BAD BUSINESS
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis
Dosen Pengampu: Dr. Sulis Riptiono S.E., M.M.
Disusun oleh :
Kelompok 12 (6MJKA):
1. Cindy Farantika Sari (195503832)
2. Wisto Prastiaji (195503793)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Dr.
Sulis Riptiono S.E., M.M. selaku Dosen mata kuliah Etika Bisnis yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai peningkatan mutu dan fokus pada pelanggan. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ i
2. 1 Pengertian Bisnis...................................................................................... 4
3. 1 Kesimpulan .............................................................................................. 14
3. 2 Saran ......................................................................................................... 14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Bisnis mengalami perkembangan yang cukup pesat di Indonesia. Hal ini ditandai
dengan munculnya bisnis-bisnis baru dan semakin banyaknya bisnis tradisional yang
melakukan pembenahan diri menjadi bisnis modern. Bisnis merupakan keseluruhan
aktivitas yang terkait dengan produksi, penjualan dan pemberian layanan kepada
konsumen untuk penggunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi dan keluarga.
Terdapat cara yang bisa digunakan perusahaan untuk memenangkan persaingan
dalam dunia bisnis dari segi keputusan dasar operasional, diantaranya adalah desain
proses, desain produk dan jasa, manajemen kualitas, pemilihan lokasi, penentuan tata
letak, pengelolaan sumber daya manusia, penjadwalan, manajemen rantai pasokan,
persediaan dan pemeliharaan (Heizer dan Render, 2015). Dari kesepuluh dasar yang ada,
salah satu keputusan penting dalam operasional adalah manajemen kualitas. Dalam
melakukan kegiatan bisnis seorang pengusaha harus selalu memperhatikan kualitas dari
produk yang di produksinya.
Pengelolaan kualitas merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atau
kegagalan suatu usaha. Pengelolaan kualitas perlu dilakukan perusahaan sebagai upaya
untuk mempertahankan kualitas produknya agar sesuai standar. Bagi seorang manajer
operasi, memberikan produk dan jasa yang sehat, aman, dan berkualitas kepada
pelanggan adalah salah satu pekerjaan yang terpenting. Kurangnya proses desain dan
produksi, pengembangan produk-produk berkualitas rendah tidak hanya mengakibatkan
biaya produksi yeng lebih tinggi tetapi juga dapat menimbulkan kecelakaan, tuntutan
hukum, dan bertambahnya peraturan pemerintah.
Tidak sedikit pelaku usaha yang gulung tikar alias bangkrut, karena strategi
pemasaran yang digunakan kurang tepat dan kualitas pelayanan yang kurang optimal.
Artinya keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam memenangkan persaingan ditentukan
oleh penerapan srategi pemasaran yang tepat serta hubungan baik yang dijalani dengan
konsumen. Hubungan baik akan tercipta bila sebuah bisnis kmampu memberikan
kepuasan terhadap kebutuhan, keinginan, dan selera konsumen. Selain itu kepuasan
pelanggan juga merupakan sumber informasi yang efektif bagi manajemen dalam
melakukan perbaikan terhadap layanannya.
Berhasil atau tidaknya atau baik buruknya suatu bisnis dalam menjual barang atau
jasa tergantung dari usaha yang sungguh-sungguh dalam pemasaran. Dalam fungsi
pemasaran, pelayanan yang berkualitas memegang peranan yang sangat penting.
Kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dapat tercapai dengan adanya
kegiatan pemasaran. Untuk itu kemampuan merumuskan dan menyusun program-
program pemasaran yang tepat merupakan salah satu masalah utama dalam menciptakan
proses pertukaran antara produsen dan konsumen. Salah satu cara untuk menuju
1
keberhasilan kegiatan pemasaran adalah dengan memahami perilaku konsumen dan
meningkatkan kualitas pelayanan agar konsumen merasa puas setelah bertransaksi.
Menurut Kotler (2000: 50), “salah satu tindakan untuk memuaskan konsumen adalah
dengan cara memberikan pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya”.
Kenyataan ini bisa dilihat, bahwa ada beberapa hal yang dapat memberikan kepuasan
pelanggan yaitu nilai total pelanggan yang terdiri dari nilai produk, nilai pelayanan, nilai
personal, nilai image (citra), dan biaya total pelanggan yang terdiri dari biaya moneter,
biaya waktu, biaya tenaga dan biaya pikiran. Pemasaran jasa yang bergerak di bidang
retaik memang sangat bertumpu pada jasa pelayanan terutama peran dari para staf dan
karyawan. Pelayanan buruk staf dan karyawan akan langsung merusak bisnis jasa ini,
kondisi seperti ini akan dapat menyebabkan konsumen enggan berhubungan kembali di
masa mendatang, bahkan tidak menutup kemungkinan konsumen akan pindah ke toko
lain yang memberikan pelayanan yang lebih baik. Oleh sebab itu, usaha untuk menjaga
kepuasan konsumen sangat perlu dilakukan. Kualitas pelayanan yang baik akan
memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan
perusahaan (dalam hal ini Warung Makan Bebek Goreng Haji Slamet di Kartasura).
Ikatan seperti ini dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk memahami
dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka, dengan demikian
perusahaan tersebut dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan
memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau
meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan.
Perusahaan yang gagal memuaskan pelayanannya akan menghadapi masalah yang
kompleks. Umumnya pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan pengalaman
buruknya kepada orang lain dan bisa dibayangkan betapa besarnya kerugian dari
kegagalan memuaskan pelanggan. Oleh karena itu, setiap perusahaan jasa wajib
merencanakan, mengorganisasikan, mengimplementasikan, dan mengendalikan sistem
kualitas sedemikian rupa, sehingga pelayanan dapat memuaskan para pelanggannya.
Penilaian akan kualitas layanan dikembangkan oleh Barry, A. Parasuraman dan Zeithaml
yang dikenal dengan service quality (Servqual), yang berdasarkan pada lima dimensi
kualitas yaitu tangibles (bukti langsung), reliability (kehandalan), responsiveness (daya
tanggap), assurance (jaminan) dan empathy (empati) (Kotler, 2000:53). 4 Konsumen
yang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, kemungkinan akan menjadi
pelanggan setia, bahkan dapat dijadikan media promosi gratis. Demikian pula sebaliknya
pelanggan yang tidak puas bisa dengan mudah pindah ke perusahaan lain atau
menggunakan jasa lain. Menurut Tjiptono (2001: 24) pada dasarnya tujuan dari bisnis
adalah untuk menciptakan para pelanggan yang merasa puas. Kepuasan merupakan suatu
tingkatan perasaan pelanggan yang diperoleh pelanggan setelah menikmati sesuatu
sehingga dengan terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat
diantaranya dapat terciptanya hubungan antara perusahaan dengan pelangganya menjadi
harmonis.
2
1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Bisnis?
2. Apa pengertian dari Good Business dan Bad Business?
3. Apa kriteria dari Bad Business?
4. Apa penyebab dari Bad Business?
5. Apa solusi dari Bad Business?
1. 3 Tujuan Penulis
1. Mengetahui pengertian dari bisnis
2. Mengetahui pengertian dari good business dan bad business
3. Mengetahui kriteria dari bad business
4. Mengetahui penyebab bad business
5. Mengetahui solusi dari bad busines
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Bisnis
Bisnis adalah kegiatan ekonomis, dimana terjadi proses tukar menukar, jual-beli,
memproduksi-memasarkan, bekerja-memperkerjakan dan interaksi manusia
lainnya, dengan tujuannya memperoleh keuntungan.
4
5
melakukan apa yang diperintahkan hati nurani dan tidak boleh melakukan
apa yang berlawanan dengan suara hati nurani. Setiap manusia memiliki hati
nurani dimana bagi yang memiliki agama suara hati nurani adalah bisikan
tuhan. Hati nurani sifatnya subyektif, karena hanya bisa dijawab oleh orang
yang bersangkutan, dan hati nurani bisa dipakai sebagai pegangan kalau
terbentuk dengan baik.
b. Kaidah Emas
Menurut kaidah emas, perilaku yang baik adalah memperlakukan orang lain
sebagaimana kita sendiri ingin diperlakukan. Maksudnya, jika kita ingin
diperlakukan baik oleh orang lain, maka terlebih dahulu perlakukanlah orang
tersebut dengan baik ( konsep take and give). Kaidah emas bersifat objektif
c. Penilaian Umum
Untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku, cara ketiga
adalah dengan menyerahkan kepada masyarakat umum untuk menilainya.
Disebut dengan “ audit social”. Namun, penilaian ini harus bersifat objektif (
tidak ada kepentingan di dalamnya) dan terbuka bagi khalayak ramai dengan
menerapkan penilaian moral di dalamnya.
Dari hasil catatan di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis dikatakan baik (good
business) jika tidak bertentangan dengan sudut pandang etika dan hukum. Dan
dikatakan (Bad Business) jika bertentangan dengan sudut pandang etika dan
hukum.
5
6
tidak memberikan jenjang karir yang sesuai untuk karyawannya tentu bukan
perusahaan yang baik.
e. Tidak Ada Event – event Internal.
Perusahaan atau Bisnis buruk tidak memikirkan keadaan psikologis
karyawannya. Bagi mereka karyawan hanya untuk dipekerjakan, itu saja.
Tidak ada upaya mengadakan event-event internal untuk mempererat
hubungan antara perusahaan dan karyawan, atasan dan bawahan, dan lainnya.
f. Tidak ada standar dalam bekerja
Bekerja seharusnya memiliki Standar operasional Prosedur (SOP). SOP
berfungsi untuk bahan evaluasi peningkatan kinerja. SOP juga digunakan
sebagai bahan acuan dalam sistem kerja.
6
7
Pengusaha kecil tidak akan dipercaya oleh pemasok bahan baku jika
pembayaran terhadap bahan baku tersebut sering terlambat.
Pengusaha kecil tidak akan dipercaya oleh pelanggan jika
penyelesaian produk yang dipesan jauh melewati waktu yang telah
disepakati bersama.
f. Menjual hanya satu jenis produk
Selera konsumen beragam dan berubah-ubah dari waktu ke waktu
sehingga dapat merugikan perusahaan jika pada saat konsumen
sedang cenderung kepada produk lainnya. Pengusaha kecil harus
melakukan diversifikasi produk baik yang berkaitan maupun yang
tidak berkaitan dengan produk utamanya.
o Kelemahan Aspek Manajemen Operasi
a. Teknologi yang digunakan relatif sederhana
Peralatan yang relatif sederhana yang digunakan perusahaan kecil
tentunya akan sangat berpengaruh kepada kualitas dan kuantitas
produk yang dihasilkan. Kualitas produk cenderung rendah jika
dibandingkan dengan pengusaha yang menggunakan peralatan atau
mesin yang layak.
b. Skala produksi yang rendah
Penggunaan peralatan atau teknologi yang sederhana akan langsung
berdampak kepada jumlah hasil produksi. Pada umumnya jumlah
produksi yang dihasilkan oleh pengusaha kecil relatif rendah.
c. Biaya produksi tinggi
Sudah merupakan hukum ekonomi, jika skala produksi suatu produk
sedikit, maka konsekuensinya harga pokok produksi per satuan unit
menjadi tinggi. Akibat yang terjadi adalah harga jual yang ditetapkan
menjadi tinggi, maka keuntungan yang diperoleh menjadi kecil.
Sehubungan dengan keuntungan yang kecil maka sulit membuat
anggaran untuk meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin yang
layak dengan teknologi tinggi.
o Kelemahan Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Sulit untuk mengatakan tidak
Pengusaha kecil sering terlalu banyak pertimbangan saat harus
menetapkan suatu keputusan bagi karyawannya. Dia mengetahui
kelalaian yang dilakukan oleh karyawannya, tetapi untuk
menegurnya secara tegas apalagi memberikan sanksi kepada
karyawan tersebut sering tidak mampu dilakukan dengan alasan
kasihan, tidak tega, mencari waktu yang tepat untuk menegurnya,
susah mengungkapkannya dan lain sebagainya. Alasan yang paling
sering karena secara kebetulan karyawan tersebut masih memiliki
hubungan saudara, teman, atau tetangga dan unsur nepotisme
lainnya.
b. Unsur keluarga masih sangat dominan
7
8
8
9
9
10
10
11
o Kurang pengalaman.
