http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj
Alamatkorespondensi:
ISSN 2252-6552
Gedung C6 lt 1, Kampus Sekaran Gunungpati 50229,
Telp / Fax 024 8508015
E-mail: ekonomi@unnes.ac.id
Arif Adhi Nugraha / Management Analysis Journal 2 (1) (2013)
dapat berhutang dengan tingkat suku bunga sebanyak-banyaknya. Kenyataannya tidak ada
yang sama dengan perusahaan, Investor perusahaan yang melakukan hal demikian,
mempunyai informasi yang sama dengan karena semakin tinggi tingkat utang perusahaan,
manajemen mengenai prospek perusahaan maka semakin tinggi tingkat kebangkrutannya.
dimasa mendatang, Tidak ada biaya 3. Trade off Theory, Teori ini menyatakan bahwa
kebangkrutan, EBIT tidak dipengaruhi oleh perusahaan akan berhutang sampai pada titik
penggunaan dari utang, Jika terjadi utang tertentu, dimana penghematan pajak dari
kebangkrutan maka asset dapat dijual pada tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan
harga pasar. Berdasarkan pada asumsi-asumsi keuangan. Biaya kesulitan keuangan merupakan
tersebut, MM mengajukan dua preposisi yang biaya yang terdiri dari biaya kebangkrutan dan
dikenal dengan preposisi MM tanpa pajak, biaya keagenan yang meningkat akibat adanya
yaitu: Preposisi I: nilai dari perusahaan yang penurunan kredibilitas perusahaan. Dalam teori
berhutang sama dengan nilai perusahaan yang ini pertimbangan yang digunakan adalah pajak,
tidak berhutang. Implikasinya adalah struktur biaya keagenan, dan biaya kesulitan keuangan,
modal perusahaan tidak relevan, perubahan dengan mempertahankan asumsi efisiensi pasar.
struktur modal tidak mempengaruhi nilai Implikasi dari teori ini adalah seorang manajer
perusahaan dan weight average cost of capital akan berpikir dalam kerangka trade-off antara
(WACC) perusahaan akan tetap sama tidak penghematan pajak dan biaya kesulitan
dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan keuangan dalam keputusan menentukan struktur
memadukan utang dan modal unntuk permodalan perusahaan. Tetapi sesuai
membiayai perusahaan. Preposisi II: biaya penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat
modal saham akan meningkat apabila mengenai perilaku struktur modal perusahaan,
perusahaan melakukan pinjaman dari pihak diketahui bahwa perusahaan dengan
luar. Risk of equity tergantung pada risioko dari profitabilitas yang tinggi cenderung mempunyai
operasional perusahaan dan tingkat utang rasio utang yang rendah. Hal ini berlawanan
perusahaan. 2. Modigliani dan Miller (MM) dengan trade off theory.
dengan Pajak. Teori MM tanpa pajak dianggap Analisis struktur modal dapat dilakukan
tidak realistis, kemudian MM memasukkan dengan berbagai ukuran, diantaranya adalah :1.
faktor pajak ke dalam teorinya. Pajak Debt to Assets Ratio (DAR), Rasio ini mengukur
dibayarkan kepada pemerintah, yang berarti mengenai seberapa besar aktiva perusahaan
merupakan aliran kas keluar. Dalam teorinya ini yang dibiayai dengan utang. Semakin tinggi
terdapat dua preposisi, yaitu: Preposisi I: nilai rasio ini maka semakin besar jumlah pinjaman
dari perusahaan yang berutang sama dengan yang digunakan untuk menghasilkan
nilai perusahaan yang tidak berhutang ditambah keuntungan perusahaan. Rumus DAR sebagai
dengan penghematan pajak karena bunga utang. berikut (Kasmir:2008)
Implikasinya adalah pembiayaan dengan utang
sangat menguntungkan dan MM menyatakan
= × 100%
bahwa struktur modal optimal dari perusahaan
adalah seratus persen. Preposisi II: biaya modal
saham akan meningkat dengan semakin 2. Debt to Equity Ratio (DER), Rasio ini
meningkatnya utang, tetapi penghematan pajak digunakan untuk mengukur pertimbangan
akan lebih besar dibandingkan dengan antara kewajiban yang dimiliki perusahaan
penurunan nilai karena kenaikan biaya modal dengan besarnya modal sendiri. Rasio ini juga
saham. Implikasinya adalah penggunaan utang dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan
yang semakin banyak akn meningkatkan biaya dalam memenuhi kewajiban membayar
modal saham. Teori ini dianggap sangat hutangnya dengan jaminan modal sendiri.
