Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Konsep Hak Milik (Al-
Milkiyyah dalam islam

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Dan kami berharap makalah kami dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
menerima saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.

Surakarta, September 2017

Penyusun

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ekonomi Islam adalah bagian dari sistem islam yang bersifat umum yang berlandaskan

pada prinsip pertengahan dan keseimbangan yang adil. Islam, menyeimbangkan kehidupan antara

dunia dan akhirat, antara individu dan masyarakat. Keseimbangan antara jasmani dan rohani,

antara akal dan hati dan antara realita dan fakta merupakan keseimbangan yang ada dalam

individu. Adapun nilai pertengahan dan keseimbangan yang terpenting, yang merupakan karya

Islam dalam bidang ekonomi selain masalah harta adalah Hak Kepemilikan (Ownership Rights).

Ekonomi Islam sendiri berdarsarkan Al-Quran dan Al-Sunnah, yaitu mengakui adanya
hak pribadi dan hak umum. Sementara ekonomi yang dianut dalam Islam adalah ialah
sesuatu yang menjadi kepentingan umum dijadikan milik bersama, sedangkan sesuatu
yang tidak menjadi kepentingan umum dijadikan milik pribadi.
Setiap manusia mempunyai kebutuhan tersendiri untuk dirinya sendiri, sehingga
sudah pasti sering terjadi pertentangan-pertentangan kehendak Untuk menjaga keperluan
masing-masing, maka dari itu perlu ada aturan-aturan yang mengatur kebutuhan manusia
itu agar tidak melanggar dan mengambil hak-hak orang lain. Islam sangat mengakui adanya
kepemilkan pribadi disamping kepemilikan umum. Dan menjadikan hak milik pribadi sebagai

dasar bangunan ekonomi. Dan Itu pun akan terwujud apabila ia berjalan sesuai dengan aturan

Allah swt, misalnya adalah memperoleh harta dengan jalan yang halal. Islam melarang keras

kepemilikan atas harta yang digunakan untuk membuat kezaliman atau kerusakan di muka bumi.

Karena begitu pentingnya aspek kepemilikan dalam bidang ekonomi, maka dalam makalah ini

saya mencoba membahas dan memaparkan tentang Konsep Hak Milik (Al-milkiyyah) dalam

Islam

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hak milik?

2. Apa saja konsep dasar kepemilikan?

3. Apa saja unsur-unsur dalam kepemilikan?

2
C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian hak milik

2. Mengetahui macam-macam konsep dasar kepemilikan

3. Mengetahui unsur-unsur dalam kepemilikan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI HAK MILIK

1. Pengertian hak

Pengertian hak secara umum, ialah

suatu ketentuan yang digunakan oleh syara untuk menetapkan suatu kekuasaan atau suatu beban
hukum

Dalam Ensiklopedi Hukum Islam dijelaskan, bahwa:

Hak secara etimologi berarti milik, keputusan dan kepastian. Hak diartikan pula dengan
menetapkan dan dijelaskan dalam al-Quran surat al-Anfal: 8

Agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-
orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya. (Al-Anfal 8:8)

Pengertian hak menurut ulama

1. Menurut sebagian para Ulama mutaakhirin:



Hak adalah suatu hukum yang telah ditetapkan secara syara.
2. Menurut Mustafa Ahmad Az-Zarqa


hak adalah suatu kekhususan yang padanya ditetapkan syara suatu kekuasaan atau taklif.
3. Menurut Ibnu Nujaim

hak adalah suatu kekhususan yang terlindungi.

2. Pengertian Milik
Pada hakikatnya yang memiliki harta secara mutlak adalah Allah SWT. yang menciptkan semua
apa yang ada dalam alam ini. Hal ini banyak dinyatakan Allah dalam al-Quran diantaranya pada
surah Ali Imran ayat 109
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan
segala urusan. (Ali 'Imran 3:109)

4
Namun seluruh yang dimiliki Allah itu dijadikan Allah untuk manusia semuanya sebagaimana
dinyatakan-Nya dalam surah al-Baqarah ayat 29
Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
(Al-Baqarah 2:29)
Sedang dalam artian bahasa milik adalah Penguasaan terhadap sesuatu, yang penguasaannya
dapat melakukan sendiri tindakan-tindakan terhadap sesuatu yang dikuasainya itu dan dapat
menikmati manfaatnya apabila tidak ada halangan syara.

3. Pengertian Hak Milik


a) Konsep Dasar kepemilikan dalam islam adalah firman Allah SWT
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa
yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat
perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang
dikehendaki. (Qs. Al-Baqarah : 284).
b) Para Fuqaha mendefinisikan kepemilikan sebagai kewenangan atas sesuatu dan kewenangan
untuk menggunakannya/memanfaatkannya sesuai dengan keinginannya, dan membuat orang lain
tidak berhak atas benda tersebut kecuali dengan alasan syariah.
c) Ibnu Taimiyah mendefinisikan sebagai sebuah kekuatan yang didasari atas syariat untuk
menggunakan sebuah obyek, tetapi kekuatan itu sangat bervariasi bentuk dan tingkatannya.
Misalnya, sesekali kekuatan itu sangat lengkap, sehingga pemilik benda itu berhak menjual atau
memberikan, meminjam atau menghibahkan, mewariskan atau menggunakannya untuk tujuan
yang produktif. Tetapi, sekali tempo, kekuatan itu tak lengkap karena hak dari sipemilik itu
terbatas.

B. Konsep Dasar Kepemilikan

1. Semua yang ada di muka bumi adalah milik Allah SWT


Menurut ajaran Islam, Allah SWT adalah pemilik yang sesungguhnya dan mutlak atas alam
semesta. Allah lah yang memberikan manusia karunia dan rezeki yang tak terhitung jumlahnya.

Kepuyaan Allah lah kerajaan di langit dan di bumi dan apa yang ada di dalamnya, dan dia
maha kuasa atas segala sesuatu (Al Maidah : 120)

Ayat diatas menunjukan bahwa Allah adalah pemilik tunggal apa-apa yang ada di langit dan
dibumi dan tidak ada sekutu bagi Nya. Lantas Allah memberikan atau menitipkan kekuasaan
bumi pada manusia, agar manusia mengelola dan memakmurkannya.
Manusia dalam hal ini hanya di titipkan untuk sementara saja. Sehingga sewaktu-waktu dapat di
ambil kembali oleh Allah SWT. Oleh sebab itu kepemilikan mutlak atas harta tidak di akui dalam
islam. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah dalam Qs. Al-Baqarah ayat 284:
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu
melahirkan apa yang ada did al;m hati mu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan
membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmun itu. Maka Allah mengampuni siapa
yang di kehendaki-Nya dan menyiksa siap yang dikehendaki-Nya, dan Alllah Mahakuasa atas
segalasesuatu

5
2. Manusia dengan kepemilikannya adalah pemegang amanah dan khalifah

Dan berikanlah kepada mereka, harta (milik) Allah yang telah Dia berikan kepada kalian.(QS.
An-Nuur : 33)

Dan nafkahkanlah apa saja. yang kalian telah dijadikan (oleh Allah) berkuasa terhadapnya.
(QS. Al-Hadid : 7)

Dan (Allah) membanyakkan harta dan anak-anakmu. (QS. Nuh : 12)

Semua kekayaan dan harta benda merupakan milik Allah, manusia memilikinya hanya sementara,
semata-mata sebagai suatu amanah atau pemberian dari Allah. Manusia menggunakan harta
berdasarkan kedudukannya sebagai pemegang amanah dan bukan sebagai pemilik yang kekal.
Karena manusia mengemban amanah mengelola hasil kekayaan di dunia, maka manusia harus
bisa menjamin kesejahteraan bersama dan dapat mempertanggungjawabkannya dihadapan Allah
SWT.
3. Ikhtiyar dalam bentuk bekerja, bisnis dan usaha lain yang halal adalah merupakan sarana untuk
mencapai kepemilikan pribadi
Dalam Islam, kewajiban datang lebih dahulu, baru setelah itu adalah Hak. Setiap Individu,
masyarakat dan negara memiliki kewajiban tertentu. Dan sebagai hasil dari pelaksanaan
kewajiban tersebut, setiap orang akan memperoleh hak-hak tertentu. Islam sangat peduli dalam
masalah hak dan kewajiban ini. Kita diharuskan untuk mencari harta kekayaan dengan cara
ikhtiyar tetapi dengan jalan yang halal dan tidak menzalimi orang lain. Selain itu, Kita juga tidak
dibiarkan bekerja keras membanting tulang untuk memberikan manfaat kepada masyarakat tanpa
balasan yang setimpal.
4. Dalam kepemilkan Pribadi ada hak-hak umum yang harus dipenuhi.
Islam mengakui hak milik pribadi dan menghargai pemiliknya, selama harta itu diperoleh dengan
jalan yang halal. Islam melarang setiap orang menzalimi dan merongrong hak milik orang lain
dengan azab yang pedih, terlebih lagi kalau pemilik harta itu adalah kaum yang lemah, seperti
anak yatim dan wanita. (Qs : Adzariyaat : 19, dan Qs. Al-Israa : 26).

C. Unsur-Unsur Kepemilikan Dalam Islam

1. Kepemilikan Pribadi/ Private Property


Kecenderungan pada kesenangan adalah fitrah manusia, Allah menghiasi pada diri manusia
kecintaan terhadap wanita, anak-anak, dan harta benda. Sebagaimana Allah suratkan dalam Al
Quran,
Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa
perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak,
kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenanganhidup didunia, dan disisi Allah
lah tempat kembali yang baik (Q.S Ali Imran:14)
Dalam ayat diatas dengan sangat jelas Allah menjelaskan bahwa kecenderungan manusia
terhadap kesenangan adalah fitrah manusia. Oleh karena itu, manusia terdorong untuk
memperolehnya dan berusaha untuk mendapatkannya. Hal ini sudah menjadi suatu keharusan.

6
Dari sinilah, maka usaha manusia untuk memperoleh kekayaan adalah suatu hal yang fitri, dan
merupakan suatu yang pasti dan harus dilakukan.
Proses kepemilikan harus didapatkan melalui cara yang sah menurut agama Islam.
Islam mengakui adanya hak milik pribadi, dan menghargai pemiliknya, selama harta itu diperoleh
dengan jalur yang sah menurut agama islam. Dan Islam tidak melindungi kepemilikan harta
benda yang diperoleh dengan jalan haram. Sehingga Imam Al-Ghazali membagi menjadi 6 jenis
harta yang dilindungi oleh Islam (sah menurut agama islam) :
o Diambil dari suatu sumber tanpa ada pemiliknya, misal : barang tambang, menggarap lahan
yang mati, berburu, mencari kayu bakar, mengambil air sungai, dll.
o Diambil dari pemiliknya secara paksa karena adanya unsur halal, misal : harta rampasan.
o Diambil secara paksa dari pemiliknya karena ia tidak melaksanakan kewajiban, misal : zakat.
o Diambil secara sah dari pemiliknya dan diganti, misal : jual beli dan ikatan perjanjian dengan
menjauhi syarat-syarat yang tidak sesuai syariat.
o Diambil tanpa diminta, misal : harta warisan setelah dilunasi hutang-hutangnya.
Penggunaan benda-benda milik pribadi tidak boleh berdampak negatif/ mudharat pada orang
lain, tapi memperhatikan masalah umat. Islam mendorong pemilik harta untuk menyerahkan
kelebihan kekayaannya kepada masyarakat/umat setelah mememnuhi kepuasan untuk diri sendiri
dan keluarga (zakat). Tetapi, membatasi hak untuk menggunakan harta itu menurut kesukaannya
sendiri. Hal ini dilakukan untuk perlindungan kebaikan umum dan agar hak milik pribadi tidak
memberikan dampak negatif pada orang lain. Inilah paham islam yang moderat dalam mengakui
hak pribadi. Ia mengambil sikap moderat antara mereka yang mendewakan hak miik dan mereka
yang secara mutlak menafikan hak milik.
Dalam penggunaan hak milik pribadi untuk kepentingan pribadi dibatasi oleh ketentuan syariat.
Ketentuan syariat tersebut semata-mata untuk mencegah kecenderungan sebagian pemilik harta
benda yang bertindak sewenang-wenang (ekspolitasi) dalam masyarakat. Pemilik harta yang baik
adalah yang bertenggang rasa dalam menikmati hak mereka denganbebas tanpa dibatasi dan
dipengaruhi oleh kecenderungan diatas sehingga dapat mencapai keadilan sosial di dalam
masyarakat.

2. Kepemilikan Umum/Publik Property


Kepemilikan umum adalah izin Syari kepada suatu komunitas masyarakat untuk sama-sama
memanfaatkan suatu barang atau harta. Benda-benda yang termasuk kedalam kategori
kepemilikan umum adalah benda-benda yang telah dinyatakan oleh Asy-Syari memang
diperuntukan untuk suatu komunitas masyarakat. Benda-benda yang termasuk kepemilikan umum
sebagai berikut:
1. Fasilitas umum
2. Barang tambang
3. Sumber daya alam yang sifat pembentukannya menghalangi yang dimiliki oleh individu.

Rasulullah telah menjelaskan akan ketentuan benda-benda yang termasuk ke dalam kepemilikan
umum. Ibnu Abbas menuturkan bahwa Rasulullah bersabda :
Kaum Muslimin bersekutu dalam tiga hal : air, padang dan api . (HR. Abu Dawud)
Anas meriwayatkan hadist dari Ibnu Abbas tersebut dengan menambahkan : wa samanuhu haram
(dan harganya haram ). Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda :

7
Ada tiga hal yang tidak akan pernah dilarang (untuk dimiliki siapa pun): air, padang dan
api.(HR.IbnuMajah)
Mengenai barang tambang, dapat diklasifikasikan ke dalam dua: (1) Barang tambang yang
terbatas jumlahnya, yang tidak termasuk berjumlah besar menurut ukuran individu. (2) Barang
tambang yang tidak terbatas jumlahnya. Barang tambang yang terbats jumlah dapat dimiliki
secara pribadi. Adapun barang tambang yang tidak terbatas jumlahnya, yang tidak mungkin
dihabiskan, adalah termasuk milik umum, dan tidak boleh dimiliki secara pribadi. Imam At
Tirmidzi meriwayatkan dari Abyadh bin hamal:
Sesungguhnya ia pernah meminta kepada Rasulullah saw untuk mengelola tambang garamnya.
Lalu beliau memberikannya. Setelah ia pergi, ada seorang dari majlis tersebut bertanya, wahai
Rasulullah, tahukah engkau, apa yang engkau berikan kepadanya? Sesungguhnya engkau telah
memberikan sesuatu yang bagaikan air yang mengalir. Rasululllah kemudian bersabda, kalau
begitu, cabut kembali tambang itu darinya. (HR. At Tirmidzi)

3. Kepemilikan Negara/State Property


Negara membutuhkan hak milik untuk memperoleh pendapatan, sumber penghasilan dan
kekuasaan untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya. Misal, untuk menyelenggarakan
pendidikan, memelihara keadilan, regenerasi moral dan tatanan masyarakat yang terjamin
kesejahteraannya. Menurut Ibn taimiyah, sumber utama kekayaan negara adalah zakat, barang
rampasan perang (ghanimah). Selain itu, negara juga meningkatkan sumber pengahsilan dengan
mengenakan pajak kepada warga negaranya, ketika dibutuhkan atau kebutuhannya meningkat.
Demikian pula, berlaku bagi kekayaan yang tak diketahui pemiliknya, wakaf, hibah dan pungutan
denda termasuk sumber kekayaan negara. Kekayaan negara secara aktual merupakan kekayaan
umum. Kepala negara hanya bertindak sebagai pemegang amanah. Dan merupakan kewajiban
negara untuk mengeluarkan nya guna kepentingan umum. Oleh karena itu, sangat dilarang
penggunaan kekayaan negara yang berlebih-lebihan. Adalah merupakan kewajiban negara
melindungi hak fakirmiskin, bekerja keras bagi kemajuan ekonomi masyarakat, mengembangkan
sistem keamanan sosial dan mengurangi jurang pemisah dalam hal distribusi pendapatan.

Beberapa kategori hak milik Negara, antara lain:

1. Padang pasir, gunung, pantai dan tanah mati yang tidak ada pemiliknya.
Padang pasir, gunung, bukit, lembah, tanah mati yang tidak terurus,dan belum pernah
ditanami tanaman, atau yang pada mulanya pernah ditanami kemudian menjadi terbengkalai
karena tidak terurus atau tidak dikelola pengelolanya, maka tanah tersebut menjadi milik
negara. Negara boleh membagikannya dalam rangka kemaslahatan umat, juga boleh
mengizinkan seseorang untuk menghidupkannya dan membebaskannya. Dalam riwayat
disebutkan: Bahwa Rasulullah Saw. Memberi Bilal bin Harits al-Mazani (daerah) antara
laut dan padang pasir.
2. Tanah Endapan Sungai
Yang dimaksud tanah endapan sungai adalah tanah-tanah yang tertutupi air, sehingga tanah
itu tidak layak lagi untuk pertanian. Tanah ini tergolong tanah mati dan tetap menjadi milik
negara selama belum ada yang memiliki.

8
3. Ash-Shawafi
Ash-Shawafi yaitu tanah yang dikumpulkan negara dari tanah-tanah negeri taklukan dan
ditetapkan untuk baitul mal. Umar bin Khathab yang pertama kali memunculkan istilah ash-
shawafi. Tanah-tanah ini mencakup tanah-tanah yang dahulunya milik negara yang
ditaklukkan, milik penguasa atau para pemimpin negara itu, atau tanah orang yang tebunuh
di medan perang, atau yang lari dari peperangan dan meninggalkan tanahnya. Khalifah yang
mengatur semua itu untuk kebaikan dan kemaslahatan Islam dan kaum Muslim.
4. Bangunan
Istana, bangunan, balairung yang dikuasai oleh negara-negara yang ditaklukkan, atau
bangunan penduduk yang ditinggal lari karena takut dengan kaum Muslimin, itu semua
menjadi ghanimah dan menjadi milik negara. Termasuk pula milik negara adalah bangunan
yang dibangun negara dan dibeli dari harta baitul mal, lalu diperuntukkan untuk kepentingan
negara. Selain itu, bangunan yang dihibahkan atau diwasiatkan untuk negara, semua itu milik
negara.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Hak secara umum memiliki arti suatu ketentuan yang digunakan oleh syara untuk
menetapkan suatu kekuasaan atau suatu beban hukum. Sacara etimologi hak adalah milik,
kepastian dan keputusan. Menurut para ulama hak ialah hak adalah suatu kekhususan yang
padanya ditetapkan syara suatu kekuasaan atau taklif.
Pada hakekatnya yang memiliki harta secara mutlak ialah Allah SWT. dalam artian bahasa
milik adalah Penguasaan terhadap sesuatu, yang penguasaannya dapat melakukan sendiri
tindakan-tindakan terhadap sesuatu yang dikuasainya itu dan dapat menikmati manfaatnya
apabila tidak ada halangan syara.
2. Dasar Kepemilikan Islam
a. Semua yang ada di muka bumi adalah milik Allah SWT
b. Manusia dengan kepemilikannya adalah pemegang amanah dan khalifah
c. Ikhtiyar dalam bentuk bekerja, bisnis dan usaha lain yang halal adalah merupakan sarana
untuk mencapai kepemilikan pribadi
d. Dalam kepemilkan Pribadi ada hak-hak umum yang harus dipenuhi
3. Kepemilikan dalam islam dibagi menjadi 3 yaitu
a. Kepemilikan Pribadi/Private Property
b. Kepemilikan Umum/Public Property
c. Kepemilikan Negara/State Property

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah ( Jakarta: Raja Grafindo,2002)


2. Haroen, Nasrun, Fiqh Muamalah. Jakarta, Gaya Media Pratama. 2000
3. Hasbi Ash Shiddieqiy, Pengantar Fiqih Muamalah ( Jakarta: Bulan Bintang,tt)
4. http://fiqhmuamalah1.blogspot.co.id/2012/04/konsep-hak-milik-dalam-islam.html
5. http://ekonomisyariahmuamalah.blogspot.co.id/2015/04/hak-dan-milik-dalam-fiqih.html
6. Al-Quran dan Al Hadist

11

Anda mungkin juga menyukai

  • Perlindungan Konsumen
    Perlindungan Konsumen
    Dokumen9 halaman
    Perlindungan Konsumen
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Alk Penjelasan 1
    Alk Penjelasan 1
    Dokumen3 halaman
    Alk Penjelasan 1
    how to make a pudding with fla vanilla
    Belum ada peringkat
  • Akuntansi Syariah
    Akuntansi Syariah
    Dokumen9 halaman
    Akuntansi Syariah
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Per Jan Jian
    Per Jan Jian
    Dokumen4 halaman
    Per Jan Jian
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Asas
    Asas
    Dokumen1 halaman
    Asas
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Hak Milik Dalam Islam
    Hak Milik Dalam Islam
    Dokumen11 halaman
    Hak Milik Dalam Islam
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Manaj Persediaan
    Manaj Persediaan
    Dokumen11 halaman
    Manaj Persediaan
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Membuat Kontrak Kerjasama
    Membuat Kontrak Kerjasama
    Dokumen3 halaman
    Membuat Kontrak Kerjasama
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Resume Riba
    Resume Riba
    Dokumen2 halaman
    Resume Riba
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Waralaba
    Waralaba
    Dokumen7 halaman
    Waralaba
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Hukum Perjanjian
    Hukum Perjanjian
    Dokumen7 halaman
    Hukum Perjanjian
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Pendapatan Nasional1
    Pendapatan Nasional1
    Dokumen6 halaman
    Pendapatan Nasional1
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Ekonomi Publik
    Ekonomi Publik
    Dokumen5 halaman
    Ekonomi Publik
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Perjanjian Asuransi
    Perjanjian Asuransi
    Dokumen6 halaman
    Perjanjian Asuransi
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Akm Laba
    Akm Laba
    Dokumen11 halaman
    Akm Laba
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Hukum Perjanjian
    Hukum Perjanjian
    Dokumen6 halaman
    Hukum Perjanjian
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Ekonomi Publik
    Ekonomi Publik
    Dokumen5 halaman
    Ekonomi Publik
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Penawaran Dan Permintaan 1
    Penawaran Dan Permintaan 1
    Dokumen12 halaman
    Penawaran Dan Permintaan 1
    Tino Ferinanda
    Belum ada peringkat
  • Teori Batik
    Teori Batik
    Dokumen2 halaman
    Teori Batik
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Sepak Bola
    Sepak Bola
    Dokumen5 halaman
    Sepak Bola
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Apa Itu Pendapatan Nasional
    Apa Itu Pendapatan Nasional
    Dokumen3 halaman
    Apa Itu Pendapatan Nasional
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Penawaran Dan Permintaan 1
    Penawaran Dan Permintaan 1
    Dokumen12 halaman
    Penawaran Dan Permintaan 1
    Tino Ferinanda
    Belum ada peringkat
  • Tiga Nama Allah Yang Indah
    Tiga Nama Allah Yang Indah
    Dokumen6 halaman
    Tiga Nama Allah Yang Indah
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Resume Riba
    Resume Riba
    Dokumen2 halaman
    Resume Riba
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Pendapatan Nasional2
    Pendapatan Nasional2
    Dokumen6 halaman
    Pendapatan Nasional2
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Dasar Ekonomi
    Dasar Ekonomi
    Dokumen3 halaman
    Dasar Ekonomi
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Dasar Ekonomi 2
    Dasar Ekonomi 2
    Dokumen7 halaman
    Dasar Ekonomi 2
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Dasar Ekonomi1
    Dasar Ekonomi1
    Dokumen7 halaman
    Dasar Ekonomi1
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Ruang Lingkup Anilisis Makroekonomi
    Ruang Lingkup Anilisis Makroekonomi
    Dokumen16 halaman
    Ruang Lingkup Anilisis Makroekonomi
    Ade Ariawan
    67% (3)