Anda di halaman 1dari 16

1

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

“Menentukan Skala Ekonomis Produksi, Maksimisasi Laba Dan


Penawaran”

OLEH

RISKA APRILIA
NIM. L1A123102

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Penulis memohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat salah kata dan tata penulisan dan mohon bantuan dari dosen
pengampu mata kuliah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Menentukan Skala


Ekonomis Produksi, Maksimisasi Laba Dan Penawaran” dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatuh.

Kendari, 9 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Skala Ekonomi....................................................................................3
B. Maksimisasi Laba dan Penawaran
...............................................................................................................
5
BAB III PENUTUP.........................................................................................11
A. Kesimpulan ......................................................................................11
B. Saran.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, perusahaan-


perusahaan di berbagai sektor industri berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas mereka. Salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan
adalah menentukan skala ekonomis produksi yang optimal. Skala ekonomis
produksi mengacu pada ukuran atau tingkat produksi yang meminimalkan biaya
per unit produk dan mencapai tingkat efisiensi tertinggi.
Pada dasarnya, skala ekonomis produksi terkait erat dengan konsep
maksimisasi laba. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencapai laba maksimal
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien. Menentukan
skala produksi yang tepat adalah langkah penting dalam mencapai tujuan ini. Jika
perusahaan beroperasi di bawah skala ekonomis produksi, biaya per unit produk
akan tinggi, yang dapat mengurangi laba. Di sisi lain, jika perusahaan beroperasi
di atas skala ekonomis produksi, biaya per unit produk akan rendah, tetapi
perusahaan mungkin tidak dapat memanfaatkan sumber daya secara efisien, yang
juga dapat mengurangi laba.
Selain itu, penentuan skala ekonomis produksi juga berhubungan dengan
konsep penawaran dalam ekonomi. Penawaran mengacu pada kuantitas barang
atau jasa yang tersedia di pasar pada berbagai tingkat harga. Skala produksi yang
tepat akan mempengaruhi penawaran perusahaan di pasar. Jika perusahaan
beroperasi di bawah skala ekonomis, penawaran mereka mungkin terbatas, yang
dapat mengakibatkan keterbatasan pasokan dan peningkatan harga. Di sisi lain,
jika perusahaan beroperasi di atas skala ekonomis, mereka mungkin dapat
menyediakan jumlah barang atau jasa yang lebih besar, yang dapat mempengaruhi
harga di pasar.
Dalam ekonomi modern, teknologi dan inovasi telah memainkan peran
penting dalam menentukan skala ekonomis produksi, maksimisasi laba, dan
penawaran. Perkembangan teknologi telah memungkinkan perusahaan untuk
meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi biaya, dan memperluas skala
produksi yang optimal. Selain itu, strategi pemasaran dan manajemen yang efektif

1
juga penting dalam mencapai maksimisasi laba dan mempengaruhi penawaran di
pasar.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana skala ekonomi?
2. Bagaimana maksimisasi laba?
3. Bagaimana maksimisasi penawaran?
C. Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui skala ekonomi !
2. Untuk mengetahui maksimisasi laba!
3. Untuk mengetahui maksimisasi penawaran!

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Skala Ekonomis

Skala Ekonomi merupakan fenomena turunnya biaya produksi per unit


(average cost) dari suatu perusahaan yang terjadi bersamaan dengan
meningkatnya jumlah produksi (output). Istilah ekonomi skala seringkali
dicampuradukan dengan istilah Pengembalian Skala (return to scale). Ekonomi
skala membahas hubungan antara biaya produksi (per unit) dengan jumlah
produksi (output), sedangkan 'pengembalian skala' membahas hubungan antara
jumlah produksi (output) dengan faktor-faktor produksi. Namun kedua fenomena
tersebut saling berhubungan, pengembalian skala yang terjadi dari sisi biaya
produksi merupakan skala ekonomi.
Skala Ekonomi terjadi tatkala biaya total rata-rata jangka panjang menurun
bersamaan dengan meningkatnya jumlah output. Ketika produksi semakin tinggi
maka akan mengakibatkan suatu perusahaan menambah kapasitas produksinya,
dan pertambahan kapasitas ini akan menyebabkan kegiatan produksi perusahaan
menjadi bertambah efisien.
Skala ekonomi biasanya terjadi pada perusahaan yang mempunyai
kapasitas besar, dimana perusahaan baru akan sulit untuk memasuki pasar. Hal ini
terjadi dikarenakan suatu perusahaan bisa memproduksi (output) dalam jumlah
besar sehingga biaya produksi per unitnya menjadi rendah, karena biaya produksi
yang rendah ini maka perusahaan bisa menjual hasil produksinya tersebut dengan
harga yang lebih murah sehingga perusahaan dapat menikmati skala ekonomi
hingga ke tingkat produksi yang sangat besar. Oleh sebab inilah perusahaan baru
tidak bisa menjual produknya semurah seperti perusahaan yang sudah lama
berkecimpung dalam produk tersebut.
Pada dasarnya skala ekonomis atau pun skala hasil yang meningkat
menandakan bahwa input yang dibutuhkan per unit produksi semakin kecil
denagn semakin banyaknya output yang di produksi.
Skala ekonomis akan dapat dilukiskan dengan contoh hipotesis
sebagai berikut:

3
Suatu industri yang pada awalnya yang hanya terdiri dari 10 perusahaan, yang
masing masing menghasilkan 100 unit output. katakanlah ukuran industri tersebut,
karena sesuatu dan lain sebab, berlipat dua, sehingga kini terdapat 20 perusahaan,
yang masing-masing akan menghasilkan 100 unit output. Pada sisi lain, misalkan
output dari industri yang bersangkutan tidak berubah, tetapi jumlah perusahaan
susut separuh, sehingga setiap perusahaan akan menghasilkan 200 unit output.
Jika dalam kasus ini efisiensi mengalami peningkatan, maka terdapat skala
ekonomis. suatu perusahaan lebih efisien jika outputnya lebih banyak.

Sementara itu berbicara mengenai faktor-faktor yang dapat menimbulkan


skala ekonomi, diantaranya yaitu:
a) Pengurangan harga barang mentah dan kebutuhan produksi lain.
b) Spesialisasi biaya produksi ataupun biaya-biaya tetap dalam proses
produksi, misalnya biaya pembelian gedung, mesin maupun infrastruktur
produksi.
c) Kemungkinan produk sampingan (by products) di produksi.
d) Mendorong perkembangan usaha lain.
Biaya-biaya tetap dalam produksi, seperti biaya mesin atau infrastruktur
produksi, pembelian gedung, dan sebagainya merupakan peneyebab utama skala
ekonomi. Peningkatan hasil produksi memungkinkan suatu perusahaan untuk
mengalokasikan biaya-biaya tetap dalam komponen biaya produksi per unit.
Komponen biaya tetap per unit nantinya akan menurun bersamaan dengan
meningkatnya jumlah produksi dan pada saat yang sama, biaya variabel tidak
berubah.

4
Terdapat beberapa jenis skala ekonomi yang bergantung pada karakteristik
tertentu dari suatu industri, jenis-jenis skala ekonomi tersebut antara lain yaitu:
a. Skala Ekonomi Meningkat (IRS)
Skala ekonomi meningkat (Increasing Return to Scale) yaitu ketika terjadi
peningkatan dalam skala produksi perusahaan dan mengakibatkan biaya rata-rata
yang lebih rendah. Peningkatan presentase fungsi produksi tertentu menyebabkan
presentase peningkatan yang lebih besar dalam produksi output. Contohnya
seperti ketika sebuah perusahaan menggandakan input maka perusahaan akan
memperoleh output yang lebih besar. Ketika perusahaan menetapkan harga input
tidak berubah bersama tingkat output maka hal tersebut akan mengakibatkan
output meningkat dan biaya rata-rata produksi akan menurun. Dalam hal ini skala
ekonomi berkaitan langsung dengan pengurangan biaya per unit output karena
produksi skala yang lebih besar.
b. Skala Ekonomi Konstan (CRS)
Skala ekonomi konstan (Constant Return to Scale) yaitu ketika biaya rata-
rata dan skala produksi tidak berubah atau tetap. Hubungan kuantitas antara input
dengan input dengan output tetap konstan ketika output meningkat. Apabila harga
input tetap, maka penghasilan konstan biaya produksi rata-rata dan juga skala
ekonomi tidak berubah (konstan).
c. Skala Ekonomi Menurun (DSR)
Skala ekonomi menurun (Decreasing Return to Scale) yaitu ketika
peningkatan skala produksi perusahaan mengakibatkan biaya rata-rata yang lebih
tinggi. Bilamana biaya rata-rata meningkat bersamaan dengan skala produksi,
maka suatu perusahaan akan menghadapi skala menurun atau skala disekonomis.
Skala ekonomi menurun seperti ini terlihat pada inefisiensi birokrasi. Ketika
ukuran suatu perusahaan meningkat melebihi suatu titik tertentu maka usaha
perusahaan tersebut akan menjadi lebih sulit untuk dikelola.
B. Maksimisasi Laba Dan Penawaran

