Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PENERAPAN PROSES AUDIT KE SIKLUS PENJUALAN DAN PENGUMPULAN

(disusun untuk memenuhitugas mata kuliah Auditing II)

Dosen pembimbing : R. Wedi Rusmawan K, Dr., S.E., M.Si., A.K., C.A

Disusun oleh :

Putri Azzahra Rosadi

NPM 0117101239

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2020

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah. ...................................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6

2.1 Kelompok Transaksi Dalam Siklus Penjualan Dan Penagihan ................................... 6

2.1.1 Dokumen dan catatan yang terkait dalam siklus penjualan dan penagihan ..... 6

2.1.2 Fungsi bisnis dan dokumen serta catatan suatu perusahaan ............................. 7

2.1.3 Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian

substantive transaksi penjualan. ...................................................................................... 8

2.1.4 Return dan pengurangan penjualan ................................................................ 10

2.1.5 Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian

substantive atas transaksi penerimaan .......................................................................... 10

2.1.6 Pengujian audit untuk menghapus piutang tak tertagih ................................. 12

2.2 Fungsi Bisnis Dalam Siklus Persediaan Dan Dokumen Terkait ............................... 13

2.3.1 Fungsi yang membentuk siklus persediaan dan pergudangan ....................... 13

2.3.2 Jenis-jenis Dokumen dan Catatan .................................................................. 15

2.3.3 Pengaruh E-Commerce terhadap pengelolaan persediaan ............................. 16

2.3.4 Tahap Audit Persediaan ................................................................................. 17

2.3.5 Metode untuk merancang uji detail transaksi ................................................. 20

2.3.6 Prodesur pengauditan fisik persediaan (uji detail saldo) ................................ 22

ii
BAB III PENUTUPAN .......................................................................................................... 28

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah proses audit terdapat proses pengujian, diantaranya adalah pengujian

pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi pada siklus penjualan dan

penagihan.Kedua jenis pengujian tersebut merupakan bagian dari tahap II dalam proses

audit. Setelah memahami kedua pengujian tersebut maka proses audit selanjutnya adalah

melanjutkan ketahap III dan berfokus pada prsedur analitis substantive dan pengujian

perincian saldo dalam siklus penjualan dan penagihan.

Dalam pembahasan ini akan mengilustrasikan betapa pentingnya bagi auditor untuk

mengetahui kelompok-kelompok transaksi dan saldo-saldo akun dalam siklus penjualan

dan penagihan pada sebuah perusahaan biasa. Karena sebagian besar audit atas transaksi-

transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan melibatkan dokumentasi dan catatan-

catatan, sangat penting untuk memahami dokumen-dokumen dan catatan yang biasanya

digunakan dalam siklus tersebut.

1.2 Rumusan Masalah.

1) Bagaimanakah Akun dan kelompok transaksi Siklus Penjualan dan Penagihan?

2) Bagaimanakah Fungsi bisnis dalam siklus dan Dokumen serta Catatan terkait?

3) Bagaimanakah Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian

Substansif atas Transaksi penjualan?

4) Bagaimanakah Retur dan Pengurangan Penjulan?

5) Bagaimanakah Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian

Substansif atas Transaksi penerimaan?

4
6) Bagaimanakah Pengujian audit untuk menghapus Piutang tak tertagih?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini juga dilakukan untuk memenuhi beberapa tujuan yang akan dicapai dan

diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Tujuan tersebut antara lain adalah:

1) Mampu Mengidentifikasikan akun-akun dan kelompok-kelompok transaksi dalam

siklus penjualandan penagihan

2) Mampu Menggambarkan fungsi-fungsi bisnis serta dokumen dan catatan terkait

dalam sikluspenjualan dan penagihan

3) Mampu Memahami pengendalian internal, mercancang dan melakukan pengujian

pengendalian danpengujiann substantif transaksi untuk transaksi penjualan

4) Mampu Menerapkan metodologi untuk pengendalian terhadap transaksi penjualan

untuk returpenjualan dan pengurangan harga

5) Mampu Memehani pengendalian internal, serta merancang dan melakukan pengujian

pengendaliandan pengujian substantive transaksi untuk penerimaan kas

6) Mampu Menerapkan metodologi untuk pengendalian atas siklus penjualan dan

penagihan untukpenghapusan piutang tak tertagih

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelompok Transaksi Dalam Siklus Penjualan Dan Penagihan

1) Penjualan (tunai/kredit)

2) Penerimaan kas

3) Retur penjualan dan pengurangan harga

4) Penghapusan piutang tak tertagih

5) Estimasi beban piutang tak tertagih

Dokumen dan catatan yang terkait dalam siklus penjualan dan penagihan

1) Penjualan

a. Akun : Penjualan dan piutang dagang

b. Fungsi : Pemrosesan pesanan pelanggan, pemberian kredit, pengiriman barang,

penagihan pelanggan dan mencatat penjualan.

c. Dokumen/catatan : Permintaan pelanggan, pesanan penjualan, pesanan

pelanggan,dokumen pengiriman, faktur penjualan, arsip transaksi penjualan, daftar

penjualan, arsip utama piutang dagang, neraca saldo piutang dagang, laporan

penagihan bulanan.

