Mengapa harus buat kerangka lebih dulu? Tidakkah cukup kalau kita langsung saja
menulis?
Kerangka diperlukan untuk membuat tulisan kita sistematis. Ibarat membuat rumah, maka
diperlukan rancangan terlebih dahulu. Setelah itu, ada fondasi, kerangka rumah, kerangka atap,
kerangka jendela. Setelah itu baru mengisi kerangka-kerangka tersebut sehingga menjadi sebuah
rumah yang kita inginkan.
Tidak sulit. Perhatikan kerangka dasar membuat artikel esai makalah di bawah:
I. Pengantar:
* Dasar Pemikiran:_____________________________________________________.
II. PARAGRAF 1:
* Kalimat Pembuka:___________________________________________.
* Detail 1:____________________________________________________.
* Detail 2:____________________________________________________.
* Detail 3:____________________________________________________.
VI. KESIMPULAN:
* Rekonfirmasi dasar pemikiran:_________________________________________.
Kerangka di atas adalah contoh bagaimana cara kita mengawali, membahas dan
mengakhiri/menutup sebuah tulisan/artikel/esai/makalah. Coba isi setiap garis kosong di atas
dengan pokok-pokok pikiran yang ingin disampaikan. Setelah itu, lakukan riset pustaka untuk
menambah bobot dari artikel/esai/makalah kita.
Apa contoh kerangka di atas bisa dibuat untuk menulis artikel di koran?
Tentu saja bisa. Pada dasarnya semua bentuk tulisan memerlukan kerangka agar menjadi lebih
teratur
Bagaimana etika dan Cara mengutip tulisan orang lain untuk artikel di blog kita?
Oleh Litbang Ponpes Al-Khoirot
Terdapat banyak macam tulisan di blog. Secara garis besar terbagi dua.
Pertama, tulisan ringan. Seperti diary, tulisan ala update status Facebook atau Twitter, cerpen,
puisi, humor, kutipan kata-kata bijak.
Kedua, tulisan serius. Seperti, artikel ala opini di koran atau ala esai untuk jurnal dan makalah
tugas kuliah.
Biasanya tulisan artikel yang agak serius dan agak panjang memerlukan kutipan dari sumber
lain.
I. Kalau sumber rujukan berasal dari situs di internet, maka (a)link artikel ditautkan dalam
bentuk hyperlink ke dalam artikel kita atau (b) hanya menyebut link tautan tanpa hyperlink.
Contoh tautan hyperlink: Panduan SEO bagi Blogger Pemula.
II. Apabila sumber rujukan berasal dari koran, majalah dan buku, maka mengikuti tata cara
pengutipan yang standar dipakai untuk menulis makalah atau esai.
Langkah-langkah Kalau tulisan Artikel Opini Tidak Dimuat oleh sebuah Koran/surat kabar yang
dikirimi artikel, maka kirimkan ke koran yang lain.
Oleh Tim Litbang Ponpes Al-Khoirot
Saya sudah berhasil menulis artikel opini dan sudah saya kirim ke koran Kompas,
ternyata tidak dimuat.
Kompas mengirim jawaban penolakan memuat tulisan saya. Jadi, apa yang harus saya
lakukan selanjutnya?
Ok, pertama, sekedar diketahui bahwa Kompas memang satu-satunya koran di Indonesia yang
akan memberi tahu kontributor artikel opini kalau tulisan mereka tidak muat.
Kedua, setelah jelas artikel opini kita tidak dimuat, maka tinggal mengirim artikel yang sama
pada koran lain. Rekomendasi saya adalah Jawa Pos.
Berdasarkan jumlah oplah/tiras Jawa Pos adalah yang terbesar kedua setelah Kompas. Dan
berdasarkan honor adalah juga tertinggi kedua setelah Kompas.
Apakah kalau artikel dimuat / tidak dimuat akan diberitahu oleh editor Jawa Pos?
Jadi bagaimana untuk mengetahui bahwa tulisan kita dimuat atau tidak?
Baca koran Jawa Pos setiap hari. Dan lihat apa artikel Anda ada di rubrik opini atau tidak.
Berarti tulisan Anda tidak dimuat. Silahkan dikirim ke koran lain lagi. Seperti Media Indonesia,
Republika, Suara Karya, Surya, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, dan Duta Masyarakat.
Jangan lupa, agar tulisan dimuat ikuti batas minimum dan maksimum panjang tulisan di masing-
masing koran.
Itu artinya, Anda harus membuat penyesuaian panjang pendek tulisan saat akan mengirim tulisan
ke koran lain.