1. Maksimisasi Laba
Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuaran dalam suatu
periode yang dapat dinikmati (didistribusi atau ditarik) asalkan kemakmuran awal
masih tetap dipertahankan. Pengertian semacam ini didasarkan pada konsep

5
pemertahanan kapital. Konsep ini membedakan antara laba dan kapital. Kapital
bermakna sebagai sediaan (stock) potensi jasa atau kemakmuran sedangkan laba
bermakna aliran (flow) kemakmuran. Dengan konsep pemertahanan kapital dapat
dibedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi serta antara
transaksi operasi dan transaksi pemilik. Lebih lanjut, laba dapat dipandang
sebagai perubahan aset bersih sehingga berbagai dasar penilaian kapital dapat
diterapkan.
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi
sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari
semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu
periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik.
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-
biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai
suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta
pengambilan keputusan dan unsur prediksi.
Dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi
pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba menurut
akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu
kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah
perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu
dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu.
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi
perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar
saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan
biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat
diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba
operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Secara teoritis laba adalah kompensasi atas risiko yang ditanggung oleh
perusahaan. Makin perusahaan. Makin besar risiko, besar risiko, laba yang
diperoleh harus diperoleh harus semakin besar. semakin besar. Laba atau
keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total yang
dikeluarkan yang dikeluarkan perusahaa perusahaan.

6
Π = TR – TC atau Profit TC atau Profit = Total Revenue = Total Revenue – Total Cost
Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau nilai profit positif (π > 0)
dimana TR > TC. Laba maksimum tercapai bila nilai π mencapai maksimum.
Ada tiga pendekatan perhitungan laba maksimum :
1. Pendekatan Totalitas ( Totality Approach )
Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya
total (TC). Pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual
(Q) dikalikan harga output per unit. Jika harga jual per unit output adalah P, maka
TR = P.Q. Pada saat membahas teori biaya, kita telah mengetahui bahwa biaya
total (TC) adalah sama dengan biaya tetap (FC) ditambah biaya variabel (VC),
atau TC = FC + VC. Dalam pendekatan totalitas, biaya variabel per unit output
dianggap konstan, sehingga biaya variabel adalah jumlah unit output (Q)
dikalikan biaya variabel per unit. Jika biaya variabel per unit adalah v, maka VC =
v.Q.
Dengan demikian, π = PQ – (FC + VQ).

Persamaan 1 dapat dipresentasikan dalam bentuk diagram kurva 1. Dalam


diagram tersebut kita melihat bahwa:
• Pada awalnya perusahaan mengalami kerugian, terlihat dari kurva TR yang
masih di bawah kurva TC.
• Tetapi jika output ditambah, kerugian makin kecil, terlihat dari makin
mengecilnya jarak kurva TR dengan kurva TC. Pada saat jumlah output mencapai

7
Q*, kurva TR berpotongan dengan kurva TC yang artinya pendapatan total sama
dengan biaya total.
• Titik perpotongan ini disebut titik impas (break event point, disingkat BEP)
Setelah titik BEP, perusahaan terus mengalam laba yang makin membesar, dilihat
dari posisi kurva TR yang di atas kurva TC
2. Pendekatan Rata-rata (Average Approach)
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan
membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output
(P). Laba total adalah laba per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual.
Dapat dijelaskan secara matematis:
π = (P-AC).Q
Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output
(P) tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka impas bila
P sama dengan AC.
Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan
besarnya P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, Perusahaan hanya
mencapai angka impas (BEP) bila P = AC. Keputusan untuk memproduksi
didasarkan pada perbandingan antara P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama
dengan AC maka perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan rata-
rata adalah perusahaan atau unit laba usaha harus menjual sebanyak-banyaknya
(maximum selling) agar laba (n) makin besar.
3. Pendekatan Marjinal (Marginal Approach)
Dalam pendekatan marginal perhitungan laba dilakukan dengan
membadingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan marginal (MR). Laba
maksimum akan tercapai pada saat MR = MC.
Suatu perusahaan akan menambah keuntungannya apabila menambah
produksinya pada saat MR MC, yaitu hasil penjualan marginal (MR) melebihi
biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan penjualan
akan menambah keuntungannya. Dalam keadaan sebaliknya, yaitu apabila MR
MC, mengurangi produksi dan penjualan akan menambah untung. Maka
keuntungan maksimum di capai dengan keadaan di mana MR = MC berlaku
sehingga