2) Penerimaan kas

a. Akun : Kas di bank (debit dari penerimaan kas), piutang dagang.

b. Fungsi : Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas.

c. Dokumen/catatan : Slip pembayaran, daftar awal penerimaan kas, arsip transaksi

penerimaan kas, daftar/jurnal penerimaan kas.

3) Retur penjualan dan pengurangan harga

a. Akun : Retur penjualan dan pengurangan harga, piutang dagang

6
b. Fungsi : Pemrosesan dan pencatatan retur penjualan dan pengurangan

hargaDokumen/catatan : memo kredit, jurnal retur penjualan dan penguangan harga

4) Penghapusan piutang tak tertagih

a. Akun : Piutang dagang penyisihan, piutang tak tertagih

b. Fungsi : Penghapusan piutang tak tertagih

c. Dokumen/catatan : Formulir otorisasi piutang tak tertagih

5) Beban piutang tak tertagih

a. Akun : Beban piutang tak tertagih, penyisihan piutang tak tertagih

b. Fungsi : Pembebanan piutang tak tertagih

c. Dokumen/catatan : Jurnal umum

Fungsi bisnis dan dokumen serta catatan suatu perusahaan

Sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang pengujian pengendalian

serta pengujian substansif atas transaksi harus memaham fungsi bisnis dan dokumen

serta catatan suatu perusahaan.

1) Pemroses pesanan pelanggan

a. Pesanan pelanggan : yaitu permintaan barang dagang yang diajukan oleh

pelanggan.

b. Pesanan penjualan : yaitu dokumen untuk mengkomunikasikan deskripsi,kuantitas,

dan informasi terkait mengenai barang yang dipesan oleh pelanggan.

2) Pemberian kredit

a. Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang,

yangmenunjukkan deskripsi barang dagang , kuantitas yang dikirimkan, dan

datayang relevan lainnya.

b. Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman barang

antara pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara elektronik ketika

7
barang telah dikirimkan , dan secara otomatis akan membuat faktur penjualan yang

terkait serta ayat jurnal dalam jurnal penjualan.

3) Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan

Aspek paling penting dari penagihan yaitu :

a. Semua pengiriman telah ditagih (kelengkapan = completeness)

b. Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali (keterjadian =occurrence)

c. Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat (keakuratan = accuracy)

Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantive

transaksi penjualan.

1) Memahami pengendalian internal-penjualan

Dengan menggunakan suatu pendekatan yang tipikal untuk penjualan,

auditormempelajari bagan arus klien, menyusun kuisioner pengendalian internal

sertamelakukan pengujian penelusuran penjualan.

2) Mengukur resiko pengendalian yang direncanakan-penjualan

Empat langkah yang penting untuk melakukan pengukuran ini adalah :

a. Auditor memerlukan kerangka untuk mengukur risiko pengendalian

b. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci serta kekurangan

c. Mengaitkannya dengantujuan audit

d. Auditor menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan

caramengevaluasi pengendaliandan kekurangannya untuk setiap tujuan.

3) Pemisahan tugas yang memadai

Dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik akibat kesalahanmaupun

penipuan atau kecurangan. Untuk mencegah kecurangan, manajemenharus menolak

akses ke kas bagi siapapun yang bertanggung jawab memasukkaninformasi transaksi

penjualan dan penerimaan kas ke dalam computer.

8
4) Menentukan luas pengujian pengendalian

Luas pengujian pengendlian pada perusahaan nonpublic tergantung padakeefektifan

pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itudapat diandalkan

untuk mengurangi resiko pengendalian.

5) Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan Pengujian pengendalian yang

sesuai untuk pemisahan tugas biasanya terbatas pada pengamatan auditor atas aktivitas

dan diskusi dengan personil. Mencatat penjualan yang terjadi untuk tujuan ini, auditor

harus memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi, yaitu :

a. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan

b. Penjualan dicatat lebih dari satu kali

c. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.

Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan

ataukecurangan,sementara jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh

kecurangan.Konsekuensi potensial dari ketiga jenis salah saji tersebut sangatlah besar

karenaakan menimbulkan lebih saji aktiva dan laba.

6) Arah pengujian

Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dokumen sumber kejurnaldan

memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber. Pengujian pertamaadalah untuk

transaksi yang dihilangkan ( tujuan kelengkapan ). Sementara yangkedua adalah untuk

transaksi yang tidak ada (tujuan keterjadian).

7) Penjualan dicatat dengan akurat

Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal-hal berikut :

a. Mengirimkan jumlah barang yang dipesan

b. Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim

c. Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi.

9
Return dan pengurangan penjualan

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakanklien untuk

mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memrosesmemo kredit yang

telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan.Perbedaan yang pertama

adalah matrealitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak

material sehingga auditor dapat mengabaikannya. Perbedaanyang kedua adalah

penekanan pada tujuan kejadian. Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya

auditor menekankan pada pengujian transaksi yang tercatatuntuk mengungkapkan

setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yangditutupi oleh retur atau

pengurangan penjualan fiktif.

Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalammenguji saldo

akun untuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalurendah pada akhir

tahun. Secara alami , tujuan lainnya tidak boleh diabaikan, akantetapi, karena tujuan

dan metodologi untuk mengaudit retur dan pengurangan penjualan pada intinya sama

seperti untuk penjualan, tidak dimasukkan studi yangmendalami mengenai hal tersebut.

Jika ingin mengaudit retur dan pengurangan penjualan, harus dapat menerapkan logika

yang sma untuk mendapatkan pengendalian, pengujian pengendalian, dan pengujian

substansif atas transaksi yangsesuai guna memverifikasi jumlahnya.

Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas

transaksi penerimaan

Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian

pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas seperti yang

10
digunakan untuk penjualan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian pengujian

substansif atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja

yangsama seperti yang digunakan untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan

bagi penerimaan kas.

Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses

berikut ini :

1) Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit

2) Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakanuntuk

mendukung pengurangan resiko pengendalian

3) Merancang pengujian substansif atas transaksi untuk menguji salah moneter bagi

setiap tujuan.

4) Penyiapan Bukti Penerimaan Kas

Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kasyang

dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaankas (

proof of cash receipts ). Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatatdalam

jumlah penerimaan kas selama suatu periode tertentu, seperti bulan, akandirekonsiliasi

dengan deposito atau setoran actual yang dilakukan ke bank selama periode yang sama.

Perbedaan diantara keduanya mungkin diakibatkan oleh setorandalam perjalanan dan

pos-pos lainnya, tetapi jumlahnya dapat direkonsiliasi dan dibandingkan.

Pengujian untuk mengungkapkan lapping piutang usaha, Lapping piutang usaha yaitu

penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang

11
ada. Penggelapan dilakukan seseorang yang menangani penerimaan kas dan kemudian

memasukkannya kedalam system computer.

Penggelapan ini sebenarnya dapat dicegah dengan mudah melalui pemisahan tugas dan

kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas sekaligus memasukkan

penerimaan kas kedalam system. Penggelapan ini dapat dideteksi dengan

membandingkan nama, jumlah, dan tanggal yang ditunjukkan pada remmitance advice

dengan ayat jurnal penerimaan kas dan salinan slip setoran terkait.

Pengujian audit untuk menghapus piutang tak tertagih

Auditor dalam melakukan audit atas penghapusan piutang usaha tak tertagihadalah

kemungkinan karyawan klien menutupi penggelapan dengan menghapus piutang usaha

yang sudah ditagih (tujuan audit yang berkaitan dengan transaksikejadian ).

Pengendalian yang penting untuk mencegah kecurangan ini adalahotorisasi yang tepat

atas penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkatmanajemen yang

ditunjuk hanya setelah melalui penyelidikan menyeluruh mengenaialas an pelanggan

tidak mampu membayar.

1) Pengendalian internal tambahan atas saldo akun dan penyajian serta pengungkapan

Pengendalian internal juga berkaitan langsung dengan saldo akun penyajian serta

pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji

sebagai bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substansi ftransaksi.

Untuk siklus penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan akan

mempengaruhi tujuan yang terkait dengan saldo nilai yang dapat direalisasi dan hak

serta kewajiban dan empat tujuan penyajiannya serta pengungkapan.

2) Pengaruh hasil pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi

12
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian

substansif atas rincian saldo. Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh

pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi dalam dalam siklus

penjualan dan penagihan adalah saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak

tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.

2.2 Fungsi Bisnis Dalam Siklus Persediaan Dan Dokumen Terkait

Persediaan dapat beragam bentuknya, tergantung pada sifat bisnisnya. Untuk bisnis eceran

atau grosir, persediaan yang terpenting adalah persediaan barang dagangan. Untuk rumah

sakit, makanan dan obat – obatan. Perusahaan manufaktur memiliki persediaan bahan baku,

suku cadang dan perlengkapan yang dibeli untuk produksi, barang dalam proses, dan

barang jadi yang tersedia untuk dijual.

Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap terdiri dari dua sistem yang terpisah

tapi erat terkait, yang satu melibatkan arus pisik barang yang sebenarnya, yang lain biaya

terkait. Karena persediaan berpindah melalui perusahaan, harus ada pengendalian yang

memadai atas pergerakan pisik maupun biaya yang terkait.

Fungsi yang membentuk siklus persediaan dan pergudangan

1) Proses Pembelian

Siklus ini dimulai dengan permintaan bahan baku untuk produksi. Permintaan diawali

oleh pegawai gudang atau komputer jika persediaan mencapai tingkat yang ditentukan

sebelumnya, pemesanan dilakukan atas bahan baku yang dibutuhkan untuk

13
memproduksi pesanan pelanggan, atau pemesanan diawali atas dasar perhitungan

periodic oleh orang yang berwenang.

2) Menerima Bahan baku

Bahan baku yang diterima harus diinspeksi kuantitas dan kualitasnya. Bagian

penerimaan menghasilkan laporan penerimaan yang menjadi dokumentasi penting

sebelum pembayaran dilakukan. Setelah inspeksi, bahan baku dikirim ke gudang dan

dokumen penerimaan atau notifikasi elektronik tentang penerimaan barang biasanya

dikirim ke bagian pembelian, gudang, dan hutang usaha.

3) Menyimpan bahan baku

Sewaktu bahan baku diterima, bahan baku tersebut disimpan di gudang sampai

diperlukan oleh bagian produksi. Bahan baku dikeluarkan dari persediaan atas

penunjukan permintaan bahan baku, pesanan pekerjaan, dokumen yang sama atau

pemberitahuan elektronik yang layak disetujui yang menunjukkan jenis dan kuantitas

bahan baku yang diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk

memperbaharui berkas induk persediaan perpetual dan membukukan pemindahan dari

akun bahan baku ke barang dalam proses.

4) Memproses Barang

Porsi pemrosesan pada siklus persediaan dan pergudangan sangat bervariasi. Penentuan

jenis barang dan kuantitas yang diproduksi biasanya berdasarkan pesanan tertentu dari

pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang ditentukan lebih

dulu, dan volume produksi yang paling hemat.

5) Menyimpan barang jadi

Setelah barang jadi selesai dikerjakan bagian produksi, penyimpanan dilakukan

digudang sambil menunggu pengiriman. Dalam perusahaan dengan sistem

14
pengendalian intern yang baik, dilakukan pengendalian pisik atas barang jadi dengan

memisahkannya ke dalam beberapa bidang terpisah dengan akses terbatas.

6) Mengirim barang jadi

Pengiriman barang jadi merupakan bagian integral dari siklus penjualan dan

penerimaan kas. Tiap pengiriman atau pengeluaran barang jadi harus didukung

dokumen pengiriman atau pengeluaran barang jadi harus didukung dokumen

pengiriman yang diotorisasi dengan memadai.

Jenis-jenis Dokumen dan Catatan

1) Dokumen dan catatan yang terdapat dalam proses persediaan dan penyimpanan :

a. Jadwal Produksi (Production Schedule)

Jadwal produksi biasanya disiapkan secara berkala berdasarkan permintaan yang

diperkirakan untuk produk entitas.

b. Laporan penerimaan (Receiving Report)

Laporan penerimaan mencatat penerimaan barang dari vendor.

c. Permintaan bahan baku (Materials Requisition)

Permintaan bahan baku biasanya digunakan oleh perusahaan manufaktur untuk

menelusuri bahan baku selama proses produksi.

d. Arsip induk persediaan (Inventory Master File)

Arsip induk persediaan berisi semua informasi penting yang terkait dengan

persediaan entitas.

2) Berkas induk persediaan perpetual

Berkas induk persediaan perpetual hanya memasukkan informasi mengenai jumlah unit

persediaan yang dibeli, dijual, dan disimpan, atau informasi mengenai biaya per unit.

Untuk pembelian bahan baku, berkas induk persediaan perpetual diperbarui secara

15
otomatis pada saat perolehan persediaan diproses sebagai bagian dari pembukuan

transaksi perolehan.

a. Informasi data produksi (production data information)

Dalam perusahaan manufaktur, informasi produksi mengenai transfer barang dan

akumulasi biaya yang terkait di tiap produksi harus dilaporkan.

b. Laporan akumulasi biaya dan varians (cost accumulation and varians report)

Sebagian besar system pengendalian persediaan dalam lingkungan manufaktur

menghasilkan laporan yang serupa dengan laporan akumulasi biaya dan varians.

Bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead dibebankan ke persediaan sebagai

bagian dari proses pabrikasi.

c. Laporan status persediaan ( inventory status report)

Laporan status persediaan memperlihatkan jenis dan jumlah produk di tangan.

d. Order pengiriman ( shipping order)

Dokumen ini dibahas kembali di sini karena salinan dokumen ini digunakan untuk

memindahkan barang dari catatan persediaan perpetual.

Pengaruh E-Commerce terhadap pengelolaan persediaan

Salah-satu keuntungan utama yang diberikan internet ke pengelolaan persediaan adalah

memungkinkan klien menyediakan deskripsi yang lebih luas mengenai persediaan

produknya secara seketika atau real time ke sekutu bisnis utama, termasuk pemasok

dan pelanggan. Informasi mengenai kuantitas persediaan yang ada, lokasi produk, dan

unsure persediaan penting lainnya akan membantu pemasok peserdiaan bekerja dengan

manajemen guna memonitor arus unsur persediaan.

16
Tahap Audit Persediaan

1) Pengujian Pengendalian Persediaan

Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus persediaan

dibedakan atas :

a. Pengujian pengendalian catatan perpectual

Pengujian pengendalian catatan perpectual difokuskan pada transfer persediaan

ke dan dari bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Integritas dan

keakuratan sangat penting. Ada dua alasan :

a) Ketidakakuratan catatan transfer dapat mendukung bahwa prosedur

pengendalian yang digambarkan tidak dapat dilakukan sebagaimana yang

direncanakan.

b) Ketidakakuratan catatan memungkinkan terjadinya pencatatan ganda

Langkah – langkahnya :

 Pilih sampel pembelian bahan baku secara acak

 Bandingkan kuantitas dan harga per unit dari faktur pemasok dengan catatan

perpectual

 Menelaah setiap perpindahan persediaan

 Melacak dokumen pengiriman dan memeriksa kuantitas dan harga per unit

 Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui

keempat langkah diatas

b. Pengujian pengendalian pembebanan biaya ke barang dalam proses

Sistem akuntansi biaya berbeda-beda secara signifikan pada masing-masing

perusahaan tergantung pada jenis produk dan prosesnya. Dalam penugasan

17
audit, auditor dapat memfokuskan pada akumulasi biaya tenaga kerja dan

overhead untuk barang dalam proses. Langkah – langkahnya :

a. Himpun ringkasan pembebanan ke persediaan barang dalam proses

b. Menguji pembebanan biaya

c. Menelaah dasar penentuan tarif biaya overhead standar dan tentukan

kewajarannya

d. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui

ketiga langkah diatas

2) Merancang Pengujian Substantif

Pengujian substantif saldo persediaan diterapkan atas ketiga jenis persediaan,

yaitu:persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan

barang jadi. Persediaan bahan baku mencakup juga persediaan bahan baku dan

pembantu yang masih dalam perjalanan dari pemasok. Persediaan barang jadi

meliputi persediaan barang jadi di gudang perusahaan, dan di pihak ketiga seperti

agen penjualan dan distributor.

3) Menentukan risiko deteksi

Penentuan jenis produksi, luas pengujian, dan penentuan waktu pelaksanaan sangat

tergantung pada besar kecilnya deteksi. Penetapan besarnya risiko deteksi ini

dipengaruhi oleh risiko bawaan dan risiko pengendalian berbagai transaksi yang

mempengaruhi saldo persediaan, serta tingkat risiko audit yang dapat diterima.

Karena kombinasi antara risiko bawaan dan risiko pengendalian dalam persediaan

adalah tinggi untuk asersi keberadaan dan keterjadian dan penilaian atau alokasi,

tingkat risiko deteksi yang diterima haruslah rendah. Keputusan ini akan

mempengaruhi pertimbangan pengujian substantif yang akan dilakukan.

18
Ada beberapa prosedur pengujian substantif yang dapat diterapkan atas saldo

persediaan. Kebanyakan prosedur tersebut berkaitan dengan asersi penilaian atau

pengalokasian, dan keberadaan atau keterjadian. Sumber bukti utama saldo

persediaan adalah observasi perhitungan fisik persediaan yang independen secara

periodik.

4) Prosedur inisial

Dalam menelaah saldo awal persediaan, auditor hendaknya menentukan bahwa

penyesuaian audit berkaitan dengan catatan periode tahun lalu. Data-data yang ada

di dalam buku besar tahun ini hendaknya diteliti untuk menentukan adanya

transaksi yang tidak biasa yang menuntut prosedur khusus. Inisial prosedur juga

meliputi penentuan bahwa skedul persediaan sesuai dengan saldo yang ada di dalam

buku besar.

5) Prosedur analitikal

Rasio yang dapat digunakan dalam prosedur analitis, antara lain :

a. Rate of gross profit, yaitu laba kotor dibagi dengan penjualan bersih.

b. Merchandise inventory turnover, yaitu harga pokok penjualan dibagi dengan

persediaan barang dagangan rata-rata.

c. Number of sales in inventory, yaitu 365 dibagi dengan merchandise inventory

turnover.

d. Rasio persediaan per aktiva lancar, yaitu persediaan dibagi dengan total aktiva

lancar.

e. Rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan rasio sebelumnya,

anggaran dan data industri rata-rata. Prosedur pengujian ini berkaitan erat

19
dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau

alokasi.

Metode untuk merancang uji detail transaksi

Pengujian ini meliputi prosedur untuk menelusuri dan mengusut data-data persediaan

untuk mendapatkan bukti mengenai pemrosesan transaksi individual yang

mempengaruhi saldo persediaan.

1) Observasi perhitungan persediaan klien

Prosedur pengamatan persediaan klien merupakan prosedur auditing yang

berterima umum. Prosedur ini sebenarnya sangat menyita waktu dan biaya. Oleh

karena itu, prosedur ini terutama dilakukan apabila :

a. Persediaan sangat material bagi laporan keuangan perusahaan klien.

b. Prosedur ini memang dapat diterapkan secara efektif dan efisien untuk audit

perusahaan tersebut.

Auditor sebaiknya menentukan saat pengamatan perhitungan fisik pada saat atau

dekat tanggal neraca. Hal ini akan menentukan reliabilitas saldo persediaan yang

akan disajikan dalam neraca. Apabila perhitungan fisik dilakukan selain tanggal

tersebut atau perhitungan interim, auditor perlu juga menguji catatan perpectual dari

transaksi persediaan sejak tanggal perhitungan interim tersebut sampai tanggal

neraca.

Pada saat perhitungan fisik auditor perlu memperhatikan mengenai kualitas

persediaan. Auditor perlu mengidentifikasikan keberadaan persediaan yang usang,

lambat perputarannya, dan persediaan yang rusak. Prosedur pengamatan persediaan

ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan

penilaian atau pengalokasian.

20
2) Vouching pembelian tercatat dengan dokumen pendukung

Dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian meliputi order pembelian,

laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok. Prosedur pengujian ini

dilakukan dengan cara melihat ke buku pembantu persediaan. Auditor kemudian

memilih sampel transaksi pembelian akan ditelusuri buktinya. Setelah itu, auditor

memeriksa keberadaan dokumen pendukungnya. Prosedur pengujian ini berkaitan

erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, hak dan kewajiban, serta penilaian

atau pengalokasian.

3) Mempertimbangkan bukti dari tes pisah batas penjualan dan pembelian

Prosedur pengujian pisah batas penjualan dan pembelian sangat penting untuk

memastikan bahwa transaksi pembelian dan penjualan yang terjadi dekat tanggal

neraca dan mempengaruhi saldo persediaan, telah dicatat dalam periode yang tepat.

Dasar pengakuan penjualan bisa tanggal pengiriman (FOB Shipping Point) atau saat

barang diterima pelanggan (FOB Destination). Pengujian ini meliputi :

a. Pengujian dokumen pengiriman beberapa hari sebelum atau sesudah tanggal

pisah batas.

b. Mencocokkan dokumen pengiriman ke catatan persediaan dan penjualan untuk

membuktikan penjualan dilakukan pada periode akuntansi yang tepat.

c. Memeriksa bukti untuk memastikan validitas dan ketepatan pemahaman dan

penjurnalan terkait.

d. Wawancara manajemen tentang pengiriman melalui pihak ketiga dan

penjurnalannya.

Pengujian pisah batas pembelian dirancang auditor untuk memperoleh keyakinan

yang memadai bahwa :

21
a. Semua pembelian telah dicatat dalam periode dimana barang dikirimkan oleh

pemasok ( FOB Shipping Point ).

b. Semua pembelian telah dicatat dalam periode dimana barang sudah benar-benar

diterima dari pemasok ( FOB Destination ).

Prosedur ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, dan

kelengkapan.

Prodesur pengauditan fisik persediaan (uji detail saldo)

1) Observasi perhitungan persediaan fisik klien

Dalam melakukan prosedur ini, auditor tidak memiliki tanggung jawab atau wewenang

untuk melakukan atau mensupervisi penghitungan persediaan. Dalam pengujian

substantif, auditor harus memperoleh pemahaman langsung tentang efektifitas

penghitungan persediaan dan pengukurannya yang menjadi dasar asersi manajemen.

Dalam beberapa kasus, perusahaan klien menyewa spesialis untuk menghitung

banyaknya persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.

a. Waktu dan luas pengujian

Waktu penghitungan persediaan tergantung pada sistem persediaan klien dan

efektivitas pengendalian internal. Dalam sistem persediaan periodik, besarnya

persediaan ditentukan dengan penghitungan fisik, dan penghitungan dilakukan

pada waktu tertentu. Dalam sistem persediaan perpectual dengan pengendalian

internal yang efektif, penghitungan fisik dilakukan pada waktu interim dan

dibandingkan dengan catatan persediaan.

b. Perencanaan perhitungan persediaan

Dalam merencanakan penghitungan persediaan, instruksi dari perusahaan harus

meliputi hal-hal berikut ini :

22
a) Nama pegawai yang diserahi tanggung jawab

b) Tanggal pelaksanaan

c) Lokasi yang akan dihitung

d) Instruksi detail tentang bagaimana penghitungan akan dilakukan

e) Menggunakan dan mengendalikan kartu persediaan bernomor dan daftar

ringkasan persediaan

f) Provisi untuk penerimaan pengiriman dan pergerakan barang selama

perhitungan

g) Pemisahan barang yang bukan milik perusahaan

Auditor harus menelaah perencanaan penghitungan yang akan dilakukan oleh

klien. Biasanya, auditor diminta untuk membantu menyusun perencanaan

penghitungan oleh klien. Auditor biasanya bertanggungjawab untuk: (1)

merencanakan prosedur, (2) Menentukan banyaknya tenaga kerja yang

diperlukan, (3) Menunjuk anggota tim audit untuk lokasi tertentu.

c. Melakukan pengujian

Dalam mengobservasi persediaan auditor perlu :

a) Meneliti dengan cermat kerja dari karyawan

b) Meneliti semua persediaan dicatat dan tidak ada persediaan yang dicatat dua

kali

c) Menentukan bahwa kartu persediaan bernomor dan daftar ringkasan

persediaan selalu dikontrol

d) Waspada pada kontainer yang kosong dan lokasi yang kosong

e) Melihat adanya kerusakan dan keusangan barang

f) Melihat kondisi umum dari persediaan

23
g) Mengidentifikasikan penerimaan terakhir dan dokumen pengiriman yang

digunakan dan menentukan bahwa barang yang diterima selama perhitungan

sudah dipisahkan

h) Menyelidiki adanya item persediaan dengan pergerakan lambat

d. Mengajukan pertanyaan pada manajemen mengenai kepemilikan

Manajemen harus memisahkan persediaan milik pelanggan yang masih disimpan

perusahaan. Dengan demikian, apabila dilakukan perhutungan fisik, persediaan

tersebut tidak ikut dihitung. Oleh karena itu, auditor perlu mengajukan pertanyaan

kepada manajemen mengenai kepemilikan persediaan. Prosedur pengujian ini

berkaitan erat dengan asersi hak dan kewajiban, dan penyajian dan pengungkapan.

e. Menelaah data mengenai kualitas persediaan

Auditor perlu menentukan apakah persediaan klien tercantum dalam neraca benar-

benar dalam kondisi baik, dan siap untuk dijual dan dikonsumsi. Auditor dapat

menghimpun bukti mengenai kualitas persediaan barang dengan cara :

a) Mengamati perhitungan fisik persediaan

b) Menelaah catatan perpectual persediaan untuk mendeteksi persediaan dengan

tingkat perputaran rendah

c) Menelaah laporan kualitas produksi dan persediaan

d) Mengajukan pertanyaan kepada manajemen

Apabila auditor tidak dapat menilai kualitas persediaan, auditor dapat

menggunakan jasa penilaian aktiva independen. Prosedur pengujian ini

berkaitan erat dengan asersi penilaian atau pengalokasian.

2) Pengujian penetapan harga persediaan

Pricing test meliputi seluruh pengujian atas harga per unit persediaan untuk menetukan

ketepatan harga tersebut. Pengujian ini terdiri atas dua langkah yaitu :

24
1. Menetukan ketepatan dan konsistensi penentuan harga persediaan

2. Menbandingkan harga pokok per unit yang digunakan klien ke dokumen

pendukungnya

Dalam melakukan pengujian, ada tiga hal yang penting, yaitu :

1. Metode yang digunakan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima

umum

2. Penerapan metode yang digunakan harus konsisten dari tahun ke tahun

3. Harga perolehan penggantian dan harga pasar harus dipertimbangkan dengan

cermat

a. Pengujian keakuratan klerikal

Pengujian keakuratan klerikal meliputi penghitungan kembali keseluruhan item

yang ada di dalam daftar persediaan dan memverifikasi keakuratannya. Pengujian

ini menyediakan bukti untuk asersi keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, dan

penilaian atau alokasi.

