USEFULNESS
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi Kuis Besar 1, 2, 3, dan 4 Mata Kuliah Teori
Akuntansi Positif
OLEH:
ADRIAN SUTJIADI
KEVIN MOERITTY
MONICA KURNIAWATI
ROSALINA NITIWALUYO
121110002
121110027
121110038
121110051
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi Kuis Besar 1, 2, 3, dan 4 Mata Kuliah Teori
Akuntansi Positif
OLEH:
ADRIAN SUTJIADI
KEVIN MOERITTY
MONICA KURNIAWATI
ROSALINA NITIWALUYO
121110002
121110027
121110038
121110051
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul The
Information Perspective on Decision Usefulness dengan baik.
Penulis menyusun makalah yang berjudul The Information Perspective on
Decision Usefulness untuk memenuhi Kuis Besar 1, 2, 3, dan 4 Mata Kuliah Teori
Akuntansi Positif.
Selama penulisan makalah ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak
yang telah membantu terselesainya makalah ini. Terimakasih penulis ucapkan
kepada:
1. Ibu Dr. Anna Triwijayati, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Ma Chung.
2. Bapak Tarsisius Renald Suganda, SE., M.Si selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Teori Akuntansi Positif.
3. Bapak Daniel Sugama Stephanus, S.E, M.M, M.S.A., Ak, selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Teori Akuntansi Positif.
4. Petugas perpustakaan Universitas Ma Chung.
5. Orang tua, teman-teman, serta semua pihak yang telah membantu
terselesainya makalah ini.
ii
Tentunya makalah ini tentu belum sempurna menurut para pembaca. Oleh
karena itu, penulis menerima masukan-masukan yang berupa saran maupun
berupa kritikan yang datangnya dari para pembaca yang bersifat membangun.
Malang, Oktober 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR RUMUS
vi
ABSTRAK
Akuntansi sebagai penyedia informasi harus dapat mengupayakan agar informasi
yang disediakan berguna bagi pihak yang membutuhkan. Pendekatan decision
usefulness atas informasi akuntansi merupakan suatu pendekatan terhadap laporan
keuangan yang berbasis biaya historis agar menjadi lebih bermanfaat bagi pihak
pemakai. Perspektif informasi pada kegunaan keputusan lebih menekankan pada
kandungan informasi (content of information) dalam memberikan keyakinan bagi
investor dan kreditor. Information perspective berkaitan dengan penyamaan
kegunaan informasi dengan kandungan informasi (information content).
Information perspective pada pelaporan keuangan adalah suatu pendekatan yang
mengakui tanggungjawab individual untuk memprediksi kinerja masa depan
perusahaan yang berkonsentrasi pada penyediaan informasi yang bermanfaat
untuk tujuan tersebut. Pendekatan ini mengakui bahwa pasar akan bereaksi
terhadap informasi yang bermanfaat dari manapun sumbernya, termasuk laporan
keuangan. Penelitian untuk menguji kandungan informasi keuangan terhadap
harga saham pertama kali dilakukan oleh Ball dan Brown di tahun 1968.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengumuman laba memberikan pengaruh
positif terhadap harga saham. Bukti dari kandungan informasi dan pengambilan
keputusan selanjutnya dibuktikan dengan penelitian Beaver pada tahun 1968,
penelitian causation dan association, dan earnings response coefficients (ERC).
Laporan keuangan membantu para pengguna untuk mengetahui informasi
keuangan atas suatu badan usaha yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang memiliki sedikit atau
tidak mengandung gangguan persepsi (perceived noise) dan dapat mencerminkan
kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Kualitas laba yang dimiliki
perusahaan bergantung dari metoda-metoda yang digunakan oleh masing-masing
perusahaan. Investor memiliki berbagai macam tipe yaitu sophisticated reader
dan naive investor. Sophisticated reader menjelaskan bahwa semua investor
merupakan pembaca yang canggih sehingga investor dapat menganalisis laporan
keuangan dengan baik. Naive investor menjelaskan bahwa investor buta akan
informasi sehingga tidak mengerti informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan. Sophisticated reader terkadang tidak lepas dari kesalahan membaca
laporan keuangan dan naive investor yang buta akan informasi atas laporan
keuangan sehingga dibutuhkan suatu tahapan analisis dengan menggunakan alatalat analisis yang sesuai. Alat-alat analisis tersebut dapat berupa analisis rasio,
analisis tren, analisis Du Pont, metoda nilai tambah (EVA dan MVA), Z-score,
dan Tobins q. Analisis-analisis tersebut dapat membantu investor dan kreditor
untuk menganalisis informasi yang terkandung dalam laporan keuangan
perusahaan.
Kata-kata kunci: informasi akuntansi, kualitas laba, alat-alat analisis.
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1992
pembukuan
dimulai
dilakukan
secara
sistematis
dengan
yang berlaku agar memiliki kualitas yang baik dan dapat diterima oleh pihak yang
berkepentingan.
Selain itu, suatu laporan keuangan perusahaan juga harus dapat di analisa
agar setiap kandungan informasi yang ada di dalam laporan keuangan berguna
dan memiliki nilai yang merupakan kegunaan utama dari fungsi laporan keuangan
tersebut. Oleh karena itu, setiap laporan keuangan harus memiliki faktor-faktor
penting di dalamnya sehingga setiap informasi yang dihasilkan dapat memiliki
tingkat keobjektifan yang baik dan dapat dianalisis dengan benar untuk
menghasilkan suatu pengambilan keputusan yang tepat bagi para pemakai laporan
keuangan.
Menurut Baridwan (2009), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu
proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan, dan transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Kemudian, pengertian di
dalam standar akuntansi keuangan, laporan keuangan adalah merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan dan laporan keuangan lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara, seperti sebagai laporan arus kas), catatan, laporan
keuangan lain, dan materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Menurut Munawir (2004), laporan keuangan adalah bersifat historis
dan menyeluruh sebagai suatu laporan kemajuan (progress report). Selain itu,
laporan keuangan terdiri dari data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi
antara fakta-fakta yang telah dicatat (recorded fact), prinsip-prinsip, dan
kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate),
serta pendapat pribadi (personal judgement). Sedangkan menurut Myers (1977),
laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir perioda
untuk suatu perusahaan. Kedua daftar tersebut berupa neraca atau daftar posisi
keuangan dan daftar pendapatan atau rugi-laba. Namun, dewasa ini sudah menjadi
kebiasaan bagi perusahaan untuk menambah daftar ketiga, yaitu daftar surplus
atau daftar laba yang tidak dibagikan (Munawir, 1992). Laporan keuangan pada
perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi yang mencerminkan
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
Pada umumnya, laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, serta
laporan perubahan modal, tetapi dalam praktik keseharian sering pula diikut
sertakan kelompok lain yang sifatnya membantu memperoleh penjelasan, seperti
laporan sumber dan penggunaan kas atau arus kas, laporan biaya produksi, dan
lain-lain. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat komunikasi
dengan pihak-pihak berkepentingan dengan data keuangan perusahaan, dan
karena itulah sering juga disebut sebagai language of business.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa laporan keuangan merupakan
hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan
terdiri dari empat laporan dasar, yaitu:
1. Neraca, menunjukkan posisi keuangan yang meliputi kekayaan, kewajiban
serta modal pada waktu tertentu.
2. Laporan laba rugi, menyajikan hasil usaha perusahaan yang meliputi
pendapatan dan biaya (beban) yang dikeluarkan sebagai akibat dari pencapaian
tujuan dalam suatu perioda tertentu.
3. Laporan perubahan modal atau laba ditahan, yang memuat tentang saldo awal
dan akhir laba ditahan dalam neraca untuk menunjukkan suatu analisis
perubahan besarnya laba selama jangka waktu tertentu.
4. Laporan arus kas, memperlihat aliran kas selama perioda tertentu, serta
memberikan informasi terhadap sumber-sumber kas serta penggunaan kas dari
setiap kegiatan dalam perioda yang dicakup.
Idealnya, sebuah catatan laporan keuangan harus mampu mencerminkan dan
memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi keuangan kinerja suatu
perusahaan. Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa tujuan dan susunan laporan
keuangan digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang berguna
dalam membuat keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan
keuangan disusun dan disajikan sebagai data tahunan kepada semua pihak yang
berkepentingan.
1.2 Manfaat
Adapun manfaat dari disusunnya makalah ini bagi beberapa pihak.
1. Bagi Penulis
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis tentang informasi
akuntansi bagi pihak-pihak lain baik internal maupun eksternal perusahaan.
2. Bagi Universitas
Makalah ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan ajar bagi mahasiswa
mengenai kegunaan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang memerlukan
informasi perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga dapat
menunjukkan kinerja dari pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang telah dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas dalam hal aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan dan bebean termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan
distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dan arus kas
entitas. Berdasarkan pengertian di atas, laporan keuangan dapat diartikan
sebagai suatu laporan yang diterbitkan oleh perusahaan yang berisi mengenai
informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan atas suatu entitas.
Laporan keuangan dibuat oleh perusahaan dengan tujuan untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan.
Laporan keuangan juga disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pemakai.
2.1.1 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Fahmi (2011), tujuan utama dari laporan keuangan adalah
memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur
laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan
dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan selain pihak manajemen
perusahaan. Menurut IAI (2012), tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Para pengguna laporan
10
11
12
ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan peristiwa
tersebut.
f. Substansi mengungguli bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat
dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya
bentuk hukum.
g. Netralitas
Informasi di dalam laporan keuangan harus ditujukan untuk kebutuhan
pemakai secara umum, tiak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak
tertentu. Informasi tidak boleh disajikan untuk kepentingan pihak-pihak
tertentu, namun di sisi lain informasi tersebut akan merugikan pihak lain yang
mempunyai kepentingan berlawanan.
h. Pertimbangan sehat
Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian suatu
peristiwa dan keadaan tertentu. Namun demikian, tidak diperkenankan
melakukan penggunaan pertimbangan sehat sehingga laporan keuangan
menjadi tidak netral, dan karena itu tidak memiliki kualitas yang handal.
i. Kelengkapan
Agar informasi keuangan dapat diandalkan oleh para pemakai laporan
keuangan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya.
13
14
15
(umumnya kurang dari satu tahun). Dalam perputarannya dalam jangka waktu
yang pendek, elemen-elemen dari aset lancar tidak sama cepatnya ataupun
tingkat perputarannya. Dengan kata lain, aset lancar merupakan aset yang dapat
diuangkan dalam waktu yang pendek. Sedangkan aset tetap adalah aset yang
tahan lama yang tidak atau secara berangsur-angsur habis turut serta dalam
proses produksi. Syarat lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap
selain aset itu dimiliki perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi yang
bersifat permanen (aset tersebut mempunyai kegunaan jangka panjang atau
tidak akan habis dipakai dalam satu perioda kegiatan perusahaan). Menurut
Munawir (2010), utang adalah semua kewajiban-kewajiban perusahaan kepada
pihak lain yang belum terpenuhi yang merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditor. Utang atau kewajiban-kewajiban
perusahaan dapat dibebankan ke dalam kewajiban lancar (kewajiban jangka
pendek) dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek atau
kewajiban lancar adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya
atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak
tanggal neraca) dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki perusahaan,
sedangkan kewajiban jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka
waktu pembayaran (jatuh temponya) jangka panjang (lebih dari satu tahun
sejak tanggal neraca). Modal sendiri merupakan ekuitas yang berasal dari
pemilik perusahaan dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak
tertentu. Ekuitas dari sumber ini merupakan dana yang berasal dari pemilik
perusahaan atau dapat pula bersumber dari pendapatan atau laba yang ditahan.
16
Secara garis besar menurut IAI (2012), pos-pos dalam laporan posisi keuangan
didefinisikan sebagai berikut.
Aset tetap
Properti investasi
Aset tidak berwujud
Aset keuangan
Investasi dengan menggunakan metoda ekuitas
Aset biolojik
Persediaan
Piutang dagang dan piutang lainnya
Kas dan setara kas
Total aset yang direklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual
dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan
sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58
k) Utang dagang dan terutang lainnya
l) Kewajiban diestimasi
m) Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan
(l)
n) Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK 46
o) Liabilitas dan aset untuk pajak tangguhan sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK 46
p) Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan dan
diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58
q) Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas
r) Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemiliki
entitas induk.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
17
operating activities) merupakan arus kas dari transaksi yang memengaruhi laba
bersih. Arus kas dari aktivitas investasi (cash flow from investing activities)
merupakan arus kas dari transaksi yang memengaruhi investasi dalam aktiva
tidak lancar. Arus kas dari aktivitas pendanaan (cash flow from financing
activities) merupakan arus kas dari transaksi yang memengaruhi ekuitas dan
utang perusahaan.
d. Laporan perubahan ekuitas
Menurut IAI (2012) menyatakan bahwa entitas menyajikan laporan perubahan
ekuitas yang menunjukkan.
a) Total laba rugi komprehensif dalam satu perioda, yang menunjukkan secara
terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
dan kepada kepentingan non pengendali.
b) Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau
penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai PSAK 25.
c) Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada
awal dan akhir perioda, secara terpisah mengungkapkan masing-masing
perubahan yang muncul dari.
1) Laba rugi
2) Masing-masing pos pendapatan komprehensif lain
3) Transaksi dengan pemiliki dalam kapasitasnya sebagai pemiliki, yang
menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi
kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang
tidak menyebabkan hilang pengendalian.
e. Catatan atas laporan keuangan
Menurut IAI (2012), catatan atas laporan keuangan meliputi.
a) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan.
b) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak
disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan.
18
19
20
21
22
luas, orientasinya terletak pada investor dan kreditor dengan berasumsi bahwa
terpenuhinya kebutuhan mereka berarti terpenuhi pula hampir semua kebutuhan
para pengguna lainnya. Investor, dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan tentang Pengguna dan Kebutuhan Informasi,
didefinisikan sebagai penanam modal berisiko yang berkepentingan dengan risiko
yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan
(Ikatan Akuntan Indonesia, 2011).
Pernyataan dalam SFAC No.1 jelas memberikan mandat pada profesi
akuntansi untuk menyajikan laporan keuangan yang bermanfaat (useful) bagi para
pengguna dalam rangka membuat keputusan bisnis. Lebih lanjut, SFAC No.1
menyajikan suatu adaptasi penting dari teori keputusan bagi penyusunan laporan
keuangan, bahwa teori keputusan ini berorientasi kepada pembuatan keputusan
investasi bagi individu yang rasional (Scott, 2009 dalam Puspitaningtyas, 2010).
Pendekatan decision usefulness atas informasi akuntansi merupakan suatu
pendekatan terhadap laporan keuangan yang berbasis biaya historis agar menjadi
lebih bermanfaat. Pendekatan ini menitikberatkan pada para pengguna laporan
keuangan, keputusan mereka, informasi yang mereka butuhkan, serta kemampuan
mereka memroses informasi akuntansi (Scott, 2009 dalam Puspitaningtyas, 2010).
Terdapat dua pertanyaan penting dalam mengadopsi pendekatan decision
usefulness atas informasi akuntansi, yaitu:
1. Siapa saja para pengguna laporan keuangan
Terdapat banyak pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan, oleh
karenanya dengan mengidentifikasi pengguna (pihak yang berkepentingan)
diharapkan akan dapat ditentukan bagaimana bentuk laporan keuangan atau
23
informasi akuntansi apa saja yang harus disajikan dalam laporan keuangan.
Contoh beberapa kelompok-kelompok pengguna seperti investor, kreditor,
manajer, serikat buruh, dan pemerintah.
2. Apa saja masalah keputusan bagi para pengguna laporan keuangan.
Akuntan akan lebih memahami berbagai kebutuhan informasi yang diperlukan
oleh para pengguna laporan keuangan dengan mengetahui masalah-masalah
keputusan yang dihadapi oleh para pengguna laporan keuangan. Akuntan
seharusnya menyesuaikan informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan
keuangan dengan kebutuhan-kebutuhan para pengguna laporan keuangan
sehingga dapat menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih baik.
Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut, kita harus memahami teori
kegunaan orang pribadi (single-person of decision theory) dan teori investasi
(theory of investment). Teori kegunaan orang pribadi (single-person of decision
theory) merupakan cara pandang investor yang harus mengambil tindakan di
bawah kondisi yang tidak menentu, berarti teori ini tidak digunakan jika kondisi
sudah ideal. Kondisi ideal adalah kondisi dimana karakter ekonomi sudah
sempurna dan pasar sepadan dari kekurangan informasi asimetri dan rintangan
lain menjadi wajar dan operasi pasar efisien (Scott, 2009). Teori ini masih relevan
dengan akuntansi karena laporan keuangan menyediakan tambahan informasi
yang berguna untuk banyak keputusan. Jadi, teori ini merupakan pilihan yang
bagus untuk memahami bagaimana individu membuat keputusan rasional di
bawah ketidakpastian.
Teori Investasi (theory of investment) merupakan teori yang mempelajari
tentang komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
24
pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan pada masa
yang akan datang (Tandelilin, 2001). Misalnya, seorang investor membeli
sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan
harga saham ataupun sejumlah dividen pada masa yang akan datang. Sebaliknya,
tujuan investasi tersebut adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor.
Laporan keuangan disajikan oleh pihak manajemen lebih berguna dalam
pengambilan keputusan bagi investor, maka diperkenalkan dua pendekatan
kegunaan keputusan, yaitu dari perspektif informasi dan perspektif pengukuran.
Akuntan sebagai penyaji informasi akuntansi tidak akan dapat menjadikan
laporan keuangan menjadi lebih bermanfaat sampai mengetahui apa sebenarnya
makna manfaat dari informasi yang disajikan bagi para penggunanya. Kualitas
penting
informasi
yang
terkandung
dalam
laporan
keuangan
adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pengguna (Scott, 2009).
25
26
27
ada dampak yang mungkin diamati meskipun sebenarnya sudah ada. Jika pasar
efisien bereaksi, seharusnya terjadi dalam narrow window atau di sekitar
tanggal pengumuman.
2. Berita baik ataupun buruk dalam laporan pendapatan bersih biasanya di
evaluasi berkaitan dengan apakah yang investor harapkan. Peneliti harus
mendapatkan kepastian apa yang diharapkan para investor atas pendapatan
bersih yang terjadi. Hal ini akan bisa ditemukan dengan menggunakan
peramalan para analis tentang pendapatan selama tiga bulan atau satu tahun
atau mungkin dengan memproyeksikan time series laporan pendapatan bersih
sebelumnya.
3. Selalu ada banyak peristiwa yang terjadi yang memengaruhi volume dan harga
saham perusahaan. Hal ini berarti bahwa pasar merespon laporan pendapatan
bersih akan sulit ditemukan. Penting untuk memisahkan dampak faktor-faktor
eksternal terhadap hasil saham.
28
pendapatan
perusahaan.
Misalnya,
jika
perusahaan
mengumumkan stock split atau perubahan dividen pada hari yang sama bahwa
membiarkan pendapatan saat ini akan sulit untuk mengetahui apakah respon
29
pasar merupakan penyebab dari hal tersebut atau yang lain. Namun, para
peneliti dapat mengatasi hal ini dengan hanya mengeluarkan perusahaan
tersebut dari sampel.
2. Estimasi beta perusahaan yang diperlukan untuk memisahkan hasil perusahaanluas dan perusahaan khusus. Sebagaimana disebutkan, estimasi ini biasanya
didasarkan kepada analisis regresi data sebelumnya yang menggunakan model
pasar. Selanjutnya, estimasi beta merupakan slop dalam garis regresi. Jika
estimasi beta berbeda dengan beta yang sesungguhnya, hal ini akan
mempengaruhi kalkulasi hasil abnormal yang kemungkinan akan membiaskan
hasil penelitian.
30
merubah keinginan dan tindakannya. Lebih lagi, tingkat kemanfaatan dapat diukur
dengan sejauh mana perubahan harga mengikuti perkembangan munculnya
informasi.
2.7.1 Penelitian Respon Pasar Ball dan Brown (1968)
Pada tahun 1968, Ball dan Brown merupakan orang pertama yang memulai
riset empiris akuntansi mengenai reaksi pasar terhadap komponen laba dalam
informasi akuntansi. Ball dan Brown menguji sampel 261 perusahaan publik yang
terdaftar di New York Stock Exchange (NYSE) dari tahun 1957 sampai 1965.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pasar terhadap kandungan
informasi laporan keuangan (Scott, 2003). Perusahaan yang terdaftar di NYSE
biasanya mengumumkan laporan keuangan terlebih dahulu melalui media massa
baru kemudian dikeluarkan laporan keuangan tahunan secara resmi. Perlu
diketahui bahwa laporan keuangan tahunan yang berakhir bulan Desember terbit
sekitar bulan Februari tahun berikutnya. Ball dan Brown menguji apakah
kandungan laba yang diumumkan lebih besar dari ekspektasi pasar (good news)
atau lebih kecil dari ekspektasi pasar (bad news). Hal tersebut membutuhkan
proksi ekspektasi pasar. Ball dan Brown menggunakan laba tahun lalu sebagai
proksi. Ball dan Brown menemukan bahwa dalam rentang waktu sempit (narrow
window), yaitu 1 bulan (dalam bulan Februari tersebut), investor mendapatkan
keuntungan abnormal positif (keuntungan di atas rata-rata pasar) untuk
pengumuman laba good news dan kerugian abnormal negatif (kerugian di bawah
rata-rata pasar) untuk pengumuman laba bad news. Pola tersebut ternyata
konsisten. Pengumuman laba good news dengan sampel 1.231 menunjukkan
keuntungan abnormal positif dalam bulan pengumuman laba yang sama.
31
Demikian juga dengan pengumuman laba bad news dengan sampel 1.109
menunjukkan kerugian abnormal negatif dalam bulan pengumuman yang sama.
Temuan ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap informasi laba yang
diumumkan (Scott, 2003).
Pengujian kemudian dikembangkan dengan rentang waktu lebih lebar (wider
window), yaitu 18 bulan (11 bulan sebelum bulan pengumuman dan 6 bulan
setelah bulan pengumuman). Tingkat keuntungan dan kerugian abnormal
cenderung berkurang dengan bertambahnya dimensi waktu. Pada kasus ini, saham
dengan pengumuman laba good news yang diperoleh 11 bulan sebelum
pengumuman dan dijual akhir bulan ke 6 setelah pengumuman memperoleh
keuntungan 6% di atas keuntungan rata-rata pasar. Sedangkan saham dengan
pengumuman laba bad news yang dibeli 11 bulan sebelum pengumuman dan
dijual akhir bulan ke 6 setelah pengumuman memperoleh kerugian 9% di bawah
pasar. Reaksi investor terhadap pengumuman berkurang dengan bertambahnya
dimensi waktu. Reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam narrow window
lebih tinggi karena dalam waktu singkat tidak terjadi kejadian tertentu yang
mempengaruhi pasar, kecuali informasi laba. Sedangkan reaksi pasar terhadap
informasi akuntansi dalam wider window berkurang karena dalam waktu yang
relatif panjang dapat terjadi hal-hal lain selain pengumuman laba yang terkait
dengan saham (Scott, 2003).
2.7.2 Penelitian Respon Pasar Beaver (1968)
Penelitian berikutnya menguji tentang reaksi pasar dilakukan oleh Beaver
pada tahun 1968 yang meneliti pengaruh kandungan informasi laporan keuangan
terhadap volume perdagangan dan pergerakan harga saham. Terdapat 506
32
pengumuman laba dari sebanyak 143 perusahaan di New York Stock Exchange
(NYSE) dari tahun 1961 sampai 1965 (terdapat 261 minggu). Beaver menghitung
rata-rata volume perdagangan di sekitar pengumuman laba dengan waktu 17
minggu (8 minggu sebelum minggu pengumuman, minggu pengumuman, dan 8
minggu setelah minggu pengumuman). Hasilnya adalah terdapat kenaikan volume
secara dramatis pada minggu 0 dan di bawah normal dalam minggu-minggu
sebelum minggu pengumuman (Scott, 2003). Peningkatan volume perdagangan di
minggu 0 menunjukkan bukti bahwa pasar bereaksi terhadap pengumuman laba
dan terdapat kandungan informasi dari pengumuman laba. Hal ini juga menjadi
bukti bahwa informasi laba dipergunakan oleh investor dalam pengambilan
keputusan. Volume perdagangan di bawah normal pada minggu-minggu sebelum
minggu pengumuman karena tidak terdapat informasi yang signifikan yang dapat
dijadikan oleh investor untuk mengubah probabilitas tentang return di masa depan
yang diharapkan. Sehingga, begitu terdapat pengumuman laba, reaksi pasar
muncul dengan cepat karena investor ingin segera mengubah ekspektasinya
(Scott, 2003).
Hasil riset Beaver mendukung decision usefulness, yaitu suatu pendekatan
yang mengakui tanggungjawab individual untuk memprediksi kinerja perusahaan
masa depan yang berkonsentrasi pada penyediaan informasi yang bermanfaat
untuk tujuan tersebut. Pendekatan ini mengakui bahwa pasar akan bereaksi
terhadap informasi yang bermanfaat dari manapun sumbernya, termasuk laporan
keuangan. Apabila pasar bereaksi, maka informasi akuntansi digunakan untuk
pengambilan keputusan. Beaver menggunakan volume perdagangan sebagai
indikator dalam pengambilan keputusan. Hal ini dilakukan karena adanya
33
anggapan
bahwa
volume
perdagangan
lebih
tepat
digunakan
untuk
34
35
kinerja perusahaan dan return saham di masa yang akan datang, maka semakin
besar risiko investasi saham, semakin rendah reaksi investor terhadap jumlah
pengumuman laba yang tidak diharapkan.
2. Struktur modal (capital structure)
Bagi perusahaan dengan leverage tinggi, suatu kenaikan dalam laba (sebelum
bunga) menambah kekuatan dan keamanan bagi obligasi dan utang-utang
lainnya yang masih beredar, sehingga pengumuman laba akan lebih banyak
diterima oleh pemegang obligasi daripada pemegang saham. Oleh karena itu,
earnings response coefficients untuk suatu perusahaan ini harus lebih rendah
daripada perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki atau hanya sedikit memiliki hutang dengan semua hal dianggap sama.
3. Persistensi (persistence)
Persistensi laba merupakan cerminan kualitas laba yang diperoleh perusahaan
karena perusahaan dapat mempertahankan perolehan laba tersebut dari waktu
ke waktu. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap informasi laba yang diharapakan
berlaku konsisten dalam jangkan panjang dibandingkan informasi laba yang
bersifat sementara. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap pengumuman laba karena
pengenalan produk baru daripada pengumuman laba karena penjualan aktiva
tetap. Konsep persistensi menyatakan bahwa komponen-komponen laba bersih
yang berbeda mungkin memiliki persistensi yang berbeda pula. Terdapat tiga
jenis earnings events, yaitu:
a. Permanent, diharapkan untuk terus persisten selamanya;
b. Transitory, mempengaruhi laba pada tahun berjalan tapi tidak mempengaruhi
laba tahun yang akan datang;
36
37
besar
dianggap
memiliki
informasi
yang
lebih
banyak
38
39
40
dengan cukup signifikan. Pengumuman laba good news ini akan direaksi pasar
lebih dari 1 karena diharapkan net income masa depan akan lebih besar.
Perusahaan yang memiliki persistence of 1 (ERC adalah 1) berarti perusahaan
mengumumkan laba good news dengan adanya peningkatan net income yang
disebabkan oleh laba penjualan aktiva tetap atau penghentian suatu kegiatan
usaha. Hal ini terjadi karena tidak ada alasan untuk mengharapkan laba seperti ini
akan terulang kembali. Sedangkan perusahaan yang memiliki persistence of 0
(ERC adalah 0) berarti perusahaan mengumumkan laba good news dengan
meningkatnya net income yang disebabkan oleh perubahan metoda akuntansi,
misalnya perusahaan mengkapitalisasi biaya organisasi atau biaya promosi. Tidak
ada alasan bagi pasar untuk bereaksi terhadap pengumuman laba good news ini.
41
good dimana semua orang dapat mengetahui informasi akuntansi yang ada.
Sedangkan karakteristik private good menghilangkan kemanfaatannya bagi
konsumen lain dimana apabila ingin mencari informasi maka seseorang harus
membeli informasi tersebut. Namun demikian, seorang investor dapat
menggunakan
informasi
dalam
laporan
tahunan
tanpa
menghilangkan
BAB III
KONTROVERSI DAN GAP
42
43
Informasi akuntansi dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis yang berbeda menurut
manfaatnya bagi para pemakai sebagai berikut.
a. Statutory accounting information
Informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada.
b. Budgetary information
Informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi
pihak internal dalam perencanaan, penilaian, dan pengambilan
c. Additional accounting information
Informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan
efektivitas pengambilan keputusan manajer.
3.1.1 Pemakai Informasi Akuntansi
Interpretasi terhadap laporan keuangan sebagai hasil akhir dari kegiatan
akuntansi sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan
laporan keuangan tersebut. Pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi
terkandung dalam laporan keuangan perusahaan dikelompokkan menjadi dua
pihak yaitu pihak internal perusahaan (manajemen) dan pihak eksternal
perusahaan yang terdiri dari pemilik perusahaan (investor), kreditor, pemerintah,
serikat pekerja, dan masyarakat tertentu. Laporan akuntansi suatu perusahaan oleh
pihak-pihak yang umumnya digunakan sebagai informasi yang bermanfaat untuk
dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi sesuai kepentingan masing-masing.
Kaitannya dengan harga saham, maka pemakai laporan keuangan yang sangat
membutuhkan informasi akuntansi adalah pemilik perusahaan atau pemegang
saham. Pemilik perusahaan berkepentingan terhadap laporan akuntansi suatu
perusahaan berhubungan dengan modal yang diinvestasikan pada perusahaan
44
45
46
47
48
perusahaan
mampu
atau
tidak
untuk
mengembalikan
49
4. Pemerintah
Setiap perusahaan memunyai kewajiban untuk membayarkan pajak perusahaan
kepada pemerintah. Besaran pajak yang akan dibayarkan tergantung dari
besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Untuk menentukan besarnya pajak
yang harus dibayarkan, pemerintah memerlukan laporan keuangan yang
dikeluarkan oleh perusahaan secara periodik. Selain itu, manfaat lain yang
diperoleh pemerintah dari laporan keuangan perusahaan yaitu pemerintah dapat
mengetahui besar kecilnya perusahaan-perusahaan di negaranya, dan
perusahaan-perusahaan mana yang sudah dapat berdiri sendiri dan perusahaan
mana yang masih memerlukan subsidi atau pinjaman. Informasi-informasi
seperti itulah yang nantinya juga akan digunakan oleh pemerintah untuk
mengukur pendapatan nasional dan menyusun kebijakan-kebijakan ekonomi.
3.1.3 Kandungan Informasi
Penelitian yang menguji kandungan informasi keuangan terhadap harga
saham pertama kali dilakukan oleh Ball dan Brown di tahun 1968. Penelitian yang
dilakukan oleh Ball dan Brown menunjukkan hasil bahwa pengumuman laba
memberikan pengaruh yang positif terhadap harga saham. Laporan keuangan
dapat membantu para pemakainya untuk mengetahui informasi keuangan atas
suatu badan usaha yang akan digunakan dalam pertimbangan pengambilan
keputusan.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan harus
memiliki kualitas. Kualitas atas informasi tersebut yang menentukan apakah suatu
informasi tersebut berguna atau tidak. Kualitas atas informasi dipengaruhi oleh
tiga hal sebagai berikut.
50
a. Isi informasi
Menurut Syihab (2012), isi informasi adalah berbagai hal yang menjadi pokok
laporan. Syarat-syarat informasi yang baik adalah sebagai berikut.
1. Akurasi atau ketepatan (accuracy) merupakan ketepatan informasi dengan
obyek yang diwakilinya.
2. Relevansi (relevance) merupakan kesesuaian antara informasi dengan
masalah yang akan dipecahkan berdasarkan informasi tersebut.
3. Kelengkapan (completeness) merupakan cukup atau tidaknya informasi jika
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan.
4. Ringkas (conciseness) merupakan jumlah informasi yang harus ditampilkan
tanpa berlebihan.
5. Lingkup atau cakupan (scope) merupakan informasi yang disampaikan
harus dapat meliputi semua obyek yang harus disampaikan.
6. Kinerja informasi (performance) merupakan seberapa sering informasi
dapat berguna bagi pengambilan keputusan.
b. Waktu penyajian
Dalam menyajikan suatu informasi juga harus memperhatikan waktu penyajian
dari informasi tersebut. Syarat yang harus dipenuhi dalam waktu penyajian
informasi sebagai berikut.
1. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan informasi disampaikan saat
informasi tersebut diperlukan dalam pengambilan keputusan. Saat yang
paling baik biasanya adalah saat akan dilakukan analisis.
2. Keterkinian (currency) informasi merupakan informasi harus benar-benar
mencerminkan keadaan yang paling baru.
51
52
53
kinerja keuangan yang baik dari tahun ke tahun. Di dalam laporan keuangan
berisi unsur-unsur penting yang digunakan untuk dapat menilai kinerja keuangan
perusahaan tersebut. Adapun standar-standar yang dituntut untuk dapat
menghasilkan sebuah laporan keuangan yang kompeten dan sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan.
Walapun laporan keuangan dituntut agar dapat sesuai dengan standar dan
peraturan yang telah ditentukan, tetapi tidak jarang terdapat perbedaan-perbedaan.
Perbedaan yang terdapat dalam penyusunan laporan keuangan perusahaanperusahaan dan karena komunitas pengguna eksternal sangat besar dan kebutuhan
informasinya bervariasi, laporan keuangan diarahkan ke pembaca umum. Laporan
keuangan disiapkan dengan pemikiran bahwa pembacanya terdiri atas pengguna
yang canggih (sophisticated reader) dengan kebutuhan informasi yang relatif
homogen. Dengan kata lain, diasumsikan bahwa pengguna laporan keuangan
memahami berbagai konvensi dan prinsip akuntansi yang diterapkan, dan bahwa
laporan tersebut memiliki kandungan informasi yang berguna.
Oleh karena itu, dibutuhkan seorang pembaca yang canggih, yang diharapkan
mampu membaca laporan keuangan yang berbeda tersebut. Seperti yang telah kita
ketahui bahwa tuntutan seorang auditor adalah mampu melakukan audit dan juga
mampu membaca laporan keuangan dengan baik sesuai dengan tuntutan
profesinya tersebut dengan profesionalitas. Pembaca laporan keuangan yang
canggih ini diharapkan mampu untuk membaca laporan keuangan yang berbeda
tersebut. Pembaca laporan keuangan yang canggih ini sangat dibutuhkan untuk
dapat membaca laporan keuangan yang berbeda karena mampu melihat laporan
54
55
4. Kelompok spekulator
Kelompok ini lebih menyukai saham-saham perusahaan yang belum
berkembang dengan baik. Pada umumnya, pada setiap kegiatan pasar modal,
spekulator mempunyai peranan untuk menentukan aktivitas pada modal
sekaligus meningkatkan likuiditas saham.
Kelompok perilaku investor bedasarkan tingkat kecanggihannya dalam
menerima dan memanfaatkan informasi yang tersedia dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Naive Investor
Naive Investor yaitu sekelompok investor yang lugu dan buta informasi.
Kelompok ini tidak mampu menafsirkan dan memanfaatkan informasi yang
tersedia untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasinya.
2. Sophisticated investor
Sophisticated investor merupakan kelompok investor yang telah canggih dalam
memanfaatkan informasi yang tersedia. Kelompok ini telah mengetahui
berbagai jenis informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan
investasinya.
Informasi akuntansi sangat berguna bagi pihak-pihak lain khususnya bagi
investor dan kreditor. Investor menggunakan informasi yang disajikan oleh
perusahaan untuk melihat kinerja perusahaan dan untuk memutuskan apakah
investor tetap akan mempertahankan investasinya di perusahaan atau tidak.
Informasi tersebut berguna bagi kreditor dalam melihat kemampuan perusahaan
dalam melunasi utang-utang yang dimiliki perusahaan baik utang jangka pendek
maupun jangka panjang. Namun terkadang, baik investor dan kreditor tidak
56
mengerti bagaimana cara untuk melihat kinerja dan kondisi perusahaan selain dari
laba yang didapatkan perusahaan. Investor terkadang hanya terpaku atas laba yang
dihasilkan oleh perusahaan. Jika laba yang dihasilkan meningkat investor akan
cenderung merasa senang, tetapi hal tersebut belum tentu dikarenakan investor
tidak melihat laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan dan tidak
menganalisisnya.
Baik investor dan kreditor tentunya akan membutuhkan alat bantu yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pihak. Investor yang ingin
melihat kinerja perusahaan dapat menggunakan alat bantu untuk melihat kinerja
dan nilai perusahaan serta alat bantu untuk mendeteksi risiko kebangkrutan
perusahaan. Kreditor yang ingin mengetahui kemampuan perusahaan dalam
melunasi utang-utangnya dapat menggunakan alat bantu yang dapat mengukur
kemampuan perusahaan dalam melunasi utang baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
57
Informasi dalam laporan keuangan pada umumnya penting bagi mereka yang
menggunakan laporan keuangan untuk tujuan kontrak dan pengambilan keputusan
investasi dalam perspektif tujuan kontrak, informasi laba dapat digunakan untuk
membuat keputusan yang berkaitan dengan praktik corporate governance.
Informasi laba juga dapat mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam
mencapai tujuan operasi yang ditetapkan.
Investor tidak mengharapkan kualitas laba yang rendah (low quality) karena
hal tersebut memberikan sinyal alokasi sumber daya yang kurang baik. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kualitas informasi laba yang tinggi (high quality)
merupakan sinyal yang dapat mengurangi risiko informasi. Risiko informasi yang
kecil yang diharapkan para investor, dan risiko informasi tersebut dapat dilihat
dari sejauh mana laba perusahaan berkualitas. Dari perspektif pembuat standar
(standard setter), informasi mengenai kualitas laba perusahaan akan dapat
dijadikan umpan balik untuk mengevaluasi standar-standar akuntansi yang telah
dikeluarkan termasuk laba (earnings) yang dilaporkan (Schipper & Vincent,
2003). Kualitas informasi laba merupakan hal yang sangat penting dari produk
pelaporan keuangan yang terkandung di dalam laba perusahaan yang dihasilkan.
Hal ini terjadi karena investor akan membeli laba perusahaan di masa mendatang
(future earnings) yang berasal atau terdapat di dalam laba tahun berjalan yang
dilaporkan perusahaan.
58
telah dilakukan, didapatkan hasil yang beragam atas reaksi investor terhadap
informasi yang disampaikan perusahaan. Informasi yang disampaikan perusahaan
dapat membawa suatu respon atau reaksi yang positif terhadap keputusan investor
untuk melakukan investasi pada perusahaan. Namun, terdapat juga hasil yang
menunjukkan bahwa informasi yang disampaikan oleh investor tidak membawa
pengaruh atas keputusan investasi yang akan dilakukan.
Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2009) yang melakukan pengujian
pengaruh total arus kas dan komponen aliran kas terhadap volume perdagangan
saham pada perusahaan farmasi go public di Bursa Efek Indonesia menggunakan
variabel independen yaitu total arus kas, komponen arus kas yang terdiri dari
aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, dan arus kas aktivitas pendanaan.
Penelitian ini menggunakan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 20032007 dengan teknik judgmental sampling. Hasil yang
didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2009) menunjukkan
bahwa total arus kas, arus kas aktivitas operasi, dan arus kas aktivitas pendanaan
memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap volume perdagangan saham.
Sedangkan, arus kas aktivitas investasi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap volume perdagangan saham. Total arus kas, arus kas aktivitas operasi,
dan arus kas aktivitas pendanaan yang memiliki pengaruh tidak signifikan
menjelaskan bahwa ketika total arus kas, arus kas aktivitas operasi, dan arus kas
aktivitas pendanaan dinaikkan maka volume perdagangan saham tidak tentu ikut
meningkat. Sedangkan, ketika arus kas dari aktivitas investasi meningkat maka
volume perdagangan saham juga ikut mengalami peningkatan.
59
60
secara parsial dan simultan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap
tingkat volume perdagangan saham.
Wahyuni (2008), juga melakukan penelitian untuk mengujji kandungan
informasi laporan arus kas terhadap volume perdagangan saham. Obyek penelitian
yang digunakan yaitu seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
pada tahun 20042006. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan, sedangkan
variabel dependen merupakan volume perdagangan saham yang diukur dari
trading volume activity (TVA). Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu
arus kas dari aktivitas operasi dan investasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap volume perdagangan saham. Sedangkan, arus kas dari aktivitas
pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Sukartaatmadja (2005) dengan judul Pengaruh
Arus Kas Operasi dan Laba Akuntansi Terhadap Tingkat Keuntungan dan
Likuiditas Saham Emiten Sektor Keuangan di Bursa Efek Jakarta menggunakan
obyek penelitian berupa laporan keuangan tahunan emiten yang diaudit yang
dipublikasikan di Bursa Efek Jakarta perioda 2003. Penelitian ini menggunakan
arus kas operasi dan laba akuntansi sebagai variabel independen serta Trading
Volume Activity sebagai variabel dependen. Hasil yang didapatkan dari penelitian
yang dilakukan Sukartaatmadja (2005) menunjukkan bahwa rata-rata likuiditas
saham kumulatif sesudah pengumuman arus kas operasi dan laba akuntansi lebih
besar jika dibandingkan dengan rata-rata likuiditas saham kumulatif sebelum
pengumuman.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN OPINI
memiliki
pengaruh
yang tidak
signifikan
terhadap
volume
perdagangan saham. Total arus kas yang memiliki pengaruh yang tidak signifikan
disebabkan bahwa volume perdagangan saham lebih dipengaruhi oleh faktor
kebijakan dari pemerintah dan kondisi kestabilan negara baik dalam bidang
ekonomi, sosial, dan politik. Arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh
yang tidak signifikan disebabkan oleh besarnya penerimaan kas dari pelanggan
dan penerimaan kas dari aktivitas operasi lainnya yang dilakukan oleh perusahaan
farmasi serta tingginya arus kas aktivitas operasi juga dipengaruhi oleh
kemampuan perusahaan untuk menekan pembayaran kas kepada pemasok
maupun karyawan.
Arus kas dari aktivitas pendanaan memiliki pengaruh yang tidak signifikan
disebabkan oleh kebijakan beberapa perusahaan farmasi yang melakukan
pembayaran dividen kas, pembayaran utang bank maupun kepada pihak lain
secara besar. Hal tersebut membuat para investor menunda untuk membeli saham
perusahaan karena laba yang akan diterima investor kurang menjanjikan.
Sedangkan, arus kas dari aktivitas investasi yang memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap volume perdagangan saham disebabkan oleh hasil investasi
jangka panjang maupun jangka pendek dan hasil penjualan aset tetap yang
62
63
64
akan jaminan investasinya dimasa yang akan datang. Sedangkan, arus kas dari
aktivitas pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume
perdagangan saham yang mengindikasikan bahwa arus kas aktivitas pendanaan
tidak digunakan investor sebagai satu-satunya bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi sehingga investor lebih memperhatikan faktor
lain yang lebih berpengaruh terhadap penilaian saham sehingga tercermin pada
volume perdagangan saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Sukartaatmadja (2005) menunjukkan hasil
bahwa rata-rata likuiditas saham kumulatif sesudah pengumuman arus kas operasi
dan laba akuntansi lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata likuiditas saham
kumulatif sebelum pengumuman. Hal tersebut mengindikasikan bahwa setelah
pengumuman investor merespon informasi dengan melakukan pembelian saham
pada saham emiten yang bersangkutan.
Seperti yang telah dibahas di bab sebelumnya, akuntansi bagi para pemangku
kepentingan (stakeholders) mempunyai peran penting dalam pengambilan
keputusan. Angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan tidak hanya
sekedar angka, tetapi mengandung suatu makna yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan. Tentunya, dalam membaca laporan keuangan tidak
semua pembaca dapat memahami dengan benar. Oleh karena itu, dibutuhkan
sophisticated reader (pembaca yang canggih) untuk dapat membaca dan
memahami informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan dengan
benar. Namun, pembaca yang canggih bisa saja salah membaca (misleading)
informasi akuntansi sehingga diperlukan alat-alat analisis yang dapat mendukung
dalam memahami kegunaan informasi akuntansi. Alat-alat analisis tersebut
65
membantu pembaca untuk dapat membaca laporan keuangan dengan lebih mudah
sehingga pembaca dapat benar-benar mengerti mengenai informasi akuntansi
yang terdapat di laporan keuangan. Selain itu, alat-alat analisis yang ada berperan
penting dalam pengambilan keputusan bagi investor maupun kreditor dalam
pengambilan keputusan yang tepat.
Setiap perusahaan diharuskan mempunyai laporan keuangan di mana laporan
keuangan dapat digunakan untuk mengetahui kinerja dan kondisi keuangan
perusahaan yang berguna untuk memprediksi adanya potensi kebangkrutan di
masa yang akan datang. Adanya potensi kebangkrutan yang dimiliki oleh
perusahaan akan memberikan kekhawatiran bagi berbagai pihak baik sektor
internal seperti manajer dan karyawan maupun pihak ekternal perusahaan seperti
investor dan kreditor, karena dari pihak investor akan kehilangan saham yang
ditanamkan di perusahaan tersebut dan pihak kreditor akan mengalami kerugian
karena telah meminjamkan modal yang tidak akan bisa dilunasi oleh pihak
perusahaan sehingga analisis prediksi kebangkrutan sangat diperlukan dalam
pengambilan keputusan investasi. Oleh karena itu, diperlukan alat-alat analisis
yang diperlukan untuk menggambarkan baik atau buruknya keadaan posisi
keuangan suatu perusahaan yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.
Alat-alat analisis yang dapat digunakan oleh para investor dan kreditor untuk
menganalisis laporan keuangan perusahaan yaitu dengan menggunakan analisis
rasio, analisis tren, analisis Du Pont, metoda nilai tambah (value added), Z-score,
dan Tobins q.
66
67
2. Rasio Profitabilitas
Menurut Brealey (2012), rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur
fokus pada laba perusahaan. Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir
tentang efektivitas manajemen perusahaan dan juga tentang keuntungan yang
akan didapatkan perusahaan di masa yang akan datang, rasio ini memberi
gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan.
3. Rasio Leverage
Menurut Brealey (2012), rasio leverage digunakan untuk mengukur seberapa
besar leverage keuangan yang ditanggung perusahaan. Rasio ini digunakan untuk
mengukur seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau
modal, sehingga dengan rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan
kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain serta keseimbangan nilai
aktiva tetap dengan modal yang ada. Sebaiknya komposisi modal harus lebih
besar dari hutang.
4. Rasio Efisiensi
Menurut Brealey (2012), rasio efisiensi digunakan untuk mengukur berapa
banyak produksi perusahaan untuk setiap dolar aset yang digunakan. Rasio
aktivitas atau rasio efisiensi mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan
semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini
melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai
jenis aktiva.
Menurut Harahap (2008), keunggulan analisis rasio adalah:
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan;
68
b. Merupakan pengganti yang lebih besar sederhana dan informasi yang disajikan
laporan keuangan;
c. Mengetahui posisi keuangan di tengah industri lain;
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-Score)
e. Menstardarisasi size perusahaan;
f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain;
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang
akan datang.
Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Harahap (2008) adalah sebagai
berikut.
a. Kesulitan dalam emilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya;
b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan;
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan
menghitung rasio;
d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
69
1. Analisis horizontal
Menurut Situmorang (2007), analisis horizontal/trend analysis adalah
membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu
dengan tujuan agar dapat dilihat trend dari rasio-rasio perusahaan selama kurun
waktu tertentu. Dalam melakukan analisis horizontal diperlukan data-data dari
laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi perusahaan. Analisis horizontal
terdiri dari 2 bagian yaitu:
a. Analisis horizontal absolut
Analisis horizontal absolut merupakan pengurangan nilai sekarang dengan
nilai tahun sebelumnya.
Rumus untuk menghitung analisis horizontal absolut adalah :
Keterangan:
Nt : nilai laporan laba rugi/ neraca pada tahun tersebut
Nt-1 : nilai laporan laba rugi/ neraca pada tahun sebelumnya
b. Analisis horizontal delta
Menurut
Situmorang
(2007),
analisis
horizontal
delta
merupakan
perbandingan antara analisis horizontal absolut pada tahun tersebut dengan nilai
pada tahun sebelumnya.
Rumus untuk menghitung analisis horizontal delta adalah :
Keterangan:
Abst : nilai horizontal absolut pada tahun ke- t
Nt-1 : nilai laporan laba rugi/ neraca pada tahun ke t-1
70
71
Keterangan:
NA : semua nilai pada aktiva
Np : semua nilai pasiva
Rumus untuk menghitung laporan laba rugi common size adalah :
Keterangan:
NL/R : semua nilai pada laporan laba rugi
72
besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan
harga saham perusahaan. Menurut Warsono (2001), EVA adalah perbedaan antara
laba operasi setelah pajak dengan biaya modalnya. EVA merupakan suatu
estimasi laba estimasi laba ekonomis yang benar atas suatu bisnis selama tahun
tertentu. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa EVA adalah nilai
yang ditambahkan oleh manajemen kepada pemegang saham selama suatu tahun
tertentu.
Tolak ukur analisis EVA menurut Singgih (2008) sebagai berikut.
1. Jika EVA > 0 maka telah terjadi penambahan nilai ekonomis ke dalam
perusahaan dan perusahaan dapat menciptakan nilai perusahaan.
2. Jika EVA = 0 maka secara ekonomis perusahaan dalam keadaan
impas karena semua laba yang ada digunakan untuk membayar kewajiban
pemegang saham (tidak mampu menutup nilai perusahaan).
Sebagai penilai kinerja perusahaan Economic Value Added (EVA)
memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut (Mirza & Imbuh, 1999).
1.
tanpa
dengan
memperhitungkan
biaya
modal
sebagai
konsekuensi
73
3. Perhitungan Economic Value Added (EVA) relatif mudah dilakukan, hanya yang
menjadi persoalan adalah perhitungan biaya modal yang memerlukan data yang
lebih banyak dan analisis yang lebih mendalam.
Economic Value Added (EVA) juga
memunyai
beberapa
kelemahan.
bagi
para
pemegang
saham
dapat
ditingkatkan
dengan
74
ekuitas yang dipasok oleh para investor kepada perusahaan. Perbedaan ini disebut
sebagai nilai tambah pasar (Market Value Added/MVA).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa MVA adalah
perbedaan antara nilai psar saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal
investor yang telah diberikan. Manfaat dari MVA disamping untuk mengukur
kinerja perusahaan adalah juga untuk mengukur nilai perusahan yang berhasil
diciptakan nilai perusahaan dalam kaitannya dengan pasar modal akan tampak
pada harga saham perusahaan yang bersangkutan. Sebagian besar perusahaan
memiliki tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham
(investor). Tujuan ini jelas menguntungkan pemegang saham, tetapi juga
bermaksud untuk memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah
dialokasikan secara efisien yang menguntungkan perekonomian. Kekayaan
pemegang saham akan menjadi maksimal dengan memaksimalkan perbedaan
antara nilai pasar ekuitas perusahaan dengan jumlah modal ekuitas yang
diinvestasikan investor.
Penilaian MVA mirip dengan EVA, yaitu apabila nilai MVA bernilai positif
maka perusahaan mampu menciptakan nilai bagi para pemegang saham. Apabila
nilai MVA negatif berarti terdapat indikasi bahwa perusahaan tidak mampu
menciptakan nilai bagi para pemegang saham.
Kelebihan Market Value Added (MVA) menurut Zaky dan Ary (2002), MVA
merupakan ukuran tunggal dan dapat berdiri sendiri yang tidak membutuhkan
analisis trend maupun norma industri sehingga bagi pihak manajemen dan
penyedia dana akan lebih mudah dalam menilai kinerja perusahaan. Sedangkan
75
kelemahan MVA adalah MVA hanya dapat diaplikasikan pada perusahaan yang
sudah go public saja.
c. Financial Value Added (FVA)
Financial Economic Value Added disebut Financial Value Added (FVA)
merupakan metoda baru dalam mengukur kinerja dan nilai tambah perusahaan.
Metode ini mempertimbangkan kontribusi dari fixed asset dalam menghasilkan
keuntungan bersih perusahaan (Iramani, 2001). Financial Value Added (FVA)
adalah selisih antara laba operasi setelah pajak (NOPAT) dengan equivalent
depreciation yang telah dikurangi dengan penyusutan. Hasil perhitungan FVA
yang positif menunjukkan bahwa keuntungan bersih dan penyusutan dapat
menutupi equivalent depreciation. Jika hal ini terjadi maka perusahaan akan dapat
meningkatkan pengembalian atas modal yang telah ditanamkan di dalam
perusahaan sehingga akan dapat meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya.
Kriteria untuk mengukur FVA adalah.
a. Jika FVA > 0 hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah finansial bagi
perusahaan.
b. Jika FVA < 0 hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah finansial bagi
perusahaan.
c. Jika FVA = 0 hal ini menunjukkan posisi impas.
Perusahaan tentunya akan berusaha untuk memiliki nilai tambahfinansial
bagi perusahaan dimana FVA bernilai positif atau lebih besar dari nol, hal ini
terjadi manakala keuntungan bersih perusahaan dan penyusutan dapat menutupi
equivalent depreciation atau (NOPAT + D) lebih besar dari ED. Jika ini tercapai
maka perusahaan dapat meningkatkan kekayaan pemegang saham.
76
77
melalui peningkatan aset dan sumber daya yang terlibat dalam perusahaan atau
proyek.
4.5 Z-score
Z-score adalah metoda penghitungan yang digunakan untuk menghitung risiko
kebangkrutan dari suatu perusahaan. Menurut Hanafi (2005), analisis z-score
(Altman) merupakan salah satu analisis dengan menggunakan dua variable atau
lebih secara bersama-sama dalam satu persamaaan atau bisa disebut juga dengan
analisis
rasio
keuangan
yang
analisis
diperkirakan
ini
akan
adalah
rasio-
mempengaruhi
suatu
78
itu,
Hanafi
kegagalan
(2005)
perusahaan
menjelaskan
dimana
secara
indikator
singkat
yang
bisa
mengenai
dipakai
79
80
81
Altman (1968), menggunakan nilai cutoff 2,675 dan 1,81. Artinya, jika nilai
Z yang diperoleh lebih dari 2,675 maka perusahaan diprediksi tidak mengalami
financial distress di masa depan sehingga dapat dinyatakan bahwa perusahaan
berada pada zona aman. Perusahaan yang nilai Z-nya berada di antara 1,81 dan
2,675 berarti perusahaan berada dalam grey area, yaitu perusahaan mengalami
masalah dalam keuangannya walaupun tidak seserius masalah perusahaan yang
mengalami financial distress. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Z di
bawah 1,81 diprediksi akan mengalami financial distress.
b. Metoda Analisis Springate
Springate membuat model prediksi financial distress pada tahun 1978. Dalam
pembuatannya, Springate menggunakan metode yang sama dengan Altman (1968)
yaitu Multiple Discriminant Analysis (MDA). Seperti Beaver (1966) dan Altman
(1968), pada awalnya Springate (1978), mengumpulkan rasio-rasio keuangan
populer yang bisa dipakai untuk memprediksi financial distress. Jumlah rasio
awalnya yaitu 19 rasio. Setelah melalui uji yang sama dengan yang dilakukan
Altman (1968), Springate memilih 4 rasio yang dipercaya bisa membedakan
antara perusahaan yang mengalami distress dan yang tidak distress. Sampel yang
digunakan Springate berjumlah 40 perusahaan yang berlokasi di Kanada.
Springate (1978), mengemukakan nilai cutoff yang berlaku untuk model ini
adalah 0,862. Nilai Z yang lebih kecil dari 0.862 menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut diprediksi akan mengalami financial distress.
c. Ohlson
Ohlson (1980), terinspirasi oleh penelitian-penelitian sebelumnya, juga
melakukan studi mengenai financial distress. Namun ada beberapa modifikasi
82
83
4.6 Tobins q
Tobins q adalah pengukur kinerja dengan membandingkan dua penilaian dari
asset yang sama. Tobins q merupakan rasio dari nilai pasar asset perusahaan
yang diukur oleh nilai pasar dari jumlah saham yang beredar dan hutang
(enterprise value) terhadap replacement cost dari aktiva perusahaan (Fiakas,
2005). Apabila perusahaan memiliki nilai lebih besar dari nilai dasar sebelumnya,
maka akan memiliki biaya untuk meningkatkan kembali dan laba kemungkinan
84
85
86
margin laba operasi merupakan hasil bagi antara laba bersih dengan penjualan.
Laba bersih merupakan hasil dari penjualan dikurangi biaya operasi.
Aset/ekuitas yang disebut ratio leverage, dapat diekspresikan sebagai
(ekuitas + kewajiban)/ekuitas, yang sama dengan 1 + total rasio utang terhadap
ekuitas. Istilah beban utang (debt burden) mengukur proporsi di mana
pengeluaran bunga mengurangi laba. ROE yang tinggi merepresentasikan
pendapatan perusahaan atas peluang investasi dan keefektivitasan manajemen
biaya. Namun ROE yang tinggi hanya merupakan hasil dari asumsi risiko
keuangan yang berlebihan, jika perusahaan telah memilih untuk menerapkan
tingkat utang yang tinggi berdasarkan standar industri.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan penulisan makalah di atas mengenai perspektif informasi dalam
pengambilan keputusan, dapat disimpulkan.
a. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan sangat digunakan oleh
berbagai pihak dalam pengambilan keputusan ekonomi. Penelitian yang
menguji kandungan informasi keuangan terhadap harga saham pertama kali
dilakukan oleh Ball dan Brown di tahun 1968. Penelitian yang dilakukan oleh
Ball dan Brown menunjukkan hasil bahwa pengumuman laba memberikan
pengaruh yang positif terhadap harga saham.
b. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan harus
memiliki kualitas. Kualitas atas informasi tersebut yang menentukan apakah
suatu informasi tersebut berguna atau tidak. Kualitas informasi sangat
dipengaruhi oleh isi informasi, waktu penyajian, dan bentuk penyajian.
c. Laba akuntansi yang berkualitas memiliki sedikit atau tidak mengandung
gangguan persepsi dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
Informasi dalam laporan keuangan pada umumnya penting bagi mereka yang
menggunakan laporan keuangan untuk tujuan kontrak dan pengambilan
keputusan investasi dalam perspektif tujuan kontrak, informasi laba dapat
digunakan untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan praktik corporate
governance. Informasi laba juga dapat mengukur keberhasilan atau kegagalan
bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Kualitas laba atas suatu
88
89
DAFTAR PUSTAKA
90
91
92
93