8
π=TR-TC.
2. Maksimisasi Penawaran

Maksimisasi penawaran adalah proses menentukan harga produk atau jasa


yang maksimal dapat diperoleh oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu memaksimumkan laba. Namun,
maksimalisasi penawaran tidak hanya berhubungan dengan laba, tetapi juga
dengan pendapatan total dan biaya ekonomi total.
Perusahaan harus mempertimbangkan kemampuan saing, yang terdiri dari tiga
aspek:
1. Kemampuan menguasai, meningkatkan, dan mempertahankan posisi pasar.
2. Kemampuan mengatasi perubahan dan persaingan pasar.
3. Kapasitas menjual produk secara menguntungkan.
Untuk maksimalisasi penawaran, perusahaan harus menentukan harga
yang maksimal dapat diperoleh dengan mengambil kira biaya total produksi,
biaya pengiriman, dan biaya pemasaran.
Sebagai contoh, di dalam kasus yang dijelaskan di sini, manajer
perusahaan harus mempertimbangkan kendala anggaran yang memerlukan
pengorbanan satu dolar laba. Ini akan mempengaruhi tingkat harga yang dapat
diperoleh oleh perusahaan.
Dalam kasus maksimisasi output, kondisi yang dihasilkan akan
menurunkan permintaan input dan bukan penawaran barang. Sedangkan kondisi
untuk mencapai maksimum laba akan meningkatkan permintaan input. Untuk
membentuk kurva penawaran berdasarkan maksimisasi profit, perusahaan harus
mengambil kira kemampuan saing, elastisitas harga permintaan, dan penerimaan
marjinal. Ini akan membantu perusahaan untuk menentukan harga yang maksimal
dapat diperoleh.

Contoh soal:
1. Sebuah perusahaan jam, beroperasi dalam pasar persaingan sempurna. Biaya
produksi dinyatakan sebagai C=100+Q2 , dimana C adalah biaya. Biaya tetap (FC)
adalah 100. Jika harga jual jam per unit adalah 60. Maka:
a. Berapa jumlah jam yang harus diproduksi untuk mencapai laba maksimum?

9
b. Berapa besar laba maksimum?

Jawab:
Dalam pasar persaingan sempurna, produsen adalah penerima harga (price taker)
karena itu fungsi penerimaan total
TR=P X Q = 60Q
MR=TR' = 60
C=100+Q2
MC=C’=20
a. Laba maksimal ketika;
MR = MC
60=2Q
Q=30
Jumlah jam yang harus diproduksi untuk mencapai laba maksimum adalah 30 unit
b. Besar laba maksimum
π=TR-TC
=(60Q)-(100+Q2)
= 1800-1000
= 800

10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Skala Ekonomi terjadi tatkala biaya total rata-rata jangka panjang menurun
bersamaan dengan meningkatnya jumlah output. Ketika produksi semakin tinggi
maka akan mengakibatkan suatu perusahaan menambah kapasitas produksinya,
dan pertambahan kapasitas ini akan menyebabkan kegiatan produksi perusahaan
menjadi bertambah efisien. laba adalah kompensasi atas risiko yang ditanggung
oleh perusahaan. Makin perusahaan. Makin besar risiko, besar risiko, laba yang
diperoleh harus diperoleh harus semakin besar. semakin besar. Laba atau
keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total yang
dikeluarkan yang dikeluarkan perusahaa perusahaan. Maksimisasi penawaran
adalah proses menentukan harga produk atau jasa yang maksimal dapat diperoleh
oleh perusahaan.
B. Saran

Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat saya butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya.
Dan semoga makalah ini bergunauntuk kita semua. Amin.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, F., Sinaga, R., Soeyatno, R. F., Silitonga, D., Solikin, A., Hubbansyah, A.
K., ... & Ladjin, N. (2022). Ekonomi pembangunan. Penerbit Widina.
Elista. 2017. Jurnal Ekonomi "Memaksimalkan Laba/Keuntungan". Jakarta.
Khusaini, M. (2013). Ekonomi mikro: dasar-dasar teori. Universitas Brawijaya
Press.
Mankiw, N Gregory. 2014. Principles of Economics Volume 1. Jakarta :Salemba
Empat.
Pracoyo, T. K. A. (2006). Aspek dasar ekonomi mikro. Grasindo.
Rahardja, Prahatma. 2008. Mikro ekonomi dan Makro ekonomi Edisi Ketiga.
Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai