e-ISSN 1526631753
Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance terbit 2 kali setahun yaitu pada bulan Mei
(deadline 30 April) dan November (deadline 31 Oktober).
EDITORIAL BOARD
Editor in Chief
Manager Editor
Editorial Member
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang sistem pengumpulan zakat oleh
BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi, analisis faktor-faktor penyebab keengganan
masyarakat dalam membayar zakat melalui BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi dan untuk
mengetahui kebijakan yang ditempuh oleh BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi dalam
menarik masyarakat (Non PNS) untuk membayar zakatnya melalui BAZNAS. Penelitian ini
merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan teknik analisa data yang digunakan
adalah deskriftif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem
pengumpulan zakat oleh BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi menggunakan 2 (dua)
sistem yaitu pertama, zakat lansung dijemput oleh pihak BAZNAS kepada muzakki dan
kedua, muzakki menyetor lansung zakatnya ke BAZNAS Kuantan Singingi. Sedangkan
faktor-faktor yang menyebabkan keengganan masyarakat untuk membayar zakat melalui
BAZNAS Kuansing adalah Masyarakat ingin bayar sendiri zakatnya kepada mustahiq yang di
kehendakinya dan juga disebabkan kurangnya tingkat kepercayaan masyarakat tersebut
kepada BAZNAS, kemudian juga disebabkan muzakki kurang mengerti bagaimana prosedur
ataupun cara pembayaran zakat melalui BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi. Kebijakan
yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi dalam menarik muzakki atau
masyarakat untuk membayar zakatnya melalui BAZNAS dengan gencar mensosialisasikan
keberadaan BAZNAS itu sendiri kepada masyarakat.
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out about the zakat collection system by BAZNAS in
Kuantan Singingi Regency, analysis of factors that caused people's reluctance to pay zakat
through BAZNAS in Kuantan Singingi Regency and to find out the policies pursued by
BAZNAS in Kuntan Singingi Regency in attracting people (Non PNS) to pay zakat through
BAZNAS. This research is a field research with the data analysis technique used is descriptive
qualitative. From the results of the study it can be concluded that the zakat collection system
by BAZNAS in Kuantan Singingi Regency uses two systems, namely first, the zakat is directly
picked up by the BAZNAS to the muzakki and secondly, muzakki deposits the zakat directly to
the BAZNAS in Kuantan Singingi Regency. Whereas the factors that cause people's reluctance
to pay zakat through BAZNAS Kuantan Singingi Regency are the people who want to pay
their own zakat to mustahiq which they want and also due to the lack of trust in BAZNAS, and
also because muzakki doesn't understand the procedure or how to pay zakat through BAZNAS
in Kuantan Singingi Regency. The policy carried out by BAZNAS Kuantan Singingi Regency
in attracting muzakki or the community to pay their zakat through BAZNAS by intensively
socializing the existence of BAZNAS itself to the community,
1
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13
2
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13
3
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13
4
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13
5
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13
sabilillah dan ibnu sabil. Para penerima masyarakat dalam membayar zakat
zakat ini tentu membutuhkan dana yang melalui BAZNAS Kabupaten Kuantan
besar untuk memenuhi kebutuhan yang Singingi. Populasi dalam penelitian ini
mendesak, sebagai modal untuk berjumlah 324.158 orang Islam yang ada
mengembangkan harta sehingga mereka di Kabupaten Kuantan Singingi, karena
mempunyai penghasilan, mereka adalah populasinya sangat luas maka teknik
penerima zakat dalam bentuk yang pengambilan sampel yang digunakan
paling luas yang tetap sampai hari dalam penelitian ini adalah dengan cara
kiamat. (Inayah, 2003) teknik purposive sampling yaitu
Zakat merupakan konsep ajaran pengambilan sampel berdasarkan
Islam yang mengandung nilai perbaikan keperluan penelitian. Pengambilan
ekonomi umat dalam memerangi subjek penelitian dilakukan sengaja
kemiskinan. Sebagai ajaran agama yang dengan maksud dan tujuan tertentu
mengandung dimensi perbaikan berjumlah 65 orang responden karena
ekonomi. dari 65 responden tersebut menurut
Pemberdayaan ekonomi peneliti sudah mewakili atau telah
masyarakat harus melibatkan tokoh- menyampaikan informasi yang dimaksud
tokoh pemimpin umat atau pemerintah atau informasi yang valid.
agar memerankan peran strategisnya. Teknik Pengumpulan Data dalam
Karena, pemimpin umat merupakan agen penelitian ini dengan menggunakan
pembaru yang paling dekat dengan teknik wawancara (interview) yaitu
kehidupan mereka sehingga sentuhan bertanya secara langsung kepada para
pola pikir dapat mengubah prilaku pengelola BAZNAS Kabupaten Kuantan
berproduksi, berdistribusi dan Singingi dan masyarakat yang tidak
berkonsumsi. Jadi, untuk pemberdayaan membayar zakat melalui BAZNAS dan
ekonomi umat melalui zakat bahwa observasi yaitu pengumpulan data yang
dengan membagikan zakat kepada peneliti lakukan dengan cara mengamati
mereka yang berhak dan harus secara langsung di lapangan untuk
melibatkan tokoh pemimpin atau mendapatkan gambaran secara nyata
pemerintah untuk meningkatkan kualitas tentang kegiatan yang diteliti. Sedangkan
kehidupan penerima zakat sehingga teknik analisa yang digunakan dalam
mampu hidup mandiri dalam penelitian ini yaitu deskriptif Kualitatif.
memperbaiki ekonomi umat dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
memerangi kemiskinan. Sistem Pengumpulan Zakat oleh
BAZNAS Kabupaten Kuantan
METODE PENELITIAN Singingi
Penelitian ini dilakukan pada Sistem pengumpulan zakat oleh
BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi
Provinsi Riau yang beralamat di Jl. ada 2 (dua) macam yaitu:
Jendral Sudirman No 98, Teluk Kuantan 1. Sistem Jemput
Kabupaten Kuantan Singingi. Yang Disini pihak BAZNAS
menjadi subjek penelitian ini adalah Kabupaten Kuantan Singingi
Muzakki yang ada di Kabupaten Kuantan
mendatangi rumah muzakki yang akan
Singingi atau masyarakat selain Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang berada di membayar zakat, bagi para muzakki
Kabupaten Kuantan Singingi. Sedangkan yang tidak bisa datang ke kantor
Objek dalam penelitian ini adalah BAZNAS kemudian meminta pihak
faktor-faktor penyebab keengganan BAZNAS untuk menjemput zakatnya
6
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13
1 2014 7.523.102.232
2 2015 8.672.566.608
3 2016 8.759.862.369
Total 24.955.531.209
7
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13
Jumlah Muzakki
No Tahun
Perseorangan
1 2015 94
2 2016 67
Total 161
Sumber : Laporan Keuangan BAZNAS Kabupaten Kuantan Singingi
8
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13
9
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13
bahwa dia belum mengetahui adanya karena alasan jarak tempuh yang jauh
BAZNAS dan dia juga beralasan dari rumah muzakki ke BAZNAS.
karena di Desanya juga sudah ada Hal ini juga diakui oleh bapak
panitia zakat yang bertanggung Syahrial beliau mengatakan bahwa
jawab. (Jeni, Muzakki, Wawancara, hal yang menjadi penyebab
Kuantan Sako 21 April 2017) keengganan masyarakat (Non PNS)
4. Lokasi (Lokasi/jarak BAZNAS yang membayar zakat kepada BAZNAS
cukup jauh dari tempat tinggal) Kabupaten Kuantan Singingi itu yang
Jarak yang jauh juga menjadi pertama karena Tingkat Kepercayaan
kendala oleh muzakki untuk masyarakat itu sendiri kurang kepada
membayar zakatnya kepada BAZNAS pihak BAZNAS dan yang kedua
Kabupaten Kuantan Singingi ini, karena Faktor Kebanggaan dari
sehingga muzakki akhirnya membayar masyarakat itu sendiri sehingga dia
zakatnya di Mesjid tempat tinggal ingin membayar zakatnya secara
mereka. Seperti yang dikatakan oleh lansung kepada mustahiq. (Syahrial,
Ibu Karmini bahwa jarak yang susah Wakil Ketua II (Bidang
ditempuh yang membuatnya tidak Pendistribusian dan Pendayagunaan)
ingin berzakat ke BAZNAS. Sama BAZNAS Kabupaten Kuantan
seperti yang diungkapkan oleh bapak Singingi, Wawancara, Teluk Kuantan
Suto Dirjo warga Desa Sukaraja 15 Maret 2017)
bahwa tidak pernah membayar zakat Dari hasil wawancara diatas
ke BAZNAS karena terlalu jauh dan bisa kita lihat bahwa pihak BAZNAS
lebih memilih membayar zakat di sendiri juga mengakui adanya faktor-
Mesjid saja. (Suto Dirjo, Muzakki, faktor yang menyebabkan
Wawancara, Kuantan Sako 21April keengganan masyarakat untuk
2017) membayarkan zakatnya di BAZNAS,
Dapat disimpulkan bahwa hanya saja disini dikatakan bahwa hal
faktor-faktor keengganan masyarakat utama yang menjadi penyebab
(Non PNS) untuk membayar zakat masyarakat enggan atau tidak mau
kepada BAZNAS Kabupaten Kuantan membayar zakat kepada BAZNAS
Singingi adalah sebagai berikut : karena kurangnya tingkat
pertama karna Religiusitas kepercayaan masyarakat atau muzakki
(Masyarakat merasa lebih afdhal untuk membayarkan zakatnya melalui
memberikan zakat langsung kepada BAZNAS itu sendiri kemudian
mustahiq yang masih merupakan disusul oleh faktor dari diri
saudara), kemudian karena kurangnya masyarakat atau muzakki tersebut
tingkat kepercayaan muzakki kepada yang mana mereka merasa ada
BAZNAS dan juga karena muzakki kepuasan tersendiri ketika mereka
tidak tau keberadaan BAZNAS dan sendiri yang membayarkan lansung
tidak tahu prosedur membayar zakat zakatnya kepada mustahiq.
di BAZNAS tersebut, dan terakhir
10
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13
11
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13
12
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 1 - 13
13
Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance
Volume 1 Nomor 2, November 2018
p-ISSN 2621-6833
e-ISSN 2621-7465
ABSTRAK
ABSTRACT
14
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
15
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
16
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
17
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah leteratur adalah: 1). Untuk meningkatkan
untuk transaksi multijasa. daya guna uang. 2). Untuk meningkatkan
Kredit syariah adalah akad yang peredaran dan lalu lintas uang. 3). Untuk
sah dalam muamalah karena basis meningkatkan daya guna barang. 4).
akadnya adalah jual beli. Maka yang Meningkatkan peredaran barang. 5).
dimaksud kredit syariah adalah membeli Sebagai alat stabilitas ekonomi. 6).
barang dengan harga yang berbeda Untuk meningkatkan kegairahan
antara kontan dan angsuran dalam waktu berusaha. 7). Untuk meningkatkan
tertnetu (karena ekonomi Islam juga pemerataan pendapatan. 8). Untuk
mengakui adanya asumsi economic meningkatkan hubungan internasional
value of money). Akad ini dikenal (L/C, CGI, dan lain-lain) (Untung,
dengan istilah bai` bit taqshid atau 2004). 9). Menjadi motivator dan
bai` bits-tsaman `ajil. Atau biasa dinamisator peningkatan kegiatan
dikenal dengan skema Bai’ perdagangan dan perekonomian. 10).
murabahah (jual beli barang pada harga Memperbesar modal kerja perusahaan.
asal dengan tambahan keuntungan yg 11). Meningkatkan income per capita
disepakati (Fatoni, 2014 dan Nurhadi, (IRC) masyarakat. 12). Mengubah cara
2017). berpikir/bertindak masyarakat untuk
Kredit menurut Undang-Undang lebih ekonomis (Hasibuan, 2008).
Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah Perbedaan dan Persamaan
penyediaan uang atau tagihan yang dapat Pembiayaan Lembaga Keuangan
dipersamakan dengan itu, berdasarkan Syariah dengan Kredit Lembaga
persetujuan atau kesepakatan pinjam Keuangan Konvensional
meminjam antara bank dengan pihak lain Ada beberapa perbedaan antara
yang mewajibkan pihak peminjam pembiayaan lembaga keuangan syariah
melunasi utangnya setelah jangka waktu dengan kredit lembaga keuangan
tertentu dengan pemberian bunga konvensional, diantaranya adalah:
(Nurhadi, 2017). 1. Dari Segi Akad dan Legalitas.
Setiap pemberian kredit memiliki Fikih muamalat Islam
unsur sebagai berikut: 1). Kepercayaan. membedakan antara wa’ad dengan akad.
2). Kesepakatan. 3). Jangka Waktu. 4). Wa’ad hanya mengikat satu pihak. Bila
Resiko. 5). Balas Jasa (Kasmir, 2013). pihak yang berjanji tidak dapat
6). Degree of Risk (Simorangkir, 2001). memenuhi janjinya, maka sanksi yang
Tujuan kredit adalah: 1). Mencari diterimanya lebih merupakan sanksi
Keuntungan. 2). Membantu Usaha moral. Akad merupakan suatu
Nasabah (perusahaan). 3). Membantu kesepakatan yang mengikat kedua belah
Pemerintah (Kasmir, 2013). 4). pihak yang saling bersepakat (Mas’adi,
Melaksanakan kegiatan operasional 2002). Bila salah satu atau kedua pihak
bank. 5). Memenuhi permintaan kredit yang terikat dalam kontrak itu tidak
dari masyarakat. 6). Memperlancar lalu dapat memenuhi kewajibannya, maka
lintas pembayaran. 7). Meningkatkan ia/mereka menerima sanksi seperti yang
pendapatan dan kesejahteraan sudah disepakati dalam akad (Suryadi,
masyarakat (Hasibuan, 2008). 8). Turut 2018 dan Indriani et all, 2018). Lembaga
menyukseskan program pemerintah di keuangan Islam atau syari’ah, akad yang
bidang ekonomi dan pembangunan dilakukan memiliki konsekuensi duniawi
(Simorangkir, 2001). dan ukhrawi karena akad yang dilakukan
Fungsi kredit menurut Nurhadi berdasarkan hukum Islam. Sering kali
(2017) yang beliau kutip dari beberapa nasabah berani melanggar
18
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
19
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
20
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
21
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
22
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
23
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
24
Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance
Volume 1 Nomor 2, November 2018
p-ISSN 2621-6833
e-ISSN 2621-7465
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh secara signifikan baik partial maupun
simultan pada variabel kepemilikan bank, simpanan (DPK), rasio pinjaman terhadap simpanan
(LDR) dan rasio kecukupan modal (CAR), Non Performing Loan (NPL) dan ukuran
perusahaan terhadap profitabilitas (ROA) pada bank yang memiliki Unit Usaha Syariah
(UUS) baik itu pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) maupun Bank Swasta. Populasi dan
sampel terdiri dari 24 UUS milik Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Swasta. Dari
ke 24 bank tersebut, hanya 18 bank yang dipilih menjadi sampel. Bank-bank tersebut adalah 7
Bank Swasta dan 11 Bank Pembangunan Daerah. Periode penelitian ini adalah 2010-2014.
Data diambil dari laporan tahunan bank. Penelitian ini menggunakan data panel dan pooled
Ordinary Least Squares (OLS). Hasil penelitian menunjukkan UUS milik Bank Pembangunan
Daerah lebih baik daripada Bank Swasta. Hal ini disebabkan beberapa faktor. Pertama,
pinjaman hanya untuk pejabat pemerintah daerah di mana pembayaran pinjaman melalui
pengurangan gaji, sehingga kemungkinan tidak dapat membayar pinjaman sangat rendah
meskipun situasi ekonomi tidak stabil. Kedua, karena Bank Pembangunan Daerah
menyediakan layanan hanya untuk lokal saja, sehingga memiliki pengetahuan khusus tentang
daerah tersebut. Sehingga akan memungkinkan nasabah menilai penerapan pinjaman dan
mengidentifikasi pinjaman yang memenuhi syarat. Ketiga, kinerja Bank Pembangunan Daerah
yang diawasi oleh pemerintah daerah lebih intensif.
Kata Kunci : Hedging, Laverage, Cash Ratio, Firm Size, Bank Syariah.
ABSTRACT
26
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 25 - 32
27
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 25 - 32
28
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 25 - 32
Dummy kepemilikan
Size Bank
Hasil Penelitian
Table 4. Regression without Adjusting and with Robust Standard Errors
OLS with out standard errors OLS with robust standard errors
Variable
Coef. p-value Coef. p-value
Constan -1.445673 0.341 -1.445673 0.278
DB 1.049996 0.005*** 1.049996 0.052*
DPK -.0497795 0.408 -.0497795 0.073*
LDR .0297095 0.010*** .0297095 0.010***
29
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 25 - 32
30
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 25 - 32
31
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 25 - 32
32
Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance
Volume 1 Nomor 2, November 2018
p-ISSN 2621-6833
e-ISSN 2621-7465
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari Non-Performing Financing (NPF)
pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah dan kepemilikan bank terhadap
profitabilitas pada bank umum syariah. Penelitian ini menggunakan populasi sebanyak 13
bank syariah, namun karena keterbatasan kelengkapan data, maka sampel yang digunakan
hanya 7 bank syariah pada periode 2012-2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Non
Performing Financing (NPF) pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah
memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas (ROA). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ada kredit macet (NPL) yang dapat mengurangi profitabilitas bank
syariah dalam pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah meskipun jumlah
pendanaannya sangat kecil dibandingkan dengan pembiayaan Murabahah. Sedangkan
variabel kepemilikan bank tidak mempengaruhi profitabilitas bank syariah
ABSTRACT
The purpose This study to analyze the effect of Non Performing Financing of mudharabah
financing and musyarakah financing and bank ownership on profitability at Sharia
Commercial Bank. The population in this study as many as 13 sharia banks but due to the
limitations of the completeness of the data then the sample in this study taken 7 Sharia Banks
period 2012-2016. The results showed that Non Performing Financing Mudharabah financing
and Non Performing Financing Musyarakah financing have a significant negative effect on
Profitability (ROA). The results of this study indicate that there are non-performing loans that
can reduce the profitability of sharia banks in mudharabah and musyarakah financing
although the amount of funding is very small compared to murabahah financing. While the
variable ownership of the bank does not affect the profitability of sharia banks.
33
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45
34
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45
35
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45
of loans. Thus, financial institutions can and Bonnaccorsi (2006), Basu et al.
diversify their portfolio and thus reduce (2007) and Sulivan and Spong (2007)
the risk of such financial institutions. which indicate that bank owners are
This is different from those of non- handing over to the manager as an agent
financial intermediaries or companies to manage the bank. This is because the
who do not have the skills in assessing a owner has difficulty managing the
loan and do not have a large capital to company directly because of the
diversify their portfolio. following factors. First, the size of a
Agency Theory growing bank will be difficult to
In the area of study of the influence manage. Second, the need for specialized
of ownership on bank performance, the expertise to manage large banks and
most frequently used theory is agency generally the owners have no such
theory. Agency theory describes the expertise. Third, bank ownership is
relationship between the owner as a determined by the number of
principal and manager as an agent. The shareholders. If the number of
relationship is very important because it shareholders is too high and each person
affects the performance of a bank. Thus holds a small number of shares then this
the competitiveness of a bank depends situation does not allow all owners to
largely on the ability of managers to manage the activities of banks
manage their respective banks. In effectively.
addition to the magnitude of the role of The manager can be seen as an agent
managers in managing the bank in order by the bank owner who appoints them
to perform well, the role of the bankers and is authorized and responsible for
is also vital for monitoring and ensuring making the best decisions in the interest
that managers are working hard to of shareholders. One way to measure
advance the bank under its management. success and efficiency of managers is to
Therefore, in the relationship look at the profitability of the bank.
between the bank owner and the Performance can be measured through
manager usually there will be a bank's ability to secure a stable profit
performance contract where the bank while at the same time maintaining
owners are aligning the interests of the shareholder wealth increase in the
manager with the interests of the bank's company.
owner. Performance contracts are Berger and Bonnaccorsi (2006) point
formed so that rewards received by out that managers may ignore the
managers are closely linked to bank interests of shareholders, instead paying
performance. The contractual attention to their interests such as job
relationship between the owner and the continuity, luxury lifestyle, professional
manager is in line with agency theory membership, personal vehicle facilities,
(Jensen & Meckling, 1976). Jensen and all of which are borne by the company.
Meckling (1976) reveal that the Shleifer and Vishny (1997) stipulate to
difference in importance between owners address agency issues, shareholders have
and managers that creates an agency incentives to monitor managers so as to
conflict occurs because the manager minimize the problem of principal-
does not hold company shares or has agents. However, the level of incentives
insufficient ownership. depends on shareholder ownership. If the
The concept of agency as disclosed owner holds a small number of shares,
by Jensen and Meckling (1976) can be the owner will not have the incentive to
seen in the results of the study of Berger monitor the manager's behavior. This is
36
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45
because the profit earned by the owner is companies, they may not monitor the
less than the cost of supervision. actions of the board of directors or
Therefore, it is expected that private management. In addition, the objective
banks, most of which are owned by a of a politician who leads a government
family, will have a better performance may differ from an individual who owns
compared to government-owned banks. a business. Shleifer (1998) and La Porta
For a bank that is largely owned by et al. (2002) states that governments tend
the family, conflicts between bank to meet political goals that may
owners and managers are rare. Arifin negatively affect the financial
(2003) notes that when a majority of the performance of the company. This view
shares are owned by the family, it is supported by Paskelian (2006) and Xu
reduces the agency's problems compared and Wang (1999) stating that the
to companies owned by many company becomes inefficient due to an
shareholders. In Indonesia, 90 percent of agency problem arising from
the company's shares are owned and government political motives. In
operated by a family. This situation is addition, government-owned banks may
not much different from other countries have lower profits because they finance a
such as Spain (La Porta et al., 1999). project that does not bring financial gain
Arifin (2003) states that the advantages but brings social benefits.
of a family owned and operated The existing studies have proved
company are family members will that poorer loan quality and high NPLs
manage the company and this will are mainly associated with government
reduce agency problems. However, owned banks (Berger et al. 2005 and
because a family is also a manager of the Iannota et al. 2007). Iannota et al. (2007)
company, the agency problem will arise also concluded that privately owned
between the family, as a majority banks are more profitable than
shareholder and a minority shareholder. government owned and mutual banks.
In addition, according to Allen et al. They also found that among mutual,
(2011) bank capital also affects the private and public banks, publicly owned
performance of a bank. Due to the large banks has the highest NPLs and bad loan
capital of private banks in Indonesia quality whereas mutual banks has lowest
issued by individuals or families, they NPLs and high quality loans.
have higher incentives to monitor loans Furthermore, Micco et al. (2007) have
issued due to bank performance and their found that privately owned banks has the
wealth will be affected by repayments better performance than all other banks
Government-owned companies in developing countries. They also find
may not be efficiently managed because that the state owned banks have higher
the board and management do not hold costs and lower profitability as compared
any shares in the company. This causes to the private banks, whereas opposite is
the company's performance to be the case for foreign owned banks.
affected (Megginson, et al, 1994; De Nicolo (2001) and Iannota et al.
Megginson & Netter, 2001). The agency (2007) have suggested that state-owned
problem in the context of government banks typically exhibit higher risk than
ownership is more complicated as the other types of banks. Micco et al. (2004),
government holds shares in the company analyze financial institutions with
on behalf of the public or the people. different ownership types covering 119
Since governments are led by politicians countries. He concludes that non
who have no ownership in these performing loans tend to be higher for
37
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45
banks with state ownership than for other has a impact on credit risk. This finding
groups. Hu et al. (2004) use a panel of shows that government banks were more
Taiwanese banks and find a positive risky than private banks.
correlation between capital share owned Boudriga et al. (2009) investigate The
by the state and the level of non- aggregate banking, financial, economic,
performing loans. However, Garcia- and legal environment data for a panel of
Marco and Robles-Fernandez (2007) 59 countries over the period 2002-2006.
investigating the relationship between It develops a comprehensive model to
risk taking and ownership structure explain differences in the level of NPLs
document that commercial banks between countries. To assess the role of
(mainly private owned) are more regulatory supervision on credit risk, the
exposed to risk than deposit banks paper uses several interactions between
(mainly state owned). institutional features and regulatory
Ahmad (2013) investigate of devices. The studies have found The
commercial banks currently operating in government property are positive and
Pakistan. Currently there are 30 significant, which indicates that state-
commercial banks operating in Pakistan ownership rises the level of problem
which can be divided into three broad loans. This could be explained either by
categories i.e., public sector, private the development mandate given to state-
sector and foreign banks. The studies owned banks, especially in developing
have found the positive association countries, or by their weaker credit
between NPLs and publically owned or recovery capacities. These combined
dispersed ownership (Shleifer and effects lead to higher credit risk taking
Vishny, 1986; Berger et al., 2005; and to increased defaults. This result
Iannota et al., 2007; and Nichols et al., corroborates those of Micco et al. (2004)
2009). who conclude that NPLs tend to be
Tehulu and Olana (2014) higher for state-owned banks on a panel
investigate the bank specific of emerging countries.
determinants of credit risk of Ethiopian
commercial banks. For this reason causal METHODOLOGY
research design was applied in this study The population in this study as
since the objective is to assess cause many as 13 sharia banks but due to the
effect relationship. The sample consists limitations of the completeness of the
of a panel of ten (10) commercial banks data then the sample in this study 7
that were registered before 2007 from Sharia Banks period 2012-2016. The
around 19 banks operating in the data are taken from banks’ annual
country. The period 2007-2011 was reports. In this study using panel data
chosen just to examine the determinants and using pooled ordinary least square
of credit risk using recent data and (OLS). To test if Islamic Banking Unit
recently established banks were not influences performance of banks, the
considered to avoid new entrant bias. following model is estimated:
The studies have found the ownership
38
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45
NFLMUD 2.534 Ns
Private banks 2.565
Government banks 2.511
NFLMUS 3.513 ns
Private banks 2.797
Government banks 4.051
a,b,c, or ns shows that the mean government property even though the
difference of a variable between private NFLs of Islamic banks are higher than
and government banks is significant at those of private-owned banks. Higher
either 1%, 5%, 10%, or not significant at NFL musharakah compared with NFL
all. Table 1 shows the average ROA of mudharabah due to poor understanding
all sharia banks of 0.6%. The ROA of of the nature of business customers. Less
private sharia banks is higher than the customer financial evaluation, sales
shariah banks owned by the government projection does not take into account
ie 0.839% and 0.421% respectively. business habits and less take into account
there is no significant difference in the the aspect of competitors. Insufficient
ROA of sharia banks owned by the evaluation of the customer account.
private sector with government property. Rarely visit the customer's project site so
Average NFL mudharabah Islamic banks that side streaming and customer
amounted to 2534%, there is no problems can not be detected early on.
significant difference NFL mudharabah On the customer side there are still
sharia private banks with government dishonest, increasing consumption
property. Meanwhile, NFL musharakah patterns and excessive lifestyle.
is higher than the average NFL unprofessional management. Unable to
musharakah that is equal to 3,513%. nor solve business problems, not mastering
is there a significant difference between projects and losing out in competing.
the NFLs of private sharia banks and
39
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45
R-squared 0.542
Adjusted R-squared 0.513
Prob > F 0.0000
Number observation 35
*, ** and *** denote significance at the 10%, 5% and 1% level, respectively, p-value in
parentheses
40
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45
41
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45
Cornett, M. M., Guo, L., Khaksari, S., & Islamic Economic Studies. 8(2): 1-
Tehranian, H. 2010. The Impact 28.
of State Ownership on Iqbal, Z. and Mirakhor, A. 1999.
Performance Differences in Progress and Challenges of
Privately-owned versus State- Islamic Banking. Thunderbird
owned Banks: An International International Business Review.
Comparison. Journal Financial 41( 4-5). 56-68.
Intermediation, 19, 74-94.
Jaffar, M. and Manarvi, I. 2011.
De Nicolo, G. 2001. Size, Charter Value Performance Comparison of
and Risk in Banking: An Islamic and Conventional Banks
International Perspective. Board
in Pakistan”, Global Journal of
of Governors of the Federal Management and Business
Reserve System. International Research. 11(1). 59-66.
Finance Discussion Paper, P. 689.
Jensen, M., & Meckling, W. H. 1976.
Fu, X., & Heffernan, S. 2008. The Theory of The Firm: Managerial
Effects of Reform on China’s Behavior, Agency Cost and
Bank Structure and Performance.
Ownership Structure. Journal of
Journal of Banking and Finance, Financial Economics, 3, 305-360.
33, 39-52.
Kader, J.M., Asarpota, A.J. and Al-
Garciýa-Marco, T., & Robles-Fernàndez, Maghaireh, A. 2007. Comparative
M.D. 2007. Risk-taking Behavior Financial Performance of Islamic
and Ownership in The Banking
Banks vis-à-vis Conventional
Industry: The Spanish Evidence. Banks in the UAE. Proceeding on
Journal of Economics and Annual Student Research
Business, 60(4), 332-354. Symposium and the Chancellor’s
Hadad. M. D., Agus, S., Wini, P., M., & Undergraduate Research Award.
Jony, H. 2005. Kajian Mengenai retrievedhttp://sra.uaeu.ac.ae/CUR
Struktur Kepemilikan Bank di A /Proceedings (May 31, 2007).
Indonesia. Jakarta: Bank
Kargi, H.S. 2011. Credit Risk and the
Indonesia. Retrieved Performance of Nigerian Banks,
http://www.bi.go.id. Ahmadu Bello University, Zaria.
Hu, J.L., Li, Y., & Chiu, Y.H. 2004. Kingu, P.S, Macha, S , and Gwahula, R.
Ownership and Nonperforming 2018. Impact of Non-Performing
Loans: Evidence from Taiwan’s Loans on Bank’s Profitability:
Banks. The Developing Empirical Evidence from
Economies, 42(3), 405-420. Commercial Banks in Tanzania.
Iannotta, G., Nocera, G., & Sironi, A. International Journal of Scientific
2007. Ownership Structure, Risk Research and Management
and Performance in the European (IJSRM). 06 (01), 71-79
Banking Industry. Journal of Kithinji, A. 2010. Credit Risk
Banking and Finance, 31(7), Management and Profitability of
2127-2149. Commercial Banks in Kenya,
Iqbal, M. 2001. Islamic and Business School, University of
Conventional Banking in The Nairobi.
Nineties: A Comparative Study.
42
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45
43
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45
44
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 33 - 45
45
Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance
Volume 1 Nomor 2, November 2018
p-ISSN 2621-6833
e-ISSN 2621-7465
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh profitabilitas, penghargaan,
Islamic governance score, terhadap pengungkapan Islamic social reporting pada bank umum
syariah yang terdaftar di OJK. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari official website
dengan populasi 13 bank umum syariah di Indonesia. Metode pemilihan sampel adalah
purposive sampling, sehingga di peroleh sampel sebanyak 11 bank umum syariah yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2012-2016. Analisis data menggunakan alat
analisis uji regresi linier berganda dengan program SPSS IBM 21 dan uji asumsi klasik.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian t, uji f, dan determinasi (R2). Hasil analisis
data atau regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara parsial variabel profitabilitas dan
variabel Islamic governance score tidak memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan
Islamic social reporting. Sedangkan variabel penghargaan memiliki pengaruh positif terhadap
pengungkapan Islamic social reporting. Secara simultan profitabilitas, penghargaan, dan
Islamic governance score berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic social
reporting. Variabel independen dapat menjelaskan pengaruh Islamic social reporting sebesar
31,1% sedangkan sisanya sebesar 68,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan
dalam model regresi ini.
46
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57
47
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57
peneliti mengenai item-item CSR yang 2016 setelah 3 tahun terakhir mengalami
seharusnya diungkapkan oleh suatu perlambatan pertumbuhan. Pada akhir
entitas Islam. tahun 2016, perbankan syariah Indonesia
Indeks ISR diyakini dapat menjadi yang terdiri dari Bank Umum Syariah
pijakan awal dalam hal standar (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan
pengungkapan CSR yang sesuai dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
perspektif Islam. Beberapa penelitian (BPRS) mencatatkan pertumbuhan aset,
mengenai pengungkapan ISR di bank Pembiayaan Yang Diberikan (PYD) dan
syariah juga mengalami hal yang sama. Dana Pihak Ketiga (DPK) industri
Penelitian Sofyani et, al (2012) perbankan syariah nasional tahun 2016
melakukan studi komparasi indeks ISR tumbuh signifikan, masing-masing
bank syariah Indonesia dan Malaysia. sebesar 20,28%, 16,41% dan 20,84%.
Hasil penelitianya menyimpulkan indeks Total aset, PYD, dan DPK industri
ISR Malaysia lebih tinggi dibandingkan perbankan syariah nasional pada tahun
dengan Indonesia. 2016 masing-masing mencapai Rp.
Pertumbuhan positif menandai 365,6 triliun, Rp. 254,7 triliun dan Rp.
perkembangan perbankan syariah tahun 285,2 triliun.
Tabel 1. Data Pertumbuhan Aset Bank Umum Syariah Periode 2012–2016
48
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57
49
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57
50
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57
51
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57
52
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57
Unstandardized Residual
N 55
Mean ,0000000
a,b
Normal Parameters Std. .11616637
Deviation
Absolute .089
Most Extreme Differences Positive .089
Negative -.047
Kolmogorov-Smirnov Z .662
Asymp. Sig. (2-tailed) .774
Sumber : Data Olahan SPSS, 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat independen dalam model regresi. Salah
kita lihat bahwa ke tiga variabel tersebut satu cara untuk mengetahui ada tidaknya
K-S-Z dengan P > 0,05 . Maka dengan multikolinearitas pada suatu model
demikian dapat kita simpulkan bahwa regresi adalah dengan melihat nilai
semua variabel telah terdistribusi dengan tolerance dan VIF (Variance Inflation
normal. Selanjutnya dapat dilakukan uji Factor). Jika nilai tolerance > 0,1 dan
asumsi Klasik VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa
Uji Multikolinearitas tidak terdapat multikolinearitas pada
Uji Multikolinearitas digunakan penelitian tersebut. Hasil uji
untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari tabel
hubungan linear antara variabel berikut:
53
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57
54
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57
Total 1.058 54
55
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57
56
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 46 - 57
57
FORMAT PENULISAN NASKAH JURNAL TABBARU’ : ISLAMIC BANKING AND
FINANCE
1. Naskah tulisan harus mempunyai relevansi dengan bidang Perbankan dan Keuangan
Syariah. Naskah tulisan juga dapat membahas tentang Pengelolaan Dana Zakat,
Pengelolaan Dana Waqaf, Akuntansi Keuangan Syariah, dan Manajemen Keuangan
Syariah.
2. Naskah yang di muat dalam Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance, belum
pernah di muat dalam Jurnal atau Media Massa manapun. Naskah tersebut juga harus
bebas dari kegiatan plagiat yang akan di screening melalui Plagiarsm Cheker
“Turnitin”.
3. Naskah yang di muat dalam Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance merupakan
artikel hasil kajian teori maupun hasil penelitian yang di lakukan secara individu
maupun kelompok.
4. Naskah akan di review oleh Dewan Redaksi. Naskah dapat diterima, ditolak atau
diterima dengan perbaikan dapat direvisi dalam batas waktu yang ditentukan oleh
Dewan Redaksi.
5. Dewan Redaksi berhak mengubah isi ataupun tata tulis naskah tanpa mengubah
substansi isi.
6. Naskah diketik dengan format single line spacing (1 spasi) pada kertas A4, two colums
(2 kolom) kecuali untuk judul dan abstrak jurnal, dengan huruf Times New Roman
ukuran 12 pt, berkisar 10 sampai 15 halaman, termasuk tabel, grafik, diagram, gambar
dan daftar pustaka. Margin atas/ bawah/ kiri/ kanan berurutan; 1.18”/1.18”/0.88”/1.24”.
Cetakan naskah file berformat dokumen (via CD/ print out, email) dikirim ke alamat
redaksi.
58
d. Keyword/kata kunci: kata-kata pokok dalam penelitian yang mencerminkan
variabel penelitian dan teori yang diacu. Ditulis dibawah abstrak dengan jarak satu
baris. ukuran 11 pt di Boldkan (di tebalkan).
e. Isi naskah:
1. Bagian Pendahuluan mencakup latar belakang, konteks penelitian, hasil kajian
pustaka dan tujuan penelitian. Seluruh bagian pendahuluan dipaparkan secara
terintegrasi dalam bentuk paragraph, dengan panjang 10-25 % dari total panjang
artikel.
2. Bagian Tinjauan Pustaka berisi paparan mengenai teori-teori yang di gunakan
serta di dukung dengan penelitian terdahulu mengenai variabel penelitian yang
di teliti, dengan panjang 10–30 % dari total panjang artikel.
3. Bagian Metode Penelitian berisi paparan dalam bentuk paragraph tentang
rancangan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan analisis data
yang secara nyata dilakukan oleh peneliti, dengan panjang 10-15% dari total
panjang artikel.
4. Bagian Hasil Penelitian berisi paparan hasil analisis yang berkaitan dengan
pertanyaan penelitian. Setiap hasil penelitian harus dibahas. Pembahasan berisi
pemaknaan hasil dan pembandingan dengan teori dan/atau hasil penelitian
sejenis. Panjang paparan hasil dan pembahasan 15-30% dari total panjang
artikel.
5. Bagian Kesimpulan berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas
pertanyaan penelitian atau berupa intisari hasil pembahasan. Kesimpulan
disajikan dalam paragraf. panjang paparan dari kesimpulan 5-10% dari total
panjang artikel.
6. Daftar Pustaka hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk atau direferensikan,
dan semua referensi merupakan sumber yang relevan dan up to date atau 10
tahun terakhir. Referensi yang digunakan adalah sumber-sumber primer berupa
artikel-artikel penelitian dalam jurnal atau laporan penelitian yang bersifat
ilmiah.
59