas hanya menyediakan ruang terbatas untuk setiap
artikel hanya Sekitar 5-6 ribu kiarakter atau 5-6 kuarto spasi rangkap. Intinya dengan
kosa kata yang kaya akan membantu kita menulis secara efektif dan estetik,to the
point dan tidak bertele-tele.
------0000000000000000000-------
MEMULAI MENULIS
Mengapa?. Saya jaminkitaakan mentok dan berhenti,tidak selesai ide/ gagasan apa
yanginginkitatuliskan.
Juga bisa bikin kita pening, karena kita terus memeras otak kita mencari-carikata atau
kalimatyang akan kita tuliskan ,sementara yang ada di memori otak kita kosong,jadi
buntu.
Kita menyangka diri kita tidak bisa /tidak mampu / tidak kapabeluntuk menulis artikel.
Padahal yang terjadi adalah : yang kita tahu (pengetahuankita) sangat terbatasuntuk
menuliskan ide-ide besaratau bahkan hal-hal kecilyang ada di kepala kita.
FYI:Penulis-penulis hebat ( non fiksi atau fiksi sekalipun) atau novelis/cerpenis pasti
melakukan riset /mencari referensi/rujukan untuk membuat karya mereka menjadi
hebatdan berkualitas.
Pertanyaannya adalah: Apa yang akan kita tuliskanatau uraikan? Dan, bagaimana
kita menuliskannyaatau menguraikannya?.
Umumnya, panjang standar sebuah artikel antara minimal5 halaman dan maksimal 6
halaman kwarto(A4)spasi rangkap, atau sekitar 5000-6500 karakter tanpa spasi).
Dari 5-6 halamankwarto , kita bagi sebagai berikut: untuk BAGIAN PENDAHULUAN
sebanyak-banyaknya 2/3 halaman (spasi rangkap ya).
Apa yang kita tulis dalam alinea pertama pada bagian pendahuluan?
Demikian juga apa yangharus kita tuliskan pada bagian kesimpulan dan saran /konklusi?
Yang penting ditekankan di sini adalah maksud (pesan/ide)danapa (what) yang akan kita
sampaikan/ tuliskan jelas dan bisa dimengerti alias tidak bias pengertiannya.
Dengan kata lain, Kita bisa menulis dengan merdeka, tanpa belenggu yang mengikat kita.
-------0000000000000000000-------
BAGIAN PENDAHULUAN
Alinea ini juga untuk menegaskan bahwa yang kita tulis adalah yang paling aktual. Jadi
sebenarnya alinea pertama ini berfungsi untuk mengaktulisasikan tema.
Maka kita bisa menuliskan alinea pertama untuk tema ini sebagai berikut:
”Wacana resufle kabinet bertiup kencang menyertai dinamika politik yg terjadi akhir2
ini. Dalam situasi politik normal, dan dalam perspektif sistem poltik yang menganut
presidential, sejatinya resufle kabinet merupakan proses politik yang lumrah. Yang
menarik justru, berkembangnya isu resufle kabinet ini dipicu oleh kekawatiran yang
berlebihan dari partai demokrat terhadap soliditas & loyalitas mitra koalisinya dalam
penyingkapan kasus bank century di DPR….”
Sekali lagi, untuk gaya penulisan/gaya penyajian silahkan anda berimprovisasi, yang
penting adalah makna dan maksud dari kalimat yang kita bikin jelas sasaran dan
tujuannya.
Pakailah /pergunakanlah kalimat /rangkaian kata-kata kita sendiri.
Dalam kasus aliena pertama di atas tujuannya adalah MENEKANKAN bahwa isu resufle
kabinet adalah top isupada saat itu, ketika rumor menteri-menteri PKS akan diresufle,
karena bersebrangan dengan Pemerintah dalam kebijakan Bank Century dan Kenaikkan
BBM.
Langkah Kedua,MenulisAlinea berikutnya (masih dlm bagian pendahuluan)dan
sekaligusMENGKAITKANdengan sudut pandang /perspektif/angle dari tema yang sudah
kita tentukan.
Ingat ya, sumber dan patokannya adalah sudut pandang yang telah kita tentukandan yang
akan kita bahan padaBAGIAN PEMBAHASAN/ULASAN.
Di sini untuk memudahkan kita, uraikan rumusan yang akan dibahas dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Misalnya,
”Jika wacana resufle kabinet benar-benardilakukan oleh SBY, tentu tidak seorang pun
atau lembaga tinggi negarapun yang bisa menghimbau, apalagi mengehentikan resufle
ini. Dan ini merupakan kajian bagi kita, kajian bagipenggiat demokrasi dan politik
negeri ini,
”Bagaimana sejatinya etika politik resufle kabinet? ”Benarkah etika politik negeri ini
masih rendah, karena kita baru melangkah (belum masuk ya) ke gerbang demokrasi
sejati?”
MENULIS ULASAN/PEMBAHASAN
Setelah langkah menulis pendahuluan selesai, langkah berikutnya adalah menulis ulasan
atau pembahasan.
Banyak yang salah langkah ketika menulis artikel opini yang layak terbit, terutama
langkah pembahasan atau ulasan teori/gagasan/gagasan.