kontroversial, implikasi dari teori ini adalah Rumus DER sebagai berikut (Kasmir:2008)
perusahaan sebaiknya menggunakan utang
3
Arif Adhi Nugraha / Management Analysis Journal 2 (1) (2013)
meramalkan dua variabel bebas atau lebih independen yang memiliki nilai tolerance
terhadap variabel terikat. Rumus (Ghozali, kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi
2011:96): antar variabel independen berarti tidak ada
multikolinearitas antar variabel independen
Y = a +b1X1+b2X2+b3X3 dalam model regresi. 4) Uji autokorelasi ini
memperoleh nilai DW sebesar 1.911 lebih besar
Dimana: dari batas atas (du) 1.763 dan kurang dari 4 -
a = konstanta 1.763 = 2.237 (4-du). Hasil tersebut berarti
b1,b2, dan b3 = koefisien regresi menunjukkan bahwa model ragresi ini tidak
Y = EVA mempunyai masalah autokorelasi.
X1 = DAR Analisis Regresi Linier Berganda pada
X2 = DER penelitian ini diperoleh hasil:
X3 = LDER
Selanjutnya dilakukan uji t untuk Y=9,061 - 0,064DAR + 0,079DER +
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu 0,083LDER
variabel penjelas/independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berdasarkan koefisien regresi, variabel
Uji F untuk menunjukan apakah semua variabel independen DAR mempunyai hubungan
independen atau bebas yang dimasukan dalam negatif, DER mempunyai hubungan positif, dan
model mempunyai pengaruh secara bersama- LDER tidak mempunyai hubungan terhadap
sama terhadap variabel dependen/terikat EVA, ini berarti kenaikan DAR sebesar 1 satuan
(Ghozali, 2011:98). maka EVA akan mengalami penurunan sebesar
0,064 satuan. Kenaikan DER sebesar 1 satuan
HASIL DAN PEMBAHASAN maka EVA akan mengalami kenaikkan sebesar
0,079 satuan. Demikian juga kenaikan LDER
Populasi dalam penelitian ini adalah sebesar 1 satuan maka EVA akan mengalami
perusahaan yang tergabung dalam Indeks kenaikkan sebesar 0,083 satuan.
Kompas 100 pada tahun 2011 yang berjumlah Variabel bebas struktur modal yang
100 perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil diukur dengan DAR, DER, LDER secara
pengambilan sampel berdasarkan metode bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap
purposive sampling yaitu sebanyak 36 perusahaan, kinerja perusahaan yang diukur dengan EVA.
dengan periode penelitian selama tiga tahun Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
sehingga diperoleh 108 data. dilakukan oleh Yogantara dan Wijaya (2010)
Uji Asumsi Klasik 1) Uji normalitas yang hasil penelitiannya menunjukkan adanya
dengan nilai signifikansi sebesar 0.690. Hal ini pengaruh signifikan struktur modal perusahaan
artinya bahwa nilai tersebut signifikan karena dengan kinerja perusahaan. Sejalan dengan
lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0.05 penelitian ini Chandra (2007) dalam
atau 0.690>0.05, hal ini menunjukkan bahwa penelitiannya juga menyatakan adanya
nilai residual telah terdistribusi secara normal. 2) pengaruh signifikan struktur modal perusahaan
Uji Heteroskedastisitas dengan nilai variabel terhadap kinerjanya. Hal ini disebabkan karena
DAR 0,532 > 0.05, nilai variabel DER 0,055 > dalam penggunaan hutang perusahaan akan
0.05 dan variabel LDER 0,158 > 0.05. mampu mengurangi besarnya pajak yang
Keseluruhan variabel bebas (independen) ditanggung perusahaan, sehingga dengan
memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 berkurangnya pajak yang ditanggung
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3) Uji perusahaan akan meningkatkan kinerja
Multikolinearitas dengan nilai tolerance DAR perusahaan dari segi profitabilitasnya.
0,705 > 0,10, DER 0,314 > 0,10, dan LDER Sedangkan dalam penelitian lain yang dilakukan
0,295> 0,10 menunjukkan tidak ada variabel Amalia (2011) hasilnya menunjukkan
5
Arif Adhi Nugraha / Management Analysis Journal 2 (1) (2013)
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Dwi Insani. 2011. “Analisis Struktur Modal
Akinyote, L R 2008.Sensitivity of Performance to dan Pengaruhnya terhadap Kinerja
Capital Structure. European Journal of Social Perusahaan (Studi Kasus pada PT.Pupuk
Science. 7 (1) Iskandar Muda Aceh)”. Skripsi. Fakultas
Amalia, Khaira Fachrudin, Analisis Pengaruh Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.
Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Santoso, Tjutjuk Mardi. 2008. Economic Value Added
Agency Cost terhadap Kinerja Perusahaan, (EVA) Sebagai Pengukuran Kinerja
Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol.13, No.1, Mei Perusahaan : Sebuah Harapan dan Kenyataan.
2011:37-46 Jurnal Studi Manajemen, Volume 2, Nomor 2,
Artini, Luh Gede Sri. 2006. Perbandingan Value Oktober
Added (EVA, REVA, MVA, FVA) dengan Sasongko, Noer dan Wulandari, Nila. 2006.
Penilaian Tradisional (ROI dan ROE), Buletin “Pengaruh EVA dan Rasio-rasio Profitabilitas
Studi Ekonomi, Volume 11 Nomor 2 terhadap Harga Saham”. Jurnal Empirika. Vol.
Brigham, EF & L.F. Weston. 1990. Dasar-Dasar 19 No. 1. Hal 64-80.
Manajemen Keuangan, Terjemahan Alfonsus Sundjaja, Ridwan S, Inge Barlian, dan Darma Putra
Sirait, 1994, Edisi Ke 9, Jilid 2. Jakarta: Sundjaja. 2007. Manajemen Keuangan I, Edisi
Erlangga. Keenam, UNPAR Press, Bandung.
Brigham, Eugene F.& Joel F. Houston, 2006, Ulfa, Nani Z. 2010. Perbedaan Kinerja Keuangan
Foundamentals of Financial Management, dengan Menggunakan Metode EVA (Economic
Terjemahan Ali Akbar Yulianto, 2006, Edisi 10, Value Added) dan MVA (Market Value Added)
Salemba Empat Jakarta. (Studi pada PT.Telkom, Tbk dan PT.Indosat,
Chandra, Teddy. 2007. Pengaruh Struktur Modal Tbk), Universitas Islam Negeri Maulana
terhadap Produktivitas Aktiva, Kinerja Malik Ibrahim, Malang
Keuangan dan Nilai Perusahaan, Jurnal Utomo, Lina Linawati. 1998. Economic Value Added
Akuntansi dan Keuangan, Arthavidya, Vol.8, Sebagai Ukuran Keberhasilan Manajemen.
No.2 Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.1, no.1,
Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate SPSS. Mei: 28-42
Semarang: Badan Penerbit Universitas Yogantara, I Made dan Inggit Liliana Wijaya. 2010.
DiponegoroSunariyah. 2006. Pengantar Hubungan Struktur Modal dan Kinerja
Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP Keuangan. Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol.9,
APP YKPN. no.1, Maret
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Persada
Jakarta: Rajagrafindo