Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANALISI LAPORAN KEUANGAN

“Analisis Pengungkapan Informasi Akuntansi dan Kualitas Laba di


Pasar Modal”

Dosen Pengampu : Dra. Hariany Idris, M. Si

DISUSUN OLEH : A

KELOMPOK 2

ANDI ULIL AMRI 220901502006

FITRIANTI RAHMADANI 220901501003

ABDUL MUTHALIB 220901501004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan, dengan judul :

“Analisis Pengungkapan Informasi Akuntansi dan Kualitas Laba di Pasar Modal”

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dra. Hariany Idris, M.Si
selaku dosen pengampu Mata kuliah Analisis laporan keuangan yang telah
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami harap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Makassar, 15 september 2023

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Konsep Kualitas Laba.........................................................................................................5
1.1 Pengertian Konsep Kualitas Laba..........................................................................5
1.2 Tujuan Konsep Laba....................................................................................................5
B. Konsep Pengungkapan Informansi Akuntans..........................................................6
2.1 Pengertian Konsep Pengungkapan Informasi Akuntansi.............................................6
2.2 Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli....................................................................8
C. Hubungan antara kualitas laba dan pengungkapan informasi akuntansi.............8
3.1 Pengertian Hubungan antara kualitas laba dan pengungkapan informasi akuntansi...8
D. Teori dan pendekatan analisis yang relevan...........................................................11
4.1 Teori dan pendekatan Analisis yang relevan.............................................................11
BAB III....................................................................................................................................14
PENUTUPAN.........................................................................................................................14
KESIMPULAN.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas laba dan pengungkapan informasi akuntansi adalah dua aspek yang sangat penting
dalam bidang akuntansi dan keuangan perusahaan. Kualitas laba mencerminkan sejauh mana
laporan keuangan suatu perusahaan dapat diandalkan dan relevan bagi para pemangku
kepentingan seperti investor, kreditur, dan manajemen. Sementara itu, pengungkapan
informasi akuntansi berkaitan dengan transparansi dan kelengkapan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan.

Kualitas laba dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk metode akuntansi yang
digunakan, estimasi yang dibuat oleh manajemen, serta kebijakan pengakuan pendapatan dan
biaya. Pemahaman yang baik tentang kualitas laba memungkinkan para pemangku
kepentingan untuk membuat keputusan investasi atau kredit yang lebih tepat.

Pengungkapan informasi akuntansi, di sisi lain, melibatkan penyajian informasi finansial


yang lengkap dan jelas dalam laporan keuangan. Hal ini penting agar para pemangku
kepentingan dapat memahami kinerja perusahaan, risiko yang dihadapi, dan prospek masa
depan.

3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep kualitas laba dan pengungkapan informasi dalam akuntansi


2. Apakah hubungan antara kualitas laba dan pengungkapan informasi akuntansi
3. Apa saja teori dan pendekatan analisis yang relevan

C. Tujuan

1. Mengetahui konsep kualitas laba dan pengungkapan informasi dalam akuntansi


2. Mengetahui hubungan antara kualitas laba dan pengungkapan informasi
akuntansi
3. Mengetahui teori dan pendekatan analisi yang relevan

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Kualitas Laba
1.1 Pengertian Konsep Kualitas Laba
Konsep kualitas laba adalah istilah yang digunakan dalam bidang keuangan dan akuntansi
untuk mengukur sejauh mana laba yang dilaporkan oleh suatu perusahaan dapat diandalkan,
relevan, dan berkualitas tinggi. Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas laba meliputi:

1. Konservatisme: Laba yang dilaporkan sebaiknya tidak terlalu optimis atau


mengabaikan risiko. Oleh karena itu, konservatisme dalam pelaporan laba dianggap
penting untuk memastikan kualitas laba.
2. Keterbandingan: Laba harus dapat dibandingkan dari periode ke periode dan antara
perusahaan sejenis. Konsistensi dalam metode akuntansi dan pengungkapan adalah
kunci untuk mencapai keterbandingan yang baik.
3. Relevansi: Laba harus memiliki relevansi dengan keputusan ekonomi yang akan
diambil oleh para pemangku kepentingan, seperti investor dan kreditur. Laba yang
relevan membantu dalam membuat keputusan yang baik.
4. Kesahihan: Data yang digunakan untuk menghitung laba harus sah dan didukung
oleh bukti yang kuat. Hal ini menghindari manipulasi atau pelaporan laba yang tidak
akurat.
5. Keberlanjutan: Laba yang tinggi dalam jangka pendek mungkin tidak berarti jika
tidak dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, keberlanjutan laba
juga merupakan aspek penting dalam konsep kualitas laba.
6. Transparansi: Transparansi dalam pelaporan laba adalah kunci untuk memahami
bagaimana laba tersebut dihasilkan. Pengungkapan yang jelas tentang metode
akuntansi dan asumsi yang digunakan adalah penting.

1.2 Tujuan Konsep Laba


Tujuan dari konsep kualitas laba adalah untuk memberikan informasi yang akurat, berguna,
dan dapat dipercaya kepada para pemangku kepentingan perusahaan, sehingga mereka dapat
membuat keputusan investasi dan kredit yang lebih baik.

1.3 Definisi Kualitas Laba menurut para ahli

5
Kualitas Laba dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menjaga kemampuan perusahaan
di awal dan akhir periode tetap sama dengan jumlah yang dapat dipakai dalam satu periode.
Kualitas laba juga menjadi ukuran untuk mencocokan apakah laba yang dihasilkan sama
dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya (Bawoni & Shodiq, 2020). Laba pada
perusahaan mengandung informasi yang berkualitas dan memiliki sedikit atau tidak adanya
gangguan maka dapat dikatakan laba yang berkualitas. Kualitas Laba juga dapat
mencerminkan kinerja perusahaan yang sebenarnya (Ayem & Lori, 2020)

Menurut Murniati (2019), Kualitas Laba merupakan laba yang dapat digunakan untuk
membuat penilaian yang akurat atas kinerja perusahaan saat ini dan sebagai dasar untuk
memprediksi kinerja masa depan. Karakteristik laba yang berkualitas menurut Warianto dan
Ch.Rustiti (2014) yaitu:

1. Dapat secara akurat mencerminkan kinerja operasi perusahaan saat ini.


2. Mampu memberikan indikator yang baik tentang kinerja perusahaan ke depan.
3. Pengukur yang baik untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.

Dengan demikian Kualitas Laba dapat digunakan untuk penilaian kinerja perusahaan karena
mencerminkan penilaian yang akurat yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan. Pada
penelitian ini untuk mengukur kualitas laba menggunakan rumus :

B. Konsep Pengungkapan Informansi Akuntans


2.1 Pengertian Konsep Pengungkapan Informasi Akuntansi
Konsep pengungkapan informasi akuntansi merujuk pada praktik penyajian dan
pengungkapan informasi keuangan dan non-keuangan yang relevan dalam laporan keuangan
suatu entitas. Konsep ini berupaya untuk memastikan bahwa entitas memberikan informasi
yang cukup dan sesuai kepada pemangku kepentingan (stakeholders), seperti pemegang
saham, kreditur, dan pihak-pihak lain yang tertarik dalam kinerja dan kondisi finansial entitas
tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang konsep pengungkapan informasi
akuntansi:

1. Transparansi: Konsep ini menekankan pentingnya mengungkapkan informasi secara


transparan. Artinya, laporan keuangan harus memberikan gambaran yang jujur dan

6
akurat tentang keadaan finansial dan operasional entitas. Tidak boleh ada upaya
untuk menyembunyikan informasi yang penting atau memanipulasi data.
2. Relevansi: Informasi yang diungkapkan harus relevan bagi pemangku kepentingan.
Ini berarti informasi tersebut harus dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang
dibuat oleh pengguna laporan keuangan, seperti keputusan investasi atau pemberian
kredit.
3. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi: Konsep ini menekankan pentingnya
mengikuti standar akuntansi yang berlaku. Standar-standar ini membantu
memastikan konsistensi dalam penyajian informasi keuangan sehingga memudahkan
perbandingan antara entitas yang berbeda.
4. Keterbacaan: Laporan keuangan harus disusun dengan cara yang mudah dimengerti
oleh pemangku kepentingan yang memiliki pengetahuan bisnis yang wajar. Bahasa
yang digunakan harus jelas, dan informasi harus disajikan dengan format yang
teratur.
5. Keterbukaan atas Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Digunakan: Entitas harus
mengungkapkan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan mereka. Ini membantu pemangku kepentingan memahami dasar-
dasar perhitungan dan metode yang digunakan.
6. Keterbukaan atas Risiko dan Ketidakpastian: Laporan keuangan juga harus
mengungkapkan risiko dan ketidakpastian yang mungkin memengaruhi kinerja dan
kondisi finansial entitas. Ini dapat mencakup risiko seperti perubahan regulasi atau
ketidakpastian pasar.
7. Konsistensi: Konsep ini menekankan pentingnya menjaga konsistensi dalam
pengungkapan informasi dari satu periode ke periode berikutnya. Ini memudahkan
pemangku kepentingan dalam menganalisis perubahan seiring waktu.
8. Kewajaran (Materialitas): Informasi yang tidak material atau tidak memiliki dampak
signifikan terhadap pemahaman pemangku kepentingan dapat diabaikan dalam
laporan keuangan.
9. Kepertimbangan Utama (Material Misstatement): Jika ada kesalahan materi dalam
informasi yang diungkapkan, maka entitas harus mengkoreksinya secara transparan.

Konsep pengungkapan informasi akuntansi memiliki peran kunci dalam memastikan bahwa
laporan keuangan memberikan gambaran yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya tentang
entitas yang bersangkutan, sehingga pemangku kepentingan dapat membuat keputusan yang
informasional dan cerdas.

7
2.2 Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli
Beberapa ahli menjelaskan bahwa akuntansi adalah suatu sistem pengukuran dan
pengungkapan, dimana akuntan mengukur berbagai komponen laporan keuangan, seperti
aset, kewajiban, pendapatan dan beban. Kemudian mengungkapkan hasil proses pengukuran
tersebut berupa informasi yang diberikan untuk membaca laporan keuangan, dan informasi
pokok hasil pengukuran dan pengungkapan akuntansi mengenai karakteristik kualitas
informasi akuntansi. Pengungkapan merupakan pilar fundamental dari kelompok yang
berkepentingan dengan kinerja perusahaan, baik kategori pemegang saham atau investor,
pengungkapan memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan investasi,
hal ini dicapai melalui laporan tahunan perusahaan atau pengungkapan melalui berbagai
saluran komunikasi seperti: media atau regulator pasar modal.

Akuntansi mensyaratkan penyediaan informasi memadai yang berpengaruh kepada


pengambil keputusan dalam menentukan keuntungan perusahaan dan posisi keuangannya.
Laporan keuangan merupakan pilar dasar pengungkapan, sebagaimana diamati dalam
penyusunan prinsip akuntansi yang berlaku umum, klasifikasi, standardisasi dan
perbandingan, serta catatan, yang mencakup laporan keuangan orang lain dan terkandung
dalam laporan keuangan seperti metode pelaporan. mengevaluasi persediaan, memproses
biaya pemeliharaan, perbaikan, konversi mata uang asing, kebijakan akuntansi, melengkapi
jaminannya atas satu aset atau harga pasar metode penyusutan, peristiwa yang terjadi setelah
penyusunan anggaran, perubahan klarifikasi yang atau biaya persediaan memuat informasi
yang tidak terdapat dalam catatan laporan keuangan yang komoditas dan semua ini
meningkatkan kepercayaan penerima manfaat dari proses pengungkapan.

C. Hubungan antara kualitas laba dan pengungkapan informasi


akuntansi
3.1 Pengertian Hubungan antara kualitas laba dan pengungkapan informasi akuntansi
Hubungan antara kualitas laba dan pengungkapan informasi akuntansi adalah topik yang
penting dalam bidang akuntansi dan keuangan. Pengungkapan informasi akuntansi yang
transparan dan relevan dapat memengaruhi persepsi investor, kreditor, dan pemangku
kepentingan lainnya terhadap kualitas laba perusahaan. Beberapa aspek hubungan ini
meliputi:

8
1. Transparansi: Pengungkapan informasi yang baik dapat meningkatkan transparansi
dalam laporan keuangan, memungkinkan para pemangku kepentingan untuk lebih
memahami bagaimana laba perusahaan dihasilkan.
2. Kepercayaan: Kualitas laba yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan investor,
sementara pengungkapan yang kurang transparan atau manipulatif dapat mengurangi
kepercayaan tersebut.
3. Pengambilan Keputusan: Investor dan kreditur sering mengandalkan informasi
akuntansi untuk mengambil keputusan investasi atau pemberian pinjaman. Informasi
yang baik dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik.
4. Manajemen Laba: Terkadang, manajemen perusahaan dapat mencoba memanipulasi
laba melalui praktik akuntansi yang agresif. Pengungkapan yang baik dapat
membantu mengurangi potensi manipulasi ini.
5. Regulasi: Regulator sering mengeluarkan pedoman untuk meningkatkan
pengungkapan dan transparansi informasi akuntansi, dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas laba perusahaan.

Penting untuk diingat bahwa hubungan ini kompleks, dan banyak faktor yang memengaruhi
kualitas laba dan pengungkapan informasi akuntansi. Pengawasan dan penilaian yang baik
terhadap informasi keuangan perusahaan merupakan kunci dalam mengidentifikasi
bagaimana kualitas laba terkait dengan pengungkapan informasi akuntansi dalam konteks
tertentu.

Dechow et al. (2010) menyatakan bahwa kualitas laba yang tinggi lebih menyediakan
informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan
bagi beberapa pihak tertentu. Pendapat ini didukung oleh Ajward & Takehara (2011) bahwa
laba sebagai elemen utama informasi akuntansi dalam efisiensi dan efektivitas pasar modal
sehingga kualitas laba harus ditingkatkan selain sebagai sinyal kepada investor mengenai
kondisi perusahaan, juga dalam mereduksi asimetri informasi. Bhattacharya et al. (2011)
menjelaskan bahwa salah satu konsekuensi dalam menyajikan kualitas laba yang buruk ialah
memperburuk tingkat asimetri informasi. Bachtiar (2007) menemukan bahwa manajemen
laba berpengaruh terhadap tingkat asimetri informasi yang terjadi selama periode

9
pengumuman. Tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen terlihat dalam akrual
diskresioner, menyebabkan meningkatnya asimetri informasi, sebagaimana tercermin dalam
bid-ask spread

Bernardi et al. (2009) menyatakan bahwa pengungkapan yang luas dapat membatasi sikap
manajer yang oportunistik yang dapat merugikan pemegang saham dan stakeholder lainnya.
Juniarti & Yunita (2003) menyatakan bahwa tingkat pengungkapan yang tinggi mengurangi
tingkat asimetri informasi, yang menunjukkan bahwa tidak ada informasi yang
disembunyikan oleh perusahaan sehingga laporan keuangan yang disajika oleh perusahaan
transparan. Diamond & Verrecchia (1991) menyatakan bahwa asimetri informasi bisa
berkurang apabila perusahaan melaksanakan kebijakan pengungkapan yang luas. Botosan
(1997) mengungkapkan bahwa tingkat kelengkapan pengungkapan yang komprehensif atau
tinggi akan memperkecil asimetri informasi. Hamrouni & Solonandrasana (2013)
menyatakan bahwa manfaat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan dengan tingkat
informasi sukarela yang tinggi berhubungan dengan tingkat asimetri informasi modal yang
rendah di pasar modal

Lambert et al. (2007) menunjukkan bahwa kualitas informasi akuntansi memengaruhi biaya
modal ekuitas perusahaan, baik secara langsung dengan memengaruhi persepsi pelaku pasar
mengenai distribusi arus kas masa depan, maupun secara tidak langsung dengan
memengaruhi keputusan yang dapat mengubah distribusi arus kas masa depan. Temuan
Utami (2005) memberikan bukti empiris bahwa investor mengantisipasi informasi yang
terkait dengan tingkat akrual diskresioner dengan tingkat imbal hasil saham yang
dipersyaratkan. Semakin tinggi tingkat akrual diskresioner, hal itu menunjukkan tingginya
potensi manajemen laba dan menyebabkan meningkatnya biaya modal ekuitas. Leuz &
Verrecchia (2004) mengungkapkan dalam hasil penelitiannya bahwa peranan laporan kinerja
(misalnya laba) ialah menyelaraskan perusahaan dan investor terkait dengan investasi modal

10
D. Teori dan pendekatan analisis yang relevan
4.1 Teori dan pendekatan Analisis yang relevan
Terdapat beberapa teori dan pendekatan analisis akuntansi yang relevan dalam dunia
akuntansi. Beberapa di antaranya meliputi:

Teori Akuntansi Keuangan: Teori ini berfokus pada pengembangan prinsip akuntansi yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Salah satu teori utama dalam hal ini adalah
konsep konservatisme, yang menekankan pentingnya mengantisipasi kerugian daripada
mengantisipasi keuntungan.

1. Teori Akuntansi Manajemen: Teori ini berkaitan dengan penggunaan informasi


akuntansi dalam pengambilan keputusan internal oleh manajemen perusahaan.
Beberapa pendekatan analisis seperti Cost-Volume-Profit (CVP) analysis, Activity-
Based Costing (ABC), dan Balanced Scorecard adalah contoh dari teori ini.
1. Pendekatan Analisis Rasio Keuangan: Pendekatan ini menggunakan rasio keuangan
seperti rasio profitabilitas, likuiditas, dan aktivitas untuk mengevaluasi kinerja
keuangan suatu perusahaan. Ini membantu dalam memahami sejauh mana
perusahaan berhasil mencapai tujuannya.
2. Teori Informasi Asimetris: Teori ini menggambarkan situasi di mana satu pihak
memiliki lebih banyak informasi daripada pihak lain dalam suatu transaksi atau
situasi. Ini relevan dalam konteks akuntansi karena menyoroti pentingnya
transparansi dan pengungkapan informasi yang tepat kepada pemangku kepentingan.
3. Teori Kontrak Keagenan: Teori ini membahas masalah agen (misalnya, manajemen)
yang bertindak atas nama pemilik perusahaan dan bagaimana konflik kepentingan
dapat mempengaruhi tindakan mereka. Ini mempengaruhi cara perusahaan
mengembangkan sistem insentif dan pengawasan.
4. Pendekatan Analisis Nilai Wajar (Fair Value): Dalam konteks penilaian aset dan
kewajiban, pendekatan ini mendasarkan penilaian pada nilai wajar saat ini. Ini
relevan dalam konteks laporan keuangan yang menggunakan nilai wajar untuk
menilai investasi atau aset finansial.

11
5. Teori Etika Akuntansi: Teori ini membahas isu-isu etika dalam akuntansi, seperti
konflik kepentingan, kewajiban kepada pemangku kepentingan, dan tindakan yang
etis dalam pelaporan keuangan.

Pemahaman tentang teori dan pendekatan ini penting dalam praktik akuntansi untuk
memahami bagaimana informasi keuangan disusun, dievaluasi, dan digunakan dalam
pengambilan keputusan.

Pendekatan standar akuntansi pemerintahan (SAP) dalam “Free Market Perspectivedan Pro-
Regulation Perspective”

Proses terjadinya perubahan basis standar akuntansi pemerintahan, menimbulkan berbagai


asumsi tentang apa yang mendasari perubahan tersebut. Jika mengacu pada The Regulation
of Financial Accounting (Deegan & Unerman, 2006) terdapat dua teori yang dapat
menggambarkan tentang latar belakang dari perubahan standar akuntansi pemerintahan ini,
yakni free market perspective dan pro-regulation perspective. Free Market Perspective, tentu
saja mengacu pada perspektif pasar (permintaan para stakeholder yang berkepentingan
dengan pasar tersebut). Hal ini didukung dengan pendapat para pakar teori akuntansi, seperti
Jensen & Meckling (1976), Watts & Zimmerman (1978), Smith & Warner (1979), serta
Smith & Watts (1982) dalam Deegan & Unerman (2006), yang mendefinisikan tentang free
market perspective, yakni "Even in the absence of regulation, there are privatecredibl
economics-based incentives for the organization to provide credible information about its
operations and performance to certain parties outside the organization,ad otherwise the costs
of the organization's operations will rise". Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa jika tidak
ada sebuah regulasi pun, suatu perusahaan pasti akan memberikan informasi yang kredible
tentang operasi dan kinerja mereka kepada para pihak-pihak yang ada di luar organisasi.

Perspektif yang kedua yakni pro-regulation perspective, yakni semua berpedoman regulasi
yang telah ditetapkan dengan tujuan agar semuanya mendapatkan informasi yang sama sesuai
dengan regulasi yang telah ditetapkan.

Jika melihat pengertian yang demikian perubahan standar akuntansi pemerintahan saat ini
lebih dominan dipengaruhi oleh "The Pro-Regulation Perspective", meskipun dalam
12
perkembangan akuntansi dunia menyebutkan bahwa hal ini juga dipengaruhi oleh pendapat
masyarakat yang menilai bahwa transparasektor publik kurang memberikan informasi yang
akuntabel dan transparan.

13
BAB III

PENUTUPAN
KESIMPULAN

1. Kualitas laba adalah indikator utama keandalan dan relevansi informasi keuangan
perusahaan. Laba yang berkualitas tinggi dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang kinerja perusahaan.
2. Faktor-faktor yang memengaruhi kualitas laba meliputi metode akuntansi, estimasi
yang dibuat oleh manajemen, kebijakan pengakuan pendapatan dan biaya, serta
praktik akuntansi kreatif.
3. Pengungkapan informasi akuntansi adalah elemen penting dalam menjaga
transparansi dan memastikan informasi finansial yang lengkap tersedia untuk
pemangku kepentingan. Ini membantu pemangku kepentingan untuk memahami
risiko, prospek, dan kinerja perusahaan.
4. Teori dan pendekatan analisis yang relevan, seperti teori agensi, teori keagenan, dan
analisis rasio keuangan, dapat digunakan untuk memahami lebih baik hubungan
antara kualitas laba dan pengungkapan informasi akuntansi.
5. Perusahaan harus memperhatikan praktik akuntansi yang etis dan mematuhi standar
akuntansi yang berlaku agar dapat meningkatkan kualitas laba dan pengungkapan
informasi akuntansinya.
6. Pengungkapan yang baik bukan hanya memenuhi persyaratan peraturan, tetapi juga
mencerminkan komitmen perusahaan terhadap transparansi dan tanggung jawab
kepada pemangku kepentingan.

Dalam dunia yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat, pemahaman yang baik
tentang kualitas laba dan pengungkapan informasi akuntansi sangat penting bagi perusahaan
dan pemangku kepentingan mereka. Ini membantu menciptakan kepercayaan, mendukung
pengambilan keputusan yang lebih baik, dan memastikan bahwa informasi finansial yang
disajikan memiliki nilai yang tinggi.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.45mataram.ac.id/index.php/economina/article/view/9

https://www.ccsenet.org/journal/index.php/ijef/article/view/34576

https://eprints.unmer.ac.id/id/eprint/1229/

15

Anda mungkin juga menyukai