Disusun oleh :
NPM 0117101239
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2020
1
DAFTAR ISI
2.1.1 Dokumen dan catatan yang terkait dalam siklus penjualan dan penagihan ..... 6
2.1.2 Fungsi bisnis dan dokumen serta catatan suatu perusahaan ............................. 7
2.2 Fungsi Bisnis Dalam Siklus Persediaan Dan Dokumen Terkait ............................... 13
ii
BAB III PENUTUPAN .......................................................................................................... 28
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sebuah proses audit terdapat proses pengujian, diantaranya adalah pengujian
pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi pada siklus penjualan dan
penagihan.Kedua jenis pengujian tersebut merupakan bagian dari tahap II dalam proses
audit. Setelah memahami kedua pengujian tersebut maka proses audit selanjutnya adalah
melanjutkan ketahap III dan berfokus pada prsedur analitis substantive dan pengujian
Dalam pembahasan ini akan mengilustrasikan betapa pentingnya bagi auditor untuk
dan penagihan pada sebuah perusahaan biasa. Karena sebagian besar audit atas transaksi-
transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan melibatkan dokumentasi dan catatan-
catatan, sangat penting untuk memahami dokumen-dokumen dan catatan yang biasanya
2) Bagaimanakah Fungsi bisnis dalam siklus dan Dokumen serta Catatan terkait?
4
6) Bagaimanakah Pengujian audit untuk menghapus Piutang tak tertagih?
Makalah ini juga dilakukan untuk memenuhi beberapa tujuan yang akan dicapai dan
diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Tujuan tersebut antara lain adalah:
5
BAB II
PEMBAHASAN
1) Penjualan (tunai/kredit)
2) Penerimaan kas
Dokumen dan catatan yang terkait dalam siklus penjualan dan penagihan
1) Penjualan
penjualan, arsip utama piutang dagang, neraca saldo piutang dagang, laporan
penagihan bulanan.
2) Penerimaan kas
6
b. Fungsi : Pemrosesan dan pencatatan retur penjualan dan pengurangan
serta pengujian substansif atas transaksi harus memaham fungsi bisnis dan dokumen
pelanggan.
2) Pemberian kredit
b. Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman barang
antara pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara elektronik ketika
7
barang telah dikirimkan , dan secara otomatis akan membuat faktur penjualan yang
b. Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali (keterjadian =occurrence)
transaksi penjualan.
Dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik akibat kesalahanmaupun
8
4) Menentukan luas pengujian pengendalian
pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itudapat diandalkan
sesuai untuk pemisahan tugas biasanya terbatas pada pengamatan auditor atas aktivitas
dan diskusi dengan personil. Mencatat penjualan yang terjadi untuk tujuan ini, auditor
harus memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi, yaitu :
Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan
kecurangan.Konsekuensi potensial dari ketiga jenis salah saji tersebut sangatlah besar
6) Arah pengujian
Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal-hal berikut :
9
Return dan pengurangan penjualan
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakanklien untuk
mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memrosesmemo kredit yang
adalah matrealitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak
penekanan pada tujuan kejadian. Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya
setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yangditutupi oleh retur atau
Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalammenguji saldo
akun untuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalurendah pada akhir
tahun. Secara alami , tujuan lainnya tidak boleh diabaikan, akantetapi, karena tujuan
dan metodologi untuk mengaudit retur dan pengurangan penjualan pada intinya sama
seperti untuk penjualan, tidak dimasukkan studi yangmendalami mengenai hal tersebut.
Jika ingin mengaudit retur dan pengurangan penjualan, harus dapat menerapkan logika
transaksi penerimaan
pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas seperti yang
10
digunakan untuk penjualan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian pengujian
yangsama seperti yang digunakan untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan
Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses
berikut ini :
3) Merancang pengujian substansif atas transaksi untuk menguji salah moneter bagi
setiap tujuan.
Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kasyang
dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaankas (
proof of cash receipts ). Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatatdalam
jumlah penerimaan kas selama suatu periode tertentu, seperti bulan, akandirekonsiliasi
dengan deposito atau setoran actual yang dilakukan ke bank selama periode yang sama.
Pengujian untuk mengungkapkan lapping piutang usaha, Lapping piutang usaha yaitu
penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang
11
ada. Penggelapan dilakukan seseorang yang menangani penerimaan kas dan kemudian
Penggelapan ini sebenarnya dapat dicegah dengan mudah melalui pemisahan tugas dan
kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas sekaligus memasukkan
membandingkan nama, jumlah, dan tanggal yang ditunjukkan pada remmitance advice
dengan ayat jurnal penerimaan kas dan salinan slip setoran terkait.
Auditor dalam melakukan audit atas penghapusan piutang usaha tak tertagihadalah
Pengendalian yang penting untuk mencegah kecurangan ini adalahotorisasi yang tepat
atas penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkatmanajemen yang
1) Pengendalian internal tambahan atas saldo akun dan penyajian serta pengungkapan
Pengendalian internal juga berkaitan langsung dengan saldo akun penyajian serta
mempengaruhi tujuan yang terkait dengan saldo nilai yang dapat direalisasi dan hak
12
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi memiliki
substansif atas rincian saldo. Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh
pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi dalam dalam siklus
penjualan dan penagihan adalah saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak
Persediaan dapat beragam bentuknya, tergantung pada sifat bisnisnya. Untuk bisnis eceran
atau grosir, persediaan yang terpenting adalah persediaan barang dagangan. Untuk rumah
sakit, makanan dan obat – obatan. Perusahaan manufaktur memiliki persediaan bahan baku,
suku cadang dan perlengkapan yang dibeli untuk produksi, barang dalam proses, dan
Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap terdiri dari dua sistem yang terpisah
tapi erat terkait, yang satu melibatkan arus pisik barang yang sebenarnya, yang lain biaya
terkait. Karena persediaan berpindah melalui perusahaan, harus ada pengendalian yang
1) Proses Pembelian
Siklus ini dimulai dengan permintaan bahan baku untuk produksi. Permintaan diawali
oleh pegawai gudang atau komputer jika persediaan mencapai tingkat yang ditentukan
13
memproduksi pesanan pelanggan, atau pemesanan diawali atas dasar perhitungan
Bahan baku yang diterima harus diinspeksi kuantitas dan kualitasnya. Bagian
sebelum pembayaran dilakukan. Setelah inspeksi, bahan baku dikirim ke gudang dan
Sewaktu bahan baku diterima, bahan baku tersebut disimpan di gudang sampai
diperlukan oleh bagian produksi. Bahan baku dikeluarkan dari persediaan atas
penunjukan permintaan bahan baku, pesanan pekerjaan, dokumen yang sama atau
pemberitahuan elektronik yang layak disetujui yang menunjukkan jenis dan kuantitas
4) Memproses Barang
Porsi pemrosesan pada siklus persediaan dan pergudangan sangat bervariasi. Penentuan
jenis barang dan kuantitas yang diproduksi biasanya berdasarkan pesanan tertentu dari
pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang ditentukan lebih
14
pengendalian intern yang baik, dilakukan pengendalian pisik atas barang jadi dengan
Pengiriman barang jadi merupakan bagian integral dari siklus penjualan dan
penerimaan kas. Tiap pengiriman atau pengeluaran barang jadi harus didukung
1) Dokumen dan catatan yang terdapat dalam proses persediaan dan penyimpanan :
Arsip induk persediaan berisi semua informasi penting yang terkait dengan
persediaan entitas.
Berkas induk persediaan perpetual hanya memasukkan informasi mengenai jumlah unit
persediaan yang dibeli, dijual, dan disimpan, atau informasi mengenai biaya per unit.
Untuk pembelian bahan baku, berkas induk persediaan perpetual diperbarui secara
15
otomatis pada saat perolehan persediaan diproses sebagai bagian dari pembukuan
transaksi perolehan.
b. Laporan akumulasi biaya dan varians (cost accumulation and varians report)
menghasilkan laporan yang serupa dengan laporan akumulasi biaya dan varians.
Bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead dibebankan ke persediaan sebagai
Dokumen ini dibahas kembali di sini karena salinan dokumen ini digunakan untuk
produknya secara seketika atau real time ke sekutu bisnis utama, termasuk pemasok
dan pelanggan. Informasi mengenai kuantitas persediaan yang ada, lokasi produk, dan
unsure persediaan penting lainnya akan membantu pemasok peserdiaan bekerja dengan
16
Tahap Audit Persediaan
dibedakan atas :
ke dan dari bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Integritas dan
direncanakan.
Langkah – langkahnya :
Bandingkan kuantitas dan harga per unit dari faktur pemasok dengan catatan
perpectual
Melacak dokumen pengiriman dan memeriksa kuantitas dan harga per unit
17
audit, auditor dapat memfokuskan pada akumulasi biaya tenaga kerja dan
kewajarannya
barang jadi. Persediaan bahan baku mencakup juga persediaan bahan baku dan
pembantu yang masih dalam perjalanan dari pemasok. Persediaan barang jadi
meliputi persediaan barang jadi di gudang perusahaan, dan di pihak ketiga seperti
Penentuan jenis produksi, luas pengujian, dan penentuan waktu pelaksanaan sangat
tergantung pada besar kecilnya deteksi. Penetapan besarnya risiko deteksi ini
dipengaruhi oleh risiko bawaan dan risiko pengendalian berbagai transaksi yang
mempengaruhi saldo persediaan, serta tingkat risiko audit yang dapat diterima.
Karena kombinasi antara risiko bawaan dan risiko pengendalian dalam persediaan
adalah tinggi untuk asersi keberadaan dan keterjadian dan penilaian atau alokasi,
tingkat risiko deteksi yang diterima haruslah rendah. Keputusan ini akan
18
Ada beberapa prosedur pengujian substantif yang dapat diterapkan atas saldo
periodik.
4) Prosedur inisial
penyesuaian audit berkaitan dengan catatan periode tahun lalu. Data-data yang ada
di dalam buku besar tahun ini hendaknya diteliti untuk menentukan adanya
transaksi yang tidak biasa yang menuntut prosedur khusus. Inisial prosedur juga
meliputi penentuan bahwa skedul persediaan sesuai dengan saldo yang ada di dalam
buku besar.
5) Prosedur analitikal
a. Rate of gross profit, yaitu laba kotor dibagi dengan penjualan bersih.
turnover.
d. Rasio persediaan per aktiva lancar, yaitu persediaan dibagi dengan total aktiva
lancar.
anggaran dan data industri rata-rata. Prosedur pengujian ini berkaitan erat
19
dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau
alokasi.
Pengujian ini meliputi prosedur untuk menelusuri dan mengusut data-data persediaan
berterima umum. Prosedur ini sebenarnya sangat menyita waktu dan biaya. Oleh
b. Prosedur ini memang dapat diterapkan secara efektif dan efisien untuk audit
perusahaan tersebut.
Auditor sebaiknya menentukan saat pengamatan perhitungan fisik pada saat atau
dekat tanggal neraca. Hal ini akan menentukan reliabilitas saldo persediaan yang
akan disajikan dalam neraca. Apabila perhitungan fisik dilakukan selain tanggal
tersebut atau perhitungan interim, auditor perlu juga menguji catatan perpectual dari
neraca.
ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan
20
2) Vouching pembelian tercatat dengan dokumen pendukung
laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok. Prosedur pengujian ini
memilih sampel transaksi pembelian akan ditelusuri buktinya. Setelah itu, auditor
erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, hak dan kewajiban, serta penilaian
atau pengalokasian.
Prosedur pengujian pisah batas penjualan dan pembelian sangat penting untuk
memastikan bahwa transaksi pembelian dan penjualan yang terjadi dekat tanggal
neraca dan mempengaruhi saldo persediaan, telah dicatat dalam periode yang tepat.
Dasar pengakuan penjualan bisa tanggal pengiriman (FOB Shipping Point) atau saat
pisah batas.
penjurnalan terkait.
penjurnalannya.
21
a. Semua pembelian telah dicatat dalam periode dimana barang dikirimkan oleh
b. Semua pembelian telah dicatat dalam periode dimana barang sudah benar-benar
Prosedur ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, dan
kelengkapan.
Dalam melakukan prosedur ini, auditor tidak memiliki tanggung jawab atau wewenang
internal yang efektif, penghitungan fisik dilakukan pada waktu interim dan
22
a) Nama pegawai yang diserahi tanggung jawab
b) Tanggal pelaksanaan
ringkasan persediaan
perhitungan
c. Melakukan pengujian
b) Meneliti semua persediaan dicatat dan tidak ada persediaan yang dicatat dua
kali
23
g) Mengidentifikasikan penerimaan terakhir dan dokumen pengiriman yang
sudah dipisahkan
tersebut tidak ikut dihitung. Oleh karena itu, auditor perlu mengajukan pertanyaan
berkaitan erat dengan asersi hak dan kewajiban, dan penyajian dan pengungkapan.
Auditor perlu menentukan apakah persediaan klien tercantum dalam neraca benar-
benar dalam kondisi baik, dan siap untuk dijual dan dikonsumsi. Auditor dapat
Pricing test meliputi seluruh pengujian atas harga per unit persediaan untuk menetukan
ketepatan harga tersebut. Pengujian ini terdiri atas dua langkah yaitu :
24
1. Menetukan ketepatan dan konsistensi penentuan harga persediaan
pendukungnya
1. Metode yang digunakan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum
cermat
ini menyediakan bukti untuk asersi keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, dan
Untuk persediaan yang dibeli untuk dijual lagi maupun digunakan perusahaan
LCOM, auditor perlu menelaah baik nilai cost maupun nilai pasar persediaan.
Sifat dan luas pengujian barang dalam proses maupun barang jadi sangat
tergantung pada keandalan catatan akuntansi biaya dan metode yang digunakan
25
Auditor biasanya memperoleh konfirmasi langsung secara tertulis dari pengelola
signifikan dalam total aktiva, maka auditor perlu melaksanakan prosedur berikut :
c) Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian,
harga pokok produksi serta harga pokok penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berterima umum. Penyajian saldo persediaan yang tepat meliputi identifikasi dan
kasifikasi persediaan sebagai aktiva lancar dalam neraca. Auditor juga dapat
menentukan apakah pengungkapan persediaan yang rusak atau cacat dan lambat
perusahaan yang bersangkutan, demikian pula untuk harga pokok penjualan yang akan
dilaporkan dalam laporan laba rugi. Selain itu, dalam laporan perlu diungkapkan
metode harga pokok yang digunakan, penjaminan persediaan dalam rangka penarikan
26
Bukti tentang penyajian dan pengungkapan diperoleh melalui pengujian substantif.
Bukti selanjutnya bisa diperoleh melalui review atas notulen rapat dewan komisaris dan
antara laporan keuangan klien dengan prinsip akuntansi berlaku umum, auditor
akan dapat menarik kesimpulan untuk setiap tujuan audit saldo rekening persediaan.
27
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
dan pengujian substansif atas transaksi untuk lima kelas transaksi dalam siklus penjualan
dan penaguhan, termasuk penjualan, penerimaan kas, retur dan pengurangan penjualan,
penghapusan piutang usaha tak tertagih, serta beban piutang tak tertagih.
substansif atas transaksi adalah sama bagi kelima kelas transaksi dan mencakup langkah –
langkah berikut :
Dalam merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelas transaksi, auditor berfokus
jika ada, untuk setiap tujuan, auditor kemudian menentukan luas pengujian pengendalian
28
Auditor juga merancang pengujian substansif atas transaksi bagi setiap kelas transaksi
untuk menentukan apakah jumlah moneter transaksi telah dicatat dengan benar. Seperti
setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Setelah perancangan pengujian
pengendalian dan pengujian substansif atas transkasi bagi setiap tujuan audit dan kelas
format kerja.
29
DAFTAR PUSTAKA
Hosianitaf. (2017, Januari 20). Retrieved from Couse Hero Web site:
https://www.coursehero.com
http://tukarilmubareng.blogspot.com/
30