Manajer-manajer perusahaan kecil perlu memiliki pengalaman dalam
bidang yang ingin dimasukinya. Sebagai contoh, bila seseorang ingin
membuka bisnis ritel pakaian, pertama-tama ia harus bekerja di toko
pakaian. Hal ini akan memberikan pengalaman praktis dan pengetahuan
mengenai seluk-beluk bisnis tersebut, yang dapat menunjukkan
perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan
o Pengendalian Keuangan yang Buruk
Kurangnya modal merupakan penyebab umum kegagalan bisnis karena
perusahaan kekurangan modal sebelum mereka mampu menghasilkan
arus kas yang positif. Wirausahawan cenderung sangat optimis dan
sering salah menilai uang yang dibutuhkan untuk terjun ke dunia bisnis.
Sebagai akibatnya, mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu
sedikit. Perusahaan yang tumbuh cepat menghabiskan uang kasnya
dengan segera. Penyaringan kredit yang buruk, praktik-praktik penagihan
hutang yang buruk, dan kebiasaan pembelanjaan yang tidak disiplin
merupakan faktor-faktor umum yang menyebabkan banyak perusahaan
bangkrut.
o Lemahnya Usaha Pemasaran
Membangun basis pelanggan yang terus yang berkembang memerlukan
usaha pemasaran tanpa kenal lelah dan kreatif. Mempertahankan mereka
agar terus kembali diperlukan usaha, yaitu dengan menyediakan nilai,
kualitas, kenyamanan pelayanan, dan kegembiraan dan melakukannya
dengan segera.
o Kegagalan Mengembangkan Perencanaan Strategis
Terlalu banyak manajer perusahaan kecil mengabaikan proses
perencanaan strategis, karena mereka mengira hal tersebut hanya
bermanfaat bagi perusahaan besar. Tanpa strategi yang ditentukan
dengan jelas, perusahaan tidak memiliki dasar yang berkesinambungan
untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di pasar.
Membangun perencanaan strategis memaksa wirausahawan untuk
menilai secara realistis potensi bisnis yang direncanakan.
o Pertumbuhan yang Tak Terkendali
Pertumbuhan perusahaan haruslah terencana dan terkendali. Idealnya,
ekspansi perusahaan harus didanai laba yang telah dihasilkan (laba
ditahan) atau dari tambahan modal pemiliknya bukan dari pinjaman.
Sebagian besar perusahaan mengambil pinjaman paling tidak Sebagian
dari investasi modal.
o Lokasi yang Buruk
Lokasi perusahaan sering kali dipilih tanpa penelitian, pengamatan, dan
perencanaan yang layak. Beberapa pemilik bisnis baru memilih lokasi
hanya karena ada tempat kosong. Akan tetapi, masalah lokasi terlalu
riskan untuk dilakukan secara untung-untungan.
11
12
12
13
13
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan
sebuah harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan
luasnya informasi saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan
cepat dan luas. Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan
masyarakat umum secara etis dan jujur adalah satu-satunya cara supaya dapat
bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya persaingan bisnis menyebabkan
beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan etika dalam bisnis.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan
dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik
dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan
keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh
elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah
penting.
3. 2 Saran
Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaan yang ingin
menerapkan etika didalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan
yang terjadi pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau
hukuman yang berat apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga
etika di dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan
tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://m.merdeka.com/gaya/kenali-5-ciri-perusahaan-yang-buruk.html
Srihadiastuti, R., & Hidayatullah, D. S. (2018). Analisis Penyebab Kegagalan
Mendirikan Usaha Baru Pada Para Lulusan Program Wirausaha Baru Jawa Barat
Kelas Ide Bisnis. Jurnal Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan, 6(1), 31-44.
https://www.lancar.id/blog/tips-bisnis/6-faktor-utama-yang-tidak-mendukung-
kesuksesan-bisnis/
https://konsultanmanajemenusaha.com/2022/06/17/solusi-untuk-ide-bisnis-yang-
buruk/
http://commeta.co.id/15-tanda-bahwa-bisnis-anda-buruk/
https://www.dewaweb.com/blog/bisnis-gagal-penyebab-dan-solusinya/
15