Anda di halaman 1dari 64

p-ISSN 1527263122

e-ISSN 1526631753

JURNAL TABARRU’ : Islamic Banking and Finance


Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance merupakan jurnal berkala ilmiah yang memuat
penelitian-penelitian tentang Perbankan Syariah dan Lembaga Keuangan syariah lainnya
seperti Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), Unit Usaha Syariah (UUS), Asuransi
Syariah (Takaful), Pegadaian Syariah, Leasing Syariah, Koperasi Syariah, BMT (Baitual Mall
Wat Tamwil), Pasar Modal Syariah (Saham Syariah & Obligasi Syariah). Jurnal ini juga
memuat penelitian yang berkaitan dengan Pengelolaan Dana Zakat, Dana Waqaf, Manajemen
Keuangan Syariah dan Akuntansi Keuangan Syariah.

Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance terbit 2 kali setahun yaitu pada bulan Mei
(deadline 30 April) dan November (deadline 31 Oktober).

Alamat Editor dan Kesekretariatan


Program Studi Perbankan Syariah (S1), Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Riau
Jalan Kaharuddin Nasution No. 113, Perhentian Marpoyan, Pekanbaru, Riau, 282824,
Telp. (0761) 72126
Email : tabbaru@journal.uir.ac.id
Available Online at http://journal.uir.ac.id/index.php/tabarru
p-ISSN 1527263122
e-ISSN 1526631753

JURNAL TABARRU’ : Islamic Banking and Finance

EDITORIAL BOARD

Editor in Chief

Zulfadli Hamzah, B.IFB., M.IFB

Executive Editorial Advisor

Dr. Zulkifli, MM., ME.Sy

Dr. Hamzah, M.Ag

Lolyta Permata, SE., MA

Manager Editor

Putri Nuraini, SE.Sy., ME

Editorial Member

Dr. Akhmad Affandi Mahfudz, M.Ec., CIFP (Institut Perbanas).

Dr. Hamdi Agustin, SE., MM (Universitas Islam Riau)

Raja Ria Yusnita, SE., ME (Universitas Islam Riau)

Astri Ayu Purwati, B.Sc., M.Sc (STIE Pelita Indonesia)

Nanda Suryadi, SE., ME (UIN Sultan Syarif Kasim Riau)

Mufti Hasan Alfani, SE.Sy., ME (Universitas Islam Riau)

Muhammad Arif, SE., MM (Universitas Islam Riau)

Ficha Melina, SE.Sy., ME (Universitas Islam Riau)

Marina Zulfa, SE.I., M.E.Sy (Universitas Islam Riau)


p-ISSN 1527263122
e-ISSN 1526631753

JURNAL TABARRU’ : Islamic Banking and Finance


DAFTAR ISI Halaman

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keenganan Masyarakat Membayar


Zakat Melalui BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi
Meri Yuliani, Dian Meliza & Fitrianto (Universitas Islam Kuantan Singingi)… 01-13

Pembiayaan dan Kredit di Lembaga Keuangan


Nurhadi (Sekolah Tinggi Agama Islam Al Azhar Pekanbaru ........................... 14-24

Pengaruh Struktur Kepemilikan Bank Terhadap Kinerja Unit Usaha


Syariah pada Bank di Indonesia
Hafidzah Nurjannah, Yul Efnita & Eva Sundari (Universitas Islam Riau) ........... 25-32

The Effect of Non Performing Financing Mudharabah and Musyarakah


and Ownership of Bank on The Profitability of Shariah Bank
Hamdi Agustin, Hariswanti & Nawarti Bustamam (Universitas Islam Riau) … 33-45

Pengaruh Profitabilitas, Penghargaan dan Islamic Governance Score


Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting (Studi Empiris pada
Bank Umum Syariah yang Terdaftar di OJK Periode 2012 - 2016
Nanda Suryadi & Sri Lestari (UIN Sultan Syarif Kasim Riau) ……………. 46-57

Panduan Bagi Penulis ………………………………………………………. 58


Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance
Volume 1 Nomor 2, November 2018
p-ISSN 2621-6833
e-ISSN 2621-7465

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEENGGANAN


MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT MELALUI BAZNAS
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
Meri Yuliani1, Dian Meliza2, & Fitrianto3
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS)
E-mail: meriyuliani6@gmail.com, dianhabibi2011@gmail.com, fitri197uniks@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang sistem pengumpulan zakat oleh
BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi, analisis faktor-faktor penyebab keengganan
masyarakat dalam membayar zakat melalui BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi dan untuk
mengetahui kebijakan yang ditempuh oleh BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi dalam
menarik masyarakat (Non PNS) untuk membayar zakatnya melalui BAZNAS. Penelitian ini
merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan teknik analisa data yang digunakan
adalah deskriftif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem
pengumpulan zakat oleh BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi menggunakan 2 (dua)
sistem yaitu pertama, zakat lansung dijemput oleh pihak BAZNAS kepada muzakki dan
kedua, muzakki menyetor lansung zakatnya ke BAZNAS Kuantan Singingi. Sedangkan
faktor-faktor yang menyebabkan keengganan masyarakat untuk membayar zakat melalui
BAZNAS Kuansing adalah Masyarakat ingin bayar sendiri zakatnya kepada mustahiq yang di
kehendakinya dan juga disebabkan kurangnya tingkat kepercayaan masyarakat tersebut
kepada BAZNAS, kemudian juga disebabkan muzakki kurang mengerti bagaimana prosedur
ataupun cara pembayaran zakat melalui BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi. Kebijakan
yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi dalam menarik muzakki atau
masyarakat untuk membayar zakatnya melalui BAZNAS dengan gencar mensosialisasikan
keberadaan BAZNAS itu sendiri kepada masyarakat.

Kata Kunci :Keengganan, Masyarakat, Zakat, BAZNAS.

ABSTRACT
The purpose of this study was to find out about the zakat collection system by BAZNAS in
Kuantan Singingi Regency, analysis of factors that caused people's reluctance to pay zakat
through BAZNAS in Kuantan Singingi Regency and to find out the policies pursued by
BAZNAS in Kuntan Singingi Regency in attracting people (Non PNS) to pay zakat through
BAZNAS. This research is a field research with the data analysis technique used is descriptive
qualitative. From the results of the study it can be concluded that the zakat collection system
by BAZNAS in Kuantan Singingi Regency uses two systems, namely first, the zakat is directly
picked up by the BAZNAS to the muzakki and secondly, muzakki deposits the zakat directly to
the BAZNAS in Kuantan Singingi Regency. Whereas the factors that cause people's reluctance
to pay zakat through BAZNAS Kuantan Singingi Regency are the people who want to pay
their own zakat to mustahiq which they want and also due to the lack of trust in BAZNAS, and
also because muzakki doesn't understand the procedure or how to pay zakat through BAZNAS
in Kuantan Singingi Regency. The policy carried out by BAZNAS Kuantan Singingi Regency
in attracting muzakki or the community to pay their zakat through BAZNAS by intensively
socializing the existence of BAZNAS itself to the community,

Keywords: Reluctance, Society, Zakat, BAZNAS.

1
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13

PENDAHULUAN kesejahteraan masyarakat. (Undang-


Islam mengajarkan beberapa cara Undang No. 23 Tentang Pengelolaan
yang dapat dilakukan dalam menangani Zakat, 2011)
masalah kemiskinan,yakni dengan saling Dalam ajaran inti agama Islam
tolong-menolong antar manusia melalui sebetulnya telah mengenal organisasi
sedekah maupun zakat. Menunaikan manajemen pengelolaan zakat
zakat merupakan salah satu rukun Islam sebagaimana ditunjukkan dalam al
yang wajib dilaksanakan setiap muslim. Qur’an surat At Taubah ayat 60 :
Konsep zakat dalam Islam menyatakan, “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah
terdapat sebagian hak bagi orang lain untuk orang-orang fakir, orang-orang
terutama hak kaum fakir miskin terhadap miskin, pengurus-pengurus zakat, para
orang-orang yang memiliki harta mualaf yang dibujuk hatinya,untuk
berlebih. Harta yang dimiliki akan lebih (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-
berkah jika sebagian dari harta itu dapat orang yang sedang dalam perjalanan,
disalurkan baik dengan sedekah maupun sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan
zakat. Hal ini tentu sedikit banyak akan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi
sangat membantu dalam pengentasan Maha Bijaksana”.
kemiskinan. BAZNAS adalah lembaga
Pada dasarnya zakat dikenakan pengelola zakat yang melakukan
pada harta yang diperoleh dan dimiliki pengelolaan secara nasional. Sistem
oleh seorang muslim. (Mursyidi, 2003). pengelolaan zakat terdapat dalam
Zakat sebagai ibadah maliyah (harta Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 di
benda) pelaksanaannya tidak sekedar dalamnya mengatur tentang pelaksanaan
suka rela namun merupakan suatu pengelolaan zakat mulai dari
kewajiban individu muslim. Dalam perencanaan sampai pada tahap
perspektif al-Qur’an, zakat begitu pendistribusian dan pendayagunaannya.
strategis, ini terlihat dari banyaknya ayat (Hasan, 2006)
dalam al-Qur’an yang menyandingkan Di Kabupaten Kuantan Singingi
perintah zakat dengan perintah shalat telah dibentuk Badan Amil Zakat
sebanyak 32 ayat. Nasional (BAZNAS) yang merupakan
Peran pemerintah sangat strategis induk dari semua Badan Amil Zakat
dalam mendorong keberhasilan yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi
pengelolaan zakat di Indonesia. yang mulai beroperasi pada tahun 2007.
Dukungan dan peran pemerintah akan Badan Amil Zakat ini berlokasi di jl.
berdampak positif bagi kehidupan Jendral Sudirman No. 98 Teluk Kuantan
bernegara secara menyeluruh. yang kegiatan utamanya adalah
Merupakan hal yang wajar apabila mengumpulkan, mendistribusikan dan
pemerintah yang berkuasa melakukan mendayagunakan zakat sesuai dengan
tindakan berdasarkan kewenangan dan ajaran Islam.
kekuasaan yang dimilikinya guna Tugas dalam pengelolaan zakat
memihak pada rakyatnya. Oleh karena tersebut diantaranya adalah
sebagian besar masyarakat muslim meningkatkan kesadaran masyarakat
adalah miskin, maka pemerintah wajib dalam menunaikan zakat kepada
bertanggung jawab untuk memberikan BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi
solusi terhadap beban kemiskinan dengan melakukan sosialisasi kepada
rakyatnya. Karena zakat merupakan masyarakat dan mengirim himbauan
pranata keagamaan yang bertujuan untuk penunaian zakat ke setiap dinas-dinas
meningkatkan keadilan dan

2
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13

dan instansi/swasta dalam perwujudan TINJAUAN PUSTAKA


ketaatan terhadap Hukum Allah SWT. Pengertian Zakat
Berdasarkan dari hasil Zakat adalah salah satu unsur
wawancara dengan Nafizah (Staf dari rukun Islam. Ia ditempatkan pada
Sekretariat BAZNAS) mengatakan unsur yang ketiga atau yang paling
bahwa zakat yang terkumpul di tengah. Ia merupakan satu-satunya unsur
BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi rukun Islam yang langsung berkenaan
banyak terkumpul hanya dari Unit dengan perekonomian umat Islam.
Pengumpul Zakat (UPZ) melalui dinas- (Halim, 2001). Zakat bertujuan untuk
dinas dan instansi/swasta, sedangkan mengatasi kesenjangan sosial antara si
masyarakat secara umum hanya sedikit kaya dengan si miskin. Selain itu, zakat
sekali yang menyetorkan zakatnya juga dapat mempererat hubungan antara
melalui BAZNAS Kabupaten Kuantan manusia dengan sang pencipta.
Singingi (Nafizah, Sekretariat BAZNAS Secara bahasa (etimologi) zakat
Kabupaten Kuantan Singingi, berarti suci, tumbuh, berkembang, penuh
Wawancara, Teluk Kuantan, 7 keberkahan, serta beres harta, jiwa, dan
Desember 2016) prilaku. (Hafidhuddin, 2003) Zakat,
Masyarakat yang berada di berarti suci, tumbuh, bertambah, dan
Kabupaten Kuantan Singingi ini berkah. Dengan demikian, zakat itu
mayoritas beragama Islam, berdasarkan membersihkan (menyucikan) diri
data yang penulis dapatkan jumlah seseorang dan hartanya, pahala
masyarakat muslim di Kabupaten bertambah, harta tumbuh (berkembang),
Kuantan Singingi berjumlah 324.158 dan membawa berkat. Menurut istilah
orang, (BIMAS Islam Kementrian (terminologi) zakat adalah, kadar harta
Agama Kabupaten Kuantan Singingi tertentu yang diberikan kepada yang
tahun 2015). Sedangkan masyarakat berhak menerimanya, dengan syarat
yang diluar Pegawai Negeri Sipil (PNS) tertentu. (Hasan, 2003) Sedangkan
hanya sebagian kecil saja yang menurut pengertian hukum syara’ adalah
membayar zakatnya melalui BAZNAS Jumlah dari harta tertentu yang harus
Kabupaten Kuantan Singingi ini yaitu dikeluarkan (di zakatkan) oleh yang
pada tahun 2016 hanya 4.106 orang wajib zakat kepada yang berhak
muzakki. (Laporan BAZNAS Kabupaten menerimanya menurut hukum syara’.
Kuantan Singingi Tahun 2016) (Effendy, 1996) Sedangkan zakat dari
Realita yang ada menjadi suatu istilah fiqih berarti sejumlah harta
persoalan yang perlu kajian secara tertentu yang diwajibkan Allah SWT
komprehensif untuk melihat faktor- diserahkan kepada orang-orang yang
faktor penyebab keengganan masyarakat berhak (Soemitra, 2010).
(Non PNS) membayar zakat melalui Dasar Hukum Zakat
BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi Zakat sebagai rukun Islam yang
yang seharusnya penerimaan zakatnya ketiga sebagai ibadah dan ketundukan
tidak hanya banyak dari dinas-dinas dan kepada Allah SWT, juga memiliki fungsi
instansi/swasta tetapi juga dari sosial yang sangat besar, dan merupakan
masyarakat yang bukan Pegawai Negeri salah satu pilar ekonomi Islam. Jika
Sipil (PNS), karena umumnya zakat, infaq dan shadaqah ditata dengan
masyarakat yang ada di Kabupaten baik, baik penerimaan dan
Kuantan Singingi ini beragama Islam. pengambilannya maupun
pendistribusiannya, Insya Allah akan
mampu mengentaskan masalah

3
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13

kemiskinan atau paling tidak mengurangi dewasa, tidak mempunyai tanggung


masalah kemiskinan. Perintah zakat jawab. (Ra’ana, 1990).
dalam Al-qur’an diantaranya : Jenis-Jenis Zakat
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah 1. Zakat Fitrah
zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan Zakat Fitrah adalah zakat yang
mendapat pahala nya pada sisi Allah. wajib dikeluarkan oleh setiap orang
Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa Muslim pria atau wanita, anak-anak
yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Baqarah atau dewasa, merdeka atau hamba.
Ayat 110)
Kadar zakat fitrah yang dikeluarkan
Dalil dari As-Sunnah atau Hadits
adalah sabda Nabi Shalallahu Alaihi adalah 1 gantang, atau kira-kira 3,1/2
Wassalam dalam sebuah haditsnya : liter atau 2,5 kg. Sedangkan makanan
yang wajib dikeluarkan yang disebut
‫صلّى هللا‬ َ ‫ي‬ َّ ‫ أَ َّن ال َّن ِب‬:‫ي هللا َع ْن ُهما‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ّاس َر‬ ٍ ‫َع ْن اب ِْن َعب‬ nash hadits yaitu tepung, terigu,
ْ َ ْ
:‫ث ُمعَاذا إِلى ليَ َم ِن ـ فَذ َك َر ال َحدِيث ـ َوفِ ْي ِه‬َ ً َ َ‫سلّم بَع‬ َ ‫َعلَ ْي ِه َو‬ kurma, gandum, zahib (anggur) dan
‫صدَقَةً فِي أ َ ْم َوا ِل ِه ْم تُؤ َخذ ُ ِم ْن‬ َ ‫ض َعلَ ْي ِه ِم‬ َ ‫إن هللا قَ ِد ا ْفت ََر‬ َّ " aqith (semacam keju). Waktu
‫ي‬ ِّ ‫َار‬ ْ
ِ ‫ َواللفظ ِللبُخ‬،‫ ُمتفَ ٌق َعل ْي ِه‬."‫ فت َردُّ فق َرائِ ِه ْم‬،‫أَغنِيَائِ ِه ْم‬
ُ ْ َّ َ َّ َ ُ ُ َ ْ
pembayaran zakat fitrah Imam Syafi’
“Dari Ibnu Abbas ra. Bahwasanya Nabi mengatakan bahwa pembayarannya
saw. pernah mengutus Muadz ke Yaman, dapat dilaksanakan sejak mulai
Ibnu Abbas menyebutkan hadits itu, dan masuknya bulan puasa, sedangkan
dalam hadits itu Beliau bersabda :
imam-imam yang lainnya
Sesungguhnya Allah telah memfardhukan
atas mereka sedekah (zakat) harta mereka memberikan batasan waktunya.
yang di ambil dari orang-orang kaya di Pengikut Imam Hambali mengatakan
antara mereka dan dikembalikan kepada paling cepat adalah 2 minggu sebelum
orang-orang fakir di antara mereka” (HR
hari raya ‘Ied, sedangkan pengikut
Bukhary dan Muslim)
Syarat Wajib Zakat Imam Maliki memperpendeknya
1. Islam, maka tidak wajib zakat atas menjadi 3 hari sebelum hari raya ‘Ied.
orang kafir asli (kafir asli adalah (Al Kaaf, 2002)
orang yang terlahir sebagai orang 2. Zakat Maal atau Zakat Harta
kafir karena kedua orang tuanya kafir Jenis harta yang wajib di
dan tidak pernah masuk Islam). zakatkan dalam zakat maal dibedakan
2. Merdeka, maka zakat tidak wajib atas atas objek zakatnya antara lain:
seorang budak. 1. Hewan ternak, seperti sapi, kerbau,
3. Milik sempurna, maksudnya adalah kambing, domba.
dimiliki secara penuh. Zakat wajib di 2. Hasil pertanian. Hasil pertanian
dalam harta yang dikuasai. yang menjadi makanan pokok dan
4. Nishab dan haul. Jika seseorang bisa bertahan.
memiliki suatu harta, namun belum 3. Emas dan Perak.
mencapai jumlah nishab atau belum 4. Harta perniagaan. Harta
sampai satu tahun (12 bulan), maka perniagaan adalah semua yang
tidak ada zakatnya. diperuntukkan untuk diperjual-
5. Berpikiran sehat dan dewasa (aqil dan belikan.
baligh). Karena itu orang yang tidak 5. Hasil tambang (Ma’din).

4
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13

6. Barang temuan (Rikaz). Yakni b. Mengarahkan masyarakat


harta ditemukan dan tidak mencapai kesejahteraan baik fisik
diketahui pemiliknya (harta karun). maupun non fisik melalui
7. Zakat profesi. Yakni zakat yang pendayagunaan zakat.
dikeluarkan dari hasil penghasilan c. Meningkatkan status mustahik
profesi (hasil profesi). (Hertina, menjadi muzakki melalui
2013) pemulihan, peningkatan kualitas
Orang yang berhak menerima Zakat SDM, dan pengembangan
(Mustahik) ekonomi masyarakat.
Pendistribusian zakat kepada d. Mengembangkan budaya
asnap yang delapan sebagaimana “memberi lebih baik dari
dijelaskan dalam Al-Qur’an surat at- menerima” dikalangan mustahik.
Taubah : 60, yaitu: fakir, miskin, amil, e. Mengembangkan manajemen
mu’allaf, riqab (budak), gharimin (orang yang amanah, profesional dan
yang berhutang), fisabilillah, dan Ibnu transparan dalam mengelola zakat.
Sabil. (Qardhawi, 2007) f. Menjangkau muzakki dan
Lembaga Pengelola Zakat mustahik seluas-luasnya.
1. Badan Amil Zakat Nasional g. Memperkuat jaringan antar
(BAZNAS) organisasi pengelola zakat.
BAZNAS merupakan lembaga (Mujahidin, 2007)
yang berwenang melakukan tugas secara 2. Lembaga Amil Zakat (LAZ)
nasional. Dalam melaksanakan tugasnya Lembaga Amil Zakat adalah
BAZNAS yang merupakan lembaga organisasi yang dibentuk oleh
yang berwenang dalam pengelolaan masyarakat/swasta untuk kemaslahatan
zakat, pastinya mempunyai tugas-tugas umat yang dibina dan di lindungi oleh
pokok dalam menyelenggarakan negara/pemerintah, yang membantu
fungsinya, yaitu: merencanakan, BAZNAS dalam mengumpulkan,
melaksanakan, mengendalikan dan mendistribusikan, mendayagunakan
melaporkan, pengumpulan, zakat.
pendistribusian, dan pendayagunaan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
zakat. (UU Pengelolaan Zakat No. 23 Melalui Zakat
tahun 2011, pasal 6). Posisi pengelolaan Zakat merupakan konsep ajaran
Islam yang mengandung nilai perbaikan
dan pemberdayaan zakat ini semakin
ekonomi umat dalam memerangi
kuat di Negeri ini dengan keluarnya kemiskinan. Sistem keuangan Islam
Keputusan Presiden RI Nomor 8 Tahun telah mengatur bagaimana cara
2001 tentang pembentukan badan Amil menunaikan zakat dalam merealisasikan
Zakat Nasional (BAZNAS), dengan dan penyempurnaan harta pada baitul
tugas-tugas pokoknya mencakup antara maal untuk kemudian diberikan kepada
lain : delapan golongan penerima zakat. Tidak
diragukan lagi, perolehan zakat sejak
a. Meningkatkan kesadaran umat
masa pemerintahan Islam sangatlah
untuk berzakat. penting untuk memberdayakan fakir
miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, fi

5
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13

sabilillah dan ibnu sabil. Para penerima masyarakat dalam membayar zakat
zakat ini tentu membutuhkan dana yang melalui BAZNAS Kabupaten Kuantan
besar untuk memenuhi kebutuhan yang Singingi. Populasi dalam penelitian ini
mendesak, sebagai modal untuk berjumlah 324.158 orang Islam yang ada
mengembangkan harta sehingga mereka di Kabupaten Kuantan Singingi, karena
mempunyai penghasilan, mereka adalah populasinya sangat luas maka teknik
penerima zakat dalam bentuk yang pengambilan sampel yang digunakan
paling luas yang tetap sampai hari dalam penelitian ini adalah dengan cara
kiamat. (Inayah, 2003) teknik purposive sampling yaitu
Zakat merupakan konsep ajaran pengambilan sampel berdasarkan
Islam yang mengandung nilai perbaikan keperluan penelitian. Pengambilan
ekonomi umat dalam memerangi subjek penelitian dilakukan sengaja
kemiskinan. Sebagai ajaran agama yang dengan maksud dan tujuan tertentu
mengandung dimensi perbaikan berjumlah 65 orang responden karena
ekonomi. dari 65 responden tersebut menurut
Pemberdayaan ekonomi peneliti sudah mewakili atau telah
masyarakat harus melibatkan tokoh- menyampaikan informasi yang dimaksud
tokoh pemimpin umat atau pemerintah atau informasi yang valid.
agar memerankan peran strategisnya. Teknik Pengumpulan Data dalam
Karena, pemimpin umat merupakan agen penelitian ini dengan menggunakan
pembaru yang paling dekat dengan teknik wawancara (interview) yaitu
kehidupan mereka sehingga sentuhan bertanya secara langsung kepada para
pola pikir dapat mengubah prilaku pengelola BAZNAS Kabupaten Kuantan
berproduksi, berdistribusi dan Singingi dan masyarakat yang tidak
berkonsumsi. Jadi, untuk pemberdayaan membayar zakat melalui BAZNAS dan
ekonomi umat melalui zakat bahwa observasi yaitu pengumpulan data yang
dengan membagikan zakat kepada peneliti lakukan dengan cara mengamati
mereka yang berhak dan harus secara langsung di lapangan untuk
melibatkan tokoh pemimpin atau mendapatkan gambaran secara nyata
pemerintah untuk meningkatkan kualitas tentang kegiatan yang diteliti. Sedangkan
kehidupan penerima zakat sehingga teknik analisa yang digunakan dalam
mampu hidup mandiri dalam penelitian ini yaitu deskriptif Kualitatif.
memperbaiki ekonomi umat dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
memerangi kemiskinan. Sistem Pengumpulan Zakat oleh
BAZNAS Kabupaten Kuantan
METODE PENELITIAN Singingi
Penelitian ini dilakukan pada Sistem pengumpulan zakat oleh
BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi
Provinsi Riau yang beralamat di Jl. ada 2 (dua) macam yaitu:
Jendral Sudirman No 98, Teluk Kuantan 1. Sistem Jemput
Kabupaten Kuantan Singingi. Yang Disini pihak BAZNAS
menjadi subjek penelitian ini adalah Kabupaten Kuantan Singingi
Muzakki yang ada di Kabupaten Kuantan
mendatangi rumah muzakki yang akan
Singingi atau masyarakat selain Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang berada di membayar zakat, bagi para muzakki
Kabupaten Kuantan Singingi. Sedangkan yang tidak bisa datang ke kantor
Objek dalam penelitian ini adalah BAZNAS kemudian meminta pihak
faktor-faktor penyebab keengganan BAZNAS untuk menjemput zakatnya

6
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13

maka pihak BAZNAS akan ada diwilayah tempat tinggal


menjemput zakat muzakki sesuai muzakki untuk memudahkan muzakki
dengan permintaan tersebut. Jadi mengirim zakatnya melalui rekening
tidak hanya menunggu muzakki yang atas nama BAZNAS Kabupaten
datang untuk membayar zakatnya Kuantan Singingi Riau.
tetapi juga menjemput atau Untuk memperlancar
mengambil dana zakat tersebut pengumpulan dana zakat, BAZNAS
kerumah muzakki. Kabupaten Kuantan Singingi
melakukan kerja sama dengan
2. Disetor melalui bidang pengumpulan
instansi pemerintah maupun swasta
atau melalui rekening BAZNAS yaitu dengan cara membentuk Unit
Kabupaten Kuantan Singingi. Pelayanan Zakat (UPZ) jadi bagi
Muzakki dapat datang langsung instansi pemerintah dan swasta cara
ke BAZNAS Kabupaten Kuantan pengumpulan zakatnya melalui
Singingi untuk membayarkan bendahara masing-masing UPZ
zakatnya melalui bidang instansi tersebut, kemudian
bendahara UPZ instansi tersebut
pengumpulan zakat dan muzakki
yang membayarkan atau menyetor
bisa juga menyetor zakatnya melalui dana zakat yang sudah terkumpul
rekening zakat yang telah ditentukan tersebut ke BAZNAS Kabupaten
oleh BAZNAS Kabupaten Kuantan Kuantan Singingi.
Singingi yaitu Bank Riau-Kepri Badan Amil Zakat Nasional
Syariah No. 114 11 04340. (BAZNAS) Kabupaten Kuantan
Penggunaan rekening zakat adalah Singingi dalam operasinya telah
mengumpulkan uang sebanyak Rp.
bagi muzakki yang ingin membayar
24.955.531.209 (Dua puluh empat
zakatnya tapi tidak sempat atau milyar sembilan ratus lima puluh
mempunyai waktu luang untuk lima juta lima ratus tiga puluh satu
datang ke BAZNAS, maka muzakki ribu dua ratus sembilan rupiah)
dapat langsung datang ke bank yang mulai tahun 2014 s.d 2015
telah ditunjuk oleh BAZNAS sebagaimana terlihat pada tabel
berikut ini :
Kabupaten Kuantan Singingi yang

Tabel 1. Penerimaan Dana Zakat oleh BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi


Tahun 2014-2016
No Tahun Penerimaan

1 2014 7.523.102.232

2 2015 8.672.566.608

3 2016 8.759.862.369

Total 24.955.531.209

Sumber : Laporan Keuangan BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi

7
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13

Berdasarkan tabel 1 diatas, pada Kuantan Singingi yang paling banyak


tahun 2014 total dana zakat BAZNAS adalah zakat profesi dari UPZ Dinas
Kabupaten Kuantan Singingi berjumlah Instansi pemerintah dan swasta jika
Rp. 7.523.102.232,- sedangkan dana dibandingkan dengan penerimaan zakat
zakat yang terkumpul pada tahun 2015 perseorangan ataupun melalui Badan
sebanyak Rp. 8.672.566.608,- kemudian Amil Zakat Kecamatan (BAZ Kec.) dari
pada tahun 2016 total dana zakat masyarakat yang berada di Kabupaten
BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi Kuantan Singingi ini ataupun muzakki
berjumlah Rp.8.759.862.369,-. yang diluar Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Faktor-faktor yang menyebabkan Dan untuk lebih jelas jumlah muzakki
Keengganan Masyarakat (Non PNS) yang membayar zakat melalui BAZ
membayar zakat melalui BAZNAS kecamatan dan perseorangan kepada
Kabupaten Kuantan Singingi BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi
Penerimaan zakat di Badan Amil dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten

Tabel 2. Jumlah Muzakki yang membayar zakat Perseorangan (Non PNS)

Jumlah Muzakki
No Tahun
Perseorangan

1 2015 94
2 2016 67
Total 161
Sumber : Laporan Keuangan BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat Muzakki merasa lebih afdhal


dilihat bahwa jumlah muzakki yang dan praktis membayar zakatnya
membayar zakat perseorangan melalui sendiri, kemudian mereka bisa
BAZNAS pada tahun 2015 jumlah
memilih siapa saja mustahiq yang
muzakki sebanyak 94 orang, sedangkan
pada tahun 2016 sebanyak 67 orang. Jadi akan mereka berikan zakatnya.
dapat disimpulkan bahwa dari tahun Seperti yang yang dikatakan oleh ibu
2015 sampai 2016 mengalami penurunan Kasmina bahwa lebih afdhal
jumlah muzakki yang membayar zakat membayar zakat sendiri dari pada ke
kepada BAZNAS Kabupaten Kuantan BAZNAS, kita lebih tahu masyarakat
Singingi. Dari temuan peneliti yang kurang mampu di Desa dan bisa
dilapangan bahwa ada beberapa hal
memberi lebih leluasa secara lansung
penyebab masyarakat (Non PNS) tidak
mau atau enggan membayar zakatnya kepada orang-orang terdekat.
kepada BAZNAS Kabupaten Kuantan (Kasmina, Muzakki, Wawancara,
Singingi yaitu sebagai berikut: Logas 06 April 2017). Begitu juga
1. Religiusitas (masyarakat merasa lebih Ibu Yuli Yanti mengatakan bahwa
afdhal memberikan zakat langsung mengeluarkan/membayar zakat
kepada mustahiq yang masih sendiri dan lebih suka membayar
merupakan saudara atau warga yang zakatnya kepada anak yatim yang
berada disekitar tempat tinggalnya) berada disekitarnya. (Yuli Yanti,

8
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13

Muzakki, Wawancara, Sukaraja 18 2. Kepercayaan (Kurangnya


April 2017) kepercayaan masyarakat terhadap
Muzakki sudah terbiasa dalam BAZNAS dalam menyalurkan zakat
membayar zakat ke masjid tempat kepada mustahiq)
mereka tinggal dan mustahiq yang Kurangnya tingkat
menerima juga sudah jelas orangnya kepercayaan masyarakat atau muzakki
yaitu orang yang mereka ketahui atau untuk membayar zakat ke BAZNAS
dikenali yaitu masyarakat yang dalam hal ini ada muzakki yang takut
berada ditempat tinggal mereka dari uang zakat tersebut diselewengkan
sana ada rasa kepuasaan tersendiri dan takut dananya tersebut tidak
ketika bisa membantu warga tempat disalurkan kepada masyarakat. Ada
tinggal mereka. Seperti Yonavia juga yang mengatakan tidak percaya
warga Jl. Sisingamangaraja Teluk pihak lain (BAZNAS) (Bambang
Kuantan ini mengatakan bahwa dia Widodod, Muzakki, Wawancara,
sudah terbiasa untuk membayar Teluk Kuantan 12 April 2017).
zakatnya di Masjid. (Yonavia, Kemudian muzakki ada yang
Muzakki, Wawancara, Teluk Kuantan mengatakan agar zakatnya tepat
06 April 2017) Selain itu karena sasaran dan tidak disalah gunakan,
adanya faktor kebanggaan dari (Hendry Karno, Muzakki,
muzakki ketika membayar zatnya Wawancara, Teluk Kuantan 12 April
sendiri. Seperti yang dikatakan oleh 201). Hal tersebut juga diungkapkan
bapak Marjono warga muara sentajo oleh Ibu Subahanna warga Desa Air
dia mengatakan bahwa membayar Emas Kecamatan Singingi bahwa dia
zakat ke Masjid dia merasakan mengatakan tidak membayar zakat ke
kebanggaan tersendiri. (Marjono, BAZNAS karena ketidakpercayaan
Muzakki, Wawancara, Logas 10April apabila membayar zakatnya ke
2017) BAZNAS. (Subahanna, Muzakki,
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Wawancara, Air Emas Kecamatan
masyarakat lebih suka membayar Singingi, 17 April 2017)
zakatnya sendiri dan ada juga yang 3. Belum tau keberadaan BAZNAS dan
langsung membayar zakat ke Masjid juga karena muzakki belum tau
ditempat mereka tinggal prosedur pembayaran zakat melalui
kebanyakannya masyarakat beralasan BAZNAS.
lebih mudah dan lebih afdhal ketika Karena muzakki belum
membayar zakat sendiri dan ketika mengerti bahkan ada yang
zakat disalurkan kepada mustahiq mengatakan belum tau tentang
mereka mengetahui siapa saja BAZNAS. Seperti yang dikatakan
mustahiq yang mendapatkan zakat oleh Muhasdi warga Perhentian Luas,
yang telah mereka bayar kemudian Pangean mengatakan bahwa dia
mereka bisa memilih siapa mustahiq belum mengerti cara membayar zakat
yang pantas mendapatkan zakat dari ke BAZNAS. Dan Jeni warga Desa
muzakki tersebut. Sako, Kecamatan Logas Tanah Darat

9
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13

bahwa dia belum mengetahui adanya karena alasan jarak tempuh yang jauh
BAZNAS dan dia juga beralasan dari rumah muzakki ke BAZNAS.
karena di Desanya juga sudah ada Hal ini juga diakui oleh bapak
panitia zakat yang bertanggung Syahrial beliau mengatakan bahwa
jawab. (Jeni, Muzakki, Wawancara, hal yang menjadi penyebab
Kuantan Sako 21 April 2017) keengganan masyarakat (Non PNS)
4. Lokasi (Lokasi/jarak BAZNAS yang membayar zakat kepada BAZNAS
cukup jauh dari tempat tinggal) Kabupaten Kuantan Singingi itu yang
Jarak yang jauh juga menjadi pertama karena Tingkat Kepercayaan
kendala oleh muzakki untuk masyarakat itu sendiri kurang kepada
membayar zakatnya kepada BAZNAS pihak BAZNAS dan yang kedua
Kabupaten Kuantan Singingi ini, karena Faktor Kebanggaan dari
sehingga muzakki akhirnya membayar masyarakat itu sendiri sehingga dia
zakatnya di Mesjid tempat tinggal ingin membayar zakatnya secara
mereka. Seperti yang dikatakan oleh lansung kepada mustahiq. (Syahrial,
Ibu Karmini bahwa jarak yang susah Wakil Ketua II (Bidang
ditempuh yang membuatnya tidak Pendistribusian dan Pendayagunaan)
ingin berzakat ke BAZNAS. Sama BAZNAS Kabupaten Kuantan
seperti yang diungkapkan oleh bapak Singingi, Wawancara, Teluk Kuantan
Suto Dirjo warga Desa Sukaraja 15 Maret 2017)
bahwa tidak pernah membayar zakat Dari hasil wawancara diatas
ke BAZNAS karena terlalu jauh dan bisa kita lihat bahwa pihak BAZNAS
lebih memilih membayar zakat di sendiri juga mengakui adanya faktor-
Mesjid saja. (Suto Dirjo, Muzakki, faktor yang menyebabkan
Wawancara, Kuantan Sako 21April keengganan masyarakat untuk
2017) membayarkan zakatnya di BAZNAS,
Dapat disimpulkan bahwa hanya saja disini dikatakan bahwa hal
faktor-faktor keengganan masyarakat utama yang menjadi penyebab
(Non PNS) untuk membayar zakat masyarakat enggan atau tidak mau
kepada BAZNAS Kabupaten Kuantan membayar zakat kepada BAZNAS
Singingi adalah sebagai berikut : karena kurangnya tingkat
pertama karna Religiusitas kepercayaan masyarakat atau muzakki
(Masyarakat merasa lebih afdhal untuk membayarkan zakatnya melalui
memberikan zakat langsung kepada BAZNAS itu sendiri kemudian
mustahiq yang masih merupakan disusul oleh faktor dari diri
saudara), kemudian karena kurangnya masyarakat atau muzakki tersebut
tingkat kepercayaan muzakki kepada yang mana mereka merasa ada
BAZNAS dan juga karena muzakki kepuasan tersendiri ketika mereka
tidak tau keberadaan BAZNAS dan sendiri yang membayarkan lansung
tidak tahu prosedur membayar zakat zakatnya kepada mustahiq.
di BAZNAS tersebut, dan terakhir

10
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13

Kebijakan yang ditempuh oleh media cetak maupun media


BAZNAS Kabupaten Kuantan elektronik.
Singingi dalam Menarik masyarakat 2. Ceramah tentang Zakat.
(Non PNS) untuk membayar zakatnya Ceramah tentang wajibnya
melalui BAZNAS
Penerimaan zakat di BAZNAS membayar zakat sekaligus
Kabupaten Kuantan Singingi sampai saat memberitahukan kepada masyarakat
ini masih memang di dominasi oleh tentang pembayaran zakat melalui
penerimaan zakat dari instansi BAZNAS Kabupaten Kuantan
pemerintah dan swasta sedangkan dari Singingi, ceramahnya dilakukan
masyarakat (Non PNS) bisa dikatakan dilakukan misalnya dalam acara-acara
masih sedikit sekali penerimaan
pengajian, khutbah jum’at dll.
zakatnya atau pembayaran zakatnya
melalui BAZNAS Kabupaten Kuantan 3. Motivasi dan pemahaman
Singingi padahal sama-sama kita ketahui Motivasi disini adalah
bahwa penduduk Kabupaten Sigingi ini bagaimana caranya agar masyarakat
mayoritas beragama Islam. Dengan atau muzakki benar-benar tergugah
demikian maka BAZNAS Kabupaten hatinya untuk membayar zakat
Kuantan Singingi harus memiliki upaya melalui BAZNAS Kabupaten
bagaimana cara menarik masyarakat agar
Kuantan Singingi itu sendiri sekaligus
mau membayarkan zakatnya melalui
BAZNAS. memberikan pemahaman kepada
Kebijakan yang dilakukan oleh masyarakat bagaimana prosedur
BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi pembayaran zakat tersebut melalui
dalam menarik masyarakat dalam BAZNAS Kabupaten Kuantan
membayar zakat melalui BAZNAS Singingi. Motivasi dan memberikan
dengan cara :
pemahaman tentang zakat ini kepada
1. Sosialisasi
muzakki dilakukan oleh pihak
Hal utama dalam
BAZNAS baik kepada muzakki yang
pengumpulan zakat oleh BAZNAS
datang ke kantor BAZNAS juga
kuansing ini adalah
kepada muzakki yang ketika
mensosialisasikan pembayaran zakat
melakukan sosialisasi dan juga pada
oleh muzakki melalui BAZNAS.
saat ceramah tentang zakat kepada
Sebagian besar masyarakat sudah
masyarakat yang berada di Kabupaten
mengetahui pentingnya membayar
Kuantan Singingi ini.
zakat namun kesadaran untuk
4. Transparansi Pendistribusian
membayarkannya sedikit sekali.
Hal yang tidak kalah penting
Untuk mengatasi hal tersebut,
disini adalah masalah transparansi
BAZNAS Kabupaten Kuantan
pendistribusian zakat itu sendiri,
Singingi mengadakan sosialisasi
supaya muzakki atau masyarakat yang
kepada masyarakat untuk
telah membayar zakat melalui
menumbuhkan kesadaran berzakat.
BAZNAS tersebut merasa lega bahwa
Sosialisasi tersebut melalui brosur,
zakatnya sudah sampai ketangan
buku panduan berzakat, pengajian-
mustahiq zakat itu sendiri. Dan
pengajia, memasang iklan baik di
tranparansi pendistribusian zakat juga

11
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13

akan sangat berpengaruh terhadap BAZNAS kepada muzakki dan Kedua


tingkat kepercayaan masyarakat itu disetor yaitu muzakki bisa menyetor
sendiri kepada BAZNAS dan supaya lansung zakatnya melalui BAZNAS
masyarakat tersebut merasa atau bisa Kabupaten Kuantan Singingi.
meningkatkan kepercayaannya 2. Faktor-faktor yang menyebabkan
kepada pihak BAZNAS sehingga keengganan masyarakat untuk
akan mempengaruhi jumlah muzakki membayar zakat melalui BAZNAS
yang membayar zakat kepada tersebut yang pertama adalah
BAZNAS. Religiusitas (Masyarakat merasa lebih
5. Merancang Perda Zakat afdhal memberikan zakat langsung
Perda zakat juga sangat kepada mustahiq) karena tingkat
diperlukan agar bisa menarik minat kepercayaan masyarakat tersebut
masyarakat untuk membayar zakat itu rendah kepada BAZNAS dan juga
melalui BAZNAS Kabupaten disebabkan muzakki kurang mengerti
Kuantan Singingi, karena dalam hal bagaimana prosedur ataupun cara
ini zakat tidak hanya menjadi pembayaran zakat kepada BAZNAS
kewajiban kita sebagai umat Islam Kabupaten Kuantan Singingi, dan
tetapi sekarang dalam pengelolaan terakhir karena muzakki atau
zakat juga sudah dikelola oleh masyarakat beralasan kantor
pemerintah, penerimaannya, BAZNAS jauh dari tempat tinggal
pendistribusian dan juga pengelolaan mereka, sedangkan pembayaran zakat
zakat itu sendiri. Tapi perda zakat itu melalui BAZNAS Kabupaten
sendiri masih dalam wacana belum Kuantan Singingi itu sendiri tidak
terlealisasikan tetapi sebelumnya juga mesti harus datang ke kantor
pernah ada surat perihal penunaian BAZNAS tetapi juga bisa transfer
zakat melalui BAZNAS kepada dinas zakatnya melalui rekening BAZNAS
Instansi pemerintah dan swasta pada Kabupaten Kuantan Singingi.
masa bupati Sukarmis yang mana 3. Kebijakan yang dilakukan oleh
surat pemberitahuan tersebut BAZNAS Kabupaten Kuantan
dikeluarkan di Teluk Kuantan, Singingi dalam menarik muzakki atau
tanggal 10 Oktober tahun 2011 tetapi masyarakat untuk membayar zakatnya
hanya ditujukan kepada Dinas melalui BAZNAS dengan gencar
Instansi pemerintah dan Swasta saja mensosialisasikan keberadaan
bukan kepada masyarakat luas (Non BAZNAS itu sendiri kepada
PNS). masyarakat, dengan melakukan
ceramah zakat dan juga memotivasi
KESIMPULAN dan memberikan pemahaman kepada
1. Sistem pengumpulan zakat oleh
masyarakat untuk membayar zakat
BAZNAS Kabupaten Kuantan
melalui BAZNAS.
Singingi dua sistem yaitu Pertama
sistem jemput yaitu zakat tersebut
lansung di jemput oleh pihak

12
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13

SARAN Mengatasi Proplema Sosial di


1. Lembaga BAZNAS harus terus Indonesia. Kencana Prenada
melakukan sosialisasi kepada Media Group. Jakarta.
masyarakat untuk meningkatkan Hasan, M. Ali. 2003. Zakat, Pajak
Asuransi dan Lembaga Keuangan
pemahaman masyarakat terhadap
(Masail Fiqhiyah II). Raja
fungsi BAZNAS, agar dapat Grafindo Persada. Jakarta.
meningkatkan kepercayaan Hertina. 2013. Proplematika Zakat
masyarakat terhadap BAZNAS. Profesi Dalam Produk Hukum di
Kemudian BAZNAS diharapkan Indonesia. Suska Press.
memberikan kemudahan akses kepada Pekanbaru.
masyarakat berupa lokasi yang mudah Inayah, Ghazy. 2003. Teori
Komprehensif Tentang zakat dan
dijangkau, lebih mensosialisasikan
Pajak. Tiara Wacana. Yogyakarta.
pembayaran zakat bisa ditransfer Mujahidin, Akhmad. 2007. Ekonomi
melalui rekening BAZNAS dan Islam. RajaGrafindo Pers. Jakarta.
BAZNAS memberikan manajemen Mursyidi. 2003. Akuntansi Zakat
dan informasi secara transparan, Kontemporer. PT Remaja
sehingga masyarakat tertarik Rosdakarya. Bandung.
menyalurkan zakatnya melalui Qardhawi, Yusuf. 2007. Hukum Zakat.
PT. Pustaka Litera Antar Nusa.
BAZNAS.
Bogor.
2. Masyarakat Kabupaten Kuantan Ra’ana, Irpan Mahmud. 1990. Sistem
Singingi diharapkan dapat Ekonomi Pemerintahan Umar Ibn
menggunakan jasa BAZNAS dalam Al-Khatab. Pustaka Firdaus.
menyalurkan/membayar zakatnya di Jakarta.
BAZNAS Kabupaten Kuantan Soemitra, Andri. 2010. Bank dan
Lembaga Keuangan Syari’ah.
Singingi yang berada di Teluk
Kencana. Jakarta.
Kuantan. Undang-Undang Republik Indonesia No.
23 Tahun 2011 Tentang
DAFTAR PUSTAKA
Pengelolaan Zakat.
Al Kaaf, Abdullah Zaky. 2002. Ekonomi
Dalam Perspektif Islam. Pustaka
Setia. Bandung.
Departemen Agama RI. (1996). Al-
Qur’an dan Terjemahnya. Toha
Putra. Semarang.
Effendy, Mochtar, 1996. Ekonomi Islam
Suatu Pendekatan Berdasarkan
Ajaran Qur’an dan Hadis. Al-
Mukhtar. Palembang.
Hafidhuddin, Didin. 2003. Islam
Aplikatif. Gema Insani. Jakarta.
Halim, M Nipan Abdul. 2001. Mengapa
Zakat Disyariatkan. : M2S.
Bandung.
Hasan, Ali Muhammad. 2006. Zakat
dan infaq: Salah Satu Solusi

13
Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance
Volume 1 Nomor 2, November 2018
p-ISSN 2621-6833
e-ISSN 2621-7465

PEMBIAYAAN DAN KREDIT DI LEMBAGA KEUANGAN


Nurhadi
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Azhar Pekanbaru
Email: alhadicentre@yahoo.co.id

ABSTRAK

Perkembangan lembaga keuangan dalam perekonomian semakin membludak, apalagi di era


moderen dan serba digital. Lembaga keuangan selalu menjadi term yang sangat aktual
diseminarkan diberbagai forum dan diskusi, baik berskala nasional maupun internasional.
Ekonomi dan bisnis keuangan sangat digemari. Di Indonesia misalnya lembaga keuangan
perbankan, leasing, asuransi, koperasi dan lembaga lainnya. Diantara itu semua, perbankan
adalah urat nadi perekonomian suatu negara. Lembaga keuangan syariah beroperasi sesuai
syariah Islam. Lembaga keuangan konvensional beroperasi dengan sistem bunga. Di kedua
lembaga tersebut ada pembiayaan dan kredit. Perbedaan antara pembiayaan LKS dengan
kredit LKK, adalah: 1). Dari segi akad dan legalitas; 2). Dari segi bisnis dan usaha yang
dibiayai; 3). Struktur organisasi dan lembaga penyelesaian sengketa. Persamaanya adalah: 1).
Sisi teknis penerimaan uang; 2). Persamaan mekanisme transfer; 3). Teknologi komputer, 4).
Syarat-syarat umum; 5). Persamaan kartu kreditnya sama-sama memiliki iuran tahunan, yaitu:
(a). Pagu limit berdasarkan jenis kartu, yaitu hijau, emas dan platinum; (b). Menggunakan jasa
layanan penyedia kartu global (master card); (c). Dapat digunakan untuk kegiatan dasar, yaitu
pembayaran secara kredit di marchant penyedia kartu global tersebut dan pembayaran tagihan
bulanan, seperti listrik, air dan telepon.

Kata Kunci : Pembiayaan, Kredit, Lembaga, Keuangan.

ABSTRACT

The development of financial institutions in the economy is advanced, especially in the


modern and digital era. Financial institution becomes a very actual term to be presented in
various forums and discussions, both national and international. Financial economics and
business are very popular. In Indonesia, for example, the financial institutions are in the form
of banking, leasing, insurance, koperasi, etc. Among them, banking is the economic lifeblood
of a country. Islamic financial institutions operate according to Islamic sharia, while
conventional financial institutions operate according to interest systems. Both financial
institutions implement financing and credit. The differences between Islamic financial
institution (LKS) and conventional financial institution (LKK) are in: 1) contract and legality,
2) business and the business financed, and 3) organizational structure and dispute resolution
institution. The similarities of both financial institutions are: 1) technical side of receiving
money, 2) similarities in transfer mechanism, 3) computer technology, 4) general
requirements, and 5) similarities in the credit card that has annual fee that: (a) has limit,
based on the type of the credit card (green, gold and platinum), (b) uses global card provider
service (master card), (c) can be used for basic activities, namely credit payment in the global
card provider marchant and monthly bill payment, such as electricity, water and telephone.

Keywords : Financing, Loan, Financial Institutions.

14
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

PENDAHULUAN meningkatkan penyaluran pembiayaan


pada sektor riil masyarakat (Ria, 2018).
Perkembangan lembaga
Produk lembaga keuangan
keuangan dalam bisnis dikancah
perbankan syariah diantaranya adalah
perekonomian semakin membludak,
pembiayaan. Menurut Sumiyanto (2008)
apalagi di era modren dan serba digital.
sebagaimana dikutip Ria (2018),
Industri keuangan selalu menjadi term
”Pembiayaan adalah aktifitas
yang sangat aktual diseminarkan
menyalurkan dana yang terkumpul
diberbagai forum dan diskusi, baik
kepada anggota pengguna dana, memilih
berskala nasional maupun internasional.
jenis usaha yang akan dibiayai agar
Ini juga menjadi bukti bahwa kemajuan
diperoleh jenis usaha yang produktif,
suatu negara dapat dilihat dari kemajuan
menguntungkan dan dikelola oleh
ekonomi dan bisnis keuangannya, dan
anggota yang jujur dan bertanggung
dunia industri keuangan menjadi bisnis
jawab”. Secara normatif perbankan
yang paling diminati diberbagai negara
syariah dalam sistem perbankan
maju dan negara berkembang (Hasan,
Indonesia telah ada dari tahun 1992 yang
2018).
disebut dengan Bank bagi hasil. Lalu
Ekonomi dan bisnis keuangan
dielaborasi dengan Undang-undang
yang sangat digemari masyarkat
Nomor 10 tahun 1998 tentang
umumnya, apalagi di Indonesia adalah
perbankan, dengan memakai istilah
lembaga keuangan perbankan. Bahkan
Dual Banking Sistem. Sehingga pada
boleh dikatakan perbankan adalah urat
tahun 2008 di sempurnakan dengan
nadi perekonomian suatu negara. Selain
Undang-undang Nomor 21 tahun 2008
itu, perbankan juga merupakan salah satu
tentang perbankan Syariah, yang
lembaga kepercayaan yang fungsinya
memuat secara rinci model transaksi
sebagai wadah intermediasi, membantu
perbankan Syariah di Indonesia (Ria,
kelancaran sistem pembayaran,
2018).
pembiayaan dan yang sangat penting
Sedangkan lembaga keuangan
adalah perbankan sebagai lembaga
perbankan konvensional menggunakan
pelaksana kebijakan moneter bagi
sistem bunga yang rentan terhadap
pemerintah (Ria, 2018).
Secara umum di Indonesia, kondisi ekonomi suatu negara. Sebagai
bukti, krisis moneter tahun 2008,
perbankan terbagi dua jenis, perbankan
perbankan syariah seluruh dunia tidak
syariah dan konvensional. Perbankan
terlalu mengalami dampak yang
syariah secara umum memilki tujuan
signifikan, dan menjadi salah satu icon
untuk menyediakan pelayanan jasa
lembaga keuangan yang kokoh dan kuat
keuangan dengan prinsip syariah,
dalam menghadapi krisis ekonomi
penerapan akad-akad dalam transaksinya
global, sebagai contoh lembaga
memakai prinsip dan nilai-nilai syariah,
keuangan yang bernama Lehman
oleh karenanya kehadiran perbankan
Brothers yang berumur 100 tahun runtuh
syariah dimaksudkan sebagai solusi
dan koma tak terselamatkan, akhirnya
alternatif (bank alternatif) untuk
hilang dari peredaran lembaga keuangan
menghindari keterpurukan ekonomi
dunia (Bambang, 2018).
suatu negara yang terbelit ribawi.
Perbankan dalam memenuhi
Perbankan syariah sebagai hakim yang
kebutuhan masyarakat luas, terutama
mengaadili dan memberikan
penyaluran dana, dapat dibagi menjadi
perlindungan perekonomian nasional,
dua model, yaitu model pembiayaan
serta dapat berupaya untuk mendorong
untuk perbankan syariah (margin

15
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

keuntungan/bagi hasil), dan model kredit pengembangan pengusaha golongan


untuk perbankan konvensional (suku ekonomi lemah atau pengusaha kecil,
bunga). Kebutuhan penyaluran dana pengembangan ekspor non migas dan
tersebut bagi masyarakat diperuntukkan pengembangan pembangunan
pembelian tempat tinggal (rumah), perumahaan rakyat (Amarsyaeliani,
fasilitas kenderaan (mobil dan motor) 2014).
dan sebagainya (Nurhadi, 2017). Yang Lembaga keuangan konvensional
demikian juga berlaku di lembaga adalah badan usaha yang kekayaannya
keuangan lainya, seperti leasing, terutama dalam bentuk aset keuangan
asurasni, koperasi, dan lainya. atau tagihan (claims) dibandingkan aset
Berdirinya banyak lembaga non financial atau aset ril. Lembaga
keuangan dimasyarakat dan butuhkanya keuangan konvensional memberikaan
masyarakat pada lembaga tersebut tidak kredit kepada nasabah dan menanamkan
bisa dibendung, bahkan seluruh elemen dananya dalam surat-surat berharga
masyarakat berbondong-bondong (obligasi). Di samping itu, lembaga
mendatanginya dengan berbagai keuangan konvensional juga
keperluan, namun dalam pantuan dalam menawarkan berbagai jasa keuangan
keadaan kondisi ekonomi yang sulit antara lain menawarkan berbagai jenis
seperti ini (agustus 2018) menurut skema tabungan, proteksi asuransi,
penulis kebanyakan masyarakat hendak program pensiun, penyediaan sistem
mengadakan transaksi pengajuan pembayaran dan mekanisme transfer
pembiayaan, baik pembiayaan konsumtif dana. Lembaga keuangan konvensional
maupun produktif di lembaga keuangan merupakan bahagian dari sistem
tersebut. Melalui pendahuluan ini, maka ekonomi dan keuangan dalam sistem
penulis akan mencoba membahas apa itu ekonomi moderen yang fungsinya
lembaga keuangan, pembiayaan, kredit, melayani masyarakat pemakai jasa-jasa
perbedaan dan perbandingan antara keuangan secara digitalisasi (Nurjaman,
lembaga keuangan syariah dengan 2014).
lembaga keuangan konvensional. Mekanisme Lembaga Keuangan
Syariah, dalam setiap transaksi tidak
PEMBAHASAN mengenal bunga, baik dalam
Konsep Lembaga Keuangan menghimpun tabungan investasi
Secara umum lembaga keuangan masyarakat ataupun dalam pembiayaan.
atau industri keuangan terbagi menjadi Keuntungan total pada modal akan
dua, yaitu industri keuangan syariah dan dibagi di antara kedua pihak menurut
industri keuangan konvensional. keadilan (bagi hasil). Pihak penyedia
Lembaga keuangan syariah adalah dana tidak akan dijamin dengan laju
lembaga yang dalam aktifitasnya, baik keuntungan di depan meskipun bisnis itu
penghimpunan dana maupun dalam ternyata tidak menguntungkan (Lewis,
rangka penyaluran dananya memberikan 2001).
dan mengenakan imbalan atau dasar Ciri-ciri Lembaga Keuangan
prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi Syariah minimal ada lima hal, yaitu: 1).
hasil (Kasmir, 2012). Yang dimaksud Dalam menerima titipan dan investasi,
dengan mengkhususkan diri untuk Lembaga Keuangan Syariah harus sesuai
melakukan kegiatan tertentu adalah dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah;
melaksanakan kegiatan pembiayaan 2). Hubungan antara investor
jangka panjang, pembiayaan untuk (penyimpan dana), pengguna dana, dan
mengembangkan koperasi, lembaga keuangan syariah sebagai

16
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

intermediary institution, berdasarkan memakai sistem bunga dalam segala


kemitraan, bukan hubungan debitur- aspek transaksinya, sedangkan bank
kreditur; 3). Bisnis Lembaga Keuangan syariah lebih menggunakan sistem bagi
Syariah bukan hanya berdasarkan profit hasil, perbankan tidak akan terlepas dari
orianted, tetapi juga falah orianted, kehidupan umat, termasuk kehidupan
yakni kemakmuran di dunia dan beragama. Misalnya, ibadah haji di
kebahagiaan di akhirat; 4). Konsep yang indonesia, umat Islam harus memakai
digunakan dalam transaksi lembaga jasa bank. Tanpa jasa bank,
syariah berdasarkan prinsip kemitraan perekonomian Indonesia tidak selancar
bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa dan semaju seperti sekarang ini. Para
guna transaksi komersial, dan pinjam- ulama dan cendikiawan muslim masih
meminjam (qardh/ kredit) guna transaksi tetap berbeda pendapat tentang hukum
sosial; 5). Lembaga keuangan syariah bemuamalah dengan bank konvensional
hanya melakukan investasi yang halal dan hukum bunga bank (Nurhadi, 2017).
dan tidak menimbulkan kemudharatan Konsep Pembiayaan dan Kredit
serta tidak merugikan syiar Islam Pembiayaan menurut Kasmir
(Nurjaman, 2014). (2013) sebagaimana dikutip Nurhadi
Mekanisme lembaga keuangan (2017) adalah sama dengan kredit hanya
konvensional, kegiatan usaha perbankan saja dengan imbalan atau bagi hasil.
atau lembaga keuangan dalam Menurut Umam (2013) pembiayaan
melakukan penghimpunan dana adalah tagihan dengan imbalan Ujrah,
masyarakat maupun dalam penyaluran tanpa imbalan atau bagi hasil memakai
dana dilakukan melalui produksi jasa akad-akad syariah. Menurut Danupranata
keuangan. Hal ini karena produksi jasa (2013) pembiayaan adalah pemberian
keuangan dan bank dapat mempengaruhi fasilitas penyediaan dana untuk
perbedaan uang di masyarakat, serta memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
berpengaruh terhadap perekonomian tergolong mengalami kekurangan dana,
nasional. Oleh karena itu, produksi jasa pembiayaan produktif adalah jenis
keuangan bank diatur oleh peraturan pembiayaan untuk peningkatan usaha,
yang sifatnya mengikat dalam kegiatan baik usaha produksi, perdagangan
oprasional, yaitu dengan undang-undang maupun investasi, sedangkan
perbankan nasional, sehingga dapat pembiayaan konsumtif adalah digunakan
memberikan keamanan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi,
dalam menyimpan dananya maupun bagi yang akan habis digunakan saat dipakai
stabilitas ekonomi nasional. Keamanan untuk memenuhi kebutuhan.
dana masyarakat dalam perbankan Pembiayaan menurut Ria (2018)
dijamin oleh LPS (lembaga penjamin adalah penyedia dana atau tagihan yang
simpanan), sedangkan keamanan dana dipersamakan dengan itu berupa: (a)
sebagai stabilitas ekonomi nasional Transaksi bagi hasil dalam bentuk
dijamin oleh otoritas jasa keuangan Mudharaba dan Musyarakah, (b)
(OJK) dan bank Indonesia ( BI) serta Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk
menteri keuangan (Amarsyaeliani, ijarah atau sewa beli dalam bentuk
2014). ijarah muntahiya bittamlik, (c) Transaksi
Zaman modren seperti sekarang jual beli dalam bentuk piutang
ini, umat Islam hampir tidak dapat Murabaha, Salam, dan istisnha, (d)
menghindari diri dari bermuamalah Transaksi pinjam meminjam dalam
dengan bank, baik syariah maupun bentuk piutang qardh, dan (e) Transaksi
konvensional, bank konvensional yang

17
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah leteratur adalah: 1). Untuk meningkatkan
untuk transaksi multijasa. daya guna uang. 2). Untuk meningkatkan
Kredit syariah adalah akad yang peredaran dan lalu lintas uang. 3). Untuk
sah dalam muamalah karena basis meningkatkan daya guna barang. 4).
akadnya adalah jual beli. Maka yang Meningkatkan peredaran barang. 5).
dimaksud kredit syariah adalah membeli Sebagai alat stabilitas ekonomi. 6).
barang dengan harga yang berbeda Untuk meningkatkan kegairahan
antara kontan dan angsuran dalam waktu berusaha. 7). Untuk meningkatkan
tertnetu (karena ekonomi Islam juga pemerataan pendapatan. 8). Untuk
mengakui adanya asumsi economic meningkatkan hubungan internasional
value of money). Akad ini dikenal (L/C, CGI, dan lain-lain) (Untung,
dengan istilah bai` bit taqshid atau 2004). 9). Menjadi motivator dan
bai` bits-tsaman `ajil. Atau biasa dinamisator peningkatan kegiatan
dikenal dengan skema Bai’ perdagangan dan perekonomian. 10).
murabahah (jual beli barang pada harga Memperbesar modal kerja perusahaan.
asal dengan tambahan keuntungan yg 11). Meningkatkan income per capita
disepakati (Fatoni, 2014 dan Nurhadi, (IRC) masyarakat. 12). Mengubah cara
2017). berpikir/bertindak masyarakat untuk
Kredit menurut Undang-Undang lebih ekonomis (Hasibuan, 2008).
Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah Perbedaan dan Persamaan
penyediaan uang atau tagihan yang dapat Pembiayaan Lembaga Keuangan
dipersamakan dengan itu, berdasarkan Syariah dengan Kredit Lembaga
persetujuan atau kesepakatan pinjam Keuangan Konvensional
meminjam antara bank dengan pihak lain Ada beberapa perbedaan antara
yang mewajibkan pihak peminjam pembiayaan lembaga keuangan syariah
melunasi utangnya setelah jangka waktu dengan kredit lembaga keuangan
tertentu dengan pemberian bunga konvensional, diantaranya adalah:
(Nurhadi, 2017). 1. Dari Segi Akad dan Legalitas.
Setiap pemberian kredit memiliki Fikih muamalat Islam
unsur sebagai berikut: 1). Kepercayaan. membedakan antara wa’ad dengan akad.
2). Kesepakatan. 3). Jangka Waktu. 4). Wa’ad hanya mengikat satu pihak. Bila
Resiko. 5). Balas Jasa (Kasmir, 2013). pihak yang berjanji tidak dapat
6). Degree of Risk (Simorangkir, 2001). memenuhi janjinya, maka sanksi yang
Tujuan kredit adalah: 1). Mencari diterimanya lebih merupakan sanksi
Keuntungan. 2). Membantu Usaha moral. Akad merupakan suatu
Nasabah (perusahaan). 3). Membantu kesepakatan yang mengikat kedua belah
Pemerintah (Kasmir, 2013). 4). pihak yang saling bersepakat (Mas’adi,
Melaksanakan kegiatan operasional 2002). Bila salah satu atau kedua pihak
bank. 5). Memenuhi permintaan kredit yang terikat dalam kontrak itu tidak
dari masyarakat. 6). Memperlancar lalu dapat memenuhi kewajibannya, maka
lintas pembayaran. 7). Meningkatkan ia/mereka menerima sanksi seperti yang
pendapatan dan kesejahteraan sudah disepakati dalam akad (Suryadi,
masyarakat (Hasibuan, 2008). 8). Turut 2018 dan Indriani et all, 2018). Lembaga
menyukseskan program pemerintah di keuangan Islam atau syari’ah, akad yang
bidang ekonomi dan pembangunan dilakukan memiliki konsekuensi duniawi
(Simorangkir, 2001). dan ukhrawi karena akad yang dilakukan
Fungsi kredit menurut Nurhadi berdasarkan hukum Islam. Sering kali
(2017) yang beliau kutip dari beberapa nasabah berani melanggar

18
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

kesepakatan/perjanjian yang telah akad itu”. Lembaga keuangan syariah


dilakukan bila hukum itu hanya tidak akan membiayai bisnis dan usaha
berdasarkan hukum postif belaka, tapi yang bertentangan dengan syariah.
tidak demikian bila perjanjian tersebut Usaha yang dibiayai adalah usaha yang
memiliki pertanggung jawaban hingga halal. Lembaga keuangan syariah tidak
yaumil qiyamah nanti. Setiap akad dalam membiayai bisnis dan usaha yang
lembaga keuangan Islam, baik dalam hal mengandung Maghrib (Maysir, Gharar,
barang, pelaku transaksi, maupun Riba). Secara Umum, perbankan syariah
ketentuan lainnya, harus memenuhi membiayai: (1). Obyek pembiayaan
ketentuan akad, seperti hal berikut: (1). harus halal tak boleh mengandung Unsur
Rukun, sebagai berikut: a). Penjual; b). Haram; (2). Proyek tak boleh
Pembeli; c). Barang; d). Harga; e). menimbulkan kemudharatan pada
Akad/ijab-qabul; dan (2). Syarat, sebagai masyaraka; (3). Proyek tak boleh
berikut: a). Barang dan jasa harus halal berkaitan dengan mesum/asusila; (4).
sehingga transaksi atas barang dan jasa Proyek tak boleh berkaitan dengan
yang haram menjadi batal demi hukum perjudian; (5). Usaha tak boleh berkaitan
syariah; b). Harga barang dan jasa harus dengan industri senjata illegal, berkaitan
jelas; c). Tempat penyerahan harus jelas dengan pembunuh masal; (6). Proyek tak
karena akan terdampak pada biaya boleh merugikan syiar Islam baik
transportasi; d). Barang yang langsung maupun tak langsung (Indriani
ditransaksikan harus sepenuhnya dalam et all, 2018).
kepemilikan. Tidak boleh menjual 3. Struktur Organisasi dan Lembaga
sesuatu yang belum dimiliki atau Penyelesaian Sengketa.
dikuasai seperti yang terjadi pada Struktur organisasi lembaga
transaksi short sale dalam pasar modal keuangan syariah, yaitu: (1). Terdapat
(Multimules, 2016). Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang
2. Dari Segi Bisnis dan Usaha yang berperan mengawasi jalannya
Dibiayai. operasional bank sehari-hari agar selalu
Landasan hukum PBI No. sesuai dengan ketentuan syariah; (2).
6/24/PBI/2004 Bab V pasal 36 bank Terdapat Dewan Syariah Nasional
wajib menerapkan prinsip syariah dan (DSN) : Dewan Syariah yang bersifat
prinsip kehati-hatian dalam melakukan nasional yang membawahi seluruh
kegiatan usaha yang meliputi lembaga keuangan syariah dan
penghimpunan dana dari masyarakat mengawasi kinerja DPS. Sedangkan
dalam bentuk simpanan dan investasi struktur organisasi lembaga keuangan
antara lain giro berdasarkan prinsip konvensional, yaitu: (1). Tidak ada,
waidah, tabungan berdasarkan prinsip hanya ada Komisaris dan Direksi; (2).
wadiah dan mudharabah, dan deposito Tidak ada, hanya Bank Indonesia (BI)
berjangka berdasarkan prinsip sebagai pengawas utamanya. Lembaga
mudharabah. Landasan syariah QS Penyelesaian Sengketa, dalam lembaga
annisa 4:29 “ Hai orang yang beriman keuangan syariah, yaitu: (1). Jika
janganlah kalian saling memakan terdapat perbedaan atau perselisihan
(mengambil) harta sesamamu dengan antara bank dan nasabahnya, kedua belah
jalan batil kecuali dengan jalan pihak tidak menyelesaikannya di
perniagaan yang berlaku dengan peradilan negeri, tetapi
sukarela diantaramu”. QS al Maidah 5-1 menyelesaikannya sesuai tata cara dan
“Hai orang beriman! Penuhilah akad- hukum syariah; (2). Lembaga yang

19
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

mengatur hukum materi dan prinsip 4. Persamaan untuk kartu kredit


syariah di Indonesia disebut BAMUI syariah dan kartu kredit
(Badan Arbitrase Muamalah Indonesia) konvensional adalah memiliki
yang didirikan secara bersama oleh
iuran tahunan, yaitu: (a). Pagu
Kejagung RI dan MUI. Sedangkan
dalam lembaga keuangan konvensional limit berdasarkan jenis kartu,
penyelesaian sengketa, yaitu: Jika yaitu hijau, emas dan platinum;
terdapat perbedaan atau perselisihan (b). Menggunakan jasa layanan
antara bank dan nasabahnya, kedua belah penyedia kartu global (master
pihak menyelesaikannya di peradilan card); (c). Dapat digunakan
negeri (Multimules, 2016). untuk kegiatan dasar, yaitu
Maka adapun persamaan
pembayaran secara kredit di
pembiayaan lembaga keuangan syariah
dengan kredit lembaga keuangan marchant penyedia kartu global
konvensional adalah: tersebut dan pembayaran tagihan
1. Sisi teknis penerimaan uang; bulanan, seperti listrik, air dan
2. Persamaan dalam hal mekanisme telepon.
transfer;
Perbandingan Lembaga Keuangan
3. Teknologi komputer yang
Syariah dan Konvensional
digunakan maupun dalam hal Perbandingan perbedaan lembaga
syarat-syarat umum untuk keuangan syariah dan konvensional
mendapatkan pembiayaan seperti minimal ada tiga, baik secara umum,
KTP, NPWP, proposal laporan karaktristik, maupun secara keuntungan
keuangan dan sebagainya. Dalam (bunga dan bagi hasil), untuk
hal persamaan ini semua hal yang memudahkan melihat perbandingan
perbedaan tersebut, penulis buat skema
terjadi pada bank syariah itu
tabel sebagai berikut:
sama persis dengan yang terjadi
pada bank konvensional, nyaris
tidak ada perbedaan;
Perbandingan Lembaga Keuangan Syariah dan Konvensional
Perbedan secara umum LKS dan LKK

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Keuanagan Konvensional


1. Melakukan investasi yang jelas 1. Investasi yang dilakukan belum jelas
hukum halal dan haramnya halal dan haramnya
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil: 2. Berdasarkan bunga:
1). Besarnya disepakati pada 1). Besarnya disepakati pada waktu akad
waktu akad dengan dengan asumsi selalu untung.
berpedoman pada untung dan 2). Pembagian hasil didasarkan pada
rugi. modal yang dipinjamkan.
2). Besar rasio didasarkan pada 3). Bunga besarnya mengambang dan
besarnya keuntungan yang di naik turun.
peroleh. 4). Pembayaran bunga besarnya tetap
3). Jumlah pembagian laba tanpa pertimbangan untung rugi.
meningkat sesuai dengan 5). Jumlah bunga tidak meningkat

20
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

meningkatnya keuntungan. walaupun keuntungan meningkat


4). Rasio tidak berubah selama
akad masih berlaku.
5). Kerugian ditanggung bersama.
3. Profit oriented dan pencapaian 3. Profit oriented
falah
4. Hubungan dengan nasabah dalam 4. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk kemitraan bentuk kreditur-debitur
5. Penghimpunan dan penyaluran 5. Tidak terdapat dewan sejenis
dana harus sesuai dengan fatwa
Dewan Pengawas Syariah
Perbandingan Lembaga Keuangan Syariah dan Konvensional
Perbedaan Berdasarkan Karakteristik LKS dan LKK
Lembaga Keuangan
Karakteristik Lembaga Keuangan Syariah
Konvensional
1. Berdasarkan pada nilai- 1. Prinsip ekonomi (barat)
nilai Islami dijadikan sebagai
2. Menjadikan maslahah landasan filosofis
sebagai tujuan pencapaian 2. Kegiatan bisnis
Kerangka Bisnis falah dilandaskan pada
3. Meninggalkan segala orientasi keuntungan
bentuk aktivitas yang optimal
bertentangan dengan
agama

1. Hukum Syariah 1. UU Perbankan


Landasan Hukum
2. UU Perbankan
1. Prinsip Bagi Hasil dan 1. Sistem Bunga
pembagian keuntungan 2. Fluktuatif dan sesuai
Imbalan Hasil yang jelas dengan tingkat suku
2. Disepakati secara bersama bunga
- sama
1. Akad yang jelas sesuai 1. Uang boleh digunakan
dengan kesepakatan sesuai dengan
Bentuk Transaksi bersama keinginan
2. Menjunjung tinggi hak
dan kewajiban sesuai akad

1. Optimalisasi pembiayaan 1. Sektor keuangan dan


sektor riil pasar derivatif
Sektor Bisnis 2. Melihat karakteristik 2. Semua perusahaan dan
usaha dan perusahaan usaha yang dianggap
yang sesuai syariah menguntungkan

21
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

1. Diambil sesuai dengan 1. Diambil sesuai


keuntungan prinsip pelanggaran yang
pendidikan dan penegasan dilakukan
Denda 2. Dihitung sebagai bukan 2. Dihitung sebagai
pendapatan bagian dari pendapatan
bank

Penyelesaian 1. Pengadilan 1. Pengadilan


sengketa 2. Badan Arbitrase Syariah 2. Arbitrase

1. Kemitraan 1. Kreditor dan Debitor


Hubungan Bisnis
2. Pedagang dan penjual
1. Etika Bisnis Islami 1. Etika bisnis
berorientasi
Pelayanan
keuntungan materiil

1. Manajemen Prudensial 1. Manajemen Prudensial


Pengawasaan
2. Manajemen Syariah
Perbandingan Lembaga Keuangan Syariah dan Konvensional

Perbedaan Sistem Bunga dan Bagi Hasil LKS dan LKK

Hal Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil


Sebelum Sesudah usaha, ketika
Penentuan besar imbalan mempunyai keuntungan

Bunga, besarnya nilai Rupiah Proporsi pembagian


Sistem imbalan keuntungan. Misal 60;40,
70;30,dst

Di tanggung nasabah Ditanggung oleh kedua


Kerugian belah pihak

Penghitungan imbalan Dari jumlah pembiayaan Dari hasil keuntungan

Titik perhatian Pasti menguntungkan pihak Keberhasilan dan kerugian


usaha/proyek bank secara bersama

Pasti dari (%) jumlah Proporsi (%) dari jumlah


Kondisi imbalan pinjaman keuntungan usaha yang
tidak pasti

Berlawanan dengan Q.S Sesuai dengan prinsip Islam


Status hukum Luqman ayat 34 Q.S Luqman ayat 34

22
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Lembaga keuangan syariah Amarsyaeliani, Fitri. 2014. Lembaga
adalah lembaga yang beroperasi sesuai Keuangan Syariah Dan Lembaga
syariah Islam (bagi hasil). Lembaga Keuangan Konvensional,
keuangan konvensional adalah lembaga wibesite.online. Di kutip pada 12
yang beroperasi dengan sistem bunga. Di Agustus 2018 dari :
kedua lembaga keuangan tersebut ada http://fitriamarsyaeliani.blogspot.c
pembiayaan dan kredit, baik bank om/2014/01/lembaga-keuangan-
maupun non bank. Perbedaan antara syariah-dan-lembaga.html.
pembiayaan LKS dengan kredit LKK, Bambang. 2018. Bank Syariah Lebih
adalah: Tahan Menghadapi Krisis. di kutip
1. Dari segi akad dan legalitas; pada 12 Agustus 2018 dari :
2. Dari segi bisnis dan usaha yang https://finance.detik.com/moneter/d
dibiayai; -2886801/menkeu-bambang-bank-
syariah-lebih-tahan-menghadapi-
3. Struktur organisasi dan lembaga
krisis.
penyelesaian sengketa. Danupranata, Gita. 2013. Manajemen
Persamaanya adalah: Perbankan Syariah. Salemba
1. Sisi teknis penerimaan uang; empat. Jakarta.
2. Persamaan mekanisme Fatoni, Nur. 2014. Kearifan Islam Atas
transfer; Jual Beli Kredit (Studi Pada
3. Teknologi Komputer, Tukang Kredit Di Kec. Cepiring
Kabupaten Kendal). Laporan
4. Syarat-syarat umum seperti
Penelitian Individu Dibiayai Oleh
KTP, NPWP, proposal Dipa Institut Agama Islam Negeri
laporan keuangan dan Walisongo Semarang.
sebagainya; Hasan, Mufti. 2018. Analisis Pengaruh
5. Persamaan kartu kreditnya Quality Of Work Life (QWL)
sama-sama memiliki iuran Terhadap Kinerja Dan Kepuasan
tahunan, yaitu: Kerja Karyawan PT. Bank BRI
Syariah Cabang Pekanbaru. Jurnal
a. Pagu limit berdasarkan Tabarru’ : Islamic Banking and
jenis kartu, yaitu hijau, Finance. Vol. 1, No 1.
emas dan platinum; Hasibuan, Malayu. 2008. Dasar-Dasar
b. Menggunakan jasa Perbankan. PT Bumi Aksara.
layanan penyedia kartu Jakarta
global (master card); Indriani, Musrifatul, dkk. 2018.
Perbedaan Lembaga Keuangan
c. Dapat digunakan untuk
Syariah dan Lembaga Keuangan
kegiatan dasar, yaitu Konvensional. Di kutip pada 13
pembayaran secara kredit Agustus 2018 dari :
di marchant penyedia https://www.academia.edu/304093
kartu global tersebut dan 27/Perbedaan_Lembaga_Keuangan
pembayaran tagihan _Syariah_dan_Lembaga_Keuangan
bulanan, seperti listrik, air _Konvensional.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan
dan telepon.
Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta

23
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

Kasmir. 2012. Bank & Lembaga BMT Al Ittihad Rumbai


Keuangan Lainnya. PT Raja Pekanbaru. Jurnal Tabarru’ :
Grafindo Persada. Jakarta. Islamic Banking and Finance. Vol
Umam, Khaerul. 2013. Manajemen 1, No 1.
Perbankan Syariah. CV Pustaka Untung, Budi. 2004. Kredit Perbankan
Setia. Bandung. di Indonesia. Andi. Yogyakarta.
Lewis, Mervyn dan Latifa Algaoud.
2001. Perbankan Syariah Prinsip,
Praktik, Prospek. Serambi. Jakarta.
Mas’adi dan Ghufron. 2002. Fiqih
Muamalah Konsektual Edisi ke-1.
PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Mutimules. 2016. Perbedaan Lembaga
Keuangan Islam dengan Lembaga
Keuangan Konvensional. Di kutip
pada 13 Agustus 2018 dari :
http://mutimules.blogspot.com/201
6/02/perbedaan-lembaga-
keuangan-islam-dengan.html.
Nurhadi. 2017. Hilah Syariah Kredit
Bank Konvesional (Maqashid Jual
Beli Kredit (Lain Kontrak Lain
Akad). Jurnal Hukum Islam. Vol
XVII No. 2.
Nurjaman, Rizal. 2014. Lembaga
Keuangan Syariah Dan
Konvensional. Di kutip pada 13
Agustus 2018 dari :
http://rizalnurjaman31.blogspot.co
m/2014/01/lembaga-keuangan-
syariah-dan.html.
Ria Yusnita, Raja. 2018. Analisis
Perbandingan Pembiayaan
Murabaha Pada Bank BRI Syariah,
Bank Mega Syariah dan Bank
Syariah Mandiri (Studi Pada Bank
Umum Syariah Yang Terdaftar di
Indonesia Periode Tahun 2012-
2016). Jurnal Tabarru’ : Islamic
Banking and Finance. Vol 1, No 1.
Simorangkir. 2001. Pengantar Lembaga
Keuangan Bank Dan Non Bank.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Suryadi, Nanda & Rani Putri, Yusmila.
2018. Analisis Penerapan
Pembiayaan Qardhul Hasan
Berdasarkan Psak Syariah Pada

24
Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance
Volume 1 Nomor 2, November 2018
p-ISSN 2621-6833
e-ISSN 2621-7465

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN BANK TERHADAP


KINERJA UNIT USAHA SYARIAH PADA BANK DI INDONESIA

Hafidzah Nurjannah1, Yul Efnita2 & Eva Sundari3


Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Riau1,2 & 3
Email : hafidzah.nj@gmail.com, yulefnita@eco.uir.ac.id, evasundarirawi@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh secara signifikan baik partial maupun
simultan pada variabel kepemilikan bank, simpanan (DPK), rasio pinjaman terhadap simpanan
(LDR) dan rasio kecukupan modal (CAR), Non Performing Loan (NPL) dan ukuran
perusahaan terhadap profitabilitas (ROA) pada bank yang memiliki Unit Usaha Syariah
(UUS) baik itu pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) maupun Bank Swasta. Populasi dan
sampel terdiri dari 24 UUS milik Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Swasta. Dari
ke 24 bank tersebut, hanya 18 bank yang dipilih menjadi sampel. Bank-bank tersebut adalah 7
Bank Swasta dan 11 Bank Pembangunan Daerah. Periode penelitian ini adalah 2010-2014.
Data diambil dari laporan tahunan bank. Penelitian ini menggunakan data panel dan pooled
Ordinary Least Squares (OLS). Hasil penelitian menunjukkan UUS milik Bank Pembangunan
Daerah lebih baik daripada Bank Swasta. Hal ini disebabkan beberapa faktor. Pertama,
pinjaman hanya untuk pejabat pemerintah daerah di mana pembayaran pinjaman melalui
pengurangan gaji, sehingga kemungkinan tidak dapat membayar pinjaman sangat rendah
meskipun situasi ekonomi tidak stabil. Kedua, karena Bank Pembangunan Daerah
menyediakan layanan hanya untuk lokal saja, sehingga memiliki pengetahuan khusus tentang
daerah tersebut. Sehingga akan memungkinkan nasabah menilai penerapan pinjaman dan
mengidentifikasi pinjaman yang memenuhi syarat. Ketiga, kinerja Bank Pembangunan Daerah
yang diawasi oleh pemerintah daerah lebih intensif.

Kata Kunci : Hedging, Laverage, Cash Ratio, Firm Size, Bank Syariah.

ABSTRACT

The objectives of this research is to analyze the effect of significantly partially or


simultaneously on a dummy variable ownership of banks, deposit (DPK), loan to deposit ratio
(LDR) and the Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL ) and Size banks
on profitability (ROA) at banks that have Unit Usaha Syariah (UUS) whether Regional
Development Banks (RDB) and private owned banks. The population and sample consists of
24 Islamic UUS Regional Development Banks (RDB) and private owned banks. From the 24
banks, only 18 banks were selected to be the sample. The banks are 7 private banks and 11
regional development banks. The periodof this studyis from 2010 to 2014. Data are taken
from the bank’ sannual reports. This study using panel data and using pooled Ordinary Least
Squares(OLS). The results showed UUS belongs to a regional development bank is better than
UUS privately owned banks. This shows due to several factors. First, the loan only for local
government officials in which the loan repayment through salary deductions, they see
themselves so that the probability that they are unable to pay the loan is very low despite the
unstable economic situation. Second, because RDB provide services only to local only, so
have specific knowledge about the area. This will allow customers assess loan applications
and identifying eligible loans. Third, the performance of RDB supervised by local
governments is more intensive.

Keywords : Hedging, Leverage, Cash Ratio, Firm Size, Islamic Bank.


25
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 25 - 32

PENDAHULUAN ikut dibiayai dari dana modal sendiri


Sejak beberapa tahun terakhir di bank disamping memperoleh dana-dana
Indonesia telah diperkenalkan suatu dari sumber-sumber di luar bank, seperti
sistem perbankan dengan pendekatan dana masyarakat, pinjaman (utang), dan
syariah Islam yang dapat menjadi lain-lain. Dengan kata lain, Capital
perbankan alternatif bagi masyarakat, Adequacy Rasio (CAR) adalah rasio
khususnya bagi umat Islam. kinerja bank untuk mengukur kecukupan
Karakteristik sistem perbankan syariah modal yang dimiliki bank untuk
yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi menunjang aktiva yang mengandung
hasil memberikan alternatif sistem atau menghasilkan resiko.
perbankan yang saling menguntungkan Peneliti menggunakan objek
bagi masyarakat dan bank, serta penelitian pada Bank yang memiliki
mengutamakan aspek keadilan dalam Unit Usaha Syariah (UUS) karena
berinteraksi, investasi yang beretika, perkembangannya semakin tahun
mengedepankan nilai-nilai kebersamaan semakin banyak diminati oleh
dan persaudaraan dalam berproduksi dan masyarakat sehingga dapat
menghindari kegiatan spekulatif dalam meningkatkan Pendapatan suatu Bank.
bertransaksi keuangan. Melihat kondisi ini peneliti
Tingkat pertumbuhan perbankan tertarik untuk meneliti pengaruh struktur
semakin lama mengalami kemajuan yang kepemilikan bank terhadap kinerja Unit
signifikan, hal ini memungkinkan para Usaha Syariah pada bank Di Indonesia.
investor dapat kembali menanamkan TINJAUAN PUSTAKA
modalnya disektor perbankan, diperkuat Pengertian Bank Syariah
oleh kebijakan bank yang memberikan Menurut UU No 21 Tahun 2008
kemudahan bagi investor.
Pasal 1 ayat (7) Bank Syariah adalah
Apabila Return On Assets
(ROA) meningkat, berarti profitabilitas bank yang menjalankan kegiatan usaha
perusahaan meningkat. Hal ini berdasarkan prinsip syariah disebut bank
dikarenakan bank lebih mengutamakan syariah dan menurut jenisnya terdiri atas
nilai profitabilitas suatu bank yang bank umum syariah dan bank
diukur dengan asset yang dananya pembiayaan rakyat Syariah
sebagian besar berasal dari dana (Burhanuddin, 2010).
simpanan masyarakat.
Tujuan dan Fungsi Bank Syariah
Loan to Deposit Ratio (LDR)
adalah rasio antara seluruh jumlah kredit a. Tujuan normatif dibentuknya lembaga
yang diberikan bank dengan dana yang keuangan syariah.
diterima oleh bank. Tujuan penting dari Mengarahkan kegiatan ekonomi
perhitungan Loan to Deposit Ratio umat untuk bermuamalah secara
(LDR) adalah untuk mengetahui dan Islam, untuk menciptakan suatu
menilai sampai sejauh mana bank keadilan di bidang ekonomi, untuk
memiliki kondisi sehat dalam
meningkatkan kualitas hidup ummat,
menjalankan operasi atau kegiatan
usahanya. untuk membantu menanggulangi
Capital Adequacy Rasio (CAR) masalah kemiskinan.
adalah rasio yang memperlihatkan b. Fungsi Bank Syariah
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang Manajemen Investasi, investasi,
mengandung risiko (kredit, penyertaan, jasa layanan keuangan, jasa sosial.
surat berharga, tagihan pada bank lain)

26
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 25 - 32

Karakteristik Transaksi Syariah sebagai mitra investor dan pedagang,


Transaksi syariah dapat berupa bukan dalam hubungan lender dan
aktivitas bisnis yang bersifat komersial borrower sebagaimana yang berlaku
maupun aktivitas sosial yang bersifat pada bank konvensional, akad transaksi
non-komersial. yang sudah disepakati dengan nasabah
Sistem Penghimpunan Dana Bank tidak akan mengalami perubahan sampai
Syariah dengan berakhirnya.
a. Modal adalah dana yang diserahkan Perbedaan antara Bank Syariah dan
oleh para pemilik (owner). Dalam
Konvensional
perbankan syariah, mekanisme
penyertaan modal pemegang saham a. Bank Konvensional
dapat dilakukan melalui musyarakah Investasi yang halal dan haram,
fi sahm asy-syarikah atau equity memakai perangkat bunga, profit
participation pada saham perseroan oriented, hubungan dengan nasabah
bank. dalam bentuk hubungan debitor-
b. Titipan, Adapun akad yang sesuai debitor, tidak terdapat dewan sejenis.
dengan prinsip ini ialah al-wadi’ah.
b. Bank Syariah
Al-wadi’ah merupakan titipan murni
yang setiap saat dapat diambil jika Melakukan investasi-investasi
pemiliknya menghendaki. Secara yang halal saja, berdasarkan prinsip
umum terdapat dua jenis wadi’ah: bagi hasil, jual beli, atau sewa. profit
wadi’ah yad al-amanah dan wadi’ah dan falah oriented, hubungan dengan
yad adh-dhamanah (Antonio, 2001) nasabah dalam bentuk hubungan
c. Investasi, Prinsip lain yang digunakan kemitraan, penghimpun dan
adalah prinsip investasi. Akad yang
penyaluran dana harus sesuai dengan
sesuai dengan prinsip ini adalah
mudharabah. Tujuan dari Fatwa Dewan Pengawas Syariah.
mudharabah adalah kerja sama antara Perbedaan Bagi Hasil dengan Sistem
pemilik dana (shahibul maal) dan Bunga
pengelola dana (mudharib). (Antonio, Secara singkat perbedaan bagi
2001). hasil dengan sistem bunga adalah
Ciri-ciri dan Landasan Operasional sebagai berikut: (Machmud, Rukmana,
Adapun landasan operasional
2010)
bank syariah, menurut Sumar’in (2012),
a. Bagi Hasil
meliputi : Menghindari riba,
Penentuan bagi hasil dibuat
memperlakukan uang hanya sebagai alat
sewaktu perjanjian dengan
tukar dan bukan sebagai komoditi yang
berdasarkan kepada untung atau rugi,
diperdagangkan, pembiayaan hanya
jumlah nisbah bagi hasil berdasarkan
dilakukan terhadap aktivitas ekonomi
jumlah keuntungan yang telah
maupun kebutuhan nasabah lainnya yang
dicapai, bagi hasil tergantung pada
disamping bankable, juga tidak
hasil proyek. Jika proyek tidak
bertentangan dengan syariah, tidak
mendapat keuntungan atau mengalami
membenarkan transaksi spekulatif
kerugian, resikonya ditanggung kedua
(maysir), dalam berinteraksi dengan
belah pihak, jumlah pemberian hasil
nasabah, bank syariah memposisikan diri
keuntungan meningkat sesuai dengan

27
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 25 - 32

peningkatan keuntungan yang 4. Al-Bai’, akad persetujuan jual beli


didapat, penerimaan atau pembagian terhadap suatu barang. Dasar
keuntungan adalah halal. hukumnya adalah Surat An-Nisaa’
b. Bunga ayat 29.
Penentuan bunga dibuat sewaktu 5. Al-Ijarah, adalah perjanjian antara
perjanjian tanpa berdasarkan kepada pemilik barang dengan menyewa
untung atau rugi, jumlah persen bunga yang membolehkan penyewa
berdasarkan jumlah uang (modal) memanfaatkan barang tersebut dengan
yang ada, pembayaran bunga tetap membayar sewa sesuai dengan
seperti perjanjian tanpa diambil persetujuan kedua belah pihak. Dasar
pertimbangan apakah proyek yang hukun ijarah yaitu Al-Qashas ayat 26.
dilaksanakan pihak kedua untung atau Produk dan Jasa Perbankan Syariah
rugi, jumlah pembayaran bunga tidak Menurut (Karim, 2011) Produk
meningkat walaupun jumlah dan jasa Perbankan Syariah adalah
keuntungan berlipat ganda, sebagai berikut:
pengambilan atau pembayaran bunga a. Penyaluran Dana, dalam menyalurkan
adalah haram. dananya pada nasabah, secara garis
Akad dan Produk Bank Syariah besar produk pembiayaan syariah
1. Al-Wadiah, yaitu perjanjian antar terbagi ke dalam empat katagori yang
pemilik barang (termasuk uang) dibedakan berdasarkan tujuan
dengan penyimpanan (termasuk bank) penggunaannya, yaitu: pembiayaan
dimana pihak penyimpan bersedia dengan prinsip jual-beli, pembiayaan
untuk menyimpan dan menjaga dengan prinsip sewa, pembiayaan
keselamatan barang dan atau yang dengan prinsip bagi hasil, pembiayaan
dititipkan kepadanya (Sumar’in dengan akad pelengkap.
2012). Dasar hukum al-wadi’ah b. Produk Penghimpun Dana,
adalah surat An-Nisaa ayat 58. penghimpun dana di bank syariah
2. Al-Mudharabah, yaitu perjanjian dapat berbentuk giro, tabungan dan
antara pemilik modal (uang/barang) deposito. Prinsip operasional syariah
dengan pengusaha dimana pemilik yang diterapkan dalam penghimpunan
modal bersedia membiayai dana masyarakat adalah prinsip
sepenuhnya suatu proyek/usaha yang wadi’ah dan mudharabah.
pengusaha bersedia untuk mengelola c. Jasa Perbankan, selain menjalankan
proyek tersebut dengan bagi hasil. fungsinya sebagai intermediaries
Landasan hukum tersendiri yaitu (penghubung) antara pihak yang
surat al-Muzammil ayat 20. membutuhkan dana (deficit unit)
3. Al-Musyarakah, yaitu perjanjian dengan pihak yang kelebihan dana
kerjasama antara dua pihak/lebih (surplus unit), bank syariah dapat pula
pemilik modal (uang/barang) untuk melakukan berbagai pelayanan jasa
mencapai suatu usaha. Dasar hukum perbankan kepada nasabah dengan
nya adalah surat An-Nisaa’ ayat 12. mendapatkan imbalan berupa sewa
atau keuntungan.

28
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 25 - 32

Gambar 1. Kerangka Berfikir Penelitian

Dummy kepemilikan

Loan To Deposit Ratio (LDR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) Profitabilitas (ROA)

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Non perfoming loan (NPL)

Size Bank

Definisi Operasional Variabel tahun 2010-2014. Menggunakan jenis


Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data laporan keuangan
variabel dependen yaitu kinerja bersumber dari BI.go.id. Adapun
keuangan yang diukur dengan Return On populasi dalam penelitian ini adalah PT.
Asset (ROA). Variabel independen Bank Unit Usaha Syariah (UUS)
terdiri dari Kepemilikan Bank dapat sebanyak 24 bank dan perusahaan
diukur dengan Dummy, Dana Pihak tersebut mengumumkan laporan
Ketiga dapat diukur dengan dana pihak keuangan di BI.go.id dengan periode
ketiga terhadap total kewajiban, Loan To tahun 2010-2014. Dari populasi tersebut
Deposit Ratio (LDR) dapat diukur sampel yang dipilih sebanyak 18 bank
dengan Total Loan terhadap Total yang terdiri dari 7 UUS bank swasta dan
Deposit, Non Performing Loan (NPL) 11 UUS BPD, dan dipilih berdasarkan
dapat diukur dengan pembiayaan karakteristik sebagai berikut: Perusahaan
bermasalah terhadap jumlah Unit Usaha Syariah (UUS), perusahaan
pembiayaan, Ukuran Perusahaan dapat yang mengumumkan laporan keuangan
diukur dengan Log n Total Aktiva, tahunan secara lengkap per 31 Desember
Capital Adequity Ratio (CAR) dapat dari tahun 2010 hingga tahun 2014,
diukur dengan Modal Bank terhadap perusahaan Unit Usaha Syariah (UUS)
ATMR. yang memiliki nilai ROA positif. Dalam
penelitian ini teknik yang digunakan
METODE PENELITIAN untuk menganalisis data adalah analisis
Lokasi penelitian dilakukan di regresi linier berganda (multiple linier
perusahaan perbankan PT. Bank yang regression method).
memiliki Unit Usaha Syariah periode

Hasil Penelitian
Table 4. Regression without Adjusting and with Robust Standard Errors
OLS with out standard errors OLS with robust standard errors
Variable
Coef. p-value Coef. p-value
Constan -1.445673 0.341 -1.445673 0.278
DB 1.049996 0.005*** 1.049996 0.052*
DPK -.0497795 0.408 -.0497795 0.073*
LDR .0297095 0.010*** .0297095 0.010***

29
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 25 - 32

CAR .0839541 0.017** .0839541 0.094*


NPL -.331598 0.012** -.331598 0.041**
ASET .0593074 0.603 .0593074 0.461

R-squared 0.3385 0.3385


Adjusted R-squared 0.2907 -
Prob > F 0.0000 0.0000
Number observation 90 90
*, ** and *** signifikan pada 10%, 5% dan 1%

DB berpengaruh positif terhadap Pihak Ketiga (DPK) memberikan beban


ROA. Teori agensi menyatakan bahwa pada bank untuk membayar nisbah bagi
perusahaan yang dikelola oleh manajer hasil dibandingkan bank mendapatkan
yang tidak memiliki kepemilikan saham dana dari pemilik.
dalam perusahaan akan menyebabkan LDR memiliki pengaruh positif
pertentangan kepentingan (conflict of pada ROA. Loan to deposit ratio
interest) di antara manajer dan menyangkut kemampuan bank untuk
pemegang saham. Namun hasil mengantisipasi perubahan dalam
penelitian ini menemukan bahwa sumber-sumber pendanaan. Ini bisa
meskipun manajer bank tidak memiliki memiliki konsekuensi serius pada
kepentingan di dalam bank tersebut, kemampuan bank untuk memenuhi
mereka masih mengurus bank tersebut kewajibannya pada saat jatuh tempo.
dengan sangat baik. Ini mungkin pengelolaan likuiditas yang efektif
disebabkan oleh beberapa faktor. dengan berusaha untuk memastikan
Pertama, pemberian pinjaman hanya dalam kondisi yang sulit, bank akan
kepada pegawai pemerintah daerah di memiliki akses ke dana yang diperlukan
mana pembayaran pinjaman melalui untuk memenuhi kebutuhan biaya
potongan gaji mereka sehingga operasional dan kewajiab nasabah yang
probabilitas bahwa mereka tidak mampu jatuh tempo. Sumber utama likuiditas di
membayar pinjaman sangat rendah industri perbankan Indonesia adalah
meskipun situasi ekonomi yang tidak basis deposito dan pinjaman antar bank.
stabil. CAR berpengaruh positif
Kedua, oleh karena BPD terhadap ROA. Ini menunjukkan bahwa
memberikan layanan hanya kepada suatu bank yang mempunyai ekuitas yang
daerah saja, maka ia memiliki lebih besar lebih siap untuk menghadapi
pengetahuan yang khusus tentang daerah perubahan dalam keadaan ekonomi.
tersebut. Ini memfasilitasi BPD untuk Modal bank yang besar dapat
menilai permohonan pinjaman dari mengurangi biaya kebangkrutan dan
nasabah dan mengidentifikasi pinjaman membolehkan bank untuk memcari
yang layak. Ketiga, kinerja BPD diawasi pinjaman pada biaya yang lebih rendah.
oleh pemerintah daerah. Kelemahan Di samping itu modal bank yang besar
manajer bank menunjukkan membolehkan bank mengambil peluang
ketidakmampuan pemerintah daerah waktu ekonomi dalam keadaan yang
mengidentifikasi manajer yang baik, sebagai contoh, bank dapat
kompeten. Ini akan memberikan meningkatkan jumlah pinjaman dan ini
gambaran negatif terhadap kemampuan akan meningkatkan pendapatan karena
pemerintah daerah. dalam keadaan ekonomi yang baik
DPK berpengaruh negatif berkemungkinan besar nasabah mampu
terhadap ROA. Ini menunjukkan Dana membayar hutang mereka. Hasil ini

30
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 25 - 32

bersesuaian dengan Athanasoglou et al. edisi 4. PT. Rajawali Pers.


(2008), Davydenko (2010), Sastrosuwito Jakarta.
dan Suzuki (2012) dan Sufian dan Alexius, C., & Sofoklis, V. 2009.
Habibullah (2012). Determinant of bank
NPL memiliki pengaruh negatif profitability: Evidence from the
pada ROA. Kerugian pinjaman adalah Greek banking sector. Economic
penentu paling penting dari profitabilitas Annals, LIV (182), 93-118.
bank, dan yang dapat didefinisikan Amir, Machmud dan Rukmana. 2010.
sebagai kemungkinan kehilangan seluruh Bank Syariah, Teori, kebijakan,
atau sebagian dari pendapatan kredit. dan Studi Empiris di Indonesia.
Secara teoritis, peningkatan pinjaman Erlangga. Jakarta.
akan berakibat meningkatkan risiko Antonio, muhammad Syafi’i. 2001. Bank
kredit dimana terjadi kredit macet Syariah Dari Teori ke Praktik.
sehingga mempengaruhi profitabilitas Gema Insani Press. Jakarta.
bank. Untuk meningkatkan profitabilitas, Athanasoglou, P. P., Brissimis, S. N., &
perusahaan harus bertindak untuk Delis, M. D. 2008. Bank specific,
mengurangi risiko kredit melalui industry specific and
manajemen risiko kredit yang lebih macroeconomic determinants of
efektif. Hal ini menunjukkan bahwa bank profitability. Journal of
kredit bermasalah bisa mengurangi International Financial Markets,
keuntungan bank sehingga menurunkan Institutions and Money, 18 (2),
nilai ROA. Hasil penelitian sama 121-136.
Athanasoglou et.al (2008) Alexius dan Burhanuddin, S. 2010. Aspek Hukum
Sofoklis (2009) dan Ramadhan at all Lembaga Keuangan Syariah.
(2011). Grahu Ilmu. Yogyakarta.
Davydenko, A. 2010. Determinants of
KESIMPULAN Bank Profitability in Ukraine.
Hasil penelitian menunjukkan Undergraduate Economic Review
Unit Usaha Syariah (UUS) milik bank Illinois Wesleyan University, 7
pembangunan daerah lebih baik dari (1), hlm. 1-30.
UUS bank milik swasta. Hal ini Ramadan, I.Z., Kilani,Q.A., dan
menunjukkan karena beberapa faktor. Kaddumi, T.A. 2011.
Pertama, pinjaman hanya untuk pegawai Determinants of Bank
Pemda di mana pembayaran pinjaman Profitability: Evidence From
melalui potongan gaji merka sehingga Jordan. International Journal of
probabilitas bahwa mereka tidak mampu Academic Research, 3 (4), hlm.
membayar pinjaman sangat rendah 180-191.
meskipun situasi ekonomi yang tidak Sastrosuwito, S. dan Y. Suzuki. 2011.
stabil. Kedua, karena BPD menyediakan Post Crisis Indonesian Banking
layanan hanya untuk daerah saja, System Proftability: Bank-
sehingga memiliki pengetahuan khusus Specific and Industry-Specific
tentang daerah. Ketiga, kinerja BPD Determinants. Economics and
diawasi oleh pemerintah daerah yang Finance Review,1.1.
lebih intensif. Sufian, F., dan Habibullah, S. 2010.
Bank-specific, Industry-specific
DAFTAR PUSTAKA and Macro-economic
Adiwarman, A Karim. 2011. Bank Islam Determinants of Bank Efficiency:
Analilsis Fiqih dan Keuangan. Empirical Evidence from the

31
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 25 - 32

Thai Banking Sector. Journal of


Applied Economic Research, Vol.
4 (4), pp. 427-461.
Sumar’in. 2012. Konsep Kelembagaan
Bank Syariah. Graha Ilmu.
Yogyakarta.

32
Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance
Volume 1 Nomor 2, November 2018
p-ISSN 2621-6833
e-ISSN 2621-7465

THE EFFECT OF NON PERFORMING FINANCING


MUDHARABAH AND MUSYARAKAH AND OWNERSHIP OF
BANKS ON THE PROFITABILITY OF SHARIA BANKS

Hamdi Agustin1, Hariswanto2 & Nawarti Bustamam3


Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Riau1,2 & 3
Email: hamdiagustin@eco.uir.ac.id, hariswanto@eco.uir.ac.id,
nawartibustamam@eco.uir.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari Non-Performing Financing (NPF)
pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah dan kepemilikan bank terhadap
profitabilitas pada bank umum syariah. Penelitian ini menggunakan populasi sebanyak 13
bank syariah, namun karena keterbatasan kelengkapan data, maka sampel yang digunakan
hanya 7 bank syariah pada periode 2012-2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Non
Performing Financing (NPF) pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah
memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas (ROA). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ada kredit macet (NPL) yang dapat mengurangi profitabilitas bank
syariah dalam pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah meskipun jumlah
pendanaannya sangat kecil dibandingkan dengan pembiayaan Murabahah. Sedangkan
variabel kepemilikan bank tidak mempengaruhi profitabilitas bank syariah

Kata Kunci : Non Performing Financing, Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan


Musharakah, Profitabilitas.

ABSTRACT

The purpose This study to analyze the effect of Non Performing Financing of mudharabah
financing and musyarakah financing and bank ownership on profitability at Sharia
Commercial Bank. The population in this study as many as 13 sharia banks but due to the
limitations of the completeness of the data then the sample in this study taken 7 Sharia Banks
period 2012-2016. The results showed that Non Performing Financing Mudharabah financing
and Non Performing Financing Musyarakah financing have a significant negative effect on
Profitability (ROA). The results of this study indicate that there are non-performing loans that
can reduce the profitability of sharia banks in mudharabah and musyarakah financing
although the amount of funding is very small compared to murabahah financing. While the
variable ownership of the bank does not affect the profitability of sharia banks.

Keywords : Non Performing Financing, Mudharabah Financing, Musharaka financing,


Profitability.

33
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45

INTRODUCTION works dealing with the potential of


Both Islamic banks and Islamic banking include Mannan (1968),
conventional banks are financial Ahmad (1987), Saeed (1996) and Iqbal
intermediation that helps to transfer the and Mirakhor (1999). These authors
funds from investors, depositors or discussed a wide range of institutional
savers to borrowers. Regular issues including concepts and principles
conventional banks cannot be involved that are subject to interpretation. Due to
in venture transactions or merchandizing the rapid growth in Islamic banking in
transactions, which is allowed in Islamic these recent decades, it calls for
banks. But there are merchant banks who opportunities for the academics to
are allowed to do merchandizing. The conduct study in analyzing its’ financial
main difference between Islamic banks performance using financial ratios. Some
and conventional banks are the practice previous studies investigated
of interest rate and speculative performance of Islamic banks and
transactions, investment in alcohol, in compare it with conventional banks
tobacco and in pig made products are performance (Samad, 1999; Samad and
prohibited in accordance with Islamic Hassan, 2000; Iqbal, 2001; Rosly and
principles. Generally, conventional Bakar, 2003; Samad, 2004; Kader et. al,
banking principles are man-made, 2007; Widagdo and Ika; 2007; Beck et
whereas in Islamic banks principles and al., 2010; Jaffar and Manarvi, 2011;
rules are based on Syariah who set up Ansari and Rehman, 2011; Wahidudin at
the principles, simply to say transactions al., 2012; Merchant, 2012; Zeitun, 2012;
of Islamic banks are based on profit and Babatunde and Olaitan, 2013)
loss sharing. As we are aware of, that The research result was
interest rate for conventional banks is conducted by Kithinji (2010), Kargi
main source of earnings. As a proof, (2011), Kolapo et al. (2012), Muhammad
interest is forbidden in not only Islam et al (2012), Samuel et al. (2012),
and in Christianity as well. Likewise, as Madishetti, and Rwechungura (2013)
it is being stated in Quran chapter 3, and Kingu et al (2018) found that the
verse 130 ” O you who have believed, NPL bank have negative influence
do not consume usury, doubled and toward bank performance. The research
multiplied, but fear Allah that you may result was conducted by Reaz (2005),
be successful.” And another proof in Berger et al. (2005), Omran (2007),
Quran chapter 2, verse 275 is “Allah has Micco et al. (2007), Iannotta et al.
permitted trade and has forbidden (2007), Fu and Heffernan (2008), and
interest. Unlike Islamic Banks, the Cornett et al. (2010) found that the
conventional banks are not allowed to ownership structure of private bank have
purchase commodities with the aim of positive influence or significance toward
reselling them, in other words it is bank performance, from that research
forbidden for them to buy capital assets can be shown that the private bank is
or fixed assets such as: building, tracks, better than government bank. In
cars, machineries with the purpose to Indonesia, the research was done by
resell them with mark up unless they do Hadad et al. (2005) found that bank
not use for their own. ownership has no effect on performance
The extent of literature on of private bank, government bank and
Islamic banking divided into theoretical foreign bank. Thus, the research on the
and empirical dimension. The earliest performance of private banks and

34
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45

government banks in Indonesia is very funds through financial intermediaries.


reasonable to be examined. Financial intermediaries have advantages
Generally, the basic motive for over individual or non-financial
this study is that, different studies were companies due to three factors. First,
done in Western Europe and East financial institutions or intermediaries
African countries (Saba et al. (2012), can reduce transaction costs such as
Louzis et al. (2010), Badar and Yasmin search costs, information costs and
(2013) and Moti et al. (2012). However, contract costs. The cost of information
the results of those studies were exists because there is one party who
inconsistent. This inconsistency of does not know exactly about the
results might be attributable to the information related to the other party.
method of data analysis used by different There are two situations of
researchers and difference in the asymmetric information in financial
economic condition of the countries in markets ie adverse selection, which
which banking sectors are operating. occurs before a transaction occurs, and
Though, there are a number of studies the moral hazard, which arises after a
that are conducted at a global level to transaction (Allen & Santomero, 1998).
examine the determinants of bank Adverse selection occurs when the
performance, most of the studies were surplus unit has no accurate information
made with reference to developed regarding unit deficit. Therefore, the lack
countries like India, China, Japan, of information about the deficit unit will
Turkey, United of Kindom, Spain, expose the surplus unit to greater risk if
Greece, German, Malaysia and USA. the surplus unit lend to a deficit unit.
In previous literature, a lot of Financial institutions through experience
work is done on determining the factors can reduce the adverse selection
which influence the bank performance in problem.
Indonesia. But a little work is done on of Moral hazard refers to the misuse of
sharia banks. Studies in Indonesia, so far the loan obtained by the deficit unit
have looked into the performance of where the deficit unit will use the loan
conventional banks but did not study the for a more risky and different purpose
effect of nonperforming loan and than the stated purpose of the loan
ownership structure on the performance application. Financial institutions can
of sharia banks. So, the main purpose of mitigate moral hazard problems through
this study is to fill this gap by loan contracts and oversight over the
performance of sharia banks. operations of deficit units.
The advantage of the second
LITERATURE REVIEW financial institution is that financial
Financial Intermediary Theory institutions can enjoy economies of scale
The main function of the bank is as a as financial institutions have the ability
financial intermediary where the bank to handle large and large-scale
will sell a financial claiming product on transactions. Therefore, financial
the bank such as savings account and institutions can reduce the fixed cost for
current account. At the same time, banks each unit of output. Thirdly, since
will also purchase financial products financial institutions have the advantage
such as mortgages, business loans and of evaluating a decent loan deal, it
personal loans. With this activity the ensures that the loan issued will have a
financial transfers occur from units with lower risk. Furthermore, financial
surplus funds to units with insufficient institutions will manage a large amount

35
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45

of loans. Thus, financial institutions can and Bonnaccorsi (2006), Basu et al.
diversify their portfolio and thus reduce (2007) and Sulivan and Spong (2007)
the risk of such financial institutions. which indicate that bank owners are
This is different from those of non- handing over to the manager as an agent
financial intermediaries or companies to manage the bank. This is because the
who do not have the skills in assessing a owner has difficulty managing the
loan and do not have a large capital to company directly because of the
diversify their portfolio. following factors. First, the size of a
Agency Theory growing bank will be difficult to
In the area of study of the influence manage. Second, the need for specialized
of ownership on bank performance, the expertise to manage large banks and
most frequently used theory is agency generally the owners have no such
theory. Agency theory describes the expertise. Third, bank ownership is
relationship between the owner as a determined by the number of
principal and manager as an agent. The shareholders. If the number of
relationship is very important because it shareholders is too high and each person
affects the performance of a bank. Thus holds a small number of shares then this
the competitiveness of a bank depends situation does not allow all owners to
largely on the ability of managers to manage the activities of banks
manage their respective banks. In effectively.
addition to the magnitude of the role of The manager can be seen as an agent
managers in managing the bank in order by the bank owner who appoints them
to perform well, the role of the bankers and is authorized and responsible for
is also vital for monitoring and ensuring making the best decisions in the interest
that managers are working hard to of shareholders. One way to measure
advance the bank under its management. success and efficiency of managers is to
Therefore, in the relationship look at the profitability of the bank.
between the bank owner and the Performance can be measured through
manager usually there will be a bank's ability to secure a stable profit
performance contract where the bank while at the same time maintaining
owners are aligning the interests of the shareholder wealth increase in the
manager with the interests of the bank's company.
owner. Performance contracts are Berger and Bonnaccorsi (2006) point
formed so that rewards received by out that managers may ignore the
managers are closely linked to bank interests of shareholders, instead paying
performance. The contractual attention to their interests such as job
relationship between the owner and the continuity, luxury lifestyle, professional
manager is in line with agency theory membership, personal vehicle facilities,
(Jensen & Meckling, 1976). Jensen and all of which are borne by the company.
Meckling (1976) reveal that the Shleifer and Vishny (1997) stipulate to
difference in importance between owners address agency issues, shareholders have
and managers that creates an agency incentives to monitor managers so as to
conflict occurs because the manager minimize the problem of principal-
does not hold company shares or has agents. However, the level of incentives
insufficient ownership. depends on shareholder ownership. If the
The concept of agency as disclosed owner holds a small number of shares,
by Jensen and Meckling (1976) can be the owner will not have the incentive to
seen in the results of the study of Berger monitor the manager's behavior. This is

36
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45

because the profit earned by the owner is companies, they may not monitor the
less than the cost of supervision. actions of the board of directors or
Therefore, it is expected that private management. In addition, the objective
banks, most of which are owned by a of a politician who leads a government
family, will have a better performance may differ from an individual who owns
compared to government-owned banks. a business. Shleifer (1998) and La Porta
For a bank that is largely owned by et al. (2002) states that governments tend
the family, conflicts between bank to meet political goals that may
owners and managers are rare. Arifin negatively affect the financial
(2003) notes that when a majority of the performance of the company. This view
shares are owned by the family, it is supported by Paskelian (2006) and Xu
reduces the agency's problems compared and Wang (1999) stating that the
to companies owned by many company becomes inefficient due to an
shareholders. In Indonesia, 90 percent of agency problem arising from
the company's shares are owned and government political motives. In
operated by a family. This situation is addition, government-owned banks may
not much different from other countries have lower profits because they finance a
such as Spain (La Porta et al., 1999). project that does not bring financial gain
Arifin (2003) states that the advantages but brings social benefits.
of a family owned and operated The existing studies have proved
company are family members will that poorer loan quality and high NPLs
manage the company and this will are mainly associated with government
reduce agency problems. However, owned banks (Berger et al. 2005 and
because a family is also a manager of the Iannota et al. 2007). Iannota et al. (2007)
company, the agency problem will arise also concluded that privately owned
between the family, as a majority banks are more profitable than
shareholder and a minority shareholder. government owned and mutual banks.
In addition, according to Allen et al. They also found that among mutual,
(2011) bank capital also affects the private and public banks, publicly owned
performance of a bank. Due to the large banks has the highest NPLs and bad loan
capital of private banks in Indonesia quality whereas mutual banks has lowest
issued by individuals or families, they NPLs and high quality loans.
have higher incentives to monitor loans Furthermore, Micco et al. (2007) have
issued due to bank performance and their found that privately owned banks has the
wealth will be affected by repayments better performance than all other banks
Government-owned companies in developing countries. They also find
may not be efficiently managed because that the state owned banks have higher
the board and management do not hold costs and lower profitability as compared
any shares in the company. This causes to the private banks, whereas opposite is
the company's performance to be the case for foreign owned banks.
affected (Megginson, et al, 1994; De Nicolo (2001) and Iannota et al.
Megginson & Netter, 2001). The agency (2007) have suggested that state-owned
problem in the context of government banks typically exhibit higher risk than
ownership is more complicated as the other types of banks. Micco et al. (2004),
government holds shares in the company analyze financial institutions with
on behalf of the public or the people. different ownership types covering 119
Since governments are led by politicians countries. He concludes that non
who have no ownership in these performing loans tend to be higher for

37
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45

banks with state ownership than for other has a impact on credit risk. This finding
groups. Hu et al. (2004) use a panel of shows that government banks were more
Taiwanese banks and find a positive risky than private banks.
correlation between capital share owned Boudriga et al. (2009) investigate The
by the state and the level of non- aggregate banking, financial, economic,
performing loans. However, Garcia- and legal environment data for a panel of
Marco and Robles-Fernandez (2007) 59 countries over the period 2002-2006.
investigating the relationship between It develops a comprehensive model to
risk taking and ownership structure explain differences in the level of NPLs
document that commercial banks between countries. To assess the role of
(mainly private owned) are more regulatory supervision on credit risk, the
exposed to risk than deposit banks paper uses several interactions between
(mainly state owned). institutional features and regulatory
Ahmad (2013) investigate of devices. The studies have found The
commercial banks currently operating in government property are positive and
Pakistan. Currently there are 30 significant, which indicates that state-
commercial banks operating in Pakistan ownership rises the level of problem
which can be divided into three broad loans. This could be explained either by
categories i.e., public sector, private the development mandate given to state-
sector and foreign banks. The studies owned banks, especially in developing
have found the positive association countries, or by their weaker credit
between NPLs and publically owned or recovery capacities. These combined
dispersed ownership (Shleifer and effects lead to higher credit risk taking
Vishny, 1986; Berger et al., 2005; and to increased defaults. This result
Iannota et al., 2007; and Nichols et al., corroborates those of Micco et al. (2004)
2009). who conclude that NPLs tend to be
Tehulu and Olana (2014) higher for state-owned banks on a panel
investigate the bank specific of emerging countries.
determinants of credit risk of Ethiopian
commercial banks. For this reason causal METHODOLOGY
research design was applied in this study The population in this study as
since the objective is to assess cause many as 13 sharia banks but due to the
effect relationship. The sample consists limitations of the completeness of the
of a panel of ten (10) commercial banks data then the sample in this study 7
that were registered before 2007 from Sharia Banks period 2012-2016. The
around 19 banks operating in the data are taken from banks’ annual
country. The period 2007-2011 was reports. In this study using panel data
chosen just to examine the determinants and using pooled ordinary least square
of credit risk using recent data and (OLS). To test if Islamic Banking Unit
recently established banks were not influences performance of banks, the
considered to avoid new entrant bias. following model is estimated:
The studies have found the ownership

ROAit = β0 + β1NFLMUDit + β2 Return on assets of


ROAit :
NFLMUSit + β3*DGOVit +eit bank i in period t,
Where i refers to the bank, t refers to the Non Performing
years: NFLMUDit : Financing
Penjelasan: mudharabah

38
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45

Non Performing 0 for otherwise bank.


NFLMUSit : Financing
Musyarakah
Dummy variable
DGOVit : taking the value 1 for
government bank and

RESULTS AND DISCUSSION


Table 1. Comparisons of Mean of Selected Variables between Different Systems
of Banks
Ratios Means all bank (%) Means (%) p-Value (2 tailed)
ROA 0.600
Private banks 0.839 Ns
Government banks 0.421

NFLMUD 2.534 Ns
Private banks 2.565
Government banks 2.511

NFLMUS 3.513 ns
Private banks 2.797
Government banks 4.051

a,b,c, or ns shows that the mean government property even though the
difference of a variable between private NFLs of Islamic banks are higher than
and government banks is significant at those of private-owned banks. Higher
either 1%, 5%, 10%, or not significant at NFL musharakah compared with NFL
all. Table 1 shows the average ROA of mudharabah due to poor understanding
all sharia banks of 0.6%. The ROA of of the nature of business customers. Less
private sharia banks is higher than the customer financial evaluation, sales
shariah banks owned by the government projection does not take into account
ie 0.839% and 0.421% respectively. business habits and less take into account
there is no significant difference in the the aspect of competitors. Insufficient
ROA of sharia banks owned by the evaluation of the customer account.
private sector with government property. Rarely visit the customer's project site so
Average NFL mudharabah Islamic banks that side streaming and customer
amounted to 2534%, there is no problems can not be detected early on.
significant difference NFL mudharabah On the customer side there are still
sharia private banks with government dishonest, increasing consumption
property. Meanwhile, NFL musharakah patterns and excessive lifestyle.
is higher than the average NFL unprofessional management. Unable to
musharakah that is equal to 3,513%. nor solve business problems, not mastering
is there a significant difference between projects and losing out in competing.
the NFLs of private sharia banks and

39
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45

Table 2. Ordinary Least Square Result Dependent Variable: ROA


Ordinary Least Square
Variable
Coef. p-value
Constan 1.960 000***
NFLMUD -.219 .050**
NFLMUS -.229 .001***
DGOV -.575 .527

R-squared 0.542
Adjusted R-squared 0.513
Prob > F 0.0000
Number observation 35
*, ** and *** denote significance at the 10%, 5% and 1% level, respectively, p-value in
parentheses

The result of regression method (2011), Kolapo et al. (2012), Muhammad


above shows variable of NFLMUD and et al (2012), Samuel et al. (2012),
NFLMUS have significant effect on Madishetti, and Rwechungura (2013)
ROA. These results indicate that the two and Kingu et al (2018).
variables play a significant role in
CONCLUSION
determining the level of ROA in sharia The purpose This study to
banks in Indonesia by 51.3%. analyze the effect of Non Performing
NFL MUD and NFL MUS have a
Financing mudharabah financing and
negative effect on ROA. it indicates that musyarakah financing and bank
the loss of income opportunity (income) ownership of profitability at Sharia
from the credit given, thus reducing the Commercial Bank. The results showed
profitability and adversely affect the that Non Performing Financing
profitability of banks. NPLs in sharia Mudharabah financing and Non
banks result in banks having to provide Performing Financing Musyarakah
large write-off of accounts receivable, so financing have a significant negative
the ability to give credit becomes very
effect on Profitability (ROA). The results
limited and if uncollectible it will result of this study indicate that there are non-
in losses. Second, liquidity is the performing loans that can reduce the
problem of high mobility of public funds profitability of sharia banks in
so that banks have to do stimuli such as
mudharabah and musyarakah financing
high profit-sharing rate in order to although the amount of funding is very
recover community funds back. This small compared to murabahah financing.
finding supports information asymmetry NFL MUD and NFL MUS have a
theory and bad management hypothesis negative effect on ROA. it indicates that
which argues that NPL is the result of the loss of income opportunity (income)
adverse selection, and is linked to from the credit given, thus reducing the
management inability to control profitability and adversely affect the
operating efficiency which in the run run profitability of banks. NPLs in sharia
leads to decrease in profitability. banks result in banks having to provide
Therefore, the results support the higher large write-off of accounts receivable, so
the nonperforming loans, the lower the the ability to give credit becomes very
ROA. The results are consistent with the limited and if uncollectible it will result
findings of Kithinji (2010), Kargi in losses. Second, liquidity is the

40
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45

problem of high mobility of public funds in The United Kingdom: A


so that banks have to do stimuli such as Comparative Analysis. Journal of
high profit-sharing rate in order to Research in Economics and
recover community funds back.While International Finance, 2(2), 29-
the variable ownership of the bank does 38.
not affect the profitability of sharia Badar, M., & Yasmin, J. A. 2013. Impact
banks. of Macroeconomic Forces on
Nonperforming Loans: an
REFERENCES Empirical Study of Commercial
Ahmad, A. 1987. Development and Banks in Pakistan. WSEAS
Problems of Islamic Banks, TRANSACTIONS on BUSINESS
Islamic Research and Training and ECONOMICS,1(10).40-48.
Institute. Islamic Development
Bank. Jeddah. Beck, T., Demirgüç-Kunt, A. and
Merrouche, O. 2010. Islamic vs.
Ahmad. F. 2013. Ownership Structure Conventional Banking: Business
and Non-Performing Loans: Model, Efficiency and Stability,
Evidence from Pakistan. Asian Working Paper 5446 (WPS5446).
Journal of Finance & Accounting, The World Bank Development
5(2), 268-288. Research Group Finance and
Private Sector Development
Allen, F., & Santomero, A. M. 1998. The
Team.
Theory of Financial
Intermediation. Journal of Berger, A N., & Bonaccorsi. E. P. 2006.
Banking and Finance, 21(11), Capital Structure and Firm
1461-1485. Performa Approach to Testing
Agency Theory and an
Allen, Franklin, Carletti, E., & Marquez,
Application to The Banking
R. 2011. Credit Market
Industry. Journal of Banking and
Competition and capital
Finance, 29, 1065-1102.
regulation. Review of Financial
Studies, 24, 983-1018. Berger, A. N., Clarke, G. R., Cull, R.,
Klapper, L., & Udell, G. F. 2005.
Ansari, A. and Rehman, A. 2011.
Corporate Governance and Bank
Financial Performance of Islamic
Performance: A Joint Analysis of
and Conventional Banks in
The Static, Selection, and
Pakistan: A Comparative Study.
Dynamic Effects of Domestic,
8th International Conference on
Foreign, and State Ownership.
Islamic Economics and Finance -
Journal of Banking and Finance,
Doha.1 (1), 1-19.
29 (8-9), 2179-2221.
Arifin, Z. 2003. Efektifitas Mekanisme
Boudriga, A, Boulila, T. N., & Jellouli
Bonding Dividen dan Hutang
Sana. 2009. Bank Specific,
untuk Mengurangi Masalah
Business and Institutional,
Agensi Pada Perusahaan di Bursa
Environment Determinants of
Efek Jakarta. Jurnal Siasat Bisnis,
Nonperforming Loans: Evidence
1(8), 19-31
from MENA Countries. Journal of
Babatunde, O.A. and Olaitan, O. A. Financial Economic Policy, 1(4),
2013. The Performance of 286-318
Conventional and Islamic Banks

41
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45

Cornett, M. M., Guo, L., Khaksari, S., & Islamic Economic Studies. 8(2): 1-
Tehranian, H. 2010. The Impact 28.
of State Ownership on Iqbal, Z. and Mirakhor, A. 1999.
Performance Differences in Progress and Challenges of
Privately-owned versus State- Islamic Banking. Thunderbird
owned Banks: An International International Business Review.
Comparison. Journal Financial 41( 4-5). 56-68.
Intermediation, 19, 74-94.
Jaffar, M. and Manarvi, I. 2011.
De Nicolo, G. 2001. Size, Charter Value Performance Comparison of
and Risk in Banking: An Islamic and Conventional Banks
International Perspective. Board
in Pakistan”, Global Journal of
of Governors of the Federal Management and Business
Reserve System. International Research. 11(1). 59-66.
Finance Discussion Paper, P. 689.
Jensen, M., & Meckling, W. H. 1976.
Fu, X., & Heffernan, S. 2008. The Theory of The Firm: Managerial
Effects of Reform on China’s Behavior, Agency Cost and
Bank Structure and Performance.
Ownership Structure. Journal of
Journal of Banking and Finance, Financial Economics, 3, 305-360.
33, 39-52.
Kader, J.M., Asarpota, A.J. and Al-
Garciýa-Marco, T., & Robles-Fernàndez, Maghaireh, A. 2007. Comparative
M.D. 2007. Risk-taking Behavior Financial Performance of Islamic
and Ownership in The Banking
Banks vis-à-vis Conventional
Industry: The Spanish Evidence. Banks in the UAE. Proceeding on
Journal of Economics and Annual Student Research
Business, 60(4), 332-354. Symposium and the Chancellor’s
Hadad. M. D., Agus, S., Wini, P., M., & Undergraduate Research Award.
Jony, H. 2005. Kajian Mengenai retrievedhttp://sra.uaeu.ac.ae/CUR
Struktur Kepemilikan Bank di A /Proceedings (May 31, 2007).
Indonesia. Jakarta: Bank
Kargi, H.S. 2011. Credit Risk and the
Indonesia. Retrieved Performance of Nigerian Banks,
http://www.bi.go.id. Ahmadu Bello University, Zaria.
Hu, J.L., Li, Y., & Chiu, Y.H. 2004. Kingu, P.S, Macha, S , and Gwahula, R.
Ownership and Nonperforming 2018. Impact of Non-Performing
Loans: Evidence from Taiwan’s Loans on Bank’s Profitability:
Banks. The Developing Empirical Evidence from
Economies, 42(3), 405-420. Commercial Banks in Tanzania.
Iannotta, G., Nocera, G., & Sironi, A. International Journal of Scientific
2007. Ownership Structure, Risk Research and Management
and Performance in the European (IJSRM). 06 (01), 71-79
Banking Industry. Journal of Kithinji, A. 2010. Credit Risk
Banking and Finance, 31(7), Management and Profitability of
2127-2149. Commercial Banks in Kenya,
Iqbal, M. 2001. Islamic and Business School, University of
Conventional Banking in The Nairobi.
Nineties: A Comparative Study.

42
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45

Kolapo, T., Ayeni, R., and Oke, M. Firms: An International Empirical


2012. Credit Risk and Analysis. Journal of Finance, 49,
Commercial Banks Performance 403-452.
in Nigeria: A Panel Model Merchant, I. P. 2012. Empirical Study of
Approach. Australian Journal of Islamic Banks Versus
Business and Management Conventional Banks of GCC.
Research, 2 (0228). Global Journal of Management
La Porta , R., Lopez-de-Silanes, F., & and Business Research, 12 (20),
Shleifer, A. R. 2002. Government 33-41.
Ownership of Banks. Journal Micco, A. and Panizza, U. 2004, Bank
Finance, 57, 265-302.
Ownership and Lending Behavior.
La porta, R., Loperz-de-silanes, F., & Inter-American Development
Shleifer, A. R. 1999. Corporate Bank. Research Department,
Ownership Around The World. Working Paper no. 520.
Journal of finance, 54, 471-517. Micco, A., Panizza, U., Yanez, M. 2007.
Louzis, D.P., Vouldis, A.T., & Metaxas, Bank Ownership and
V.L. 2010. Macroeconomic and Performance: Does Politics
Bank Specific Determinants of Matter?. Journal of Banking and
Non-performing Loans in Greece: Finance, 31, 219-241.
a Comparative Study of Mortgage, Moti, H., Masinde, J.S., Mugenda, N. G.,
Business and Consumer Loan & Sindani, M.N. 2012.
Portfolios. Bank of Greece,
Effectiveness of Credit
Working Paper, no. 118. Management System on Loan
Madishetti, S., & Rwechungura, K. A. Performance: Empirical Evidence
2013. Determinants of bank from Micro Finance Sector in
Profitability in a Developing Kenya. International Journal of
Economy: Empirical Evidence Business, Humanities and
from Tanzania. Asian Journal of Technology. 2(6). 99-107
Research in Banking and Finance,
Muhammad, N., Shahid, M., and Shahid,
3(11), 46. A,. 2012. Credit Risk and The
Mannan, M. A. 1968. Islam and Trend in Performance of Nigerian Banks.
Modern Banking: Theory and Interdiplinaly Journal of
Practice of Interest Free Banking. Contemporary Research in
Islamic Review and Arab Affairs. Business. 4(721).
73-95. Nichols, D., Wahlen, J., & Wieland, M.
Megginson, W. L., & Netter, J. M. 2001. 2009. Publicly-traded versus
From State to Market: A Survey Privately-held: Implications for
of Empirical Studies on Conditional Conservatism in Bank
Privatization. Journal of Accounting. Review of Accounting
Economic Literature, 39 (2), 321- Studies. 14, 88-122.
389. Omran, M. 2007. Privatization, State
Megginson, W.L., Nash, R. C., & Ownership and Bank Performance
Randenborgh, M. 1994. The in Egypt. World Development,
Financial and Operating 35(4), 714-733.
Performance of Newly Privatized

43
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45

Paskelian, G. O. 2006. Government of Selected Banks in Ghana.


Ownership, Firm Value and Research Journal of Finance and
Choice of SEO Methods-Evidence Accounting, 3(7).
from Privatized Chinese SOEs. Shleifer, A. 1998. State Versus Private
Dissertation Doctor of Philosophy Ownership. Journal of Economic
in Financial Economics, Perspectives. 12, 133-150.
University of New Orleans.
Shleifer, A., & Vishny, R. W. 1997. A
Reaz, M. 2005. Linking Corporate Survey of Corporate Governance.
Governance and Bank Journal of Finance. 52, 737-783.
Performance: Evidence from
Bangladesh. Bangladesh: North Sullivan, R. J., & Spong, K. R. 2007.
South University. Retrieved from Manager Wealth Concentration,
https://docs.google.com/viewer?. Ownership Structure and Risk in
Commercial Banks. Journal of
Rosly, S.A. and Bakar, M.A.A. 2003. Financial Intermediation. 16, 229-
Performance of Islamic and 248.
Mainstream Banks in Malaysia.
International Journal of Social Tehulu, T.A., & Olana, D.R. 2014.
Economics. 30 (12), 1249-1265. Bank-Specific Determinants of
Credit Risk: Empirical Evidence
Saba, I,. Kouser R., & Azeem, M. 2012. from Ethiopian Banks. Research
Determinants of Nonperforming Journal of Finance and
Loans: Case of US Banking Accounting. 5(7), 80-85
Sector. International Journal of Wahidudin, A.Z., Subramanian, U. and
Banking and Finance. 44, 479- 88 Kamaluddin, P. 2012.
Saeed, M. 1996. Islamic Banking and Determinants of Profitability A
Interest. E.J. Brill. The Comparative Analysis of Islamic
Netherlands. Banks and Conventional Banks in
ASEAN countries. 2nd
Samad, A. 1999. Comparative Efficiency
International Conference on
of the Islamic Bank Malaysia vis-
Accounting, Business and
à-vis Conventional Banks. IIUM
Economic. MS Garden Hotel,
Journal of Economics and
Kuantan Pahang; Malaysia.
Management, 7 (1), 1-25.
Widagdo, A. and Ika, S.R. 2007. The
Samad, A. 2004. Performance of Interest
Interest Prohibition and Financial
Free Islamic Banks vis-à-vis
Performance of Islamic Banks:
Interest-Based Conventional
Indonesia Evidence. Paper
Banks of Bahrain. IIUM Journal
presented in 19th Asian-pacific
of Economics and Managemen.,
Conference on International
12 (2), 1-25.
Accounting Issues. Malaysia,
Samad, A. and Hassan, M. K. 2000. The Kuala Lumpur.
Performance of Malaysian Islamic
Xu, X. and Wang, Y. 1999. Ownership
Bank During 1984 -1997: An
Structure and Corporate
Explanatory Study. Thoughts on
Performance in Chinese Stock
Economics. 10 (1&2), 7-26.
Companies. Chinese Economic
Samuel, H., Julius, D. and Samuel, K. Review. 10, 75-96.
2012. Credit Risk and Profitability

44
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45

Zeitun, R. 2012. Determinants of Islamic


and Conventional Banks
Performance in GCC Countries
Using Panel Data Analysis.
Global Economy and Finance
Journal. 5 (1), 53-72.

45
Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance
Volume 1 Nomor 2, November 2018
p-ISSN 2621-6833
e-ISSN 2621-7465

PENGARUH PROFITABILITAS, PENGHARGAAN, DAN


ISLAMIC GOVERNANCE SCORE TERHADAP PENGUNGKAPAN
ISLAMIC SOCIAL REPORTING (Studi Empiris pada Bank Umum
Syariah yang Terdaftar di OJK Periode 2012-2016)

Nanda Suryadi1 & Sri Lestari 2


Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri SUSKA RIAU1 & 2
Email : nanda_suryadi@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh profitabilitas, penghargaan,
Islamic governance score, terhadap pengungkapan Islamic social reporting pada bank umum
syariah yang terdaftar di OJK. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari official website
dengan populasi 13 bank umum syariah di Indonesia. Metode pemilihan sampel adalah
purposive sampling, sehingga di peroleh sampel sebanyak 11 bank umum syariah yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2012-2016. Analisis data menggunakan alat
analisis uji regresi linier berganda dengan program SPSS IBM 21 dan uji asumsi klasik.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian t, uji f, dan determinasi (R2). Hasil analisis
data atau regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara parsial variabel profitabilitas dan
variabel Islamic governance score tidak memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan
Islamic social reporting. Sedangkan variabel penghargaan memiliki pengaruh positif terhadap
pengungkapan Islamic social reporting. Secara simultan profitabilitas, penghargaan, dan
Islamic governance score berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic social
reporting. Variabel independen dapat menjelaskan pengaruh Islamic social reporting sebesar
31,1% sedangkan sisanya sebesar 68,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan
dalam model regresi ini.

Kata Kunci : Islamic Social Reporting, Profitabilitas, Penghargaan dan Islamic


Govermence Score.
ABSTRACT
This study was aimed to find out the influence of profitability, appreciation and Islamic
governance score on the disclosure of Islamic social reporting on sharia commercial banks
registered with the Financial Services Authority (OJK). This study used secondary data from
the official website with a population of 13 Islamic public banks in Indonesia. The sample
selection method was done through purposive sampling that 11 Islamic banks were registered
in the Financial Services Authority (OJK) in 2012-2016. The data analysis was done by using
multiple linear regression test analysis tool with SPSS IBM 21 program and classic
assumption tests. The hypothesis tests were done by performing t test, f test, and determination
(R2). The results of the data analysis or multiple linear regressions showed that the partially
profitability variable and Islamic governance score variable did not have a positive influence
on Islamic social reporting disclosure. On the other hand, the variable reward showed
positive influence on Islamic social reporting disclosure. Simultaneously, the profitability,
appreciation and Islamic governance score had positive effect on Islamic social reporting.
The independent variable could explain the influence of Islamic social reporting as much as
31.1%, while the remaining 68.9% was influenced by other factors that were not included in
this regression model.
Keywords : Islamic Social Reporting, Profitability, Appreciation, and Islamic Governance
Score.

46
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57

PENDAHULUAN perusahaan bukan hanya sekedar


aktivitas ekonomi, yaitu menciptakan
Dewasa ini ekonomi Islam sedang
keuntungan demi kelangsungan bisnis,
mengalami perkembangan yang cukup
tetapi juga memiliki tanggung jawab
pesat. Semakin banyak perusahaan yang
sosial termasuk lingkungan. Konsep
berasaskan syariah bermunculan seiring
CSR juga berkembang dalam ekonomi
berjalannya waktu. Salah satunya
Islam. Bagi pengguna muslim yang
lembaga keuangan bank syariah yang
menginginkan pengungkapan sosial
identik dengan peraturan syariah dan
secara syariah, pengungkapan yang di
tidak terkecuali dengan pasar modal
inginkan tidak hanya menjelaskan
syariah, yang berperan dalam
mengenai apa saja tindakan yang
pengaturan, pengawasan pasar modal
meningkatkan kualitas hidup masyarakat
dan lembaga keuangan, serta untuk
dan lingkungan sekitarnya, tetapi juga
melindungi konsumen jasa keuangan.
pengungkapan mengenai apakah
Momentum perbaikan kinerja
operasional perusahaan sesuai dengan
industri keuangan syariah tahun 2016
syariah Islam.
tentu saja sangat menggembirakan kita
Dewan Pengawas Syariah (DPS)
semua. Namun demikian, tantangan
mengusulkan suatu kerangka konseptual
industri keuangan syariah masih besar
pelaporan tanggung jawab sosial
dan perlu terobosan baru untuk
berdasarkan prinsip Islam yang dikenal
berkembang menjadi lebih baik.
dengan Islamic Social Reporting (ISR).
Lembaga keuangan syariah harus
Sebuah kerangka pelaporan yang
dapat memanfaatkan sebaik-baiknya
dibutuhkan bagi stakeholder muslim
momentum tersebut agar kedepan
sebagai pertanggung jawaban kepada
keuangan syariah dapat berkontribusi
Allah SWT juga meningkatkan
lebih besar dalam pembangunan
transparansi kegiatan usaha dengan
ekonomi nasional. Dalam kaitan ini,
menyediakan informasi yang relevan dan
lembaga keuangan syariah terus
sesuai dengan kebutuhan spiritual
berupaya menjaga kesehatan dan daya
stakeholder muslim.
saing industri jasa keuangan melalui
Terkait dengan adanya kebutuhan
kebijakan-kebijakan agar industri
keuangan syariah terus berkembang dan mengenai pengungkapan tanggung
jawab sosial di perbankan syariah saat
memiliki daya tahan yang tinggi dalam
ini, marak diperbincangkan mengenai
menghadapi berbagai potensi gejolak
Islamic Social Reporting Index (yang
yang berasal dari dalam maupun luar.
disebut Indeks ISR) tidak hanya di
Perbankan yang terdaftar di lembaga
negara-negara yang penduduknya
resmi keuangan syariah seperti OJK,
mayoritas muslim, tetapi telah menjadi
diharapkan untuk menyajikan suatu
objek utama pada penelitian di berbagai
dimensi religi, termasuk transparansi
Negara termasuk negara yang
pengungkapan tanggung jawab sosial
penduduknya menganut kepercayaan
dengan lingkungan.
lain dan tidak menjalankan hukum
Di Indonesia, pada awalnya
syariah sebagai dasar etika dalam bisnis.
aktifitas mengenai CSR hanya bersifat
Indeks ISR berisi kompilasi item-item
sukarela (voluntary). Namun aktifitasnya
standar CSR yang ditetapkan oleh
menjadi bersifat wajib (mandatory) sejak
AAOIFI (Accounting and Auditing
diterbitkannya Undang-Undang Nomor
Organization for Islamic Financial
40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Institutions) yang kemudian di
Terbatas, dimana gagasan tentang CSR
kembangkan lebih lanjut oleh para
menyebutkan bahwa tanggung jawab

47
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57

peneliti mengenai item-item CSR yang 2016 setelah 3 tahun terakhir mengalami
seharusnya diungkapkan oleh suatu perlambatan pertumbuhan. Pada akhir
entitas Islam. tahun 2016, perbankan syariah Indonesia
Indeks ISR diyakini dapat menjadi yang terdiri dari Bank Umum Syariah
pijakan awal dalam hal standar (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan
pengungkapan CSR yang sesuai dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
perspektif Islam. Beberapa penelitian (BPRS) mencatatkan pertumbuhan aset,
mengenai pengungkapan ISR di bank Pembiayaan Yang Diberikan (PYD) dan
syariah juga mengalami hal yang sama. Dana Pihak Ketiga (DPK) industri
Penelitian Sofyani et, al (2012) perbankan syariah nasional tahun 2016
melakukan studi komparasi indeks ISR tumbuh signifikan, masing-masing
bank syariah Indonesia dan Malaysia. sebesar 20,28%, 16,41% dan 20,84%.
Hasil penelitianya menyimpulkan indeks Total aset, PYD, dan DPK industri
ISR Malaysia lebih tinggi dibandingkan perbankan syariah nasional pada tahun
dengan Indonesia. 2016 masing-masing mencapai Rp.
Pertumbuhan positif menandai 365,6 triliun, Rp. 254,7 triliun dan Rp.
perkembangan perbankan syariah tahun 285,2 triliun.
Tabel 1. Data Pertumbuhan Aset Bank Umum Syariah Periode 2012–2016

Sumber: idx.co.id, dan official website.

Sejalan dengan pertumbuhan tersebut yang pada tahun 2015 mencapai


ekonomi Indonesia yang mulai 42,48% menjadi 36,84% pada Desember
membaik, industri perbankan nasional 2016. Pertumbuhan yang cukup tinggi
tahun 2016 juga mengalami perbaikan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh
pertumbuhan yang ditunjukkan dengan adanya konversi BPD Aceh menjadi
perbaikan indikator kinerja perbankan Bank Aceh Syariah pada bulan
antara lain peningkatan nilai aset, dana September 2016. Dalam periode tahun
pihak ketiga, dan kredit yang disalurkan 2016, asset BUS mengalami
perbankan nasional. Aset perbankan peningkatan sebesar Rp. 40,7 triliun atau
syariah di tahun 2016 tercatat meningkat tumbuh 19,10%.
sebesar Rp 61,6 triliun, atau tumbuh Melihat angka pertumbuhan asset
20,28%. Kehadiran Bank Aceh Syariah pada 2016, diharapkan bank yang
mengurangi dominasi dua bank syariah memiliki asset tinggi dapat lebih baik

48
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57

melaksanakan pelaporan tanggung jawab kelola perusahaan secara Islami (Islamic


soasialnya terhadap stakeholder, Governance). Islamic Governance Score
lingkungan dan masyarakat. Asset dinilai berdasarkan beberapa point
adalah salah satu faktor financial yang terkait karakteristik ideal sebuah DPS.
dapat dijadikan pijakan untuk pengungkapan ISR yang menunjukkan
pengukuran seberapa besar tiap-tiap bahwa IG-score yang diukur dengan
Bank Umum Syariah mengungkapkan DPS berpengaruh signifikan terhadap
pelaporan tanggung jawabnya. Semakin luas pengungkapan tanggung jawab
besar pertumbuhan perbankan syariah, sosial sebuah entitas syariah.
maka akan semakin banyak masyarakat
yang terlayani. Maka perlu TINJAUAN PUSTAKA
pembentukan SDM yang berkompeten, Teori Legitimasi
karena SDM perbankan syariah yang Dalam teori ini, perusahaan akan
berkualitas adalah suatu kekuatan yang melakukan aktivitas ISR disebabkan
dapat mendorong pertumbuhan bisnis adanya tekanan sosial, politik dan
perbankan syariah itu sendiri dan ekonomi dari luar perusahaan. Sehingga
kualitas kesejahteraan stakeholdernya. perusahaan akan menyeimbangkan
Beberapa penelitian terdahulu tuntutan tersebut dengan melakukan apa
menunjukkan bahwa karakteristik yang diinginkan oleh masyarakat dan
perusahaan memengaruhi pengungkapan apa yang diharuskan oleh peraturan.
tanggung jawab sosial, tetapi dengan Teori ini mengungkapkan bahwa
hasil yang berbeda-beda. Diantaranya: perusahaan secara kontinyu berusaha
Astuti (2013), Rosiana (2015), Taufik untuk bertindak sesuai dengan batas-
(2014), Annas Et. all (2015), Rama batas dan norma-norma dalam
(2014), Asyari (2015) dan Mutiara masyarakat.
(2017) Mengidentifikasi karakteristik Sebuah perusahaan melegitimasi
perusahaan yang memengaruhi keberadaannya dalam masyarakat jika
pengungkapan ISR dengan hasil operasi dan kegiatannya terlihat
penelitian menunjukkan bahwa mengikuti norma-norma yang disetujui
Profitabilitas, Pengahargaan, Islamic oleh masyarakat. Jika suatu perusahaan
Governance Score berpengaruh dipandang tidak mengikuti norma-norma
signifikan terhadap pengungkapan ISR. sosial yang diharapkan dalam
Namun, terdapat hasil penelitian operasinya, maka akan ada kesenjangan
yang berbeda mengenai profitabilitas, legitimasi antara operasi perusahaan dan
diantaranya penelitian oleh Astuti, harapan masyarakat. Dalam hal ISR,
(2013) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan bisa melegitimasi operasi
perusahaan memiliki pengaruh positif mereka dengan memiliki praktik ISR
yang signifikan terhadap pengungkapan yang baik. Salah satu untuk
ISR, tetapi ROA, ROE, CR, DAR, dan menggambarkan praktik ISR yang baik
DER gagal menunjukkan efek yang adalah dengan mendapat penghargaan
signifikan. atas praktik ISR.
Dewan Pengawas Syariah Teori Stakeholder
memegang peran penting untuk Konsep tanggung jawab sosial
memberikan sharia assurance kepada perusahaan telah mulai dikenal sejak
para stakeholder bank syariah, tidak awal 1970an,, yang secara umum dikenal
terkecuali dalam hal pengungkapan dengan stakeholder theory artinya
tanggung jawab sosial bank syariah. sebagai kumpulan kebijakan dan praktik
Sehingga DPS dapat menjadi cermin tata yang berhubungan dengan stakeholder,

49
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57

nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, wider responsibilities than simply to


penghargaan masyarakat dan make money for their shareholders.
lingkungan, serta komitmen dunia usaha Berdasarkan pernyataan di atas,
untuk berkontribusi dalam pembangunan menjelaskan bahwa pengungkapan
secara berkelanjutan. Stakeholder theory tanggung jawab sosial dalam laporan
dimulai dengan asumsi bahwa nilai keuangan merupakan proses komunikasi
(value) secara eksplisit dan tak antara perusahaan dengan lingkungan
dipungkiri merupakan bagian dari masyarakat secara luas. Melalui
kegiatan usaha. (Freeman, et al., 2002 perluasan tersebut, menjadikan asumsi
dalam Amirrullah, 2013).Teori bahwa perusahaan harus melakukan
stakeholder mengatakan bahwa tanggung jawab secara luas
perusahaan bukanlah entitas yang hanya dibandingkan hanya mencetak uang bagi
beroperasi untuk kepentingan sendiri shareholder.
namun harus memberikan manfaat bagi Profitabilitas
stakeholdernya. Dengan demikian, Menurut (Hanafi dan Halim,
keberadaan suatu perusahaan sangat 2009) rasio profitabilitas ini untuk
dipengaruhi oleh dukungan yang mengukur kemampuan perusahaan
diberikan oleh stakeholder kepada mengahasilkan keuntungan
perusahaan tersebut. (profitabilitas) pada tingkat penjualan,
Islamic Social Reporting (ISR) asset, modal saham tertentu. Ada tiga
Islamic Social Reporting (ISR) rasio yang digunakan untuk mengukur
adalah kerangka konseptual pelaporan profitabilitas yang sering dibicarakan
pertanggung jawaban sosial yang sesuai yaitu: profit margin, return on total asset
dengan prinsip Islam (Haniffa, 2002). (ROA), dan return on equity (ROE).
ISR dapat membantu stakeholder Profitabilitas adalah rasio untuk
muslim dalam memberikan penilaian menilai kemampuan perusahaan dalam
terhadap sebuah perusahaan terkait mencari keuntungan serta memberikan
tanggung jawab sosial yang telah ukuran tingkat efektivitas manajemen
dilakukan perusahaan, dan juga untuk suatu perusahaan (Novrizal & Fitri,
membantu perusahaan dalam melakukan 2016). Perusahaan harus bersedia untuk
pemenuhan kewajiban terhadap Allah memberikan pengungkapan penuh tanpa
SWT dan masyarakat. adanya melihat perusahaan sedang
Menurut (Haniffa, 2002). mengalami keuntungan atau tidak.
menerangkan hubungan pengungkapan Hubungan antara profitabilitas dan
dalam laporan keuangan dengan tingkat pengungkapan pertanggung
tanggung jawab sosial sebagai berikut: jawaban sosial adalah bahwa ketika
The process of communicating the social perusahaan memiliki tingkat laba yang
and environmental effects oforganization tinggi, perusahaan menganggap tidak
is economic actions to particular interest perlu melaporkan hal-hal yang dapat
groups within society and to society at menganggu informasi tentang sukses
large. As such, it involves extending the keuangan tersebut. Sebaliknya ketika
accountability of organisations tingkat profitabilitas rendah perusahaan
(particularly companies), beyond the akan berharap pengguna laporan akan
traditional role of providing a financial membaca “good news” kinerja
account to owners of capital, in perusahaan. Dalam perspektif Islam,
particular, shareholder. Such an perusahaan harus bersedia untuk
extension is predicated upon the memberikan pengungkapan penuh tanpa
assumption that companies do have melihat apakah perusahaan memberikan

50
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57

pengungkapan penuh tanpa melihat Keberadaan DPS sebagai auditor


apakah perusahaan memberikan sharia compliance (termasuk praktik
keuntungan atau tidak. akuntansi), banyak di jadikan
representasi dari Islamic governance.
Penghargaan
Idealnya, seorang DPS harus memiliki
Penghargaan ialah sebuah bentuk
pemahaman yang cukup tentang syariah
pengakuan kepada prestasi tertentu yang
dan isu mengenai ekonomi, karena
diberikan dalam bentuk materil dan non
beberapa kasus yang ada di bank syariah
materil yang diberikan oleh pihak
mengalami overlapping satu sama lain.
organisasi atau lembaga kepada
IG-score diproksikan karakteristik DPS
perorangan atau kelompok jika mereka
yang ideal. Pengukuran IG-score
melakukan suatu keulungan dibidang
berdasarkan ukuran DPS, latar belakang
tertentu. Penghargaan biasanya diberikan
pendidikan, cross membership, dan
dalam bentuk medali, piala, gelar,
reputasi DPS. Karakteristik tersebut
sertifikat, plakat, atau pita.
diukur dengan variable dummy, yang
Besar kecilnya reward yang
kemudian dijumlah membentuk IG-
diberikan kepada yang berhak
score.
bergantung kepada banyak hal, terutama
ditentukan oleh tingkat pencapaian yang
diraih. Selain itu bentuk reward METODOLOGI PENELITIAN
ditentukan pula oleh jenis atau wujud Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
pencapaian yang diraih serta kepada
penelitian kuantitaif Sugiyono (2012)
siapa reward tersebut diberikan. Setiap
penelitian kuantitatif dapat diartikan
organisasi menggunakan berbagai
sebagai metode penelitian yang
reward atau imbalan untuk menarik dan
berlandasan pada filsafat positivism,
mempertahankan orang dan memotivasi
teknik pengambilan sampel pada
mereka agar mencapai tuiuan pribadi
umumnya dilakukan secara random,
mereka dan tujuan organisasi. Maksud
pengumpulan data menggunakan
dari reward yang terpenting bukanlah
instrument penelitian, analisis data
dari hasil yang dicapai, melainkan dari
bersifat kuantitatif/statistik dengan
hasil yang dicapai tersebut, pemimpin
bertujuan untuk membentuk kemauan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan.
yang lebih baik.
Populasi dan Sampel
Islamic Governance Score
Populasi dalam penelitian ini
IG-Score adalah corak khusus
adalah Bank Umum Syariah yang
bagi bank syariah dibandingkan dengan
terdaftar di OJK. Menurut Sugiyono
bank konvensional. Tata kelola bank
(2012), sampel adalah bagian dari
yang berlandaskan akan syariat Islam,
jumlah dan karakteristik yang dimiliki
tentunya memiliki batasan-batasan
oleh populasi tersebut. Pengambilan
tertentu yang tidak boleh dilanggar.
sampel (sampling) adalah proses
Menurut Iqbal dan Mirakhor (2008).
memilih sejumlah elemen secukupnya
Desain sistem tata kelola dalam Islam
dari populasi, sehingga penelitian
dapat dipahami dengan lebih baik
terhadap sampel dan pemahaman tentang
dengan memperhatikan prinsip yang
sifat atau karakteristiknya akan
mengatur hak individu, masyarakat dan
menghasilkan sifat atau karakteristik
Negara. Pengakuan dan perlindungan
tersebut pada elemen populasi. Artinya
Islam terhadap hak tidak hanya dibatasi
bila populasi besar, dan peneliti tidak
kepada manusia saja, tetapi mencakup
mungkin mempelajari semua yang ada di
semua kehidupan serta lingkungan.

51
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57

populasi, misalanya karena keterbatasan sampel dalam penelitian ini


dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan metode purposive
dapat menggunakan sampel yang sampling. Kriteria pemilihan sampel
diambil dari populasi itu. Pemilihan yaitu:

Tabel 2. Sampel Penelitian


Daftar Nama Bank Umum Syariah
1 PT. Bank Muamalat Indonesia 2 PT. Bank Victoria Syariah
3 PT. Bank BRI Syariah 4 PT. Bank Jabar Banten Syariah
5 PT. Bank BNI Syariah 6 PT. Bank Syariah Mandiri
7 PT. Bank Mega Syariah 8 PT. Bank Panin Syariah
9 PT. Bank Syariah Bukopin 10 PT. BCA Syariah
11 PT. Maybank Syariah Indonesia
Sumber SPS OJK Januari 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN analisis statistik deskriptif. Statistik


Analisis Deskriptif deskriptif memberikan gambaran suatu
Pengaruh variabel profitabilitas, data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata
penghargaan, dan Islamic Governance (mean), standar deviasi, nilai maksimum
Score terhadap Islamic Social Reporting. dan minimum. Selengkapnya mengenai
Terlebih dahulu akan ditinjau mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat
deskripsi variabel penelitian dengan dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3. Analisis Deskriptif


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ISR 55 .29 .80 .5075 .13996
ROA 55 -2.38 5.57 .6947 1.14049
PENGHARGAAN 55 0 2 .38 .527
ISG 55 3 4 3.78 .417
Valid N (listwise) 55
Sumber : Data Olahan SPSS, 2017

Tabel diatas menggambarkan Uji Normalitas


deskripsi variabel–variabel yang Uji normalitas digunakan untuk
digunakan dalam penelitian ini. menguji apakah dalam model regresi
Minimum adalah nilai terkecil dari suatu variabel independen dan variabel
rangkaian pengamatan, maksimum dependen berdistribusi normal atau
adalah nilai terbesar dari suatu rangkaian mendekati normal. Cara untuk
pengamatan, mean (rata-rata) adalah mendeteksi apakah residual berdistribusi
hasil penjumlahan nilai seluruh data normal atau tidak yaitu dengan
dibagi dengan banyaknya data, menggunakan analisis grafik (Normal
sementara standar deviasi adalah akar P-P Plot) dan analisis statistik (One
dari jumlah kuadrat dari selisih nilai data Sample Kolmogorov Smirnov), dengan
dengan rata-rata dibagi dengan hasil analisis sebagai berikut :
banyaknya data.

52
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57

Tabel 4. Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized Residual

N 55
Mean ,0000000
a,b
Normal Parameters Std. .11616637
Deviation
Absolute .089
Most Extreme Differences Positive .089
Negative -.047
Kolmogorov-Smirnov Z .662
Asymp. Sig. (2-tailed) .774
Sumber : Data Olahan SPSS, 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat independen dalam model regresi. Salah
kita lihat bahwa ke tiga variabel tersebut satu cara untuk mengetahui ada tidaknya
K-S-Z dengan P > 0,05 . Maka dengan multikolinearitas pada suatu model
demikian dapat kita simpulkan bahwa regresi adalah dengan melihat nilai
semua variabel telah terdistribusi dengan tolerance dan VIF (Variance Inflation
normal. Selanjutnya dapat dilakukan uji Factor). Jika nilai tolerance > 0,1 dan
asumsi Klasik VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa
Uji Multikolinearitas tidak terdapat multikolinearitas pada
Uji Multikolinearitas digunakan penelitian tersebut. Hasil uji
untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari tabel
hubungan linear antara variabel berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas


Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
ROA .906 1.104
1
PENGHARGAAN .869 1.151
IGS .930 1.075
a. Dependent Variable: ISR
Sumber : Data Olahan SPSS, 2017

Dari tabel diatas dapat dilihat sebesar 0,906, penghargaan memiliki


bahwa nilai variance inflation factor tolerance sebesar 0,869, Islamic
(VIF) dari model analisis pada penelitian Governance Score (IGS) memiliki
ini berada dibawah angka 10, yaitu tolerance sebesar 0,930.
profitabilitas (ROA) memiliki VIF Uji Autokorelasi
sebesar 1,104, penghargaan memiliki Uji autokorelasi bertujuan untuk
VIF sebesar 1,151, Islamic Governance menguji apakah dalam suatu model
Score (IGS) memiliki VIF sebesar 1,075. regresi linear ada korelasi antara
Kemudian nilai tolerance > 0,1, yaitu kesalahan pengganggu pada periode t-1
Profitabilitas (ROA) memiliki tolerance

53
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, berarti terdapat auto correlation.

Tabel 6. Durbin-Watson Test

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Durbin-Watson


Estimate
a
1 .558 .311 .271 .11953 .921
a. Predictors: (Constant), IGS, ROA, PENGHARGAAN
b. Dependent Variable: ISR
Sumber : Data Olahan SPSS, 2017

Dari tabel diatas terdapat nilai Pengujian variabel secara parsial


nilai Durbin Watson sebesar 0,921. dilakukan untuk mengetahui apakah
Karena nilai Durbin Watson terletak masing-masing variabel independen
diantara -2 sampai 2 maka dapat (Profitabilitas, Penghargaan dan Islamic
disimpulkan tidak ada terjadi Governance Score) mempunyai
autokorelasi positif ataupun negatif pada pengaruh terhadap variabel dependen
data yang telah diuji. (Islamic Social Reporting).
Pengujian Hipotesis Variabel Secara
Parsial (T-Test)

Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis Parsial


Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .197 .150 1.312 .195
ROA .012 .015 .102 .833 .409
1
PENGHARGAAN .131 .033 .493 3.951 .000
IGS .067 .040 .198 1.645 .106
a. Dependent Variable: ISR
Sumber : Data Olahan SPSS, 2017

Berdasarkan dari tabel diatas, pengungkapan Islamic Social


dapat dilihat bahwa nilai signifikan uji T Reporting (ISR).
untuk: 2. Dari hasil SPSS pada tabel diatas
1. Dari hasil SPSS pada diatas
diketahui nilai thitung sebesar 3,951,
diketahui nilai thitung sebesar 0,833,
sedangkan ttabel 2,008, dimana thitung
sedangkan ttabel 2,008, dimana thitung
3,951 >ttabel 2,008, dengan tingkat
0,833< ttabel 2,008, dengan tingkat
signifikan sebesar 0,000 berada
signifikan sebesar 0,409 berada lebih
rendah pada α = 0,05. Maka hipotesis
tinggi pada α = 0,05. Maka hipotesis
kedua yang menyatakan penghargaan
pertama yang menyatakan
berpengaruh positif terhadap Islamic
profitabilitas (ROA) berpengaruh
Social Reporting (ISR) diterima,
positif terhadap Islamic Social
artinya bahwa penghargaan
Reporting (ISR) ditolak, artinya
berpengaruh positif terhadap
bahwa profitabilitas (ROA) tidak
berpengaruh positif terhadap

54
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57

pengungkapan Islamic Social Score (IGS) tidak berpengaruh


Reporting (ISR). positif terhadap pengungkapan
3. Dari hasil SPSS pada tabel diatas Islamic Social Reporting (ISR).
diketahui nilai thitung sebesar 1,645
sedangkan ttabel 2,008, dimana thitung Pengujian Variabel Secara Simultan
(F-Test)
1,645 <ttabel 2,008, dengan tingkat Uji secara simultan (F-Test) pada
signifikan sebesar 0,106 berada dasarnya menunjukkan apakah semua
tinggi pada α = 0,05. Maka hipotesis variabel independen yang dimaksud
ketiga yang menyatakan Islamic dalam penelitian ini mempunyai
Governance Score (IGS) penagaruh secara simultan (bersama-
berpengaruh positif terhadap Islamic sama) terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2013). Dari hasil pengujian F
Social Reporting (ISR) ditolak,
diperoleh sebagai berikut :
artinya bahwa Islamic Governance

Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis Simultan

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
Regression .329 3 .110 7.678 .000

1 Residual .729 51 .014

Total 1.058 54

a. Dependent Variable: ISR


b. Predictors: (Constant), ISG, ROA, PENGHARGAAN

Berdasarkan hasil perhitungan pengungkapan Islamic Social Reporting


diperoleh nilai f test (f hitung) sebesar diterima.
7.678 dengan tingkat signifikasi sebesar Analisis Regresi Linier Berganda
0,000 (dibawah 0,05) atau f hitung = Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel
7.678 lebih besar dari f tabel =2,786 hasil uji coefficients berdasarkan ouput
(=FINV(0,05;3;51)). Memperhatikan SPSS versi 21 terhadap ke 3 variabel
hasil uji test ini, maka hipotesis yang independen Profitabilitas, Penghargaan
keempat menyatakan bahwa dan Islamic Governance Score terhadap
profitabilitas, penghargaan, Islamic Islamic Social Reporting ditunjukkan
Governance Score berpengaruh terhadap pada tabel berikut ini

Tabel 9. Hasil Perhitungan Regresi


Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .197 .150
1 ROA .012 .015 .102
PENGHARGAAN .131 .033 .493
IGS .067 .040 .198
a. Dependent Variable: ISR
Sumber : Data Olahan SPSS, 2017

55
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57

Dengan melihat tabel diatas dapat KESIMPULAN


disusun persamaan regresi linear Kesimpulan yang dapat ditarik
berganda sebagai berikut : dari hasil analisis regresi dan pengujian
Y = 0,197 + 0,012X1 + 0,131X2 - hipotesis dalam penelitian ini adalah
0,067X3 + 3 sebagai berikut :
Persamaan regresi tersebut dapat 1. Secara parsial variabel Profitabilitas
dijelaskan sebagai berikut: tidak berhasil menunjukkan adanya
a. Konstanta sebesar 0,197 artinya pengaruh yang signifikan terhadap
menyatakan bahwa jika variabel Islamic Social Reporting.
independen tetap maka variabel 2. Secara parsial variabel Penghargaan
dependen menurun sebesar 0,197. berhasil menunjukkan adanya
b. Koefisien regresi variabel pengaruh yang signifikan terhadap
Profitabilitas (ROA) adalah sebesar Islamic Social Reporting.
0,012 artinya jika variabel independen 3. Secara parsial variabel Islamic
lain nilainya tetap dan Profitabilitas Governance Score tidak berhasil
(ROA) mengalami kenaikan 1% maka menunjukkan adanya pengaruh yang
Islamic Social Reporting (ISR) akan signifikan terhadap Islamic Social
mengalami peningkatan sebesar Reporting.
0,012. Koefisien bernilai positif 4. Secara simultan Profitabilitas,
artinya terjadi hubungan positif antara Penghargaan, Dan Islamic
Profitabilitas (ROA) dengan Islamic Governance Score berhasil
Social Reporting (ISR). menunjukkan adanya pengaruh yang
c. Koefisien regresi variabel signifikan terhadap Islamic Social
Penghargaan adalah sebesar 0,131 Reporting.
artinya jika variabel independen lain 5. Hasil uji koefisien determinasi
nilainya tetap dan Penghargaan diperoleh nilai R Square 0,311 atau
mengalami kenaikan 1% maka 31,1%. Hasil ini berarti menunjukkan
Islamic Social Reporting (ISR) akan hanya kontribusi 31,1% dari variabel
mengalami peningkatan sebesar Profitabilitas, Penghargaan, Dan
0,131. Koefisien bernilaipositif Islamic Governance Score terhadap
artinya terjadi hubungan positif antara Islamic Social Reporting. Sedangkan
Penghargaan dengan Islamic Social sisanya 68,9% dijelaskan oleh
Reporting (ISR). variabel lain yang tidak diteliti dalam
d. Koefisien regresi variabel Islamic penelitian ini.
Governance Score (IGS) adalah
sebesar 0,067 artinya jika variabel DAFTAR PUSTAKA
independen lain nilainya tetap dan Amirullah, J. 2013. Pengaruh
Islamic Governance Score (IGS) Profitabilitas, Size, Leverage,
mengalami kenaikan 1% maka Ukuran Dewan Komisaris, Dan
Islamic Social Reporting(ISR) akan Intensitas R&D Terhadap
mengalami peningkatan sebesar Pengungkapan Tanggung Jawab
0,067. Koefisien bernilai positif Sosial Perusahaan Pada
artinya terjadi hubungan positif antara Perusahaan Pertambangan yang
Islamic Governance Score (IGS) Listing Di BEI. Skripsi Fakultas
dengan Islamic Social Reporting Ekonomi dan Ilmu Sosial
(ISR). Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau

56
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57

Anas, A., H. M. A. Rashid, and H. A. Perusahaan yang Terdaftar di


Annuar. 2015. The effect of Jakarta Islamic Index (JII)
award on CSR disclosures in tahun 2012-2015 dengan
annual reports of Malaysian Menggunakan Islamic Social
PLCs. Social Responsibility Reporting (ISR) Index sebagai
Journal, Vol. 11 Iss 4 pp. 831 – Tolok Ukur. Jurnal Ilmiah
852. Mahasiswa Ekonomi Akuntansi.
Astuti, T. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Vol. 1 No. 2.
Likuiditas Dan Leverage Rama, Ali. 2014. Analisis Determinan
terhadap Pengungkapan Islamic Pengungkapan Islamic Social
Social Reporting (Studi Empiris Reporting: Studi Kasus Bank
Pada Perusahaan Yang Umum Syariah Di Indonesia.
Terdaftar Di JII Tahun 2010- EQUILIBRIUM : Jurnal
2012). Jakarta Islamic Index. Ekonomi Syariah Vol. 2, No.1.
Artikel 26 Februari 2013. Rosiana, R. 2015. Pengaruh Ukuran
Asyhari, L. 2015. Pengaruh Corporate Perusahaan, Profitabilitas,
Governance Terhadap Leverage, dan Islamic
Pengungkapan Islamic Social. Governance Score terhadap
Fakultas Ekonomi, Universitas Pengungkapan Islamic Social
Muhammadiyah Yogyakarta. Reporting. Jurnal Bisnis dan
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Manajemen. Vol 5, No, 1.
Multivariate dengan Program Sofyani, et al. 2012. Islamic Social
IBM SPSS 21 Reporting Index Sebagai Model
Update PLS Regresi. Edisi 7. Pengukuran Kinerja Sosial
Badan Penerbit Universitas Perbankan. Jurnal Dinamika
Diponegoro. Akuntansi. Vol 4 No.1.
Hanafi dan Halim. 2009. Analisis Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Laporan Keuangan.UPP AMP Kuantitatif, Kualitatif, dan
YKPN. Yogyakarta. R&D. Alfabeta. Bandung.
Haniffa, R., 2002. Social Reporting Taufik, dkk. 2015. Pengaruh Islamic
Disclosure An Islamic Governance Score, Leverage
Perspective. Indonesian Dan Profitabilitas Terhadap
Management Research, Islamic Social Reporting Index
Vol.1(2):128-146 . pada Bank Umum Syariah Di
Iqbal dan Mirakhor. 2008. Pengantar Indonesia. Jurnal Manajemen
Keuangan Islam. Prenada media dan Bisnis Sriwijaya. 13 (2),
Group. Jakarta. 177-198.
Mutiara, K. 2017. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan
Islamic Social Reporting.
Skiripsi Fakultas Ekonomi dan
Bisni UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Novrizal, Muhammad Fajrul & Fitri,
Meutia. 2016. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Pengungkapan Corporate
Social Responbility (CSR) pada

57
FORMAT PENULISAN NASKAH JURNAL TABBARU’ : ISLAMIC BANKING AND
FINANCE

1. Naskah tulisan harus mempunyai relevansi dengan bidang Perbankan dan Keuangan
Syariah. Naskah tulisan juga dapat membahas tentang Pengelolaan Dana Zakat,
Pengelolaan Dana Waqaf, Akuntansi Keuangan Syariah, dan Manajemen Keuangan
Syariah.

2. Naskah yang di muat dalam Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance, belum
pernah di muat dalam Jurnal atau Media Massa manapun. Naskah tersebut juga harus
bebas dari kegiatan plagiat yang akan di screening melalui Plagiarsm Cheker
“Turnitin”.

3. Naskah yang di muat dalam Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance merupakan
artikel hasil kajian teori maupun hasil penelitian yang di lakukan secara individu
maupun kelompok.

4. Naskah akan di review oleh Dewan Redaksi. Naskah dapat diterima, ditolak atau
diterima dengan perbaikan dapat direvisi dalam batas waktu yang ditentukan oleh
Dewan Redaksi.

5. Dewan Redaksi berhak mengubah isi ataupun tata tulis naskah tanpa mengubah
substansi isi.

6. Naskah diketik dengan format single line spacing (1 spasi) pada kertas A4, two colums
(2 kolom) kecuali untuk judul dan abstrak jurnal, dengan huruf Times New Roman
ukuran 12 pt, berkisar 10 sampai 15 halaman, termasuk tabel, grafik, diagram, gambar
dan daftar pustaka. Margin atas/ bawah/ kiri/ kanan berurutan; 1.18”/1.18”/0.88”/1.24”.
Cetakan naskah file berformat dokumen (via CD/ print out, email) dikirim ke alamat
redaksi.

7. Isi artikel penelitian harus memuat komponen di bawah ini:

a. Judul: ditulis dengan singkat padat, dan harus menggambarkan variabel-variabel,


penelitian, dibuat dengan huruf kapital Times New Roman, ukuran 14pt, bold,
center.
b. Nama penulis: (tanpa gelar) ukuran 12 pt di Boldkan (di tebalkan), dan seterusnya
yang di ikuti dengan alamat program studi/ instansi ukuran 11 pt dan di Italickan (di
miringkan).
c. Abstract: ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris, yang terdiri dari 150-250 kata
ukuran 11 pt. Abstrak memuat permasalahan, tujuan, metode dan hasil penelitian.
abstrak yang berbahasa Inggris di Italickan (di miringkan).

58
d. Keyword/kata kunci: kata-kata pokok dalam penelitian yang mencerminkan
variabel penelitian dan teori yang diacu. Ditulis dibawah abstrak dengan jarak satu
baris. ukuran 11 pt di Boldkan (di tebalkan).
e. Isi naskah:
1. Bagian Pendahuluan mencakup latar belakang, konteks penelitian, hasil kajian
pustaka dan tujuan penelitian. Seluruh bagian pendahuluan dipaparkan secara
terintegrasi dalam bentuk paragraph, dengan panjang 10-25 % dari total panjang
artikel.
2. Bagian Tinjauan Pustaka berisi paparan mengenai teori-teori yang di gunakan
serta di dukung dengan penelitian terdahulu mengenai variabel penelitian yang
di teliti, dengan panjang 10–30 % dari total panjang artikel.
3. Bagian Metode Penelitian berisi paparan dalam bentuk paragraph tentang
rancangan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan analisis data
yang secara nyata dilakukan oleh peneliti, dengan panjang 10-15% dari total
panjang artikel.
4. Bagian Hasil Penelitian berisi paparan hasil analisis yang berkaitan dengan
pertanyaan penelitian. Setiap hasil penelitian harus dibahas. Pembahasan berisi
pemaknaan hasil dan pembandingan dengan teori dan/atau hasil penelitian
sejenis. Panjang paparan hasil dan pembahasan 15-30% dari total panjang
artikel.
5. Bagian Kesimpulan berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas
pertanyaan penelitian atau berupa intisari hasil pembahasan. Kesimpulan
disajikan dalam paragraf. panjang paparan dari kesimpulan 5-10% dari total
panjang artikel.
6. Daftar Pustaka hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk atau direferensikan,
dan semua referensi merupakan sumber yang relevan dan up to date atau 10
tahun terakhir. Referensi yang digunakan adalah sumber-sumber primer berupa
artikel-artikel penelitian dalam jurnal atau laporan penelitian yang bersifat
ilmiah.

8. Email redaksi: tabbaru@journal.uir.ac.id

59

Anda mungkin juga menyukai