Anda di halaman 1dari 15

Tugas Teori Akuntansi (AKT464)

KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI


ELEMEN LAPORAN KEUANGAN

Dosen Pengampu:
Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.

Kelompok I
Mu’ammar Fauzan C1C017014
Gayandwip Nopaniriah C1C017038
Dinda Aulia C1C017050
Agustina Shinta Dewi C1C017062

Kelas R-010

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVESITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Karakteristik Kualitatif
Informasi dan Elemen Laporan Keuangan”. Tak lupa kami berterima kasih
kepada Bapak Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Teori Akuntansi (AKT464).
Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini pada masa yang akan datang.
Penyusun berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.

Jambi, 1 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Karakteristik Kualitatif Informasi.............................................................3
2.1.1 Kendala Karakteristik Kualitatif Informasi...................................6
2.2 Elemen Laporan Keuangan.......................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................11
3.1 Kesimpulan...............................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karakteristik kualitatif laporan keuangan yang terkandung di dalam
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2007) merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Karakteristik kualitatif
serupa dapat dipahami maksudnya informasi keuangan harus dapat dimengerti
dan dinyatakan dalam bentuk yang sesuai dengan pengertian batas pemakai.
Pemakai diharapkan mengerti mengenai aktivitas ekonomi perusahaan, proses
akuntansi keuangan, dan istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan perusahaan disusun untuk memberikan informasi keuangan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut. Laporan
keuangan yang dibuat bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan mengenai
harta kekayaan dan hasil usaha dari perusahaan tersebut yang dipergunakan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan keputusan
ekonomi. FASB berpendapat bahwa pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan yaitu pemegang saham, investor lain, dan kreditor adalah
pemakai utama.
International Accounting Standard Board (IASB) (2008) mengatakan
informasi akuntansi berkualitas jika informasi tersebut memenuhi dua
karakteristik kualitatif fundamental, yaitu relevan dan tersaji secara jujur.
Informasi yang relavan apabila informasi tersebut memiliki nilai prediksi, serta
nilai konfirmasi. Informasi memiliki nilai prediksi jika informasi tersebut dapat
dijadikan acuan dalam pembuatan keputusan di masa datang berdasarkan kejadian
masa lalu, Seperti yang diketahui, relevanasi dan penyajian jujur merupakan dua
bagian utama karakteristik kualitatif laporan keuangan yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Akan tetapi, dalam beberapa evaluasi yang dilakukan,
kedua karakteristik utama tersebut, memiliki trade-off dalam implementasinya di
perusahaan. IFRS membagi karakteristik kualitatif laporan keuangan menjadi
karakteristik kualitatif yang fundamental serta karakteristik kuantitatf yang

1
2

meningkatkan kualitas laporan keuangan. Kualitas suatu informasi akuntansi yang


terdapat dalam laporan keuangan akan mempengaruhi hasil dari keputusan
tersebut. Apabila laporan keuangan memenuhi karakteristik kualitatif laporan
keuangan yang terdiri dari dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat
dibandingkan, maka laporan keuangan tersebut semakin berkualitas dan semakin
bermanfaat bagi para pemakainya.
Rusmanto (2008) mengungkapkan semakin baik kualitas laporan
keuangan yang disajikan maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal dalam
melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut, yang otomatis tentunya pihak-
pihak yang berhubungan dengan perusahaan akan merasa puas dalam berbagai
urusan dengan perusahaan. Hal itu juga berarti bahwa laporan keuangan semakin
efektif sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, dalam
Standar Akuntansi Keuangan disebutkan bahwa terdapat 4 (empat) karakteristik
pokok suatu laporan keuangan, yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan
dapat diperbandingkan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun merumuskayn masalah
pada makalah ini sebagai berikut.
1. Apa saja karakteristik kualitatif informasi dalam akuntansi keuangan?
2. Bagaimana elemen-elemen laporan keuangan?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk memahami karakteristik kualitatif informasi akuntansi keuangan.
2. Untuk memahami elemen-elemen yang terdapat dalam laporan keuangan. 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Kualitatif Informasi


