Anda di halaman 1dari 5

2.6.

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Anggaran merupakan siatu alat perencanaan mengenai pengeluaran dan penerimaan dimasa yang akan
datang, umumnya disusun untuk satu tahun. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun
1999 Bab VIII, Pasal 78 dinyatakan bahwa penyelenggaraan tugas Pemerintah Daerah dan DPRD dibiayai
dari dan atas beban APBD sedangkan penyelenggaraan tugas pemerintah di daerah dibiayai dari dan
atas beban APBN. Dalam menjalankan tugasnya, pemerintah daerah memerlukan pembiayaan yang
tidak sedikit jumplahnya. Oleh karena itu pemerintah daerah juga perlu memahami darimana sumber
keuangan daerah itu akan diperoleh. Dalam hal ini Undang-Undang No.22 tahun 1999 juga sudah
menyebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari : a) pendapatan asli daerah yang berasal
dari hasil pajak daerah dan restribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan lain-lain pendapatan
asli daerah yang syah, b) dana perimbangan, c) pinjaman daerah, d) lain-lain pendapatan daerah yang
syah.

APBD harus ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan ditetapkan dengan PERDA atas persetujuan DPRD,
selambat-lambatnya satu bulan setelah ditetapkan APBN. Perubahan APBD dimungkinkan dan
ditetapkan dengan PERDA selambat-lambatnya 3 bulan sebelum tahun anggaran berakhir . Selanjutnya
perhitungan APBD dihitung selambat-lambatnya 3 bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang
bersangkutan. Akhirnya APBD yang telah ditetapkan dengan PERDA disampaikan kepada Gubernur bagi
Pemerintah Kabupaten/Kota dan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi Pemerintah
Propinsi untuk diketahui.

2.7. RAPBD SAMPAI DENGAN 1999

Sejak Repelita I sampai pertengahan Repelita VI APBD di Indonesia disusun menurut tahun anggaran
yang dimulai pada tanggal 1 April sampai tanggal 30 Maret tahun berikutnya. APBD dan APBN selalu
mempunyai dua sisi, yaitu sisi penerimaan atau pendapatan dan sisi pengeluaran. Sisi penerimaan atau
pendapatan dikelompokkan menjadi penerimaan rutun dan penerimaan pembangunan, dan sisi
pengeluaran dibedakan menjadi pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.

Dalam rangka pengmbangan system otonomi daerah, pada masa pemerintahan Presiden Habibie
dengan Kabinet Reformasi Pembangunan telah muncul Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang
pemerintahan daerah dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang perimbangn keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah. Tujuan kebijakan desentralisasi adalah : 1) mewujudkan keadilan antara
kemampuan dan hak daerahm, 2) peningkatan pendapatan asli daerah dan pengurangan subsidi dari
pemerintah pusat, 3) mendorong pembanguna daerah sesuai dengan aspirasi masing-masing daerah.

2.8. SUMBER PENDAPATAN DAERAH

Sejak tahun 1980-an dengan menurunnya penerimaan minyak dan gas bumi dalam APBN telah timbul
kemauan untuk meningkatkan otonomi daerah. Untuk merealisasikan keinginan tersebut pada tahun
1997 telah lahir Undang-Undang Republik Indonesia No. 18/1997 tentang Pajak Daerah dan Restribusi
Daerah, disusuldengan lahirnya peraturan pemerintah untuk pelaksanaanya yaitu Peratura Pemerintah
No. 19/1997 tentang pajak daerah, Peraturan Pemerintah No. 20/1997 tentang Restibusi Daerah, dan
peraturan pemerintah No. 21/1997 tentang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

Undang-Undang No.22 tahun 1999 juga sudah menyebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri
dari : a) pendapatan asli daerah yang berasal dari hasil pajak daerah dan restribusi daerah, hasil
perusahaan milik daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang syah, b) dana perimbangan, c)
pinjaman daerah, d) lain-lain pendapatan daerah yang syah.
BAB 3

PERIMBANGAN KEUANGAN

3.1. PENDAHULUAN

Pemabagian daerah administrasi dituntut adanya sistem keuangan Negara yang menjamin kelancaran
pemerintahan dan pembangunan; khususnya khususnya pemerintah harus menyediakan barang public
dan mengumpulkan dana melalui berbagau sumber, khususnya dari pajak. Pemerintah pusat telah
mengalokasikan dana ke daerah tingkat I sesuai dengan rumus Undang-Undang No. 32 Tahun 1956
tentang Perimbangan Keuangan antara Negara dan Daerah-Daerah yang berhak rumah tangganya
sendiri, dengan mempertimbangkan faktor penduduk, panjang jalan, panjaang salran irigasi, luas
wilayah, serta potensi daerah. Oleh karena itu pedoman alokasi keuangan tersebut diganti dengan
pedoman baru sesuai dengan Undang-Undang No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di
Daerah.

3.2. ALOKASI KEUANGAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1974

Tujuan dari alokasi dana tersebut adalah agar daerah otonom dapat mengurus ruamh tangganya sendiri
dengan sebaik-baiknya. Dalam pasal 55 Undang-Undang No. 5 tahun 1974 disebutkan mengenai sumber
pendapatan daerah otonom yaitu dari:

a. Pendapatan asli daerah otonom sendiri, yang terrdiri atas:


1. Hasil pajak daerah
2. Hasil reestribusi daerah
3. Hasil perusahaan daerah
4. Lain-lain usaha daerah yang syah
b. Pendapatan yang berasal dari pemberian pemeritah pusat, yang terdiri atas:
1. Sumbangan dari pemerintah pusat
2. Sumbangan lain, yang diatur dengan peraturan perundang-undangan.
c. Lain-lain pendapatan yang syah, seperti sumbangan pihak ketiga dan sebagainya.
d. Pembiayaan sektoral
Alokasi dana sektoral ini digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang dilaksanakan oleh
dinas-dinas propinsi dibawah pengawasan pemerintahan pusat.

3.3. ALOKASI DANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1999

Sesuai dengan UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
daerah, bahwa pada prinsipnya pendapatan daerah dapat dikelompokkan menjadi:

1) Pendapatan asli daerah, yang terrdiri dari pajak dan retribusi daerah, keuntungan
perusahaanmilik daera, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah.
2) Dana perimbangan antara pemerintah pusat dan daerah.
3) Pinjaman daerah
4) Lain-lain pendapatan yang syah

Menurut Undang-Undang tersebut dana perimbangan pada butir (2) terdiri dari:

1) Bagian daerah dari pajak bumi bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, dan
penerimaan dari sumber daya alam.
2) Dana alokasi umum
3) Dana alokasi khusus

3.4. PEMBAGIAN DANA PERIMBANGAN

a. Penerimaan dari pajak dan bukan pajak


Penerimaan dari pajak itu pembagiannya sebagai berikut
1. Penerimaan pajak bumi dan bangunan dibagi 10% untuk pemerintah pusat dan 90% untuk
pemerintah daerah.
2. Pemerintah bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dibagi 20% untuk pemerintah
pusat dan 80% untuk pemerintah daerah.
3. Penerimaan Negara yang berasal dari sumber daya alam dibagi 20% untuk pemerntah pusat
dan 80% untuk pemerintah daerah.
4. Penerimaan Negara dari gas alam dibagi 70% untuk pemerintah pusat dan 30% untuk
pemerintah daerah.
b. Dana alokasi umum
Dana alokasi umum yang dibagikan kepada daerah berasal dari APBN dengan tujuan untuk
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah dan nilainya minimum 25% dari anggaran rutin
dalam APBN. Dana ini dialokasiakn 10% untuk propinsi dan 90% untuk kabupaten/kota.
c. Dana alokasi khusus
Dana alokasi khusus berasal dari APBN dan dialokasikan ke kabupaten/kota untuk membiayai
kebutuhan tertentu yang sifatnya khusus, tergantung pada tersedianya dana dalam APBN.
Pendapatan daerah menurut UU No. 25 Tahub 1999 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah adalah:
1. Penerimaan pemerintah daerah propinsi = bagian daerah + dana alokasi umum (DAU) +
dana alokasi khusus (DAK)
2. Bagian daerah = 90% (PBB) + 80% (BPHTB) + 16% hasil hutan + 16% hasil tambang + 3%
mintak bumi + 6% gas alam
3. DAU = 10% x 25% x APBN (penerimaan dalam negeri)
3.5. PERIMBANGAN KEUANGAN DI DAERAH
a. Dana bagi hasil
Pembagian sumber keuangan yang berasal dari bagi hasil adalah:
1. Penerimaan dari hasil hutan yng diterima oleh pemerintah daerah ( yaitu 80% bagian
daerah) dari hasil iuran hutan (IHH) didistibusikan untuk propinsi (16%) dan untuk
kabupaten/kota (64%). Sedangkan 80% bagian daerah yang diperoleh dari propinsi sumber
daya hutan, 16% dialokasikan untuk propinsi, 32% untuk kabupaten/kota penghasil dan 32%
untuk kebupaten/kota lainnya dalam propinsi yang sama.
2. Bagian penerimaan dari hasil pertambangan umum yang diterima oleh pemerintah daerah (
sebesar 80% seebagai penerimaan iuran tetap), dibagi 16% untuk pemerintah propinsi, 32%
untuk pemerintah kabupaten penghasil dan 32% sisanya untuk pemerintah kabupaten/kota.
3. Penerimaan dari hasil minyak bumi sebesar 15% yang diterima pemerintah daerah dibagi 3%
untuk pemerintah propinsi, 6% untuk pemerintah kabupaten/kota penghasil, dan 6% lainnya
untuk kabupaten/kota lainnya.
4. Gas alam memberikan sebagian besar 30% untuk pemerintah di daerah dibagi lagi 6% untuk
pemerintah propinsi, 12% untuk pemerintah kabupaten/kota penghasil dan 12% untuk
pemerintah kabupaten/kota.
b. Dana alokasi umum
Dana alokasi umum untuk propinsi dialokasikan berdasarkan rumusan sebagai berikut:
(%bobot) x ( dana alokasi umum propinsi )
Sedangkan dana alokasi umum untuk kabupaten/kota dialokasikan atas dasar rumus alokasi:
(%bobot) x (dana alokasi umum untuk kabupaten/kota)
Dimana tinggi rendahnya bobot daerah ditentukan oleh variable kebutuhan wilayah otonomi
daerah dan potensi ekonomi daerah.

3.6. IMPLIKASI KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH


1. Daerah penghasil produk pertambangan (minyak dan gas alam) maupun pertambangan umum,
serta daerah yang memiliki sumberdaya hutan yang luas, akan memperoleh bagian pendapatan
daerah yang reelatif tinggi. Demikian pula daerrah yang memiliki perairan laut yang luas dan
produktif akan mampu menaikkan pendapatan daerahnya yang berasal dari hasil perimbangan
keuangan antara pusat dan daerah. Oleh karena itu kelestarian fungsi lingkngan harus tetap
dijaga demi mempertahankan kehidupan yang berrkelangjutan.
2. Daerah kota dan kabupaten/kota yang tidak memiliki sumberdaya tambang atau kehutanan
tidak banyak terpengaruh kebijakan ekonomi daerah atau tidak banyak terrpengaruh oleh
kebijakan perimbangan keuangan yang sudah ditentukan.
3. Pemerintah daerah tidak dapat mengandalkan sepenuhnya subsidi atau bantuan dari
pemerintah pusat ysng berupa dana alokasi umum dan dana alokasi khusus, sehingga daerah
harus menggali potensi yang ada untuk meningkatkan pendapatan asli daerahnya masing-
masing. Untuk itu maka intensifikasi dan eksistensi pajak dan retribusi daerah harus
ditingkatkan.
4. Tingkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan daerah untuk meningkatkan keuntungan, walaupun
harus diingat bahwa perusahaan yang bersifat untuk kepentingan umum tidak layak kalau
bekerja untuk mencari laba maksimal.

Anda mungkin juga menyukai

  • Perlindungan Konsumen
    Perlindungan Konsumen
    Dokumen9 halaman
    Perlindungan Konsumen
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Alk Penjelasan 1
    Alk Penjelasan 1
    Dokumen3 halaman
    Alk Penjelasan 1
    how to make a pudding with fla vanilla
    Belum ada peringkat
  • Akuntansi Syariah
    Akuntansi Syariah
    Dokumen9 halaman
    Akuntansi Syariah
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Asas
    Asas
    Dokumen1 halaman
    Asas
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Waralaba
    Waralaba
    Dokumen7 halaman
    Waralaba
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Hukum Perjanjian
    Hukum Perjanjian
    Dokumen3 halaman
    Hukum Perjanjian
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Manaj Persediaan
    Manaj Persediaan
    Dokumen11 halaman
    Manaj Persediaan
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Hukum Perjanjian
    Hukum Perjanjian
    Dokumen7 halaman
    Hukum Perjanjian
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Penawaran Dan Permintaan 1
    Penawaran Dan Permintaan 1
    Dokumen12 halaman
    Penawaran Dan Permintaan 1
    Tino Ferinanda
    Belum ada peringkat
  • Per Jan Jian
    Per Jan Jian
    Dokumen4 halaman
    Per Jan Jian
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Hak Milik Dalam Islam
    Hak Milik Dalam Islam
    Dokumen11 halaman
    Hak Milik Dalam Islam
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Resume Riba
    Resume Riba
    Dokumen2 halaman
    Resume Riba
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Akm Laba
    Akm Laba
    Dokumen11 halaman
    Akm Laba
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Perjanjian Asuransi
    Perjanjian Asuransi
    Dokumen6 halaman
    Perjanjian Asuransi
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Hak Milik Dalam Islam
    Hak Milik Dalam Islam
    Dokumen11 halaman
    Hak Milik Dalam Islam
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Hukum Perjanjian
    Hukum Perjanjian
    Dokumen6 halaman
    Hukum Perjanjian
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Ekonomi Publik
    Ekonomi Publik
    Dokumen5 halaman
    Ekonomi Publik
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Teori Batik
    Teori Batik
    Dokumen2 halaman
    Teori Batik
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Resume Riba
    Resume Riba
    Dokumen2 halaman
    Resume Riba
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Penawaran Dan Permintaan 1
    Penawaran Dan Permintaan 1
    Dokumen12 halaman
    Penawaran Dan Permintaan 1
    Tino Ferinanda
    Belum ada peringkat
  • Tiga Nama Allah Yang Indah
    Tiga Nama Allah Yang Indah
    Dokumen6 halaman
    Tiga Nama Allah Yang Indah
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Sepak Bola
    Sepak Bola
    Dokumen5 halaman
    Sepak Bola
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Pendapatan Nasional1
    Pendapatan Nasional1
    Dokumen6 halaman
    Pendapatan Nasional1
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Dasar Ekonomi
    Dasar Ekonomi
    Dokumen3 halaman
    Dasar Ekonomi
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Dasar Ekonomi1
    Dasar Ekonomi1
    Dokumen7 halaman
    Dasar Ekonomi1
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Pendapatan Nasional2
    Pendapatan Nasional2
    Dokumen6 halaman
    Pendapatan Nasional2
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Ruang Lingkup Anilisis Makroekonomi
    Ruang Lingkup Anilisis Makroekonomi
    Dokumen16 halaman
    Ruang Lingkup Anilisis Makroekonomi
    Ade Ariawan
    67% (3)
  • Apa Itu Pendapatan Nasional
    Apa Itu Pendapatan Nasional
    Dokumen3 halaman
    Apa Itu Pendapatan Nasional
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat
  • Dasar Ekonomi 2
    Dasar Ekonomi 2
    Dokumen7 halaman
    Dasar Ekonomi 2
    Linda Ayu Kusumasari
    Belum ada peringkat