Salah langkah yang dimaksud adalah ketika menuliskan gagasan /ide orang lain dari
referensi-rujukan yang dibaca, mereka melakukan adalah meringkas atau mereviewsaja,
menjadi semacam kumpulan ringkasan toeri.
Padahal, yang seharusnya dilakukan adalah membangun gagasan /ide dari referensi-
rujukan yang kita pakai.
Dalam contoh diatas,dengan temaresufle kabinet, maka kita bisa memberikan SUB
JUDUL sebagai berikut: ”Etika Politik Kabinet Presidential”
Bagaimana pula kita menuliskan referensi/rujukan yang sudah kita baca dan pahami?.
Berbeda dengan alinea pertama pada bagian pendahuluan, dimana kita menguraikan
alasan atau latar belakang pemilihan tema/sudut pandang (aktualitas) .
Pada bagian pembahasan ini kita akan menguraikan/mengulas dan atau membahas teori-
teori atau logika-logika/pandangan-pandangan ( para ahli atau orang/lembaga yang
memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing) dari referensi/rujukan yang sudah
kita baca dan kita pahami.
Karena itu kalimat pertama dari alinea pertama bagian pembahasan ini pasti menguraikan
soalgagasan-gagasan atauteori-teorietika politik atau sistem politik presidentialyang
sudah kita buat dengan menggunakan kata-kata /kalimat kita sendiri.
Misalnya :,
”Dalam sistem politik demokrasi yang beradab, demokrasi dan politik tumbuh dan
berkembang dengan ditopangoleh system dannilai-nilai luhur para pelakunya. Dimana
kekuasaan adalah ,dst…”
Dalam contoh tema diatas/bahasan diatas kita bisa menulis sbb: Misalnya,
”Sebuah sistem politik, akan dikatakan beradab apabila didasarkan pada nilai-nilai
psotif, nilai –nilai kebajikan, dimana kekuasaan dieksploitasi bukan untuk menindas dan
menzalimi sesama, melainkan untuk mensejahterakan dan menyebarkan kedamaian (Arbi
Sanit:2007”(Ini hanya contoh penggunaan referensi, kontennya diabaikan saja.
UntukPak Arbi Sanit maaf ya pak ini untuk contoh saja.Pak.).
Selanjutnya, kita gunakan referensi yang berbeda, misalnya dari Syamsudin Harris.
”Dalam perspektif lain, Syamsudin Harris (2008) melihat bahwa penggunaan kekuasaan
oleh rezim yang budiman cenderung akan menciptkan suatu harmoni politik. Di sini,
etika politik dimaknai dengan kekuasaan yang ramah, dst….”
Bagian ini adalah bagian penguraian/ulasan (bukan review atau ringkasan teori-teori
saja ya), sekaligus membangun logika/teori/ide.
Mengapa, Karena dengan ulasan dan bangunan logika yang kita uraikan sudah sangat
cukup untuk menjelaskan masalah yang sudah dirumuskan pada bagianpendahuluan.
-------0000000000000000000-------
MEMBUAT KONKLUSI
Setelah langkah menulis pembahasan /atau ulasan atau padanan kata lainnya, maka
sebenarnya itu sudah 80% artikel opini yang kita buat sudah selesai . Tinggal 20% lagi
artikel yang kita tulis selesai .
Dari pengalaman berbagi tentang menulis artikel yang layak terbit di Koran , saya
mendapati banyak temen-teman yang berbagi bahwa tulisan artikel opininya
dikembalikan redaksi/ atau tidak diterbitkan itu karena yang akan saya uraikan dalam
tulisan berikut, yaitu tidak adanya konklusi.
Konklusi itu saya artikan sebagai jalan keluar (way out) terhadap masalah yang kita
rumuskan dibagian pendahuluan dan kita bahas pada bagian pembahasan/ulasan.
Format konklusi bisa dalam bentuk kesimpulan dan saran. Tapi bisa juga dalam bentuk
yang lain , berupa jawaban atas permasalahan yang kita tulis.
Langkah Pertama,langkah awal kita adalah membuat sub judul. Hanyasaja,sub judul
bagian inidan kontennya /isinya harus menggunakan kata-kata /kalimat yang
mengandung orientasi ke depan, hal-hal baru/ide-idebaru, fresh, tidak basi dan
optimisme.
Kalau menggunakan contoh di atas, maka sub judul itu bisa sbb: ‘Politik Yang Beretika”
INGAT caranya kan? Ini juga sama seperti kita habis menonton film dan kita ditanya
teman untuk menceritakan tentang film tersebut.
Hanya saja, kalau dalam kesimpulan , kita hanya menceritakan highlightnya saja, atau
pokok pikirannya saja.
Ulasan pada bagian pembahasan itu tentang apa ?. Itu yang di simpulkan.
Sekali lagi ini bukan meringkasya, atau mereview,tapi mengambil apa sih
gagasan/ide dalam bagian pembahasan diatas.
CATATAN: bentuk kalimat dalam kesimpulan ini bisa dalam format pointer saja dengan
diberi penjelasan . Atau dalam format pernyataan-pernyataan.
Padahal artikel yang berkualitas adalah artikel yang memberikan konklusi, yang
memberikan jalan keluar atas uraian masalah yang diulas pada bagian pembahasan ,
Beberapa tema artikel memang ada yang cukup sampai pada kesimpulan atau penarikan
kesimpulan ini.
Tapi artikel yang berkualitas dan layak terbit, kesimpulan saja tidak cukup . Harus
dilanjutkan dengan saran-saran atau jalan keluar (way out) atas masalah yang ditarik
dibagian kesimpulan sebagai konklusi.
Tidak adanya konklusi inilah yang banyak tidak disadari oleh penulis pemula ketika
membuat artikel opini, sehingga artikelnya dikembalikan dan tidak diterbitkan.
Mungkin ada yang bertanya, lalu bagaimana kita memberikan saran atau jalan keluar
yang baru, yang fresh, yang tidak basi, yang futuristic, yang actual?
JAWABANNYA: konklusi yang kita bikin atau berikan saya jamin actual, fresh,
mengandung hal baru, futuristic, optimisme , tidak basi .
Mengapa?
Karena proses menulis artikel sejak awal kita : menentukan tema, menentukan sudut
pandang dari tema, mencari dan menggunakan referensi semuanya paling actual, paling
baru, fresh, tidak basi.
Demikian step by step proses menulis artikel opini yang layak terbit. Semoga bermanfaat.
Jika ada yang mengalami kesulitan atau hambatan menerapkan konten ini dalam praktek
menulis, silahkan hubungi saya, dan saya akan memberikan pendampingan atau
supervisi, sehingga monten ini bisa diterapkan.
-------0000000000000000000-------
Membuat judul artikel opini yang menarik dan layak terbit bisa dilakukan setelah kita
menentukan sudut pandang atau setelah artikel selesai ditulis.
Yang pasti , kalau kita membuat judul artikel di akhir setelah kita selesai menulis, itu
maka akan lebih komprehensif .
Sedangkan kalau kita membuat judul setelah menentukan tema dan sudut pandang,
keuntungannya bisa memandu arah penulisan kita .
Tapi yang paling pentingdari semua proses iniadalah bagaimana judul artikel
yangmenarik danlayak terbit tersebut?
Seperti apa judul artikel opini yang menarik dan layak terbit itu?
Dari pengalaman saya membuat judul, judul artikel yangmenarik danlayak terbit
harus mengandung hal-hal sebagai berikut :
1)Menggunkan kata-kata atau padanan kata atau kalimat yang berorientasi ke depan
(perspektif futuristik)
2)Mengandung hal-hal/ide-ide baru dan tidak basi
3)Menarik & mengundang keingintahuan pembaca. Bisa dilakukan dengan menggunakan
kata-kata/tanda tanyabaca-tanda baca(?)
4)“Kiblat Baru Industri Music Dunia”.Judul ini mengundang kita/pembaca untuk ingin
tahu seperti apa kiblat baru dunia music itu? Kata-kata yang digunakan mengandung hal-
hal baru.
5).”Membangkitkan Kembali Kejayaan Sepak Bola Indonesia”.Judul ini
menggunakan rangkaian kata-kata yang mengandung hal baru tentang upaya
membangkitkan kembali sepak bola
Selamat mencoba ya
Sebelum mencoba membuat judul, silakan lihat judul-judul artikel opini di rubric opini/
rubric pendapat beberapa hari terakhir ini di Koran-koran yang memiliki reputasi , seperti
Kompas, Republika, Suara Pembaruan, Bisnis Indonesia, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka
, Jawa Pos, Kedaulatan Rakyat, Koran Tempo, dll.
Sebagai informasi tambahan: cara ini bisa jadi bukan stanndar baku atau EYD, tapi dari
pengalaman saya membuat judul artikel opini yang sudah diterbitkan koran, biasanya
tidak diedit lagi oleh redaktur.
Dan satu hal lagi, cara ini tidak berdasar pada teori-teori menulis yang biasanya banyak
kita temui di buku-buku menulis artikel/berita/feature . Ini cara saya saja
CATATAN:Dalam membuat judul hindari memakai kata-kata atau kalimat bombastis,
tapi tidak memiliki kaitan dengan substansi tema atau artikel secara keseluruhan. Cara ini
selain “menipu” atau tepatnya menjebak , juga hanya membuat kesel dan kecewa
redaktur saja.
-------ooooooooooooooooooo-------
Seperti janji saya sebelumnya tentang mengunggah tulisan “Membuat profile yang
menarik untuk menunjang artikel kita “, sampai hari ini saya belum sempat menulis.
Namun, setelah saya buka-buka file-file lama yang tercecer, saya menemukan ini (file
tahun 2010).Saya belum sempat memperbaiki, atau mengedit tulisan ini. Tapi membaca
sekilas, substansinya adalah benar . Kalaupun ada yang kurang pas, mungkin style
penyajian tulisannya yang untuk tutorial tatap muka. Jadi mohon maaf kalau agak
terganggu.
Sekarang saya perlu menyampaikan hal-hal kecil / sepele seperti ini, karena hanya urusan
salah ketik huruf “e” menjadi “o” saja menuai kritik yang tidak substantif, sepertinya
saya melakukan kesalahan besar bak koruptor.
Semoga bermanfaat.
Salah satu hal yang dipertimbangan sekalioleh redaktur koran/opini ketika
mempertimbangkan dan kemudian memutuskan sebuah artikel untuk diterbitkan adalah
RELEVANSI KOMPETENSI YANG DIMILIKI oleh penulis artikel dengan tema artikel
yang ditulisnya.
Nah!!! Kalau begitu, sebagai penulis kita sangat terbatas donk untuk menulis dengan
banyak tema dan dari berbagai perspektif???!.
Umumnya, daftar riwayat hidup akan menjelaskan mengenai kita mulai dari nama,
tanggal lahir, alamat, pekerjaan, pendidikan dll.
Asumsinya tentu semakin lengkap profil yang kita buat akan semakin baik bukan…???!!!
belum tentu!!!
Atau tidak demikian profil yang diperlukan untuk melampiri artikel kita.
Profil kita yang diperlukan untuk melampiri artikel kita adalah profil yang menjelaskan
mengapa kita tertarik menulis tema ini atau tema itu ???(maksudnya tema yg kita pilih).
Seperti apa profil yang menarik dan mendukung artikel yg kita tulisitu???
Kalau sama artikel yang kita tulis sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi kita,
atau dengan profesi kita , maka kita harus meyakinkan redaktur dengan profil yang kita
buat.
Langkahnya adalah sebutkan bahwa kita sedang menyenangi atau sedang mengamati
masalah (yg berkaitan dg tema yg kita tulis).
Atau bisa juga sebutkan , kalau kita sedang tertarik/meminati masalah (tema yg kita tulis)
tersebut.
Atau kalau kita sedang mengikuti mata kuliah yang berkaitan dengan tema..
Selanjutnya, uraikan SECARA SINGKAT apa yang kita lakukan dengan ketertarikan
kita atau pengamatan kita tersebut.
Cantumkan juga alamat korespondensi kita secara lengkap, yang memudahkan redaktur
bisa dengan mudah menghubungi kita.***).
BERIKUT CONTOH PROFIL untuk tema artikel yang kita tidak memiliki relevansi
dengan kompetensi atau profesi kita:
Saya orang tua murid dari anak yang akan menjalani ujian nasional bulan depan. Saat ini
saya sedang mengamati proses /diskursus ujian nasional yang ramai diperbincangkan
masyarakat luas.
Untuk memperkuat pemahaman dan pendalaman tentang materi ujian nasional ini saya
sedang melakukan riset (kepustakaan).
Yang pasti kita adalah orang tua murid yang anaknya akan ikut ujian nasional dan kita
sedang berusaha memahami dan mendalami tentang ujian nasional itu!!!.
Dengan penulisan profil seperti ini dan proses penulisan sebagaimana link
ini http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2014/03/04/step-by-step-menulis-
artikel-opini-yang-layak-terbit-di-koran-637151.html,kita bisamenulis tema apa saja yang
sedang actual, mulai dari tema 2 hiburan, gaya hidup, kesehatan, teknologi, politik,
manajemen, bisnis, dan semua tema actual yang ingin kita tulis, secara berkualitas dan
actual.
Dengan proses seperti ini, selalu saya bilang,”Kita bukan dokter, tapi kita bisa menulis
artikel kesehatan sebaik dokter; kita bukan politisi, tapi kita bisa menuls artikel politik
sebaik politisi; kita juga bukan koki, tapi kita bisa menulis artikel tentang tren cara masak
sebaik koki, dst..”.
Tentu saja dengan menjunjung tinggi KEJUJURAN & ETIKA penulisan secara ilmiah.
Kalau kita mengabaikan kejujuran & etika penulisan ilmiah , itu artinya kita PLAGIAT
dan Plagiat adalah kematian ilmu & pengetahuan. Maka, plagiator tidak lain adalah orang-
orang yang berwajah ”intelektual” dengan menghunus pedang di tangan, menebas etika
ilmiah penulisan & kejujuran.
*) Saya selalu menyebut ”penulis” bukan expert atau ahli dalam setiap artikel yang saya
tulis. Kecuali untuk beberapa tema yg memang temanya berkaitan dengan kompetensi
intelektual/keilmuan saya atau profesi saya.
**) mengenai apa saja yang disertakan dalam pengiriman artikel, share 7 ttg ”beginilah
seharusnya kemasan dan pengiriman artikel ke koran/tabloid/majalah”
***) biasanya kalau bukan pemberitahuan tentang nasib artikel kita, ya minimal
menanyakan nomor rekening kita untuk pembayaran honor artikel kita yang diterbitkan.
-------ooooooooooooooooooo-------
Atau mungkin juga sampai ke redaktur dimaksud tapi SUDAH TIDAK ACTUAL
(AKTUALITASNYA SUDAH BASI), jadi tidak layak terbit lagi.
Bisa juga sudah sampai diredaksi, tapi luput dari perhatian redaktur opini.
Setelah artikel selesai kita tulis, maka step selanjutnya adalah mengirimkan artikel
tersebut kepada redaksi koran yang kita tuju/pilih.
CATATAN:Sebaiknya, artikel yang kita tulis dikirimkan kepada koran yang senafas
dengan gaya penulisan /gaya penyajian artikel kita.Beberapa koran, memang
mempunyaipositioning yang khas dalam editorialnya/redaksinya, baik berupa konten
maupun format penyajiannya. Misalnya ada yang penyajiannya lebih filosofis, ada juga
yang gaya redaksinya lebih taktisdan akuselalu menyebut ini denganto the point, biasanya
dilakukan oleh Koran-koran bisnis atau ekonomi).Untuk analisa gaya redaksional dan
untuk pemilihan ke mana sebaiknya atau ke manatepatnya/cocoknya artikel yang kita
tulis harus dikirimkan,akuakan sharing ini secara terpisahdi lain kesempatan.
Kalau tentang cara mengirimkan artikel ke redaksi Koran , sudah
pastiakumerekomendasikan menggunakan cara pengiriman yang PALING CEPAT,
PALING EFEKTIF dan SAMPAI DI ATAS MEJA REDAKTUR YANG KITATUJU.
Bagaimana caranya?
Serta apa saja yang harus ada dalam “amplop”atau box emailartikel kita?.
Kalau pengriman menggunakan cara manual dengan pos atau jasa kurir lainnya)
3) cek dan pastikan ke redaksi apakah artikel yang kita kirim telah diterima. Caranya,
sebutkan judul artikel, nama penulis, jumlah halaman, tanggal pengiriman dan sebutkan
nomer resi bukti pengiriman.
4) kalau redaksi koran yang kita tuju belum juga terima artikel yang kita kirim, maka
tanyakan kepadaperusahaanjasa pengirim yang kita pakai. Tanyakan artikel yang kita
kirim sudah sampai mana, dengan menyebutkan nomor resi dan alamat tujuan.Kok belum
sampai hingga toleransi waktu yg seharusnya. Kalau karena masalah ini (pengiriman ini)
artikel kita AKAN BASI AKTULITASNYA atau out of date, maka kita print ulang dan
kita kirim ulang secepatnya.
5) Pastikan artikel kita sudah sampai di redaksi atau redaktur yang kita tuju, sehingga
kita tinggal menunggu saja.
3) tuliskan di sudut kanan bawah atau kiri bawah halaman dan jumlah lembar yang
dikirim.(misalnya yang dikirim 6 lembar, maka pada setiap halaman di kiri bawah akan
tertulis 1/6, 2/6, 3/6, 4/6, 5/6 & 6/6.)
4) Cek dan pastikan kepada operator mesin faks koran bersangkutan yang menerima
kiriman faks artikel kita, apakah jumlahnya sudah lengkap atau belum. Kalo belum
lengkap, halaman berapa yang belum diterima, anda kirim ulang halaman yang kurang
saja.
5)Cek kepada sekretariat redaksi dan pastikan apakah artikel yang kita kirim sudah
diterima dan sudah diadministrasikan.
Caranya, sebutkan judul artikel, nama penulis, jumlah halaman, tanggaldan jam
kirimfaks.
1).Catat baik-baik alamat email redaksi bersangkutan (cek sekali lagi dan pastikan secara
detail bahwa ALAMAT EMAILNYA SUDAH BENAR).
2) Buat surat pengantar dan tuliskan kepada redaktur apa artikel kita tujukan .
Input attachment /lampiranyaitu (artikel), foto (beberapa koran tidak mementingkan
foto), kartu identitas yang masih berlaku dan profil kita.Untuk membuat profil yang
menarik setelah tulisan ini, aku akan juga membagikan“Bagaimana Membuat Profile
Yang menarik”.
3).Cek ke sekretariat redaksi, tanyakan apakah artikel kita sudah sampai /sudah diterima?
Kalaubelum, ulangi proses pengiriman yang sama, teliti alamat email yang dituju,sampai
artikel kita sampai di redaksi.
Kemasan biasanya terkait dengan manner / tata cara yang baik, sehingga sesuatu yang
disampaikan akan memiliki ”nilai lebih” daripada sekedar ”isi” kemasannya.
Berikut ini adalah cara mengemas artikel yang baik dan menarik untuk dikirimkan
kepada redaksi koran.
3). Susun print out artikel secara rapih berdasarkan nomor halaman, disertai lampiran-
lampiran yagdiperlukan.
4). Lipat secara rapih.Tuliskan alamat korespondensi kita di balik amplop/ atau di tempat
lain, yangmenunjukkan kita sebagai pengirim surat.
CATATAN:Surat pengantar artikel ini salah satu bagian penting, dalam menentukan
dipilih tidaknya atau diterbitkan tidaknya artikel yang kita kirim. Berikut adalah cara
membuat surat pengantar artikel. (untuk format desain surat silahkan anda bentuk sendiri
sesuai dengan selera, yang penting sopan dan mencitrakan diri anda sebagai pribadi yang
”intelek”, kalau orang suka menyebut dengan ”pribadi high profile” ).Begini isi surat
pengantar yang ideal,
1). Tulis kepada siapa surat ditujukan. Kepada Yth. Redaksi. Up. Redaktur Opini
3). Tuliskan pada alinea kedua perkembangan terakhir dari temaartikelyang anda tulis ,
dan apa menariknya aktulitas/perkembangan terakhir itu bagi masyarakat /pembaca.
4) Tuliskan pada alinea ketiga relevansi artikel yang anda tulis dengan perkembangan
aktualitas yang terjadi (langkah ke 3).
5). Tuliskan kalimat penutup surat dan manfaat yang anda harapkan dari artikel anda.
JANGAN SEKALI-KALI memintaredaksiuntukmenerbitkan artikel anda.
JANGAN SEKALI-KALI juga anda meminta belas kasihan /berkeluh kesah kepada
redaksi berkaitan dengan artikel yang anda kirim tersebut.
YAKINLAH, dengan kalimat anda dari step 1-5 sangat cukup dan sangat berarti , bahwa
artikel anda adalah artikel yang bernilai dan berkualitas.
CATATAN:
1)Untuk lampiran-lampiran , selain surat pengantar, juga profile kita. Untuk profile kita
nanti aku bagikan bagaimana membuatnya. Tapi profile ini harus dilampirkan, disamping
foto kita.
-------ooooooooooooooooooo-------
Materi tulisan yang aku tulis ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman akusebagai
penulis free lance/ penulis lepas di berbagai koran (harian), Republika, Sindo,Pikiran
Rakyat, Kedaulatan rakyat, kompas, suara pembaruan, bisnis Indonesia, seputar
Indonesia, jawa pos, suara merdeka, republika, dll).
Di sini aku orang luar redaksi (outsider) tidak terlibat sama sekali dalam proses
penentuan & pemilihan artikel tesebut. Tapi, alhamdullillah, kalau sedang produktif2-3
artikel opinidalam seminggu artikelyng aku tulisditerbitkan koran yang berbeda,dengan
tema/sudut pandang yang berbeda. Semogatulisanini bermanfaat.
Setelah artikel yang kita tulis diterima oleh redaksi koran yang kita tuju, maka lazimnya
managemen persuratan(administrasi, surat menyurat, termasuk juga redaksi ) artikel kita
dicatat dalam surat masuk oleh secretariat koran, khususnya oleh sekretaris redaksi.
Apa yang dicatat sekretaris redaksi?Atau siapa orang yang bertugas dan bertanggung
jawab atas administrasi artikel kita?
2.Judul/tema artikel
3.Penulis artikel
4. Rubrik yang relevan dengan tema. (Di beberapa koran, artikel kitalangsung
disampaikan ke bagian/redaksi opini atau redaksi yang berkaitan/relevan dengan tema
yang kita tulis, misalnya ” redaktur kebudayaan”, ”redaktur gaya hidup & hiburan”,
Redaktur bisnis/ekonomi, redaktur politik, dan lain-lain.)
Pada tahap ini sekretaris redaksi selain mengadministrasikan artikel yang masuk juga
melakukan pensortiran (di sortir) berdasarkan relevansi dengan rubrik yang ada.
Proses selanjutnya nasib artikel kita ada di tangan redaktur yang menanggung jawabi
rubrik yang sesuai tema/judul artikel kita.
Boleh dikatakan, nasib artikel kita yang sudah ditangan redaksi ditentukan mirip seperti
dalam Indonesia Idol
Kalau proses normal & profesional, sesuai SOP, maka redaktur koran akan memilih
artikel yang ada di list yang dia terima berdasarkan :
1.AKTUALITAS TEMA, yaitu artikel yang paling up to date /paling aktual berdasarkan
aktualitas yang sedang dan atau akan aktual.
Pada tahap ini artikel kita pasti masuk/lolos karena artikel kita aktualitasdan up to
date(jika proses penulisannya sesuai dengan proses”Menentukan tema artikel” &
”Membuat judul artikel yang layak terbit”.
CATATAN:Pada tahap ini,akujamin artikel yang kita tulis masih dipertimbangkan atau
dikelompokkan ke box untuk diterbitkan.
Redaktur yang cerdasdan professionalpasti akan memprioritaskan tema yang aktual dan
kompetensi penulis yang mumpuni , juga penulis ternama dan atau memiliki kompetensi
di bidangnya/ sesuai tema.
Redaktur yang cerdas dan profesional pasti akan mempertimbangkan dan memilih
penulis yang memiliki kompetensi sekaligus yang ternama.
CATATAN:Pada tahap ini artikel kita pun masih masuk dalam list /box artikel yang
akan diterbitkan, karena walaupun kita bukan orang/ahli yang memiliki kompetensi
dengan tema, namun melihat profileyang kita lampirkan dalam artikel yang kita kirim,
kita juga memiliki relevansi yang kuat dengan tema artikel yang kita tulis.Untuk ini nanti
aku bagikan juga cara membuat profile “yang menarik”.
Disinipun, artikel kita masih ada di box/list yang dipertimbangkan untuk diterbitkan.
CATATAN:Di sini sebagai penulis kita dituntut untuk bekerja efektif dan profesional.
Tetapkan tenggat waktu kapan artikel harus selesai ditulis dan kapan artikel harus sudah
sampai di atas meja redaktur.
Pengalamanaku, waktu efektif untuk menulis dan mengirim sebuah artikel adalah 1-2
hari.(ini mencakup proses riset/mencari referensi/rujukan. Sedangkan kalau hanya
menulis artikel saja paling lama 6 jam artikel sudah siap kirim).