Hery (2013) mengungkapkan pemilihan metode akuntansi yang tepat,
jumlah dan jenis informasi yang harus diungkapkan, serta format penyajiannya
melibatkan penentuan alternatif mana yang menyediakan informasi yang paling
berguna untuk tujuan pengambilan keputusan. Dalam memilih diantara berbagai
alternatif akuntansi keuangan dan pelaporan yang ada, kerangka kerja konseptual
FASB (SFAC No.2) telah mengidentifikasi beberapa karakteristik kualitatif dari
informasi akuntansi yang berguna. Karakteristik kualitatif tersebut adalah:
1. Dapat dipahami;
2. Relevansi;
3. Reliabilitas;
4. Komparabilitas; dan
5. Konsistensi.
Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangat beragam,
baik metode pengambilan keputusan yang digunakan maupun kemampuan untuk
memproses informasi. Pengguna informasi akuntansi harus dapat memperoleh
pemahaman mengenai kondisi keuangan dan hasil operasional perusahaan lewat
pelaporan keuangan. Informasi akan dianggap berkualitas (berguna) jika
informasi tersebut mudah dipahami oleh pemakai atau para pengambil keputusan.
Hal ini sejalan dengan tujuan pelaporan keuangan sebagaimana yang tertian dalam
SFAC No, 1, yaitu diantaranya adalah menyediakan informasi yang berguna bagi
pemakai yang memiliki pemahaman yang memadai tentang aktivitas bisnis dan
ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit. Jadi, agar informasi
dapat dikatakan bermanfaat, maka informasi tersebut haruslah dapat dipahami
(understandability). Ini merupakan kualitas khusus dalam karakteristik kualitatif
informasi akuntansi.
FASB menggambarkan relevansi sebagai sesuatu yang dapat membedakan
informasi keuangan dikatakan relevan jika dapat mempengaruhi pengambilan

3
4

keputusan user, atau dengan kata lain mampu membuat beda hasil dari berbagai
alternatif keputusan yang ada. Karakteristik kualitatif dari informasi yang relevan
adalah bahwa informasi tersebut memiliki nilai umpan balik (feedback value),
prediktif (predictive value), dan ketepatan waktu (timeliness). Informasi yang
memiliki nilai umpan balik adalah informasi yang dapat membantuk pemakai
mengoreksi harapan-harapan (ekspektasi) di masa lampau. Lalu, informasi
tersebut (sebagai hasil konfirmasi dari harapan-harapan di masa lampau)
selanjutnya dapat digunakan untuk membantu memprediksi atau memperbaiki
hasil di masa mendatang (memiliki nilai prediktif). Jadi, informasi yang relevan
pada umumnya akan memberikan nilai umpan balik dan prediktif pada saat yang
bersamaan.
Untuk mengilustrasikan informasi yang memiliki nilai umpan balik dan
prediktif, sebagai contoh, ketika perusahaan menyajikan laporan laba rugi
komparatif (laporan laba rugi dari dua periode), investor dan kreditor memiliki
informasi untuk membandingkannya selama tahun berjalan (tahun ini). Laporan
laba rugi komparatif ini setidaknya dapat memberikan dasar awal bagi investor
dan kreditur untuk mengevaluasi harapan-harapan di masa lampau dan untuk
mengestimasi (memprediksi) hasil yang diinginkannya di masa mendatang.
Di samping itu, selain memiliki nilai umpan balik dan prediktif, faktor
ketepatan waktu juga adalah sangat penting terutama bagi informasi yang mampu
membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Ketepatan waktu di sini berarti
bahwa informasi tersebut harus dapat tersedia pada saat dibutuhkan, terutama
dalam setiap pengambilan keputusan bisnis (ekonomi). Informasi yang baru
tersedia setelah sebuah keputusan diambil, maka informasi tersebut akan menjadi
sia-sia karena menjadi tidak terpakai, dan oleh karena itu informasi tersebut
dikatakan tidak lagi relevan dalam pengambilan keputusan. Jadi, sebagai
kesimpulan, informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut memiliki nilai
umpan balik, prediktif, dan dapat tersedia atau disajikan secara tepat waktu.
Di samping memenuhi karakteristik kualitatif relevansi, informasi juga
dikatakan berkualitas atau berguna jika informasi tersebut memiliki karakteristik
kualitatif reliabilitas (kehandalan). Relevansi dan reliabilitas ini termasuk sebagai
5

kualitas primer dalam karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Informasi


dikatakan dapat dihandalkan atau memiliki karakteristik reliabilitas jika informasi
tersebut:
1. Dapat diuji;
2. Disajikan secara tepat, relatif bebas dari kesalahan, menggambarkan keadaan
yang sebenarnya; dan
3. Netral.
Namun, pengertian reliabilitas di sini tidak berarti akurat sepenuhnya.
Informasi yang berdasarkan pada pertimbangan profesional (professional
judgments), dan meliputi berbagai estimasi serta perkiraan tidak dapat akurat
sepenuhnya, tetapi informasi tersebut seharusnya tetap dapat dihandalkan.
Hery (2013) mengungkapkan informasi dikatakan memiliki daya uji
(verifiability) jika informasi tersebut menggambarkan sebuah konsensus, artinya
adalah bahwa hasil yang sama akan dapat diberikan oleh informasi tersebut
melalui verifikasi oleh siapapun juga akuntannya dengan menggunakan metode
pengukuran yang sama. Dengan kata lain, daya uji ini hadir ketika salah seorang
pengukur independen (akuntan) melakukan pengukuran atas suatu item dan
ternyata hasilnya sama seperti yang dihasilkan oleh pengukur independen lainnya
dengan menggunakan metode pengukuran yang sama. Sebagai contoh adalah
informasi mengenai besarnya penyusutan. Informasi ini dikatakan berdaya uji,
jika siapapun juga akuntannya yang menghitung besarnya penyusutan tersebut
dengan menggunakan metode penyusutan yang sama akan menghasilkan nilai
yang sama.
Sedangkan ketepatan penyajian (representational faithfulness)
menggambarkan adanya kecocokan antara besarnya hasil pengukuran dengan
aktivitas ekonomi ata item yang diukur. Dengan kata lain, angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan harus benar-benar mewakili apa yag ada. Informasi juga
dikatakan dapat dihandalkan jika informasi tersebut netral (neutrality), yang
berarti tidak bias (tidak memihak), faktual (apa adanya), dan tidak bergantung
pada kepentingan sekelompok pemakai tertentu.
6

Komparabilitas dan konsitensi termasuk sebagai kualitas sekunder dalam


karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Informasi tentang sebuah perusahaan
akan menjadi lebih berguna jika bisa diperbandingkan dengan informasi serupa
menyangkut perusahaan lain pada periode waktu yang sama atau dengan
indormasi serupa dari perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbeda.
Informasi dari berbagai perusahaan dianggap memiliki daya banding jika telah
diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas memungkinkan
pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata dalam peristiwa
ekonomi antar perusahaan. Sesungguhnya, hakekat dari komparabilitas adalah
bahwa informasi akan menjadi lebih berguna ketika informasi tersebut dapat
dikaitkan dengan sebuah patokan (standar).
Perbandingan dapat dilakukan dengan informasi serupa dari perusahaan
lain yang berada dalam satu industri yang sama atau dikaitkan dengan data
industri (sebagai patokan) pada periode waktu yang sama atau dengan informasi
serupa dari perusahaan yang sama tetapi untuk periode waktu yang berbeda.
Apabila sebuah perusahaan menerapkan perlakuan akuntansi yang sama
untuk kejadian-kejadian yang serupa dari periode ke periode, maka perusahaan
tersebut dianggap telah konsisten dalam menerapkan standar akuntansinya.
Namun, hal ini tidak berarti bahwa perusahaan tersebut tidak boleh beralih dari
satu metode akuntansi ke metode akuntansi lainnya.

2.1.1 Kendala Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi


FASB juga telah mengidentifikasi 2 kendala sebagai bagian dari
kerangka kerja konseptual. Dalam menyediakan informasi yang
mengandung karakteristik kualitatif (agar membuat informasi menjadi
berguna), 2 kendala yang dominan haruslah diperhitungkan, yaitu (Hery,
2013):
1. Hubungan antara biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang
dihasilkan, dan
2. Materialitas.
7

Informasi sesungguhnya sama seperti komoditas lainnya yang


dimana nilainya harus lebih besar dibanding dengan biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan komoditas tersebut (informasi). Informasi
bukanlah merupakan komoditas bebas biaya, oleh karena itu haruslah
diperhitungkan hubungan biaya-manfaat yang dapat diperoleh dari
pemakaian informasi tersebut. Dalam rangka penetapan standar baru,
badan-badan pembuat standar selalu mempertimbangkan hubungan biaya-
manfaat ini sebelum akhirnya memutuskan untuk menerbitkan standar
tersebut. Manfaat yang bisa diperoleh dari standar haruslah melampai
biaya yang dibutuhkannya. Namun, analisis terhadap hubungan biaya-
manfaat ini sulit dilakukan karena biaya dan terutama manfaatnya tidak
selalu nyata dan dapat diukur. Meskipun sulit menilai biaya dan manfaat
atas sebuah standar, akan tetapi FASB selalu tetap berusaha untuk dapat
menerbitkan sebuah standar yang memang dirasa sangat dibutuhkan, di
samping juga untuk tetap selalu mempertimbangkan hubungan antara
biaya yang dikeluarkan dengan keseluruhan manfaat yang akan dihasilkan
dari standar tersebut.
Sedangkan materialitas berkaitan dengan dampak suatu item
terhadap hasil operasi dan keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Pedoman kuantitatif mengenai materialitas masih sangat kurang, sehingga
akuntan harus menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk
menentukan apakah suatu item material atau tidak. Secara teori, suatu item
akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut
mempengaruhi atau mengubah penilaian dari seorang pengguna laporan
keuangan. Karena itu, tidaklah material dan juga tidak relevan apabila
pencantuman atau pengabaian suatu item tidak memiliki dampak terhadap
pengambil keputusan. Sekali lagi, sangatlah sulit untuk dapat menyediakan
pedoman yang jelas dalam menilai kapan suatu item tertentu dianggap
material atau tidak, karena ukuran atau tingkat materialitas sangatlah
bervariasi dan relatif.
8

2.2 Elemen Laporan Keuangan


Dalam SFAC No. 6 FASB telah mendefiniskan 10 elemen laporan
keuangan yang berhubungan langsung dengan posisi keuangan dan hasil kinerja
perusahaan. Elemen-elemen inilah yang nantinya akan membentuk struktur
sebuah laporan keuangan. FASB mengklasifikasikan elemen-elemen laporan
keuangan tersebut ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama mencakup tiga
elemen, yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas (aktiva bersih). Kelompok pertama
ini menggambarkan jumlah sumber daya yang dimiliki perusahaan dan besarnya
klaim atau tuntutan kreditur maupun pemilik modal terhadap sumber daya
tersebut pada suatu waktu tertentu[ CITATION Her13 \l 1033 ].
Sedangkan kelompok kedua mencakup tujuh elemen, yaitu investasi oleh
pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban,
keuntungan, dan kerugian. Kelompok yang ke dua ini menggambarkan transaksi
dan peristiwa ekonomi yang mempengaruhi kinerja perusahaan selama periode
waktu tertentu. Kelompok yang pertama, yang diubah oleh unsur-unsur kelompok
ke dua, merupakan hasil akumulasi dari semua perubahan. Interaksi ini dinamakan
dengan artikulasi, yaitu angka-angka utama dari sebuah laporan keuangan
berhubungan dengan saldo-saldo dari laporan lainnya.
Jika diingat kembali mengenai urutan laporan keuangan berdasarkan
proses penyajiannya, maka dapat diketahui selisih antara pendapatan dan
keuntungan dengan beban dan kerugian, yaitu saldo laba/rugi bersih, akan ditutup
ke akun modal atau laba ditahan, demikian juga dengan distribusi kepada pemilik
(prive atau dividen) yang akan ditutup kea kun modal atau laba ditahan.
Pendapatan, keuntungan, dan investasi oleh pemilik akan menambah modal,
sedangkan beban, kerugian, dan distribusi kepada pemilik akan mengurangi
modal. Saldo laba/rugi bersih yang disajikan dalam laporan laba rugi sebagai hasil
penandingan antara beban dan kerugian dengan pendapatan dan keuntungan akan
ditutup ke akun modal atau laba ditahan melalui ayat jurnal penutup. Seluruh
elemen yang menyebabkan perubahan dalam saldo modal atau laba ditahan, yaitu
laba/rugi bersih, investasi oleh pemilik, dan distribusi kepada pemilik akan
disajikan dalam laporan perubahan modal atau laporan laba ditahan. Dalam
9

laporan ini akan tersaji secara jelas besarnya saldo modal atau laba ditahan pada
akhir periode yang nantinya akan muncul di neraca. Seluruh akun neraca
(permanent atau real account) tidak pernah ditutup dan saldonya mencerminkan
hasil akumulasi dari semua perubahan. Interaksi antar seluruh elemen laporan
keuangan inilah yang dinamakan sebagai artikulasi (keterkaitan) laporan
keuangan, dimana angka-angka utama dari sebuah laporan keuangan berhubungan
dengan saldo-saldo dari laporan lainnya.
Berikut adalah definisi dari masing-masing kesepuruh elemen laporan
keuangan sebagaimana yang telah dirumuskan oleh FASB dalam SFAC No.
6[ CITATION Ria11 \l 1033 ]:
1. Aktiva: kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan yang diperoleh atau
dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat dari transaksi atau
peristiwa di masa lalu.
2. Kewajiban: kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi di masa depan yang
timbul dari urang saat ini suatu entitas untuk mengalihkan aktiva atau
memberikan jasa kepada entitas lain di masa depan sebagai akibat dari
transaksi atau peristiwa di masa lalu.
3. Ekuitas: kepentingan residual dari aktiva suatu entitas yang tersisa setelah
mengurangi dengan kewajibannya. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas ini
adalah saham kepemilikan.
4. Investasi oleh pemilik: peningkatan aktiva bersih dari perusahaan yang
diakibatkan dari pengalihan sesuati yang bernilai kepada perusahaa dari
entitas lain untuk mendapatkan atau meningkatkan kepemilikan (atau ekuitas)
dari perusahaan.
5. Distribusi kepada pemilik: penurunan aktiva bersih dari perusahaan yang
diakibatkan oleh pengalihan aktiva, pemberian jasa, atau timbulnya kewajiban
oleh perusahaan kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik menurunkan
kepemilikan (atau ekuitas) dalam perusahaan.
6. Laba komprehensif: perubahan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan selama
periode tertentu yang diakibatkan dari transaksi dan peristiwa serta kejadian-
kejadian lain dari sumber nonpemilik.
10

7. Pendapatan: arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva sebuah entitas atau
pelunasan kewajiban sebuah entitas (atau kombinasi dari keduanya) selama 1
periode tertentu yang dihasilkan oleh penyampaian atau produksi barang,
pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang menjadi bagian dari
operasi-operasi pusat atau utama entitas yang sedang berjalan.
8. Beban: arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva sebuah entitas atau
timbulnya kewajiban sebuah entitas (atau kombinasi dari keduanya) selama 1
periode tertentu yang dihasilkan oleh penyampaian atau produksi barang,
pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang menjadi bagian dari
operasi-operasi pusat atau utama entitas yang sedang berjalan.
9. Keuntungan: peningkatan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi
entitas yang insidental atau sampingan dan dari semua transaksi dan peristiwa
serta kejadian lainnya yang memengaruhi entitas selama peiode tertentu
kecuali yang timbul dari pendapatan atau investasi pemilik.
10. Kerugian: penurunan ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi entitas yang
insidental atau sampingan dan dari semua transaksi dan peristiwa serta
kejadian lainnya yang memengaruhi entitas selama periode tertentu kecuali
yang timbul dari beban atau distribusi kepada pemilik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, kesimpulan dari makalah ini adalah
dalam kualitas suatu informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan
akan mempengaruhi hasil dari keputusan tersebut. Apabila laporan keuangan
memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan yang terdiri dari dapat
dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan, maka laporan keuangan
tersebut semakin berkualitas dan semakin bermanfaat bagi para pemakainya. Ada
beberapa karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi yang berguna.
Karakteristik kualitatif tersebut yaitu, dapat dipahami, relevansi, reliabilitas,
komprabilitas, dan konsistensi. Dalam hal ini, FASB juga telah mengidentifikasi 2
kendala sebagai bagian dari kerangka kerja konseptual, yaitu hubungan antara
biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang dihasilkan, dan materialitas.
Informasi sesungguhnya sama seperti komoditas lainnya yang dimana nilainya
harus lebih besar dibanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
komoditas tersebut (informasi). Informasi bukanlah merupakan komoditas bebas
biaya, oleh karena itu haruslah diperhitungkan hubungan biaya-manfaat yang
dapat diperoleh dari pemakaian informasi tersebut.

3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca, khususnya teman-teman R-010 Akuntansi. Akan tetapi,
makalah ini terdapat banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun
pembahasan, dan kurangnya pengetahuan dari kelompok kami sebagai penyusun.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Hery. (2013). Teori Akuntansi: Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:


Salemba Empat.

Riahi, A., & Belkaoui. (2011). Accounting Theory (5th ed.). (Krista, Ed., A. A.
Yulianto, & R. Dermauli, Trans.) Jakarta: Salemba Empat.

JURNAL
Rusmanto. (2008). Pengaruh Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Terhadap
Penggunaannya dalam Pengambilan Keputusan Kredit Bank Umum
Banjarmasin. Ekuitas, 12(1), 53-73.

Anda mungkin juga menyukai