Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PEMERIKSAAN AKUNTANSI
TUJUAN AUDIT DAN ASERSI MANAJEMEN

Disusun oleh

ANDINI PERMATA (12170323300)

DZAKI FAIRUZ AZZAHRA (12170314940)

INDAH SARI DEWI (12170321294)

MOHAMMAD IRGI SABRI (12170313204)

SOFI ATIKA WINANDA (12170323779)

Dosen Pengampu:
Saipul Anwar, SE.,M.Ak

PRODI AKUNTANSI
EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah pemeriksaan akuntansi ini yang berjudul
Tujuan Audit dan Asersi Manajemen ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Saipul Anwar, SE.,M.Ak pada bidang studi pemeriksaan akuntansi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Tujuan Audit dan Asersi
Manajemen bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Saipul Anwar, SE.,M.Ak selaku dosen
Pemeriksaan Akuntansi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 28 September 2023

(Penyusun)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG .........................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
1. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN AUDIT................................................................................5
2. ASERSI MANAJEMEN.....................................................................................................................11
3. HUBUNGAN ASERSI MANAJEMEN DAN TUUAN AUDIT.................................................................12
4. FASE PENYELESAIAN AUDIT...........................................................................................................15
BAB III........................................................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya, audit bertujuan agar perusahaan dapat menjadi lebih baik ke depannya.
Tujuan suatu perusahaan melakukannya adalah untuk memeriksa kelengkapan, ketepatan,
eksistensi, penilaian, klasifikasi, ketetapan, pisah batas (cut off) dan pengungkapan dari
perusahaan itu sendiri. proses pengumpulan serta pemeriksaan bukti mengenai informasi guna
menentukan dan membuat laporan terkait tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang
ditetapkan. Laporan yang baik dan bagus adalah laporan yang telah diaudit. Audit dilakukan
dengan standar audit yang ada

Asersi adalah pernyataan manajamen yang terkandung di dalam komponen laporan


keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit. Jika menggunakan asersi
manajemen dalam pembuktian audit, maka Anda membutuhkan auditor berpengalaman.
Hubungan asersi dan prosedur audit yaitu asersi manajemen dibutuhkan untuk memulai tahapan
audit laporan keuangan. Maka dengan dibuatnya makalah ini yang berjudul “Tujuan Audit dan
Asersi Manajemen“ maka akan menambah wawasan kita mengenai bagaiman pemeriksaan
keuangan dalam mencapai tujuan audit dan asersi manajemen.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Mengatahui bagaimana tanggung jawab manajemen dan audit


2. Mengatahui asersi manajemen
3. Mengetahui hubungan asersi manajemen dan tujuan audit
4. Mengatahui fase penyelesaian audit

4
BAB II

PEMBAHASAN

 TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN AUDIT

Auditor mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit.


Pekerjaan auditor ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah
laporan keuangan klien yang diaudit diaudit bebas dari salah saji material.

1. Independensi Auditor
Independen artinya tidak mudah dipengaruhi, netral, karena auditor
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Auditor tidak dibenarkan
memihak kepada kepentingan siapa pun. Sikap mental independensi yang merupakan
persyaratan wajib dalam pelaksanaan penugasan, meliputi independen dalam fakta (in
fact) dan dalam penampilan penampilan (in appearance).

2. Keyakinan yang Memadai (Reasonable Assurance)

3. Auditor bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna


memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan terbebas dari salah saji
material. Laporan auditor yang berisi tentang pendapat auditor atas laporan keuangan
didasarkan pada konsep pemerolehan keyakinan memadai.

4. Suatu audit tidak memberikan jaminan atas akurasi laporan keuangan, alasan mengapa
suatu audit tidak memberikan jaminan bahwa laporan keuangan dapat memberikan
keyakinan mutlak adalah karena:

 Laporan keuangan yang dibuat manajemen (klien) tidak diharapkan dapat


memberikan keyakinan absolute.

 Kesimpulan yang dihasilkan dari pelaksanaan audit hanya berdasarkan pada


fakta-fakta yang diperoleh dari hasil pengujian-pengujian atas laporan
keuangan

5
 Kebutuhan untuk menerapkan pertimbangan professional dalam
mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor risiko kecurangan dan kondisi lain.

5. Tanggung jawab Terhadap Fraud dan Illegal Acts.

Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama memungkinkan


auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji material. Salah saji dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan maupun
karena kecurangan.

 Error (kekeliruan) meliputi Kekeliruan dalam pengumpulan atau pengolahan


data akuntansi yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan. Estimasi
akuntansi yang tidak masuk akal yang timbul dari kecerobohan atau salah tafsir
fakta. Kekeliruan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan
jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan

 Fraud (kecurangan) Pengertian Fraud (dalam KUHP) : Mengambil sesuatu,


yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk
dimiliki secara melawan hukum. Dengan maksud menguntungkan diri sendiri
atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan
untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagaian adalah
kepunyaan orang lain. Atau supaya membuat utang maupun piutang terhapus.
Dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang kepunyaan orang lain
tapi dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan. Dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan
memakai nama palsu atau kebohongan, menggerakkan orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya atau supaya memberi utang maupun
menghapus piutangnya.Merugikan pemberi piutang dalam keadaan pailit.

Cabang- cabang Fraud:

 Corruption

 Asset Misappropiation
6
 Fraudulent Statements

Mencegah Fraud:

 Tingkatkan Pengendalian intern

 Menanamkan kesadaran tentang adanya fraud (fraud awareness)

 Upaya menilai resiko terjadinya fraud (fraud risk assesment)

 Lakukan seleksi pegawai secara ketat, gunakan tenaga psikolog dan hindari
katebelece dalam penerimaan pegawai.

 Berikan imbalan yang memadai untuk seluruh pegawai dan timbulkan


sense of belonging Lakukan pembinaan rohani

 Berikan sanksi yang tegas bagi yang melakukan kecurangan dan berikan
prestasi bagi pegawai yang berprestasi.

Jenis kecurangan (fraud) dalam audit laporan keuangan:

a. Fraudulent Financial Reporting

Salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam
laporan keuangan

b. Misappropiation of Assets

Salah saji yang timbul dari pencurian assets entitas yang mengakibatkan
mengakibatkan laporan laporan keuangan keuangan tidak disajikan disajikan
sesuai prinsip prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Kecurangan ini mencakup tindakan:

 Penggelapan tanda terima barang/uang

 Pencurian assets

7
 Tindakan yang menyebabkan entitas harus membayar atas harga barang yang
tidak diterima.

Kecurangan (Fraud) lebih sulit dideteksi oleh auditor dibandingkan dengan error. Karena
Fraud seringkali mencakup unsur kolusi dan pemalsuan dokumen. Auditor terikat kode
etik untuk tidak mengungkapkan fraud kepada pihak entitas luar, kecuali untuk
memenuhi peraturan, diminta oleh pengadilan, atau ditanyakan oleh successor auditor.

Pendeteksian Illegal Client Acts

a. llegal Client Acts merupakan tindakan melanggar hukum atau peraturan


perundang-undangan Republik Indonesia. Tanggungjawab Auditor dalam
Mendeteksi Illegal Acts: Penentuan apakah suatu tindakan klien itu dipandang
sebagai pelanggaran hukum, biasanya hal tersebut berada diluar kompetensi
profesional auditor.

b. Auditor harus mendeteksi dan melaporkan salah saji akibat tindakan melanggar
hukum yang berdampak langsung dan material terhadap jumlah-jumlah dalam
laporan keuangan.

6. Tanggungjawab Terhadap Masalah Going Concern

Kelangsungan hidup entitas dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan


sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan
Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan
entitas dalam mempertahankan keangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang
pantas dengan cara :

a. Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dalam


perencanaan, pengumpulan bukti audit

b. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian maka

- Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen

8
- Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara
efektif dilaksanakan

c. mengevaluasi rencana manajemen, ia mengambil kesimpulan apakah ia masih


memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas.

Signifikan tidaknya kondisi atau peristiwa akan tergantung atas keadaan dan beberapa
diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan
kondisi atau peristiwa yang lain. Peristiwa atau kondisi tersebut adalah sebagai berikut:

 Trend negatif

 Petunjuk lain tentang kesulitan keuangan

 Masalah intern

 Masalah ekstern yang telah terjadi

Pertimbangan auditor yang berhubungan dengan rencana manajemen dapat berupa:

 Rencana menjual aktiva

 Rencana rekstrukturisasi utang

 Rencana untuk mengurangi pengeluaran

 Rencana untuk menaikkan modal pemilik

Pertimbangan dampak informasi kelangsungan hidup entitas terhadap laporan auditor:

 Bila auditor tidak menyangsikan, maka auditor memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualia.

 Apabila auditor menyangsikan maka auditor wajib mengevaluasi rencana


manajemen atau auditor berkesimpulan tidak dapat secara efektif mengurangi
dampak negatif maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat.

9
 Apabila auditor telah berkesimpulan bahwa rencana manajemen dapat secara
efektif dilaksanakan maka auditor harus mempertimbangkan mengenai kecukupan
pengungkapan Apabila auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut
memadai maka ia akan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan mengenai kemapuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya.

 Jika auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut tidak memadai maka ia


akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar
karena terdapat terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

Laporan Auditor dapat menyatakan pendapat-pendapat dalam laporan auditor sebagai


berikut:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian

2. Pendapat wajar dengan pengecualian

3. Tidak memberikan pendapat

4. Pendapat tidak wajar

Wajar tanpa Syarat (Unqualified Opinion)

Laporan auditor bentuk baku memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas,
hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Kondisi Yang Harus Dipenuhi Untuk Standard Unqualified:

1. Laporan keuangan lengkap

2. Ketiga standar umum dalam standar auditing dipenuhi

3. Ketiga standar pelaksanaan dipenuhi

4. Laporan keuangan disajikan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum


10
5. Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali
untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan. Jika auditor menyatakan
pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus:

 Menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih


paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat.

 Mencantumkan juga bahasa pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke


paragraf penjelasan di dalam paragraf pendapat.

 Berisi kata kecuali atau pengecualian dalam suatu frasa.

Pendapat wajar dengan pengecualian ini dinyatakan bilamana:

1. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup
audit.

2. Laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berdampak


material.

Pendapat tidak Wajar (Adverse Opinion) Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa
laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus
kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Bila auditor
menyatakan pendapat tidak wajar auditor harus menjelaskan dalam paragraf terpisah
sebelum paragraf pendapat dalam laporannya yaitu:

 Semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar

 Dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap
posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas, jika secara praktis untuk dilaksanakan.

(Opinion) Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Jika auditor menyatakan tidak memberikan

11
pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung
pernyataan tersebut. Pernyataan tidak memberikan pendapat harus tidak diberikan karena
auditor yakin, atas dasar auditnya bahwa terdapat penyimpangan material dari prisnip
akuntansi.

Terdapat tiga tingkatan materialitas dalam mempertimbangkan jenis laporan auditor yang
harus dibuat:

1. Jumlah tidak Material (Immaterial)

2. Jumlah material tetapi tidak mengganggu laporan keuangan secara


keseluruhan

3. Sangat material sehingga kewajaran laporan keuangan diragukan.

Cara lazim untuk mengukur materialitas, jika manajemen menyimpang dari prinsip
akuntansi yang berlaku umum:

1. Jumlah rupiah dan tolok ukurnya

2. Daya ukur

3. Sifat salah saji

12
 ASERSI MANAJEMEN

Tujuan menyeluruh dari audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan


pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyatakan secara wajar, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan GAAP Untuk mencapai tujuan tersebut, hal yang lazim
dilakukan dalam audit adalah mengidentifikasi jumlah tujuan audit yang spesifik bagi
setiap akun yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Tujuan yang spesifik ini diambil
tersebut bagi proses audit dari asersi yang dibuat oleh manajemen dan dimuat dalam
laporan keuangan.

Laporan keuangan terdiri dari asersi manajemen yang eksplisit dan implisit.
Asersi ini merupakan hal yang penting karena menjadi pedoman auditor dalam
pengumpulan bukti. Sebagai contoh, perhatikan komponen neraca berikut ini:

Aktiva Lancar:

Piutang Usaha, bersih (catatan 3) $40.252.900

Untuk melaporkan pos ini dalam neraca, manajemen membuat dua asersi
eksplisit, yaitu: (1) piutang usaha tersebut memang ada, dan (2) jumlah piutang usaha
yang benar setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih adalah $40.252.900.
Manajemen juga membuat tiga asersi implisit sebagai berikut:

a. semua piutang usaha yang harus dilaporkan telah dilaporkan semuanya,

b. semua piutang usaha yang dilaporkan tersebut adalah benar milik entitas, dan

c. semua pengungkapan yang sesuai berkaitan dengan piutang usaha telah


dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Apabila ada salah satu asersi tersebut yang salah saji. berarti laporan keuangan
telah salah saji secara material. Asersi serupa mendasari semua komponen aktiva,
kewajiban, pen- dapatan, dan beban dalam laporan keuangan. Sesuai dengan itu, Audit-
ing Standards Board (ASB) dalam SAS 31, Evidential Matter (AU 326.03), telah
mengakui lima kategori asersi laporan keuangan sebagai berikut:

13
 Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)
 Kelengkapan (completeness)
 Hak dan kewajiban (rights and obligations)
 Penilaian atau alokasi (valuation or allocation)
 Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

Lima kategori asersi ini merupakan hal yang penting karena dapat. membantu auditor
memahami jenis salah saji potensial yang dapat terjadi dalam laporan keuangan, dan dapat
membantu auditor mengembangkan perencanaan audit untuk mengumpulkan bukti yang
berkaitan dengan kewajaran penyajian laporan keuangan.

 HUBUNGAN ASERSI MANAJEMEN DAN TUUAN AUDIT

Arsesi Management adalah pernyataan management yang terkandung didalam laporan


keuangan yang bersifat implisit dan eksplisit, dimana pernyataan tersebut dapat diklasifikasikan
dalam penggolongan besar yaitu, Existence (keberadaan), Occurance (kejadian). Right and
Obligation (Hak dan kewajiban), Valuation (Penilaian atau alokasi) dan Presentation (penyajian).

1. Asersi tentang keberadaan atau keterjadian berhubungan dengan apakah aktiva atau utang
entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode
tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum
dalam neraca adalah tersedia untuk dijual Begitu pula, manajemen membuat asersi bahwa
penjualan dalam laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau
aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan.

2. Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang
seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya. Sebagai contoh,
manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan
dalam laporan keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di
neraca telah mencakup semua kewajiban entitas.

14
3. Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan
utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Sebagai contoh manajemen membuat
asersi bahwa jumlah sewa guna usaha (leased) yang dikapitalisasi dineraca mencerminkan nilai
pemerolehan hak entitas atas kekayaan yang disewa-guna-usahakan (leased) dan utang sewa guna
usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban entitas.

4. Asersi tentang penilaian atau alokasi berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva,
kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang
semestinya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga
pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-
periode akuntansi yang semestinya. Demikian pula manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha
yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan

5. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan apakah komponen-komponen


tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya. Misalnya,
manajemen membuat asersi bahwa kewajiban-kewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang jangka
panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Demikian pula, manajemen
membuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba-rugi
diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya.

TABEL HUBUNGAN ARSESI MANAGEMENT DENGAN TUJUAN AUDIT

Arsesi Management Tujuan Umum Audit

Keberadaan atau keterjadian Aktiva dan kewajiban entitas ada pada tanggal
tertentu, dan transaksi pendapatan dan biaya
terjadi dalam periode tertentu

Kelengkapan Semua transaksi dan semua rekening yang


seharusnya telah disajikan dalam laporan
keuangan

Hak dan kewajiban Aktiva adalah hak entitas dan hutang adalah
kewajiban entitas pada tanggal tertentu

15
Penilaian atau alokasi Komponen aktiva, hutang, pendapatan dan
biaya telah disajikan dalam laporan

keuangan pada jumlah yang semestinya

Penyajian dan pengungkapan Komponen tertentu dalam laporan keuangan


telah digolongkan, digambarkan,dan
diungkapkan secara semestinya

Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain
yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang
layak untuk menyatakan pendapatnya.

TAHAPAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Menurut Arens, Elder dan Beasley (2003:226-228) ada 4 tahap dalam proses

a. Merencanakan dan mendesain pendekatan audit


b. Melaksanakan uji pengendalian dan uji substantif atas transaksi
c. Melaksanakan prosedur analitis dan uji rincian saldo
d. Melengkapi proses audit dan menerbitkan laporan audit

 FASE PENYELESAIAN AUDIT

Fase penyelesaian audit adalah tahap terakhir dalam proses audit, di mana auditor menyelesaikan
pekerjaannya dan menghasilkan laporan audit. Berikut adalah beberapa poin penting yang
mencakup materi tentang fase penyelesaian audit:

 Evaluasi Temuan

Auditor mengevaluasi temuan yang ditemukan selama audit. Ini mencakup penilaian
terhadap risiko dan dampak temuan tersebut terhadap laporan keuangan atau proses yang
diaudit.

16
 Komunikasi dengan Manajemen

Auditor berkomunikasi dengan manajemen perusahaan atau entitas yang diaudit untuk
membahas temuan yang ditemukan selama audit. Ini mencakup pertukaran informasi
tentang temuan, klarifikasi jika diperlukan, dan mendiskusikan rekomendasi perbaikan.

 Penyelesaian Dokumentasi

Auditor menyelesaikan dokumentasi audit yang mencakup catatan-catatan, catatan kerja,


dan hasil-hasil audit lainnya. Dokumentasi ini sangat penting untuk mendukung laporan
audit dan untuk tujuan referensi di masa mendatang.

 Pengujian Akhir

Auditor melakukan pengujian akhir untuk memastikan bahwa semua temuan telah
diperiksa dengan baik, dan tidak ada hal yang terlewat. Hal ini mencakup verifikasi fakta-
fakta dan perhitungan yang ditemukan selama audit.

 Penyusunan Laporan Audit

Auditor menyusun laporan audit yang mencakup hasil audit, temuan, rekomendasi, dan
kesimpulan auditor. Laporan ini harus disusun sesuai dengan standar pelaporan audit yang
berlaku.

 Persetujuan Manajemen

Sebelum laporan audit diterbitkan, manajemen perusahaan atau entitas yang diaudit
biasanya diminta untuk menyetujui laporan ini. Ini adalah langkah penting dalam proses
penyelesaian audit.

 Penerbitan Laporan

Setelah mendapatkan persetujuan manajemen, auditor menerbitkan laporan audit. Laporan


ini bisa berupa laporan audit keuangan independen, laporan hasil audit internal, atau jenis
laporan lainnya tergantung pada tujuan dan sifat audit.

 Tindak Lanjut

Setelah penerbitan laporan audit, auditor dan manajemen dapat melakukan tindak lanjut
untuk memastikan bahwa rekomendasi perbaikan dilaksanakan dengan baik dan temuan-
temuan audit ditangani dengan tepat.

 Penutupan Audit

17
 Setelah laporan audit diterbitkan dan tindak lanjut dilakukan, auditor menutup audit secara
resmi. Dokumentasi audit dan catatan kerja disimpan sesuai dengan persyaratan dan
kebijakan perusahaan atau standar audit yang berlaku.

Fase penyelesaian audit adalah saat di mana hasil audit dihasilkan dalam bentuk laporan
yang digunakan untuk memberikan informasi kepada pemangku kepentingan, seperti pemilik
perusahaan, investor, dan otoritas perpajakan. Keseluruhan proses audit harus dilakukan
dengan cermat dan berdasarkan standar audit yang berlaku untuk memastikan keakuratan dan
integritas laporan audit.

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Audit bertujuan agar perusahaan dapat menjadi lebih baik ke depannya. Tujuan suatu
perusahaan melakukannya adalah untuk memeriksa kelengkapan, ketepatan, eksistensi,
penilaian, klasifikasi, ketetapan, pisah batas (cut off) dan pengungkapan dari perusahaan itu
sendiri. Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk menilai kewajaran atau kelayakan
penyajian laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. Adapun kelayakan dan kewajaran
ini mengacu pada prinsip akuntansi yang berterima umum dan selanjutnya atas penilaian
tersebut akan tercermin pada opini audit.

Asersi Manajemen adalah pernyataan manajamen yang terkandung di dalam komponen


laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit. Asersi
manajemen inilah yang akan menjadi pertimbangan untuk auditor dalam mencapai tujuan
auditnya serta menjadi dasar auditor untuk menyatakan pendapatnya (opini) atas evidence
yang didapatkan selama proses audit berlangsung. Jika menggunakan asersi manajemen
dalam pembuktian audit, maka Anda membutuhkan auditor berpengalaman. Hubungan asersi
dan prosedur audit yaitu asersi manajemen dibutuhkan untuk memulai tahapan audit laporan
keuangan.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinkhas.ac.id/2745/1/buku%20diktat%20auditing%201.pdf

https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/374/jbptunikompp-gdl-ellysuhaya-18683-5-pertemua-7.pdf

20
PERTANYAAN

1. Puan Fariza dari kelompok 1: Apakah ada kemungkinan seorang auditor melakukan
kecurangan selama proses audit tersebut jika ada berikan contoh kecurangan tersebut dan
apabila auditor melakukan kesalahan atau kecurangan siapakah pihak yang memberikan
sanksi terhadap auditor?
Jawab: Tentu saja ada kemungkinan bahwa auditor bisa saja melakukan kecurangan
dalam proses audit. Bisanya ini dipengaruhi oleh keadaan-keadaan tertentu misalnya
auditor memiliki hubungan keluarga atau hubungan istimewa dengan klien yang akan di
audit laporan keuangannya.
bila terbukti bersalah maka KAP akan diberikan sanksi oleh regulator. "Sanksi
administrasi terhadap KAP diatur dalam Undang- undang Republik Indonesia Nomor 5
tahun 2011 Tentang Akuntan Publik pasal 53,"
2. Hanifah Permata Hati dari kelompok 4: Asersi yang menyatakan bahwa apakah semua
transaksi yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan sudah dimasukkan
seluruhnya disebut?
Jawab: Asersi kelengkapan yaitu asersi yang menyatakan apakah semua transaksi dan
peristiwa yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan sudah dimasukkan seluruhnya.
3. Dini Amalia Hasibuan dari kelompok 1: Apa dampaknya terhadap perusahaan bila
ternyata salah saji dalam laporan keuangan secara tidak sengaja dan apa solusi atau
tindakan yang harus ambil?
Jawab: Dampak jika perusahaan salah saji pada laporan keuangan yaitu dapat
mengakibatkan laporan keuangan tidak di sajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Salah saji
laporan keuangan dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan atau kecurangan.
Kemudian solusi yang akan dilakukan oleh auditor harus memberitahukan hal tersebut
kepada klien sehingga klien dapat melakukan koreksi atas kesalahan tersebut.
4. Ray Haniva dari kelompok 2: Didalam audit bagaimana cara mengidentifikasi jumlah
tujuan audit yang spesifik bagi setiap akun yang dilaporkan dalam laporan ?
Jawab:

21
5. Nadia Elvina Putri dari kelompok 4: Apa penyebab ketidakabsolutan auditor ketika
bertanggungjawab untuk memperoleh kepastian yang layak?
Jawab: Keterbatasan Bukti Audit. Auditor tergantung pada bukti audit yang tersedia. Jika
bukti yang tersedia terbatas atau tidak mencukupi, auditor mungkin tidak dapat
memberikan kepastian yang sepenuhnya layak.
Keterbatasan Waktu dan Sumber Daya. Auditor seringkali memiliki batasan waktu dan
sumber daya yang tersedia untuk menjalankan audit. Jika waktu atau sumber daya
terbatas, auditor mungkin tidak dapat melakukan audit secara menyeluruh.
Kecurangan atau Kesalahan yang Tidak Terdeteksi. Meskipun auditor berusaha untuk
mendeteksi kecurangan dan kesalahan, tidak selalu mungkin untuk mengidentifikasi
mereka semua. Beberapa tindakan curang mungkin sangat tersembunyi atau tidak
terdeteksi dalam audit.

22

Anda mungkin juga menyukai