b. Pengujian harga persediaan

a) Pengujian biaya pembelian persediaan

Untuk persediaan yang dibeli untuk dijual lagi maupun digunakan perusahaan

sendiri, biaya harus disusutkan ke faktur pembelian. Bila digunakan metode

LCOM, auditor perlu menelaah baik nilai cost maupun nilai pasar persediaan.

b) Pengujian biaya persediaan hasil produksi

Sifat dan luas pengujian barang dalam proses maupun barang jadi sangat

tergantung pada keandalan catatan akuntansi biaya dan metode yang digunakan

untuk mengakumulasi biaya.

c. Konfirmasi persediaan yang ada di gudang umum

25
Auditor biasanya memperoleh konfirmasi langsung secara tertulis dari pengelola

tempat penyimpanan tersebut. Jika persediaan tersebut merupakan jumlah yang

signifikan dalam total aktiva, maka auditor perlu melaksanakan prosedur berikut :

a) Menguji prosedur penyelidikan yang digunakan pemilik gudang atas penjaga

gudang dan penilaian kinerja penjaga gudang

b) Melakukan pengamatan terhadap terhadap perhitungan fisik persediaan di

gudang umum, jika dapat dilaksanakan.

c) Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian,

kelengkapan, hak dan kewajiban.

3) Menelaah penyajian dan pengungkapan persediaan dalam laporan keuangan

Auditor harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan persediaan dan

harga pokok produksi serta harga pokok penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berterima umum. Penyajian saldo persediaan yang tepat meliputi identifikasi dan

kasifikasi persediaan sebagai aktiva lancar dalam neraca. Auditor juga dapat

menentukan apakah pengungkapan persediaan yang rusak atau cacat dan lambat

perputarannya sudah memadai.

4) Komparasi Pelaporan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum

Dalam pelaporan persediaan di laporan keuangan, persediaan harus dilaporkan di

neraca dengan pengelompokan tertentu berdasarkan kelompok utama persediaan pada

perusahaan yang bersangkutan, demikian pula untuk harga pokok penjualan yang akan

dilaporkan dalam laporan laba rugi. Selain itu, dalam laporan perlu diungkapkan

metode harga pokok yang digunakan, penjaminan persediaan dalam rangka penarikan

utang, dan adanya komitmen pembelian.

26
Bukti tentang penyajian dan pengungkapan diperoleh melalui pengujian substantif.

Bukti selanjutnya bisa diperoleh melalui review atas notulen rapat dewan komisaris dan

hasil pengajuan pertanyaan kepada manajemen. Berdasarkan bukti dan pembandingan

antara laporan keuangan klien dengan prinsip akuntansi berlaku umum, auditor

menentukan ketepatan penyajian dan pengungkapan.

Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh melalui berbagai pengujian substantif, auditor

akan dapat menarik kesimpulan untuk setiap tujuan audit saldo rekening persediaan.

27
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perancangan pengujian pengendalian

dan pengujian substansif atas transaksi untuk lima kelas transaksi dalam siklus penjualan

dan penaguhan, termasuk penjualan, penerimaan kas, retur dan pengurangan penjualan,

penghapusan piutang usaha tak tertagih, serta beban piutang tak tertagih.

Secara konseptual, metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian

substansif atas transaksi adalah sama bagi kelima kelas transaksi dan mencakup langkah –

langkah berikut :

1) Memahami pengendalian internal

2) Menilai resiko pengendalian yang direncanakan

3) Menentukanluas pengujian pengendalian

4) Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi untuk

memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.

Dalam merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelas transaksi, auditor berfokus

pada pengujian pengendalian internal yang dimaksudkan sebagai senjata untuk

mengurangi resiko pengendalian. Pertama, auditor mengidentifikasi pengendalan internal,

jika ada, untuk setiap tujuan, auditor kemudian menentukan luas pengujian pengendalian

yang harus dilakukan.

28
Auditor juga merancang pengujian substansif atas transaksi bagi setiap kelas transaksi

untuk menentukan apakah jumlah moneter transaksi telah dicatat dengan benar. Seperti

pengujian pengendalian, pengujian substansif, atas transaksi juga dirancang untuk

setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Setelah perancangan pengujian

pengendalian dan pengujian substansif atas transkasi bagi setiap tujuan audit dan kelas

transaksi selesai, auditor mengorganisasikan prosedur audit ke dalam program audit

format kerja.

29
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, T. (n.d.). Retrieved from Academia.edu: https://www.academia.edu

Hosianitaf. (2017, Januari 20). Retrieved from Couse Hero Web site:

https://www.coursehero.com

Jasunta, L. (2012, November 12). Retrieved from Tukar Ilmu Bareng:

http://tukarilmubareng.blogspot.com/

30

Anda mungkin juga menyukai