Apa yang terjadi?BISA JADI artikel yang kita kirim,datang paling pertama sampai di
atas meja redaktur.Untuk diketahui, dalam satu tema , redaksi bisa menerima artikel
sampai puluhan’. Dengan kualifikasi artikel yang memenuhi unsurlayak terbit,apakah
masih ada keraguan artikel kita akan ditolak?!
Karena itu, sebenarnya kitalah yang menentukan artikel kita, dan bukan redaktur”.
Cara Menulis Opini dan Menembus Koran
Banyak penulis ingin melihat tulisan opini mereka terbit di media masa tertentu. Hanya saja
tidak semua opini yang mereka kirimkan diterima. Saking seringnya ditolak, banyak penulis
(penulis pemula khususnya) putus asa lalu memutuskan untuk tidak mengirimkan tulisan
mereka lagi. Lalu muncullah anggapan bahwa menulis opini itu susah. Benarkan demikian?
Lalu bagaimana cara menulis opini dengan baik sehingga bisa menembus koran?
Beropini Itu Mudah
Sebenarnya menulis opini itu tidak susah. Anda bisa menyelesaikannya dengan mudah dan
sangat cepat. Tidak percaya! Teruslah membaca.
Kita yang bernama manusia adalah makhluk pembicara. Kita sangat suka bicara dan tentu juga
sudah sangat sering beropini, bahkan hampir tiap hari. Coba perhatikan kebiasaan kita sehari-
hari. Ketika nonton berita, kita sering berkomentar terhadap perilaku orang yang ada di dalam
berita itu. Misalnya kita sering geram dengan ulah pemimpin yang tidak adil, kita spontan
mengkritiknya, “Gimana sih si (pejabat) ini, marah-marah melulu. Padahal banyak cara yang
bisa diselesaikan dengan tidak marah-marah.”
Kita juga biasa sebel dengan siaran televisi kita yang banyak menayangkan program tak
bermutu, lalu kita mengkritisinya, “Siaran nggak mutu, dangdutan, cinta-cintaan, ngakak-
ngakak, bikin rusak generasi.”
Atau kita juga sering kesal sama teman kita yang curang dalam bisnis, lalu kita tulis isi hati kita
di Facebook , “Teman jangan makan teman, yang dimakan itu nasi biar perut kenyang.”
Kita sering sekali memberi reaksi atau kritisi atau sikap diri terhadap setiap apa yang kita lihat,
dengar dan rasa. Sebab kita manusia memang begitu, senang sekali mengritik. Nah,
sebenarnya “hobi” mengritik kita itu adalah modal awal untuk menulis opini. Tinggal ditindak
lebih serius dalam bentuk tulisan.
Ketika tulisan kita akan kita jadikan konsumsi umum, maka kita harus menyiapkannya dengan
baik. Dan ada tiga point penting dalam menulis opini, dengan memahaminya dengan baik kita
bisa menulis opini dengan mudah.
1. Sudut Pandang. Sudut pandang dalam opini biasanya bicara tentang nilai-nilai yang kita
jadikan pegangan untuk membahas sesuatu dan atau pisau bedah yang kita pakai untuk
menganalisa sesuatu.
Lain orang lain pula sudut pandangnya. Kita memiliki sudut pandang yang berbeda-beda
tergantung posisi dan kondisi kita; keyakinan dan ilmu kita; pengalaman dan pergaulan kita.
Perhatikan gambar rombongan pengendara onta di bawah ini, dilihat dari depan gagah sekali,
tapi bila dilihat dari belakang-bawah, (maaf) menjijikkan. Itulah sudut pandang, lain sudut
pandang lain pula penilaian.
Orang yang pro Obama akan
menganggap obama sebagai pahlawan karena telah memerangi teroris. Tapi sebaliknya orang
yang benci sama Obama akan menganggap Obamalah teroris dan penjahat perang karena telah
banyak nyawa yang melayang karena invasinya di banyak negara.
Lalu bagaimana cara kita menggunakan sudut pandang kita dalam menulis opini? Jawabnya:
gunakan kemampuan (ilmu, pengalaman, keyakinan) yang anda miliki.
Misalnya anda adalah anak SMA (yang ilmunya masih belum setinggi bintang di langit). Dan
anda ingin protes tentang kenaikan BBM. Maka, sebelum menulis opini, hal pertama yang
perlu anda lakukan adalah mendudukkan diri anda semestinya, secara wajar: seorang pelajar
(bukan sebagai seorang ahli).
Sebagai seorang pelajar, cukup ambil sudut pandang diri dan lingkungan anda sendiri, jadilah
diri anda sendiri: sebagai siswa yang kena dampak negatif kenaikan BBM, misalnya. Setelah
mendudukkan sudut pandang anda, tahap berikutnya adalah menentukan ruang lingkup
pembahasan.
2. Ruang Lingkup yang Sempit. Opini adalah tulisan pendek siap saji, ia seperti cerpen,
pembaca sangat suka membacanya karena mereka bisa melumatnya sekali duduk. Jadi buatlah
skup yang sempit dan jelas agar pembaca bisa mengambil benang merahnya. Bahkan kita bisa
membahasnya berdasarkan pengalaman yang kita rasakan sendiri.
Bila anda adalah anak SMA tadi, maka anda bisa membahas opini anda dalam lingkup yang
anda kuasai, misalnya anda batasi bahasan anda hanya pada lingkup sekolah anda saja. Ya,
semakin sempit linkupnya semakin baik. Kemudian kemukakan argumen anda dan dukung ia
dengan fakta.
3. Argumen yang Kokoh. Untuk mendukung argumen kita, ada baiknya kita gunakan data
dan fakta yang memadai. Argumen yang kuat harus mengakar pada sumber yang kuat. Sumber
argumen itu bisa berasal dari fakta atau dari teori atau hukum.
Masih permisalan anda sebagai anak SMA di atas, ketika hendak memperkuat argumen
“kenaikan BBM menyengsarakan rakyat”, anda bisa mengangkat (sedikit) fakta berupa
perbandingan kondisi uang jajan teman sekolah anda ketika sebelum kenaikan BBM dan
setelah kenaikan BBM.
Atau misalnya anda bisa angkat bukti kondisi jumlah transaksi di kantin sekolah anda sebelum
dan setelah kenaikan BBM, misalnya. Mungkin ada di antar pemilik kantin itu yang gulung
tikar. Anda angkat itu sebagai pendukung argumen anda untuk menolak kenaikan harga BBM.
Dalam menembus opini koran, terkadang pihak koran tidak hanya menuntut kekuatan
argumen tapi juga keunikan bahasan. Pembahasan seperti di atas tentu menarik. Sebab anak
SMA jarang berani mengirimkan opininya ke koran, dan anda juga membahasnya dengan
unik, tentang kondisi perekonomian yang seret di sekolah anda karena kenaikan BBM. Dengan
keunikan dan logisnya bahasan, mudah-mudahan opini anda bisa diterima nalar pembaca,
terutama pihak koran, sehingga opini anda diterbitkan.
Yap, demikian tiga poin penting dalam menulis opini. Berikutnya, kegiatan kita adalah
menyusun opini kita dalam bentuk struktur tulisan yang runut dan logis.
Struktur Opini
Biasanya opini itu terdiri dari pembukaan, isi dan penutup. Menulis opini lebih mirip
dengan Menulis Artikel, terutama artikel argumentasi. Silakan baca disini tentang cara
menulis artikel secara umum (termasuk artikel argumentasi).
Menembus Koran
Keunikan bukanlah satu-satunya bahan pertimbangan pihak koran menerima opini kita. Ada
banyak pertimbangan, tiga hal yang paling penting adalah: (1) up to date alias kekinian, (2)
kecepatan kita mengirimnya ke pihak koran dan (3) kerapian tulisan.
Opini yang kita tulis harus membahas keadaan terbaru, khususnya kejadian yang paling
hangat (kalau bisa yang paling heboh). Sebab itulah inti koran, membahas kejadian setiap
harinya. Dan ini harus kita barengi dengan kecepatan kita mengirimkan opini kita ke koran,
sebab kalau telat nanti sudah diserobot sama yang lain yang lebih dulu. Dari itu, kecepatan
juga dibutuhkan selain kebaruan dan keunikan.
Dan sebelum kita kirim, kita harus merapikan dulu tulisan kita, perlu ada sedikit pekerjaan
edit-mengedit kata yang salah ketik. Sebab pihak penyeleksi sangat malas mengedit, sebab ada
ratusan opini baru yang masuk ke mereka tiap harinya. Bila mereka milihat ada kata-kata yang
salah ketik, akan sangat mungkin tulisan kita disingkirkan.
Sebab banyak tulisan yang bagus yang dikirmkan ke koran tapi ditolak sebab, mungkin, kurang
kontekstual, atau ide anda tidak satu ideologi dengan koran, kurang menarik dibaca, banyak
kata-kata yang salah ketik, terlalu panjang atau terlalu pendek, atau karena telat ngirimnya,
atau juga salah alamat kirim atau bahkan juga bisa jadi karena pihak yang bertugas mengecek
email lupa membuka email opini kiriman anda.
Dari itu, ketika anda mengirimkan opini anda ke koran ternyata ditolak, maka jangan berkecil
hati, mungkin kesalahan bukan pada diri anda. Lagi pula banyak penulis yang telah
menerbitkan banyak karya tulis, bahkan ada yang bukunya menjadi best seller tidak pernah
menembus media koran. Jadi bagi anda yang karyanya selalu ditolak jangan merasa rendah
diri. Anda tetap bisa menciptakan tulisan yang bagus.
Tulisan yang bagus tidak tergantung pada tembus koran atau tidak. Tulisan yang bagus adalah
tulisan yang alur berpikirnya logis, yang bermanfaat untuk orang banyak, yang orang butuh,
yang bisa memberi nilai tambah untuk hidup orang, yang bisa memotivasi, yang bisa
mencerahkan, yang bermutu.
Yap, demikian tulisan pendek seputar cara menulis opini saya buat. Semoga bermanfaat. Dan
jika anda tertarik ingin segera memiliki karya tulis, silakan baca: Menulis Metode 2JT. Terima
kasih telah sudi mampir 🙂
Salam sukses penulis Indonesia. Semangads!!!
CATATAN: