Anda di halaman 1dari 14

RESUME AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN

“ANALISIS LAPORAN KEUANGAN”

RESUME

AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN

DISUSUN OLEH : Nahdiyatul Asyifa.R

NIM : 6308035912020005

DOSEN

Masrina.MH
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Akuntansi dan Laporan
Keuangan”.

Terselesaikannya makalah ini berkat dukungan dan saran dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan maupun sumber yang penulis
miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun
sangat penulis harapkan demi terciptanya hasil yang baik. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................... i

Kata Pengantar.................................................................................................... ii

Daftar Isi.............................................................................................................. iii

I. Pendahuluan................................................................................................... 1

1. Latar Belakang......................................................................................... 1

2. Rumusan Masalah.................................................................................... 1

II. Pembahasan.................................................................................................... 2

1. Pengertian Akuntansi................................................................................ 1

2. Prinsip-Prinsip Dan Konsep-Konsep Akuntansi...................................... 1

3. Pengertian Laporan Keuangan................................................................. 2

4. Tujuan Laporan Keuangan....................................................................... 4

5. Sifat Laporan Keuangan.......................................................................... 4

6. Laporan Keuangan sebagai Alat Komunikasi.......................................... 6

7. Keterbatasan Laporan Keuangan............................................................. 7

8. Laporan Keuangan Dapat Dipercaya....................................................... 8

9. Pemeriksaan Laporan Keuangan Audit................................................... 9

10. Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan................................. 9

III. Penutup......................................................................................................... 6

Kesimpulan.......................................................................................................... 6

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tidak bisa dipungkiri lagi perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut
setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan menjadi lebih
profesional. Bertambahnya pesaing disetiap saat, baik pesaing yang berorientasi lokal maupun pesaing
yang berorientasi international (multinational corporation), maka setiap perusahaan harus berusaha
menampilkan yang terbaik, baik dalam segi kinerja perusahaan, juga harus ditunjang dengan strategi
yang matang dalam segala segi termasuk dalam manajemen keuangan.

Selain manajemen yang baik, dalam suatu perusahaan juga memerlukan analisis terhadap laporan
keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah keuangan
perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Melalui analisis laporan keuangan,
manajemen dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan keuangan (financial
strength) yang dimiliki perusahaan. Selain berguna bagi perusahaan dan manajemennya, analisis laporan
keuangan juga diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan lain seperti kreditor, investor dan
pemerintah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan dari perusahaan tersebut.

Seorang akuntan dituntut untuk mempu menilai kondisi dan perkembangan perusahaan melalui
laporan keuangan agar dapat mempertahankan keberadaaan perusahaan dan mampu meningkatkan
pertumbuhan perusahaan ditengah pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan persaingan usaha
yang semakin ketat. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka kami tertarik untuk menulis makalah
mengenai, “AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN
1.2.Rumusan Masalah

Apakah Pengertian Akuntansi ?

Bagaimana Prinsip-Prinsip Dan Konsep-Konsep Akuntansi ?

Apakah Pengertian Laporan Keuangan ?

Apakah Tujuan Laporan Keuangan ?

Bagaimana Sifat Laporan Keuangan ?

Bagaimana Laporan Keuangan sebagai Alat Komunikasi ?

Apakah Keterbatasan Laporan Keuangan ?

Bagaimana Laporan Keuangan Dapat Dipercaya ?

Bagaimana Pemeriksaan Laporan Keuangan Audit ?

Bagaimana Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan ?

1.3.Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui Pengertian Akuntansi.

Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Dan Konsep-Konsep Akuntansi.

Untuk Mengetahui Pengertian Laporan Keuangan.

Untuk Mengetahui Tujuan Laporan Keuangan.

Untuk Mengetahui Sifat Laporan Keuangan.

Untuk Mengetahui Laporan Keuangan sebagai Alat Komunikasi .

Untuk Mengetahui Keterbatasan Laporan Keuangan.

Untuk Mengetahui Laporan Keuangan Dapat Dipercaya.

Untuk Mengetahui Pemeriksaan Laporan Keuangan Audit.

Untuk Mengetahui Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan.


BAB II

AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN

A. Pengertian Akuntansi

Kata akuntansi berasal dari kata account artinya laporan, catatan, rekening. Merujuk pada arti yang
disebutkan pertama bahwa account adalah laporan, maka tepatlah akuntansi identik dengan laporan
khususnya laporan keuangan. Salah satu tujuan dari akuntansi adalah menyediakan laporan keuangan
kepada pemakai yang berguna untuk dipakai sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil
keputusan.

Di tinjau dari segi proses akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan
pelaporan transaksi-transaksi yang dirangkum dalam laporan keuangan kepada pemakai, baik kepada
pemakai internal maupun eksternal. Pemakai laporan keuangan internal terdiri dari karyawan, pemilik,
dan manajemen. Sedangkan pemakai eksternal adalah kreditor dan instansi pemerintah.

B. Prinsip-Prinsip Dan Konsep-Konsep Akuntansi

Beberapa asumsi, baik yang merupakan peraturan dasar maupun kesepakatan dalam praktik akuntansi
yaitu :

1. Konsep Kesatuan Usaha (business entity)

Konsep yang menyatakan bahwa pencatatan kegiatan perusahaan harus dipisahkan dari kegiatan
pemiliknya atau rumah tangga pemiliknya.

2. Konsep Kelangsungan Hidup (going concern)

Perusahaan didirikan tidak untuk sementara waktu, tetapi diharapkan terus berjalan terus sepanjang
waktu.

3. Konsep Satuan Pengukuran (unit of measurement)

Kegiatan mencatat, menggolongkan, meringkaskan, menyajikan transaksi perusahaan dan hasil-hasilnya,


dalam akuntansi digunakan satuan pengukuran uang (rupiah).

4. Konsep Harga Pokok (cost)

Data akuntansi dicatat menurut harga perolehannya pada waktu peristiwa itu terjadi dan tetap tinggal
dalam catatan atau laporan akuntansi karena merupakan pendekatan yang paling objektif.

5. Konsep Realisasi (realization)

Ketika terjadi penjualan atau pertukaran yang telah disepakati antara perusahaan dengan pihak-pihak di
luar perusahaan maka terealisasilah penghasilan (revenue).
6. Konsep Niali Uang Stabil (stable rupiah)

Nilai uang dianggap stabil. Untuk kepentingan pemberian informasi, perubahan tingkat harga cukup
ditempatkan di catatan tambahan di bawah laporan keuangan.

7. Konsep Periode Waktu (time period)

Untuk keperluan tertentu dapat juga digunakan periode kurang dari satu tahun (interim period) seperti
periode semester, tiga bulan, atau satu bulan.

8. Konsep Objektivitas (objective avidence)

Untuk keperluan pencatatan akuntansi perlu dukungan bukti-bukti transaksi yang bersifat objektif atau
dapat diuji kebenarannya.

9. Konsep Keterbukaan (disclosure)

Pengungkapan fakta-fakta dilakukan guna menghindari adanya laporan keuangan yang menyesatkan.

10. Konsep Konsistensi (consistency)

Di dalam akuntansi terdapat beberapametode yang dapat dipergunakan, misalnya dalam hal menilai
persediaan, menemukan besarnya penyusutan, dan menaksir kerugian piutang yang tidak dapat ditagih.
Sekali satu metode telah dipilih secara konsisten harus dipertahankan terus dari period eke periode.

11. Konsep Konservatisme (conservatism)

Konservatisme umumnya diartikan mencatat aktiva milik perusahaan dengan harga yang lebih rendah
daripada harga perolehannya (cost) atau mencatat utang perusahaan lebih tinggi (overstated). Selain itu
tidak diakui laba sebagai pendapatan periode tertentu.

12. Konsep Perbandingan Hasil-Ongkos (matching of revenue and cost)

Dalam akuntansi perbandingan antara revenue dengan cost tidak selalu dapat dilaksanakan dengan
tepat karena digunakannya accrual basis dalam perhitungan laba-rugi.

C. Pengertian Laporan Keuangan

Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara sembarangan. Tetapi harus
dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan
keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting
bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Di samping itu, banyak pihak yang memerlukan dan
berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kreditor,
investor, maupun para supplier.

Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan
melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian
dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Kemudian laporan keuangan
juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat
berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya.

Dengan pengertian sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Maksud laporan keungan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi
terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk
neraca) dan periode tertentu (untuk laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya
tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih
luas dilakukan satu tahun sekali.

Ada beberapa macam laporan keuangan yang dipakai dalam praktiknya seperti:

1. Neraca

2. Laporan laba rugi

3. Laporan perubahan modal

4. Laporan catatan atas laporan keuangan

5. Laporan arus kas

Masing-masing laporan memiliki komponen keuangan tersendiri, tujuan, dan maksud

tersendiri.

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal
perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu.

Laporan laba rugi menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu. Artinya laporan laba
rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan
pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam
keadaan laba atau rugi.

Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini.
Kemudian, laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal.

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan
keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu
atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya.

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di
perusagaab. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas
keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas
keluar dibuat untuk periode tertentu.

D. Tujuan Laporan Keuangan

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu
perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Berikut ini beberapa tujuan
pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat
ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan
pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode
tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam
suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan
modal perusahan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan

8. Informasi keuangan lainnya.

Jadi dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi
keuangan perusahaan secara menyeluruh

E. Sifat Laporan Keuangan

Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat:

1. Bersifat historis, dan

2. Menyeluruh

Bersifat histori artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa
yang sudah lewat dari masa sekarang. Kemudian bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan
dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.

Sementara itu, data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam laporan keuangan merupakan
kombinasi (Munawir) dari:
1. Fakta yang telah dicatat;

2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi;

3. Pendapat pribadi.

Fakta yang telah dicatat artinya laporan keuangan disusun atau dibuat berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi. Fakta ini diambil dari peristiwa atau kejadian akuntansi
pada waktu atau masa lalu, yaitu dari tahun-tahun sebelumnya. Contoh fakta-fakta yang tercatat pada
masa lalu tersebut misalnya:

1. Jumlah uang kas;

2. Jumlah uang di bank;

3. Jumlah persediaan;

4. Jumlah piutang;

5. Jumlah tanah;

6. Jumlah utang; dan

7. Jumlah komponen laporan keuangan lainnya.

Maksud prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi (accounting convention and postulate) adalah
pencatatan yang terjadi dalam laporan keuangan jelas didasarkan kepada prosedur atau tanggapan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.

Hal-hal lain yang juga digunakan dalam menyusun laporan keuangan adalah kebiasaan seperti
berikut ini:

1. Menganggap perusahaan akan berjalan terus-menerus. Dengan demikian, nilai yang tercatat dalam
laporan keuangan merupakan nilai untuk perusahaan yang masih berjalan dan harga didasarkan pada
saat terjadi peristiwa.

2. Menganggap daya beli uang akan tetap stabil. Artinya semua transaksi atau peristiwa dicatat dalam
jumlah uang dan tidak mengadakan perbedaan antara nilai dari berbagai tahun-tahun sebelumnya.

Pendapat pribadi (personal judgment) artinya walaupun pencatatan akuntansi dalam laporan
keuangan didasarkan kepada dalil-dalil tertentu, penggunaan dari dasar dalil tersebut tergantung dari
pendapat manajemen perusahaan.

Jelasnya, baik prosedur, kebiasaan, anggapan, atau pendapat pribadi ini harus dilakukan secara
konsisten dan terus menerus. Namun segala sesuatu tidak kaku dan dapat diubah dengan penjelasan
dalam laporan keuangan sehingga pembaca dapat mengerti dan memahami dan tidak terjadi
kesalahpahaman dalam mengartikan laporan keuangan tersebut.
F. Laporan Keuangan sebagai Alat Komunikasi

Analisis laporan keuangan berkaitan erat dengan bidang akuntansi. Akuntansi dapat memberikan
informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan seperti tercermin pada laporan
keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, akuntansi (laporan keuangan) dapat dipakai
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan
perusahaan. Karena fungsi-fungsi inilah akuntansi sering disebut language of business.

Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahan sangat berguna bagi berbagai pihak,
baik pihak yang ada dalam perusahaan maupun pihak yang berada diluar perusahaan. Informasi yang
berguna misalnya tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utang jangka pendek,
kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pokok pinjaman, dan keberhasilan perusahaan
dalam meningkatkan besarnya modal sendiri.

Pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi laporan keuangan dan hasil operasi perusahaan
adalah manajemen, pemilik, kreditur, investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintah, dan
masyarakat umum.

Pimpinan perusahaan, dengan mengadakan analisis laporan keuangan perusahaannya akan dapat
mengetahui keadaan perkembangan keuangan perusahaan dan hasil-hasil keuangan yang telah dicapai
baik pada waktu-waktu yang lalu maupun waktu yang sekarang. Keterangan yang diperoleh akan
membantu manajemen dalam memilih dan menentukan cara pengawasan yang lebih efektif, memilih
dan menentukan kebijaksanaan dalam pembelian, penjualan, dan pembelanjaan yang akan dilakukan
diwaktu yang akan datang.

Para kreditur juga berkepentingan dengan laporan keuangan dari perusahaan dimana mereka
memberikan pinjaman-pinjaman. Mereka perlu mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka
pendek (likuiditas), stabilitas, dan profitabilitas dari perusahaan, sebelum mereka memutuskan untuk
memberi atau memperluas kreditnya.

Investor, memerlukan analisis laporan keuangan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman
modalnya. Bagi investor yang penting adalah tingkat imbalan hasil (rate of return) dari modal yang telah
atau akan ditanam dalam suatu perusahaan.

Para pedagang besar juga menaruh perhatian terhadap laporan keuangan dari perusahaan dimana
mereka bertindak sebagai perantara dalam menyalurkan hasil produksi perusahaan itu kepada para
konsumen. Mereka perlu mengetahui harga penjualan barang per satuan, syarat pembayaran piutang,
discount pembelian tunai, dan sebagainya.

Pemerintah, dimana perusahaan tersebut berada, sangat berkepentingan terhadap laporan


keuangan perusahaan, disamping untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung perusahaan
tersebut, juga sangat diperlukan oleh lembaga pemerintah lainnya untuk dasar dalam membuat
perencanaan pemerintah atau untuk dasar pengambilan kebijaksanaan pemerintah.
Karyawan dan serikat kerja berkepentingan dengan laporan keuangan dari perusahaan dimana
mereka bekerja, karena sumber penghasilan atau mati hidupnya tergantung pada perkembangan
perusahaan yang bersangkutan. Masyarakat umum yang berdomisili disekitar perusahaan yang
bersangkutan, secara tidak langsung juga berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan
tersebut. Kepentingan mereka berhubungan dengan kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, dan
fasilitas lain yang bermanfaat bagi masyarakat.

G. Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan belum dapat dikatakan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan secara
keseluruhan. Hal ini disebabkan adanya hal-hal yang belum atau tidak tercatat dalam laporan keuangan
tersebut. Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan tertentu.
Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan.

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data yang
diambil dari data masa lalu.

2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya untuk pihak tertentu
saja.

3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian.

5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang
peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan secara langsung karena
hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya
meskipun perubahan berbagai kondisi dari berbagai sektor terus terjadi.

H. Laporan Keuangan Dapat Dipercaya

Ada beberapa petunjuk untuk mengetahui apakah laporan keuangan itu benar-benar dapat
dipercaya yaitu :

1. Apakah judul laporan keuangan itu telah disebutkan dengan jelas? Judul laporan keuangan
biasanya memuat nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal atau periode penyusunan laporan
keuangan itu.

2. Apakah terdapat petunjuk tentang dasar penilaian terhadap aktiva atau harta kekayaan
perusahaan? Apakah terdapat catatan kaki yang memeuat keterangan-keterangan tambahan yang perlu
dimengerti? Keterangan ini sangat bermanfaat bagi penganalisis ekstern.
3. Apakah laporan keuangan itu telah disusun dengan jelas, artinya apakah berbagai kelompok aktiva
dan utang telah ditunjukkan jumlahnya dengan jelas, dan apakah pengelompokkan ini telah dilakukan
dengan tepat dan logis?

4. Apakah laporan keuangan itu telah ditandatangani oleh direktur atau pimpinan perusahaan?
Direktur adalah orang yang bertanggung jawab atas kebenaran penyusunan laporan keuangan itu.

5. Apakah laporan keuangan itu sudah diperiksa oleh akuntan umum? Laporan keuangan yang sudah
diperiksa oleh akuntan umum lebih dapat dipercaya karena laporan keuangan itu telah dicocokkan
dengan catatan-catatan akuntansinya. Akuntan umum akan memberikan pendapatnya setelah
mengadakan penelitian melalui prosedur pemeriksaan yang lazim.

6. Bagaimana reputasi direktur atau pimpinan perusahaan dan akuntan umum yang mengaudit
pembukuan perusahaan itu? Nama baik dan kejujuran mereka akan menambah kepercayaan bagi
penganalisis keuangan.

Apakah laporan keuangan itu telah memenuhi ketentuan yang digariskan oleh pemerintah? Misalnya
dapat dicocokkan dengan pedoman tentang bentuk dan isi laporan keuangan menurut Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 108/KMK-07/1979.

I. Pemeriksaan Laporan Keuangan Audit

Dalam praktiknya laporan keuangan yang telah disusun perlu dilakukan pemeriksaan (audit) lebih
lanjut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan tersebut benar-benar dapat dipertanggungjawabkan
kepada berbagai pihak, baik kepada pemilik maupun pihak luar perusahaan. Artinya segala sesuatu yang
berhubungan dengan aktivitas perusahaan dilaporkan secara benar sehingga berbagai pihak yang
membutuhkan informasi tentang keuangan perusahaan dapat membaca dan menganalisis dari laporan
keuangan yang telah diperiksa kebenarannya. Di samping itu, pihak yang mengaudit laporan keuangan
perusahaan juga harus merupakan lembaga resmi yang telah ditetapkan, terutama untuk kepentingan
pihak-pihak di luar perusahaan.

Dalam praktiknya pemeriksaan laporan keuangan dapat dilakukan oleh dua pihak, yaitu:

1. Pihak dalam (intern) perusahaan.

2. Pihak luar (ektern) perusahaan.

Pemeriksaan laporan keuangan yang pertama oleh intern perusahaan, artinya oleh pemeriksaan yang
memang sudah disiapkan pihak perusahaan. Dalam hal ini mereka dapat memperoleh data secara bebas
sesuai dengan data aslinya. Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan fakta yang sesungguhnya. Tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam pembuatan laporan keuangan pasti terdapat kekurangan, baik yang disengaja
maupun yang tidak. Oleh karena itu, pemeriksaan oleh intern perusahaan sangat penting dilakukan
sebelum dilakukan oleh pihak luar perusahaan.
Pemeriksaan oleh pihak luar perusahaan dilakukan oleh akuntan publik yang sudah memperoleh izin.
Akuntan akan memberi penilaian setelah meneliti dengan standar dan prosedur pemeriksaan lazim.
Pendapat wajar atau tidak wajar akan diberikan apabila laporan keuangan disusun telah sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang lazim dan telah diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Dengan
demikian, laporan ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil
keputusan.

J. Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, laporan keuangan disusun berdasarkan berbagai tujuan.
Tujuan utamanya adalah untuk kepentingan pemilik dan manajemen perusahaan dan memberikan
informasi kepada berbagai pihak yang sangat berkepentingan terhadap perusahaan. Artinya pembuatan
dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak
intern maupun ektern perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan tentunya pemilik usaha dan
manajemen itu sendiri. Sementara itu, pihak luar adalah mereka yang memiliki hubungan, baik langsung
maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Masing-masing pihak memiliki kepentingan tersendiri
tergantung dari sudut mana kita memandangnya.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan pembuatan atau
penyusunan laporan keuangan yaitu Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan pada saat ini. Prinsip-Prinsip Dan Konsep-Konsep Akuntansi terdiri dari Konsep
Kesatuan Usaha, Konsep Kelangsungan Hidup, Konsep Satuan Pengukuran, Konsep Harga Pokok, Konsep
Realisasi, Konsep Niali Uang Stabil, Konsep Periode Waktu, Konsep Objektivitas, Konsep Keterbukaan,
Konsep Konsistensi, Konsep Konservatisme, Konsep Perbandingan Hasil-Ongkos. Dalam praktiknya sifat
laporan keuangan dibuat Bersifat historis, dan Menyeluruh. Beberapa keterbatasan laporan keuangan
yang dimiliki perusahaan yaitu Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis),
dimana data-data yang diambil dari data masa lalu serta Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk
semua orang bukan hanya untuk pihak tertentu saja.

Anda mungkin juga menyukai