Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN”

Oleh:
Muh. Suaib 202141010
Riswan 202141012

ASB-08

POLITEKNIK LEMBAGA PENDIDIKAN DAN


PENGEMBANGAN PROFESI INDONESIA (LP3I)
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

‫ِبْســــــــــــــــــِم ِهللا الَّرْح َمِن الَّر ِح ْيِم‬

‫الحمد هلل رب العالمين وبه نستعين على امور الدنيا والدين والصالة والسالم على سيد نا محمد‬
‫وعلى اله واصحابه اجمعين‬

Segala puji bagi Allah swt. atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya,
sehingga makalah dengan judul Audit Siklus Penjualan dan Penagihan ini dapat
diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam tidak lupa dihaturkan kepada
Rasulullah Muhammad saw.beserta para keluarga, sahabat dan umat pengikutnya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Auditing
II pada Program Studi Akuntansi Keuangan Publik konsentrasi Akuntansi Sektor
Bisnis, Politeknik LP3I Makassar Kampus Tamalanrea, Semester 6 (Enam) 2024.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini sehingga
diharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengampu yang telah memberikan tugas makalah ini. Demikian, semoga makalah
ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, 25 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
BAB II....................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Definisi.....................................................................................................3
B. Tujuan......................................................................................................4
C. Ruang Lingkup.........................................................................................6
D. Fungsi.......................................................................................................8
BAB II..................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan menjadi fokus penting bagi perusahaan
karena proses ini merupakan salah satu pilar utama dalam menghasilkan
pendapatan. Kompleksitas proses penjualan, yang melibatkan beberapa
departemen seperti penjualan, keuangan, dan layanan pelanggan, menambah
urgensi dalam menjalankan audit. Risiko kehilangan pendapatan karena kesalahan
pencatatan atau potensi penipuan serta pelanggaran kepatuhan terhadap regulasi
menjadi keprihatinan utama yang harus ditangani. Selain itu, audit pada siklus ini
juga bertujuan untuk memastikan ketepatan persediaan yang terkait erat dengan
penjualan, mengelola risiko kredit pelanggan, dan meningkatkan efisiensi
operasional melalui rekomendasi untuk perbaikan proses dan kontrol internal.
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan menjadi salah satu aspek krusial dalam
menjaga kesehatan keuangan dan integritas perusahaan. Dengan memahami
kompleksitas proses penjualan dan penagihan yang melibatkan berbagai
departemen, audit dapat mengidentifikasi potensi risiko seperti kesalahan
pencatatan, penipuan, atau pelanggaran kepatuhan yang dapat membahayakan
kesejahteraan perusahaan. Selain itu, audit juga membantu dalam memastikan
konsistensi dan akurasi persediaan barang atau jasa yang berkaitan dengan
penjualan, serta mengelola risiko terkait dengan kredit pelanggan dan penagihan
yang tidak tertagih. Melalui evaluasi efisiensi operasional, audit pada siklus ini
memberikan rekomendasi untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya,
dan meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
Melalui analisis data dan temuan audit, manajemen dapat memperoleh
wawasan yang lebih dalam tentang kinerja operasional perusahaan, tren penjualan,
dan pola pembayaran pelanggan. Informasi ini dapat digunakan untuk merancang
strategi bisnis yang lebih efektif, mengidentifikasi peluang pertumbuhan, serta
mengatasi tantangan yang mungkin timbul dalam proses penjualan dan penagihan.
Selain itu, audit juga membantu membangun kepercayaan di antara investor,
pemegang saham, dan pihak terkait lainnya dengan memberikan keyakinan bahwa
proses bisnis perusahaan dijalankan dengan baik dan transparan.
Melanjutkan audit Siklus Penjualan dan Penagihan, penting untuk diingat
bahwa proses ini juga mencerminkan hubungan perusahaan dengan pelanggan.
Keberhasilan dalam memastikan keakuratan, kepatuhan, dan efisiensi dalam
penjualan dan penagihan dapat membantu memperkuat hubungan ini. Audit
membantu dalam mengidentifikasi area di mana perusahaan dapat meningkatkan
layanan kepada pelanggan, seperti respons yang lebih cepat terhadap pertanyaan
atau keluhan, penanganan yang lebih efisien terhadap proses pengiriman, dan
peningkatan kualitas layanan secara keseluruhan.
Selain itu, audit pada Siklus Penjualan dan Penagihan juga memberikan
kesempatan untuk mengevaluasi keefektifan strategi pemasaran dan penjualan
perusahaan. Dengan menganalisis data penjualan dan kinerja produk atau layanan,
manajemen dapat menentukan apakah strategi yang diterapkan telah memberikan
hasil yang diinginkan atau memerlukan penyesuaian. Hal ini memungkinkan
perusahaan untuk tetap kompetitif di pasar dan memastikan pertumbuhan yang
berkelanjutan.
Dengan demikian, audit Siklus Penjualan dan Penagihan tidak hanya tentang
memeriksa kepatuhan dan akurasi proses bisnis, tetapi juga tentang meningkatkan
hubungan dengan pelanggan, mengoptimalkan strategi pemasaran, dan
memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi perusahaan. Ini adalah aspek
krusial dalam menjaga daya saing dan keberlanjutan perusahaan di pasar yang
terus berubah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa tujuan utama dari audit Siklus Penjualan dan Penagihan dalam konteks
keuangan perusahaan?
2. Bagaimana ruang lingkup audit siklus penjualan dan penagihan ditentukan dan
diimplementasikan?
3. Apa fungsi dari audit pada siklus penjualan dan penagihan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Audit siklus penjualan dan penagihan adalah proses pemeriksaan independen
yang dilakukan oleh auditor untuk mengevaluasi kontrol internal, prosedur, dan
transaksi yang terkait dengan aktivitas penjualan kepada pelanggan serta proses
penagihan dan penerimaan pembayaran dari pelanggan tersebut dalam suatu
perusahaan. Definisi ini mencakup pengujian terhadap dokumen-dokumen seperti
faktur penjualan, catatan penjualan, laporan penagihan, dan pembayaran
pelanggan guna memastikan keakuratan, keandalan, dan kepatuhan terhadap
kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Audit siklus ini bertujuan untuk
mengidentifikasi risiko-risiko seperti penipuan, kesalahan pencatatan, atau
kelemahan dalam pengendalian internal yang mungkin mempengaruhi integritas
informasi keuangan perusahaan serta untuk memberikan rekomendasi perbaikan
yang diperlukan guna meningkatkan efisiensi, transparansi, dan keandalan proses
bisnis terkait penjualan dan penagihan.
Audit siklus penjualan dan penagihan juga melibatkan penilaian terhadap
kepatuhan perusahaan terhadap kebijakan dan regulasi yang berlaku dalam
industri dan yurisdiksi yang bersangkutan. Auditor akan memeriksa apakah
perusahaan mematuhi standar akuntansi yang relevan dan apakah prosedur yang
diterapkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang terkait dengan transparansi, etika
bisnis, dan kepatuhan perpajakan.
Selain itu, audit siklus penjualan dan penagihan juga berfokus pada
pengungkapan informasi yang akurat dan lengkap dalam laporan keuangan
perusahaan. Auditor akan menilai apakah informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan terkait dengan penjualan dan penagihan mencerminkan kondisi yang
sebenarnya, serta apakah pengungkapan tersebut memenuhi persyaratan standar
pelaporan keuangan yang berlaku.
Secara keseluruhan, audit siklus penjualan dan penagihan memiliki peran
penting dalam memastikan integritas, transparansi, dan keandalan informasi
keuangan perusahaan terkait dengan aktivitas penjualan kepada pelanggan dan
proses penagihan. Audit ini membantu manajemen dan pemangku kepentingan
lainnya untuk memahami risiko-risiko yang terkait dengan siklus penjualan dan
penagihan, serta memberikan keyakinan bahwa proses bisnis terkait berjalan
sesuai dengan standar yang ditetapkan dan memenuhi kebutuhan perusahaan serta
regulasi yang berlaku.

B. Tujuan

Tujuan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk memastikan
keakuratan, keabsahan, dan efisiensi proses penjualan serta penagihan dalam suatu
organisasi. Audit ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah sistem kontrol internal
yang diterapkan oleh perusahaan telah memadai dalam mengelola transaksi
penjualan, termasuk pengendalian atas penerimaan pesanan, pengiriman barang,
penagihan piutang, dan pencatatan transaksi secara akurat dalam sistem. Selain
itu, audit ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi potensi risiko penipuan atau
kesalahan, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan yang diperlukan guna
meningkatkan efisiensi dan keamanan proses penjualan dan penagihan.
Tujuan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk memastikan
keberlangsungan kegiatan bisnis yang efisien dan kepatuhan terhadap peraturan
yang berlaku:
1. Validitas Transaksi
Memverifikasi keabsahan transaksi penjualan yang tercatat dalam sistem,
memastikan bahwa penjualan dilakukan secara sah dan sesuai dengan
kebijakan perusahaan.
2. Kepatuhan Terhadap Prosedur
Menilai apakah prosedur penjualan dan penagihan yang telah ditetapkan
oleh perusahaan telah diikuti dengan benar oleh staf yang terlibat, serta
mengevaluasi efektivitas kontrol internal yang ada.
3. Pendapatan yang Terekam dengan Benar
Memastikan bahwa pendapatan yang diakui telah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku dan telah direkam dengan tepat, termasuk
pemahaman atas kontrak penjualan yang ada.
4. Pengelolaan Risiko
Mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko-risiko yang terkait dengan
siklus penjualan dan penagihan, termasuk risiko penipuan, kehilangan
piutang, dan ketidakpatuhan terhadap regulasi.
5. Pengelolaan Piutang
Menilai kebijakan dan prosedur pengelolaan piutang perusahaan, termasuk
proses pengakuan piutang, pemantauan pembayaran, serta langkah-
langkah penagihan yang diambil untuk mengurangi risiko tunggakan.
6. Analisis Kinerja
Menganalisis kinerja penjualan dan penagihan perusahaan dengan
membandingkan hasil dengan target yang telah ditetapkan, serta
mengidentifikasi area-area di mana peningkatan efisiensi dan produktivitas
dapat dicapai.
7. Kepatuhan Terhadap Regulasi
Memastikan bahwa semua kegiatan penjualan dan penagihan telah
mematuhi peraturan dan regulasi yang berlaku, termasuk persyaratan
pelaporan pajak dan ketentuan hukum lainnya.
8. Rekonsiliasi dan Pemantauan
Melakukan rekonsiliasi antara catatan penjualan dengan bukti-bukti fisik
atau elektronik yang mendukungnya, serta memantau secara berkala untuk
mengidentifikasi dan menangani ketidaksesuaian atau anomali yang
terdeteksi.
Melalui audit siklus penjualan dan penagihan ini, perusahaan dapat
memastikan bahwa operasi penjualan dilakukan dengan efisien, pendapatan yang
dihasilkan direkam dengan akurat, dan risiko-risiko terkait dengan proses
penjualan dapat dikelola dengan baik.
Audit siklus penjualan dan penagihan juga bertujuan untuk melindungi aset
perusahaan dengan memastikan bahwa semua transaksi penjualan dan penagihan
dilakukan secara sah dan sesuai dengan kebijakan perusahaan serta regulasi yang
berlaku. Dengan memeriksa proses penjualan dan penagihan, auditor dapat
mengidentifikasi potensi kekurangan atau celah dalam sistem yang dapat
dimanfaatkan untuk tujuan penipuan atau manipulasi. Selain itu, audit ini juga
bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi operasional perusahaan dengan meninjau
proses-proses yang terlibat dalam siklus penjualan dan penagihan.
Selain itu, audit siklus penjualan dan penagihan juga bertujuan untuk
memastikan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan dan standar yang berlaku.
Hal ini meliputi kepatuhan terhadap regulasi pajak, peraturan akuntansi, serta
ketentuan hukum lainnya yang berkaitan dengan transaksi penjualan dan
penagihan. Dengan melakukan audit yang komprehensif, perusahaan dapat
meminimalkan risiko terkait sanksi hukum, denda, atau reputasi yang dapat timbul
akibat pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Audit siklus penjualan dan penagihan juga bertujuan untuk memberikan
keyakinan kepada pihak eksternal, seperti investor, kreditur, dan auditor
independen, bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan adalah
akurat, transparan, dan dapat dipercaya. Hal ini membantu membangun
kepercayaan dan reputasi perusahaan di mata pemangku kepentingan eksternal,
yang dapat berdampak positif terhadap nilai perusahaan serta kemampuan untuk
memperoleh dana dari pasar modal atau kreditur. Dengan demikian, audit siklus
penjualan dan penagihan merupakan bagian penting dalam menjaga kesehatan
finansial dan operasional perusahaan, serta memastikan keberlangsungan dan
pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan.

C. Ruang Lingkup
Audit siklus penjualan dan penagihan merupakan suatu proses yang bertujuan
untuk memeriksa efektivitas dan keakuratan dari aktivitas yang terkait dengan
penjualan produk atau jasa, serta pengumpulan pembayaran dari pelanggan.
Ruang lingkup audit ini meliputi beberapa aspek penting, termasuk tetapi tidak
terbatas pada identifikasi pelanggan dan penerimaan pesanan, pengelolaan
persediaan, penghitungan harga penjualan yang benar, proses pengiriman barang
atau penyediaan jasa sesuai dengan pesanan, serta penerimaan pembayaran dari
pelanggan. Selain itu, audit juga mencakup penilaian terhadap kebijakan dan
prosedur yang digunakan dalam proses penjualan dan penagihan, termasuk
pengendalian internal yang diterapkan untuk mengurangi risiko kecurangan atau
kesalahan. Audit siklus penjualan dan penagihan juga melibatkan penilaian
terhadap pengelolaan piutang, termasuk proses penagihan, usaha untuk
mengurangi piutang tak tertagih, serta pengelolaan pelunasan dan pembebanan
terhadap piutang yang dianggap tidak dapat dipulihkan.
Selain itu, audit siklus penjualan dan penagihan juga meliputi pemeriksaan
terhadap sistem informasi yang digunakan dalam proses tersebut, termasuk sistem
pencatatan penjualan, sistem pemrosesan pesanan, dan sistem pelacakan piutang.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa sistem tersebut dapat menghasilkan
informasi yang akurat dan relevan untuk pengambilan keputusan manajerial, serta
memenuhi standar keamanan dan kepatuhan data yang berlaku.
Audit juga mencakup evaluasi terhadap kepatuhan perusahaan terhadap
peraturan dan standar yang relevan, seperti standar akuntansi yang berlaku,
peraturan pajak yang berlaku, serta peraturan perlindungan konsumen dan privasi
data. Pemeriksaan terhadap kontrak penjualan dan syarat-syarat pembayaran juga
merupakan bagian penting dari audit ini, untuk memastikan bahwa perusahaan
telah mematuhi klausul-klausul kontrak dan menetapkan persyaratan pembayaran
yang sesuai dengan kebijakan perusahaan serta regulasi yang berlaku.
Selain itu, audit siklus penjualan dan penagihan juga dapat melibatkan analisis
terhadap kinerja operasional, seperti penilaian terhadap rasio penjualan terhadap
piutang, rasio hari penagihan, dan rasio kegagalan pembayaran. Analisis ini
membantu dalam mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari proses penjualan dan
penagihan, serta mengidentifikasi area-area di mana perusahaan dapat melakukan
perbaikan atau peningkatan kinerja.
Dengan demikian, ruang lingkup audit siklus penjualan dan penagihan
melibatkan pemeriksaan terhadap berbagai aspek operasional, kepatuhan, dan
kinerja perusahaan dalam hal menjalankan proses penjualan produk atau jasa serta
pengelolaan pembayaran dari pelanggan. Dengan melakukan audit secara
komprehensif, perusahaan dapat mengidentifikasi potensi risiko dan kesempatan
untuk meningkatkan efisiensi, kepatuhan, dan kinerja operasional secara
keseluruhan.

D. Fungsi

Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan serta proses yang


diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan
setelah keduanya tersedia untuk dijual. Hal tersebut diawali dengan sebuah
permintaan oleh seorang pelanggan dan diakhiri dengan penerimaan barang
pesanan oleh pelanggan.
Terdapat beberapa fungsi bisnis dalam siklus ini,diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Memproses Pesanan Pelanggan
Pesanan barang dari pelanggan adalah awal dari berjalannya siklus
ini. Adapun dokumen penjualannya seperti berikut:
a. Pesanan Pelanggan
Pesanan biasanya diterima via telpon,internet atau mungkin
melalui pameran.
b. Pesanan Penjualan
Dokumen yang berisi detail barang yang dipesan oleh pelanggan
c. Persetujuan Kredit
Menyetujui kredit untuk pelanggan.
2. Pengiriman Barang
Setelah adanya persetujuan kredit, barang akan dikirim. Pada saat
pengiriman barang berlangsung, terdapat dokumen pengiriman yang berisi
deskripsi barang dan data-data lain yang relevan. Dokumen pengiriman
yang asli akan dikirim ke pelanggan dan salinannya akan disimpan.
3. Tagihan pada pelanggan dan pembukuan penjualan
Tagihan Pelanggan ini merupakan pemberitahuan tentang jumlah
yang harus dibayar untuk barang yang dibelinya.Dalam tagihan terdapat
beberapa dokumen,diantaranya adalah faktur penjualan,file transaksi
penjualan,rekening bulanan.
4. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas
Memproses dan mencatat penerimaan meliputi
menerima,menyimpan dan mencatat penerimaantunai. Penerimaan tunai
meliputi baik uang tunai maupun cek.Yang perlu diperhatikan adalah
kemungkinan pencurian. Pencurian dapat terjadi sebelum uang
dimasukkan ke dalam catatan atau sesudahnya.
Pertimbangan yang perlu diperhatikan di dalam penanganan
penerimaan tunai adalah semua uang tunai harus disimpan di bank dengan
jumlah dan waktu yang sesuai dan dicatat dalam transaksi peneimaan
tunai,yang nantinya akan digunakan untuk membuat jurnal penerimaan
tunai dan untuk memperbaharui rekening piutang dan file induk buku
besar.Berita pengiriman uang sangat dibutuhkan untuk tujuan ini.
5. Memproses dan membukukan penerimaan tunai
Perusahaan biasanya menyiapkan orang yang menerima laporan
untuk barang yang dikembalikan dan mengembalikan barang itu ke
gudang. Pengembalian barang dan pemotongan harga harus dengan benar
dan tepat dicatat didalam data transaksi retur penjualan dan pemotongan
harga dandata rekening piutang.Memo kredit biasanya dikeluarkan untuk
pengembalian dan pemotongan harga untuk mendukung terjaganya
pengawasan dan untuk memfasilitasi catatan yang baik.
6. Menghapus piutang tak tertagih
Meskipun bagian kredit bekerja dengan baik, tapi tidak menutup
kemungkinan jika beberapa pelanggan tidak membyar tagihan mereka.
Ketika perusahaan memutuskan bahwa kredit tersebut tidak bisa lagi
ditagih, maka piutang itu harus dihapus. Khususnya setelah pelanggan
bangkrut, atau piutang diserahkan ke biro penagihan. Akutansi
membutuhkan penyesuaian yang tepat terhadap piutang yang tak dapat
ditagih.
7. Menetapkan piutang yang tidak ditagih
Cadangan untuk menentukan piutang yang tak dapat ditagih untuk
periode penjualan yang sekarang adalah perusahaan tidak dapat lagi
menagihnya di masa yang akan datang. Untuk sebagian besar perusahaan,
cadangan hutang yang tidak dapat ditagih merupakan penyesuaian
manajemen terhadap cadangan piutang yang tak tertagih pada akhir
periode. Lapping adalah suatu bentuk penyalahgunaan uang tunai, dimana
setoran pertama diambil (dimasukkan saku pribadi), sedangkan setoran
kedua dianggap sebagai setoran pertama. Tapi kecurangan ini dapat diatasi
dengan membagi tugas-tugas serta membandingkan nama, jumlah, dan
tanggal yang ada pada berita pengiriman dengan salinan slip setoran.
Terdapat 3 jenis kesalahan dalam penjualan:
a. Pencatatan penjualan dimana pengirimannya tidak dilakukan
b. Penjualan yang dicatat lebih dari sekali
c. Pengiriman untuk konsumen palsu
Untuk mendeteksi 3 jenis kesalahan transaksi penjualan ini adalah
dengan menelusuri kredit pada berkas induk rekening piutang ke
sumbernya. Jika piutang itu benar-benar diterima uang tunainya atau
barang dikembalikan, disitulah benar-benar terjadi penjualan.
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Audit siklus penjualan dan penagihan merupakan proses penting dalam
memastikan keakuratan, kepatuhan, dan efisiensi dari aktivitas penjualan produk
atau jasa serta pengelolaan pembayaran dari pelanggan. Ruang lingkup audit ini
mencakup berbagai aspek, mulai dari identifikasi pelanggan hingga pengelolaan
piutang, serta melibatkan pemeriksaan terhadap kebijakan, prosedur, sistem
informasi, kepatuhan regulasi, dan kinerja operasional perusahaan.
Secara keseluruhan, audit siklus penjualan dan penagihan adalah proses yang
sangat penting bagi setiap organisasi. Dengan tujuan utama untuk memastikan
keakuratan, kepatuhan, dan efisiensi dalam proses penjualan dan penagihan, audit
ini memberikan manfaat besar bagi perusahaan. Melalui audit ini, perusahaan
dapat mengidentifikasi potensi risiko, meningkatkan efisiensi operasional,
melindungi aset perusahaan, memastikan kepatuhan terhadap regulasi, dan
membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingan eksternal. Keseluruhan,
audit siklus penjualan dan penagihan merupakan langkah krusial dalam
memastikan kesehatan finansial dan operasional perusahaan, serta memperkuat
fondasi bagi pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis di masa depan.
Dengan memahami kompleksitas proses bisnis yang terlibat, melakukan audit
dengan cermat, dan mengimplementasikan rekomendasi yang dihasilkan,
perusahaan dapat meningkatkan kinerja operasional, mengelola risiko dengan
lebih baik, dan menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan.
Dengan demikian, audit siklus penjualan dan penagihan bukan hanya
merupakan kewajiban regulatoris, tetapi juga merupakan investasi yang bernilai
dalam mencapai tujuan bisnis perusahaan dan menjaga keberlanjutan operasional
di pasar yang kompetitif dan berubah-ubah.
B. Saran
Sebagai saran, perusahaan sebaiknya terus meningkatkan transparansi dan
pengawasan terhadap proses penjualan dan penagihan. Hal ini dapat dilakukan
dengan memperkuat kebijakan dan prosedur yang ada, serta memastikan bahwa
sistem informasi yang digunakan telah dioptimalkan untuk memberikan informasi
yang akurat dan terkini. Perusahaan juga perlu memperhatikan pelatihan dan
pengembangan karyawan terkait dengan proses penjualan dan penagihan,
sehingga mereka memiliki pemahaman yang baik tentang kebijakan, prosedur,
dan sistem yang digunakan. Selain itu, penting untuk secara teratur melakukan
audit internal secara mandiri, atau melibatkan pihak eksternal jika diperlukan,
guna mengevaluasi keefektifan sistem pengendalian internal, mendeteksi potensi
risiko, serta mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi dan
kepatuhan. Dengan mengimplementasikan saran-saran ini, perusahaan dapat
memperkuat kontrol atas proses penjualan dan penagihan, mengurangi risiko
keuangan, serta meningkatkan kinerja operasional secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai