Anda di halaman 1dari 6

Membuat “Business Model Canvas” untuk

Startup Pemula
Digunakan untuk memahami menganalisis kekuatan dan kekurangan proses bisnis
Business Model Canvas merupakan mekanisme yang dapat dipilih founder untuk
mengidentifikasi dan menganalisis proses bisnis startup yang ingin dijalankan

Banyak hal yang harus dilakukan founder untuk memastikan bisnis startup


berjalan baik ketika diluncurkan, salah satunya dengan mematangkan model
bisnis (business model). Model bisnis adalah strategi yang akan dilakukan startup untuk
menghasilkan nilai (value) untuk berbagai pihak yang terlibat dalam proses itu sendiri.

Penting untuk menjadi catatan, model bisnis berbeda dengan rencana


bisnis (business plan). Tujuan model bisnis ialah untuk membantu startup memvalidasi
sumber daya, aktivitas, kanal, hingga hubungan yang akan dijalin. Sementara rencana
bisnis lebih kepada strategi untuk mencapai target yang diinginkan — sehingga
nantinya akan berbicara mengenai pemasaran, keuangan, dan lain-lain.
Perbedaan model bisnis dan rencana bisnis / NVI

Model bisnis untuk startup tahap awal sifatnya eksperimental. Artinya konsep yang
dibuat pertama kali bisa saja tidak berhasil diimplementasikan, karena founder memang
perlu melakukan pengujian, validasi dan pembuatan ulang hingga menemukan model
yang pas untuk startupnya.

Business Model Canvas


Business Model Canvas (BMC) adalah kerangka kerja yang paling populer untuk
mendefinisikan model bisnis startup. Kanvas disusun untuk menjelaskan,
memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis agar menghasilkan kinerja
yang lebih optimal untuk startup. Kanvas ini dapat digunakan untuk semua jenis startup,
tanpa terbatas sektor usahanya. Bagi founder dan/atau mentor startup, BMC digunakan
untuk menganalisis kekuatan dan kekurangan proses bisnis.

>>>>>>>
Susunan Business Model Canvas
/ JAM
BMC memiliki sembilan elemen yang saling terhubung. Adapun sembilan elemen
tersebut meliputi: (1) Customer Segments, (2) Customer Relationships, (3) Value
Proposition, (4) Channels, (5) Revenue Streams, (6) Key Activities, (7) Key Partners, (8)
Resources, (9) Cost Structure. Mungkin dalam template yang berbeda penyebutan
istilahnya berbeda, namun pada dasarnya tujuannya tetap sama.

Secara fungsi, kesembilan elemen tersebut terbagi menjadi tiga kategori,


yakni desirability (elemen yang mendefinisikan keinginan startup/founder)
meliputi customer segments, value proposition dan customer
relationships; feasibility (elemen yang mendefinisikan dukungan untuk merealisasikan
keinginan tersebut) meliputi channels, key activities, key resources dan key partners;
dan viability (elemen yang mendefinisikan ketahanan bisnis) meliputi revenue
streams dan cost structure.

Template kanvas BMC yang paling populer digunakan dan gratis dapat


diunduh di Strategyzer. Dalam artikel ini, petunjuk pengerjaan yang akan digunakan
mengambil template dari situs tersebut.

Penjelasan elemen BMC


Pengisian template BMC dimulai dari kolom Customer Segments di sebelah
kanan. Pada dasarnya bagian ini ditulis daftar konsumen yang disasar. Dalam
mengisi, founder perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: “Siapa pengguna
utama produk Anda? Bagaimana karakteristiknya? Apa saja segmentasi konsumen
yang ingin disasar?”, agar menjadi lebih spesifik dan detail.

Segmentasi konsumen bisa beragam, bahkan sebuah produk bisa saja


menyasar lebih dari satu segmen. Beberapa jenis segmentasi dalam startup digital
seperti B2C (Business to Consumer), B2B (Business to Business), C2C (Customer to
Customer), B2G (Business to Government) — atau gabungan dari beberapa
segmentasi seperti B2B2C dan B2B2G.

Tidak cukup sampai di situ, masing-masing segmen pelanggan harus dipahami


karakteristiknya secara mendalam. Sementara karakteristik masing-masing segmen
pelanggan bisa saja berbeda penjabarannya. Bagan di bawah ini adalah contoh
pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab founder agar memahami karakteristik calon
pelanggannya.

https://dailysocial.id/post/tutorial-business-model-canvas-startup
Memahami karakteristik konsumen dari segmen B2C dan B2B

Kemudian elemen berikutnya Value Proposition, yakni berisi mengenai solusi


yang coba ditawarkan kepada pelanggan. Beberapa pertanyaan yang dapat
dijawab founder untuk mengisi bagian ini di antaranya: “Masalah apa yang coba
diselesai dengan produk/layanan startup Anda? Apakah permasalahan tersebut cukup
signifikan? Solusi apa yang ingin ditawarkan? Apa manfaat solusi tersebut bagi
konsumen?”.

Lalu yang menjembatani antara dua elemen tersebut di atas Channel, yakni


tentang bagaimana solusi disampaikan kepada pelanggan. Prinsip dari
elemen channels nantinya akan terkait dengan pemasaran, penjualan, distribusi, dan
dukungan pasca penjualan. Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab founder untuk
mengisi elemen ini antara lain: “Bagaimana startup Anda berkomunikasi dengan
pelanggan? Bagaimana menyampaikan produk/layanan ke konsumen?”.

Kemudahan akses ke layanan digital memang membuat poin ini terlihat makin
mudah. Media sosial, situs online, atau aplikasi ponsel bisa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Namun kembali lagi, pemilihan kanal sebaiknya dipilih berdasarkan
karakteristik pelanggan yang sudah diidentifikasi dalam proses sebelumnya.

Revenue Streams menjadi elemen berikutnya yang perlu dipikirkan, yakni


bagaimana solusi yang dihasilkan dapat menghasilkan pemasukan bagi startup. Di era
digital ini, varian revenue streams menjadi lebih luas. Ada yang bersifat langsung
seperti pembayaran per transaksi, lisensi, berlangganan, freemium, iklan, penjualan
produk dll. Ada juga yang bersifat tidak langsung seperti referral, affiliate dll. Tiap
produk/layanan bisa memiliki mekanisme yang berbeda dan bisa memiliki lebih dari
satu mekanisme.

Selain perlu memahami ragam jenis revenue streams untuk bisnis


digital, founder juga perlu mencermati beberapa hal berikut: “Bagaimana dengan model
perhitungan harga (pricing models) yang diterapkan? Di harga berapa konsumen mau
membayar?, “Bagaimana perbandingan kontribusi antar revenue streams? Bagaimana
harga yang ditawarkan kompetitor produk sejenis?”.

Selanjutnya masih ada lima elemen yang perlu diisi. Kelimanya diisi berdasarkan empat
poin di atas yang sudah didefinisikan. Berikut penjelasan kelimanya:

 Customer Relationships merupakan mekanisme yang dilakukan oleh startup


untuk berhubungan dengan pelanggan. Tujuannya untuk meningkatkan traksi,
sehingga tidak berpaling ke produk kompetitor.

 Key Activities merupakan berbagai kegiatan yang perlu akan dilakukan untuk


merealisasikan empat elemen di atas, mulai dari riset konsumen, pengembangan
produk, hingga distribusi melalui kanal yang dipilih.

 Key Resources adalah berbagai kebutuhan yang perlu disediakan untuk


merealisasikan model bisnis, bisa berupa dukungan orang, alat atau perangkat
lunak, dan lain-lain.
 Key Partnership adalah pihak-pihak yang menjadi penentu jalannya bisnis.
Misalnya yang dikembangkan adalah platform e-commerce, bisa jadi yang
menjadi rekanan utamanya adalah pemasok barang atau distributor.

 Cost Strucuture berisi biaya-biaya yang perlu dikeluarkan untuk


mengembangkan, memasarkan dan mendistribusikan layanan yang berhasil
dikembangkan startup.

Berikut ini contoh BMC yang ditemukan di internet, dengan studi kasus beberapa bisnis
digital yang saat ini sudah sukses:

Anda mungkin juga menyukai